Jamban.docx

  • Uploaded by: kojin tekina
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Jamban.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,938
  • Pages: 7
B. Pengertian Jamban Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.Buang air besar (BAB) sembarangan bukan lagi zamannya. Dampak BAB sembarangan sangat buruk bagi kesehatan dan keindahan. Selain jorok, berbagai jenis penyakit ditularkan. Sebagai gantinya, BAB harus pada tempatnya yakni di jamban. Hanya saja harus diperhatikan pembangunan jamban tersebut agar tetap sehat dan tidak menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan. C. Syarat-Syarat Jamban Sehat Kementerian Kesehatan telah menetapkan syarat dalam membuat jamban sehat. Ada tujuh kriteria yang harus diperhatikan. Berikut syarat-syarat tersebut: 1. Tidak mencemari air 1. Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar lubang kotoran tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. Jika keadaan terpaksa, dinding dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan tanah liat atau diplester. 2. Jarang lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter 3. Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor dari lubang kotoran tidak merembes dan mencemari sumur. 4. Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam selokan, empang, danau, sungai, dan laut 2. Tidak mencemari tanah permukaan 1. Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun, pekarangan, dekat sungai, dekat mata air, atau pinggir jalan. 2. Jamban yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras kotorannya, atau dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang galian. 3. Bebas dari serangga 1. Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras setiap minggu. Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam berdarah 2. Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat menjadi sarang nyamuk. 3. Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bisa menjadi sarang kecoa atau serangga lainnya 4. Lantai jamban harus selalu bersih dan kering

5. Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup 4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan 1. Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup setiap selesai digunakan 2. Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa harus tertutup rapat oleh air 3. Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa ventilasi untuk membuang bau dari dalam lubang kotoran 4. Lantan jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin. Pembersihan harus dilakukan secara periodic 5. Aman digunakan oleh pemakainya 1. Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding lubang kotoran dengan pasangan batau atau selongsong anyaman bambu atau bahan penguat lai yang terdapat di daerah setempat 6. Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya 1. Lantai jamban rata dan miring kearah saluran lubang kotoran 2. Jangan membuang plastic, puntung rokok, atau benda lain ke saluran kotoran karena dapat menyumbat saluran 3. Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena jamban akan cepat penuh 4. Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan pipa berdiameter minimal 4 inci. Letakkan pipa dengan kemiringan minimal 2:100 7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan 1. Jamban harus berdinding dan berpintu 2. Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya terhindar dari kehujanan dan kepanasan. , jamban mempunyai bentuk dan nama sebagai berikut :

Pit privy (Cubluk): Kakus ini dibuat dengan jalan membuat lubang ke dalam tanah sedalam 2,5 sampai 8 meter dengan diameter 80-120 cm. Dindingnya diperkuat dari batu bata ataupun tidak. Sesuai dengan daerah pedesaan maka rumah kakus tersebut dapat dibuat dari bambu, dinding bambu dan atap N kelapa. Jarak dari sumber air minum sekurang-kurangnya 15 meter.

Jamban cemplung berventilasi (ventilasi improved pit latrine): Jamban ini hampir sama dengan jamban cubluk, bedanya menggunakan ventilasi pipa. Untuk daerah pedesaan pipa ventilasi ini dapat dibuat dari bambu. Jamban empang (fish pond latrine): Jamban ini dibangun di atas empang ikan. Di dalam sistem jamban empang ini terjadi daur ulang (recycling) yaitu tinja dapat langsung dimakan ikan, ikan dimakan orang, dan selanjutnya orang mengeluarkan tinja, demikian seterusnya. Jamban pupuk (the compost privy): Pada prinsipnya jamban ini seperti kakus cemplung, hanya lebih dangkal galiannya, di dalam jamban ini juga untuk membuang kotoran binatang dan sampah, daun-daunan. Septic tank: Jamban jenis septic tank ini merupakan jamban yang paling memenuhi persyaratan, oleh sebab itu cara pembuangan tinja semacam ini yang dianjurkan. Septic tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air, dimana tinja dan air buangan masuk mengalami dekomposisi.

