Jenis-jenis Tes Individu Dan Tes Kelompok Dalam Psikologi

  • Uploaded by: davin
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Jenis-jenis Tes Individu Dan Tes Kelompok Dalam Psikologi as PDF for free.

More details

  • Words: 2,262
  • Pages: 7
Tes Individu Dilakukan terhadap satu orang pada satu waktu tertentu. Dalam pelaksanaannya lebih berfokus pada global atau holistic serta tester berhadapan langsung dengan testee, tujuan utama tes individu yaitu untuk mengukur kemampuan umum (general trait) dari individu, Time consuming, Observasi terhadap testee bisa dilakukan dengan lebih intensif, Skor tidak tergantung pada kemampuan membaca testee.

Tes Inteligensi: 1. Tes Binet a. Tes Binet dipublikasikan pertama kali pada tahun 1905 di Paris, Perancis oleh Binet – Simon. b. Pertama menggunakan 30 soal yang disajikan secara urut. c. Revisi 1 (1916) di Stanford University Amerika Serikat oleh Terman (revisi yang paling terkenal). d. Revisi 2 (1937), bersama Merril, tes direvisi menjadi 2 bentuk, yaitu L & M. e. Revisi 3 (1960), menggabungkan bentuk L & M menjd L-M. f. Pada tahun 1972 restandardisasi tabel IQ. g. Revisi 4 (1986) oleh Thorndike dkk. h. Tes Binet yang digunakan di Indonesia: revisi ke 3 dari Terman & merril pada tahun 1960, yaitu Stanford Binet Intellegence Scale Form L-M. i. Hasil tes berupa IQ yang dapat dilihat pd tabel IQ atau dengan melihat perbandingan antara MA & CA. 2. Tes Wechsler Inteligensi: kumpulan/ keseluruhan kapasitas seseorang yang bertindak untuk tujuan tertentu, berpikir secara rasional, menghadapai lingkungan dengan efektif (David Wechsler). Pertama kali menyusun tes inteligensi “Wechsler Bellevue Intelligence Scale Test” (W-B) dalam bentuk paralel I & II dipublikasikan tahun 1939. W-B I direvisi menjadi Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) tahun 1955. Pada tahun 1981, direvisi lagi menjadi WAIS-R. Setelah itu, pada tahun 1949 karena kebutuhan akan tes Inteligensi unt anak2, maka disusun tes untuk anak umur 8-15 tahun (Wechsler Intelligence Scale For Children/ WISC) yang merupakan revisi W-B II. Akhirnya diterbitkan revisinya yaitu WISC-R pada tahun 1974. 1963, dipublikasikan Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI) untk anak usia 4 – 6 ½ tahun . 3. Tes Raven (Raven Progessive Matrices) Tes Raven pertama kali diciptakan oleh J.C Raven tahun 1938, dan pertamakali digunakan untuk Angkatan Bersenjata Inggris dalam Perang D unia II. Tes ini merupakan tes non verbal yang digunakan untuk mengukur kemampuan dalam hal pengertian & melihat

