Jurnal Belajar Kh 7.docx

  • Uploaded by: maya andya
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Jurnal Belajar Kh 7.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 7,333
  • Pages: 25
JURNAL BELAJAR KEANEKARAGAMAN HEWAN (KH) Dosen Pengampu Dr. Hj. Sri Endah Indriwati, M.Pd.

Hari, Tanggal

:

Kamis - Jumat, 4 - 5 Oktober 2018

Nama/ NIM

:

Maya Andya Garini/170341615032

Kelas

:

B

Prodi

:

S1 Pendidikan Biologi

Topik

:

Melakukan review materi yang telah dipelajari dan ujian tengah

semester Tujuan

:

Mempelajari dan memahami lebih dalam mengenai Berbagai filum yang telah kami pelajari pada pertemuan

sebelumnya

I.

Konsep Belajar

PORIFERA COELENTERATA

K I N G D O M A N I M A L I A

AVERTEBRATA MOLLUSCA

PLATYHELMINTHES NEMATHELMINTHES

ANNELIDA

ARTHROPODA ECHINODERMATA VERTEBRATA

R E V I E W M A T E R I

U T S

II.

Bukti Belajar Pada pertemuan dalam minggu ini kami melakukan review materi yang telah kita pelajari pada pertemuan sebelumnya. Diantaranya yaitu:

Filum Porifera 

Porifera berasal dari bahasa Latin “porus” yang berarti pori dan “fer” yang berarti membawa.



Porifera yaitu hewan avertebrata yang tidak memilik jaringan sejati tanpa ada organ dan jaringan yang tidak terspesialisasi.



Memiliki ciri khusus yaitu hamper di seluruh tubuhnya dipenuhi dengan pori.



Memiliki bentuk tubuh menyerupai vas bunga dan hidup dengan menempel pada substrat.



Di bagian dalamnya tersusun ats sel-sel berflagel yang disebut koanosit yang berfungsi untuk mempermudah dalam mencerna makanan.



Di dalam mesoglea terdapat beberapa sel diantaranya yaitu sel amoebosit, sel skleroblast, dan sel arkheosit.



Sel amoebosit berfungsi untuk mengambil makanan yang telah dicerna oleh koanosit.



Sel skleroblast berfungsi untuk mebentuk spikula.



Sel arkheosit berperan sebagai sel reproduktif, yaitu berfungsi untuk pembentukan tunas, pembentukan gamet, dan regenerasi.



Porifera bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi aseksualnya berlangsung dengan cara membentuk tunas.



Makanan porifera berasl dari partikel zat organik atau makhluk hidup molekuler yang masuk bersama air melalui pori yang terdapat pada permukaan tubuhnya.



Tipe tubuhnya dibedakan menjadi 3, yaitu ascon, sycon, dan rhagon.



Dibedakan menjadi 3 kelas yaitu calcarea, demospongie, dan hexatinellida. Masing-masing kelas memilik ciri khusus yang berbeda. Kelas calcarea kerangka tubuhnnya tersusun atas

kalsium karbonat. Demospongie kerangka tubuhnya tersusun atas spongie. Dan kelas Hexatinellida kerangka tubuhnya tersusun atas silika.



Porifera juga bernilai ekonomis. Contohnya pada kelas Demospongie dapat dimanfaatkan sebagai spons untuk mandi dan sebagai pembersih. Sedangkan ada porifera dari kelas lain yang berfungsi sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit kanker.

Filum Coelenterata 

Coelenterata berasal dari bahasa Latin “coeles” yang berarti rongga dan “interon” yang berarti tentakel. Atau juga biasa dikenal dengan kata Cnidaria yang berasal dari bahasa Yunan “cnida” yang berarti penyengat yang sesuai dengan namanya Cnidaria yang berarti hewan yang memiliki sel penyengat.



Coelenterata merupakan hewan avertebrata yang mempunyai rongga dengan bentuk tubuh memyerupai tabung dan mulut yang dikelilingi oleh tentakel.



Memiliki pola tubuh radial simetris.



Memiliki knidoblast yang merupakan sel eksoderm yang berisi racun yang disebut nematocyst.



Memiliki alat gerak berupa tentakel.



Memiliki system saraf difus atau biasa dengan system saraf baur.



Menggunakan system pencernaan gastrovaskuler dengan cara, ketika hipnotoxin menangkap mangsa, maka tentakel ditarik ke mulut dan mendoringnya menuju rongga tubuh yang kemudian diserap oleh endoderm.



Dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu Hydrozoa, Anthozoa, dan Schyphozoa.



Coelenterata bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi seksual pada fase medusa dan bereproduksi aseksual denga membentuk tunas dan polip.

Filum Platyhelminthes



Platyhelminthes merupakan kelompok cacing yang memiliki bentuk tubuh berbentuk pipih.



Hewan yang termasuk ke dalam filum ini dianggap sebagai hewan triploblastik sederhana karena tubuhnya tersusun atas 3 lapisan lembaga yang tidak dilengkapi oleh rongga selom.



3 lapisan lembaga yang menyusun tubuhnya yaitu ectoderm, mesoderm, dan endoderm.



Hidup sebagai parasit di hewan vertebrata terutama pada manusia.



Memperoleh makanan dengan holozoik atau terkadang dengan saprozoik.



Pada kelas Turbellaria dan Trematoda memiliki alat pencernaan akan tetapi belum lengkap, hanya terdiri atas mulut, faring, esophagus, dan intestine. Sedangkan pada kelas cestoda tidak memiliki rongga mulut ataupun alat pencernaan lainnya, sehingga hwan pada kelas ini memperoleh makanan dengan menyerap sari-sari makanan yang terdapat pada inangnya. Sehingga hewan yang termasuk ke dalam kelas Cestoda ini memperoleh makanan dengan cara saprofitik.



Sistem respirasi hewan yang termasuk dalam filum Platyhelminthes yaitu melalui seluruh permukaan tubuhnya atau biasa disebut dengan organisme obligat aerob. Yang berarti organisme yang membutuhkan oksigen untuk melakukan respirasi sel aerobik.



Sistem saraf pada hewan Platyhelminthes berbentuk tangga tali yang tersusun atas sepasang tali saraf longitudinal, tali saraf transversal, dan ganglion anterior. Pada filum ini, ganglion anterior berfungsi sebagai system saraf pusat.



Sistem reproduksi hewan pada filum ini umumnya secara seksual, yang memiliki perbedaan di setiap kelasnya. Pada kelas Turbellaria telah memiliki alat reproduksi akan tetapi yang termasuk pada kelas ini merupakan hewan berumah satu yang tidak dapat melakukan pembuahan sendiri. Meskipun demikian, hewan yang termasuk ke dalam kelas Turbellaria mampu melakukan reproduksi secara aseksual dengan membelah diri secara transversal. Contohnya Planaria sp. Pada kelas Trematoda juga telah terdapat alat reproduksi, akan tetapi hewan pada kelas ini merupakan hewan berumah satu yang dapat melakukan pembuahan sendiri. Sedangkan pada kelas Cestoda, setiap proglotidnya berumah satu dan dapat melakukan pembuahan sendiri sehingga di dalam proglotid terjadi fertilisasi yang hasilnya akan berkembang di dalam uterus menjadi zigot-embrio-hexacanth yang dibungkus selaput yang disebut oncosphere.



Alat ekskresi yang digunakan yaitu sel api.

Filum Nemathelminthes 

Nemathelminthes berasal dari kata “nema” yang berarti benang, dan “helminthes” yang berarti cacing. Nemathelminthes merupakan cacing yang memiliki bentuk menyerupai benang.



Memiliki struktur tubuh simetri bilateral.



Hewan yang termasuk ke dalam filum ini dianggap sebagai hewan triploblastik yang telah dilengkapi oleh rongga selom yang biasa disebut dengan pseudoselomata. Pseudoselomata merupakan rongga yang terletak diantara rongga tubuh dan alat pencernaan.



