AB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Secara umum bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau berkomunikasi berupa lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia, untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan seseorang. Bahasa terdiri atas kumpulan kata yang apabila di gabungkan akan memiliki makna tersendiri. Bahasa diciptakan sebagai alat komunikasi universal yang diharapkan dapat dimengerti oleh setiap manusia untuk melakukan suatu interaksi sosial dengan manusia lainnya. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan dalam studi sosiolinguistik bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa Indonesia menurut para ahli :
Harun Rasyid, Mansyur dan Suratno Bahasa ialah struktur serta makna yang terbebas dari penggunanya sebagai sebuah tanda guna menyimpulkan maksud dan tujuannya. Hasan Alwi Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer dimana dapat untuk dimanfaatkan semua orang dalam berinteraksi, bekerjasama, serta mengenali diri terhadap percakapan yang baik serta tingkah laku dan sopan santun. Ferdinand De Saussure Bahasa merupakan salah satu ciri yang menjadi pembeda, hal ini karena dengan memakai bahasa maka setiap kelompok yang ada pada masyarakat dapat menjadi dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dengan kelompok lain.
Berdasarkan situasinya, bahasa dapat dibagi atas dua jenis, yaitu bahasa formal dan bahasa nonformal. Bahasa formal adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi, sedangkan bahasa nonformal adalah bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi atau dalam kegiatan sehari-hari. Berdasarkan penyampaiannya, bahasa dapat dibagi atas dua jenis, yaitu lisan dan bahasa tulisa. Bahasa lisan adalah bahasa yang dipakai dalam berkomunikasi secara langsung, sedangkan bahasa tulisan digunakan dalam berkomunikasi secara tidak langsung. Fenomena paling menonjol yang tengah terjadi pada kurun waktu ini adalah terjadinya proses globalisasi. Proses perubahan inilah yang disebut Alvin Toffler sebagai gelombang ketiga, setelah berlangsung gelombang pertama (agrikultiur) dan gelombang kedua (industri). Perubahan yang demikian menyebabkan terjadinya pula pergeseran kekuasaan dari pusat kekuasaan yang bersumber pada tanah, kemudian kepada kapital atau modal, selanjutnya (dalam gelombang ketiga) kepada penguasaan terhadap informasi (ilmu pengetahuan dan tekhnologi). Proses globalisasi ini lebih banyak ditakuti daripada dipahami untuk kemudian diantisipasi dengan arif dan cermat. Oleh rasa takut dan cemas yang berlebihan
itu, antisipasi yang dilakukan cenderung bersifat defensif membangun benteng-benteng pertahanan dan merasa diri sebagai objek daripada subjek di dalam proses perubahan.
Di zaman sekarang ini perkembangan bahasa Indonesia kian menurun. Masuknya berbagai bahasa asing yang tidak mungkin kita tolak dan ada beberapa kata asing yang diserap menjadi kosa kata Indonesia. Namun, disisi lain, keberagaman bahasa serapan juga menjadi masalah bagi orsinilitas bahasa yang kian mengkhawatirkan dan penggunaan tata bahasa yang kian serampangan baik tulisan maupun lisan. Tentu saja, media televisi, koran, radio, internet dan merek dagang import adalah termasuk faktor pendorong utama yang ikut mencederai kebahasaan kita. Fenomena ini sangat kentara pada pengunaan bahasa oleh anakanak muda saat ini. Semua bahasa pasti mengalami perubahan karena sifatnya dinamis bukan statis. Perubahan bahasa Indonesia, misalnya, dapat ditengarai oleh beberapa hal. Pertama, semakin banyaknya kosa kata dan frase bahasa asing khususnya bahasa Inggris yang dimasukkan ke dalam bahasa Indonesia. Proses ini lazim disebut alih kode (code switching)yaitu tindakan memasukkan kosa kata dan frase dari bahasa tertentu ke bahasa lain. Alih kode seringkali dilakukan oleh penutur asli bahasa Indonesia terutama generasi muda, baik di dalam komunikasi lisan maupun tulisan. Ke dua, penyingkatan kata-kata bahasa Indonesia(shortening words) yang menyebabkan beberapa kosa kata berubah dari aturan ‘baku’nya. Ke tiga, muncul dan berkembangnya ragam bahasa slang. Dengan kata lain, penyebab pergeseran pemakaian bahasa Indonesia, tidak hanya disebabkan oleh bahasa asing, tetapi juga disebabkan oleh adanya interferensi bahasa daerah dan pengaruh bahasa gaul.
