PENDAHULUAN
Teknologi
Latar Belakang
Terbarukan
Pada banyak
umumnya
sekali
memenuhi perkembangan
Indonesia
pembangkit kebutuhan ekonomi
memiliki
listrik
untuk
listrik dan
Ketenagalistrikan dan
P3TKEBTKE
)
Energi
Konversi Jakarta
Baru
Energi
sebagai
(
obyek
penelitian.
guna
pertumbuhan
Tujuan Tujuan dari studi ini adalah untuk
industri dalam negeri, penggunaan pembangkit listrik berbahan bakar fosil pun di gunakan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Salah satu nya adalah PLTU ( Pembangkit Listrik Tenaga Uap) batubara yaitu pembangkit listrik berbahan bakar batu bara. Penggunaan bahan fosil ini memiliki banyak sekali keuntungan seperti mudah di dapatkan, menghasilkan panas yang
mengetahui rata-rata produksi listrik (kWh) harian
Sistem Photovoltaik On
Grid di
P3TKEBTKE. Kemudian untuk mengetahui perbandingan biaya beban listrik yang disuplai Sistem Photovoltaik
On
Grid
kantor
P3TKEBTKE dengan biaya beban listrik apabila langsung disuplai dari PLN.
cepat dan tahan lama sehingga listrik yang dihasilkan besar, namun dibalik kelebihannya batubara tetap salah satu bahan fosil yang akan
Teori Grid Connected PV System (Sistem
habis pada waktunya karena jumlahnya yang
Photovoltaik
terbatas di bumi serta mengeluarkan polusi yang
Green Energy bagi penduduk perkotaan baik
sangat
perumahan ataupun perkantoran. Sistem ini
berbahaya
mengakibatkan
bagi
manusia
dan
global
yang
pemanasan
mengancam kehidupan mahluk hidup di bumi.
On
menggunakan
Grid)
Modul
merupakan solusi
Surya
(Photovoltaic
Module) untuk menghasilkan listrik yang ramah
Dengan kata lain pengganti batubara
lingkungan dan bebas emisi. Dengan adanya
sebagai bahan yang dapat menghasilkan listrik.
sistem ini akan mengurangi tagihan listrik
Jumlah energi surya
rumah tangga, dan memberikan nilai tambah
tidak akan habis-habis
khususnya di Negara Indonesia yang beriklim
pada pemiliknya.
tropis PLTS ini sehingga tepat sekali di manfaatkan dan tidak perlu khawatir akan kekurangan suplai bahan penghasil listrik. Ramah akan lingkungan sehingga tidak akan menyebabkan pemanasan global. Berdasarkan
atas
pemikiran
dan
pertimbangan di atas, dilakukan suatu penelitian
Gambar 1. Prinsip Kerja PLTS On Grid
untuk menganalisis, secara teknis dan ekonomis, sebagai
Sesuai namanya, Grid Connected-PV,
penyuplai daya listrik dengan beban daya
maka sistem ini akan tetap berhubungan dengan
listrik di Pusat Penelitian dan Pengembangan
jaringan
penerapan Sistem
Photovoltaik
PLN
dengan
mengoptimalkan
pemanfaatan Energi PV untuk menghasilkan energi listrik semaksimal mungkin. Pada siang hari, Modul Surya yang
Keuntungan menggunakan Energi Surya (Grid Connected PV) : 1.
terpasang pada atap akan mengkonversi sinar
fosil
matahari menjadi Energi listrik Arus Searah (DC). Selanjutnya sebuah komponen yang
2.
3.
berbagai peralatan disuplai
4.
5.
Bersih, tidak berisik, menggunakan energi
Pengoperasian dan Perawatan sistem yang
Membantu menstabilkan tegangan PLN
Membantu
mengurangi
biaya
tagihan
listrik bulanan 6.
kelebihan energi dari PV maka kelebihan energi ini dapat dijual ke PLN.
mengurangi polusi/emisi
pada sisi beban
langsung oleh
Modul Surya. Jika pada kondisi ini terdapat
bakar
sangat mudah
seperti Lampu, TV, Kulkas, Mesin Cuci, dll. Jadi pada siang hari, kebutuhan energi listrik
sehingga
bahan
gratis dari matahari sepanjang tahun
(AC) yang kemudian dapat digunakan untuk mensuplai berbagai peralatan rumah tangga
penggunaan
bahan bakar
disebut Grid-inverter merubah listrik arus searah (DC) dari PV menjadi listrik arus bolak-balik
Mereduksi
Meningkatkan
nilai
prestise
pada
rumah/perkantoran 7.
