MAKALAH SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN
JENIS MODA DAN FAKTOR PERKEMBANGANNYA Diajukan Sebagai Syarat untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Perencanaan Transportasi Pekotaan pada Jurusan Teknik Sipil Universitas Narotama Surabaya
Disusun Oleh: 1. 2. 3. 4. 5.
Eko Suryanto Wahyu Joko Pramono Giri Santoso Wahyudhi Arip Widarto
/ 03116118 / 03116116 / 03116 / 03116117 / 03116
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2019
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................................... 4 2.1 Moda Transportasi ........................................................................................................... 4 2.2 Moda Transportasi Berdasarkan Geografis ..................................................................... 4 2.3 ASDP …………………………………………………………………………………………...5 2.4 Moda Transportasi Udara ................................................................................................ 6 2.5 Moda Transportasi Berdasarkan Prasarana .................................................................... 7 2.6 Moda Transportasi Berdasarkan Jangkauan Wilayah Pelayanan .................................... 7 2.7 Moda Transportasi Berdasarkan Sifat Pelayanan ............................................................ 7 2.8 Moda Transportasi Berdasarkan Objek yang Dipindahkan .............................................. 8 2.9 Moda Transportasi Berdasarkan Tenaga Pendorong .....................................................10 2.10
Moda Transportasi Berdasarkan Kekhususan ...................................................11
2.11
Moda Transportasi Berdasarkan Multimoda ......................................................11
BAB I PENDAHULUAN Transportasi adalah usaha untuk memindahkan, menggerakkan, atau mengangkut orang ataupun barang dari suatu tempat ke tempat lain, dimana di tempat lain objek tersebut lebih berguna atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu. Transportasi dikatakan baik jika dari segi keselamatan, aksesibilitas yang tinggi, kapasitas mencukupi, teratur, lancar, tepat waktu, nyaman, ekonomis, aman, tertib, rendah polusi, dan beban masyarakat rendah. Sebagai pemenuhan kebutuhan hidupnya, manusia melakukan kegiatan. Kegiatan manusia mempunyai lokasi yang terpisah-pisah, sehingga manusia perlu melakukan pergerakan yang kemudian menciptakan lalu lintas. Dalam berlalu lintas diperlukan prasarana jalan. Mengingat dalam berlalu lintas manusia maupun hewan melakukan pergerakan dari satu tempat asal ke satu tempat tujuan dengan menggunakan sarana (kendaraan), maka terjadilan perangkutan (transportasi). Berfungsinya alat pendukung proses perpindahan ini sesuai dengan yang diinginkan, tidaklah terlepas dari kehadiran subsistem tersebut di atas secara serentak. Masing-masing unsur itu tidak bisa hadir beroperasi sendiri-sendiri, kesemuanya harus terintegrasi secara serentak. Seandainya ada salah satu saja komponen yang tidak hadir, maka alat pendukung proses perpindahan (sistem transportasi) tidak dapat bekerja dan berfungsi . Kegiatan transportasi bukan merupakan suatu tujuan melainkan mekanisme untuk mencapai tujuan. Pergerakan orang dan barang dari suatu tempat ke tempat lainnya mengikuti 3 (tiga) kondisi (Setijowarno & Frazila, 2001) yaitu : a. Pelengkap, relatif menarik antara dua atau lebih tujuan. b. Keinginan untuk mengatasi jarak, dimana sebagai perpindahan yang diukur dalam kerangka waktu dan uang yang dibutuhkan untuk mengatasi jarak dan teknologi terbaik untuk mencapainya. c. Kesempatan intervensi berkompetisi diantara beberapa lokasi untuk memenuhi kebutuhan dan penyediaan. Untuk mencapai pergerakan yang cepat, aman, nyaman dan sesuai dengan kebutuhan akan kapasitas angkut maka diperlukan suatu fasilitas atau prasarana yang mendukung pergerakan tersebut. Penyediaan fasilitas untuk mendukung dari pergerakan tersebut menyesuaikan dengan jenis moda yang digunakan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Moda Transportasi Moda transportasi merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan alat angkut yang digunakan untuk berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain. Moda yang biasanya digunakan dalam transportasi dapat dikelompokkan atas moda yang berjalan di darat, berlayar di perairan laut dan pedalaman, serta moda yang terbang di udara. Moda yang di darat juga masih bisa dikelompokkan atas moda jalan, moda kereta api laut, udara dan moda pipa dan multi moda.