1.2 PEMBATASAN MASALAH 1. Sejarah Bahasa Indonesia 2. Bahasa Indonesia dimata Mahasiswa 3. Kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia 4. Sikap mahasiswa terhadap Bahasa Indonesia
1.3 RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana Bahasa Indonesia dimata Mahasiswa? 2. Apa peranan Bahasa Indonesia saat ini? 3. Apa yang menyebabkan sikap tak acuh terhadap Bahasa Indonesia? 4. Bagaimana upaya mempertahankan Bahasa Indonesia?
1.4 TUJUAN PENULISAN 1.Mengetahui sejauh mana akan pentingnya Bahasa Indonesia bagi Mahasiswa
2. Menerapkan sikap positif terhadap Kebahasaan 3.Menyadarkan Mahasiswa bahwa sangat penting mempertahankan Bahasa Indonesia
1.5 MANFAAT PENULISAN 1. Mengenal lebih jauh Bahasa Indonesia 2. Pemahaman yang baik pada peranan Bahasa Indonesia 3. Menambah pengetahuan atas jati diri Bangsa 4. Memupuk rasa cinta terhadap Bahasa Indonesia.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH BAHASA INDONESIA Bahasa indonesia pada dasarnya berasal dari bahasa melayu, pada zaman dahulu lebih tepatnya pada zaman kerajaan sriwijaya bahasa melayu banyak digunakan sebagai bahasa penghubung antar suku di plosok nusantara. Selain itu bahasa melayu juga di gunakan sebagai bahasa perdagangan antara pedagang dalam nusantara maupun dari luar nusantara. Bahasa melayu menyebar ke pelosok nusantara bersamaan dengan penyebaran agama islam, serta makin kokoh keberadaan nya karena bahasa melayu mudah diterima oleh masyarakat nusantara karena bahasa melayu digunakan sebagai penghubung antar suku, antar pulau, antar pedagang, dan antar kerajaan. Bahasa melayu mulai dipakai dikawasan Asia Tenggara sejak Abad ke-7. bukti-bukti yang menyatakan itu adalah dengan ditemukannya prasasti di kedukan bukit karangka tahun 683 M (palembang), talang tuwo berangka tahun 684 M (palembang), kota kapur berangka tahun 686 M (bukit barat), Karang Birahi berangka tahun 688 M (Jambi) prasasti-prasasti itu bertuliskan huruf pranagari berbahasa melayu kuno. Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia, oleh karena itu para pemuda indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa indonesia menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa indonesia. (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928). Dan baru setelah kemerdekaan Indonesia tepatnya pada tanggal 18 Agustus Bahasa Indonesia diakui secara Yuridis. Secara Sosiologis kita bisa mengatakan bahwa Bahasa Indonesia resmi di akui pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Hal ini juga sesuai dengan butir ketiga ikrar sumpah pemuda yaitu “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung
bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” Namun secara Yuridis Bahasa Indonesia diakui pada tanggal 18 Agustus 1945 atau setelah Kemerdekaan Indonesia. Ada empat faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia yaitu : 1. Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan
bahasa perdangangan. 2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dielajari karena dalam bahasa melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus). 3. Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang lainnya dengan sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional 4. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah. Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia, oleh karena itu para pemuda indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa indonesia menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa indonesia. (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928). Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam rapat, para pemuda berikrar: 1. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Air Indonesia. 2. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia. 3. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini di kenal dengan Nama “Sumpah Pemuda”. Unsur yang ketiga dari “Sumpah Pemuda” merupakan pernyataan tekad bahwa Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan Bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 Bahasa Indonesia di kokohkan kedudukannya sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia di nyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945, karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 di sahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Di dalam UUD 1945 di sebutkan bahwa “Bahasa Negara Adalah Bahasa Indonesia”, (pasal 36). Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia di pakai oleh berbagai lapisan masyarakat indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahas persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia di resmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, Bahasa Indonesia berposisi sebagi bahasa kerja. Dari sudut