Pada malam hari atau jika kondisi cuaca
Kelebihan Listrik yang dihasilkan PV dapat dijual kepada PLN
mendung maka peralatan akan disupport oleh jaringan PLN. Hal ini dimungkinkan karena sistem ini tetap terkoneksi dengan jaringan PLN. Ilustrasi penggunaan Grid Connected dapat dilihat pada grafik berikut :
METODOLOGI Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Pengambilan Data Pengambilan data klimatologi lokasi penelitian yang meliputi intensitas radiasi matahari tahun 2014 . Data ini diperoleh dari NASA (National Aeronautics and Space Admitration) melalui website NASA sesuai koordinat lokasi penelitian. Pengambilan data berupa produksi energy listrik menggunakan alat ukur
Gambar 2. Grafik Penggunaan Grid Connected
pyranometer serta inverter yang kemudian
Photovoltaic System
di rata- ratakan.
2.
Analisis Data Setelah data terkumpul, data tersebut dianalisis sesuai dengan teori-teori dari literature. Analisis data bertujuan untuk
mengetahui nilai-nilai yang berhubungan
ketebalan kabel yang harus dipasang pada
pada rumusan masalah pada skripsi ini
sistem.
yaitu meliputi : Perhitungan dan analisis daya listrik sistem photovoltaic Perhitungan
dan
analisis
data-rata
produksi energi listrik harian sistem Perhitungan
dan
analisis
Tabel 1. Tabel perbandingan rating ampere dengan ketebalan kabel SI SYSTEM OR METRIC (DECIMAL) SYSTEM Current Carrying Capacity (in Amp)
Area (in mm2)
rata-rata
3
0.5
produksi energi listrik harian sistem
6 11
0.75 1
photovoltaic
13
1.25
Perhitungan dan analisis keekonomian
15 18
1.5 2.5
Perhitungan dan analisis pengeluaran
24
4
31 42 56 73 90 145 185 230
6 10 16 25 35 50 70 95
biaya beban listrik yang disuplai PLN Perhitungan dan analisis pengeluaran biaya beban listrik disuplai sistem photovoltaic on grid
Analisis
Hubung
Singkat/ShortCircuit
Analysis
b. Menentukan kapasitas CB Untuk melakukan analisis short-circuit
a. Menentukan spesifikasi kabel / Cable Sizing
pada ETAP 12.6.0 metode yang dipakai adalah arch flash method IEEE 1584.
Untuk menentukan ketebalan kabel yang harus diketahui berapa besar Ampere agar kabel yang digunakan memenuhi syarat untuk dipakai pada sistem photovoltaic maka dapat digunakan persamaan sebagai berikut : Kabel DC
yang telah di tentukan maka akan diketahui rating ampere sehingga dari rating ampere tersebut kita bisa menentukan kapasitas CB atau peralatan pengaman lainnya yang akan dipasang.
I = P/Vdc
(1)
Kabel AC
Analisis Aliran Daya / Load Flow Analysis
I = P/Vac
(2)
Dengan
Analisis aliran daya digunakan untuk mengetahui rugi-rugi daya (losses), jatuh
I
= Arus (A)
P
= Daya (W)
tegangan ( drop voltage ) atau fluktuasi tegangan pada Sistem Tenaga Listrik. Metode aliran daya
Vdc = Tegangan DC (Volt)
yang digunakan adalah Adaptive Newton-
Vac = Tegangan AC (Volt) Untuk
Dengan memberi gangguan pada BUSBAR
mengetahui
Raphson. rating
ampere
terdapat pada table 1 sebagai acuan berapa
Setelah program di-run maka akan diketahui losses dari perbandingan daya yang
dibangkitkan dan daya yang dihasilkan sampai ke beban. Indikator fluktuasi tegangan dapat diliihat dari warna busbar.
