Jurnal 4.pdf

  • Uploaded by: nurisriani
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Jurnal 4.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 3,065
  • Pages: 7
PENGARUH LATIHAN JASMANI TERHADAP PENURUNAN GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS (DM) TIPE II DI PUSKESMAS KEBUNSARI KECAMATAN WONOMULYO KABUPATEN POLEWALI MANDAR TAHUN 2015 Wenda Puja Angsoka Latar Belakang : Prevalensi Diabetes Melitus (DM) di dunia semakin meningkat dimana pada tahun 2000 jumlah penduduk dunia yang menderita Diabetes 150 juta jiwa dan pada tahun 2020 diperkirakan menjadi 300 juta jiwa.Sedangkan di Indonesia diperkirakan pada tahun 2020 ditemukan 178 juta penduduk usia diatas 20 tahun dan dengan asumsi prevalensi DM 4% maka diperkirakan 7 juta penderita DM, yang sangat sulit dilayani oleh terbatasnya jumlah dokter yang berkecimpung pada bidang DM. Latihan jasmani merupakan salah satu pilar penatalaksanaan DM disamping edukasi, terapi gizi medis dan intervensi farmakologis. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain penelitian adalah“pre eksperimen (One group pre and post test design) yaitu penelitian yang menggunakan satu kelompok subyek, pengukuran dilakukan sebelum dan setelah perlakuan, Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah pasien dari 133 orang pasien penderita DM yang yang datang melakukan latihan jasmani pada saat penelitian dilakukan.perawatan di Puskesmas Kebunsari Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2015. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik Accidental Sampling, yaitu pengambilan sampel secara aksidental (accidental) sehingga didapat 22 sampel yang datang melakukan senam jasmani pada saat penelitian dilakukan. Kata Kunci : eksperimen, glukosa darah sewaktu sebelum dan setelah latihan jasmani, latihan jasmani Daftar Pustaka : 16 Buku + 2 internet (2005-2015) Background: The prevalence of diabetes mellitus (DM) is increasing in the world where in 2000 the world population suffering from Diabetes 150 million and in 2020 was estimated to be 300 million jiwa.Sedangkan in Indonesia in 2020 found an estimated 178 million people above the age of 20 year and assuming a 4% prevalence of DM then estimated 7 million people with diabetes, which is very difficult to be served by a limited number of doctors who are involved in the field of diabetes. Physical exercise is one of the pillars of the management of diabetes in addition to education, medical nutrition therapyand pharmacological interventions. This type of research is experimental research design is the "pre-experiment (One group pre and post test design) research that uses one group of subjects, measurements were performed before and after treatment, the magnitude of the sample in this study is the number of patients from 133 patients with DM that which comes perform physical exercise during the study dilakukan.perawatan in PHC Kebunsari Wonomulyo Polewali Mandar District of the Year 2015. The sampling technique in this research is accidental sampling technique, namely accidental sampling (accidental) thus obtained 22 samples that come doing gymnastics physical at the time of the study. Statistical tests used in this study is Mc.Nemar In this research is very clear there is influence between gymnastics diabetic with blood glucose levels as where its influence is the presence of blood sugar penurunanan after doing gymnastics diabetic as evidenced by the significant value of 0.000 <α = 0.005, which means that Ho rejected and Ha accepted the.Conclusion: There is the influence of physical exercise on blood glucose lowering in patients with DM TipeII in Puskesmas Subdistrict Kebunsari Wonomulyo. Suggestion: Based on the results of the study are expected to society, especially people with diabetes to be more active to perform physical exercise in order to condition the blood glucose returns to normal Keywords: experiment, when blood glucose before and after physical exercise, physical exercise Bibliography: 16 Books + 2 Internet (2005-2015) Diabetes melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolik dengan PENDAHULAN

karakteristikhiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya (American Diabetes Association, 2006). Prevalensi diabetes semakin meningkat. WHO menyimpulkan bahwa Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita diabetes di dunia (Medicastore, 2007). Latihan jasmani merupakan upaya awal dalam mencegah, mengontrol, dan mengatasi diabetes. Ilyas dalam Soegondo (2007) menjelaskan latihan jasmani menyebabkan terjadinya peningkatan aliran darah, jala-jala kapiler lebih banyak terbuka sehingga lebih banyak tersedia reseptor insulin dan reseptor menjadi lebih aktif yang akan berpengaruh terhadap penurunan glukosa darah pada pasien diabetes. Senam Diabetes Indonesia merupakan senam aerobic low impact dan ritmis yang telah dilaksanakan sejak tahun 1997 di klub-klub diabetes di Indonesia (Santoso, 2006). Prevalensi Diabetes Melitus (DM) di dunia semakin meningkat dimana pada tahun 2000 jumlah penduduk dunia yang menderita Diabetes 150 juta jiwa dan pada tahun 2020 diperkirakan menjadi 300 juta jiwa.Sedangkan di Indonesia diperkirakan pada tahun 2020 ditemukan 178 juta penduduk usia diatas 20 tahun dan dengan asumsi prevalensi DM 4% maka diperkirakan 7 juta penderita DM, yang sangat sulit dilayani oleh terbatasnya jumlah dokter yang berkecimpung pada bidang DM. (Sanusi, 2009). Aktivitas fisik merupakan sebagai gerakan fisik yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya, dalam penyakit DM aktivitas fisik menjadi bagian penentu indek glukosa karena didalam seseorang melakukan aktivitas fisik baik yang ringan, sedang, ataupun berat akan membutuhkan kalori atau energi. Energi atau kalori didalam tubuh manusia merupakan proses dari metabolisme sel, sumber energi yang utama didalam tubuh manusia antara lain glukosa, glikogen dan trigleserida. Timbunan glukosa dalam seluruh tubuh kurang lebih 20 gram, glikogen dalam hati sekitar 80-120 gram, glikogen otot kirakira 300-400 gram. Aktivitas fisik manusia membutuhkan kalori, sedangkan bahan dari kalori adalah glukosa sehingga semakin berat tingkat aktivitas maka semakin banyak glukosa darah yang digunakannya. Pemantauan status metabolik pasien diabetes mellitus merupakan hal yang penting

dalam pengendalian gula darah. Pengendalian gula yang baik berarti menjaga gula darah dalam kisaran normal, sehingga pasien DM dapat terhindar dari hiperglikemia dan hipoglikemia. Dengan pengendalian gula darah yang baik pasien DM akan terhindar dari berbagai komplikasi baik yang akut maupun yang kronik (Soegondo,2007). Latihan jasmani merupakan upaya awal dalam mencegah, mengontrol, dan mengatasi diabetes. Ilyas dalam Soegondo (2007) menjelaskan latihan jasmani menyebabkan terjadinya peningkatan aliran darah, jala-jala kapiler lebih banyak terbuka sehingga lebih banyak tersedia reseptor insulin dan reseptor menjadi lebih aktif yang akan berpengaruh terhadap penurunan glukosa darah pada pasien diabetes. Latihan jasmani merupakan salah satu pilar penatalaksanaan DM disamping edukasi, terapi gizi medis dan intervensi farmakologis. Manfaat latihan jasmani bagi penderita diabetes antara lain meningkatkan penurunan kadar glukosa darah, mencegah kegemukan, ikut berperan dalam mengatasi kemungkinan terjadinya komplikasi aterogenik, gangguan lemak darah, menormalkan tekanan darah, serta meningkatkan kemampuan kerja. Pada saat seseorang melakukan olah raga terjadi peningkatan kebutuhan bahan bakar tubuh oleh otot yang aktif. Disamping itu terjadi pula reaksi tubuh yang kompleks meliputi fungsi sirkulasi, metabolisme, dan susunan saraf otonom. Pada saat olah raga, sumber energi utama adalah glukosa dan lemak. Setelah olah raga 10 menit, peningkatan kebutuhan glukosa mencapai 15 kali dari kebutuhan biasa, setelah 60 menit, akan meningkat sampai 35 kali (Suhartono, 2009). Hasil studi penjajakan di Wilayah Kerja Puskesmas Kebunsari Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polman Tahun 2015 didapatkan data kunjungan pasien DM Tipe II tahun 2013 sebanyak 91 kasus. Pada tahun 2014 mengalami peningkatan kunjungan menjadi 133 kasus. Sedangkan kasus DM di Kabupaten Polman tahun 2013 sebanyak 1634 kasus. Dan jumlah kasus DM pada tahun 2014 sebanyak 2388. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh Latihan Jasmani Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Penderita DM Tipe II di Wilayah Kerja Puskesma Kebun ari Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polman Tahun 2015