pandang Linguistik, Bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu-Riau dari abad ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaannya sebagi bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan “Bahasa Indonesia” di awali sejak di canangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan “Imperialisme bahasa” apabila nama bahasa Melayu tetap di gunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang di gunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, bahasa indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Meskipun di pahami dan di tuturkan oleh lebih dari 90% warga indonesia, bahasa indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di indonesia sebagai bahasa Ibu. Penutur Bahasa indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) atau mencampur adukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa Ibunya. Meskipun demikian , bahasa indonesia di gunakan di gunakan sangat luas di perguruan-perguruan. Di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa indonesia di gunakan oleh semua warga indonesia. Bahasa Melayu dipakai dimana-mana diwilayah nusantara serta makin berkembang dengan dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai didaerah-daerah diwilayah nusantara dalam pertumbuhan dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap kosa kata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek. Perkembangan bahasa Melayu di wilayah nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi antar perkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia dalam sumpah pemuda 28 Oktober 1928. Untuk memperoleh bahasa nasionalnya, Bangsa Indonesia harus berjuang dalam waktu yang cukup panjang dan penuh dengan tantangan. Perjuagan demikian harus dilakukan karena adanya kesadaran bahwa di samping fungsinya sebagai alat komunikasi tunggal, bahasa nasional sebagai salah satu ciri kultural, yang ke dalam menunjukkan kesatuan dan keluar menyatakan perbedaan dengan bangsa lain.
2.2 BAHASA INDONESIA DI MATA MAHASISWA Bahasa Indonesia merupakan produk bahasa yang lahir di bangsa Indonesia sendiri. Bahasa Indonesia tidak lahir begitu saja, namun juga melalui proses yang panjang. Bahkan hingga sekarang, bahasa Indonesia masih terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan demikian, setiap saat bahasa Indonesia dapat bertambah kosa katanya. Perkembangan zaman yang cepat terutama di era globalisasi ini menuntut bahasa Indonesia
untuk selalu berbenah sehingga dapat menampung berbagai macam istilah-istilah baru yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Bahasa ini digunakan untuk menyatukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal ini dikarenakan bangsa Indonesia sendiri terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang setiap suku tersebut memiliki bahasa daerah masing-masing. Oleh karena itu, salah satu upaya untuk menyatukan bahasa-bahasa tersebut ialah melalui bahasa Indonesia Berbagai macam fungsi bahasa Indonesia, salah satunya yang telah disebutkan di atas yaitu sebagai pemersatu bangsa. Selain itu ada beberapa fungsi bahasa Indonesia, salah satunya yaitu sebagai bahasa baku dalam penulisan karya ilmiah. Penulisan karya ilmiah dianjurkan untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Namun juga perlu diketahui, penulisan karya ilmiah tingkat internsional harus menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Meskipun demikian, karya ilmiah tersebut hendaknya juga ditulis dalam bahasa Indonesia agar anak negeri juga dapat mempelajari karya tersebut. Masih banyak lagi fungsi dari bahasa Indonesia, seperti menumbuhkan sikap nasionalisme, cinta produk sendiri (produk-produk Indonesia dan lain-lain), bahasa dalam forum formal, bahasa dalam kegiatan belajar mengajar, dan lain sebagainya. Melihat dari berbagai fungsi di atas, maka Bahasa Indonesia perlu untuk dipelajari. Bahkan dari SD hingga perguruan tinggi, pelajaran dan kuliah bahasa Indonesia masih diberikan. Hal ini penting untuk mengenalkan