Jurnal Hergina Novi I (1503046).docx

  • Uploaded by: Hergina
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Jurnal Hergina Novi I (1503046).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,635
  • Pages: 7
1 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG The Correlation Of Anemia With Academic Achievement Student In The Al-Ishlah Islamic Boarding School Tembalang Semarang Hubungan Anemia Dengan Prestasi Belajar Remaja Putri Di Pondok Pesantren Al-Ishlah Tembalang Semarang

H. Novi Iriyani1, Witri Hastuti2 STIKES KARYA HUSADA SEMARANG Email :[email protected]

12

Abstract Background : Anemia is one of the nutritional problems that still occurs in the community. Adolescents specifically young women are one of the groups that are vulnerable to anemia. The causes of anemia in adolescents are lower iron intake of nutrients, menstrual patterns, worm infections, malaria, genetics, and others. Anemia in adolescents causes a decrease in fitness, immune power, memory, and concentration. A low increase in concentration leads to decreased learning abilities and will improve adolescent learning achievement. Method : This type of research is the correlation with using cross sectional design. The population in this study were all 31 teenage girls who had menstruated at Al-Ishlah Tembalang Islamic Boarding School in Semarang. A sample of 31 teenage girls with sampling techniques using total sampling. The research instrument used a questionnaire. Results : The results of the study with the level of anemia in adolescent girls showed that the category of no anemia was 51.6%, the anemia category was 48.4%. While the learning achievements of young women showed a good category of 51.6%, there were enough categories of 48.4%. Conclusion:There is correlation of anemia with academic achievement student in the al-ishlah islamic boarding school Tembalang Semarang with difference p value = 0.000. Keywords : Anemia, Academic Achievement Abstrak Latar Belakang : Anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih terjadi di masyarakat. Remaja khususnya remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rentan menderita anemia. Penyebab anemia pada remaja diantaranya asupan zat gizi yang rendah terutama zat besi, pola menstruasi, infeksi cacing, penyakit malaria, genetik, dan lainnya. Anemia pada remaja menyebabkan penurunan tingkat kebugaran, daya imun, daya ingat, dan daya konsentrasi. Daya konsentrasi yang rendah menyebabkan kemampuan belajar menurun dan akan mempengaruhi prestasi belajar remaja. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan anemia dengan prestasi belajar remaja putri di Pondok Pesantren Al-Ishlah Tembalang Semarang. Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah analitki korelasi dengan desain menggunadkan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri yang sudah menstruasi yang ada di Pondok Pesantren Al-Ishlah Tembalang Semarang berjumlah 31 orang. Sampel sebanyak 31 remaja putri dengan teknik sampling menggunakan Total sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Uji statistik yang digunakan adalah chi square. Hasil Penelitian : Hasil penelitian dengan tingkat anemia pada remaja putri menunjukkan kategori tidak anemia terdapat 51,6%, kategori anemia terdapat 48,4%. Sedangkan prestasi belajar pada remaja putri menunjukkan kategori baik 51,6%, kategori cukup terdapat 48,4%. Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara anemia dengan prestasi belajar remaja putri di Pondok Pesantren Al- Ishlah Tembalang Semarang dengan nilai p value = 0,000. Kata kunci : Anemia, Prestasi Belajar

PENDAHULUAN Anemia merupakan masalah gizi yang paling umum di seluruh dunia, terutama disebabkan karena defisiensi besi. Kekurangan zat besi tidak terbatas pada remaja status social ekonomi pedesaan yang rendah tetapi menunjukkan peningkatan prevalensi di

masyarakat yang makmur dan berkembang. Prevalensi anemia remaja 27% di negara-negara berkembang dan 6% di negara maju. Prevalensi tertinggi di kalangan anak-anak dan wanita usia subur (WUS) khususnya pada wanita hamil. Anemia sangat tinggi (berkisar antara 80-90%) pada anak-anak prasekolah, remaja, ibu