2.2 Moda Transportasi Berdasarkan Geografis Secara global permukaan bumi terdiri dari daratan, perairan (lautan, sungai dan danau), serta udara. Bentuk geografis ini akan menentukan bentuk moda transportasi, yaitu: Transportasi Moda transportasi darat meliputi moda di jalan, jalan rel (kereta api) dan ASDP. Moda transportasi jalan dapat dikelompokkan atas dua kelompok besar, yaitu moda kendaraan tidak bermotor dan moda kendaraan bermotor. Pembagian lain yang juga masih bisa dilakukan adalah moda kendaraan pribadi dan moda kendaraan umum. Sedang moda angkutan umum juga masih bisa dibagi dalam dua kelompok yaitu moda angkutan umum dalam trayek dan moda angkutan umum tidak dalam trayek. Didalam Undang-undang No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kendaraan bermotor didefinisikan sebagai setiap Kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain Kendaraan yang berjalan di atas rel. Kendaraan Bermotor dikelompokkan berdasarkan jenis: sepeda motor; mobil penumpang; mobil bus; mobil barang; dan kendaraan khusus. Moda kendaraan tak bermotor sepeda Becak Kereta Kuda Pedati Kereta api didefinisikan sebagai sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Dengan demikian kereta api hanya dapat bergerak/berjalan pada
lintasan/jaringan rel yang sesuai dengan peruntukannya, hal ini menjadi keunggulannya karena tidak terganggu dengan lalu lintas lainnya, tetapi dilain pihak menjadikan kereta api menjadi angkutan yang tidak fleksibel karena jaringannya terbatas. Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta api atau gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala besar. Untuk angkutan barang dalam jumlah yang besar dapat digunakan rangkaian lebih dari 50 kereta yang ditarik dan/atau didorong dengan beberapa buah lokomotif, seperti kereta api babaranjang (kereta api batutu bara rangkaian panjang) di Sumatera Selatan. Kereta api merupakan angkutan yang efisien untuk jumlah penumpang yang tinggi sehingga sangat cocok untuk angkutan massal kereta api perkotaan pada koridor yang padat, tetapi juga digunakan untuk angkutan penumpang jarak menengah sampai dengan 3 atau 4 jam perjalanan ataupun untuk angkutan barang dalam jumlah yang besar dalam bentuk curah, seperti untuk angkutan batu bara. Karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara berusaha memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat baik di dalam kota, antarkota, maupun antarnegara.