JENIS - JENIS JAMBAN

Untuk mencegah penularan penyakit yang berbasis lingkungan, kita semua harus buang air besar (BAB) di jamban. Ada 3 jenis jamban : 1. Jamban Leher Angsa Jamban ini, perlu air untuk menggelontor kotoran. Air yang terdapat pada leher angsa adalah untuk menghindarkan bau dan mencegah masuknya lalat dan kecoa. 2. Jamban Cemplung Jamban ini, tidak memerlukan air untuk menggelontor kotoran. Untuk mengurangi bau serta agar lalat dan kecoa tidak masuk, lubang jamban perlu ditutup. 3. Jamban Plengsengan Jamban ini, perlu air untuk menggelontor kotoran. Lubang jamban perlu juga ditutup. 2.1 Pengertian Sampah Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan”. 1. Sampah terbagi menjadi 2 bagian yaitu: sampah organik dan anorganik.  Sampah Organik (degradable), yaitu sampah yang mudah membusuk seperti isa makanan ,sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat di olah menjadi kompos.  Sampah anorganik (undegradable), yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan,kertas,plastik minuman,botol dan gelas minuman,kaleng,kayu,dan sebagainya. 2. Berdasarkan bentuknya sampah terbagi menjadi 2 yaitu: Sampah padat, sampah alam, sampah cair.  Sampah padat, adalah segala bahan buangan selain kotoran manusai, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga:sampah dapur, sampah kebun, plastik, gelas dll.  Sampah alam, yaitu sampah yang di produksi di PEkehidupan liar diintegrasi melalu proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidapan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.

 Sampah cair, yaitu bahan cairan yang telah di gunakan dan tidak di perlukan kembali dan di buang ke tempat pembuangan sampah

C. Dampak Sampah 1. Dampak sampah terhadap kesehatan Bahaya kesehata yang dapat di timbulkan adalah sebagai berikut; – Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat dapat bercampur dengan air minum. – Penyakit jamur dapat juga menyebar(misalnya jamur kulit). – Penyakit yang dapat menyabar melalui rantai makanan. Salah satu contohmya adalah suatu penyakit yang di jangkitkan oleh cacing pita(taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaan binatng ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah. – Dampak terhadap kesehatan pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan tempat cocok bagi beberapa organism dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit. 2. Dampak sampah terhadap lingkungan Dampak terhadap lingkungan, cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalaman drainase atau sungai akan mencamari air. Berbagai organisme termasuh ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan dan hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. 3. Dampak sampah terhadap sosial dan ekonomi  Pengelola sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat.  Memberikan dampak terhadap kepariwisataan  Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat.  Pembuangan sampah padat ke bada air dapat menyababkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan ,drainase, dan lain-lain.  Infrastruktur lain dapat juga di pengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pegelolan air. C. BAHAYA SAMPAH PLASTIK BAGI KESEHATAN DAN LINGKUNGAN

NETIZEN adalah Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi “PR” besar bagi bangsa Indonesia adalah faktor pembuangan limbah sampah plastik. Kantong plastik telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit dikelola. Diperlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk membuat sampah bekas kantong plastik itu benar-benar terurai. Namun yang menjadi persoalan adalah dampak negatif sampah plastik ternyata sebesar fungsinya juga. Dibutuhkan waktu 1000 tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi atau terurai dengan sempurna. Ini adalah sebuah waktu yang sangat lama. Saat terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah.

