SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SOAL 4 UTS PENDAS 2009 Mata Kuliah : Kajian Kurikulum Pendidikan Dasar Semestar/sks : 1/3 Program Studi : Pendidikan Dasar/S2 Dosen Pengampu: Prof.Dr.H.Wina Sanjaya, M.Pd. Kerjakan soal di bawah ini Kurikulum dan pengajaran merupakan 2 hal yang tidak dapat dipisahkan seperti dikatakan Alexander Saylor: “The terms curriculum and instruction are interlocked almost as inextricably as name Tristan and Isoled or Romeo and Juliet. Without a curriculum or plan, there can be no effective instruction; and without instruction the curriculum has litle meaning”. Namun
demikian
Oliva
menggambarkan
beberapa
model
yang
menjelaskan pola hubungan kurikulum dan pengajaran. Anda diminta untuk: 1. Menguraikan maksud ungkapan yang dikemukakan oleh Alexander di atas. 2. Menjelaskan setiap model dari pola hubungan kurikulum dan pengajaran seperti diungkapkan oleh Oliva. 3. Menentukan pola yang mana cocok untuk digunakan dilengkapi dengan alasan serta contohnya. 4. Mengambil salah satu contoh Standar Kompetensi dan kompetensi dasar
dari Standar Isi di SD, kemudian merancang proses pengajaran yang sesuai dengan Kompetensi Dasar yang harus dicapai siswa tersebut. Catatan: 1. Jawaban ditik dengan jarak 1,5 spasi pada kertas A4 ukuran kuarto dengan jenis huruf Time New Roman ukuran 12.
2. Jawaban dikumpulkan di bagian akademik PPS UPI beserta tugas laporan Buku paling lambat tanggal 4 Nopember 2009. 3. Cantumkan buku sumber yang menjadi rujukan untuk menjawab soal di atas Selamat Bekerja
Uraian Jawaban 1.
Kurikulum dan pengajaran merupakan dua hal yang tidak terpisahkan
walaupun keduanya memiliki posisi yang berbeda. Kurikulum berfungsi sebagai pedoman yang memberikan arah dan tujuan pendidikan; serta isi yang harus dipelajari; sedangkan pengajaran adalah proses yang terjadi dalam interaksi belajar dan mengajar antara guru dan siswa. Posisi kurikulum dan pengajaran ini diungkapkan Saylor (1981): “The terms curriculum and instruction are interlocked almost as inextricably as name Tristan and Isoled or Romeo and Juliet. Without a curriculum or plan, there can be no effective instruction; and without instruction the curriculum has litle meaning”. Bagi Saylor, kurikulum dan pengajaran itu seperti Romeo dan Juliet. Artinya, berbicara tentang Romeo adalah berbicara juga tentang Juliet. Romeo tidak akan berarti apa-apa tanpa Juliet dan juga sebaliknya. Tanpa kurikulum sebagai sebagai sebuah rencana, maka pembelajaran atau pengajaran tidak akan efektif; demikian juga tanpa pembelajaran atau pengajaran sebagai implementasi sebuah rencana, maka kurikulum tidak akan memiliki arti apa-apa. Jadi kurikulum dan pengajaran memiliki keterkaitan yang sangat erat. Kurikulum berhubungan dengan isi/materi yang harus dipelajari sedangkan pengajaran berkaitan dengan cara mempelajarinya. Dari uraian di atas, maka jelas ketika kita memikirkan apa yang harus dipelajari siswa, materi apa yang akan disampaikan, pengalaman belajar apa yang harus dimiliki siswa, maka pada saat itu kita sedang mengembangkan sebuah program, sebuah perencanaan atau sebuah kurikulum. Selanjutnya, manakala kita
memikirkan bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk mengajarkan suatu materi, metode apa yang harus digunakan, bagaimana menyusun implementasi program dalam tindakan nyata, maka pada saat itu kita sedang menyusun program pengajaran. 2.