2 hamil dan menyusui. Di India 55,8% dari remaja berusia 15-19 tahun dilaporkan menjadi anemia. Menurut WHO apabila prevalensi anemia >40 % termasuk kategori berat.(1) Anemia merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di seluruh dunia, di samping sebagai masalah kesehatan utama masyarakat, terutama di negara berkembang. Penelitian di Baghdad menunjukkan sebesar 17,6 % remaja putri menderita anemia. Penelitian pada remaja putri di Nepal tahun 2009 menunjukkan prevalensi anemia sebesar 78,3%. Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita anemia. Oleh karena itu, sasaran program penanggulangan anemia gizi telah dikembangkan yaitu mencapai remaja putri SMP, SMA, dan sederajat, serta wanita di luar sekolah sebagai upaya strategis dalam upaya memutus simpul siklus masalah gizi. Walaupun begitu, prevalensi anemia di kalangan remaja putri masih tergolong dalam kategori tinggi. Data dari Departemen Kesehatan tahun 2005 menunjukkan penderita anemia pada remaja putri berjumlah 26,50% dan wanita usia subur (WUS) 26,9%. Hal inimengindikasikan anemia masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Prevalensi anemia pada anakanak di dunia mencapai angka 47,4% atau sekitar 300 juta anak menderita anemia. Dari sejumlah anak-anak yang anemia tersebut, sekitar 200 juta anak mengalami “kegagalan” untuk mencapai perkembangan kognitif dan sosio-emosional.(1) Sementara itu untuk prevalensi anemia di wilayah Provinsi Jawa Tengah berada pada persentase 57,7% dengan ambang batas masalah anemia sebagai masalah kesehatan masyarakat > 20%. Penyebab anemia di wilayah penelitian masih belum dapat dipastikan, akan tetapi dari hasil beberapa studi di negara sedang berkembang, penyebab utama anemia adalah defisiensi besi. Hasil penelitian tentang suplementasi Fe dan Fe+Zn dalam bentuk permen yang diberikan pada anak sekolah di wilayah yang sama, walaupun telah berhasil menurunkan angka anemia dari keadaan semula, namun di akhir penelitian masih menyisakan anak yang anemia sebesar 8,57% (pada kelompok suplementasi Fe+Zn) dan 8,33% (pada kelompok suplementasi Fe).(10) Keadaan ini menimbulkan dugaan bahwa anemia yang terjadi sebagian besar diakibatkan oleh defisiensi besi dan sebagian lain disebabkan oleh faktor kekurangan zat gizi selain Fe dan faktor non gizi.(3) Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37,1 % sedangkan pada remaja sebesar 22,7% pada tahun 2013. Pemberian tablet Fe di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 85 %. Presentase ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 yang sebesar 83,3%. Angka kejadian anemia di Jawa Tengah mencapai 57,1%.(5) Meskipun pemerintah sudah melakukan program penanggulangan anemia pada ibu hamil yaitu dengan memberikan 90

