Journal Reading Effectiveness Study of Atropine for Progressive Myopia in Europeans
Pembimbing : dr. Riana Azmi, Sp.M Disusun oleh : Grisel Nandecya KEPANITRAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA RSUD SEKARWANGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2017
Latar Belakang • Di seluruh dunia, prevalensi miopia telat meningkat secara dramatis, diperkirakan bahwa 2,5 milyar orang akan menderita miopia pada tahun 2020. • Kenaikan yang tinggi, juga mencakup miopia tinggi (<-6D; panjang aksial ≥26 mm), yang secara khusus terkait dengan komplikasi berat seperti degenerasi makula miopi, ablasi retina dan glaukoma
• Angka-angka dramatis ini menciptakan kebutuhan untuk tindakan pencegah yang efektif. • Pilihan pengobatan dikategorikan dalam konservatif dan intervensi farmakologis • Intervensi farmakologis memiliki efikasi yang jauh lebih tinggi, dalam pengobatan tertentu dengan tetes mata atropin yang digunakan secara topikal.
• Atropin, antagonis reseptor muskarinik nonselektif (M-antagonis) yang paling banyak diteliti untuk intervensi miopia progresif. • Pada manusia, penggunaan atropin untuk mengurangi perkembangan miopi yang dipublikasikan puluhan tahun lalu tapi tidak sampai melakukan uji klinis. • Penelitian 2 tahun ini, menemukan pengurangan 75% dari perkembangan miopia dengan atropin 1% dan tidak melaporkan efek samping yang serius.
• Di Taiwan, atropin merupakan pengobatan pilihan untuk memperlambat perkembangan miopia. • Meskipun menyebabkan fotofobia dan keterlambatan akomodasi, efek samping ini tidak menjadi penghambat di Taiwan. • Sebaliknya, warna iris yang lebih muda di Eropa dianggap sebagai penghalang untuk penggunaan atropin.
TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui pengaruh atropin untuk miopia progresif dalam kondisi 'dunia nyata/sebenarnya' di negara non-Asia.
METODE
Desain Penelitian
• Efektivitas, prospektif dan berbasis klinis
Lokasi dan Waktu
• Erasmus Medical Center & Rumah Sakit Anak Sophia di Rotterdam, Belanda. • Maret 2011 sampai Juli 2013
Analisis Data
• Analisis Bivariat
SUBJEK PENELITIAN Anak miopi progresif yang memenuhi kriteria inklusi 78 orang 77 orang (Setuju)
84 orang anak
Kriteria inklusi • lensa sferis (SE) ≤ 3D dan tingkat perkembangan SE ≥1D/tahun di bawah kondisi sikloplegik
6 orang (Menolak)
kriteria eksklusi • Miopia yang berhubungan dengan distrofi retina atau sindrom kolagen, dan gangguan perkembangan
HASIL
PEMBAHASAN Penelitian kami menunjukkan bahwa atropin 0,5% dapat menjadi pengobatan yang efektif untuk miopia progresif di daerah Eropa. Anak-anak yang terapi berkepanjangan memiliki manfaat yang signifikan di atas mereka yang berhenti (P = 0,03). Konsentrasi tetes mata atropin yang lebih tinggi dikenal karena sering kejadian efek samping mereka yang sering. Efek samping yang paling sering dilaporkan adalah fotofobia dan masalah membaca. Sakit kepala terjadi pada sekitar seperlima dari pasien, tetapi dilaporkan menjadi ringan dan sementara. Flushes/kulit kemerahan pipi diamati pada hanya pada tiga anak, tapi bukan alasan untuk menghentikan terapi.
Penghentian terapi yang paling sering terjadi tidak lama setelah dimulainya terapi. Anak-anak yang berhasil mematuhi terapi selama 4 minggu lebih mungkin untuk memperpanjang terapi setelahnya. Kesulitan memulai yang paling penting adalah adaptasi terhadap cahaya terang dan mengatasi masalah membaca. Atropin adalah standar perawatan untuk perkembangan miopia di Taiwan. Efek jangka panjang dari pengobatan atropin telah diteliti di kedua penelitian hewan serta penelitian manusia, dan kerusakan fotokimia pada retina karena pembesaran pupil untuk jangka waktu yang lebih lama dalam kondisi siang hari belum dilaporkan. Oleh karena itu, atropin harian tampaknya pengobatan yang aman, bahkan jika digunakan selama beberapa tahun.
Bagaimana atropin berhasil mengganggu perkembangan miopia belum diketahui dengan baik, juga tidak ada kesepakatan pada tempat bekerja/aksinya. Ini mungkin retina, karena sel-sel amakrin dapat mengekspresikan reseptor muskarinik pada membran sel mereka. Pengikatan atropin terhadap reseptor muskarinik dari sel amakrin telah dihipotesiskan untuk meningkatkan pelepasan dopamin, yang cocok dengan pandangan bahwa dopamin merupakan mediator kimia penghambat untuk pertumbuhan mata.
Keterbatasan penelitian • Follow up relatif singkat • Tidak ada rejimen dosis yang fleksibel yang memungkinkan terapi disesuaikan untuk tiap subjek
KESIMPULAN
Penelitian ini memberikan validitas eksternal temuan dari uji coba terkontrol acak dan menunjukkan bahwa atropin dapat efektif untuk miopia progresif dalam praktek klinis sehari-hari. Atropin harus dianggap sebagai pilihan pengobatan pada anak-anak berisiko miopia tinggi di mana pun di dunia.
Saran Saran untuk dokter yang mengobati miopia: 1. mengidentifikasi dan membahas profil risiko pasien dan memberikan saran gaya hidup, seperti meningkatkan waktu yang dihabiskan di luar ruangan. 2. mulai intervensi dengan atropin 0,5% dan resep kacamata multifokal transisional. 3. melakukan pemeriksaan follow up rutin meliputi ketajaman visual, ketajaman membaca, refraksi/pembiasan sikloplegik, dan panjang aksial. 4. menyesuaikan rejimen pengobatan.