Junal Akustik.docx

  • Uploaded by: Laksmana Widi
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Junal Akustik.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 641
  • Pages: 4
2. Materials and Experimental Setup 2.1 Sample Fabrication Sugar palm fibers (SPF) didapat dari kawasan usaha kecil menengah yaitu industry mie suun di Klaten, Jawa Tengah, Indonesia. Pada kawasan industry, limbah padat SPF terdapat diberbagai tempat dan menyebabkan bau yang tidak sehat. Selain itu, kadar serat pada batang aren memiliki kadar kisaran 50%. SPF dicuci menggunakan air bersih untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada serat. Setelah itu SPF dikeringkan selama 1 jam menggunakan oven pada suhu 110 o C. Serat dibuat sesusai dengan dimensi standar uji pengukuran impedansi tabung. Serat ditimbang berdasarkan perhitungan desitas serat dan ketebalan yang diinginkan sesuai standar pengujian. Kemudian serat direndam pada alkali dengan berbagai variasi. Tabel 1 menunjukkan berbagai variasi dari sampel. Setelah itu serat dimasukkan ke cetakan aluminium dengan ukuran diameter 30 mm dan 100 mm dengan ketebalan sampel 30 mm. proses pencetakan sampel dilakukan dengan dipanaskan pada oven pada suhu 150 oC selama 10 menit. Gambar dari sampel yang akan diuji dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini. Tabel 1 Variasi dari sampel SPF Variasi 1 Variasi 2 Persentase Alkali Lama Persentase Alkali Lama NaOH Perendaman NaOH Perendaman 0 jam 5% 1 jam 4 jam 5% 10 % 24 jam 8 jam 16 jam 15 % 24 jam

Gambar 1 Sampel dari SPF Absorber 2.2 Experimental Setup Pengujian untuk mengetahui Noise Absorption Coefficient (NAC) dari serat aren dilakukan sesuai dengan Standar Uji ISO 10534-2 [1]. Konfigurasi alat uji untuk menguji sampel dapat dilihat pada gambar 2. Di ujung tabung digunakan

untuk tempat sampel ketika pengujian, sedangkan disisi lainnya terdapat 2 mikrofon untuk merekam suara. Sebelum pengujian dilakukan, kedua mikrofon harus dikalibrasi terlebih dahulu menggunakan CA115 Calibrator. Suara yang diberikan ke sampel berasal dari generator suara (amplifier). Setelah suara diberikan ke sampel, Analyzer akan memproses sinyal rekaman dari sampel untuk mendapatkan fungsi transfer anatar kedua mikrofon. Kemudian sinyal yang telah melewati Analyzer akan diproses oleh perangkat lunak BSWA VA-Lab4 basic untuk menghitung Noise Absorption Coefficient (NAC).

Gambar 2 Konfigurasi Alat untuk tes penyerapan suara [mas andit] Dalam penelitian ini, pengukuran dilakukan pada kisaaran frekuensi 0,25 – 5 KHz. Percobaan yang dilakukan bervariasi yaitu pada lama waktu treatment dan perbedaan konsentrasi alkali NaOH. Setiap sampel diukur sebanyak 3 kali pengukuran.

3. Results and Discussions 3.1 Pengaruh Lama Perendaman Terhadap NAC Hasil dari pengukuran koefisien penyerapan suara pada kepadatan massal berbeda di tetap 30 mm tebal ditampilkan di Fig 3. Di ketebalan yang sama, hal itu menunjukkan bahwa kepadatan massal yang lebih tinggi, lebih tinggi koefisien penyerapan suara. Peningkatan ini jelas dari pertengahan rentang frekuensi tinggi. Peningkatan kepadatan massal menyebabkan peningkatan resistivitas aliran dan at [20]. Resistivitas aliran tinggi meningkatkan tingkat kesulitan gelombang suara melalui serat, sehingga lebih banyak energi akan hilang karena gesekan antara gelombang suara dan serat. Sementara at tinggi menunjukkan tingkat kompleksitas serat konfigurasi dalam sampel. Hal itu menyebabkan gelombang suara lebih terjebak dan lebih diserap gelombang suara.

Noise Absorption Coefficient (α)

1.0

0.8

0.6

0.4 Untreated NaOH 5%, 1 hour

0.2

NaOH 5%, 4 hours NaOH 5%, 8 hours NaOH 5%, 16 hours

0.0 0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

4.5

5.0

Frequency (kHz) Gambar 3 Noise Absorption Coefficient dari SPF dengan perbedaan lama perendaman NaOH 5% 3.2 Pengaruh Persentase NaOH Terhadap NAC 1.0

Noise Absorption Coefficient (α)

0.9 0.8 0.7 0.6 0.5

0.4 0.3

Untreated

0.2

NaOH 5%, 24 hours NaOH 10%, 24 hours

0.1

NaOH 15%, 24 hours

0.0 0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

4.5

5.0

Frequency (KHz) Gambar 4 Noise Absorption Coefficient dari SPF dengan perbedaan Persentase NaOH

3.3 Analisis Pengujian SEM

(a)

(b)

(c) Gambar 5 SEM observations of serat tunggal setelah perendaman selama 24 jam (a) NaOH 0% (b) NaOH 5% (c) NaOH 15% 4. Conclusion

[1] M. Firdayati and M. Handajani, “Studi Karakteristik Dasar Limbah Industri Tepung Aren,” J. Infrastruktur dan Lingkung. Binaan, vol. 1, no. 2, pp. 22–29, 2015

Related Documents


More Documents from "Ade Aulia Maretna"