Disebut triploblastik karena tubuhnya tersusun atas 3 lapisan lembaga yaitu ektoderm, mesoderm, dan ectoderm.



Hidup sebagai parasit di vertebrata terutama pada manusia.



Memiliki bentuk tubuh yang bulat dan memanjang akan tetapi tidak memliki appendage atau proboscis.



Seluruh permukaan tubuhnya dilapisi oleh kutikula yang tidak memiliki silia.



Dibagian anterior terdapat mulut yang terdiri dari 3 bibir diantaranya yaitu 1 bibir dorsal dan 2 bibir ventrolateral yang masing-masing bibir dilengkapi oleh papilla yang memiliki serabut-serabut otot longitudinal.



Memiliki alat pencernaan yang lengkap. Mencari makan dengan saprozoik yaitu dengan memakan zat yang terdapat p[ada intestine. Dan melakukan pencernaan ekstrasel yaitu denagn sisa makanan yang dikeluarkan melalui anus. Alat pencernaan yang dimiliki Nemathelminthes bersifat lengkap dan permanen dengan saluran yang lurus dari anterior hingga posterior.



Sistem saraf Nemathelminthes terdiri atas cincin saraf yang dihubungkan oleh 6 buah tali saraf longitudinal yang dihubungkan ke anterior dan posterior dan terdapat tali saraf transversal.



Sistem respirasi hewan yang termasuk dalam filum Nemathelminthes yaitu melalui seluruh permukaan tubuhnya atau biasa disebut dengan organisme obligat aerob. Yang berarti organisme yang membutuhkan oksigen untuk melakukan respirasi sel aerobik.



Sistem reproduksi pada hewan Nemathelminthes pada umumnya yaitu secara seksual. Yang merupakan hewan berumah dua yang fertilisasinya dilakuakn secara internal. Karena pada hewan Nemathelminthes memiliki alat reproduksi baik jantan maupun betina.



Alat ekskresi pada Nemathelminthes berupa system sel H dengan saluran utama yang lubangnya terbuka tepat dibawah mulut.

Filum Annelida 

Annelida berasal dari kata “annul atau annelus” yang berarti cincin atau gelang dan “eidos” yang berarti bentuk. Annelid yaitu cacing yang berbentuk gelang.



Struktur tubuh annelida berbentuk simetris bilateral yang di lengkapi dengan segmen di seluruh permukaan tubuhnya.



Tubuhnya tertutup oleh kutikula yang licin dan tipis terletak diatas jaringan epitel columnar yang banyak mengandung sel-sel kelenjar dan sel sensoris yang bersifat glanduler. Yang dilengkapi dengan alat penggerak berupa rambut-rambut kaku atau setae pada setiap segmen. Pada polichaeta terdapat tentakel di bagian kepala dan setiap ruas memiliki parapodia yang banyak dengan setae.



Tubuh annelida tersusun atas 3 lapisan lembaga yang terdiri dari endoderm, mesoderm, dan ectoderm.



Dinding tubuh disusn oleh lapisan otot circular dan longitudinal, selom pada Annelida berkembang dengan baik kecuali kelas Hirudinae yang disebut schizocoelom.



Memiliki alat pencernaan yang lengkap dan terletak di sepanjang tubuhnya.



Pada Annelida sistem peredaran yang digunakan yang system peredaran darah tertutup, dengan pembuluh darah yang memanjang dengan cabang-cabang lateral pada setiap ruas. Plasma darah umumnya berisi hemoglobin dan amoebosit yang bergerak bebas.



Sistem respirasi yang digunakan yaitu bernapas dengan seluruh permukaan tubuhnya atau biasa disebut dengan obligat aerob.



Sistem saraf pada filum ini dengan menggunakan ganglia cerebral yang dihubungkan oleh tali saraf yang meluas di sepanjang tubuhnya dengan ganglion dan sepasang tali saraf lateral di setiap ruas.



Reproduksi Annelida umumnya seksual yang merupakan hewan berumah satu yang tidak dapat melakukan pembuahan sendiri. Pada polichaeta yang merupakan hewan berumah dua yang memiliki bentuk larva yang disebut trocophora.



Sistem ekskresinya dengan menggunakan sepasang nephridia pada setiap ruasnya.



Hewan Annelida pada umumnya hidu bebas di tempat yang lembab, air tawar, air laut, atau pada lubang.

Filum Mollusca  Mollusca berasal dari bahasa Latin “molluscus” yang berarti lunak. Berarti Mollusca adalah hewan triploblastik selomata yang bertubuh lunak.  Hewan yang termasuk dalam Filum Mollusca memiliki tubuh yang lunak dan tidak beruas. Selain itu juga memiliki struktur tubuh yang berbentuk simetris bilateral dan pada umumnya memiliki cangkang atau mantel yang tersusun atas zat kapur, kecuali pada monoplacophora.  Sebagian memiliki kepala yang jelas dilengkapi organ reseptor yang bersifat khusus.  Memiliki dinding tubuh yang tebal dan berotot.  Memiliki coelom yang bersifat mereduksi.  Memiliki kaki berotot yang digunakan untuk bergerak.  Lubang anus dan organ ekskretori pada umumnya membuka kedalam rongga mantel.  Memiliki organ ekskresi berupa ginjal yang berjumlah sepasang, akan tetapi ada sebagian spesies dalam filum ini yang hanya memiliki satu ginjal. Hal ini berhubungan dengan rongga perikardium. Ruang perikardium merupakan kantung atau dinding terluar dari jantung yang berfungsi untuk melapii seluruh permukaan jantung.  Memiliki organ sirkulasi atau peredaran darah berupa autrikel dan ventrikel.  Filum Mollusca ini diklasifikasikan menjadi 5 kelas, diantaranya yaitu sebagai berikut.

a.

Kelas Amphineura atau Polyplacophora Hewan yang termasuk kelas Amphineura memiliki struktur tubuh yang berbentuk simetri

bilateral. Cangkangnya tersusun dari delapan buah lembaran transversal yang terbuat dari zat kapur, sebagian spesies dari kelas ini memiliki cangkang yang tersusun atas zat kitin. Cangkang dari Amphineura disusun secara tumpang tindih seperti susunan genting. Memiliki ruang mantel

pada permukaan dorsal yang diselimuti oleh spikula berlendir. Kaki pada hewan Amphineura menempati daerah di sepanjang bagian ventral dari tubuhnya. Hewan ini bernapas menggunakan insang yang terletak di permukaan lateral. Hewan Amphineura hidup melekat di dasar perairan yang habitatnya di laut dekat pantai atau terkadang hidup di pantai. Sistem reproduksinya bersifat hermaprodit atau berkelamin dua. Dan melakukan fertilisasi secara eksternal. Hewan pada kelas ini memiliki fase larva yang disebut trocophore. Sistem pencernaan pada hewan Amphineura tersusun atas organ dan kelenjar pencernaan. Alat pencernaannya terdiri dari mulut(yang telah dilengkapi oleh redula dan gigi), faring, lambung, usus halus, anus. Sedangkan kelenjar pencernaannya yaitu hati yang telah berhubungan langsung dengan lambung. Sistem sarafnya berupa cincin esophagus dengan dua cabang saraf yang berfungsi untuk memberikan saraf pada mantel dan bagian kaki. Pada hewan ini tidak memiliki ganglion yang jelas, akan tetapi pada cabang sarafnya terdapat sel-sel ganglion. Sedangkan system peredaran darah pada Amphineura merupakan system peredaran darah lakunair(terbuka) yang terdiri dari jantung, aorta, dan sebuah sinus. Akan tetapi, darah mendapatkan kandungan oksigen dari insang. System ekskresi hewan yang termasuk dalamkelas ini yaitu dilakukan oleh sepasang ginjal yang bermuara dibagian posterior. Amphineura juga memiliki ala indera berupa mata dan sepasang osfradium. Osfradium merupakan organ yang berfungsi sebagai kemoreseptor. Contoh hewan yang termasuk ke dalam kelas Amphineura yaitu Chiton sp.

b.