dan melatih para siswa agar dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan benar. Dalam maraknya era globalisasi masa kemajuan informatika dan komuniakasi setiap individu dituntut untuk menyumbangkan karya kreativitasnya dan menuangkannya dalam bentuk tulisan. Terutama bagi kalangan mahasiswa yang dituntut untuk selalu berkarya baik berbentuk tulis maupun non tulisan. Akan tetapi dalam dunia tulis menulis di kalangan mahsasiswa, masih banyak kerancuan-kerancuan yang menyimpang dari kaidahnya dalam tulisan-tuliasan. Apa lagi budaya menulis yang sesuai kaidah EYD sudah mulai terlupakan akibat dari kemajuan tekhnologi dan informatika yang bersifat instan. Selain itu gairah tulis menulis telah mengalami penurunan, sehingga tidak heran dalam kalangan mahasiswa lebih menyukai copy paste dari karya orang ataupun membeli karya orang yang diaku sebagai karyanya. Padahal dengan kemajuan tekhnologi dan informatika, membuka lahan yang seluasluasnya bagi manusia untuk terus berkarya dan menuangkannya segala bentuk kreativitasnya, terutama dalam bentuk tulisan. Misalnya dalam dunia internet tersedia berbagai informasi yang dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta wadah yang siap menampung segala kreativitas dan uneg-uneg manusia yang berupa tulisan seperti situs blog maupun jejaring social. Akan tetapi kebanyakan mahasiswa Indonesia masih mengenyampingkannya dan belum dapat menggunakannya secara maksimal sebagai media mempublik karya. Gairah tulis menulis bagi mahasiswa Indonesia masih tergolong rendah. Dan adapun tulisan-tulisan yang dikaryakannya pun masih mengalami kerancuan bahasa yang menyimpang dari kaidah EYD. Untuk itulah perlu adanya mata kuliah bahasa Indonesia bagi mahasiswa. Akan tetapi sudah tentunya mahasiswa yang telah melewati jenjang SD hingga SMA telah menerima pelajaran bahasa Indonesia dari A sampai Z. Dan apakah di perguruan tinggi ini hanya mengulangi materi yang teah disampaikan layaknya di sekolah-sekolah?
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, pada umumnya dosen mengajarkan kembali materi mata kuliah sebagai mana yang telah disampaikan para guru bahasa Indonesia di SD hingga SMA. Sehingga tidak diherankan jika mahasiswa mengalami kejenuhan dalam belajar bahasa Indonesia. Akan tetapi apakah para mahasiswa telah mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik yang berupa tuliasan maupun lisan? Banyak riset yang memaparkan sebagaimana yang disampaikan oleh S. Sahala Tua Saragih dalam tulisannya “mahasiswa dan bahasai Indonesia” bahwa sebagian besar mahasiswa belum mampu menggunakan bahasa Indonesia secara lisan maupun tulisan dengan baik dan benar. Untuk itu, mahasiswa non bahasa perlu dilatih secara intensif berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Dan hal tersebut sudah menjadi konskwensi para dosen, baik dosen pengampu bahasa Indonesia maupun yang lain
2.3 PERANAN BAHASA INDONESIA
Dalam tulisan ilmiah, bahasa sering diartikan sebagai tulisan yang mengungkapkan buah pikiran sebagai hasil dari pengamatan, tinjauan, penelitian yang seksama dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu, menurut metode tertentu, dengan sistematika penulisan tertentu, serta isi, fakta, dan kebenarannya dapat dibuktikan dan dapat dipertanggungjawabkan. Bentuk-bentuk karangan ilmiah identik dengan jenis karangan ilmiah, yaitu makalah, laporan praktik kerja, kertas kerja, skripsi, tesis, dan disertasi. Dalam penulisan ilmiah, bahasa merupakan hal yang terpenting. Untuk itu kita harus sebaik mungkin menggunakannya. Antara lain : Dalam hal penggunaan ejaan. Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dalam kaidah tulismenulis yang distandarisasikan; yang meliputi pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca. Dalam hal penulisan kata. Baik kata dasar, kata turunan, bentuk ulang, kata ganti, kata depan, kata sandang, maupun gabungan kata. Dalam penggunaan partikel lah, kah, tah, pun. Partikel lah, kah, tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: Pergilah sekarang! Sedangkan partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Contoh: Jika engkau pergi, aku pun akan pergi. Kata-kata yang sudah dianggap padu ditulis serangkai, seperti andaipun, ataupun, bagaimanapun, kalaupun, walaupun, meskipun, sekalipun. Dalam hal pemakaian Ragam Bahasa. Berdasarkan pemakaiannya, bahasa memiliki bermacam-macam ragam sesuai dengan fungsi, kedudukan, serta lingkungannya. Ragam bahasa pada pokoknya terdiri atas ragam lisan dan ragam tulis. Ragam lisan terdiri atas ragam lisan baku dan ragam lisan takbaku; ragam tulis terdiri atas ragam tulis baku dan ragam tulis takbaku. Dalam penulisan Singkatan dan Akronim.Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan jabatan atau pangkat diikuti tanda titik. Contoh: Muh. Yamin, S.H. (Sarjana Hukum ). Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Contoh: dll. hlm. sda. Yth. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti tanda titik. Contoh: DPR GBHN KTP PT. Akronim nama diri yang berupa gabungan
huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Contoh: ABRI LAN IKIP SIM. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Contoh: Akabri Bappenas Iwapi Kowani. Dalam penulisan ilmiah, selain harus memperhatikan faktor kebahasaan, kita pun harus mempertimbangkan berbagai faktor di luar kebahasaan. Faktor tersebut sangat berpengaruh pada penggunaan kata karena kata merupakan tempat menampung ide. Dalam kaitan ini, kita harus memperhatikan ketepatan kata yang mengandung gagasan atau ide yang kita sampaikan, kemudian kesesuaian kata dengan situasi bicara dan kondisi pendengar atau pembaca. Kedudukan pertama bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa persatuan. Hal ini tercantum dalam Sumpah pemuda (28-10-1928). Ini berarti bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai Bahasa Nasional. Kedua adalah sebagai bahasa negara. Dalam kedudukannya sebagai Bahasa Nasional, Bahasa Indonesia memiliki beberapa fungsi yaitu : Lambang kebanggaan kebangsaan Bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai luhur yang mendasari perilaku bangsa Indonesia. Lambang Identitas Nasional Bahasa Indonesia mewakili jatidiri bangsa Indonesia, selain Bahasa Indonesia terdapat pula lambang identitas nasional yang lain yaitu bendera Merah-Putih dan lambang negara Garuda Pancasila. Alat perhubungan Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku dengan bahasa yang berbeda-beda, maka kan sangat sulit berkomunikasi kecuali ada satu bahasa pokok yang digunakan. Maka dari itu digunakanlah Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan perhubungan nasional. Alat pemersatu bangsa Mengacu pada keragaman yang ada pada Indonesia dari suku, agama, ras, dan budaya, bahasa Indonesia dijadikan sebagai media yang dapat membuat kesemua elemen masyarakat yang beragam tersebut kedalam sebuah persatuan. Sedangkan pada kedudukannya sebagai Bahasa Negara, Bahasa Indonesia memiliki fungsi-fungsi yakni : Sebagai bahasa yang digunakan dalam peristiwa kenegaraan Bahasa Indonesia dipakai dalam segala hal kegiatan atau peristiwa kenegaraan, baik dalam bentuk lisan dan tulisan.
Sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan
Bahasa Indonesia digunakan untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar dan segala hal dalam konteks pendidikan Sebagai alat perhubungan tingkat nasional Bahasa Indonesia digunakan untuk perhubungan dalam segala hal pada tingkat nasional seperti pada perencanaan pembangunan dan pelaksanaanya. Alat pengembangan kebudayaan dan IPTEK nasional Maksudnya adalah bahasa Indonesia digunakan sebagai sarana dalam memperkaya budaya dan meningkatkan IPTEK dengan bahasa Indonesia sebagai pengantarnya.
2.4 PENYEBAB SIKAP TAK ACUH TERHADAP BAHASA INDONESIA Di kalangan mahasiswa saat ini tidak sedikit yang menyepelekan dan menganggap enteng Bahasa Indonesia. Sikap tak acuh ini yang menyebabkan pudarnya Bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari. Padahal bahasa Indonesia sangat penting bagi kehidupan kita.Beberapa orang indonesia beranggapan bahwa bahasa indonesia mudah untuk dipelajari karena sudah menjadi bahasa sehari-hari, banyak bangsa indonesia yang meremehkan dan menyepelekan untuk belajar bahasa indonesia. Walaupun bahasa indonesia adalah bahasa sehari-hari, tapi jika dipelajari bahasa indonesia dengan benar, bahasa indonesia itu sangatlah sulit. Banyak istilah-istilah, aturanaturan kebahasaan yang harus di pahami dengan benar.Terbukti dengan nilai di Ujian nasional, hampir sebagian besar mulai dari siswa-siswi SD, SMP, SMA mendapat nilai terkecil di pelajaran bahasa indonesia. Dibanding dengan pelajaran bahasa inggris, banyak yang mendapatkan nilai yang besar di pelajaran bahasa inggris. Itu dikarenakan anggapan