Gambar 3. SLD PLTS P3TKEBTKE on-grid Simulasi
telah
dibuat
untuk
bisa
menjalankan short-circuit analysis, load-flow analysis dan transient stability analysis. Sistem
Merah-Sistem dalam keadaan trip
PLTS terdiri dari PLTS berkapasitas 4 kW.
Pink-Tegangan
Menggunakan inverter berkapasitas 4.04 kW
Untuk
sistem
pada
kondisi batas wajar
dengan beban lampu TL 10x10 watt dan lampu
Hitam-Sistem berjalan dengan
TL 20x20 watt. Sistem juga on-grid dengan
Normal
PLN 220 volt.
memperbaiki
keadaan
yang
dianggap berjalan dengan tidak normal pada
Analisis
Hubung
kondisi busbar merah maka perlu dilakukan
Analysis
pengaturan pembangkitan dan pengaturan beban
a. Menentukan spesifikasi kabel / Cable
dan bila perlu ditambahkan peralatan seperti
Sizing
Capasitor Bank, Static VAR Compensator dll.
Kabel DC
Singkat/ShortCircuit
I = P/Vdc Analisis Kestabilan Sistem / Transient
I = P/Vdc
Stability
I = 4000 watt/140volt
Sistem Tenaga Listrik di Indonesia
I = 28,6 A
menggunakan frekuensi 50 Hz. Toleransi fluktuasi yang boleh digunakan adalah ±1% yaitu 49,5 Hz dan 50,5 Hz. Kestabilan sistem juga dilihat dari fluktuasi tegangan dan daya output-nya.
HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan Penelitian
Gambar 4. Short-Circuit DC Cable
(1)
Dari hasil perhitungan pada kabel DC hasil dari
Kabel AC
rumus didapat rating ampere sebesar 28,6 A dan
I = P/Vac
hasil simulasi sebesar 30 A. Sehingga dengan
I = P/Vac
melihat tabel 1 maka ketebalan kabel DC yang
I = 4000 watt/220volt
2
digunakan adalah rating 31 A dengan 6 mm .
(2)
I = 18,18 A
Gambar 5. Report Short-Circuit AC Cable
Dari hasil perhitungan pada kabel AC hasil dari rumus didapat rating ampere sebesar 18,18 A dan hasil simulasi sebesar 0.022 kA atau 22 A pada peak current . Sehingga dengan melihat tabel 1 maka ketebalan kabel AC yang digunakan adalah rating 24 A dengan 4 mm2. b. Menentukan kapasitas CB Menentukan
CB
sama
seperti
menentukan ketebalan kabel berdasarkan rating ampere. Pada hasil simulasi shortcircuit DC didapat rating arus 30 A, dilihat pada gambar 6 maka pada CB dipilih spesifikasi dengan rating arus 32 A.
Gambar 6. Penentuan kapasitas DC Circuit Breaker
Pada hasil simulasi short-circuit DC didapat rating arus 22 A, dilihat pada gambar 6 maka pada CB dipilih spesifikasi dengan rating arus 25 A.
Gambar 7. Penentuan Kapasitas CB Low Voltage 220 Volt
Analisis Aliran Daya / Load Flow Analysis
Gambar 8. Load Flow Analysis
Gambar 9. Losses dan drop voltage dari daya output PV menuju ke inverter
Hasil simulasi aliran daya rangkaian DC pada
gambar
9
menunjukan
daya
101,15% dari 140 volt menjadi 141,6 volt masih
yang
dalam toleransi berjalan normal. Tegangan pada
dibangkitkan PV sebesar 4,067 kW setelah
dcbus2 penurunan tegangan 95% dari 140 volt
melewati kabel DC menuju ke inverter daya
menjadi 133.0 volt bus berwarna pink artinya
menjadi 3,820 kW. Terjadi losses sebesar 0.247
masih dalam toleransi.
kW. Tegangan pada dcbus13 kenaikan tegangan
Gambar 10. Losses dan drop voltage dari daya output inverter menuju beban AC
Gambar 11. Load Flow Analysis rangkaian AC
Hasil simulasi aliran daya rangkaian AC
toleransi berjalan normal. Tegangan pada bus19
pada gambar 10 dan 11 menunjukkan tidak ada
99,93 % penurunan tegangan 0.07% dari 220
losses pada rangkaian DC menuju beban AC.
volt masih dalam toleransi berjalan normal.