Kelas Gastropoda Gatropoda merupakan kelas terbesar dari Filum Molusca yang berasal dari kata “gaster”

yang berarti perut dan “podos” yang berarti kaki. Maksudnya yaitu hewan lunak yang berjalan menggunakan perut yang berfungsi sebagai kaki. Hewan ini memiliki struktur tubuh yang asimetris dengan susunan tubuh yang terdiri dari kepala, badan, dan alat gerak Hewan yang termasuk dalam kelas Gastropoda bergerak menggunakan kaki perut. Memiliki cangkang tunggal berbentuk spiral yang memiliki ukuran beranekaragam dengan warna cangkok yang bermacam-macam, akan tetapi adapula sebagian spesies dari kelas ini yang tidak memiliki cangkang. Habitat dari hewan Gastropoda di air(air laut dan air payau) atau darat.

System reproduksinya bersifat hermaprodit dan memiliki fase larva yang disebut dengan trocophore. Rumah atau cangkangnya terdiri atas satu test yang terpilin memanjang melalui satu sumbu. Test terdiri atas zat gampingan yang terputar secara spiral melalui satu garis lurus atau biasa disebut dengan putaran involut dan evolut. Arah putaran gastropoda terdiri dari dekstral(searah dengan putaran jarum jam) dan sinistral(berlawanan dengan arah putaran jarum jam). Kepalanya dilengkapi dengan alat pengunyah yang biasa disebut dengan rongga mantel(yang berfungsi sebagai insang di habitat air dan berfungsi sebagai par-paru di habitat darat. Alat pencernaan yang di miliki Gastropoda diantaranya yaitu rongga mulut, kerongkongan, tembolok, lambung, dan usus. Adapun kelenjar yang dimiliki yaitu kelenjar ludah dan kelenjar usus. Sistem pencernaan dimulai dari mulut–faring berotot–esofagus–tembolok tipis–lambung– usus halus-anus. Sistem peredaran darah yang dimiliki yaitu sistem perdearan darah terbuka dengan jantung dan saluran darah yang berfungsi sebagai organ transportasi atau biasa disebut dengan sistem repirasi dan sirkulasi pulmonata. Sistem saraf pada hewan kelas Gastropoda ini yaitu dengan ganglion yang bercabang-cabang di seluruh tubuh.

c.

Kelas Bivalvia Hewan yang termasuk ke dalam kelas Bivalvia memiliki struktur tubuh simetris bilateral

yang merupakan kelas dari Filum Mollusca yang berkatup dua yang terdiri dari katup kanan dan katup kiri yang terpaut dibagian dorsal. Kepalanya tidak nampak dengan tubuh yang berbentuk pipih lateral. Memiliki kaki yang berbentuk pipih ventrolateral yang berfungsi untuk menggali pasir atau lumpur. Memiliki sepasang cangkang dengan tonjolan puncak yang bisa disebut dengan umbo. Selain itu juga memiliki mantel yang dilengkapi dengan rongga mantelnya.

Rumah kerang atau cangkangnya tersusun atas tiga lapisan yang terdiri dari periostrakum(lapisan terluar yang tipis dan mengandung zat tanduk yang berfungsi untuk melindungi dari asam karbonat, juga terdapat zat pemberi warna untuk cangkang), prismatik(lapisan tengah yang tersusun dari kalsium karbonat), dan nakreas(lapisan dalam yang

mengkilap atau yang bisas disebut dengan mutiara). Dan memiliki garis pertumbuhan konsentris. Garis pertumbuhan konsntris ini berfungsi untuk menentukan umur kerang. Hewan Bivalvia bernapas menggunakan insang yang berbentuk lembaran atau yang biasa disebut dengan gonochris. System reproduksinya bersifat hermaprodit, tetapi ada juga yang jantan dan betinanya terpisah. Akan tetapi proses pembuahan terjadi di dalam tubuh betina yang kemudian menjadi zigot yang berkembang menjadi larva bersilia sehingga dapat keluar dari induknya yang kemudian berenang dan menempel pada insang ikan sebagai parasit. Setelah 12 minggu tiram muda melepaskan diri dari inangnya yang kemudia berkembang menjadi tiram dewasa. Perkembangannya melalui fase larva. Sistem pencernaan yang dimulai dari mulut–esofagus pendek–lambung–intestinum panjang–anus. Kelenjar pencernaan pada Bivalvia merupakan organ berbilik dua dan terletak disebelah lambung atau yang biasa disebut dengan hati. Hewan pada kelas ini memiliki ginjal yang berbentuk nefridia. Sistem respirasinya menggunakan insang untuk mengambil larutan oksigen di dalam air dan masuk dalam rongga mantel. Pelepasan karbon dioksida juga melalui organ yang sama. Filamen insang mengandung pembuluh darah tempat O2 dan CO2 diangkut dalam aliran darah, lalu masuk ke jantung dan seterusnya. Sistem saraf dan sensorinya tersusun atas tiga ganglion diantaranya yaitu sepasang esophagus, sepasang didalam kaki, dan sepasang di dekat posterior massa visceral. Alat sensornya peka terhadap sentuhan dan cahaya. Sel-sel sensorinya terletak di sepanjang batas mantel atau di seluruh permukaan mantel.

d.

Kelas Chepalopoda Chepalopoda berasal dari kata “cephal” yang berarti kepala dan “podos” yang berarti

kaki. Yang berarti Mollusca yang berkaki di kepala. Maksudnya yaitu kaki yang bergabung dengan kepala dalam bentuk tangan, tentakel, atau siphon. Hewan pada kelas Chepalopoda ini tidak memiliki cangkang dan memiliki kantung tinta kecuali pada species Nautili sp. Sistem respirasinya dengan menggunakan insang yang berbentuk lembaran yang disebut gonochris. Alat gerak hewan yang termasuk dalam kelas ini termodifikasi membetuk tentakel. Tentakel pada kelas Chepalopoda berjumlah 10 yang terdiri dari 2 tentakel panjang dan 8 tentakel pendek. Pada tentakelnya terdapat sel perekat yang berfungsi untuk menangkap mangsanya. Hewan ini memiliki sirip yang terletak di sisi tubuhnya berfungsi sebagaia alat kemudi ketika berenang.

Hewan Chepalopoda melakukan reproduksi secara seksual. Organ reproduksinya berumah dua yang melakukan fertilisasi internal dan menghasilkan telur. Makanan hewan ini seperti kepiting atau invertebrate lainnya. Sebagai hewan pemangsa, hewan Cephalopoda bergerak cepat dengan berenang dan memiliki organ pertahanan berupa kantung tinta yang berisi cairan seperti tinta yang berwarna coklat atau hitam yang terletak di ventral tubuhnya dan dikeluarkan jika hewan ini merasa terancam dengan cara menyemburkannya. Sistem saraf Chepalopoda berpusat di kepalanya yang berbentuk menyerupai otak.

e.