hubungan bagian-bagian gambar yang disajikan serta mengembangkan pola berpikir yg sistematis. Tes Raven ini mengukur general factor dari Spearman, sedangkan sebagian kecil mengukur spatial apptitude, inductive reasoning & perceptual accuracy. 4. Coloured Progressive Matrices (CPM) Tes ini diciptakan karena kebutuhan tes untuk anak-anak, maka disusunlah tes CPM, untuk anak usia 5-11 tahun. Tes CPM ini juga digunakan unt orang tua atau lanjut usia diatas 60 th dg pendidikan rendah/ menengah yang terdiri dari 36 item yg dikelompokkan dlm 3 seri yaitu A, Ab, B (setiap seri 12 item). Penyajian tidak ada batasan waktu dan aspek yang diukur meliputi berpikir logis, kecakapan pengamatan ruang, kemampuan untuk mencari & mengerti hubungan antara keseluruhan & bagian-bagian termasuk kemampuan analisa & integrasi. 5. Tes CFIT (Culture Fair Intelligence Test) Tes ini disusun berdasarkan asumsi bahwa selama ini tes inteligensi yang ada dalam penyelesaiannya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan & budaya. Tes ini disusun oleh R.B Cattel dan A.K.S Cattel dari Institute for Personality and Ability Testing. Total waktu yg dibutuhkan kurang lebih 12, 5 menit dan aspek yg diukur yaitu kemampuan mental umum/ kecerdasan (faktor G). Tes ini terdiri dari 3 skala: Skala 1: untuk anak usia 4-8 tahun & dewasa yang terbelakang/ gangguan (retardasi). Skala 2: untuk anak-anak usia 8-14 tahun & dewasa rata-rata. Skala 3: untuk orang dewasa (eksekutif & individu yang memiliki inteligensi diatas rata-rata). 6. Intelligenz Structure Test (IST) Intelligenz Structure Test (IST) adalah tes inteligensi yang dikembangkan oleh Rudolf Amthauer di Frankfurt/ Jerman pada tahun 1953. Tes ini dipandang sebagai suatu gestalt, yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan secara bermakna (struktur). Dimana struktur inteligensi tertentu menggambarkan pola kerja tertentu, sehingga akan cocok untuk tuntutan profesi/ pekerjaan tertentu. Tes ini dikonstruksikan untuk subjek usia 14 – 60 tahun, setelah melalui uji coba kurang lebih 4000 orang. Tes ini di Indonesia pertamakali digunakan oleh Psi AD Bandung. Kepribadian adalah prganisasi dinamik dalam individu atas sistem-sistem psikosofis yang menentukan penyesuaian dirinya yang khas terhadap lingkungan. Menurut, Allport(1937) Personality refers to those, characteristic of the pearson that account for consistent pattern of feeling, thinking, and behaving. Menurut, Pervin, carvon and john (2005) Didalam personality terdapat beberapa jenis alat tes yaitu inventory, grafis dan proyektif, yang masing –masingnya terdapat beberapat alat tes dari keduanya, sbb:

Inventory Kepribadian:

1. MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventories) MMPI telah direvisi dan disusun ulang menjadi dua versi yang berbeda, MMPI-2 (Butcher, Dahlstrom, Graham, Tellegen, dan Kaemmer, 1989) dan MMPI-Adolescent (MMPIA – Buchler et al., 1992). Pada tahun 1960-an, MMPI dipandang sebagai tes kepribadian terkemuka dan digunakan sesering atau lebih, pada subjek-subjek yang normal dalam lingkungan konseling, pekerjaan, medis, militer, dan forensik seperti pasien psikiatris. Instrumen yang sudah tidak tepat lagi karena norma-norma yang berdasar sempit dan kadaluwarsa dari tes perlu diperbaharui dan direstandardisasi demi kesinambungan MMPI. a dengan butir-butir soal pada MMPI kecuali dalam hal perubahan editorial dan pengaturan kembali, menyediakan semua respons yang dibutuhkan untuk memberi skor 10 skala “klinis” yang asli dan tiga skala “validitas”, 197 butir soal tersisa (107 di antaranya baru) diperlukan untuk menskor seluruh komplemen yang terdiri dari 104 validitas baru, yang direvisi dan dipertahankan , serta skala dan sub skala suplementer yang membangun inventori secara lengkap. Dahsltrom (1993a) telah mempersiapkan suplemen manual yang menyediakan semua informasi yang perlu untuk membandingkan butir-butir soal MMPI-2 dengan butir-butir soal asli. Minnesota Multiphasic Personality Inventory-Adolescent (MMPI-A) adalah bentuk baru yang dikembangkan secara spesifik untuk digunakan pada remaja. MMPI-A memuat hampir semua segi MMPI dan MMPI-2, mencakup 13 skala dasar namun dilakukan pengurangan panjang keseluruhan inventori menjadi hanya 478 butir soal, dimasukkan butir-butir soal yang relevan dengan remaja, seperti masalah sekolah dan keluarga, dan di atas segalagalanya persyaratan norma kecocokan usia. Dalam perkembangannya maju sejalan dengan MMPI-2 dan MMPI-A, sebagaimana dengan kebanyakan rangkaian tes lainnya, komputerisasi prosedur untuk administrasi, penentuan skor dan interpretasi inventori serta pengembangan penerjemahan instrumen ke dalam berbagai bahasa. (Roper, Ben-Porath dan Butcher, 1991, 1995). 2. CPI (California Psychological Inventory) CPI dikembangkan secara khusus pada populasi orang dewasa. Dalam revisi terakhir CPI terdiri dari 434 butir soal yang harus dijawab “Benar” atau “Salah” dan menghasilkan skor pada 20 skala (Gough dan Bradly, 1996). CPI pada awal diterbitkan tahun 1956. Pada awalnya terdiri dari 480 butir soal, diturunkan menjadi 462 butir soal dan terakhir 434 butir soal 3. PIC (Personality Inventory for Children) Dikembangkan melalui 20 tahun riset oleh sekelompok peneliti di Universitas Minnesota yang secara mendalam terpengaruh oleh dasar pemikiran dan penggunaan klinis MMPI. PIC dirancang untuk anak dan remaja usia 3 sampai 16 tahun. PIC awalnya terdiri dari 600 butir soal, yang dikelompokkan ke dalam tiga skala validitas (skala kebohongan, skala frekuensi dan skala sikap defensif), sebuah skala penyaringan umum dan 12 skala klinis. PIC direvisi

