PEMBUATAN BIO OIL DARI SEKAM PADI DENGAN PROSES PIROLISIS LAMBAT
Abstract The pyrolysis of bio oil, and bio char formation of rice husk has been investigated. This research was conducted using the method of slow pyrolysis. Slow pyrolysis process is performed at a temperature of 300oC, 350oC and 400oC with pyrolysis time 90 minutes. These results indicate that the higher temperature, the more yield of bio oil produced, while the yield of char produced decreases. The substances in the bio oil was detected by GCMS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry).
Key word: slow pyrolysis, bio char, bio oil, rice husk
1.
PENDAHULUAN Dengan
semakin
berkurangnya
Dengan
rendahnya
kandungan
cadangan minyak dunia, penghematan
sulphur dan nitrogen di limbah biomassa,
energi mulai digencarkan hampir di semua
pemanfaatan energi ini mengurangi polusi
negara. Indonesia kini telah menjadi salah
di lingkungan dan resiko kesehatan dari
satu negara pengimpor minyak mentah
pembakaran bahan bakar fosil.
sehingga mengurangi
perlu
suatu
usaha
ketergantungan
untuk
Bio Oil dapat diperoleh dari proses
terhadap
konversi termokimia dari biomassa seperti
bahan bakar migas. Penggunaan bahan
gasifikasi,
bakar migas juga memberikan resiko
(Subagyono, 2015). Pirolisis secara umum
terhadap gas rumah kaca.
diartikan
Pemanfaatan energi dari sumber
komponen
pirolisis
sebagai organik
dan
pencairan
dekomposisi di
dalam
termal limbah
biomassa (biasa disebut biomassa energy)
biomassa tanpa adanya oksigen sebagai
telah menerima banyak perhatian. Dengan
media temperature, untuk mendapatkan
memperoleh energi dari limbah atau sisa-
bio oil, char, dan fraksi gas (fuel gas)
sisa pertanian merupakan bentuk dari
(Mascio et al, 1992). Untuk biomassa yang
pembaruan energi dan yang paling utama
memiliki kandungan lignoselulosa seperti
energi ini tidak menghasilkann gas CO2
hemiselulosa, selulosa dan lignin, dapat
penyebab efek rumah kaca ke lingkungan
diubah menjadi bahan bakar cair dan
atmosfer, berbeda dengan bahan bakar
memperoleh sumber energy dari proses
fosil (McKendry, 2002).
pirolisis (Mohan dan Stelle, 2006).
Sekam
padi
merupakan
hasil
2.2
samping dari limbah pertanian yang melimpah
di
negara-negara
Indonesia,
Brunei,
seperti
Malaysia,
Analisa Bahan Baku Analisa bahan baku dilakukan di PT.
Jasa
Mutu
Mineral
Indonesia
untuk
Cina,
mengetahui kandungan kimia di dalam
Thailand, India dan Bangladesh. Limbah
sampel dengan uji proximate (ash, volatile
sekam padi mencapai seperlima dari total
matter,
padi yang di panen (Faisal et al, 1997).
content).
fixed
carbon,
Pengujian
and
moisture
sampel
tersebut
Diperkirakan bahwa lebih dari 100
berturut turut menggunakan ASTM D
juta ton sekam padi dihasilkan setiap tahun
3174-12, ASTM D 3175-11, ASTM D
dengan 90% diperhitungkan oleh negara-
3172-13, dan ASTM D3173-17.
negara berkembang (William dan Besler, 1993). Sebagian besar sekam padi kurang dimanfaatkan
sebagai
sumber
2.3
Proses Pirolisis
energi
Proses
pirolisis
dilakukan
di
panas. Pembuangan limbah ini merupakan
laboratorium
rekayasa
kimia
masalah lingkungan. Membakar sekam
reactor batch. Sebanyak 500 gram sampel
padi dengan cara yang tidak terkendali
dimasukan ke dalam ruang sampel dan
dapat menyebabkan masalah emisi serius
kemuadian ruang sampel tersebut dirakit
yang menyebabkan masalah lingkungan.
dengan sirkuit reaktor pirolisis. Pirolisis
dengan
Oleh karena itu dalam penelitian ini
dilakukan selama 90 menit dengan variasi
akan melakukan penelitian terkait pirolisis
suhu 300, 350, dan 400 ℃. produk liquid
menggunakan sekam padi sebagai bahan
dikumpulkan dan char yang terbentuk
baku dan dengan variasi suhu yang
berada di dalam ruang sampel. Total yield
berbeda.
bio oil, char and gas dapat dihitung dengan persamaan di bawah ini:
2.