Kelas Schaphopoda Schaphopoda merupakan salah satu kelas dari filum Mollusca yang biasa disebut dengan

siput gading atau siput gigi. Hewan pada kelas ini memiliki tubuh yang ramping, memanjang dorsoventral, dan diselubungi oleh mantel. Cangkangnya terbuka pada kedua ujung dan berbetuk silinder dan biasanya berwarna puti terkadang putih kekuningan. Di dekat mulutnya terdapat tentakel kontraktif bersilia atau yang biasa disebut dengan captula dengan ujung yang menjulur yang berfungsi sebagai alat peraba yang digunakan untuk menangkap mikroflora atau mikrofauna. Hidup dan membenamkan diri pada substrat pasir dan lumpur. Kakinya muncul dari ujung cangkang ynag besar yang berfungsi untuk menggali baik di pasir maupun di lumpur. Sirkulasi untuk pernapasannya digerakkan oleh gerakan kaki dan silia, sementara itu pertukaran gas atau respirasinya terjadi di mantel. System reproduksi pada hewan Schaphopoda bersifat hermaprodit akan tetapi bereproduksi secara seksual. Fertilisasi dilakukan secara eksternal dan telur dilepaskan secara terpisah. Dan setelah melewati fase larva , hewan-hewan muda tenggelam di dasar laut. Hewan pada kelas Schaphopoda tidak memiliki kepala dan insang, oleh karena itu sistem respirasi pada hewan ini dibantu oleh mantel. Mantel membentuk rongga mantel yang berisi cairan. Cairan tersebut berfungsi sebagai lubang insang, lubang ekskresi, dan lubang anus. Sistem saraf hewan ini terdiri dari tiga ganglion dintaranya yaitu ganglion cerebral, ganglion pleural, dan ganglion pedal. Yang ketiganya dihubungkan oleh serabut-serabut saraf. Sistem pencernaannya terdiri atas mulut, kerongkongan yang pendek, lambung, usus, dan anus. Salurannya memanjang mulai dai mulut hingga anus. Pada mulutnya terdapa redula atau lidah yang bergerigi. Alat ekskresinya berupa ginjal atau biasa yang disebut dengan nefridium.

Filum Arthropoda 

Berasal dari bahasa Latin “Arthron” yang berarti ruas, dan “Podos” yang berarti kaki.



Tubuhnya dibedakan menjadi 3 bagian yaitu kepala, dada, dan abdomen yang dapat dibedakan dengan jelas. Akan tetapi ada beberapa jenis yang kepala dan dadanya tidak dapat dibedakan.



Memiliki struktur tubuh yang simetri bilateral.



Memiliki rangka luar yang tersusun atas zat kitin. Pada waktu tertentu kulit tersebut akan berganti atau mengalami ekdisis.



Alat pencernaannya berkembang dengan sempurna mulai dari mulut hingga anus yang terletak dibagian posterior.



Memiliki alat respirasi yang berbeda-beda. Misalnya pada Crustacea bernapas menggunakan insang, pada Insecta dan Myriapoda bernapas menggunakan trakea, dan pada Arachnida bernapas menggunakan paru-paru buku.



System saraf yang digunakan merupakan system saraf tangga tali atau yang biasa disebut dengan ganglion.



System reproduksi yang digunakan yaitu system reproduksi seksua. Dengan fertilisasi internal. Dan alat kelaminnya bersifat hermaprodit.



a.

Filum Arthropoda diklasifikasikan menjadi 9 kelas, yaitu sebagai berikut

Kelas Pycnogonidae Pycnogonidea merupakan hewan akuatik dari filum Arthropoda dan Subfilum

Chelicerata, yang biasa dikenal sebagai laba-laba laut(sea spider). Hewan ini hidup di perairan dengan kedalaman 7000 m. Memiliki warna tubuh yang gelap dan kusam. Memiliki struktur tubuh yang panjang dan langsing yang dilengkapi dengan segmen. Memiliki 4 pasang kaki dan panjang kaki yang mendominasi sebagian besar tubuhnya. Setiap kakinya terdiri atas 9 segmen. Sistem reproduksi hewan Pycnogonidea bersifat hermaprodit(kelamin terpisah) dan pada hewan jantan memiliki kaki tambahan yaitu kaki ovigerous yang berfungsi untuk mengumpulkan dan mengerami telurnya yang telah dibuahi. Reproduksinya dilakukan secara seksual dengan fertilisasi eksternal. Dengan cara Pycnogonidea jantan mengeluarkan sperma ke perairan kemudian Pycnogonidea betina membuka oviger dan mengeluarkan sel telurnya.

Sistem peredaran tubuhnya dengan menggunakan system peredaran darah terbuka yaitu sistm peredaran darah yang tidak melalui pembuluh darah, dimana darah dipompa ke haemocoel dengan hati yang terletak di dekat punggun hati. Hewan ini memiliki jantung yang terletak dibagian abdomen. System pencernaan makanannya bersifat intraseluler . dengan cara makana dimasukkan ke dalam mulut dengan kelisera dan kemudian diserap oleh dinding sel dan diproses secara kimiawi oleh enzim-enzim

b.

Kelas Merostomata Kelas Merostomata memiliki tubuhyang terdiri atas 3 bagian utama yang masing-masing

dipisahkan oleh sambungan tipis atau segmen, yaitu kepala(prososma), perut(epithosoma), dan ekor(telson). Dibagian kepala memiliki 9 mata yang letaknya terpencar, sepasang mata terletak di masing-masing sisi kepala, 5 dibagian depan, dan sepasang terletak dibagian bawah kepala. Bagian ekornya bersifat kaku dan mengerucut dibagian ujungnya, namun dibagian pangkalnya bisa digerakkan dan sanggup memberikan dorongan yang digunakan untuk bergerak lebih cepat. Memiliki 6 pasang kaki yang memiliki fungsi masing-masing. Makanan hewan yang termasuk ke dalam kelas Merostomata berupa Mollusca, cacing, atau hewan lain yang diambil oleh chelate pelengkap dan diadakan melawan alur ventral dalam tubuh. Makanannya dikunyah dengan menggunakan “gnathobases” dari posterior kaki yang berjalan melewati depan untuk mulut, kemudian tertelan dan hancur dalam sebuah empedal. Memiliki system peredaran darah terbuka, yang terdiri atas jantung yang panjang dengan 8 buah ostia, 3 pembuluh darah arteri anterior, 4 pasang arteri lateral yang bercabang-cabang menuju sinus darah dalam jaringan dan organ. System ekskresi dan osmoregulasinya yaitu dengan cara limbah nitrogen dikeluarkan dengan difusi ammonia melalui insang dan sebagian melali kelenjar mesodermal. System reproduksinya bersifat hermaprodit dan melakukan fertilisasi secara eksternal

c.

Kelas Arachnidae Memiliki tubuh yang terdiri atas cephalotorak dan abdomen. Pada bagian cephalotorak

terdiri atas 6 pasang apendik. Apendik pertama berupa kalisera(alat sengat yang terletak dibagian maksila). Pada beberapa spesies dari Arachnida apendik pertamanya terdiri dari 2 bagian yaitu mandibula(yang terletak dibagian basal) dan kuku(yang terletak dibagian ujung). Pada pasangan

