TIDAK SEKEDAR “JAS MERAH” Tofan Agung Eka Prasetya Program Studi Ilmu Keperawatan Unversitas Jember
Semenjak SD hingga SMA pelajaran sejarah menjadi salah satu mata pelajaran . Saat di jaman SD dulu pelajaran tentang pahlawan-pahlawan nasional bisa jadi pelajaran yang paling enak, seperti mendengarkan atau membaca dongeng. Tapi selepas SD kita sudah mengenal sejarah yang lebuh rumit mengenai sejarah di Negara-negara lain seperti mengenai revolusi industri di Inggris Raya, Revolusi Perancis, dan lainlain. Pada saat terjadi revolusi indutri di Inggris ternyata terjadi perkembangan ilmu baru yaitu ilmu manajemen. Para tokoh yang telah membuat sejarah pada abad 18 antara lain adalah Robert Owen, Henry Fayol, Frederick W Taylor dan beberapa tokoh lainnya. Mereka memberikan warisan yang sangat berharga yaitu prinsip teori manajemen aliran klasik. Setelah teori klasik ini dikembangkan maka muncullah aliran hubungan manusiawi dalam ilmu manajemen dan dilanjutkan aliran manajemen modern yang merupakan aliran kuantitatif berupagabungan dari Operation Research dan Management Science. Ketiga aliran yang berkembang tersebut merupakan sebuah sejarah dalam keilmuan manajemen yang hingga saat ini masih berkembang. Lalu bergunakah sejarah itu bagi para calon meneger dan pemimpin di masa datang.
Sejarah bukanlah sesuatu yang mudah untuk diukir oleh seseorang. Diperlukan banyak pengorbanan bagi seseorang untuk membuat sejarah, sebuah peristiwa yang benar-benar diingat oleh banyak orang. Dimana setiap orang akan menceritakannya kepada anak cucu mereka hingga tidak perlu lagi sebuah catatan tertulis untuk mengingatnya. Bagi seorang pemimpin ataupun manager di masa depan sebaiknya juga menyadari bahwa tidaklah mudah mengukir sejarah, namun mempelajari, memahami, menerapkan
apa yang telah terukir
dalam sejarah keilmuan
kepemimpinan dan manajemen juga merupakan hal yang sangat sulit. Salah satu fungsi masa lalu atau sejarah adalah sebagai “predictor” masa depan bagi seorang pemimpin dan juga manager. Tidak hanya permainan sepak bola yang bisa diprediksi bagaimana hasil akhirnya. Hal yang diterapkan di sepak bola pun bisa diaplikasikan dalam manajemen dan kepemimpinan seseorang. Jika di dalam sepak bola para pelatih mempelajari permainan lawan dengan melihat kebelakang permainan yang lawan mereka jalani, maka seharusnya seorang pemimpin ataupun menejer dapat menerapkan hal serupa. Di dalam sepak bola modern, sekarang pelati tidak hanya menjadi seorang pelatih namun tepatnya menjadi seorang manajer. Seorang manajer yang dapat membangun sebuah tim yang kuat. Dan salah satu manajer yang baik adalah mampu membaca permainan lawan dengan cara mempelajari sejarah permainan lawan. Lalu mengapa kita harus mengingat sejarah yang telah dibuat dan mempelajari apa yang disebut ilmu manajemen. Ada beberapa alasan untuk mengetahui dan mempelajari perkembangan ilmu manajemen. Pertama, teori-teori yang ada sejak
zaman revolusi industri hingga sekarang akan membantu kita memiliki pandangan tentang suatu organisasi. Teori-teori yang telah dibentuk oleh para ahli di zamannya tentunya dibentuk berdasarkan bentuk-bentuk organisasi yang mereka hadapi. Mempelajari teori manajemen juga memberi petunjuk kepada kita di mana kita mendapatkan beberapa ide mengenai organisasi dan manusia didalamnya Kedua, perkembangan teori tersebut akan member suatu gambaran lingkungan dan bagaiamana menempatkan teori yang sesuai. Mempelajari berbagai teori manajemen berdasarkan perkembangannya, kita dapat memahami bahwa setiap teori adalah karena berdasarkan lingkungannya yaitu ekonomi, sosial, politik dan pengaruh teknologi yang dirasakan pada waktu dan tempat terjadinya peristiwa tertentu. Pengetahuan ini membantu setiap orang untuk memahami apa sebabnya teori tertentu cocok terhadap keadaan yang berbeda. Ketiga, teori-teori yang sudah berkembang akan menuntun kita dalam mebuat keputusan manajemen. Mempelajari evolusi manajemen membantu memahami proses dasar sehingga dapat memilih suatu tindakan yang efektif. Pada hakekatnya suatu teori merupakan asumsi-asumsi yang koheren/logis, untuk menjelaskan beberapa fakta yang diobservasi. Teori yang absah, dapat memprediksi apa yang akan terjadi pada situasi tertentu. Dengan adanya pengetahuan ini, kita bisa rnenerapkan teori manajemen yang berbeda terhadap situasi yang berbeda. Keempat, teori-teori ini akan menjadi sumber-sumber ide baru. Mempelajari perkembangan teori manajemen
memungkinkan kita pada suatu kesempatan
mengambil pandangan yang berbeda dari situasi sehari-hari. Bagi seorang pemimpin ide-ide baru sangat dibutuhkan terutama bagaimana memunculkan suatu ide yang inovativ dan juga harus solutif terhadap suatu pemasalahan di dalam organisasi yang dipimpinnya. Pemimpin bukanlah manusia “biasa” yang tidak bisa dan biasa belajar dari pengalaman dan sejarah. Ilmu manajemen telah dipelajari dan terus berkembang hingga saat ini. Maka sebagai seorang pemimpin,
bagi orang lain ataupun
pengikutnya dianggap bukanlah orang “biasa” maka suatu hal yang mutlak untuk belajar dari sejarah. Mempelajari bagaimana ilmu manajemen berkembang, mengikuti perkembangannya, hingga mengaplikasikan ilmu tersebut demi tujuan organisasi dan kebaikan pengikutnya. Jas merah yang merupakan singkatan jangan sekali-kali melupakan sejarah sebuah kata dari Bung Karno. Perlu kita ingat-ingat lagi bagaimana beliau bisa dikenang hingga saat ini. Perjuangan yang beliau lalui dari kecil hingga beliau menua dan meninggal hanya meninggalakan nama besar dan sejarah yang tak pernah terlupakan. Sejarah akan menunjukkan kepada kita bagaimana merencanakan, mengorganisir, memberikan komando, mengkoordinasi, dan mengawasi sehingga fungsi yang diharapkan dalam ilmu manajemen dapat dijalankan dengan baik. Sebagai serang pemimpin dan menejer di masa depan bukan hanya sebagai slogan namun jas merah harus kita kenakan agar kita tidak menjadi manusia “biasa” bagi pegikut kita.
Para pemuda memiliki beban besar di pundaknya, sebagai generasi penerus, yang tentunya warisan yang kita terima bukan warisan kejayaan seluruhnya. Namun dengan bekal pengalaman yang dapatkan dari belajar dari sejarah yang diukir para pemimpin-pemimpin sebelum kita maka kita punya modal untuk menjadi pemimpin. Beban yang kita hadapi minimal adalah diri kita sendiri karena setiap manusia dilahirkan untuk jadi pemimpin di muka bumi. Jika kita mampu belajar dari sejarah dan kita mampu memimpin diri kita menjadi manusia yang berkualitas maka negri ini memiliki banyak calon pemimpin yang mampu menjadi manusia pemimpin.