OTITIS EKSTERNA José Luis Treviño González* and Karla Durán Moreno Department of Otolaryngology and Head and Neck Surgery, School of Medicine, University A. of Nuevo León, México
ABSTRAK Otitis eksterna akut merupakan peradangan dan infeksi pada saluran pendengaran eksternal. Pada fase akut dapat diklasifikasikan dalam otitis eksterna difus, yang merupakan bentuk OE yang paling umum, dan otitis eksterna lokal. Kelainan ini sering terjadi pada perenang karena paparan terhadap air dalam jangka waktu yang lama, juga dapat disebabkan akibat trauma ringan saat pembersihan yang tidak tepat. Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus adalah patogen yang paling umum ditemukan di OE akut. Tanda dan gejala termasuk otalgia, rasa gatal, edema kanal, eritema dan otorrhea. Tanda yang paling signifikan adalah nyeri pada tragus saat bergerak. Diagnosis ditegakkan secara klinis dengan bantuan otoskop untuk melihat langsung dan lebih jelas. Untuk penatalaksanaan otitis eksterna akut, diperlukan kombinasi tindakan. Langkah yang paling penting adalah pembersihan menyeluruh atau aspirasi kanal telinga, sehingga penetrasi terapi obat baik. Perawatan untuk OEA melibatkan agen asam saja, agen pengasaman menggunakan steroid, atau antibiotik dengan steroid. Pengobatan yang paling direkomendasikan, adalah Siprofloksasin sebagai antibiotik lini pertama.
Kata kunci : AOE: Otitis Externa Akut; EAC: Kanal Auditori Eksternal; OE: Otitis Externa
1
PENGANTAR Otitis eksterna akut adalah suatu kondisi yang melibatkan peradangan pada saluran telinga luar yang dapat meluas secara lateral ke pinna dan secara proksimal ke membran timpani yang mengakibatkan otalgia, rasa gatal, edema kanal, eritema, dan otorrhea. Nyeri tragus atau pinna dengan gerakan adalah tanda klasik. Kelainan ini sering terjadi setelah berenang atau trauma ringan akibat pembersihan yang tidak tepat. Mekanisme pertahanan lokal menjadi dinonaktifkan oleh basahnya saluran telinga yang berkepanjangan, dan deskuamasi kulit menyebabkan celah mikroskopis yang menyediakan pintu masuk bagi organisme yang menginfeksi. Bentuk OE difus akut, yang merupakan ulasan utama masalah ini, disebabkan terutama oleh infeksi bakteri, dengan Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus sebagai patogen yang paling umum.1,2 Setiap tahun, otitis eksterna dilaporkan mengenai empat dari 1000 orang Amerika dari semua kelompok umur, dan itu mempengaruhi pria dan wanita secara merata. Angka kejadian tertinggi pada anak-anak. Sebuah studi dari AS melaporkan bahwa dari tahun 2003 hingga 2007, tingkat kunjungan rawat jalan untuk otitis eksterna tertinggi di antara anak-anak 5-9 tahun dan 10-14 tahun.3,4
KLASIFIKASI Otitis eksterna akut dapat diklasifikasikan berdasarkan etiologinya, lokasi, dan perjalanan penyakit. Ini termasuk otitis eksterna difus akut, yang merupakan subjek utama dalam artikel ini, otitis eksterna lokal terlokalisasi, otomikosis, herpes oticus, dermatosis dan otitis eksterna ganas.5 MIKROBIOLOGI Flora bakteri Kanal Auditori Eksternal sebagian besar terdiri dari organisme gram positif. Mikroorganisme yang paling umum dikenal adalah Staphylococcus epidermidis (38%) dan Diptheroid (22,4%). Organisme gram negatif kurang umum, diisolasi dari <5% dari spesimen kanal pendengaran eksternal. Namun, setelah paparan air yang berkepanjangan, flora Kanal Auditori Eksternal berubah, menjadi didominasi oleh organisme gram negatif. Pseudomonas aeruginosa adalah patogen yang paling sering di OE akut, diidentifikasi pada 22-62% kasus secara seri pada OE akut. Staphylococcus aureus (11-34% kasus) adalah patogen gram positif terpenting.5,8 2
FAKTOR RISIKO Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan OE akut, salah satunya terkait dengan penyakit dermatologis saluran telinga dan mangkuk konka (Conchal Bowl), seperti eksim dan, yang lebih jarang, psoriasis. Kelainan ini lebih sering terjadi pada perenang, lingkungan lembab, pada orang dengan saluran telinga luar yang sempit, pada pengguna alat bantu dengar, dan setelah trauma mekanik atau jarum suntik telinga.9-11 Otitis eksterna juga dapat terjadi sekunder akibat obstruksi saluran telinga oleh serumen, benda asing, kista dermoid, kista sebaseous, atau furunkel.12 DIAGNOSIS Diagnosis
AOE
terutama
ditegakkan
secara
klinis.