METODE PENELITIAN
2.1
Persiapan Bahan Baku
Yield of 𝑏𝑖𝑜 𝑜𝑖𝑙 (%) = weight of 𝑏𝑖𝑜 𝑜𝑖𝑙 (g) sample initial weight (g)
Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sekam padi (rice husk)
𝑥 100
(1)
Yield of 𝑐ℎ𝑎𝑟 (%) = weight of 𝑐ℎ𝑎𝑟 (g)
𝑥 100
(2)
yang diperoleh dari limbah penggilingan
sample initial weight (g)
padi
Yield of gas (%) = 100 – (yield of char +
di
daerah
Kelurahan
Lempake,
Samarinda Utara. Bahan baku sekam padi di haluskan dan dikeringkan terlebih dahulu sebelum digunakan.
yield of bio oil) x 100%
(3)
2.4
Analisa Bio Oil
yang terikat
Bio Oil di analisa menggunakan Gas
sedangkan Ash merupakan mineral selain
Chromatography-Mass (GCMS-QP2010S
Spectrometry
SHIMADZU)
mengidentifikasi
komponen
untuk
kimia
di
di
dalam
bahan
baku,
carbon, oksigen, sulphur, dan oksigen yang tidak mudah terbakar dan nantinya akan terbentuk sebagai Char.
dalam produk. Densitas dan viskositas juga di identifikasi atau di hitung.
3.2
Yield Bio Oil, Char dan Gas Hasil pirolisis sekam padi dengan
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
berbagai perbedaan temperature dapat
3.1
Analisa Bahan Baku
dilihat dalam Gambar 3.1. Dari Gambar
Moisture Content, Ash, Volatile,
dapat
Fixed Carbon dapat dilihat pada tabel 3.1:
disimpulkan
bahwa
perbedaan
temperature menghasilkan produk yang berbeda-beda. Semakin tinggi suhu maka
Tabel 3.1 Analisis Proximate Sekam Padi
bio oil yang dihasilkan semakin banyak
Proximate Analysys (% dry)
dan char yang diperoleh akan semakin
Sampel
Moisture
Ash
Fixed
Volatile
(%
(%
Carbon
(%
m/m)
m/m)
(%
m/m)
Padi
9,55
17,31
14,18
tersebut
dikarenakan
dekomposisi kandungan kimia (lignin,
58,96
sekam padi semakin baik (Yokoyama, 2008).
Dari Tabel 3.1 sekam padi memiliki
60
Yield (%)
kandungan volatile yang tinggi yaitu sebesar 58,96. Semakin tinggi kandungan volatile maka akan semakin banyak yield bio oil yang dihasilkan karena zat volatile
merupakan
zat
yang
40 Bio Oil
20
Char
0
Gas 250
(selulosa, hemiselulosa) di dalam sekam padi
Hal
selulosa, dan hemiselulosa) di dalam
m/m) Sekam
dikit.
mudah
terkondensasi (Graboski, 2002). Untuk
350 450 Suhu (℃)
Gambar 3.1 Yield Bio Oil, Char, dan Gas
moisture content memiliki nilai yang paling rendah, hal tersebut membuktikan bahwa kandungan air di dalam bahan baku
3.3
Karakteristik Bio Oil Densitas dan Viskositas bio oil dari
Carbon
produk yang dihasilkan dapat dilihat pada
menentukan berapa banyak kadar carbon
Tabel 3.2. (Mohan, 2006) menjelaskan
sangat
kecil.
Nilai
Fixed
bahwa densitas bio oil berada pada range
Tabel 3.3 Hasil Chromatography Bio Oil Suhu 300℃
0,94-1,21 gram/mL. Pada penelitian ini
Komponen
% Area
gram/mL. Hasil tersebut sesuai dengan
Phenol, 3-ethyl- (CAS)
10,71
beberapa penelitian yang telah dilakukan.