menjadi PIC-R dan jumlah butir soalnya dikurangi dari 600 butir soal menjadi 420. PIC-R bukanlah laporan inventori diri melainkan inventori perilaku teramati. (hasil pelaporan orang tua). Personality Inventory for Youth (PIY) (Lachar dan Gruber, 1993), terdiri atas 280 butir soal yang direvisi menjadi 270 butir soal, dikembangkan sebagai ukuran laporan diri yang sejajar dengan PIC-R. Kedua alat ini menyediakan seperangkat alat multidimensi terpadu yang secara khusus dirancang untuk digunakan pada anak-anak dan remaja. 4. 16 PF (Sixteen Personality Factor Questionnaire) Disusun oleh : Cattell dan rekan-rekan kerjanya yang sekarang sudah memasuki edisi kelima (1993). Pertama kali diterbitkan tahun 1949. 16 PF (sixteen Personality Factor Questionnaire) 16 PF dirancang untuk umur 16 tahun ke atas dan menghasilkan 16 skor dalam ciri-ciri, seperti : keberanian sosial, dominasi, kewaspadaan, stabilitas emosional, dan kesadaran peraturan.

Tes Kelompok Dilakukan pada banyak orang sekaligus pada satu waktu atau waktu yang sama, fokusnya lebih sempit, yaitu untuk memprediksi kinerja akademik atau profesi, skor tes sangat tergantung pada kemampuan membaca testee, validitasnya lebih tinggi, lebih sering digunakan untuk proses screening (pendidikan atau pekerjaan).

Tes Inteligensi: 1. IST

2.

3.

4.