apendik kedua berupa pedipalpus(alat penjepit yang digunakan untuk memegang mangsanya) dengan bagian dasar yang disebut maksila yang digunakan untuk memotong makanan atau mangsanya. Pada hewan jantan pedipalpus berfungsi sebagai organ kopulasi. Pada bagian abdomen tidak memiliki apendik karena berfungsi sebagai alat gerak. Struktur tubuhnya lunak dan memiliki segmen. Hidupnya di darat. Memiliki kelenjar racun yang digunakan untuk membunuh mangsanya yang terletak di kalisera. Memiliki 4 pasang kaki yang masing-masing terdiri atas 7 ruas yaitu koksa, trokhanter, femur, patella, tibia, metatarsus, tarsus, dan berakhir dengan 2 cakar serta terdapat rambut yang membantunya bergantung pada dinding. Memiliki mata yang sederhana. Mulut laba-laba digunakan untuk menghisap cairan. Cairan tersebut akan mengeras di udara membentuk sebua benang yang selanjutnya digunakan untuk pemuatan sarang. Pada bagian abdomennya terdapat celah yang merupakan kelanjutan paru-paru buku dan tiga pasang spinneret(alat tenun jaring) yang akan menyalurkan cairan yang akan disekresi oleh kelenjar sutera. Tubuhnya ditutupi oleh kutikula yang dilengkapi oleh bulu-bulu indera atau sisik. Tidak memiliki insang. Umumnya berkembang biak dengan ovipar. Memiliki kelamin yang terpisah(hermaprodit) dan umumnya hewan betina berukuran lebih besar dibandingkan hewan jantan. Fertilisasi brlangsung secara internal dan telur yang dikeluarkan dalam sebuah kokon sutera. Setelah menetas hwan muda meninggalkan kokon. Untuk mencapai usia reproduktif, hewan jantan akan molting sebanyak 5 kali dan hewan betina mengalami 7 atau 8 kali molting. Sistem sarafnya berupa tangga tali yang terletak di sepanjang tubuh baian ventralnya. Pada berbagai tempat di segmen tubunya terdapa perbesaran saraf tangga tali atau yang biasa disebut dengan ganglia yang berfungsi sebagai pusat reflex dan penendalian berbagai kegiatan. Ganglia yang terletak dibagian anterior berfungsi sebagai otak. Sistem peredaran darahnya terdiri atas jantung, arteri vena, dan sejumlah sinus. Jantungnya terletak dibagian pericardium, ke bagian depan diteruskan oleh aorta yang bercabang-cabang ke dalam jaringan yang terletak dibagian cephalotorak. Ke bagian belakang diteruska oleh arteri caudal dan terdapat 3 arteri abdomen. Sistem pencernaannya terdiri atas mulut, tenggorokan, lambung, usus halus, anus, dan dilengkapi oleh kelenjar racun yang berfungsi untuk mematikan mangsanya. Dan dilengkapi oleh 5 pasang usus buntu yang terletak dibagian depan dan hati dibagian abdomen

d.

Kelas Crustacea Crustacea berasal dari bahasa Latin “crustae” yang berarti kulit. Maksudnya hewan yang

memiliki kulit keras. Merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang hdiup di darat. Merupakan salah satunya kelas dari filum Arthropoda yang memiliki dua pasang antenna. Memiliki 19 pasang anggota tubuh, 3 pasang atau lebih anggota badan dimodifikasi sebagai bagian dari mulut, termasuk mandibula yang keras. Crustacea kecil melakukan respirasi melalui daerah tipis pada kutikula, sedangkan pada Crustacea dewasa melakukan respirasinya menggunakan insang. Sistem sirkulasi pada Crustacea merupakan system peredaran darah terbuka, dengan sebuah jantung yang memompa hemolimfa melalui ateri ke dalam sinus yang mengairi organ tersebut. mereka mensekresikan buangan nitrogen dengan cara difusi melalui kutikula dan di sepanjang kelenjar mengatur keseimbangan garam hemolimfa. Sistem reproduksinya bersifat hermaprodit. Seperti pada udang galah hewan jantan menggunakan sepasang anggota badan khusus untuk memindahkan sperma ke pori reproduksi betina selama kopulasi

e.

Kelas Insecta Insecta berasal dari bahasa Latin “insect” ysng berarti serangga. Merupakan satu-satunya

avertebrata yang bisa terbang. Habitatnya di terrestrial dan di air tawar. Memiliki ciri khusus yaitu memiliki kaki yang berjumlah 6 buah. Tubuhnya dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kepala(cephal), dada(torak), perut(abdomen). Kepalanya terdiri atas 6 segmen yang berfusi. Thorak terdiri atas 3 pasang kaki yang beruas dan memiliki sepasang sayap. Pada bagian abdomennya terdiri atas bagian terminal misalnya genital. Memiliki mata majemuk yang tersusun atas bentuk segi enam yang biasa disebut dengan facet. Setiap facet merupakan ujung terluar dari suatu inti yang disebut ommatidium. Dan memiliki mata sederhana atau ocellus. Mata ini terdiri atas retinula(sel penglihatan) dan rhabdom(batang optic). Memiliki antenna yang panjang dibagian anterior tubuhnya, tepatnya di kepala. Pada serangga ada yang mengalami metamorphosis dan ada juga yang tidak mengalami proses metamorphosis. Makanan insekta bermacam-macam, misalnya bagian tanaman seperti akar, batang, daun, biji, buah-buahan, butir tepung sari dari tanaman. Sistem respirasinya dilakukan dalam suatu sistem pipa trakea yang menembus ke setiap bagian tubuh. Memiliki segmen di seluruh permukaan tubuhnya termasuk anggota geraknya. Memiliki sepasang cakar

yang digunakan untuk lokomisi dan berguna untuk pencernaan makanan. Maksila, mandibula, dan labia diciptakan dengan beraneka macam bentuk yang berfungsi untuk menghisap, menggigit, mengunyah, dan memarut.

f.

Kelas Chilopoda Hewan yang termasuk ke dalam kelas Chilopoda disebut juga dengan lipan atau

centipede. Memiliki tubuh yang berbentuk pipih dorso-ventral dan bersegmen-segmen. Tubuhnya terdiri atas 2 bagian yaitu kepala dan tubuh. Memiliki segmen, setiap segmen memiliki sepasang kaki kecuali pada dua segmen terakhir dan satu semen yang terletak tepat dibelakang kepala. Pada satu segmen tepat di belakang kepala terdapat”taring bisa” atau biasa disebut dengan maksilapoda. Maksilapoda berfungsi untuk membunuh mangsanya dan terdapat racun. Di kepala terdapat antenna yang terdiri dari 12 segmen, dan terdapat 2 kelompok mata tunggal dan mulut. Hewan ini memangsa hewan kecil seperti mollusca, cacing, dll. Sistem pencernaan pada hewan Chilopoda sudah sempurna mulai dari mulut hingga anus. Sistem respirasinya menggunakan trakea yang bercabang-cabang dengan lubang yang terbuka hampis di setiap ruas. System reproduksinya secara seksual dengan melakukan fertilisasi internal. Sistem ekskresinya berupa dua buah saluran badan malphigi. Habitatnya dibawah bebatuan atau timbunan tumbuhan yang telah membusuk. Sistem sarafnya menggunakan system saraf yang biasa disebut dengan system saraf tangga tali dengan alat penerima rangsang berupa satu pasang mata tunggal dan satu pasang antenna yang berfungsi sebagai alat peraba.

g.

Kelas Diplopoda Hewan yang termasuk ke dalam kelas Diplopoda memiliki bentuk tubuh yang bulat

memanjang. Memiliki banyak segmen pada tubuhnya yang ditutupi oleh lapisan yang mengandung garam kalsium dan memiliki warna tubuh yang mengkilap. Di kepalanya terdapat 2 mata tunggal, sepasang antenna dan sepasang, mandibula. Toraksnya terdiri dari atas 4 segmen, dan setiap segmen memiliki sepasang kaki kecuali pada segmen pertama. Hewan Diplopoda memiliki abdomen yang panjang yang tersusun atas 25 sampai 100 segmen tergantung pada spesiesnya. Setiap segmen memiliki 2 pasang spirakel, ostia(lubang), ganglion saraf dan sepasang kaki yang terdiri atas 7 ruas.

Hewan ini hidup di tempat gelap dan lembab misalnya pada kayu atau batu yang terlindungi dari sinar matahari. Memiliki antenna yang digunakan sebagai penunjuk arah. Kakinya bergerak seperti gelombang sehingga mengakibatkan pergerakkannya yang lambat. Sistem respirasinya dengan menggunakan trachea yang tidak bercabang. Alat ekskresinya berupa dua buah saluran malphigi. Hewan Diplopoda termasuk kedalam hewan herbivore yang mengkonsumsi dedaunan, serta kayu-kayu yang membusuk.

h.

