Jurnal Ikgm Revisi 4 Belom Fix.docx

  • Uploaded by: Mahendra Prihandana
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Jurnal Ikgm Revisi 4 Belom Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,538
  • Pages: 10
Hubungan Pengetahuan terhadap Ketrampilan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut Dokter Gigi Kecil The Correlation of Little dentists’ knowledge toward the skills of dental and oral health Abstract Background: Oral health is closely related to knowledge, attitude, and behavior Knowledge will affect the attitude of the impact on the skills included in oral health. Purpose: To determine the relationship of knowledge to the skills of oral and dental health little dentist in elementary school in sub district Ambulu of Jember regency. Method: This research is an analytic observational study with cross sectional approach on 36 little dentist in elementary school in sub district Ambulu of Jember regency with purposive sampling technique. Data were analyzed by Spearman test. Results: There was a significant correlation (p <0.05) between the knowledge of the skills of oral and dental health Conclusion: There is a relationship between knowledge of the skills of oral and dental health little dentist in elementary school in subdistrict Ambulu of Jember. Keywords: dental and oral health, knowledge, skill.

Abstrak Latar Belakang: Kesehatan gigi dan mulut sangat erat hubungannya dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku. Pengetahuan akan mempengaruhi sikap yang berdampak pada keterampilan termasuk dalam kesehatan gigi dan mulut. Tujuan: Mengetahui hubungan pengetahuan terhadap ketrampilan kesehatan gigi dan mulut dokter gigi kecil di SD Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember.Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatancross sectionalpada 36 dokter gigi kecil di SD Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember dengan teknik purposive sampling. Data dianalisa dengan Spearman test. Hasil: Terdapat hubungan signifikan (p<0,05) antara pengetahuan terhadap ketrampilan kesehatan gigi dan mulut dokter gigi kecil di SD Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara pengetahuan terhadap ketrampilan kesehatan gigi dan mulut dokter gigi kecildi SD Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember. Kata Kunci: kesehatan gigi dan mulut, ketrampilan, pengetahuan

Pendahuluan Pengetahuan tentang kesehatan gigi sangat menentukan status kesehatan gigi dan mulut seseorang kelak. Menurut Notoatmodjo yang dikutip Samuel dkk, pengetahuan akan menentukan perilakunya dalam hal kesehatan. Seseorang yang mempunyai pengetahuan yang baik, maka akan tahu tindakan yang tepat apabila terserang suatu penyakit ( Samuel dkk, 2014) Proses belajar yang baik tentunya harus mendukung upaya menjelmakan pembelajaran pada setiap pesertanya menjadi keterampilan. Dengan memahami berbagai teori pengetahuan akan memberi jalan tentang bagaimana pembelajaran bisa dijelmakan, yang inti sari dari adanya kegiatan pembelajaran adalah terjadinya perubahan pengetahuan dan perilaku individu peserta pembelajaran (Saputra dkk, 2000). Dalam pembelajaran gerak, proses belajar yang harus diciptakan adalah yang dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan yang digariskan oleh teori belajar yang diyakini kebenarannya serta dipilih berdasarkan nilai manfaatnya. Berbagai tanda serta langkah yang bisa menimbulkan berbagai perubahan dalam perilaku peserta didik ketika sedang belajar gerak harus diupayakan kehadirannya. Di pihak lain, teori-teori belajar mengajarkan atau mengarahkan kita pada pemahaman tentang metode pengajaran yang efektif. Apakah suatu materi pelajaran cocok disampaikan dengan menggunakan metode keseluruhan versus bagian, metode distribusi versus metode padat, atau metode pengajaran terprogram yang kesemuanya merupakan poin-poin yang akan mengarahkan pada pencapaian keterampilan (Saputra dkk, 2000) Penggunaan peralatan serta media belajar misalnya secara langsung atau tidak, tentunya akan berpengaruh pada minat dan kesungguhan siswa dalam proses belajar yang pada gilirannya akan juga mempengaruhi keberhasilan mereka dalam menguasai keterampilan yang sedang dipelajari. Kemajuan teknologi yang belakangan berkembang juga dianggap menjadi penyebab utama dalam mendongkrak keberhasilan seseorang sebagai gambaran nyata dari dari semakin terkuasainya keterampilan dengan lebih baik lagi. Demikian juga kemajuan dalam bidang kesehatan dan kedokteran, dalam dekade terakhir telah mampu