primer di lapangan hingga tahap penulisan akhir penelitian Populasi dan Sampel Populasi Populasi pada penelitian ini adalah semua penderita DM yang melakukan perawatan di klinik Wilayah Kerja Puskesmas Kebunsari Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2015. Jumlah populasi untuk semua pasien yang melakukan perawatan di Puskesmas Kebunsari Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2015 sebanyak 133 orang. Sampel Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah pasien dari 133 orang pasien penderita DM yang yang datang melakukan latihan jasmani pada saat penelitian dilakukan.perawatan di Puskesmas Kebunsari Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2015.

METODE PENELITIAN Jenis dan Metode Penelitian Desain penelitian pada penelitian ini adalah “pre eksperimen (One group pre and post test design)“. (Hidayat, 2008). Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain penelitian adalah“pre eksperimen (One group pre and post test design) yaitu penelitian yang menggunakan satu kelompok subyek, pengukuran dilakukan sebelum dan setelah perlakuan, yaitu untuk mengetahui pengaruh Latihan Jasmani Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah DM Tipe II di wilayah Kerja Puskesmas Kebunsari Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2015. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret- Mei 2015, dan pengambilan data dasar dilaksanakan pada bulan Januari 2015, terhitung sejak dikumpulkannya bahan-bahan penelitian, pengumpulan data HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Analisa Univariat

Tabel 4.1 Karakteristik glukosa darah responden sebelum latihan jasmani Normal Tidak Total Normal Glukosa Darah Sewaktu(GDS)

F

%

F

%

N

%

Sebelum 2 9.1 20 90.9 22 100 Latihan jasmani Sumber : Data primer 2015 jasmani terdapat 2 (9.1%) yang Dari tabel 4.1 terlihat bahwa dari 22 jumlah normal dan yang tidak normal sebanyak 20 responden, karakteristik glukosa darah (90.9%) responden. sewaktu (GDS) sebelum melakukan latihan Distribusi glukosa darah responden setelah latihan jasmani Tabel 4.2 Karakteristik glukosa darah responden setelah latihan jasmani Normal Tidak Total Normal Glukosa Darah Sewaktu(GDS)

F

Setelah 14 Latihan jasmani Sumber : Data primer 2015

%

F

%

N

%

63.6

8

36.4

22

100

Dari tabel 4.2. terlihat bahwa dari 22 sampel, karakteristik glukosa darah sewaktu (GDS) responden setelah latihan jasmani yaitu yang

normal sebanyak 14 ( 63%) dan yang tidak normal sebanyak 8 (36.4%).