tablet Fe kepada ibu hamil selama periode kehamilan dengan tujuan menurunkan angka anemia ibu hamil, tetapi kejadian anemia masih tinggi.(3) Anemia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Prestasi belajar adalah seluruh kecakapan hasil (achievement) yang diperoleh melalui proses belajar, yang dinyatakan dengan nilainilai prestasi belajar berdasarkan hasil tes prestasi belajar. Dampak yang ditimbulkan anemia ini, terutama pada anak sekolah antara lain adalah kesakitan dan kematian meningkat, pertumbuhan fisik, perkembangan otak, motorik, mental dan kecerdasan terhambat, daya tangkap belajar menurun, pertumbuhan dan kesegaran fisik menurun serta interaksi sosial kurang. Anemia dapat menurunkan produktivitas kerja hingga 20%. Keadaan ini tentu memprihatinkan bila menimpa anakanak Indonesia yang akan menjadi penerus pembangunan terutama pada peserta didik. melalui proses belajar.(2) Selain itu, anemia sering kali dikaitkan dengan fungsi kognitif, mental dan motorik(13)serta fungsi visual dan pendengaran yang kemungkinan akan memberikan dampak dalam jangka panjang, seperti terjadinya penurunan kapasitas kerja dan fungsi kognitif saat dewasa. (7) Beberapa studi pada anak sekolah juga mengungkapkan dampak anemia pada performa anak.(9) Demikian pula dengan hasil kajian Hidayati et al. (2009) yang melaporkan bahwa anak sekolah yang anemia mempunyai skor kognitif 4,1 point lebih rendah dibandingkan dengan anak sekolah tidak anemia.(9) Baumgartner et al. (2012) membuktikan pemberian suplementasi besi mampu meningkatkan kognitif anak .(3) Saragih et al. (2009) melaporkan bahwa suplementasi Fe pada anak sekolah yang anemia juga mampu menurunkan masalah eksternal yang berkaitan dengan perilaku nakal dan agresif pada anak sekolah.(13) Hasil studi pendahuluan yang di lakukan peneliti, terdapat 126 remaja di Pondok Pesantren AlIshlah Tembalang Semarang, 49 diantaranya remaja putri dan 77 diantaranya remaja laki-laki. Berdasarkan Hasil wawancara dari 7 remaja putri tidak mengetahui pengertian anemia, dan diperoleh beberapa remaja memiliki pola makan yang kurang baik yaitu lebih memilih makanan yang cenderung memiliki zat besi, nutrisi, asupan protein yang kurang, sehingga ketika menstruasi beberapa remaja sering mengalami pusing, mual dan lemas, dari data prestasi belajar terakhir hasil Ujian Akhir Semester mengalami penurunan sekitar 40% dari Hasil nilai Ujian sebelumnya dengan nilai rata-rata 7,6. Berdasarkan fenomena diatas, peneliti tertarik meneliti hubungan anemia dengan prestasi belajar remaja putri di Pondok Pesantren Al-Ishlah Tembalang Semarang. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan metode analitik korelasi untuk menganalis hubungan antara dua

3 variabel penelitian yaitu antara variabel independen dan variabel dependen. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, karena ingin menelaah hubungan dua variabel yaitu anemia dengan prestasi belajar.(34) Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dimana data yang dikumpulkan sekaligus pada suatu saat atau sekali pengambilan data.(35) Penelitian ini mengumpulkan data kuesioner mengenai prestasi belajar dan anemia.

signifikan (p>0.05) (12.5±0.6).(62)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil prestasi belajar pada remaja putri didapatkan data dengan kategori baik yaitu 16 orang kategori cukup terdapat 15 orang. Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan, kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.(49) Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar meliputi faktor internal dan eksternal. Faktor internal diantaranya kesehatan, dimana diketahui salah satu penyakit yaitu anemia mempengaruhi prestasi belajar seseorang. Selain itu faktor internal yaitu intelegensi atau kecerdasan, minat, bakat, motivasi, dan cara belajar merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar meliputi intelegensi quotient, cara orang tua mendidik, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua, teman bergaul, sekolah, dan lingkungan sekitar. (49) Anemia yang terjadi pada remaja berdampak pada terhambatnya mental dan kecerdasan serta menurunnya konsentrasi dan semangat belajar. Rendahnya daya konsentrasi berpengaruh pada fokus siswa salam menerima dan memahami mata pelajaran yang dapat berdampak pada hasil belajar. Selain anemia, faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah intelegensi, motivasi belajar dan gaya belajar. Hal ini diduga karena banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar, diantaranya adalah faktor kesehatan, perhatian, motivasi, minat, bakat, kesiapan, metode mengajar, kurikulum, hubungan antara guru dengan siswa, hubungan antara siswa dengan siswa, kedisiplinan sekolah, alat pengajaran, dan waktu sekolah.(56) Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Putri tahun 2014 bahwa contoh anemia memiliki prestasi belajar yang kurang sementara contoh normal memiliki prestasi belajar yang baik. (57)

