Nama
: Winayaka Lingga
NIM
: 1807611002
No. Absen
: 02
Jawaban UTS Manajemen Perpajakan KASUS I Diketahui, pada tahun 2017PT. Budi Gembira mendapat pinjaman dari pihak ketiga dengan batas maksimum sebesar Rp. 200.000.000,- dengan tingkat bunga pinjaman 20%. Dana ditarik secara bertahap dengan rincian sebagai berikut : Februari-Mei 2017 Rp. 125.000.000,Juni-Juli 2017 Rp. 25.000.000,Agustus-Desember 2017 Rp. 50.000.000,Pada tahun 2017, perusahaan memiliki deposito dengan jumlah dan jadwal penempatan sebagai berikut : Februari-Maret 2017 Rp. 25.000.000,April-Agustus 2017 Rp. 46.000.000,September-Desember 2017 Rp. 50.000.000,Maka biaya bunga pinjaman yang diperkenankan secara perpajakan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Menghitung jumlah rata-rata utang bank selama setahun : Bulan Jumlah Utang Bank Jangka Waktu Dasar Perhitungan Januari Rp. 0,1 Bulan Rp. 0,Februari-Mei Rp. 125.000.000,4 Bulan Rp. 500.000.000,Juni-Juli Rp. 150.000.000,2 Bulan Rp. 300.000.000,Agustus-Desember Rp. 200.000.000,5 Bulan Rp. 1.000.000.000,Jumlah Rp. 1.800.000.000,Jumlah rata-rata utang bank = Total dasar perhitungan : masa pinjaman = Rp. 1.800.000.000,- : 12 bulan = Rp. 150.000.000,2) Menghitung jumlah rata-rata deposito selama setahun : Bulan Jumlah Deposito Jangka Waktu Dasar Perhitungan Januari Rp. 0,1 Bulan Rp. 0,Februari-Maret Rp. 25.000.000,2 Bulan Rp. 50.000.000,April-Agustus Rp. 46.000.000,5 Bulan Rp. 230.000.000,September-Desember Rp. 50.000.000,4 Bulan Rp. 200.000.000,Rp. 480.000.000,Jumlah rata-rata deposito = Total dasar perhitungan : masa deposito = Rp. 480.000.000,- : 12 bulan = Rp. 40.000.000,-
3) Menghitung bunga yang dapat dibebankan sebagai biaya : Biaya Bunga pinjaman = persentase bunga x (jumlah rata-rata utang bank – jumlah rata-rata deposito) = 20% x (Rp. 150.000.000 – Rp. 40.000.000) = Rp. 22.000.000,Asumsi biaya yang dibebankan (komersial) = 20% x Rp. 200.000.000,= Rp. 40.000.000,Koreksi Fiskal (+) = Rp. 40.000.000 – Rp. 22.000.000 = Rp. 18.000.000 KASUS II Diketahui, pada tanggal 23 September 2017 PT. Pasti Untung membeli 100 unit HP seharga Rp. 4.000.000,-. Menurut akuntansi, HP tersebut memiliki masa manfaat 5 tahun. Pada tanggal 1 Juni 2018, Perusahaan menghadiahkan seluruh Handphone tersebut kepada karyawannya tanpa pembayaran. Nilai pasar per 1 Juni 2018 adalah Rp.1.000.000/unit. HP merupakan aktiva berwujud kelompok 1 dengan harga perolehan : 100 unit x Rp. 4.000.000 = Rp. 400.000.000,Ditanya : 1) Perhitungan penyusutan secara akuntansi dari tahun 2017-2018 dengan menggunakan metode garis lurus. Tahun Jumlah Penyusutan Nilai Sisa Buku 2017 400.000.000 5 tahun x 3/12 20.000.000 380.000.000 2018 400.000.000 5 tahun x 5/12 33.333.333 346.666.667 Total penyusutan 53.333.333 2) Perhitungan penyusutan secara fiscal dari tahun 2017-2018 dengan menggunakan metode saldo menurun. Tahun Jumlah Penyusutan Nilai Sisa Buku 2017 400.000.000 50% x 4/12 66.666.667 333.333.333 2018 333.333.333 50% x 5/12 69.444.444 263.888.889 Total Penyusutan 136.111.111 NB : tarif depresiasi dikenakan sebesar 50% karena HP merupakan kelompok 1 harta berwujud dan menggunakan metode penyusutan saldo menurun. 