2.3 ASDP Angkutan penyeberangan (ferry) dan pelabuhannya berfungsi sebagai ‘jembatan’ yang penghubung antara dua pulau yang relatif berdekatan. Peranannya membuka aksesibilitas antar pulau sangat vital dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran. lingkungan kemaritiman dan keselamatan pelayaran. Sistem transportasi laut juga terdiri dari kelaiklautan kapal, kenavigasian, serta penjagaan dan penyelamatan yang saling berinteraksi dalam mewujudkan penyelenggara transportasi laut yang efektif dan efisien. Efektif dimaksud adalah tercapainya suatu target terhadap pelayanan transportasi laut, sedangkan efisien adalah penggunaan sumber input transportasi laut yang secara minimum. Kedua indikator ini diharapkan memberikan output transportasi laut yang tinggi. Kondisi penyelenggaraan transportasi laut saat ini dapat dijabarkan berdasarkan kondisi 5 (lima) elemen yaitu angkutan di perairan, kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan pelayaran, perlindungan lingkungan maritim, dan sumber daya manusia yang saling berinteraksi dalam mewujudkan penyelenggaraan transportasi laut yang efektif dan efisien (Hubla, 2015). Kondisi
penyelenggaraan transportasi laut nasional terlihat pada Gambar 3.5 berikut Perkembangan perusahaan angkutan laut yang terdiri dari Pelayaran, Non Pelayaran dan Pelayaran Rakyat dalam periode 2007 sampai dengan 2011 seperti terlihat pada Gambar 3.6 dan Perkembangan jumlah armada nasional dalam periode 2007 sampai dengan 2011 (Gambar 3.7) serta Perkembangan produksi muatan angkutan di perairan (gambar 3.8) berikut Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinikan kapal sebagai kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut (sungai dsb). Sedang didalam Undang-undang No 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, Kapal didefinisikan kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah
2.4 Moda Transportasi Udara Jaringan pelayanan transportasi udara merupakan kumpulan rute penerbangan yang melayani kegiatan transportasi udara dengan jadwal dan frekuensi yang sudah tertentu. Berdasarkan wilayah pelayanannya, rute penerbangan dibagi menjadi penerbangan dalam negeri dan rute penerbangan luar negeri. Jaringan penerbangan dalam negeri dan luar negeri merupakan suatu kesatuan dan terintegrasi dengan jaringan transportasi darat dan laut. Berdasarkan hirarki pelayanannya, rute penerbangan terdiri atas rute penerbangan utama, pengumpan dan perintis. (1)
rute utama yaitu rute yang menghubungkan antar bandar udara pusat penyebaran.
(2)
rute pengumpan yaitu rute yang menghubungkan antara bandar udara pusat penyebaran dengan bandar udara yang bukan pusat penyebaran, dan atau antar bandar udara bukan pusat penyebaran.
(3)
rute perintis yaitu rute yang menghubungkan bandar udara bukan pusat penyebaran dengan bandar udara bukan pusat penyebaran yang terletak pada daerah terisolasi/tertinggal. Berdasarkan fungsi pelayanan transportasi udara sebagai ship follow the trade dan ship
promote the trade, jaringan pelayanan transportasi udara dibagi menjadi pelayanan komersial dan non komersial (perintis). Kegiatan transportasi udara terdiri atas : angkutan udara niaga yaitu angkutan udara untuk umum dengan menarik bayaran, dan angkutan udara bukan niaga yaitu kegiatan angkutan udara untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan kegiatan pokoknya bukan di bidang angkutan udara. Sebagai tulang punggung transportasi adalah angkutan udara niaga berjadwal, sebagai penunjang
adalah angkutan niaga tidak berjadwal, sedang pelengkap adalah angkutan udara bukan niaga. Kegiatan angkutan udara niaga berjadwal melayani rute penerbangan dalam negeri dan atau penerbangan luar negeri secara tetap dan teratur, sedangkan kegiatan angkutan udara niaga tidak berjadwal tidak terikat pada rute penerbangan yang tetap dan teratur.
2.5 Moda Transportasi Berdasarkan Prasarana Moda transportasi berdasarkan prasarana adalah moda yang didasarkan infrastruktur baik itu di darat, laut atau udara. Berdasarkan infrastruktur terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu:
Berdasarkan jalur gerak: jalan raya, jalan rel, laut dan udara serta khusus
Berdasarkan titik awal dan akhir pergerakan o Terminal jalan (stasiun bus, halte dan lainnya) o Terminal jalan rel (stasiun kereta) o Terminal jalan air (pelabuhan dan dermaga) o Terminal jalan udara (Bandara o Terminal jalan khusus (gudang dan lainnya)
2.6 Moda Transportasi Berdasarkan Jangkauan Wilayah Pelayanan
Darat (Jalan dan ASDP)
Laut
Udara
2.7 Moda Transportasi Berdasarkan Sifat Pelayanan Berdasarkan sifat pelayanan dikelompokan menjadi dua pribadi (privat) dan umum (public). Cirinya seperti Tabel.