bahwa bahasa indonesia adalah bahasa yang mudah,yang tidak perlu di pelajari lebih dalam lagi. Karena anggapan seperti itu, banyak yang menyepelekan bahasa indonesia, tidak mau mengikuti pelajaran bahasa indonesia dengan serius. Dan lebih tertarik dengan bahasa asing yang menurutnya sulit. Karena dengan menganggap sesuatu yang sulit itu adalah tantangan dan harus dapat di pelajari, barulah bersungguh-sungguh untuk mempelajari bahasa-bahasa asing tersebut. Sedangkan untuk bahasa indonesia yang dianggap mudah, tidak perlu di pelajari secara mendalam dan terbukti bahwa hasilnya pun berbeda. Maka kita harus mengubah pola pikir kita yang menyepelekan bahasa indonesia, kita harus menjadikan bahasa indonesia itu sesuatu yang sulit bukan untuk menjadi beban, tapi jadikanlah kesulitan itu sebagai tantangan dan acuan kita agar dapat mempelajari bahasa indonesia dengan sungguhsungguh dan kita baru dapat berkata bahwa bahasa indonesia itu mudah, setelah kita benarbenar mempelajarinya Kita lihat akhir-akhir ini mahasiswa Indonesia terutama mahasiswa metropolitan, lebih bangga dan percaya diri jika dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa asing. Dapat kita jumpai dalam pergaulan remaja perkotaan, mereka jarang menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Mereka lebih merasa percaya diri ketika berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. Terlebih para figur publik yang dengan bangga menggunakan
aksen bahasa Inggris dalam berkomunikasi. Remaja yang masih membutuhkan seorang figur pun dengan bangganya menirukan aksen figur publik (artis) tersebut. bahkan terkadang mereka lupa jika bahasa Inggris yang mereka ucapakan ada padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Mahasiswa yang lebih senang menggunakan bahasa asing dalam pergaulan, membuat mereka melupakan bahasa Indonesia dan ini membuat bahasa Indonesia kehilangan jati diri. Berkomunikasi dengan sesama bangsa Indonesia saja remaja lebih sering menggunakan bahasa asing, apalagi jika berkomunikasi dengan orang asing. Sehingga tidak tercermin identitas diri bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa. Kebanggaan kaum muda bangsa Indonesia menggunakan bahasa asing tidak lagi membuat bahasa Indonesia menjadi bahasa pergaulan. Dalam berkomunikasi antar teman kita sering menggunakan bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya, karena kita merasa ada kebanggaan tersendiri saat menggunakan bahasa asing. Dan kita seperti terkucilkan saat kita tidak mampu menggunakan bahasa asing dengan baik. Jadi, tidak heran jika mahasiswa lebih terbiasa menggunakan bahasa asing dalam berkomunikasi antar daerah. Hilangnya fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, juga dipengaruhi oleh masyarakat Indonesia yang terlalu meremehkan bahasa Indonesia. Masyarakat Indonesia yang meremehkan bahasa Indonesia, dapat dilihat dari jarangnya orang tua yang mau memberikan pelajaran tambahan bahasa Indonesia pada anaknya. Mereka lebih memilih mengeluarkan uang untuk pelajaran bahasa asing. Atau orang tua lebih membiasakan anak-anaknya untuk berbahasa asing dalm kehidupan sehari-hari. Kesalahkaparahan dalam Berbahasa Semua bahasa di dunia mempunyai kesulitan dalam mempelajarinya. Termasuk bahasa Indonesia, mungkin kita menganggap bahasa Indonesia sangat mudah sebab bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu untuk kita, namun, pernahkah kita sedikit meperhatikan lebih dekat? Bahasa Indonesia ternyata sangat sulit dipelajari, bahkan oleh pemilik bahasa itu sendiri yaitu masyarakat Indonesia. Ironis memang melihat kenyataan masyarakat Indonesia yang tidak lagi menghargai bahasanya sendiri. Bahasa Indonesia yang kita remehkan ini merupakan salah satu bahasa yang sulit untuk dipelajari. Jangankan untuk orang asing, untuk kita masyarakat Indonesia saja masih sulit mempelajarinya. Karena anggapan bahasa Indonesia sudah tidak penting lagi, membuat mahasiswa malas melihat kamus sehingga banyak terjadi kesalahkaprahan bahasa Indonesia. Kemalasan membuka KBBI memang beralasan, selain karena KBBI yang harganya terbilang mahal untuk kalangan menengah ke bawah, yang memiliki KBBI juga hanya segelintir orang. Tidak seperti kamus bahasa Inggris yang setiap rumah memiliki, KBBI jarang kita jumpai. Dilihat dari kepemilikan KBBI saja, dapat kita lihat bahwa masyarakat Indonesia sangat meremehkan bahasanya tersebut.