di Puskesmas Kebunsari kecamatan Analisa Bivariat Analisa bivariat dalam penelitian ini adalah Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar untuk mengetahui pengaruh senam diabetik dimana uji statistic yang digunakan adalah uji terhadap gula darah pada penderita DM Tipe II Mc Nemar. Tabel .4.3 Hasil Uji Mc. Nemar Value Exact Sig. (2-sided) Mc Nemar 0.000 N of Valid 22 Cases Sumber : Data primer Dari tabel 4.2 uji Mc.Nemar diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi adalah 0.000 yang berarti bahwa nilai itu lebih kecil daripada nilai α = 0.005 dengan cara melakukan latihan fisik. PEMBAHASAN Berolahraga adalah salahsatu alternatif Latihan fisik dapat dipilih yang yang paling efektif dan aman untuk disenangi, digemari, dan syukur memperoleh kebugaran jasmani karena apabila dapat menimbulkan kepuasan memiliki multi manfaat, antara lain manfaat diri. jasmani (meningkatkan kebugaran jasmani), Latihan tersebut dapat berbentuk manfaat psikis (lebih tahan terhadap stress dan jalan cepat, jogging, bersepeda, lebih mampu untuk berkonsentrasi), dan berbagai manfaat sosial (dapat menamah rasa percaya macam senam, naik turun tangga, dan diri, sarana berinteraksi dan bersosialisasi). sebagainya. Adapun manfaat dari latihan jasmani adalah b. Dampak latihan fisik terhadap tubuh penambahan kekuatan dan daya tahan mampu 1) Meningkatkan kemampuan membantu dalam melaksanakan tugas seharijantung dan paru-paru. hari karena tidak lekas lelah, latihan 2) Memperkuat sendi dan otot. membantu memelihara kesehatan jantung dan 3) Menurunkan tekanan darah. pembuluh darah, gerak yang baik bermanfaat 4) Mengurangi lemak. bagi tubuh manusia 5) Memperbaiki bentuk tubuh. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa 6) Memperbaiki kadar gula darah. latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti : 7) Mengurangi resiko penyakit jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan jantung koroner. berenang. Latihan jasmani sebaiknya 8) Memperlancar aliran darah. disesuaikan dengan umur dan status kesehatan 9) Memperlancar pertukaran gas. jasmani. Untuk mereka yang relatif sehat, 10) Memperlambat proses penuaan. intensitas latihan jsmani bisa ditingkatkan, c. Prinsip latihan fisik sementara yang sudah mendapat komplikasi 1) Sesuai dengan kemampuan dan DM dapat dikurangi. Hindarkan kebiasaan kondisi tubuh. hidup yang kurang gerak atau bermalas2) Jenis latihan harus disenangi. malasan (Soegondo, 2006). 3) Hendaknya bervariasi Latihan merupakan suatu proses 4) Didahului dengan pemanasan penyempurnaan kemampuan berolahraga yang (warming up), latihan inti, dan berisikan materi, teori, dan praktek, diakhiri menggunakan metode, dan aturan pelaksanaan dengan pendinginan (cooling dengan pendekatan ilmiah, mamakai prinsip down). pendidikan yang terencana dan teratur, d. Dosis latihan sehingga tujuan latihan dapat tercapai tepat 1) Frekuensi : 3 – 5 seminggu. pada waktunya, (Sukadiyanto, 2011:6). latihan 2) Intensitas (zona latihan) : 60% fisik, dampak latihan fisik, prinsip latihan 90% dari DNM (denyut nadi fisik, dan dosis latihan, dapat dipaparkan maksimum) sebagai berikut: 3) Lama latihan : 20 – 60 menit, a. Latihan fisik kontinu, dan melibatkan otot-otot Salah satu cara untuk mencapai besar. (Suharto, dkk (2000;2-3). derajat kebugaran yang prima adalah

Berdasarkan uraian pendapat yang dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa latihan kebugaran jasmani merupakan proses aktivitas jasmani yang terencana, terstruktur, dan dilakukan berupa pengulangan gerak tubuh, sertaberisikan materi, teori, praktek, dan aturan pelaksanaan dengan menggunakan prinsip pendidikan yang bertujuan untuk menyempurnakan atau mempertahankan satu atau lebih komponen kebugaran jasmani. Untuk mendapatkan kebugaran jasmani, perlu dilakukan latihan yang teratur dan terukur. Untuk penderita diabetes yang aman untuk berolahraga umumnya kurang dari 200 mg/dl. Penderita diabetes tipe 1 dengan glukosa darah 250 mg/dl dan terdapat keton dalam urine atau penderita diabetes tipe 2 dengan kadar glukosa darah lebih dari 300 mg/dl maka anda mutlak tidak boleh melakukan olahraga yang signifikan ( Darriel E, Barnes, 2012 ) Berdasarkan hal ini maka glukosa darah responden dalam penelitian ini semuanya dibawah dari 300 mg/dl oleh karena itu dibolehkan melakukan latihan jasmani dan diikutkan dalam penelitian ini. Dari hasil pengukuran yang dilakukan sebelum latihan jasmani terdapat 2 (9.1%) responden yang glukosa darahnya normal dan yang tidak normal sebanyak 20 (90.9%) responden. Sedangkan setelah melakukan latihan jasmani terdapat 14 ( 63%) responden yang glukosa darahnya normal dan yang tidak normal sebanyak 8 (36.4%) responden. Maka dapatkan disimpulkan bahwa disimpulkan bahwa ada peningkatan untuk kategori normal setelah latihan jasmani dari 2 responden menjadi 14 responden, jadi terdapat 12 orang yang tadinya sebelum latihan jasmani glukosa darahnya tidak normal maka setelah latihan jasmani glukosa darahnya menjadi normal. Yang mana hal ini berarti ada pengaruh latihan jasmani terhadap penurunan kadar glukosa darah. Dalam penilitian ini setelah dilakukan uji statistic dengan menggunakan uji Mc.nemar maka didapatkan nilai signifikansi 0.000 yang berarti lebih kecil dari nilai α = 0.005 yang berarti bahwa ada perbedaan yang bermakna antara glukosa darah sebelum latihan jasmani dan glukosa darah setelah latihan jasmani