Angkutan Pribadi, yaitu angkutan yang dimiliki dan dioperasikan oleh dan untuk keperluan pribadi dengan menggunakan prasarana pribadi atau umum.
Sedangkan angkutan umum merupakan angkutan yang dimiliki oleh pengusaha angkutan (operator) yang bisa digunakan untuk umum dengan persyaratan tertentu
. Waktu Penggunaan Asal – Tujuan (rute) Pemberhentian (terminal) Moda
Angkutan Pribadi Bebas Tidak ditentukan Bebas Darat Pejalan Kaki Sepeda Sepeda Motor Mobil Truk Kecil Gerobak Laut Speed boat Perahu Kapal pesiar Udara Pesawat pribadi
Angkutan Umum Tidak Bebas Ditentukan Tidak Bebas Darat Truk Bus Kereta Ferry Taxi Bajaj Becak ojek Laut Kapal (Barang & Penumpang) Kapal pesiar Udara Pesawat (Cargo & Orang)
Tujuan dasar dari penyediaan angkutan umum, (Wells, 1975 dikitip Tamin 2000) mengatakan bahwa menyediakan pelayanan angkutan yang baik, handal, nyaman, aman, cepat dan murah untuk umum. Hal ini dapat diukur secara relatif dari kepuasan pelayanan beberapa kriteria angkutan umum ideal antara lain adalah:
Keandalan (Setiap saat tersedia danWaktu singkat)
Kenyamanan, meliputi a. Pelayanan yang sopan. b. Terlindung dari cuaca buruk. c. Mudah turun naik kendaraan. d. Tersedia tempat duduk setiap saat. e. Tidak bersesaksesak. f. Interior yang menarik. g. Tempat duduk yang enak.
Keamanan (Terhindar dari kecelakaan dan Bebas dari kejahatan)
Waktu perjalanan (Waktu di dalam kendaraan singkat).
2.8 Moda Transportasi Berdasarkan Objek yang Dipindahkan Berdasarkan objek yang dipindahkan dikelompokan menjadi dua yaitu orang (penumpang) dan barang.
Penumpang Jenis Barang Manusia
Moda
Pribadi Umum
Barang Barang Umum Container; curah (bulk); Cair (liquids)
Pribadi Umum
Barang Khusus
Barang Berbahaya
Live Animal (AVI) Hewan; Human Remain (HUM) Mayat; Perishable goods (PER) Valuable goods (VAL) Strongly smelling goods Live Human Organ (LHO)
Exsplosive goods ( REX ) Gasses ( RPG ) Flammable liquids ( RFL) Flammable solids ( RFS ) Oxidizing substances (ROX) & Organic peroxide Toxic ( RPB ) & Infectious substances (RIS) Radioactive material ( RFW ) Corrosives ( RCM ) Miscellaneous dangerous goods (RMD)
Umum
Umum
General cargo adalah kargo atau barang yang pada umumnya memiliki sifat yang tidak membahayakan, tidak mudah rusak, busuk atau mati, barang yang tidak memerlukan penanganan khusus asalkan persyaratan pengangkutan telah memenuhi ketentuan yang berlaku, serta ukuran dan beratnya dapat ditampung kedalam ruangan ( Compartment ) pesawat udara, kapal atau truk sehingga barang-barang tersebut dapat diberangkatkan seperti garmen, spare part, elektronik dll. Special Cargo adalah kargo atau barang-barang yang memerlukan penanganan khusus baik dalam penerimaan, penyampaian, atau pengangkutan seperti:
Live Animal (AVI) adalah hewan-hewan hidup yang dikirim melalui pesawat udara seperti anak ayam, kuda, kambing, ikan dll.