5

Tes ini terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan secara struktur, dimana dari struktur tersebut menggambarkan pola kerja tertentu. Tes ini cocok untuk digunakan dalam memahami diri dan pengembangan pribadi, merencanakan pendidikan dan karir serta membantu dalam pengambilan keputusan hidup seseorang. Terdiri dari 9 subtes yang keseluruhannya berjumlah 176 item. Masing-masing subtes memiliki batas waktu yang berbeda-beda dan diadministrasikan dengan menggunakan manual (Polhaupessy, dalam Diktat Kuliah IST UNPAD, 2009). Setelah didapatkan Standardized Score, maka tahap interpretasi dapat dilakukan. Kesembilan subtes saling berkaitan, sehingga harus dilakukan semuanya dan interpretasinya harus dilakukan secara keseluruhan (Amthauer dalam Diktat Kuliah IST UNPAD, 2009). CFIT Tes yang dikembangkan oleh R.B. Cattel pada tahun 1920, pernah melakukan beberapa kali revisi untuk meningkatkan validitas. Pada tahun 1949, skala yang digunakan tes ini mengalami perubahan. Sejak itu skala tes yang ada dipakai hingga sekarang. CFIT mengukur inteligensi individu dalam suatu cara yang direncanakan untuk mengurangi pengaruh kecakapan verbal, iklim kebudayaan dan tingkat pendidikan (Cattell dalam Kumara, 1989). Alasannya yaitu perbedaan kebudayaan dapat mempengaruhi performance test (hasil), sehingga dikembangkan tes yang adil budaya (culture fair) antara lain CFIT. Multidimensional Aptitude Battery II (MAB-II) MAB dirancang setara WAIS-R dan untuk menghasilkan skor-skor IQ dengan sifat-sifat psikometrik yang sama dengan yang terdapat pada WAIS-R. Untuk peserta tes usia 16-74 tahun. MAB-II menghasilkan 10 skor subtes, serta IQ verbal, kinerja, dan skala penuh. Tes Kemampuan Kognitif (CogAT – Cognitive Abilitiy Test) CogAT merupakan salah satu tes kombinasi terbaik berbasis sekolah yang digunakan saat ini (Lohman & Hagen, 2001). Sembilan subtes CogAT mencakup Tes Kombinasi Verbal, Tes Kombinasi Kuantitatif, dan Tes Kombinasi Nonverbal. Matriks Progresif Raven (RPM) Merupakan tes nonverbal penalaran induktif yang di dasarkan pada stimuli ber-gambar. RPM bermanfaat sebagai pengujian tambahan untuk orang-orang yang memiliki kelemahan pendengaran, bahasa, dan fisik.

Tes Inventory:

1. PAPI Tes PAPI Kostik di buat oleh Guru Besar Psikologi Industri asal Massachusetts, Amerika, Dr. Max Martin Kostick, pada awal tahun 1960. PAPI Kostick mengukur dinamika kepribadian (psychodynamics) dengan memperhatikan keterkaitan dunia sekitarnya(environment) termasuk perilaku dan nilai perusahaan(values) yang diterapkan dalam suatu perusahaan atau situasi kerja dalam bentuk motif (need) dan standar gaya perilaku menurut persepsi kandidat (role) yang terekam saat psikotest. Secara singkat, PAPI Kostick merupakan laporan inventori kepribadian (self report inventory), terdiri atas 90 pasangan pernyataan pendek berhubungan dalam situasi kerja, yang menyangkut 20 aspek keribadian yang dikelompokkan dalam 7 bidang: kepemimpinan (leadership), arah kerja (work direction), aktivitas kerja (activity), relasi social (social nature), gaya bekerja (work style), sifat temperamen (temperament), dan posisi atasanbawahan (followership). 2. DISC Sebuah alat untuk memahami tipe-tipe perilaku dan gaya kepribadian, pertama kali dikembangkan oleh William Moulton Marston. Dalam penerapannya di dunia bisnis dan usaha, alat ini telah membuka wawasan dan pemikiran, baik secara profesional maupun secara personal. Seperti umumnya alat-alat tes sejenis (termasuk IQ tes), DISC pertama kali digunakan untuk kepentingan militer dan secara luas digunakan sebagai bagian dalam proses penerimaan tentara AS pada tahun-tahun menjelang Perang Dunia II. Setelah keandalannya terbukti, kemudian DISC secara bertahap dipakai untuk kepentingan rekrutmen yang lebih umum. Sistem DISC DISC personality system merupakan bahasa universal mengenai perilaku. Penelitian mengelompokkan karakteristik perilaku dalam empat bagian utama yang disebut sebagai gaya kepribadian. Orang dengan gaya yang serupa cenderung menampilkan ciri perilaku yang mirip. Setiap individu memiliki keempat gaya ini, akan tetapi bervariasi menurut intensitasnya. DISC merupakan akronim 4 tipe kepribadian yang berarti Dominant (D), Influencing (I), Steadiness (S), Conscientiousness (C). 3. EPPS Tes EPPS (Edward Personality Preference Schedule) merupakan tes kepribadian yang mengukur tingkat kepribadian seseorang. Tes ini dikembangkan menurut teori kepribadian H. A Murray, yang mencakup 15 kebutuhan yang harus dimiliki manusia. EPPS umumnya dikategorikan sebagai power tes yaitu tes yang tidak dibatasi waktu dalam pengerjaannya. Jadi, penekanannya pada penyelesaian tugas bukan waktunya. Dalam mengerjakan tes EPPS semua item harus dijawab, apabila ada satu item saja yang terlewatkan maka interpretasi secara akurat tidak dapat dilakukan. Tes EPPS dapat diberikan secara individual maupun klasikal. Latar belakang awalnya adalah untuk konseling dan orientasinya adalah untuk orang-orang yang normal (Karmiyati & Suryaningrum, 2005). Tes EPPS bertujuan untuk mengungkap 15 need yang ada pada diri seseorang. Bentuk tes EPPS berupa pasangan-pasangan pernyataan berjumlah 225 pasang. Tugas subyek adalah memilih satu pernyataan dari pasangan-pasangan pernyataan yang disajikan yang cocok atau sesuai dengan dirinya. Dari 225 pasang pernyataan ada 15 pasang yang sama. Tujuannya adalah untuk mengetahui kesungguhan atau konsistensi subyek dalam mengerjakan tes. Apabila konsisten dapat dikatakan bahwa subyek bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tes dan