3) Laba/Rugi pelepasan aktiva pada tanggal 1 Juni 2018. Komersial : Harga Jual = Rp. 0,Nilai Sisa Buku = Rp. 346.666.667 (-) Rugi Komersial = (Rp. 346.666.667) Fiskal : Harga Jual = Rp. 100.000.000 (Rp.1.000.000 x 100 unit hp) Nilai Sisa Buku = Rp. 263.888.889 (-) Rugi Fiskal = (Rp. 163.888.889) Koreksi Fiskal (+) = Rp. 182.777.778
4) Penjurnalan selama tahun 2017-2018 23/09/2017 HP Rp.400.000.000,Kas Rp.400.000.000,(mencatat pembelian HP seharga Rp.4.000.000 per unit sebanyak 100 unit) 31/12/2017
Biaya Penyusutan Rp.20.000.000,Akm. Penyusutan Rp.20.000.000,(mencatat penyusutan HP dengan metode garis lurus) 01/06/2018
Biaya Penyusutan Rp.33.333.333,Akm. Penyusutan Rp.33.333.33,(mencatat penyusutan HP dengan metode garis lurus) 01/06-2018
Rugi Pelepasan Aktiva Akm. Penyusutan HP (mencatat laba rugi dari penjualan HP)
Rp.346.666.667,Rp. 53.333.333,Rp.400.000.000,-
KASUS III Diketahui, pada tanggal 1 Januari 2017 PT. Bukal melakukan revaluasi aktiva tetap dengan perincian sebagai berikut : Aktiva Tetap Nilai Buku Tanah Rp. 2.000.000 Bangunan Rp. 200.000 Mesin Rp. 1.000.000 Jumlah Rp. 3.200.000 Ditanya, PPh final atas revaluasi aktiva tetap Jawab : PPh Final Revaluasi Nilai pasar wajar
: Rp. 10.950.000
Nilai buku fiskal
: (Rp. 3.200.000)
Selisih lebih fiskal
: Rp. 7.750.000
PPh Final
= 10% x Rp. 7.750.000 = Rp. 775.000
Nilai Pasar Rp. 2.500.000 Rp. 450.000 Rp. 8.000.000 Rp. 10.950.000
KASUS IV Jurnal PT. Wahyu Dapat Untung selama bulan Mei 2017 02/05/2017 Biaya Jasa Konsultan Rp.50.000.000,PPN Masukan (50.000.000 x 10%) Rp.5.000.000,Hutang Jasa Konsultan Rp.55.000.000,(Mencatat tagihan yang belum dilunasi atas jasa konsultasi PT.Advise) 05/05/2017
Beban Sewa Dibayar di Muka Rp.120.000.000,PPN Masukan (120.000.000 x 10%) Rp.12.000.000,Hutang PPh Pasal 4(2) Rp.12.000.000,Kas Rp.120.000.000,(Mencatat pembayaran sewa kantor selama 3 tahun kedepan) 07/05/2017
Mesin Rp.500.000.000,Beban Pemasangan Rp.50.000.000,Beban pemeliharaan dibayar di muka Rp.30.000.000,PPN Masukan (580.000.000 x 10%) Rp58.000.000,Hutang PPh ps. 23 (80.000.000 x 2%) Rp.1.600.000,Kas Rp.636.400.000,(Mencatat pembelian mesin secara tunai) 15/05/2017
Hutang Jasa Konsultan Rp.55.000.000,Hutang PPh ps.23 (50.000.000 x 2%) Rp.1.000.000,Kas Rp.54.000.000,(Melunasi tagihan atas jasa konsultan yang telah diterima pada tangga 2 Mei 2017) 23/05/2017
Kas Rp.100.000.000,Beban PPh Rp.50.000.000,PPh Lebih Bayar Ps. 28A Rp.150.000.000,(Mencatat restitusi PPh badan pada tahun 2016 sebesar Rp.100.000.000,-)