Phenol, 2-methoxy- (CAS)
10,11
Semakin kecil densitas bio-oil maka akan
Phenol, 4-ethyl-2-methoxy
9,61
semakin baik digunakan sebagai bahan
Benzene, 1,2-dimethoxy-
9,39
bakar karena semakin ringan. Sedangkan
2-Furancarboxaldehyde
7,37
untuk Viskositas bio-oil biasanya berada
(CAS)
pada range 15-35 cSt (Smallwod, 2008).
Phenol (CAS)
4,75
Phenol, 2-methyl
4,51
dihasilkan berada pada range 23,0203-
Toluene
4,27
36,6163 cSt. Semakin tinggi viskositas
Eugenol
3,56
maka bio oil akan semakin susah untuk
Methane, sulfinylbis-
3,13
mengalir dengan baik.
Phenol, 2-methoxy-4-
2,19
densitas yang dihasilkan 1,0055-1,0175
Pada
penelitian
ini
Viskositas
yang
propylTabel 3.2 Hasil Penelitian Pirolisis dari Sekam Parameter Perlakuan No
Temperatur (℃)
Waktu ( Menit )
Densitas (gram/mL
90
1,005
23,0203
2
350
90
1,010
16,4158
3
400
90
1,017
36,6163
Hasil Chromatography Bio Oil dapat dilihat pada Tabel 3.3-3.5. sekitar 40-60% didominasi
oleh
golongan fenol seperti, Phenol, 3-ethyl(CAS), Phenol,
Phenol, 2-methyl,
2-methoxy-
(CAS),
Phenol
(CAS).
Komponen dari golongan lignin seperti Eugenol teridentifikasi di dalam hasil Chromatography (Liu W.J, 2015).
1,78
Phenol, 2,3-dimethyl-
1,59
Tabel 3.4 Hasil Chromatography Bio Oil Suhu
300
oil
Phenol, 2-methyl-
(cSt)
1
bio
1,79
Viskositas
)
komposisi
1,2-Cyclohexanedione
350℃
Komponen
% Area
Phenol, 2-ethyl- (CAS)
11,12
Phenol, 2-methoxy- (CAS)
10,33
Phenol, 4-ethyl-2-methoxy
8,95
Benzene, 1,2-dimethoxy-
8,78
2-Furancarboxaldehyde
6,76
(CAS) Furfural Phenol (CAS)
6,02
Phenol, 2-methyl-
5,95
Phenol, 2-methoxy-5-(1-
3,17
propenyl) Toluene
3,1
Phenol, 2-methyl
2,61
yield bio oil yang dihasilkan,
1,2-Cyclohexanedione
2,05
karena semakin banyak zat volatile
Benzeneacetic acid, 4-
1,87
yang menguap dan terkondensasi, sedangkan
hydroxy-3-methoxyPhenol, 2,3-dimethyl-
1,69
Phenol, 2,6-dimethoxy-
1,44
yield
char
yang
dihasilkan semakin berkurang. 2. Densitas,
Viskositas
dan
Komposisi kimia dari bio oil yang
(CAS)
dihasilkan yaitu sesuai dengan Tabel 3.5 Hasil Chromatography Bio Oil Suhu 400℃
beberapa penelitian yang dilakukan oleh
peneliti
terdahulu.
Pada
densitas
yang
Komponen
% Area
Phenol, 3-ethyl-
10,05
dihasilkan 1,0055 - 1,0175 gram
Phenol, 2-methoxy-CAS)
9,36
/mL. Semakin kecil densitas bio-oil
Benzene, 1,2-dimethoxy
7,68
maka akan semakin baik digunakan
Butyrolactone
7,49
sebagai
Phenol (CAS)
7,24
semakin
Benzene, 1,4-dimethoxy-2-
6,95
Viskositas yang dihasilkan berada
methyl
6,46
pada range 23,0203-36,6163 cSt.
Phenol,2-methyl-(CAS)
penelitian
ini
bahan ringan.
karena
Sedangkan
Semakin tinggi viskositas maka bio
Toluene
4,26
oil akan semakin susah untuk
eugenol
3,06
mengalir dengan baik.