1. Analisis Univariat Tabel 1.1 Tingkat Anemia Variabel Tidak Anemia Anemia Total

Anemia F % 16 51.6 15 48.4 31 100.0

Total 51.6 48.4 100.0

Hasil anemia yang didapatkan pada remaja putri kategori anemia terdapat 15 orang (48,4%), mayoritas dari responden mengalami anemia. Anemia adalah kadar hemoglobin dan hitung eritrosit serta hematokrit yang berada dibawah batas normal.(44) Salah satu kelompok yang rentan menderita anemia adalah remaja putri. Remaja putri berisiko 1,55 kali mengalami anemia dibandingkan laki-laki.45 Anemia disebabkan oleh banyak faktor antara lain defisiensi zat gizi mikro dan vitamin, infeksi cacing tambang dan schistosomiasis, malaria, menstruasi dan genetik. (46) Anemia dapat disebabkan remaja putri lebih banyak mengkonsumsi makanan nabati yang kandungan zat besinya sedikit, dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi. Selain itu, remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan makanan, dan juga remaja putri mengalami haid setiap bulan, dimana kehilangan zat besi ± 1,3 mg perhari.(46) Pentingnya untuk mengatasi anemia di usia sekolah dikarenakan anemia berdampak pada penurunan kemampuan akademis sekolah, karena tidak adanya gairah belajar dan konsentrasi.47 Anemia juga mengakibatkan keadaan rentan terhadap penyakit dan gangguan terhadap sel-sel otak. Kemampuan belajar menurun dan dihubungkan dengan intellegence quotlent (IQ) yang rendah prestasi belajarnya lebih rendah dibandingkan dengan anak normal.(48) Hal ini sejalan dengan pernyataan Brown tahun 2011 bahwa pada remaja dengan usia 15-19 tahun kekurangan zat besi pada perempuan adalah lebih tinggi mencapai 11% dibandingkan dengan laki-laki 2%. Selain itu, perempuan juga mengalami menstruasi setiap bulannya yang membuat mereka kehilangan darah lebih banyak saat menstruasi. Rata-rata kadar Hb untuk contoh anemia (11.3±0.8) tidak berbeda

dengan

Tabel 1.2 Prestasi Belajar Prestasi Belajar Variabel f % Baik 16 51.6 Cukup 15 48.4 Total 31 100.0

contoh

normal

Total 51.6 48.4 100.0

2. Analisis bivariat Prestasi Belajar Anemia Tidak Anemia

Baik Cukup Pvalue F % f % 14 87.5 2 12.5% %

4 Anemia

2

Total

16

13.3 % 51.6 %

13

86.7%

15

48.4 %

0.000

Hasil dari uji Chi-Square dengan nilai p value = 0,045 (p) < α (0,05), dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara anemia dengan prestasi belajar remaja putri di Pondok Pesantren Al-Ishlah Tembalang Semarang. Sejalan dengan penelitian sebelumnya dari hasil analisis data menunjukkan ada hubungan antara kadar hemoglobin dengan prestasi belajar mahasiswa. Hubungan yang terjadi pada kedua variabel bersifat positif. Semakin tinggi kadar hemoglobin (dalam batas normal) maka prestasi belajar peserta didik semakin tinggi. Sebaliknya, semakin rendah kadar hemoglobin darah mahasiswa maka prestasi belajar mahasiswa juga semakin rendah. (50) Dampaknya gejala lemah, lesu, letih, mudah mengantuk, nafas pendek, nafsu makan berkurang, bibir tampak pucat, susah buang air besar, denyut jantung meningkat, kadangkadang pusing. Karena Hemoglobin mempunyai afinitas terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan. (51) Hal ini sejalan dengan hasil penelitian tentang pengaruh suplementasi Fe terhadap prestasi belajar ,dan yang meneliti tentang pengaruh suplementasi Fe-folat, zink, dan vitamin A terhadap prestasi belajar, keduanya menunjukkan hubungan yang signifikan. Sementara yang lain menyebutkan anemia dapat mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani seseorang. Keadaan ini berpengaruh terhadap konsentrasi dan prestasi belajar siswa serta mempengaruhi produktivitas kerja di kalangan remaja.52 Artinya prestasi belajar mahasiswa akan bertambah, mempunyai peluang 9,643 kali untuk meningkatkan prestasi belajar dibandingkan responden yang kadar Hb < 12 g%. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Kusmiati hasil analisis dengan korelasi pearson menunjukkan ada hubungan antara anemia dengan kecerdasan intelektual dengan nilai P value 0,002. Hal ini disebabkan oleh cadangan zat besi dalam tubuh menurun termasuk juga terjadinya penurunan zat besi dalam sistem saraf. Anemia terjadi akibat penurunan kadar hemoglobin, sedangkan hemoglobin berfungsi penting sebagai alat transportasi oksigen yang diperlukan pada banyak reaksi metabolik tubuh yang sangat penting bagi pertumbuhan fisik dan perkembangan otak.53 Menurut penelitian Kurnia menunjukkan hasil analisis data diperoleh hubungan yang signifikan antara kejadian anemia dengan nilai praktik terdapat hubungan yang signifikan dan dinyatakan dengan angka ρ= 0,000 (α = 0,05). Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hubungan yang signifikan antara asupan makanan dengan nilai praktik dengan tingkat signifikansi ρ= 0,000 (α= 0,05) dan korelasi sebesar 0,635. Berdasarkan