Jika dibakar, sampah plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika proses pembakaranya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin. Senyawa ini sangat berbahaya bila terhirup manusia. Dampaknya antara lain memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf dan memicu depresi. Kantong plastik juga penyebab banjir, karena menyumbat saluran-saluran air, tanggul. Sehingga mengakibatkan banjir bahkan yang terparah merusak turbin waduk. Diperkirakan, 500 juta hingga satu miliar kantong plastik digunakan di dunia tiap tahunnya. Jika sampah-sampah ini dibentangkan maka, dapat membukus permukaan bumi setidaknya hingga 10 kali lipat! Coba anda bayangkan begitu fantastisnya sampah plastik yang sudah terlampau menggunung di bumi kita ini. Dan tahukah anda? Setiap tahun, sekitar 500 milyar – 1 triliyun kantong plastik digunakan di seluruh dunia. Diperkirakan setiap orang menghabiskan 170 kantong plastik setiap tahunnya (coba kalikan dengan jumlah penduduk kotamu!) Lebih dari 17 milyar kantong plastik dibagikan secara gratis oleh supermarket di seluruh dunia setiap tahunnya. Kantong plastik mulai marak digunakan sejak masuknya supermarket di kota-kota besar. Sejak proses produksi hingga tahap pembuangan, sampah plastik mengemisikan gas rumah kaca ke atmosfer. Kegiatan produksi plastik membutuhkan sekitar 12 juta barel minyak dan 14 juta pohon setiap tahunnya. Proses produksinya sangat tidak hemat energi. Pada tahap pembuangan di lahan penimbunan sampah (TPA), sampah plastik mengeluarkan gas rumah kaca. .

PERAN PEMERINTAH DALAM MENANGANI SAMPAH

Dari perkembangan kehidupan masyarakat dapat disimpulkan bahwa penanganan masalah sampah tidak dapat semata-mata ditangani oleh Pemerintah Daerah (Pemerintah Kabupaten/Kota). Pada tingkat perkembangan kehidupan masyarakat dewasa ini memerlukan pergeseran pendekatan ke pendekatan sumber dan perubahan paradigma yang pada gilirannya memerlukan adanya campur tangan dari Pemerintah. Pengelolaan sampah meliputi kegiatan pengurangan, pemilahan, pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan, pengolahan. Berangkat dari pengertian pengelolaan sampah dapat disimpulkan adanya dua aspek, yaitu penetapan kebijakan (beleid, policy) pengelolaan sampah, dan pelaksanaan pengelolaan sampah. Kebijakan pengelolaan sampah harus dilakukan oleh Pemerintah Pusat karena mempunyai cakupan nasional. Kebijakan pengelolaan sampah ini meliputi: Penetapan instrumen kebijakan:

Instrumen regulasi: penetapan aturan kebijakan (beleidregels), undangundang dan hukum yang jelas tentang sampah dan perusakan lingkungan instrumen ekonomik: penetapan instrumen ekonomi untuk mengurangi beban penanganan akhir sampah (sistem insentif dan disinsentif) dan pemberlakuan pajak bagi perusahaan yang menghasilkan sampah, serta melakukan uji dampak lingkungan Mendorong pengembangan upaya mengurangi (reduce), memakai kembali (re-use), dan mendaur-ulang (recycling) sampah, dan mengganti (replace); Pengembangan produk dan kemasan ramah lingkungan; Pengembangan teknologi, standar dan prosedur penanganan sampah: Penetapan kriteria dan standar minimal penentuan lokasi penanganan akhir sampah; penetapan lokasi pengolahan akhir sampah; luas minimal lahan untuk lokasi pengolahan akhir sampah; penetapan lahan penyangga.

.

PRINSIP-PRINSIP PRODUKSI BERSIH

Prinsip-prinsip produksi bersih adalah prinsip-prinsip yang juga bisa diterapkan dalam keseharian, misalnya, dengan menerapkan Prinsip 4R, yaitu: Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan. Re-use (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah. Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain. Teknologi daur ulang, khususnya bagi sampah plastik, sampah kaca, dan sampah logam, merupakan suatu jawaban atas upaya memaksimalkan material setelah menjadi sampah, untuk dikembalikan lagi dalam siklus daur ulang material tersebut. Replace (Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita dnegan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.

More Documents from "kojin tekina"

Jamban.docx
July 2020 16
Today
November 2019 34
Greenhouse
November 2019 23