Kelas Pauropoda Hewan anggota kelas Pauropoda memiliki ukuran yang sangat kecil dengan panjang

tubuh 0,5 sampai 2 mm. Dipekirakan 5 juta hewan hidup dalam 1 hectare sampah hutan. Hewan pauropoda tidak memiliki warna tubuh. Tubuhnya dibedakan menjadi kepala dan badan. Hewan ini memiliki kemiripan dengan hewan dari kelas Diplpoda, akan tetapi memiliki antenna yang bercabang 3 dan tidak memiliki mata. Tubuhnya berbentuk silindris dan tersusun 11 hingga 12 segmen. Setiap segmen tubuh memiliki sepasang kaki, kecuali pada segmen pertama dan dua segmen terakhir. Habitat dari Pauropoda yaitu di tempat yang lembab, misalnya dibawah kayu, batu, atau daun . dam di dalam tanah. Makanannya berupa hewan yang berukuran mikroskopik. Saat ini jumlah spesies dari kelas Pauropoda yaitu 400 spesies.

i.

Kelas Symphyla Kelas symphyla merupakan kelas dari filum Arthropoda yang berukuran kecil dengan

panjang tubuh kurang dari 1 cm. Bagian tubuhnya dibedakan menjadi 2, yaitu kepala dan badan. Pada bagian kepala terdapat antenna, maksila, dan labium. Bagian badannya tersusun atas 12 segmen. Di setiap segmennya memiliki sepasang kaki. Hewan shymphyla memiliki habitat di tempat yang lembab dan cenderung menghindari cahaya, atau hidup ditempat yang gelap. Jumlah spesies dari hewan symphyla kurang lebih sekitar 100 spesies.

Filum Echinodermata  

Echinos = duri dan derma = kulit. Jadi Echinodermata hewan berkulit duri. Pada umumnya memiliki struktur tubuh yang simetri radial dan hampir selalu pentamerous. Tubuhnya triploblastik, coelomata dilengkapi denganm permukaan oral dan aboral yang mudah dibedakan. Tidak memiliki kepala. Dan pada umumnya tidak memiliki segmen.

    

     

 

j.

Ukuran tubuhnya sedang sampai besar. Akan tetapi tidak memiliki ukuran yang mikroskopis. Bentuk tubuh bundar sampai silindris, atau bentuk bintang yang dilengkapi dengan lengan yang sederhana yang tersebar dari diskus sentral. Permukaan tubuh agak halus, yang tertutupi oleh 5 ruangan secara simetris memancarberupa alur berlekuk atau yang biasa disebut dengan ambulakral. Diselingi oleh 5 inter-radii dan inter-ambulakral. Dinding tubuh terdiri atas epidermis bagian luar, dermis dibagian tengah, dan peritoneum yang terletak dibagian dalam. Endoskeleton pada Echinodermata tersusun dari lempengan-lempengan yang membentuk cangkang, yang biasa disebut dengan theca atau test. Yang tersusun atas osikula-osikula kecil yang terpisah. Coelom dibatasi oleh peritoneum dan ditempati oleh system pencernaan makanan dan system reproduksi. Mempunyai pembuluh air atau system ambulakral yang merupakan ciri pada umumnya terbuat dari tabung-tabung yang berisi cairan. Saluran makananya berupa tabung melingkar yang membentang dari mulut di permukaan oral sampai dengan anus yang terletak di permukaan aboral. System sirkulasi atau system haemal atau system darah lacunar yang spesifik. Tidak memiliki system ekskresi. Memiliki system saraf primitif yang terdiri atas jaringan yang berupa jala terkonsentrasi di dalam tali-tali saraf ganglion yang tersusun secara radial. Organ-organ sensoriknya kurang berkembang, seksnya dilakukan secara terpisah (dioecious) dengan beberapa pengecualian. Kelenjar kelaminnya sederhana dengan atau tanpa saluran sederhana. System reproduksinya biasanya dilakukan secara seksual, beberapa berkembang secara aseksual atau regenerasi. Fertilisasi pada Echinodermata dilakukan secara eksternal. Akan tetapi pada beberapa Echinodermata ada yang berkembangbiak dengan vivipar. Perkembangan larva khas yang mengalami metamorphosis menjadi dewasa bersifat simetri radial. Filum Echinodermata diklasifikasikan sebagai berikut.

Kelas Asteroidea 1) Struktur Tubuh Kelas Asteroidea berbentuk seperti bintang berlengan 5. Tubuhnya berduri tersusun atas zat kapur (osikel). Di sekeliling duri pada bagian dasar terdapat duri yang sudah mengalami perubahan yang disebut pediselaria yang berfungsi untuk pelindung insang kulit atau organ respirasi, menangkap makanan, dan mencegah sisa-sisa organisme agar tidak tertimbun pada permukaan tubuhnya. Bintang laut secara umum terdapat di sepanjang pantai laut. Bintang laut dapat biasanya dapat ditemukan pada batuan dengan mulut berada di bawah. Di permukaan aboral terdapat banyak duri dengan ukuran yang bervariasi. Terdapat sebuah madreporit yang berfungsi sebagai jalan masuknya sistem sirkulasi air dan terdapat anus. Jika dilihat permukaan pusat mulut bintang laut ini terletak di membran peristom dan terdapat lima alur amburakral, satu dari setiap lengan terdapat dua atau empat baris kaki tabung yang memanjang.

Bintang laut mempunyai lengan yang tidak kaku, tetapi gerakan lengannya fleksibel dan lambat. Hal tersebut dikarenakan adanya beberapa serat otot pada dinding tubuhnya. Pada kaki tabung bintang laut juga disertakan dengan serat otot. Struktur Tubuh Bintang laut dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Bintang laut memiliki kekuatan untuk memulihkan dirinya sendiri. Jika salah satu lengannya putus maka tubuhnya dapat memulihkannya dengan menumbuhkan lengan baru. Bintang laut akan melepaskan salah satu lengannya apabila bertemu predator. 2) Sistem Ambulakral Sistem Ambulakral disebut juga sistem pembuluh air. Sistem pembuluh air dimulai dari suatu lempengan yang berlubang-lubang di bagian aboral yang disebut madreporit, kemudian diteruskan ke saluran cincin melalui saluran batu. Saluran cincin tersebut letaknya mengelilingi mulut yang kemudian bercabang satu buah ke tiap-tiap lengannya. Cabang-cabang tersebut dinamakan saluran radial. Saluran ini kemudian bercabang-cabang lagi ke bagian samping dan disebut saluran transversal. 3) Sistem Pencernaan dan Cara Makan Mulut bintang laut dikontrol oleh otot dibeberapa spesies dapat membuka lebar, cukup untuk menelan karang atau setengah dari lempengan. Secara umum memiliki esophagus yang pendek, terkadang dengan sejumlah kantong sisi yang kecil. Echinodermata memiliki perut yang besar dan biasanya mengkerut secara horizontal menjadi dua bagian. Bagian dekat mulut dinamakan kardiak, meskipun bintang laut tidak memiliki jantung. Bagian permukaan aboral disebut pilorus. 4) Sistem Redroduksi Sistem reproduksi bintang laut memiliki perbedaan. Bintang laut melepaskan telur atau mengeluarkan sperma ke dalam air melalui pori dibagian permukaan bawah diantara ruang di samping lengan yang berdekatan. Kebanyakan bintang laut mengalami musim kawin tahunan yang dipengaruhi oleh naiknya suhu air. Bintang laut mengalami pembuahan di dalam air atau eksternal. Telurnya termasuk ke dalam tipe holoblastik. Mengalami pembelahan yang sama serta bentuk blastula dan gastrula yang hampir sama. Dari gastrula akan menjadi anus dan blastopor baru, mulut, dan lain-lain. Larva bintang laut disebut bipinnaria yang akan mengalami metamorfosis menjadi bintang laut. Secara anatomi bintang laut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

k.