hasil analisis data diperoleh hubungan yang signifikan antara asupan makanan dengan kejadian anemia dengan tingkat signifikansi ρ= 0,000 (α = 0,05) dan korelasi sebesar 0,656. Dengan demikian Ha diterima. Hubungan signifikansi tersebut, didukung dengan person corelation sebesar 0,778. (54) SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik simpulan antara lain : (1) Tingkat anemia pada remaja putri menunjukkan kategori tidak anemia terdapat 51,6%, kategori anemia terdapat 48,4%. (2) Prestasi belajar pada remaja putri menunjukkan kategori baik 51,6%, kategori cukup terdapat 48,4%. (3) Ada hubungan yang signifikan antara anemia dengan prestasi belajar remaja putri di Pondok Pesantren Al- Ishlah Tembalang Semarang dengan nilai p value = 0,000 SARAN Berdasarkan pada hasil analisis, pembahasan, dan kesimpulan yang telah diuraikan diatas beberapa saran yang dapat disampaiakan adalah sebagai berikut: (1) STIKES Karya Husada Semarang, Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pustaka dan kajian ilmiah, sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi pembaca khususnya STIKES Karya Husada Semarang tentang hubungan antara anemia dengan prestasi belajar remaja putri di Pondok Pesantren Al-Ishlah Tembalang Semarang (2) Peneliti, sebagai acuan jika peniliti akan melanjutkan pendidikan kembali, bisa dijadikan dasar untuk penelitian selanjutnya. (3) Bagi pondok pesantren, dijadikkan salah satu media informasi atau wacana yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman bagi remaja di Pondok Pesantren Al-Ishlah Tembalang Semarang.

DAFTAR PUSTAKA

1. WHO. 2001. lron Deficiency Anemia assessment, Prevention and Control. A guide for Programe Managcr.

2. Ahmed, F.,and Darnton-hill, I. 2005. Defisiensi vitamin A dalam gizi kesehatan masyarakat. Editor Michael J. Gibney, Barrie M. Margetts, John M. Kearney, Lenore Arab. Alih bahasa Andry Hartono. Jakarta: EGC.

3. Departemen

Kesehatan RI. 2002. Modul Kesehatan Reproduksi Remaja.Jakarta:Departemen Kesehatan RI

4. Anjani, Pratiwi Citra 2012. “Media Pembelajaran Ular

5 Tangga”(online),(http://pracitra.blogspot.com/20 12/11/media-pembelajaran-permainan-ulartangga.html,diakses pada tanggal 15 November 2013)

5. Riskesdas, 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI

6. Arisman. 2009. Buku Ajar Ilmu Gizi: Gizi dalam Daur Kehidupan, Jakarta: EGC.

18. Murray-Kolb, LE., and Beard, JL. (2007). Iron Treatment Normalizes Cognitive Functioning in Young Women. Am J Clin Nutr. American Society for Nutrition.http://ajcn.nutrition.org/content/85/3/77 8.full.pdf+html.

19. Notoatmodjo,

S. (2007).Metode Kesehatan.Jakarta: Rineka

Penelitian

7. Haas, J., and Brownlie, T. 2001. Iron Deficiency

20. Saragih, RAC., Zulaicha, TM., Sofyani, S., Lubis,

and Reduced Work Capasity; A Critical Review Of Research To Determine A Causal Relationship.Journal Nutrition

B., and Lubis, IZ. 2009. Behavior of Elementary Schoolchildren with Iron Deficiency Anemia after Iron Therapy.Paediatr. Indones. 49:276-80.

