Jurding Rm.docx

  • Uploaded by: mirfan
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Jurding Rm.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,308
  • Pages: 5
Gambar 2. | Fungsi fisik: pengukuran awal dan follow up per kelompok. (Atas) Six-minute walk test; (Tengah) Sit-to-stand test; (Bawah) Gait-speed test. Nilai rata-rata 6SD untuk Six-minute walk test dan Sit-to-stand test dan median dengan kisaran interkuartil 25% -75% untuk gait-speed test. Kualitas hidup terkait kesehatan Pada kelompok RRE terjadi peningkatan yang signifikan pada nilai dari hasil pengukuran fisik menggunakan RAND-36 dibandingkan dengan kelompok UC (Tabel 2), termasuk fungsi peran / fisik (perubahan rata-rata = 28,9 pada kelompok UC sedangkan perubahan rata-rata = 19,0 di Kelompok RRE; P, 0,001), fungsi fisik (perubahan rata-rata = 20,7 pada kelompok UC

dan perubahan rata-rata = 11,1 pada kelompok RRE; P = 0,004), tingkat energi / kelelahan (perubahan rata-rata = 0,5 pada kelompok UC sedangkan perubahan rata-rata = 9.8 pada kelompok RRE; P = 0,01), dan kesehatan umum (perubahan rata-rata = 21,2 pada kelompok UC sedangkan perubahan rata-rata = 4,9 pada kelompok RRE; P = 0,03). Kelompok RRE juga dilaporkan terjadi peningkan yang signifikan dalam skala nyeri dibandingkan dengan kelompok UC (perubahan rata-rata = 23,8 pada kelompok UC, perubahan rata-rata = 5,7 pada kelompok RRE; P = 0,04). Tidak satu pun dari kelompok studi mengalami perubahan yang signifikan dalam hal status dari hasil RAND-36 (Tabel 2). Table 2. Health-related quality of life: mean change from baseline (SD) by group

Measure

UC Group (n=46)a

RRE Group (n=48)a

P

28.9 (38.4) 20.7 (18.7) 0.5 (18.0) 21.2 (11.5)

19.0 (31.7) 11.1 (19.3) 9.8 (17.6) 4.9 (15.3)

,0.001 0.004 0.01 0.03

23.8 (24.4) 20.4 (17.1) 1.6 (22.6) 1.9 (29.2)

5.7 (20.0) 4.2 (16.9) 4.2 (20.8) 6.9 (24.5)

0.04 0.20 0.57 0.38

Physical measures Role functioning/physical Physical functioning Energy/fatigue General health Mental measures Pain Emotional wellbeing Social functioning Role functioning/emotional a

Patients with missing data on either measure are not included; not all patients have values for all measures.

Ketaatan, Toleransi dan Efek Samping Program latihan pada pasien dengan CKD stage 3 dan 4 dapat ditoleransi dengan baik. Tidak terjadi efek samping yang berarti terkait program latihan yang diberikan. Tidak semua peserta dalam kelompok RRE mengikuti protokol latihan dua kali per minggu selama 12 minggu berturut-turut. Dari 48 peserta yang dianalisis, 35 peserta (72,9%) mengikuti semua sesi (24 sesi), dengan waktu rata-rata 15,1 minggu, sedangkan 13 peserta yang tersisa menghadiri rata-rata 13 sesi dalam 14,5 minggu. Terdapat 11 peserta pada kelompok RRE yang tidak menyelesaikan program latihan, 4 peserta diantaranya tidak dapat di follow up, 6 peserta mengundurkan diri dari pelatihan awal dan 1 peserta meninggal dunia yang tidak terkait dengan olahraga (Tabel 3). 11 pasien ini menghadiri rata-rata 9,5 sesi latihan. Permasalahan terkait waktu latihan dan nyeri kronis yang dialami pasien merupakan alasan yang mendasari pasien mengundurkan diri dari

penelitian (Tabel 3), Pada kelompok UC anya terdapat 2 pserta (4,2%) yang tidak menyelesaikan program latihan, 1 pserta diantaranya mengundurkan diri dengan alasan tidak berminat dan 1 pserta pasien tida dapat difollow up. Table 3. Reasons for study discontinuation

Reasons for Study Discontinuation

UC Group (n=48)

RRE Group (n=59)

Early withdrawal Time conflict Chronic joint pain Lack of interest Bell’s palsy No explanation Lost to follow-up Death Total

0 0 1 0 0 1 0 2 (4.2%)

2 2 0 1 1 4 1 11 (18.6%)a

a

P=0.03.

Diskusi Program panduan pada RRE dapat meningkatkan fungsi fisik pada pasien dengan tahap 3 atau 4 CKD. Penelitian ini menunjukkan bahwa program latihan yang dipandu selama 12 minggu denga 24 sesi, yang dilakukan di fisioterapi atau pusat rehabilitasi jantung yang didukung dengan pembagian pedometer dan dorongan untuk menggunakannya, menghasilkan peningkatan yang signifikan pada hasil pengukuran fungsi fisik seperti pada 6MWT dan STST dan terjadi peningkatan pada kualitas hidup pasien yang berkaitan dengan kesehatan, termasuk persepsi energi, fungsi fisik, kesehatan umum, dan rasa sakit pada pasien dengan fungsi ginjal yang terganggu secara substansial. Penelitian ini mendukung penelitian lain yang melibatkan 8-30 peserta dengan CKD predialisis (24), serta penelitian lain menggunakan uji randomized Australian Landmark III yang meneliti efek dari intervensi gaya hidup, termasuk latihan aerobik dan latihan ketahanan, selama 12 bulan pada kesehatan kardiorespirasi pada 83 pasien dengan stadium 3 atau 4 CKD (25). Sebuah penelitian observasional oleh Roshanravan et al. (10) mengemukakan bahwa gangguan kinerja pada ekstremitas bawah pasien dengan CKD merupakan faktor yang sangat berkaitan dengan penyebab kematian pada pasien CKD. Penilaian gangguan kierja ektremitas