Riwayat
penyakit
harus
mengidentifikasi faktor-faktor predisposisi termasuk paparan terhadap air yang berpotensi terkontaminasi atau trauma ringan akibat cara membersihkan yang tidak tepat. Gejala-gejala termasuk otalgia (70%), gatal-gatal (30%), atau rasa kepenuhan ( 22%), dengan atau tanpa gangguan pendengaran (32%) , nyeri telinga pada saat mengunyah. Tandatanda dari AOE diffuse adalah kelembutan dari tragus, pinna atau keduanya ketika dilakukkan manipulasi.12 Dengan otoskopi, akan tampak saluran telinga yang mengalami edema yang difus, eritema dengan atau tanpa otorrhea. Limfadenitis regional atau selulitis yang terjadi pada pinna dan kulit yang berdekatan bisa juga ditemukan pada beberapa pasien12 Terlepas dari bentuk yang khas dari AOE, bentuk-bentuk khusus dapat muncul seperti akut otitis eksterna lokal yang berasal dari folikel rambut atau necroticans otititis eksterna (“maligna”) yang dapat mengambil tindakan fulminant karena itu memerlukan terapi intravena.13 PENGOBATAN Terdapat 5 langkah mendasar dalam manajemen otitis eksterna : membersihkan saluran telinga, mengobati peradangan dan infeksi, kontrol rasa nyeri, hindari faktor pemicu, dan follow up. Langkah yang paling penting dalam mengobati AOE adalah sesuatu yang menyeluruh, membersihkan secara lembut, menghisap dan instrumentasi saluran pendengaran eksternal di 3
bawah inspeksi mikroskopis langsung. Hal ini memfasilitasi penyembuhan dan meningkatkan penetrasi tetes telinga ke tempat peradangan. Kadang-kadang debris sangat keras, berkrusta dan sulit untuk dikeluarkan,pada beberapa kasus, tetes telinga topikal atau hydrogen peroksida bisa membantu melunakkan isi kanal. Frekuensi membersihkan kanal tergantung pada jumlah debris dn sekret yang ada, dan mungkin sangat bervariasi mulai dari setiap 1 sampai 5 hari.15 Setelah saluran pendengaran eksternal bersih, langkah berikutnya adalah dengan terapi obat topikal. Pendekatan topikal dianggap lebih baik dari antibiotic oral atau pembedahan, karena penyakit ini terbatas pada kulit saluran tellinga. Terapi termasuk zat pengoksidasi dan antibiotic topikal. Kortikosteroid topikal dan obat-obat NSAID juga dapat digunakan, untuk membantu dalam meredakan edema dan nyeri local.15 Antiseptik Fungsi antiseptik sebagai agen bakteriostatik: antiseptik ini membuat keadaan saluran telinga kurang layak untuk dihuni oleh bakteri dan melonggarkan debris pada saluran telinga. Pseudomonas aureginosa dan Staphylococus aureus yang merupakan pathogen paling umum, memerlukan PH optimal antar 6,5 dan 7,3 di liang telinga sebagai kondisi pertumbuhan yang sempurna, bakteri tersebut tidak akan tumbuh dengan baik pada kondisi PH yang rendah. Itu sebabnya hanya dengan mengasamkan saluran telinga, terjadi hambatan pertumbuhan bakteri. Beberapa antiseptik yang digunakan adalah Aluminium asetat dam Asam Asetat 2%. Solusi pengasaman dapat ditoleransi dengan baik, namun mungkin dihubungkan dengan iritasi lokal yang dimanefestasikan sebagai rasa terbakar dan perih. Asam asetat dapat diaplikasi sebagai monoterapi atau bisa dikombinasikan dengan steroid, seperti hidrokortison , ketika mengelola suatu AOE yang tidak berkomplikasi. Antibiotik Topikal Ketika terdapat otitis eksterna dengan derajat sedang hingga berat, gold standart pengobatan saat ini adalah menggunakan antibiotik topikal yang diformulasikan dalam bentuk obat tetes telinga, yang mungkin juga mengandung steroid topikal. Kadang-kadang saluran pendengaran dirasakan tersumbat dan memerlukan penyisipan sumbu telinga yang aman bisa digunakan adalah kassa, atau spons selulosa, untuk membantu memperluas kanal dan memiliki
4