Kelas Ophiuroidea 1) Struktur Tubuh Sturktur tubuh bintang ular laut seperti bola cakram kecil dengan 5 buah lengan bulat panjang. Tiap-tiap lengan terdiri atas ruas-ruas yang sama. Pada masing-masing ruasnya terdapat 2 garis tempat menempelnya osikel. Bintang ular laut memiliki duri di bagian lateral, sedangkan pada bagian dorsal dan ventralnya tidak berduri. Terdapat kaki tabung tanpa penghisap. Kaki tabung tersebut tidak berfungsi untuk berjalan tetapi sebagai alat

sensor dan membantu proses respirasi. Bintang ular laut tidak memiliki pediselaria dan anus. Mulutnya terletak di pusat tubuh dan dikelilingi oleh lima kelompok lempeng kapur yang berfungsi sebagai rahang. Struktur tubuh Bintang ular laut dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Bintang ular laut memiliki lengan ramping dan mudah bergerak-gerak. Hal ini memudahkannya untuk bergerak cepat dan berenang di dalam air. Bintang ular laut terbagi ke dalam dua tipe berdasarkan tipe lengannya yang pertama yaitu lengan sederhana dan tidak bercabang, yang dapat lebih sering disebut bintang ular laut. Kedua, yaitu tipe lengan banyak cabang yang disebut dengan bintang keranjang. Lengan bercabang tersebut lebih efektif sebagai penyaring untuk memisahkan plankton dari air yang dibantu oleh lendir yang ada pada lengannya. 2) Sistem Pencernaan Bintang ular laut memakan organisme kecil dan organisme yang tidak hidup. Makanan tersebut berasal dari lumpur di permukaan dasar laut. Makanan masuk ke dalam mulut dengan menggunakan kaki tabung. Dua bagian pada setiap lengannya terdapat mulut. Baris dari durinya mencuat keluar ke arah mulut yang berfungsi untuk memasukkan makanan. Bintang ular laut memiliki perut yang sederhana terdiri dari kantung tanpa ceca. Sehingga makanan tidak keluar dari mulut. Bintang ular laut tidak memiliki anus. Bintang ular laut jenis lain ada yang memakan plankton dengan cara menangkapnya menggunakan kait yang berukuran mikroskopis di ujung cabang dari lengannya. 3) Sistem Reproduksi Kelas Ophiuroidea memiliki jenis kelamin yang terpisah. Pada jantan biasanya berukuran lebih kecil daripada betina dan gonad terkait pada setiap bursa. Telur-telur akan dilepaskan ke dalam bursa. Embrio dilindungi di dalam bursa dan terkadang dipelihara oleh induknya. Pada tahap larva disebut dengan ophiopluteus. Kemudian mengalami metamorfosis sebelum tenggelam ke substrat.

4) Habitat dan Perilaku Habitat bintang ular laut yaitu di laut tenang atau dangkal terutama pada kubangan pasang surut serta bersembunyi di bawah batu-batu karang atau rumput laut, serta membenamkan diri dalam pada dasar yang lunak. Hewan ini berpindah tempat dengan gerakan yang mengular, memegang suatu objek dengan satu lengan atau lebih, kemudian menghentakkannya. Di antara filum Echinodermata golongan hewan inilah yang dapat bergerak paling cepat. Tangannya mudah putus dan memiliki regenerasi yang tinggi.

l.

Kelas Echinoidea

1) Struktur Tubuh Echinoidea Bagian tubuh terdiri dari 5 bagian yang sama tanpa tangan dan berduri. Duri melekat pada otot yang menyerupai bongkol (tuberkel). Memiliki Pediselaria. Kaki ambulakral pendek dan terletak di antara duri-duri yang panjang. Bulu babi dan dolar pasir tidak memiliki lengan, namun memiliki lima deret kaki tabung yang berfungsi dalam pergerakan yang lambat. Bulu babi memiliki otot-otot yang memutar disekitar duri-durinya yang panjang. Mulut bulu babi dikelilingi oleh struktur yang mirip rahang yang berfungsi untuk memakan rumput laut. Bulu babi mempunyai bentuk bulat dan ujung mulutnya berorientasi pada substrat. Skeleton bulu babi disebut test yang terdiri dari lempeng yang erat dan melengkung antara ujung oral dan aboral. Lima baris dari lempeng ambulakral mempunyai bukaan untuk kaki tabung dan bergantian membuka dengan lima lempeng ambulakral lain. 2) Sistem Pencernaan Echinoidea Echinoidea bergerak menggunakan duri untuk mendorong kembali substrat dan kaki tabung untuk menarik. Mulut kaki tabung dikelilingi bibir untuk menggerakan makanan. Alat mengunyah disebut Aristotle’s lantern yang dapat di proyeksikan mulut. Hal itu terdiri dari 35 osikel dan otot yang melekat serta memotong makanan menjadi potongan-potongan kecil untuk mempermudah proses menelan. 2) Sistem Reproduksi Echnoidea Echinoidea merupakan dioecious (memiliki organ perkembangbiakan jantan dan betina pada individu berbeda). Gonad terdapat di luar dinding tubuh di antara lempeng ambulakral. Selama musim kawin, gonad hampir memenuhi seluas selom. Satu gonopor terdapat masing-masing osikel yang disebut dengan lempeng genital di bagian ujung aboral pada Echinoidea. Gamet masuk ke dalam air dan fertilisasi terjadi secara eksternal. Perkembangan akhirnya menghasilkan larva pluteus yang menghabiskan beberapa bulan dan akhirnya mengalami metamorfosis menjadi dewasa. 4) Habitat dan Perilaku Echinoidea Bulu babi mempunyai kekhasan yaitu hidup pada substrat kasar. Sering menyembunyikan diri ke dalam celah-celah dan lubang batuan atau koral. Tidak seperti bintang laut, landak laut merupakan herbivora dan sangat lambat dalam bergerak. Mereka memiliki kecepatan bervariasi sesuai dengan habitat mereka. landak laut yang lebih besar bergerak lebih cepat pada permukaan horizontal, tetapi menggunakan lebih banyak energi dalam bergerak. Duri digunakan sebagai perlindungan diri. Duri seringkali tajam dan terkadang berongga serta mempunyai racun yang berbahaya bagi perenang.

m.

Kelas Holothuroidea 1) Struktur Tubuh Teripang tidak memiliki duri seperti Echinodermata lain dan endoskeletonnya lebih tereduksi. Tubuhnya juga memanjang pada sumbu oral-aboral. Mentimun laut bergerak dengan menggunakan kaki tabung dan kontraksi otot sirkular dan longitudinal yang terdapat pada dinding tubuhnya. Susunan bentuk dasar Echinodermata tidak jelas terlihat