Human Remain (HUM) adalah mayat manusia. HUM terbagi menjadi dua yaitu: (1) Uncremated in coffin adalah mayat yang masih berbentuk jasad yang diangkut dengan menggunakan peti jenazah. (2) Cremated yaitu jenazah yang sudah berupa abu (ashes) dan biasanya dikirim dengan menggunakan kotak guci atau kotak kayu.
Perishable goods (PER) adalah barang-barang yang mudah sekali rusak, hancur, atau busuk, seperti buah-buahan, sayuran, daging, bunga, ikan dan bibt tanaman.
Valuable goods (VAL) adalah barang-barang yang memiliki nilai yang tinggi atau barangbarang berharga seperti emas, intan, berlian, cek, platina, dll.
Strongly smelling goods yaitu barang yang memiliki bau yang sangat menyengat seperti durian, minyak wangi, minyak kayu putih.
Live Human Organ (LHO) adalah barang-barang yang berupa organ tubuh manusia yang masih berfungsi seperti bola mata, ginjal, hati.
Dangerous goods (DG) adalah kargo atau barang-barang yang berbahaya yang dapat mengakibatkan terganggunya kesehatan, dan keselamatan penerbangan. Dangerous goods terbagi menjadi sembilan kelas yaitu :
Exsplosive goods (REX) adalah barang-barang berbahaya yang mudah meledak seperti mesiu, peluru, petasan, kembang api.
Gasses (RPG) adalah barang-barang yang mudah menguap saperti Butane, Hydrogen, Propane.
Flammable liquids (RFL) adalah barang-barang yang barsifat zat cair dan mudah terbakar seperti certain paints, Alcohols, Varnishes.
Flammable solids (RFS) adalah barang-barang zat padat dan mudah terbakar seperti Matches.
Oxidizing substances (ROX) & Organic peroxide adalah barang-barang yang mudah menguap, jika dihirup manusia mengakibatkan pusing atau mengantuk seperti Calcium chlorate, ammonium nitrate.
Toxic (RPB) & Infectious substances (RIS) adalah barang-barang yang mengandung racun seperti sianida, pestisida, virus hidup, bakteri hidup, virus HIV.
Radioactive material (RFW) adalah zat yang bila terkena sinar akan bereaksi dan dapat membahayakan bagi manusia, hewan dan beberapa jenis kargo.
Corrosives (RCM) adalah barang-barang yang mengandung karat seperti asam baterai dan merkuri.
Miscellaneous dangerous goods (RMD) adalah barang-barang lain yang dianggap berbahaya dan mengancam keselamatan penerbangan apabila diangkut dengan menggunakan moda transportasi udara seperti magnet, biang es, kendaraan, kursi roda elektrik dll.
2.9 Moda Transportasi Berdasarkan Tenaga Pendorong Berdasarkan tenaga pendorong terbagi menjadi dua bermesin (motor) dan tak bermotor, seperti table berikut:
Darat
Tak Bermesin (Bermotor)
Bermesin (Motor)
sepeda Becak Kereta Kuda Pedati
sepeda motor; mobil penumpang; mobil bus; mobil barang; dan kendaraan khusus
Laut
& Perahu getek Kano
Perairan
Perahu layar
Kapal Ferry (Roro) Kapal Barang (Cargo) Speedboat Jet-foil
Udara
Parasut Paralayang
Helikopter Pesawat udara
2.10 Moda Transportasi Berdasarkan Kekhususan Tranportasi pipa merupakan perangkat transportasi angkutan barang melalui pipa. Biasanya digunakan untuk angkutan gas dan cairan dalam jumlah yang besar, tetapi dapat juga untuk mengangkut barang[1] yang dikemas dalam kapsul yang didorong dengan tekanan udara, ataupun dalam bentuk tepung didorong dengan tekanan udara tertentu yang kemudian dipisahkan kembali. Penggunaan angkutan pipa yang paling besar adalah untuk transportasi minyak mentah, minyak hasil pengolahan/refinery, gas alam ataupun untuk angkutan air kebutuhan industri ataupun ke perumahan. Angkutan melalui pipa dilakukan untuk mengangkut material yang stabil, dan untuk menstabilkan material yang dapat berubah sifat bila dialirkan untuk jarak yang jauh melalui pipa terkadang harus dilakukan pemanasan, untuk material yang dapat membeku selama mengalir seperti minyak kelapa sawit, minyak mentah dari jenis tertentu ataupun didinginkan bila material tersebut dapat berubah sifat ataupun bentuk.