mengungkap banyak rahasua dari kemampuan akhir manusia dalam hal gerak dan keterampilan (Saputra dkk, 2000) Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pengetahuan yang baik tentang kesehatan gigi dan mulut dapat meningkatkan ketrampilandalam perawatan gigi dan mulut Demikian pula bagi mereka yang memiliki sikap positif terhadap kesehatan mulut juga dipengaruhi oleh pengetahuan yang lebih baik tentang gigi mereka ( Smith dkk, 2013) Upaya pemeliharaan dan pembinaan kesehatan gigi dan mulut terutama pada kelompok usia sekolah perlu mendapat perhatian khusus sebab pada usia ini anak sedang menjalani proses tumbuh kembang. Keadaan gigi sebelumnya akan berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan gigi pada usia dewasa nanti. Bila ditinjau dari berbagai upaya pencegahan karies gigi melalui kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) seharusnya pada anak usia sekolah dasar memiliki

angka

karies

rendah,

berdasarkan

penelitian

Sutiawati

besar

menunjukkan adanya tingkat karies gigi yang cukup tinggi pada anak sekolah (Ramadhan, 2016). Pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut bagi anak usia sekolah dapat diperoleh dari informasi yang memadai baik dari orang tua,dokter gigi, maupun guru di sekolah. Anak usia 10-12 tahun merupakan suatu kelompok usia yang sangat strategis untuk diberikan pendidikan dan keterampilan. Usia ini merupakan usia yang ideal untuk melatih kemampuan motorik seorang anak, termasuk melatih keterampilan menyikat gigi. Dilihat dari segi emosional dan sosial, anak 10-12 tahun mengalami peningkatan kemampuan dalam berinteraksi yang mana akan memudahkan dalam berkomunikasi (Hastuti, 2010) Salah satu metode untuk meningkatkan pengetahuan bagi anak usia sekolah adalah dengan pembentukan, penyuluhan, dan pelatihan kader dokter gigi kecil sekolah dalam kegiatan UKGS. Tujuannya adalah peningkatan pengetahuan kader dokter gigi kecil tentang kesehatan gigi dan mulut dan ketrampilan dokter gigi kecil dalam melakukan pemeriksaan gigi dan mulut sederhana. Pengetahuan dan ketrampilan ini disebarluaskan pada siswa lainnya atau masyarakat di lingkungannya (Nurfalah dkk, 2014)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan terhadap ketrampilan tentang kesehatan gigi dan mulut dokter gigi kecil di lima SD Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember.

Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode penelitian cross sectional. Penelitian dilaksanakan di SD Karanganyar 03, MIMA 32, SD Muhamadiyah 01, MIMA 28 dan MIMA 29. Populasi dan sampel dalam peelitian ini yaitu dokter gigi kecil di Karanganyar 03, MIMA 32, SD Muhamadiyah 01, MIMA 28 dan MIMA 29. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Sampel yang didapatkan sebanyak 36 sampel. Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan ketrampian tentang kesehatan gigi dan mulut. Data yang dikumpulkan dala penelitian ini adalah data primer yaitu diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan penilaian terhadap ketrampilan. Data kemudian dilakukan analisa deskriptif. Data yang diperoleh kemudian ditabulasi dan selanjutnya dilakukan uji normalitas menggunakan Kolmogorov smirnov (P>0,05) dan uji homogenitas menggunakan Levene test (P>0,05). Selanjutnya dianalisa dengan uji korelasi Spearman,

untuk

melihat

signifikansi

hubungan

pengetahuan

terhadap

ketrampilan tentang kesehatan gigi dan mulut. Hasil Penelitian Berdasarkan subyek penelitian yang terdiri dari 36 dokter gigi kecil didistribusikan sebagai berikut: Tabel 1. Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Sekolah Sekolah

Jumlah

%

SD Karanganyar 03

12

32

MIMA 32

6

17

SD Muhammadiyah

6

17

MIMA 28

6

17

MIMA 29

6

17

Total

36

100

Tabel 1 menunjukkan bahwa sampel dokter gigi Kecil di MIMA 32, SD Muhammadiyah,MIMA 28 dan MIMA 29 masing-masing sebanyak 6 orang dan dokter gigi kecil paling banyak berasal dari SD Karanganyar 03 yaitu sebanyak 12 orang. Tabel 2. Analisa Deskriptif Descriptive Statistics Minimum Maximum

N pengetahuan ketrampilan Valid N (listwise)

.

