Skizofrenia and risk of dementia : a meta-analysis study
Laisheng Cai Jingwei Huang Department of Neurology, The First Affiliated Hospital of Nanchang University, Jiangxi, China
Latar Belakang: Bukti menunjukkan bahwa skizofrenia mungkin terkait dengan peningkatan risiko demensia, tetapi hasil dari penelitian sebelumnya tidak konsisten. Penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan hubungan antara skizofrenia dan insiden demensia menggunakan metaanalisis kuantitatif. Metode: Beberapa database yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang relevan, termasuk PubMed, Embase, dan Web of Science: Beberapa database yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang relevan, termasuk PubMed, Embase, dan Web of Science, dengan tanggal penerbitan artikel terbatas sampai dengan 23 Desember 2017. Semua studi melaporkan estimasi multivariate-adjusted, direpresentasikan sebagai relative risk (RR) dengan interval kepercayaan 95% (CI), untuk asosiasi antara skizofrenia dan risiko kejadian demensia. RR dikumpulkan dihitung menggunakan random-effects model. Hasil: Enam studi memenuhi kriteria inklusi untuk ini meta-analisis, yang termasuk 206.694 kasus demensia dan 5.063.316 peserta. Semua individu yang pada dasarnya tanpa demensia, secara keseluruhan, meta-analisis kuantitatif menunjukkan bahwa subyek dengan skizofrenia memiliki risiko lebih besar kejadian demensia (RR 2,29; 95% CI 1,35-3,88) dibandingkan mereka yang tidak. Kesimpulan: Hasil meta-analisis menunjukkan bahwa individu dengan skizofrenia mungkin memiliki peningkatan risiko untuk berkembang menjadi demensia. Kedepannya study harus menyelidiki apakah skizofrenia merupakan faktor risiko yang dapat dimodifikasi untuk demensia. Kata kunci : skizofrenia, demensia, meta-analisis
Pengatar: Demensia adalah salah satu penyakit yang paling umum dan paling merusak pada usia lanjut, dan adalah suatu kondisi kesehatan memberatkan seluruh dunia.
1
Hal ini ditandai dengan hilangnya
secara progresif kemampuan kognitif dan fungsional yang terkait dengan gangguan perilaku, yang konsekuensinya menyebabkan kelemahan dan kematian.2,3 Perkiraan terbaru menunjukkan bahwa sekitar 44 juta orang saat ini menderita demensia, dengan setiap tahun terdapat peningkatan dari 7,7 juta kasus baru.4 Berdasarkan pergeseran demografis dan terkait profil epidemiologi di seluruh dunia, jumlah orang yang terkena diperkirakan dua kali lipat setiap 20 tahun dan menciptakan beban biaya kesehatan, sosial, dan kesehatan masyarahat yang besar, terutama di negara-negara miskin sumber daya.4,5 Skizofrenia adalah gangguan otak dengan gejala halusinasi dan delusi, 6 yang merupakan penyakit mental kronis dengan prevalensi hampir 1% pada populasi umum.
7
Kelainan ini
berhubungan dengan gangguan dalam komunikasi, persepsi, dan proses berpikir, serta kelainan pada perilaku.
8
Cacat sosial dan gangguan fungsional substansial adalah gejala umum dari
gangguan ini. 9 berkurangnya kognitf merupakan gejala dasar dari skizofrenia.10-14 Beberapa studi telah berupaya mengevaluasi hipotesis yang membahas etiologi antara skizofrenia dan demensia dengan menggunakan gangguan mental sebagai penentu kecenderungan untuk demensia.15 Studi longitudinal telah mengkonfirmasi hubungan antara skizofrenia dan resiko demensia.16-18 Sejumlah studi telah menemukan penurunan kognitif yang signifikan dari waktu ke waktu pada orang dengan skizofrenia. 16,19,20 Namun, beberapa hasil mengatakan bahwa skizofrenia tidak menyebabkan demensia.