2.5 UPAYA MEMPERTAHANKAN BAHASA INDONESIA Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kita sebagai warga negara Indonesia tentunya harus fasih dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia merupakan sebuah jembatan untuk mepersatukan beragam bahasa daerah yang ada di Indonesia. Kita sebagai generasi muda, seharusnya berpartisipasi aktif dalam mempertahankan bahasa Indonesia. Partisipasi tersebut
dapat dilakukan melalui para generasi muda yang mempunyai kemauan, kemampuan, dan harapan yang besar untukmempertahankan bahasa Indonesia. Generasi muda sebagai elemen yang sangat penting dan tidak bisa digantikan dengan apapun dalam mempertahankan bahasa Indonesia. Cara-cara yang dapat dilakukan mahasiswa dalam mempertahankan bahasa Indonesia:
Memperluas pengetahuan tentang sejarah bahasa Indonesia hingga perkembangannya. Meningkatkan minat membaca. Dengan membaca buku berbahasa Indonesia, pengetahuan tentang istilah baru atau penggunaan kosa kata yang tepat semakin bertambah. Mengikuti perlombaan, seminar, pelatihan atau acara apapun yang bertujuan memajukan bahasa Indonesia. Mengedepankan bahasa Indonesia yang baik sebagai percakapan sehari-hari, bukan malah membanggakan bahasa gaul. Aktif menulis di forum-forum dengan memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar. Turut serta dalam mengenalkan bahasa Indonesia kepada dunia. Langkah sederhananya bisa dimulai dengan memakai bahasa baku dalam berbagi informasi maupun berinteraksi di jejaring sosial. Dalam Era Globalisasi perlu dijunjung tinggi rasa kesadaran dalam menyikapi Bahasa Indonesia. Dimana : 1. Bangga Berbahasa Nasional, Bahasa Indonesia Hanya sedikit bangsa-bangsa di dunia yang menggunakan bahasanya sendiri. Pemilihan bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia tidak menimbulkan persaingan meskipun banyak bahasa daerah di Indonesia yang lebih baik. Selanjutnya, bahasa Indonesia mempunyai kemampuan yang tinggi, bukan saja sebagai alat penghubung yang sempurna, melainkan juga dalam penggunaannya di bidang ilmu pengetahuan; baik ilmu sosial maupun ilmu pasti; baik ilmu murni maupun ilmu terapan. Sebagai pengucap kesusastraan pun bahasa Indonesia telah membuktikan dirinya sebagai bahasa yang tangguh dan terpercaya. Perhatian dan minat bangsa-bangsa asing mempelajari bahasa Indonesia dan menerjemahkan karya-karya berbahasa Indonesia ke dalam bahasa asing; tentunya menguatkan lagi kenyataan bahwa sebagai budaya yang kreatif, bahasa Indonesia mampu menyejajarkan diri dengan bahasa-bahasa asing yang umumnya telah mempunyai masa perkembangan lebih lama. Melihat hal ini, seharusnya kita bangga. Usaha menaikkan harga diri dengan cara memasukkan bahasa asing yang tidak perlu dalam setiap kesempatan berbahasa, menandakan kepicikan dan keengganan melihat kenyataan. 2. Mempunoyai Rasa Setia Bahasa Sesuai dengan fungsinya sebagai identitas nasional, bahasa Indonesia harus memiliki ciri khas sendiri. Artinya, harus mempunyai kaidah yang membedakan dengan bahasa lainnya. Sebagai pemilik, kita harus mempertahankan identitas tersebut dengan menjauhkannya dari pengaruh asing yang tidak memperkuat identitas nasional. Berbahasa Indonesia di setiap kesempatan dengan mematuhi kaidah-kaidah yang berlaku sesuai dengan situasinya merupakan kewajiban kita sebagai perwujudan rasa setia kita terhadap bahasa nasional, bahasa Indonesia.