36 36 36

53,00 60,00

Mean

100,00 100,00

81,9444 88,3389

Std. Deviation 11,79575 11,77920

Tabel 2 menunjukkan bahwa setiap siswa memiliki daya pengetahuan dan

keterampilan tentang kesehatan gigi dan mulut yang sangat berbeda-beda. Hal ini ditunjukkan dengan nilai standar deviasi yang sangat besar yaitu 11,8. Selanjutnya dilakukan data diuji korelasi pengetahuan dan keterampilan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut di SD Karanganyar 3, MIMA 32, SD Muhammadiyah 01, MIMA 28, dan MIMA 29 menggunakan uji Spearman yang ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Uji Korelasi Pengetahuan dan Keterampilan tentang Kesehatan Gigi dan mulut di SD Karanganyar 03, MIMA 32, SD Muhammadiyah 01, MIMA 28, dan MIMA 29 menggunakan uji Spearman. Variabel

Sig.

Keterangan

Pengetahuan dan Keterampilan tentang Kesehatan Gigi 0.003

Ada perbedaan

dan mulut di SD Karanganyar 03, MIMA 32, SD

bermakna

Muhammadiyah 01, MIMA 28, dan MIMA 29

Berdasarkan Tabel 3. Menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pengetahuan dan keterampilan tentang kesehatan gigi dan mulut di SD Karanganyar 3, MIMA 32, SD Muhammadiyah 01, MIMA 28, dan MIMA 29.

Pembahasan Distribusi data sampel penelitian yang telah dilakukan terhadap dokter gigi kecil di SD Karanganyar 03, MIMA 28, dan MIMA 29 yang terbagi berdasarkan

asal sekolah (Tabel 1), didapatkan hasil bahwa dokter gigi Kecil terbanyak berasal dari SD KAranganyar 03. Hal tersebut kemungkinan disebabkan jumlah kelas dan siswa pada sekolah tersebut lebih banyak dibandingkan sekolah yang lain . Setiap tingkat terdiri dari 2 kelas, setiap kelas terdapat 2 dokter gigi kecil., sehingga jumlah total dokter gigi kecil di SD Karanganyar 03 sebanyak 12 anak (32%). Uji korelasi Spearman menunjukkan perbedaan yang bermakna terhadap pengetahuan dan keterampilan tentang kesehatan gigi dan mulut. Hal tersebut menunjukkan ada hubungan pengetahuan terhadap keterampilan dokter gigi kecil tentang kesehatan gigi dan mulut di masing masing sekolah tersebut.Hal ini sejalan dengan penelitian Rahayu (2014) di Posbindu kecamatan Indihang kota Tasik Malaya menunjukkan semakin baik pengetahuan sikap dan keterampilan terhadap pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut, Semakin baik status kesehatan. Keterampilan dalam pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut memberikan kontibusi pengaruh paling besar terhadap status kesehatan periodontal [8] Penelitian Ramya et al (2015) di Vandodara, India menunjukkan bahwa hubungan keterampilan dan pencegahan menyikat gigi dengan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Keterampilan kesehatan terjadi setelah subyek mengetahui stimulus kesehatan, kemudian mengadakan penelitian terhadap apa yang diketahui dan memberikan respon batin. Proses selanjutnya diharapkan subjek melaksanakan apa yang diketahui. Untuk terbentuknya pengetahuan menjadi suatu tindakan yang nyata diperlukan faktor pendukung yaitu faktor fasilitas dan faktor pendukung [9] Keterampilan yang didasari pengetahuan akan lebih tersimpan lama daripada keterampilan yang tidak didasari oleh ilmu pengetahuan, Apabila penerimaan keterampilan baru didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap positif maka keterampilan itu akan bersifat lama. Sebaliknya bila tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka keterampilan tidak akan berlangsung lama [9] Kesehatan gigi dan mulut sangat erat kaitannya dengan tindakan atau keterampilan. Tindakan dan keterampilan dalam membersihkan gigi dan mulut yang baik akan sangat berperan dalam menentukan derajat kesehatan dari masing-