maka dengan ini hipotesis Ho ditolak dan hipotesis Ha di terima yang berarti bahwa ada pengaruh latihan jasmani terhadap penurunan glukosa darah pada penderita diabetes mellitus tipe II di Puskesmas Kebunsari Kecamatan wonomulyo kabupaten Polewali Mandar. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang mengatakan bahwa setelah melakukan latihan jasmani 10 menit, akan terjadi peningkatan kebutuhan glukosa 15 kali dari kebutuhan biasa, dan setelah 60 menit, akan meningkat sampai 35 kali sehingga dengan latihan jasmani maka akan ada penurunan glukosa darah dalam tubuh karena adanya peningkatan pemakaian glukosa darah. (Suhartono, 2005). Selain itu penelitian ini juga sejalan dengan pernyataan bahwa sebagian besar orang yang berolahraga akan mengalami perbaikan tekanan darah dan kolesterol,penurunan lemak tubuh serta penurunan gluokosa darah. ( Darryl E, Barnes, 2012 ) KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan analisis dan penjelasan pada bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan bahwa ada pengaruh latihan jasmani terhadap penurunan glukosa darah pada penderita DM Tipe II di Puskesmas Kebunsari Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar Pada hasil penelitian ini didapatkan adanya penurunan glukosa darah setelah melakukan latihan jasmani yang dibuktikan dengan menggunakan analisis uji Mc.Nemar dimana didapatkan nilai signifikasi (p) 0.000 yang berarti bahwa a p < α = 0,05, Dengan nilai P< α = 0,05 maka itu berarti bahwa perbedaan yang bermakna antara latihan jasmani dan glukosa darah dimana glukosa darah setelah latihan jasmani lebih rendah daripada glukosa darah sebelum latihan jasmani maka Ho ditolak dan Ha diterimah berarti ada pengaruh antara latihan jasmani terhadap glukosa darah pada penderita DM Tipe II di Puskesmas Kebunsari Kecamatan Wonomulyo kabupaten Polewali Mandar oleh karena itu dengan sering melakukan latihan jasmani maka glukosa darah akan semakin berkurang. Saran