KASUS V 1) Menghitung PPh terutang tahun 2017 dan yang masih harus dibayar oleh PT. KAYU MANISKU. PT. KAYU MANISKU Laporan Laba/Rugi tahun 2017 Nama Akun Penjualan Retur Penjualan Penjualan Netto Harga Pokok Penjualan Laba Kotor
Komersial
Koreksi Fiskal Negatif Positif
43.500.000.000 (450.000.000) 43.050.000.000 38.650.000.000 4.400.000.000
Fiskal 43.500.000.000 (450.000.000) 43.050.000.000 38.650.000.000 4.400.000.000
Biaya Operasional Laba Operasional
3.021.000.000 337.500.000 1.379.000.000
Biaya (Pendapatan) Lainnya Pendapatan Lain-lain Biaya Lain-lain Total
(390.000.000) 80.000.000 (310.000.000)
Laba (Rugi) Sebelum Pajak
1.689.000.000
2.683.500.000 1.716.500.000
12.000.000 58.200.000
(378.000.000) 21.800.000 (356.200.000) 2.072.700.000
Berikut daftar koreksi fiskal yang dilakukan terhadap informasi keuangan selama tahun 2017 Koreksi Fiskal Positif (+) Pembayaran uang pesangon (final) (+) Biaya perbaikan rumah karyawan (+) Biaya pemeliharaan milik pribadi (+) PBB Villa (+) Biaya Promosi dan Iklan (+) Biaya Bantuan/Sumbangan (+)Biaya pengobatan (asumsi tidak masuk dalam komponen penghasilan yang di potong pph) (+) Paket Sembako Total (+) Biaya Bunga Pinjaman Pribadi (+) Biaya STP (Pokok dan Bunga) (+) Biaya Sumbangan Total
70.000.000 30.000.000 12.000.000 1.500.000 35.000.000 34.000.000 120.000.000 35.000.000 337.500.000 18.000.000 15.200.000 25.000.000 58.200.000
Koreksi Negatif (-) Penghasilan Jasa Giro Total
12.000.000 12.000.000
Perhitungan PPh Kurang (Lebih) Bayar : Penghasilan Netto Fiskal Kompensasi Kerugian : Tahun 2012 Tahun 2014 Tahun 2015 Penghasilan Kena Pajak Total Penjualan
: 2.072.700.000 : (361.000.000) : (425.000.000) : (90.500.000) 1.196.200.000 43.500.000.000
Perhitungan PPh terhutang penjualan di atas 4,8 M s.d 50 M Perhitungan yang mendapat fasilitas = (4,8M/total penjualan) x Penghasilan Kena Pajak = (4,8M / 43.500.000) x 1.196.200.000 = 131.994.483 Jumlah PKP yang tidak mendapat fasilitas = 1.196.200.000 – 131.994.483 = 1.064.205.517 PPh terutang Pasal 31E 12,50% 16.499.310 25% 266.051.379 Total PPh Terutang 282.550.690 Kredit Pajak PPh pasal 25 STP PPh pasal 25 Total Kredit Pajak Pajak Kurang (Lebih) Bayar
300.000.000 15.000.000 315.000.000 (32.449.310)
2) Membuat ayat jurnal atas transaksi pembayaran pajak di akhir tahun PPh Pasal 28A 32.449.310 Beban PPh Badan 282.550.690 PPh Psl 25 300.000.000 STP PPh Psl 25 15.000.000
KASUS VI PT. KEMBAR JAYA SEJAHTERA LAPORAN LABA RUGI 1 JANUARI 2017 - 31 DESEMBER 2017 PERKIRAAN Penjualan Retur Penjualan Beban Pokok Penjualan LABA KOTOR BEBAN OPERASIONAL Beban Penjualan Gaji Pegawai Tunjangan PPh Pasal 21 Uang Lembur Biaya Pengobatan Biaya Bensin & Taksi Biaya Entertainment Total Beban Penjualan Beban Umum dan Administrasi Gaji Pegawai Tunjangan PPh Pasal 21 Biaya Pengobatan Biaya Transportasi Biaya Komunikasi