penetrasi yang tepat dari solusi topikal. Ketika ditunjukkan, minta pasien untuk melakukan kunjungan kembali dalam dua sampai tiga hari.17 Faktor-faktor tertentu perlu dipertimbangkan dalam memilih antibiotik ototopikal: cakupan pathogen-patogen tertentu, efek samping obat, dan resistensi obat. Regimen antibtiotik yang ideal harus memiliki cakupan spesifik terhadap pathogen yang paling umum yakni P.aureginosa dan S.aureus misalnya flouroquinolon seperti ofloksasin dan siproflloksasin yang sangat baik mengatasi kedua patogen, serta amnioglikosida , tobramycin dan gentamisin. Ciprofloksasin merupakan antibitiok jenis flouroquinolon yang paling efektif terhadap P.aureginosa: dan memiliki spectrum luas dan dan bertindak sebagai bakterisida, terutama terhadap bakteri Gram negatif dan cukup efektif pada bakteri Gram positif. Ciprofloksasin merupakan pengobatan lini pertama untuk otitis eksterna pada anak dan remaja. Mengenai efek samping, ototoksisitas adalah perhatian yang paling penting dari Aminoglikosida. Terdapat potensi untuk kehilangan pendengaran yang bersifat iatrogenic dan gangguan keseimbangan., khususnya perforasi membrane timpani. Dermatitis kontak alergi umumnya dihubungkan dengan neomycin ketika digunakan
dalam jangka lama.19 Sebaliknya,
efek samping dari flouroquinolon adalah iritasi lokal dan tidak terdapat risiko ototoksisitas. 19 INFLAMASI DAN KONTROL NYERI Kontrol nyeri AOE dari derajat ringan hingga berat dapat dicapai dengan dengan asetaminopen sistemik. NSAID atau olahan opiod oral. Steroid topikal memiliki efek campuran pada untuk mempercepat hilangkan rasa nyeri namun tidak dianjurkan monoterapi.20,21 Beberapa studi menunjukkan perbaikan yang signifikan dengan pemberian kombinasi steroid dan antibiotic bila dibandingkan dengan obat tetes antibiotic. 22 RESISTENSI OBAT Adanya kekhawatiran tertentu bahwa bebrapa pasien mengembangkan resisten obat pada otitis eksterna. Resistensi ini lebih serinng terjadi pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri (66%) dan jamur (15%). Pathogen yang paling sering adalah Psudomonas dan S.Aureus. Dalam sebuah studi prospektif, diamati 100% ketahanan Pseudomonas terhadap Neomycin, 5
kloromfenikol, trimethoprim dan amoxicillin. Sensitivitas terhadap gentamisin adalah 98,5%. S.Aureus yang diisolasi menunjukan tidak ada bukti perlawanan terhadap gentamisin dan flukloksasin . 92,3 % dari yang diisolasi sensitive terhadap neomycin dan kloramfenicol. Dalam pandangan ini, polimiksin B, gentamisin, atau preparat topikal ciprofloksasin harus digunakan sebagai pengobatan lini pertama untu otitis eksterna dalam perawatan sekunder. 23-24 DISKUSI DAN KESIMPULAN Akut otitis eksterna merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi di usia muda dan ada banyak faktor yang dapat menghindari perkembangan penyait ini, terutama jika dokter mendedikasikan waktu untuk mendidik pasien bagaimana untuk menghindari kekambuhan dari AOE. Hal yang paling penting adalah untuk menghindari komplikasi yang tidak sering tetapi dapat mengakibatkan kematian. Managemen yang penting dari OE difus sederhana, dan seperti yang disebutkan dalam penjelasan diatas, pengobatan topical, seperti ciprofloxacin membuatnya lebih mudah untuk menghindari efek samping dan memberikan terapi lebih lengkap dan efektif. DAFTAR PUSTAKA 1. Schaefer P, Baugh RF. Acute otitis externa: An update. Am Fam Physician. 2012; 86: 10551061. 2. Hui CP, Canadian Paediatric Society ID and IC. Acute otitis externa. Paediatr Child Health. 2013; 18: 96-101. 3. Kaushik V, Malik T, Saeed SR. Interventions for acute otitis externa. 2010. 4. Report MW. Estimated burden of acute otitis externa--United States, 2003-2007. MMWR Morb Mortal Wkly Rep. 2011; 60: 605-609. 5. Ong YK, Chee G. Infections of the external ear. Ann Acad Med Singapore. 2005; 34: 330334. 6. Naqi SA. Microbiology of Cerumen Bacterial Flora of Acute Otitis Externa Patients. 2016; 20: 144-146. 7. Musso MF, Crews JD. Infections of the External Ear. Infectious Diseases in Pediatric Otolaryngology. 2016: 15-28.