Tegangan pada bus18 99,98 % penurunan tegangan 0.02% dari 220 volt masih dalam
Analisis Kestabilan Sistem / Transient Stability Simulasi PLTS daya output 50% Simulasi ini dibuat pada saat terjadi gangguan awan melintas di atas PV sehingga masuknya photon ke dalam PV tidak maksimal. Ini disimulasikan daya output-nya adalah 2 kW. Berkurangnya daya output akan mempengaruhi kondisi pada sistem dan beban yaitu fluktuasi frekuensi, tegangan, dan arus. Dalam gambar 12 tidak terjadi fluktuasi frekuensi, pada gambar 13 terjadi penurunan tegangan tetapi masih dalam batas wajar. Dan pada gambar 14 arus pada beban naik akibat daya output plts dan tegangan menurun.
Gambar 12. Frekuensi Stabil
Gambar 13. Penurunan Tegangan Dalam Batas Wajar
Gambar 14. Kenaikan Arus Pada Beban Masih Dalam Kondisi Wajar
Perhitungan dan Analisis Daya Listrik
Perhitungan dan Analisis Rata-rata Produksi
Sistem Photovoltaik
Energi Listrik Harian Sistem Photovoltaik
Perhitungan dan Analisis daya listrik PLTS
P3TKEBTKE
menentukan
daya
dibangkitkan
Sistem
digunakan listrik
yang
Photovoltaik
Dari nilai Pwp (kWp) yang telah
untuk
diketahui maka untuk menentukan rata-rata
dapat
produksi
energi
listrik
harian
Sistem
dengan
Photovoltaik (kwh) perlu perkiraan ESH
asumsi area yang mendapat cahaya matahari
(Equivalen Sun Hour) yaitu suatu pendekatan
atau area pemasangan modul surya. Dengan luas
untuk merata-ratakan jumlah penyinaran energi
tempat pemasangan Sistem Photovoltaik sebesar
setiap harinya. Data untuk nilai ESH didapat
± 25 m2 maka daya yang dapat dibangkitkan
dari beberapa website penelitian seperti NASA
Sistem Photovoltaik dapat dihitung dengan
(National Aeronautics and Space Admitration)
menggunakan Persamaan 3.2 Sebagai berikut :
atau Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Seperti tabel dibawah ini :
Pwp = Area array x PSI x ŋpv Tabel 2. Radiasi Matahari Dengan area array adalah 25 m2, Peak Sun Insulation (PSI) adalah 1000 W/m2 dan effisiensi panel surya adalah 16 % maka : Pwp = 25 m2 x 1000 W/m2 x 0,16 Pwp = 4000 Wp = 4 kWp
ESH = ESH =
𝑰𝒏𝒔𝒖𝒍𝒂𝒔𝒊 𝑹𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂 𝑻𝒂𝒉𝒖𝒏𝒂𝒏
Data Penelitian dan Analisis Rata-Rata
𝑷𝑺𝑰
Produksi Energi Listrik Harian Sistem
𝑾𝒉 /𝒉𝒂𝒓𝒊 𝒎𝟐 𝒘 𝟏𝟎𝟎𝟎 𝒎𝟐
𝟓𝟐𝟏𝟗
Photovoltaik
ESH =5,219 jam/hari Dari data tabel dibawah ini maka untuk Dalam sistem photovoltaik terdapat rugirugi daya yang dihasilkan, salah astunya adalah rugi-rugi temperature PV. Temperatur PV idealnya 25 °C maka rata-rata rugi-rugi yang
menentukan rata-rata produksi energi listrik sistem photovoltaik (kwh) dalam tahun perlu memperhitungkan perkiraan cuaca dalam 1 tahun pada tabel 4.6, data tabel yang didapat ini berdasarkan pengukuran dilapangan melalui
terjadi adalah :
inverter sunny boy dan pyranometer dengan