21-25
Oleh karena itu, hubungan antara skizofrenia dan
risiko demensia berikutnya masih kontroversial. Apakah skizofrenia secara independen meningkatkan kejadian demensia, atau apakah korelasi ini dikacaukan oleh kecenderungan predisposisi demensia pada umumnya, tidak jelas seperti studi sebelumnya telah menunjukkan hasil yang tidak konsisten.
26
Selain itu, literatur
terdahalu yang memuat bukti yang tidak adekuat pada subgrup, seperti desain studi (prospective vs retrospektive), wilayah geografis (Eropa vs non-Eropa), durasi follow up (<10 tahun vs >10 tahun),dan kualitas (Newcastle- Ottawa Skala [NOS] skor 8 vs 9), dan usia (<65 tahun vs >65
tahun). Dengan demikian, untuk mendapatkan perkiraan yang lebih komprehensif dari pengaruh diduga skizofrenia pada demensia, kami melakukan meta-analisis studi. 27
Metode Pedoman yang direkomendasikan oleh Preffered Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-analyses (PRISMA) dipakai dalam meta-analisis ini.
Pencarian Literatur Dua penelitian melakukan sistematik review dari database Pubmed, Embase, dan Web of Science, dengan pembatasan waktu terbit artikel sampai waktu 23 Desember 2017. Pencarian database menggunakan kata kunci: “Schizophrenias” OR “Schizophrenic Disorders” OR “Disorder, Schizophrenic” OR “Disorders, Schizophrenic” OR “Schizophrenic Disorder” OR “Dementia Praecox” AND “Dementias” OR “Amentia” OR “Amentias” OR “Senile Paranoid Dementia” OR “Dementias, Senile Paranoid” OR “Paranoid Dementia, Senile” OR “Paranoid Dementias, Senile” OR “Senile Paranoid Dementias” OR “Familial Dementia” OR “Dementia, Familial” OR “Dementias, Familial” OR “Familial Dementias” AND “prospective studies” OR “cohort studies” OR “longitudinal studies” OR “follow-up studies”. Kami menggunakan istilah Medical Subject Heading (MeSH) untuk mengambil literatur pada PubMed dan Emtree yang sudah digunakan dalam Embase. Pencarian Artikel terbatas yang diterbitkan dalam Bahasa Inggris. Selain itu, kami mencari daftar referensi dari studi termasuk. pencarian literatur, screening judul / abstrak, keputusan akhir tentang kelayakan setelah review lengkap-teks, dan ekstraksi data secara independen dilakukan oleh dua peneliti.
Abstraksi Data Dan Penelitian Kualitas Kedua penulis (LSC dan JWH) secara independen mengestraksi data. Jika ada ketidaksepakatan, seorang rekan (Liang Gao) berkonsultasi untuk menyelesaikan perselisihan tersebut. Data berikut diambil dari studi masing-masing: yang pertama nama keluarga penulis, tahun publikasi, desain
penelitian, negara, lokasi, jumlah peserta, jumlah kasus demensia, jenis kelamin, usia rata-rata, waktu follow-up, pendekatan skizofrenia dan quality of the adjustment for confounding (skor 02), dan penilaian hasil atau paparan dalam kohort (skor 0 -3) (total skor 0 tidak dihubungkan dengan kriteria apapun; 9 dilambangkan kepatuhan lengkap dengan semua kriteria). Studi yang dibagi pada skema point yang tinggi ke skema point rendah, dengan skor kualitas “good” jika mereka bertemu 7-8 poin, “fair” jika mereka bertemu 4-6 poin, dan “poor” jika mereka bertemu 4 poin.
ANALISA STATISTIK Semua analisa statistik dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Stata (versi 12.0; StataCorp, College Station, TX, USA). Analisis data yang digunakan multivariat dengan RR yang disesuaikan dan 95% CI. Kami mengkonversi nilai-nilai ini dalam setiap penelitian dengan menggunakan logaritma, dan SEs dihitung dari angka-angka logaritma dan mereka yang sesuai 95% CI. 30 mereka yang sesuai 95% CI. Hasil ini dikumpulkan dengan menggunakan model random-efek. 31 P nilai dua sisi dan P, 0,05 dianggap signifikan secara statistik.