menjadi valid untuk diskor. Standar konsistensi pengerjaan EPPS adalah 14, namun di Indonesia konsistensi 9 sudah dapat dikatakan valid untuk diskor (Karmiyati & Suryaningrum, 2005). 4. RMIB Menurut sejarahnya, tes tersebut disusun oleh Rothwell pertama kali pada tahun 1947. Saat itu tes ini hanya memiliki 9 jenis katagori dari jenis-jenis pekerjaan yang ada. Kemudian pada tahun 1958, tes diperluas dari 9 katagori menjadi 12 katagori oleh Kenneth Miller. Sejak saat itu, tes minat tersebut menjadi Test Interest Rothwell-Miller atau yang lebih dikenal dengan Tes RMIB (Rothwell Miller Interest Blank). Tes ini sebenarnya bertujuan mengenal pasti minat individu terhadap 12 kategori pekerjaan yaitu kategori Outdoor, Mechanical, Computational, Scientific, Personal Contact, Aesthetic, Literary, Musical, Social service, Clerical, Practical, Medical. Jumlah skor yang terkecil menunjukkan bidang minat yang utama yang menjadi pilihan individu yang mengambil ujian ini, manakala jumlah skor yang terbesar menunjukkan bidang minat tersebut paling tidak penting kepadanya (Sidek, 1998). Alat tes ini banyak digunakan untuk dunia pendidikan misalnya penjurusan di SMA dan Perguruan Tinggi, serta dapat digunakan untuk dunia kerja dalam penentuan posisi jabatan seseorang (placement). 5. Holland Holland mengemukakan 4 asumsi (Winkel dan Hastuti, 2005) sebagai berikut: a. Ada 6 jenis model lingkungan kerja à Realistic, investigative, artistic, social, enterprising dan convensional. b. Orang mencari lingkungan kerja yang memungkinkannya keterampilan-keterampilan dan kemampuan-kemampuannya, mempraktikkan sikap-sikap dan nilai-nilainya dan menerima masalah-masalah dan peranannya yang sesuai atau yang Kongruence. c. Perilaku seseorang ditentukan atau dipengaruhi oleh interaksi kepribadian dan ciri-ciri lingkungan karirnya.

Related Documents

Tes
August 2019 66
Tes
June 2020 47
Tes
June 2020 46
Tes
May 2020 44

More Documents from ""