= temperature udara + 15 °C
berbagai kondisi cuaca per bulan kemudian data
=28,28 °C + 15 °C = 43,28 °C Jika dalam prosentase maka rugi-rugi tempertaur sebesar 9,14 %, untuk rugi-rugi
tersebut di rata-rata dan memperoleh hasil sebagai berikut :
keseluruhan sistem photovoltaik dengan asumsi rugi-rugi komponen lain 9 % adalah sekitar
Tabel 3. Produksi Energi Listrik PV Saat Cuaca Cerah
18,14 %. Dengan
memperhitungkan
berbagai
aspek seperti ESH dan kompensasi rugi-rugi
Jam
Radiasi Matahari (W/m2)
yang terjadi pada PV maka EPV(TERMANFAATKAN)
E-heute (kWh) [komulatif]
06.00
0
0
07.00
134
0,05
EPV = 4 kWp x 5,219 jam/hari
08.00
233
0,23
EPV = 20,876 kWh/hari
09.00
438
0,64
EPV(TERMANFAATKAN) = EPV - (18,14 % x EPV )
10.00
813
1,24
EPV(TERMANFAATKAN) = 20,876 - (18,14 % x EPV )
11.00
1005
1,76
EPV(TERMANFAATKAN) = 20,876 – 3,787
12.00
976
2,53
EPV(TERMANFAATKAN) = 17,089 kWh/hari
13.00
1127
3,45
EPV(1 TAHUN) = 17,089 kWh/hari x 365 hari
14.00
854
4,36
EPV(1 TAHUN) = 6237,485 kWh
15.00
465
4,98
16.00
220
5,32
17.00
74
5,48
18.00
0
5,5
(kWh) adalah : EPV = Pwp x ESH
Keterangan Tabel : E-heute = jumlah produksi energi listrik yang didapat seluruh modu
Tabel 4. Produksi Energi Listrik PV
Tabel 4. Tabel curah hujan SaatCuaca
Mendung dan Hujan daerah
Bulan basah = curah hujan lebih dari 100 mm Bulan lembab = curah hujan antara 60-100 mm Bulan kering = curah hujan kurang dari 60 mm
Jakarta selatan dan sekitarnya
Total E-heute dalam 1 tahun = 10,8 + 60 + 825 kWh Maka rata-rata E-heute harian
Hujan
= 3 bulan
=
Lembab
= 4 bulan
=
Cerah
= 5 bulan
Produksi Sistem Photovoltaik dalam 1 tahun (cuaca hujan) = E-heute x 30 x perkiraan cuaca dalam 1 tahun
𝑷𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊 𝒍𝒊𝒔𝒕𝒓𝒊𝒌 𝒔𝒊𝒔𝒕𝒆𝒎 𝒑𝒗 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝟏 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 (𝒌𝑾𝒉) 𝟑𝟔𝟓 𝒉𝒂𝒓𝒊 𝟖𝟗𝟓,𝟖 𝟑𝟔𝟓
Rata-rata E-heute harian = 2,45 kWh/hari
Pendapatan Penjualan Listrik Yang Didapat Dari Produksi Listrik Sistem Photovoltaik Selama 10 Tahun
= 0,12 kWh/hari x 30 x3 = 10,8 kWh Produksi Sistem Photovoltaik dalam 1 tahun (cuaca lembab)
Untuk E-heute dalam 10 tahun kedepan diambil perkiraan cuaca pada tahun 2014 maka : E-heute (1 tahun) = 895,8 kWh
= E-heute x 30 x perkiraan cuaca dalam 1 tahun
Pendapatan Penjualan Listrik dalam 10 tahun
=0,5 kWh/hari x 30x 4
A
= 60 kWh Produksi Sistem Photovoltaik dalam 1 tahun (cuaca hujan) = E-heute x 30 x perkiraan cuaca dalam 1 tahun = 5,5 kWh/hari x 30 x 5 = 825 kWh
= 895,8 kWh x Rp 3.125/kWh = Rp 2.799.375
P
= A (P/A,5%,10) = Rp 2.799.375 x (7,772) = Rp 21.616.774
KESIMPULAN DAN SARAN
batas wajar dan arus pada beban naik
Kesimpulan
akibat daya output plts dan tegangan
Dari hasil pembahasan atas studi ini dapat disimpulkan : 1.