Hasil Hasil Pencarian Pada pencarian awal mengidentifikasi 127 catatan dari PubMed, 51 catatan dari Embase, 559 catatan dari Web of science, dan satu catatan dari sumber lain. Setelah menghampus lembar duplikat, total studi yang teridentifikasi 649. Skening judul dan abstrak menghasilkan 38 artikel teridentifikasi untuk full-text. Dari total 32 studi yang dikeluarkan 25 karena tidak memiliki data yang dibutuhkan, satu sudah di review. Lima tidak melaporkan kejadian demensia, dan satu menggandakan sampel. Akhirnya enam makalah termasuk dalam 206,694 kasus demensia dan 5,063,316 peserta dalam meta-analisis. 48-53
Karakterisitik Studi Karakteristik umum pada studi terpilih termasuk meta – analisis yang tercantum pada table. Diantara enam studi, empat dilakukan terutama di negara – negara Eropa, 48-49,51,53 satu berasal dari negara Asia, dan satu dari Occania.52 follow up duration antara 3 sampai 20 tahun, pada tiga studi follow up < 10 tahun.48,50,53 Empat studi berupa retrospective 49-51,53 dan dua studi retrospective.48,52 Semua studi tidak mempunyai data spesifik mengenai jenis kelamin, hanya dua studi yang melaporkan RR pada laki – laki dan wanita.50-52 Semua studi yang disediakan menambahkan estimasi resiko. Keseluruhan penelitian baik ( 8-9 point). Demensia dapat terjadi pada pasien Skizofrenia dari semua umur. Untuk analisis kelompok usia, pasien dibagi menjadi dua kategori (<65 dan ≥ 65 tahun).50,51
Kualitas Penelitian Sesuai dengan kriteria NOS, 29 penelitian resiko untuk bias sudah dilakukan dalam enam studi (Tabel 2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas metodologis studi cukup memuaskan (Kisaran 8-9 poin).
Skizofrenia dan Kejadian Demensia RR multivariable disesuaikan dari kejadian demensia yang berhubungan skizofrenia dari studi tunggal dan RR yang dikombinasikan disajikan pada Gambar 2. Pada Gambar 2, semua studi melaporkan data pada pria dan wanita. Meta-analisis menunjukkan bahwa pasien dengan skizofrenia, dibandingkan dengan subyek non-skizofrenia, memiliki risiko yang jauh lebih tinggi terkena demensia, berdasarkan enam studi
48-53
(combined RR 2.29; 95% CI 1.35–3.88).
Heterogenitas secara signifikan pun diamati (P=0.000; I2=98.9%). Forest plots dari RRs multivariabel dan 95% CI untuk kejadian demensia dan skizofrenia ditunjukkan pada Gambar 2.
Analisis Subgrup Untuk lebih menjelaskan peran skizofrenia pada stroke, kita selanjutnya melakukan analisis subkelompok berdasarkan enam studi.48-53 RR yang dikumpulkan untuk demensia dikelompokkan berdasarkan desain penelitian, wilayah geografis, durasi follow-up, kualitas penelitian, dan rentang usia atau usia rata-rata peserta ditunjukkan pada Gambar 3. Pada Gambar 3, diperkirakan RR untuk studi dari Eropa adalah 1,66 ( 95% CI 1,03-2,66) dan dari negara-negara non-Eropa adalah 4,70 (95% CI 4,37-5,06), dan estimasi gabungan RR multivariat dari kejadian demensia adalah 3,36 (95% CI 1,24-9,13) pada perempuan dan 3,09 (95% CI 1,85-5,13) pada laki-laki. Kami menemukan hubungan yang signifikan dalam keseluruhan subkelompok meta-analisis menurut
usia. Selanjutnya, peningkatan kejadian demensia ditemukan dalam subkelompok desain studi (studi prospektif: RR 2,52, 95% CI 1,47-4,34).
Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dilakukan dengan menghilangkan satu studi pada satu waktu dan menilai kembali ringkasan RR untuk studi yang tersisa. Ini menunjukkan bahwa tidak ada studi tunggal secara signifikan mempengaruhi kejadian demensia, dan menunjukkan bahwa hasil meta-analisis ini yang kuat (Gambar 4).