2.11 Moda Transportasi Berdasarkan Multimoda Angkutan multimoda didalam Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2011 tentang Angkutan
Multimoda didefinikan sebagai:
Angkutan Multimoda adalah angkutan barang dengan menggunakan paling sedikit 2 (dua) moda angkutan yang berbeda atas dasar 1 (satu) kontrak sebagai dokumen angkutan multimoda dari satu tempat diterimanya barang oleh badan usaha angkutan multimoda ke suatu tempat yang ditentukan untuk penyerahan barang kepada penerima barang angkutan multimoda.
Angkutan multi moda (OECD, 2003) sebagai "Movement of goods (in one and the same loading unit or a vehicle) by successive modes of transport without handling of the goods themselves when changing modes" atau kalau diterjemahkan sebagai pergerakan barang (dalam satu unit muatan atau kendaraan) dengan moda dengan berbagai moda tanpa penanganan barang itu sendiri pada saat perpindahan moda. Peran angkutan multimoda ini merupakan komponen penting dari sistem logistik. Dan dalam dekade belakangan ini berkembang sangat pesat karena pergerakan barang semakin membutuhkan angkutan yang efisien dan dapat dilaksanakan dengan cepat, sehingga dibutuhkan suatu sistem yang kemudian dinamakan multimoda. Moda yang digunakan untuk angkutan multi moda yang paling banyak digunakan adalah
kapal laut disusul dengan jalan raya dan kereta api. Trend angkutan barang dengan peti kemas meningkat dengan cepat karena intermodalitynya yang tinggi sehingga mempermudah bongkarmuat/handling dari barang yang mengakibatkan biaya angkutan secara keseluruhan menurun dengan drastis. Disamping itu keamanan dari barang juga lebih tinggi. Untuk mendorong angkutan multimoda perlu didukung dengan perangkat prasarana yang tepat. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai 17.508 pulau dengan luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya yang jauh lebih besar lagi yaitu 3.257.483 km² dimana perairan laut Indonesia belum dimanfaatkan sebagai infrastruktur transportasi secara maksimal, masih banyak angkutan barang jarak jauh termasuk angkutan barang antar pulau yang menggunakan angkutan jalan raya, padahal kalau ditinjau dari sisi ilmu transportasi biaya angkut menggunakan laut merupakan pilihan yang paling murah bila mengangkut barang dalam jumlah dan jarak tertentu dibanding melalui kereta api ataupun jalan raya, dan ini menjadi lebih baik lagi bila menggunakan peti kemas. Pendekatan yang digunakan dalam transportasi dalam pengembangan angkutan multi moda adalah: (1) Mengoptimalkan jaringan infrastruktur yang ada untuk meningkatkan efisiensi sistem transportasi; (2) Mengurangi perjalanan yang tidak perlu dengan membangun suatu sistem informasi
angkutan barang; (3) Menggeser muatan ke moda yang lebih efisien seperti kereta api dan moda angkutan laut; (4) Pengembangan jalur utama dan hub atas dasar pendekatan keekonomian; (5) Pengembangan sistem yang berwawasan lingkungan, dan berkeselamatan; (6) Didukung dengan lingkungan kerja yang baik, tenaga professional