2.
menurun. 5.
Produksi Sistem Photovoltaik dalam 1
Untuk sistem DC maka dipilih ukuran
tahun (cuaca hujan) sebesar 10,8 kWh.
kabel yang digunakan adalah rating 31 A
Produksi Sistem Photovoltaik dalam 1
dengan 6 mm2 sedangkan untuk sistem
tahun (cuaca lembab) sebesar 60 kWh.
AC maka dipilih ukuran kabel yang
Produksi Sistem Photovoltaik dalam 1
digunakan adalah rating 24 A dengan 4
tahun (cuaca cerah) sebesar 825 kWh.
mm2.
Sehingga didapat rata-rata E-heute
Hasil simulasi aliran daya rangkaian DC
harian = 2,45 kWh/hari.
pada gambar 9 menunjukan daya yang
Saran
dibangkitkan PV sebesar 4,067 kW
Perlu dilakukan pengamatan daya output
setelah melewati kabel DC menuju ke
PLTS yang lebih banyak untuk dapat lebih
inverter daya menjadi 3,820 kW. Terjadi
dalam mempelajari kondisi Transien Stability
losses sebesar 0.247 kW. Tegangan pada
PLTS pada saat terjadi fluktuasi daya output.
dcbus13 kenaikan tegangan 101,15% dari
3.
140 volt menjadi 141,6 volt masih dalam
DAFTAR PUSTAKA
toleransi berjalan normal. Tegangan pada
[1].
dcbus2 penurunan tegangan 95% dari 140
2014. A Novel Approach for Ramp-Rate
volt menjadi 133.0 volt bus berwarna pink
Control of Solar PV Using Energy
artinya masih dalam toleransi.
Storage to Mitigate Output Fluctuations
Hasil simulasi aliran daya rangkaian AC
Caused by Cloud Passing.
pada gambar 10 dan 11 menunjukkan
[2].
Marcos, Javier. Marroyo, Luis. Lorenzo,
tidak ada losses pada rangkaian DC
Eduardo. Alvira, David. Izco, Eloisa.
menuju beban AC. Tegangan pada bus18
2010. Power output fluctuations in large
99,98 % penurunan tegangan 0.02% dari
scale PV plants: one year observations
220 volt masih dalam toleransi berjalan
with one second resolution and a derived
normal. Tegangan pada bus19 99,93 %
analytic model.
penurunan tegangan 0.07% dari 220 volt
4.
M J. E Alam, KM. Muttaqi, D Sutanto.
[3].
Buku Pembangkit Listrik Tenaga Surya
masih dalam toleransi berjalan normal.
(PLTS).
Untuk simulasi transient stability ketika
Tangerang.
terjadi penurunan daya akibat awan
https://energisurya.wordpress.com/2008/
melintas (cuaca mendung/berawan) tidak
07/10/melihat-prinsip-kerja-sel-surya-
terjadi
lebih-dekat/
fluktuasi
frekuensi,
terjadi
penurunan tegangan tetapi masih dalam
2005.
B2TE,
Serpong,
[4].
Advanced Training for Trainers in Photovoltaics
and
Bioenergy,
2014,
renewable academy (renac), Jakarta [5].
Abdul
Kadir,
Ir.,
Prof.,
Energi,
Universitas Indonesia Press, Jakarta. [6].
I Nyoman Pujawan, 1995. Ekonomi Teknik, Surabaya: PT Guna Widya
[7].
Bansai NK, et .al. 1990. Renewable Energy
Sources
Technology, Publishing
And
Tata Co.Limited,
Conversion McGraw-Hill New
Delhi.
http://rakhman.net/2013/04/jenis-sistemplts.html