masing Individu. Oleh karena itu keterampilan dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut harus diubah. Keterampilan berpengaruh terhadap tingkat kebersihan gigi dan mulut. Tindakan dan keterampilan yang kurang baik menyebabkan kebersihan gigi dan mulut rendah. Berdasarkan penelitian Mataputun et al (2012) pada siswa sekolah menengah pertama di kecamatan Melonguare kabupaten Talaud

menyatakan

bahwa

ada

hubungan

yang

bermakna

antara

tindakan/keterampilan menyikat gigi dengan pengetahuan mebersihan gigi dan mulut [10] Penyuluhan yang diberikan sebelum diberikan kuisioner sendiri merupakan usaha untuk merubah keterampilan, baik pengetahuan sikap ataupun keterampilan seseorang. Penyuluhan adalah bagian dari komunikasi yang terdiri dari proses penyampaian pesan dari seseorang untuk mengubah keterampilan orang lain. Terdapat perbedaan pengetahuan dan keterampilam yang bermakna antara sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan [10] Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian Dewanti (2012) bahwa kesadaran seseorang akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut yang ia miliki. Salah satu penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat adalah faktor sikap mengabaikan kesehatan gigi dan mulut. Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut, ketika seseorang berada pada tingkatan pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatiaan akan kesehatan gigi dan mulut semakin tinggi. Disebutkan juga bahwa terdapat hubungan antara usia, jenis kelamin, pengetahuan, tingkat pendidikan , lingkungan, kesadaran dan keterampilan yang berhubungan dengan kesehatan gigi [11] Pengetahuan dan sikap merupakan salah satu faktor yang berhubungan. Pengetahuan yang baik belum tentu diwujudkan dalam perilaku yang baik. Terbentuknya suatu perilaku baru dimulai pada domain kognitif. Dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau objek di luarnya sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subjek tersebut dan selanjutnya menim.bukan respon batin dalam bentuk sikap terhadap objek yang diketahui tersebut. Dengan kata lain tindakan (practice) seseorang tidak harus didasari oleh pengetahuan atau sikap [12]

Pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang setelah melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.. Pengetahuan merupakan suatu domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Oleh karena itu, berdasarkan pengalaman dan penelitian terbentuknya perilaku didasari oleh pengetahuan akan lebih awet daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan siswa penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidaknya kebersihan gigi dan mulutnya. Pengetahuan tersebut diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu salah satunya melalui proses pendidikan. Murid Sekolah Dasar (SD) merupakan suatu kelompok yang sangat strategis untuk penanggulangan keterampilan kesehatan gigi dan mulut, Usia dasar merupakan saat yang ideal untuk melatih kemampuan otot motorik seioeang anak, termasuk diantaranya keterampilanm menyikat gigi. Proses pengetauan kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu proses pendidikan yang timbul atas dasar kebutuhan akan kesehatan gigi dan mulut[13,14]

Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil peneitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan (p<0,05) pengetahuan terhadap keterampilan dokter gigi kecil tentang kesehatan gigi dan mulut di SD Karanganyar 03, MIMA 32, SD Muhammadiyah 01, MIMA 28, dan MIMA 29. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor lainnnya yang dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Selain itu perlu dilakukan penelitian pada sampel yang lebih banyak dan lokasi sekolah yang lebih luas. Dengan demikian, diharapkan dapat memberiksan hasil yang lebih baik pada penelitian selanjutnya