6
8. Ijaz T, Anjum AA, Aslam S, Raja SA, Khawaja AR Ljaz S. Microbial profiling and risk factors assessment for Otitis Media and Otitis Externa. Advancements in Life Sciences. 2014: 191-196. 9. Hajioff D, Mackeith S. Ear, nose, and throat disorders. Otitis externa. 2015; 1-23. 10. Guidi JL, Wetmore RF, Sobol SE. Risk of otitis externa following manual cerumen removal. Ann Otol Rhinol Laryngol. 2014; 123: 482-484. 11. Nussinovitch M, Rimon A, Volovitz B, Raveh E, Prais D, Amir J. Cotton-tip applicators as a leading cause of otitis externa. Int J Pediatr Otorhinolaryngol. 2004; 68: 433-435. 12. Rosenfeld RM, Shin JJ, Schwartz SR, Coggins R, Gagnon L, Hackell JM, et al. Clinical Practice Guideline: Otitis Media with Effusion (Update). Otolaryngol Neck Surg. 2016; 154: S1-S41. 13. Mösges R, Nematian-Samani M, Eichel A. Treatment of acute otitis externa with ciprofloxacin otic 0.2% antibiotic ear solution. Ther Clin Risk Manag. 2011; 7: 325-336. 14. Hughes E, Lee JH. Otitis Externa. Pediatr Rev. 2001; 22: 191-197. 15. Brook I. Treatment of otitis externa in children. Paediatr Drugs. 1999; 1: 283-289. 16. Laura A. Goguen. External otitis: Treatment. 2014. 17. Osguthorpe JD, Nielsen DR. Otitis externa: Review and clinical update. Am Fam Physician. 2006; 74: 1510-1516. 18. Lorente J, Sabater F, Rivas MP, Fuste J, Risco J, Gómez M. Ciprofloxacin plus fluocinoloneacetonide versus ciprofloxacin alone in the treatment of diffuse otitis externa. J Laryngol Otol. 2014; 128: 591-598. 19. Mudd P. Ototoxicity. Medscape. 2017. 20. Marschall S. Runge, M. Andrew Greganti. Netter’s Internal Medicine E-Book. 2nd ed., Philadelphia, Pennsylvania, Saunders Elsevier Inc., 2009. 21. S Rowlands, H Devalia, C Smith, R Hubbard, A Dean. Otitis externa in UK general practice: A survey using the UK General Practice Research Database. Br J Gen Pract. 2001; 51: 533538. 22. Shrestha BL, Shrestha I, Amatya RCM, Dhakal A. Effective Treatment of Acute Otitis Externa: A Comparison of Steroid Antibiotic Versus 10% Ichthammol Glycerine Pack. Indian J Otolaryngol Head Neck Surg. 2010; 62: 350-353.
7
23. Ninkovic G, Dullo V, Saunders NC. Microbiology of otitis externa in the secondary care in United Kingdom and antimicrobial sensitivity. Auris Nasus Larynx. 2008; 35: 480-484. 24. Beers SL, Abramo TJ. Otitis externa review. Pediatr Emerg Care. 2004; 20: 250-256. 25. Carfrae MJ, Kesser BW. Malignant Otitis Externa. 2008; 41: 537-549.
8