bawah menggunakan time-up-and-go tes dapat memprediksi kematian pada pasien CKD dalam 3 tahun dengan lebih akurat dibandingkan dengan pengukuran fungsi ginjal atau biomarker serum, dan 6MWT memiliki kurva karakteristik penerima-operasi terbesar untuk mortalitas 3 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian yang pertama kali dalam menggunakan uji acak terkontrol untuk mengukur peningkatan substansial pada pengukuran fisik menggunakan RAND36 pada populasi pasien yang menjalani RRE, dan ini merupakan penelitian prospektif untuk menunjukkan signifikansi. peningkatan fungsi fisik pada pasien dengan tahap 3 atau 4 CKD yang menerima intervensi latihan. Penelitian ini membuktikan bahwa program RRE dapat diintegrasikan ke dalam standar pelayanan klinik CKD, mengingat komorbiditas yang tinggi pada pasien CKD. Pelaksanaan program latihan yang sukses memerlukan pendekatan multidisiplin, termasuk izin dari penyedia perawatan primer, ahli jantung, atau ahli bedah sebelum memulai RRE dan bekerjasama dengan staff dan pelatih pada pusat pelayanan pelatihan prrofram. Kami menemukan bahwa, dari waktu ke waktu, pelatih merasa takut dalam memberikan latihan pada pasien dengan CKD karena komorbiditasnya yang tinggi, sehingga para pelatih memerlukan pelatihan yang tepat untuk memungkinkan mereka untuk secara pasti melatih pasien. Selain itu, 18,6% dari total peserta dalam kelompok latihan tidak menyelesaikan program, dan tidak semua peserta dalam kelompok RRE mengikuti protokol latihan dua kali per minggu selama 12 minggu berturut-turut. Mereka merasa kesulitan dalam memotivasi diri untuk mengikuti perubahan perilaku terkait kesehatan berkelanjutan. Dari 48 peserta yang mengikuti penelitian, dianalisis terkait jumlah sesi yang dihadiri. Jumlah rata-rata sesi yang dihadiri adalah 19,3 sesi, dengan 35 peserta menghadiri semua sesi (24 sesi). Pada analisis LANDMARK III, terdapat 12% pasien tidak melanjutkan latihan, sedangkan sisanya yaitu 70% peserta menghadiri sesi berbasis gym yang diawasi. Pada penelitian yang lebih luas dan tidak terbatas pada pasien dengan CKD, seperti Intervensi Gaya Hidup dan Kemandirian untuk Elders Pilot, yang diteliti oleh Fielding et al. (26) menilai kepatuhan aktivitas pada 424 orang dewasa dengan keterbatasan fungsional, dan analisis Program Pencegahan Diabetes oleh Crandall et al. (27), yang melihat pengaruh usia pada efek modifikasi gaya hidup dan metformin untuk mencegah diabetes, tingkat kepatuhan berkisar antara 34% hingga 76%.

Studi kami memiliki beberapa keterbatasan. Mengingat intervensi yang diberikan bergantung pada faktor peserta maupun pemberi intervensi. Selain itu, pengacakan dan pengambilan sampel sebelum periode sesi selesai menyebabkan peserta yang mengundurkan diri termasuk dalam sampel penellitian. Distribusi jenis kelamin juga tidak seimbang sejak awal pengelompokan, dengan lebih banyak wanita di kelompok RRE dan lebih banyak pria di kelompok UC. Oleh karena itu, kami juga menganalisis hasil utama berdasarkan jenis kelamin. Tidak ada perbedaan jenis kelamin yang ditemukan dalam hasil untuk kelompok UC. Dalam kelompok RRE, meskipun laki-laki memiliki peningkatan kualitatif yang lebih baik dalam 6MWT dan STST, efek ini tidak signifikan secara statistik ketika interaksi antara jenis kelamin dan kelompok perlakuan dianalisis. Faktor kemampuan pasien untuk melakukan perjalanan ke fasilitas latihan juga penting. Faktor ini dapat menjadi bias penyeleksian pada kedua kelompok, karena orang-orang yang setuju untuk berada dalam penelitian mungkin lebih aktif secara fisik daripada mereka yang menolak untuk berpartisipasi. Akhirnya, skor GST pada awal sudah lebih tinggi pada kelompok RRE, meskipun ada pengacakan, meningkatkan kemungkinan bahwa, secara kebetulan, kelompok ini lebih baik secara fisik daripada kelompok UC. Namun, kami percaya bahwa hasil ini tidak mungkin, karena nilai kapasitas fisik pada kedua kelompok dari awal penelitian serupa, termasuk tingkat aktivitas peserta. Kesimpulannya, program RRE 12 minggu efektif untuk meningkatkan kapasitas fisik dan kualitas hidup pasien dengan CKD tahap 3 dan 4. Secara keseluruhan, program latihan yang diberikan dalam penelitian ini dapat dioleransi oleh peserta dengan baik, tanpa menimbulkan efe samping yang dapat diamati. Penelitian yang lebih besar dan waktu yang panjang diperlukan untuk menentukan apakah temuan ini dapat menjelaskan penurunan tingkat kematian dan memperlambat progesivitas penyakit CKD.

Related Documents

Jurding Trauma.docx
December 2019 27
Jurding Ind.docx
July 2020 24
Jurding Tht.docx
November 2019 22
Jurding Pterigum.docx
June 2020 17
Jurding Anak.pptx
May 2020 13
Jurding Rm.docx
June 2020 5

More Documents from "mirfan"

Jurding Rm.docx
June 2020 5