3. Merasa Bertanggung Jawab atas Perkembangan Bahasa Indonesia Sesuai dengan kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia adalah milik semua warga negara Indonesia. Hal ini berarti, baik atau buruknya nasib bahasa Indonesia serta mampu atau tidaknya mengikuti derap kemajuan ilmu pengetahuan, sepenuhnya terletak di pundak seluruh warga negara Indonesia, bukan hanya di tangan guru dan ahli bahasa Indonesia. Jadi, sadar atau tidak senang atau tidak, kita dituntut membina dan mengembangkan bahasa Indonesia agar bukan saja mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan juga jika mungkin mendudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang terpandang di tengah-tengah pergaulan dunia. Sejalan dengan hal tersebut, semestinya kita prihatin menyaksikan pemakaian bahasa Indonesia dalam masyarakat sekarang ini. Baik yang disajikan dalam lingkungan pendidikan maupun dalam pergaulan masyarakat umum, seperti di koran-koran, majalah, radio, televisi, iklan, dan sebagainya; tak terlihat usaha untuk memperbaiki bahasa yang kita miliki. Kesadaran bahwa bahasa Indonesia adalah milik kita dan tanggung jawab kita, tampaknya belum merata dimiliki seluruh warga negara. Tidak berlebihan, jika dikatakan bahwa nasionalisme kita dalam berbahasa masih sangat tipis. Kepekaan kita terhadap kesalahan bahasa yang kita pakai atau yang kita saksikan, belum terlihat nyata.
BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Bahasa Indonesia perlu mendapat perhatian khusus dalam hal pelestariannya. Jika tidak, dikhawatirkan mahasiswa Indonesia semakin terbawa arus westernisasi atau budaya kebarat-baratan.Rasanya, siapa pun akan teringat pada momen bersejarah bangsa Indonesia, yaitu Sumpah Pemuda. Salah satu butir Sumpah Pemuda menyatakan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Sebagai mahasiswa Indonesiaseharusnya bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Dengan bahasa Indonesia, mereka bisa menyampaikan perasaan dan pikirannya dengan sempurna dan lengkap kepada orang lain. Mereka semestinya bangga memiliki bahasa yang demikian itu. Namun, berbagai kenyataan yang terjadi, rasa bangga berbahasa Indonesia belum lagi tertanam pada setiap mahasiswa Indonesia. Rasa menghargai bahasa asing masih mendominasi pada sebagian besar bangsa Indonesia. Mereka menganggap bahwa bahasa asing lebih tinggi derajatnya daripada bahasa Indonesia. Bahkan, mereka seolah-olah tidak mau tahu perkembangan bahasa Indonesia. Untuk itu kita harus melestarikan bahasa Indonesia sejak dini mungkin. Dalam pelestarian tersebut perlu adanya peran dan partisipasi dari semua lapisan masyarakat. Selain itu diperlukan juga beberapa metode untuk memperkuatnya.
3.2 SARAN Menurut saya, sebagai mahasiswa Indonesia kita harus tetap berpegang teguh pada Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sangat berperan penting dalam berkomunikasi. Buang jauh-jauh sikap tak acuh saat belajar Bahasa Indonesia. Jangan pernah meremehkan bahasa sendiri. Bagaimana bangsa lain akan menghargai bahasa kita jika kita sendiri yang mengharagai. Walau banyak mahasiswa yang merasa jenuh dengan pelajaran Bahasa Indonesia, ubah pola fikir yang seperti itu. Karena bahasa Indonesia itu sangat menyenakan. Mahasiswa dapat berkarya dalam bahasa Indonesia, membuat lembaran coretan yang bermanfaat, mencurahkan segala isi hati melalui tulisan dan sebagainya. Bahkan bahasa sangat berpengaruh saat kita berkomunikasi. Jika kita tidak menguasainya tentu akan ada kendala saat berkomunikasi. Mulai sekarang tingkatkan rasa cinta terhadap jati diri Bangsa, yaitu bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
https://dibustom.wordpress.com/2011/05/07/pengertian-bahasa-karakteristik-bahasa-danfungsi-bahasa-kajian-sosiolinguistik/ http://www.seputarpendidikan.com/2014/03/sejarah-bahasa-indonesia.html http://verozzaranii.blogspot.co.id/2013/09/peranan-dan-fungsi-bahasa-indonesia.html