Biaya Listrik & Air Biaya Sewa Kantor Biaya Konsultan Bea Materai Biaya Pemeliharaan Biaya Penyusutan Biaya angsuran Leasing Sumbangan Total Beban Umum dan Administrasi TOTAL BEBAN OPERASIONAL LABA OPERASIONAL BEBAN (PENDAPATAN) DI LUAR USAHA Penghasilan Sewa Tanah Rugi (Laba) Selisih Kurs Pajak Penghasilan PPh Pasal 23 Sanksi Administrasi berupa Bunga Laba Penjualan Saham Total LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK
KOMERSIAL 4.721.000.000 112.000.000 2.708.000.000 1.901.000.000
KOREKSI POSITIF
16.500.000 16.500.000
KOREKSI NEGATIF
FISKAL -
4.721.000.000 95.500.000 2.708.000.000 1.917.500.000
216.567.000 16.419.690
16.000.000 -
-
200.567.000 16.419.690
15.000.000 17.547.250 13.110.735 15.750.000 294.394.675
10.528.350 15.750.000 42.278.350
-
15.000.000 7.018.900 13.110.735 252.116.325
325.006.450 23.499.452
3.425.000 -
-
321.581.450 23.499.452
25.142.204 15.400.000 45.333.500 23.450.755 276.000.000 45.750.000 2.000.000 54.410.000 235.432.000 -
15.085.322 800.000 172.500.000 22.500.000 -
83.333 69.126.500
10.056.882 15.400.000 44.533.500 23.450.755 103.500.000 45.750.000 2.000.000 54.410.000 213.015.333 69.126.500
500.000 1.071.924.361
500.000 214.810.322
69.209.833
926.323.872
1.366.319.036 534.680.964
257.088.672 273.588.672
69.209.833 69.209.833
1.178.440.197 739.059.803
(12.575.000) (9.275.550) 15.515.968 8.000.000
15.515.968 8.000.000
12.575.000 -
(9.275.550) -
(9.100.000) (7.434.582) 542.115.546
23.515.968 297.104.640
9.100.000 21.675.000 90.884.833
(9.275.550) 748.335.353
1. Keterangan koreksi 1) Penyisihan piutang ragu-ragu merupakan non deductable expense kecuali untuk jenis usaha seperti Bank, Asuransi dan Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi; 2) Uniform dapat dibiayakan apabila merupakan suatu syarat dalam bidang pekerjaan tertentu seperti seragam keamanan (security), seragam untuk perawat, seragam untuk pemadam kebakaran. Catering dapat menjadi pengurang penghasilan bruto dengan syarat seluruh karyawan menikmatinya. 3) Pemberian fasilitas perumahan merupakan natura yang tidak dapat menjadi deductible expense, kecuali perusahaan seperti pertambangan yang letaknya jauh dari pemukiman dan mengharuskan kaeyawan untuk selalu ada di kawasan perusaan, maka natura yang diberikan perusahaan terhadap karyawan dapat menjadi deductable expense. 4) Pembayaran langsung kepada Rumah Sakit oleh pemberi kerja, dapat merupakan bentuk natura yang diberikan kepada karyawan sehingga tidak dapat menjadi pengurang penghasilan. Sedangkan penggantian pengobatan yang dimaksud adalah merupakan pembayaran dari pemberi kerja kepada karyawan yang merupakan objek PPh Pasal 21 sehingga dapat menjadi biaya. 