Daftar Pustaka [1] Samuel T., Harapan, I. K. H., & Susanti, A. Hubungan Pengetahuan Cara Memelihara Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Karies Gigi Pada Siswa Kelas I Smp Muhammadiyah Pone Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo.Juiperdo. 2014. 3 (2) : 51-58. [2] Smith, R.E., Chen, J., and Yang X. The Impact Of Advertising Creativity On The Hierarchy Of Effects. Journal of Advertising. 2013. 37(4) : 47–61. [3]Ramadhan, Azhary dkk. Hubungan Tingakt Pengetahhuan kesehatan Gigi dan Mulut terhadap Angka Karies Gigi di SMPN 1 Marabahan.Dentino. Jur. Ked. Gigi. 2016. 1(2) : 173-176 [4] Hastuti S, Andriyani A. Perbedaan pengaruh pendidikan kesehatan gigi dalam meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan gigi pada anak di SD Negeri 2 Sambi Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali. GASTER. 2010. 7(2): 624-32. [5] Nurfalah, Yuniaarahmah, dkk. Efektifitas Metode Peragaan & Metode Video terhadap pengetahuan Penyikatan Gigi Pada Anak Usian 9-12 Tahun di SD Keraton 7 Martapura. Dentino Jurnal Kedokteran Gigi. 2014. 2(2) : 23-27. [6] Worang, Pengemanan, dkk. Hubungan Tingkat Pengetahuan Orang Tua dengan Kesebersihan Gigi dan Mulut Anak di TK Tunas Bhakti Mandado. Jurnal e-gigi. 2014. 2(2) : 67-73. [7] Rosdewi, N. N. Hubungan Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Karies Gigi Kebiasaan Menggosok Gigi dengan Kejadikan Karies Gigi Siswa Kelas 3 dan Kelas 4 SDN Caturtunggal 4 Depok Slemasn Yogyaakarta Tahun 2013. Jurnal Medika Respati. 2015. 10(2) : 13-18. [8] Riset Kesehatan Dasar. 2013. Laporan Riset Kesehatan Dasar . Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Kesehatan RI. 2013 2(3) 16-21 [9] Rahayu, C, et al. Hubungan antara Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Status Kesehatan

Periodontal Pra Lansia di Pusbindu Kecamatan Indihiang. Kota Tasikmalaya. Majalah Kedokteran Gigi. 2014. 21(1) : 48-54. [10] Ramya, R. Ajithrishran, C.G. Thanveer, K. Knowledge, Attitude and Practice of Preventif Dentistry among Private Dental Practitioners in Vadodara, India. J Oral Health Comm Dent. 2015. 9(2): 69-80. [11] Mataputun, A.M,. 2012. Gambaran status karies dan kebersihan mulut siswa Sekolah Menengah Pertama di kecamatan Melonguane kabupaten Talaud. Manado: Universitas Sam Ratulangi. 2012. 1(1) 16-17 [12]Dewanti.

Hubungan

Tingkat

Pemgetahuan

Kesehatan

Gigi

dengan

Ketermpialan Kesehatan gigi dengan Keterampian Kesehatan Gigi Pada Anak Ausia Sekolahg di SDN Pondok Cina 4 Depok.Fakultas Ilmu Keperawatan. Program Sarjana Reguler. Universitas Indonesia. 2012 1(1) 911 [14] Sutjipto. Wowor, dkk. Gambaran Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Usia 10-12 di SD Kristen Eben Haezar 02 Manado. Program Stuido Kedokteran Gigi Universitas Samratulangi.Jurnal e-biomedik. 2013. 1(1): 68-73. [15] Fitirani, Andriani, dkk. Hubungan Antara Pengetahuan dan Keterampilan Anak Unsia Sekolah Akhir (10-12) tentang Makanan Jajanan di SD Negeri 2 Tagog Apo Padalaran Kabupaten Bandung Barat, bandung. Rumah Sakit Dustira.Jurnal Keperawatan Indonesia. 2015. 2(1): 34-38. [16] Ma’mun, Amung dan M.Saputra, Yudha.. Perkembangan gerak dan belajar gerak. Jakarta: Depdikbud 2000.1(1): 70-73

Related Documents


More Documents from "Ignatius Hapsoro Wirandoko,MD,M.Sc"