Walaupun antara kurikulum dan pengajaran merupakan dua sisi yang tidak
terpisahkan, namun dalam suatu proses pengajaran dan pembelajaran, dapat terjadi berbagai kemungkinan hubungan antara keduanya. Peter F. Oliva (1992) menggambarkan kemungkinan hubungan itu ke dalam beberapa model seperti di bawah ini. 1) Model Dualistis (The Dualistic Model) Pada model ini kurikulum dan pengajaran terpisah. Keduanya tidak bertemu kurikulum yang seharusnya menjadi input dalam menata sistem pengajaran tidak nampak. Demikian juga pengajaran yang semestinya memberikan balikan dalam proses penyempurnaan kurikulum tidak terjadi, karena kurikulum dan pengajaran berjalan sendiri. Model dualistis itu digambarkan Oliva sebagai berikut: Kurikulum
Pengajaran
2) Model Berkaitan (The Interlocking Model) Pada model ini kurikulum dan pengajaran dianggap sebagai suatu sistem yang keduanya memiliki hubungan. Baik antara kurikulum dan pengajaran maupun pengajaran dan kurikulum ada bagian-bagaian yang berpadu atau memiliki keterkaitan, sehingga antara keduanya memiliki hubungan. A
B Kurikulum
Pengajaran
3) Model Konsentris (The Concentric Model)
Pengajaran
Kurikulum
Pada model ini kurikulum dan pengajaran memiliki hubungan dengan kemungkinan kurikulum bagian dari pengajaran atau pengajaran bagian dari kurikulum. Yang satu tergantung dari yang lain. Model konsentris ini dapat digambarkan sebagai berikut: A
B Kurikulum Pengajaran
Pengajaran Kurikulum
4) Model Siklus (The Ciclical Model) Pada model ini antara kurikulum dan pengajaran memiliki hubungan yang timbal balik. Keduanya saling berpengaruh. Apa yang diputuskan dalam kurikulum akan akan menjadi dasar dalam proses pelaksanaan pengajaran. Sebaliknya apa yang terjadi dalam pengajaran dapat memengaruhi keputusan kurikulum selanjutnya. Oleh sebab itu, dalam model siklus hubungan keduanya sangat erat walaupun kedudukannya terpisah yang berarti dapat dianalisis secara terpisah pula.
Kurikulum
1.
Pengajaran
Pola hubungan kurikulum dan pengajaran seperti diungkapkan oleh Oliva
yang cocok bila digunakan adalah model siklus. Alasannya ialah: Kurikulum merupakan rencana tertulis yang berisi tentang ide-ide dan gagasan-gagasan yang dirumuskan oleh pengembang kurikulum. Rencana tertulis itu kemudian menjadi dokumen kurikulum yang membentuk suatu sistem kurikulum yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan dan saling memengaruhi satu sama lain, seperti misalnya komponen tujuan yang menjadi arah pendidikan, komponen pengalaman belajar, komponen strategi pencapaian tujuan dan komponen
evaluasi. Komponen-komponen yang membentuk sistem kurikulum selanjutnya melahirkan sistem pengajaran, dan sistem pengajaran itulah yang menjadi pedoman guru dalam pengelolaan proses belajar mengajar di dalam kelas. Dengan demikian maka dapat dikatakan sistem pengajaran merupakan pengembangan dari sistem kurikulum yang digunakan. Oleh karena sistem pengajaran melahirkan tindakan-tindakan guru dan siswa, maka dapat juga dikatakan bahwa tindakan-tindakan itu pada dasarnya implementasi dari kurikulum, yang selanjutnya implementasi itu akan memberikan masukan dalam proses perbaikan kurikulum. Demikian terus menerus, sehingga proses pengembangan kurikulum membentuk model siklus yang tanpa ujung.
2.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran: Materi Pokok: Kelas/Semester: Waktu: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar: I. Indikator Hasil Belajar II. Materi Pelajaran III. Kegiatan Pembelajaran 1. Alat, Media dan Sumber Belajar 2. Evaluasi
Referensi Sanjaya, wina. (2002). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: San Grafika
Sanjaya, wina. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran (Teori dan praktik, Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Kencana Prenada Media Group