5) Biaya sewa kantor selama 2 tahun yang dapat menjadi biaya yaitu dari periode April Desember 2017 dan sisanya di koreksi fiskal (+). Sewa dibayar dimuka 276.000.000 Boleh menjadi biaya 9/24 x 276.000.000 = 103.500.000 Koreksi Fiskal (+) 172.500.000 6) Dalam KEP-220/P1/2002, pembayaran pulsa handphone yang diberikan pegawai karena jabatanya, akan dikoreksi sebanyak 50%, perlakuan ini sama dengan apabila terdapat biaya seperti petrol yang diperuntukan sama. 7) Biaya penyusutan yang dikoreksi : Biaya Penyusutan Printer 25% x 4.000.000 x 1/12 = 83.333 (koreksi fiskal (-)) Biaya penyusutan mesin dengan hak opsi Menurut KMK Nomor 1169/KMK.01/1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha (Leasing) pada Pasal 16 menyebutkan "selama masa sewa-guna-usaha, lessee tidak boleh melakukan penyusutan atas barang modal yang disewa-guna-usaha, sampai saat lessee menggunakan hak opsi untuk membeli" . Ini berarti perusahaan tidak dapat membebankan biaya penyusutan untuk tahun 2017 karena angsuran masih berjalan sehingga atas biaya penyusutan tahun 2017 dilakukan koreksi fiskal (+) sebesar : 6,25% x 360.000.000 = 22.500.000 (koreksi fiskal (+)) Dalam Pasal 16 diatas juga menyebutkan "pembayaran sewa-guna-usaha yang dibayar atau terutang oleh lessee kecuali pembebanan atas tanah, merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto lessee sepanjang transaksi sewaguna-usaha tersebut memenuhi ketentuan dalam Pasal 3 Keputusan ini". Ini berarti, angsuran yang timbul pada tahun 2017 sebesar RP. 69.126.500 dapat menjadi deductable expense. 8) Biaya entertaiment dapat menjadi deductable expense apabila terdapat dafnov. 9) Pengahasilan yang diterima dari penjualan saham di Bursa Efek merupakan penghasilan yang bersifat final, sehingga tidak diperhitungkan lagi dalam menghitung pajak di akhir tahun.
10) Biaya sumbangan tidak dapat menjadi pengurang penghasilan kecuali memenuhi syarat sumbangan yang diatur dalam UU No 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan pada Pasal 6 (1) huruf i,j,k,l. 11) Penghasilan atas sewa tanah merupakan penghasilan yang berifat final, sehingga tidak diperhitungkan kembali pada saat menghitung pajak tahun berjalan. 12) Pajak Penghasilan bukan merupakan deductable expense. 13) Sanksi administrasi berupa bunga bukan merupakan deductable expense. 2. Perhituangan PPh Kurang (Lebih) bayar : Penghasilan Netto Fiskal Kompensasi Kerugian Penghasilan Kena Pajak Total Penjualan
748.335.353 748.335.353 4.721.000.000
Perhitungan PPh terhutang sales di atas 4,8 M s.d 50 M Jumlah penghasilan Kena pajak yg mendapatkan fasilitas :
7 48.335.353
PPh terutang pasal 31E : 12,5% TOTAL PPH TERUTANG
93.541.919
Kredit Pajak PPh Pasal 25 STP PPh Pasal 25 (hanya pokok) TOTAL KREDIT PAJAK
32.000.000 15.000.000
93.541.919
47.000.000
Pajak Kurang (Lebih) Bayar
3. Ayat Jurnal Biaya Pajak Penghasilan Angsuran PPh Pasal 25 dibayar dimuka Utang PPh Pasal 29 (Mencatat PPh yang kurang bayar)
46.541.919
93.541.919 47.000.000 46.541.919