Bagi Puskesmas Kebunsari Kec. Wonomulyo Kab. Polewali Mandar Berdasarkan kesimpulan diatas dengan melakukan latihan jasmani pada penderita DM Tipe II dapat menurunkan glukosa darah , maka diharapkan agar tetap mempertahankan program latihan jasmani untuk penderita DM yang telah dilakukan selama ini. Bagi profesi keperawatan Latihan jasmani untuk penderita DM merupakan suatu bentuk asuhan perawatan non farmakologik yang nyata dapat menurunkan kadar glukosa darah oleh karena itu sekiranya dapat menjadi salah satu pilihan dalam melakukan asuhan keperawatan pada penderita DM oleh para perawat . Bagi STIKes Bina Generasi Polewali Mandar Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi dan bahan bacaan bagi para mahasiswa maupun tenaga pendidik dalam menambah wawasan mengenai asuhan perawatan pada penderita diabetik dan senantiasa memberi dorongan dan motivasi bagi para mahasiswa untuk menghasilkan karya ilmiah yang bermutu. Bagi masyarakat Penelitian dapat menambah pengetahuan dan memberi motivasi kepada masyarakat agar bisa melakukan pencegahan dini dari penyakit DM dan menjaga konsumsi makanan yang dapat meningkatkan glukosa darah terutama pada masyarakat yang menderita DM Bagi Penelitian selanjutnya Penelitian ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu diharapkan hasil penelitian ini menjadi referensi yang tentunya dapat dikembangkan lagi atau menjadi bahan perbandingan bagi peneliti untuk melakukan penelitian yang sama dengan tekhnik penanganan diabetik yang berbeda.atau melanjutkan penelitian ini dengan memberikan latihan jasmani dan pengukuran yang berkalikali hingga hasil yang didapatkan mampu lebih baik lagi DAFTAR PUSTAKA American Diabetes Association. (2006). Physical activity/exercise and diabetes.http://www.uhs.wisc.ed u/docs/uwhealth_diabetes_260.p df. Diperoleh 5 Januari 2015. Arisman, (2011) Obesitas, Diabetes Melitus & Dislipidemia, Konsep, Teori dan Penanganan Aplikatif. EGC. Jakarta.

Azis

Alimul hidayat (2008). Riset Keperawatan dan tekhnik penulisan ilmiah: edisi 3,Salemba medika :Bandung Fatmawati, (2009), Gambaran Penderiata Diabetes Melitus Di RSUD Majene tahun 2008. STIKES BBM Majene. Ilyas, E.I. (2007). Olahraga bagi diabetesi, dalam S. Soegondo., P. Soewondo., & I. Subekti. (Eds), Penatalaksanaan diabetes mellitus terpadu (hlm 67-83). Jakarta: FKUI Mansjur dkk, (2005). Kapita selekta kedokteran. Jilid 1. Ed V. Media Aesculapius. Medicastore. (2007). Diabetes, the sillent killer,http://www.medicastore.c om/med/ index.php. Diperoleh 5 Januari 2015. Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Salemba Medika. Surabaya Notoatmojo, (2008). Ilmu kesehatan masyarakat, prinsip-prinsip dasar psikologi, Rineka Cipta, Jakarta Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Prilaku, Jakarta, Rineka Cipta. Rosdiana, D. Maret 2006. Anda penderita diabetes ? (on line). www.pikiranrakyat.co.id/cetak/, diakses 5 Januari 2015. Sanusi, H. (2009). Tinjauan medis & komplikasinya. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Keperawatan. POLTEKES Jurusan Keperawatan Tidung Makassar. Baruga Pettarani UNM, . Diabetes melitus bukan penyakit seumur hidup. (on line). www.pikiranrakyat.co.id/cetak/. diakses 5 Januari 2015. Syaifuddin, A. (2003). Diabetes melitus dan pencegahannya. (on line). www.Compas.com, diakses 5 Januari 2015. Smeltzer & Bare. (2008). Buku ajar keperawatan medical bedah

Brunner & Suddarth. Ed. VIII. Vol. 2, EGC, Jakarta. Sugiyono. (2005) Statistik untuk penelitian. Alfabeta. Bandung Suhartono T., (2009). Naskah Lengkap PB Persadia. Simposium Diabetes Melitus untuk Dokter dan Diabetisi. Semarang: Universitas Diponegoro, pp 2531. Santoso, M. (2006). Senam diabetes seri 3. Jakarta: Yayasan Diabetes Indonesia Soegondo, S. (2007). Edukator diabetes di Indonesia: Ruang lingkup dan standar kerja, dalam S.

Soegondo., P. Soewondo., & I. Subekti. (Eds). Penatalaksanaan diabetes mellitus terpadu(hlm 231-242). Jakarta: FKUI Tjokroprawiro, A. (2006). Hidup sehat dan bahagian bersama diabetes mellitus. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Siswono. 13 April 2006. Diabetes tetap bisa menikmati hidup. (on line). www.cgiscript.net, diakses 5 Januari 2015.

Related Documents

Jurnal
December 2019 93
Jurnal
May 2020 64
Jurnal
August 2019 90
Jurnal
August 2019 117
Jurnal
June 2020 36
Jurnal
May 2020 28

More Documents from ""