pada bentuk luar teripang ini karena kerangka luarnya tidak ada. Tetapi memiliki keping kecil berkapur yang mikroskopis, tersebar dalam jaringan dinding tubuhnya. Tubuh teripang umumnya berbentuk bulat panjang atau silindris sekitar 10-30 cm, dengan mulut pada salah satu ujungnya dan dubur ujung lainnya. Karena bentuk umumnya seperti ketimun, maka dalam bahasa inggris hewan ini disebut sea cucumber atau ketimun laut. Mulutnya dikelilingi oleh tentakel-tentakel atau lengan peraba yang kadang-kadang bercabang-cabang. Tubuhnya berotot, dapat tipis atau tebal, lembek atau licin. Dinding tubuhnya biasanya kasar dengan osikel kecil tertanam di dalamnya, walaupun beberapa spesies memiliki osikel besar membentuk kulit armor. Karena bentuk tubuh timun laut memanjang, mereka mempunyai ciri khas yaitu berbaring di satu sisi tempat hidupnya. 2) Sistem Pencernaan makanan Saluran pencernaan pada timun laut terdiri dari faring silindris, kerongkongan, otot perut yang kecil dan usus yang panjang, serta pada bagian akhir terdapat kloaka. Makanan berasal dari partikulat organik yang berasal dari pasir atau lumpur yang masuk ke dalam saluran pencernaan. Beberapa spesies dapat mengeluarkan tentakel yang berfungsi untuk menjebak mangsanya. Ketika makanan terjerat tentakel maka tentakel akan ditarik masuk ke dalam mulut. 3) Sistem Reproduksi Jenis kelamin timun laut biasanya terpisah, tetapi ada juga yang hermaprodit. Pada umumnya timun laut lebih banyak hermaprodit dari pada Echinodermata lain. Timun laut memiliki satu testis atau satu ovarium, atau ada keduanya. Gonadnya mempunyai banyak lobus yang tipis. Beberapa spesies membebaskan telurnya dan sperma, tetapi banyak pula yang mengerami telurnya. 3) Habitat dan Perilaku Teripang (Holothuroidea) merupakan golongan yang paling umum dijumpai. Hewan ini banyak terdapat di paparan terumbu karang kemudian juga di pantai berbatu dan berlumpur. Teripang mempunyai sifat menarik, yaitu jika teripang dipegang secara erat maka akan mengeluarkan sebagian isi perutnya melalui anus atau mulut. Kebanyakan teripang bersifat nokturnal yaitu aktif mencari makan pada malam hari dan menyembunyikan diri pada siang hari. Proses makan meliputi pergerakan secara random untuk mencari makan dan memakannya secara simultan sesuai dengan kelimpahan dan keberadaan detritus. Sebagai organisme yang bisa bergerak dengan lambat, teripang ini sangat tergantung dengan ketersediaan pakan di substrat. Kebanyakan suplai makanan salah bentik dan berada di bawah tubuh teripang dari pada di kolom air. Hal ini tampak pada bentuk tubuhnya di mana mulut terletak di bagian ventral. Holothuriodea dapat berasosiasi dengan beberapa hewan. Rongga tubuh Bohadschaia marmota dijadikan tempat berlindung bagi ikan Carapus homei. Kepiting Lissocarcinus orbicularis ditemukan hidup dan berlindung di celah antar tentakel Actinopyga mauritania.

n.

Kelas Crinoidea 1) Struktur Tubuh

Lili laut hidup melekat ke substrat dengan tangkainya, lengan digunakan untuk memakan suspensi. Crinoidea memiliki lengan yang mengelilingi mulut serta menghadap ke atas, menjauhi subsrat. Lili laut mempunyai bentuk tubuh yang indah seperti bunga. Lili laut berpegang pada batu atau tumbuhan yang disebut dengan cirri dan memiliki lengan yang banyak. Tubuhnya ditutupi oleh kulit kasar yang disebut tegmen terdiri dari lempengan kapur. Epidermisnya tidak berkembang dengan biak. Kelima lengannysa fleksibel untuk membentuk lebih banyak cabang yang memiliki pinnules seperti duri pada bulu. Gabungan calyx dan lengan dinamakan crown. Bentuknya tidak berubah dan stalk atau tangkai melekat pada sisi aboral tubuh. Stalk atau tangkai ini mencuat dan bersendi serta memiliki ciri. Tidak memiliki madreporit, duri, dan pediselaria. 2) Sistem Pencernaan Sistem Pencernaan pada lili laut terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu esofagus, perut, dan usus. Perut dan usus umumnya memiliki divertikula. Pada anus terdapat papila yang menonjol di dekat tepi calyx. Makanan memasuki saluran pencernaan dan terjadi pemadatan. Kemudian nutrisi makanan tersebut diserap. Sisanya dikeluarkan dalam bentuk pelet. Beberapa spesies menyedot air melalui anus ke bagian belakang usus. Kegiatan tersebut merupakan upaya untuk mengeluarkan sisa kotoran yang berbentuk seperti pellet.

III. Relevansi Berikut merupakan relevansi saya dalam mengikuti perkuliahan No

1

Sebelum

Saya memahami mengenai berbagai filum yang termasuk ke dalam avertebrata.

Sesudah Saya lebih memahami perbedaan spesifik pada berbagai filum yang termasuk ke dalam avertebrata.

Saya sudah memahami sistem pencernaan,

2

Saya belum memahami mengenai system

respirasi, saraf, reproduksi, dan ekskresi yang

pencernaan, respirasi, saraf, reproduksi,

dimiliki oleh berbagai hewan dari berbagai

dan ekskresi dari berbagai hewan dari

filum yang termasuk dalam avertebrata, bahkan

beberapa filum yang termasuk dalam

juga mengetahui tentang kelengkapan organ-

avertebrata.

organ yang dimiliki dalam berbagai system tersebut.

IV. Identifikasi Masalah Semua masalah yang ditanyakan dalam diskusi kelas, beserta dengan jawabannya. 1. Bagaimanakah perbedaan susunan eksoskeleton yang terdapat pada Mollusca dan Arthropoda? Jawab: Eksoskeleton pada Arthropoda tersusun atas zat kitin dan protein, zat penyusun Arthropoda berbeda dengan Mollusca karena pada Mollusca zat penyusun dari eksoskeleton yaitu berupa kalsium karbonat.

2. Bagaimanakah proses berlangsungnya lalu lintas air dan udara yang terjadi pada Arthropoda? Jawab: Eksoskeleton pada Arthropoda tersusun atas 2 kutikula yaitu prokutikula dan epikutikula. Pada lapisan epikutikula tidak terdapat susunan zat kitin sehingga memungkinkan terjadinya lalu lintas air dan udara bersamaan dengan berlangsungnya system sirkulasi dan respirasi. Misalnya pada udang, insang udang terletak dibagian cephalotorak lebih tepatnya dibagian sisi kana dan sisi kiri pada tubuhnya. Karena adanya lapisan kutikula maka mekanisme lalu lintas air dan udara pada udang berlangsung seperti pernapasan insang pada umumnya.

V.

Elemen yang menarik Pada pertemuan minggu ini, banyak hal menarik yang diberikan oleh mahasiswa KPL S2

terutama pada model pembelajarannya dan review yang dilakukan untuk mengingat kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pada 2 pertemuan dalam minggu ini saya tidak merasa

bosan atau mengantuk pada jam matakuliah Keanekaragaman Hewan ini. Justru saya bersemangat karena model pembelajaran yang diberikan menarik dan seru. Dengan hal ini, saya bisa dengan mudah mempelajari materi yang dipelajari dan dipresentasikan pada hari itu.

VI. Refleksi Diri (Umum) dan Pengalaman Belajar Setelah melalui pertemuan pada minggu kemarin, saya mendapat dan mengetahui banyak ilmu baru yang sebelumnya sudah pernah saya pelajari tetapi tidak sedetail ini. Saya telah memahami lebih dalam mengenai berbagai filum yang termasuk dala avertebrata, perbedaan yang terdapat pada masing-masing filum, ciri khusus dari masing-masing filum, sekaligus memahami berbagai sistem yang terdapat pada berbagai filum tersebut. Mulai dari klasifikasi, ciri, dan berbagai sistem yang digunakan oleh berbagai filum tersebut untuk bertahan hidup.

VII. Refleksi Diri (khusus) Pada pertemuan minggu keempat ini, saya merasa mendapatkan semangat baru dan banyak sekali ilmu baru dengan metode pembelajaran yang diberikan oleh mahasiswa KPL S2 untuk matakuliah Keanekaragaman Hewan ini. Saya bisa lebih mudah memahami berbagai perbedaan yang terdapat dalam beberapa filum dalam avertebrata.

DAFTAR RUJUKAN Indriwati, Sri E. 2016. Keanekaragaman Hewan. Malang: UM. Campbell, N.A., J.B. Reece, L.A. Urry, M.L.Cain, S.A. Waserman, P.V. Minorsky &R.B. Jackson (2010). Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: PT. Erlangga.

Related Documents

Jurnal Belajar I.docx
May 2020 26
Jurnal Belajar Xi.docx
December 2019 23
Jurnal Belajar 10.docx
November 2019 27

More Documents from "Faisal Falah"