8. Depkes RI. 2010. http://www.gizikia.depkes.

21. Kordas K, Lopez P, Rosado JL, Vargas GG, Riko

go.id/archives/4404 13 Feb. 13 pukul 23.29 wib.

9. Depkes RI. Standar Pelayanan dan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit. Departemen Kesehatan RI; 1998.

Jakarta:

JA, Ronquillo D,et al. (2004). Blood lead, anemia, and short stature are independently associated with cognitive performance in mexican school children. The Journal of Nutrition, 134(2): 363371.

10. Dinkes, 2013. Jateng.Profil Kesehatan Provinsi

22. Sandra LH, Zehner MP, Harvey P, Luann MA,

Jawa Tengah Tahun 2012., Semarang: Dinkes Jateng

Piwoz E, Samba KN, Combest C,Mwadime R, V Quinn. Essential Health Sector Actions to Improve Maternal Nutrition in Africa: regional centre for quality of health care at Makerere University in Uganda and linkages, Washington DC: Academy for Educational Development. 2001

11. Baumgartner, J., Smuts, CM., Malan, L., Kvalsvig, J., Stuijvenberg, ME., Hurrell, RF., and Zimmermann., MB. 2012. Effects of Iron and n”3 Fatty Acid Supplementation, Alone and in Combination, on Cognition in School Children: a Randomized, Double-Blind, Placebo-Controlled Intervention in South Africa. Abstract. Am J Clin Nutr 96: 6 1327-1338.

23. Stoltzfus

RJ. 2001. Effects of Iron Supplementation and Anthelmintic Treatment on Motor and Language Development of Preschool Children in Zanzibar: Double Blind, Placebo Controlled Study. BMJ. 323:1-8.

12. Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar .( Jakarta : PT.Bumi Aksara )

24. Winkel,

W.S.(2009).Psikologi Jakarta : Gramedia.

Pengajaran.

13. Cheryl D. The Iron Disorders Institute:Guide to Anemia.Naperville: Cumberland House;2009

25. Varney, Helen.2009.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4.Jakarta : EGC

14. Ngalim Purwanto. 2003. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya

15. Wahyuni, Arlinda Sari. 2004. Anemia Defisiensi Besi Pada Balita Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat/ Ilmu Kedokteran Pencegahan/ Ilmu Kedokteran Komunitas. Medan. Fakultas Kedokteran USU.

26. Handayani, Wiwik, dan Haribowo, Andi Sulistyo. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Salemba Medika, Jakarta

27. Hamdu & Agustina. (2011). Pengaruh motivasi

16. Hidayati, R. 2009. Asuhan Keperawatan pada

belajar siswa terhadap prestasi belajar IPA di sekolah dasar.Jurnal Penelitian Pendidikan.Vol 12 No.1 April 2011

Kehamilan Fisiologis dan Patologis. Jakarta: Salemba Medika.

28. Oktaviani WD, Saraswati LD, Rahfiludin MZ.

17. Sarwono W.S. 2003. Psikologi Remaja. Jakarta:

Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fastfood, Aktivitas fisik, Pola Konsumsi, Karakteristik Remaja dan Orang Tua dengan Indeks Massa

Grafindo Persada.

6 Tubuh (IMT) (Studi Kasus Pada Siswa SMA Negeri 9 Semarang Tahun 2012). Jurnal Kesehatan Masyarakat [Internet]. 2012 [cited 2013 Feb 15]; 1(2):542553.Availablefrom:http://ejournals1.undi p.ac.id/index.php/jm/article/view/1152

44. Handayani W, Haribowo AD. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.

45. Latifah L, Setyani A, Nurcahyani YD. 2015. 29. Indrawati

dan Wanwan Setiawan.2009.Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan Untuk Guru SD.Bandung:PPPPTK IPA.

Anemia, Prestasi, dan Kecerdasan pada Remaja Awal Laki-laki dan Perempuan. MGMI ;7(1):4556.

46. Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta I. 2010. 30. Varney, Helen.2009.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4.Jakarta : EGC

31. Setiawan & Saryono. 2011.Metodologi dan Aplikasi.Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

32. Nursalam. (2009). Proses Dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika.

47. Tarwoto, RA., Bara, M. 2010. Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil. Jakarta: Transinfo Medika.

48. Nakita.2010. Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Jakarta: Penerbit Kompas Gramedia.

33. Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabet

49. Syah, M. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

34. Hidayat, A. A. 2011. Metode Penelitian Kesehatan

50. Lestari, D dan Khurnia, N. 2011. Hubungan

: Pradigma Kuantitatif. Kelapa Pariwara : Surabaya.

35. Sastroasmoro, Sudigdo. dkk. 2010. Dasar-dasar

Anemia dengan Prestasi Belajar Pada Siswi Kelas X SMA Muhammadiyah 4 Andong Kabupaten Boyolali. Surakarta. Jurnal Kebidanan Indonesia. Vol 4 No 1 thn 2013, pp 14-26.

Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: CV. Sagung Seto.

51. I Dewa Nyoman.S., dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC

36. Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan: Penuntun Praktis Bagi Pemula. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press

52. Permaesih, D dan Herman S, 2005. Faktor yang mempengaruhi Anemia Remaja. Puslitbang Gizi Depkes, Bogor.

37. Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metode Penelitian: Lengkap, Praktis, dan Mudah Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Dipahami.

38. Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatanedisi 3. Jakarta : Salemba Medika.

39. Arikunto, S. 2011. Prosedur Penelitian Suatu

53. Kusmiyati Y, Meilani N, Ismail S. 2013. Kadar Hemoglobin dan Kecerdasan Intelektual Anak. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Hal :115-118. 54. Kurnia, F. 2014. Hubungan Asupan Makanan Dengan Kejadian Anemia dan Nilai Praktik Pada Siswa Kelas XI Boga SMKN 1 Buduran Sidoarjo. E-Jornal Boga, 46–53.

Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

55. Citra kesumasari. 2012. Anemia Gizi, Masalah dan 40. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif

Pencegahannya. Yogyakarta: Kalika.

Kualitatif R&B. Bandung: Aflabeta.

56. Rahmawati R, Siswandari, Ivada E. 2013. Faktor41. Notoatmodjo.

2010. Metodologi Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Penelitian

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa boarding school MAN 1 Surakarta. Jurnal Pendidikan Ekonomi. Vol 1(2): 1-10.

42. A.Aziz Alimul Hidayat. 2012. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba Medika: Edisi 2.

43. Arikunto, S. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

57. Putri NMAD, Anggraini DI, Soleha TU, Saftarina F. 2014. Hubungan indeks massa tubuh dan kadar hemoglobin terhadap prestasi belajar siswa di SMP Negeri 22 Bandar Lampung.

7 juke.kedokteran.unila.ac.id [diunduh pada 24 Januari 2019].

58. Maphoso LS dan Mahlo D. 2014. The influence of parental involvement on academic achievement in boarding and non boarding schools. Mediteranean Journal of School Sciences. 5(2): 155-163.

59. Sampouw A, Bolang ASL, Basuki A.2013. Hubungan antara status anemia dengan prestasi belajar kelas 4 dan 5 SD Theresia Malayang. fkm.unstrat.ac.id [diunduh pada 24 Januari 2019].

60. Hidayat S dan Madya W. 2014. Psikology Pendidikan (Study Pustaka). Bkddiklat.ntbprov.go.id [diunduh pada 24 Januari 2019].

61. Soleimani N, Abbaszadeh N. 2011. Relationship between anaemia, caused from the iron deficiency, and academic achievement among third grade high school female students. Social and Behavioral Science. 29: 1877-1884.

62. Brown JE. 2011. Nutrition Through The Life Cycle. Belmont Learning.

(US):

WadsworthCengagae

Related Documents

Novi
November 2019 59
Almira Novi
July 2020 32
Novi Pravilnik
April 2020 37
Novi Vek_renesansa
June 2020 25

More Documents from ""