Phenol, 2-methyl-
3,56
Octadecanoic acid
2,44
DAFTAR PUSTAKA
Phenol, 2,3-dimethyl-
1,89
Babu, B., & Chaurasia, A. (2004).
Phenol, 2,6-dimethoxy-
1,67
Pyrolysis of Biomass: Improved
(CAS)
Models for Simultaneous Kinetics
Benzeneacetic acid, 4
1,5
and Transport of Heat, Mass, and Momentum.
4.
bakar
Journal
Energy
PENUTUP
Conversion and Management, Vol.
Berdasarkan penelitian yang telah
45 1297-1327.
dilakukan
dapat
diambil
kesimpulan
bahwa:
Budhijanto.
(1993).
Pirolisis
Serbuk
Gergaji Cetak Secara Semibatch.
1. Semakin
tinggi
suhu
yang
digunakan maka semakin besar
Yogyakarta: UGM.
Ensyn
Group
INC.
(2001).
Bio-Oil
Kadar Hasil dan Nilai Kalor Briket
Combustion Due Diligence. Cole
Bioarang Campuran Jerami Padi-
Hill Associates.
Kotoran Kuda. Mataram: Fakultas
Freel, B., & Graham, R. (2002). Bio-Oil Preservatives.
Us
Patent
No.6485841B1.
Campuran
Terhadap
Studies
of
Cadmium
Adsorption from Aqueous Solution
Perekat
onto Rice Husk. Brazilian Journal
Briket
of Chemichal Engineering, Vol 27,
Karakteristik
Arang Tongkol Jagung. Semarang: SMKN 7.
No 02, page 34. Liu W.J, J. H. (2015). Green Chemistry.
Gaur, S., & Reed, T. (1998). Thermal Data for Natural and Synthetic Fuels. New York: Marcel Dekker.
Bio-Fuels From Thermochemical Conversion of Renewable Resource India:
India
Institute
Vol 17 page 4888-907. Mohan, D. C. (2006). Pyrolisys of Wood/Biomass
Goyal, H., Seal, D., & Saxena, R. (2006).
.
Kumar, P. K. (2010). Thermodynamic and Kinetic
Gandhi, B. (2010). Pengaruh Variasi Jumlah
Teknik Universitas Mataram.
of
SPetroleum.
for
Bio-oil.
critical Review Jurnal Energy and Fuels, 848-889. Nurchayat,
d.
(2009).
Optimalisasi
Bioarang Campuran Jerami Padi Kotoran Kuda Sebagai
Graboski, M. (2002). Kinetic of Char Gasification
Reactions
A
Bahan
Bakar Alternatif Pengganti BBM Yang
Murah
Dan
Ramah
Mataram:
Fakultas
Encyclopedia of Biomass Thermal
Lingkungan.
Conversion £rd. Encyclopedia of
Teknik Universitas Mataram.
Biomass Thermal Conversion 3rd ,
Smallwod. (2008). Hydroprocesing of
vol 3 chapter 7.
Pyrolisysy Bio-oil to Fuel and
Hambali, E., Mujdalifah, S., Tambunan,
Chemical.
Facific
Nortwest
A., Prattiwiri, A., & Hendroko, R.
National Laboratory: Department
(2007).
of Energy.
Teknologi
Bioenergi.
Jakarta: Agro Media Pustaka. Harsono, H. (2002). Pembuatan Silika
Supriyadi. (2011). Uji Karakteristik dan Analisa
Perbandingan
Briket
Campuran
Sekam-
Amorf dari Limbah Sekam Padi.
Bioarang
Ilmu Dasar.
Batubara dan Sampah Organik
Haryady, D. (2009). Pengaruh Variasi Temperatur
Pirolisis
Terhadap
Batubara Sebagai Bahan Bakar Tungku Sistem Kontinyu. Mataram:
Fakultas
Teknik
Universitas
Mataram. Widowati, S. (2001). Pemanfaatan Hasil Samping Penggilingan Padi dalam Menunjang
Agroindustri
di
Pedesaan. Bulletin Agrobio, 33-38. Yokoyama, S. (2008). The Asian biomass handbook.
Japan:
Institute of Energy.
The
Japan