Israk Mikraj

  • Uploaded by: H Masoed Abidin bin Zainal Abidin Jabbar
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Israk Mikraj as PDF for free.

More details

  • Words: 1,724
  • Pages: 27
Isra’ Mi’raj Meneropong Kekuasaan Allah dalam Ilmu Modern Oleh

H. Mas’oed Abidin

08/16/08

1

Di bulan Rajab terdapat satu peristiwa besar yang disebutkan oleh Alquraan sebagai peristiwa kembar (Isra’ dan Mi’raj) Nabi Muhammad SAW Peristiwa ini menjadi pilar penting dalam rentetan Risalah Islam.

08/16/08

2

Peristiwa pertama

Isra’ (perjalanan malam hari) Rasulullah SAW berawal dari Masjidil Haram (Makkah) dan berakhir di Masjidil Aqsha (Baitul Maqdis, Palestina), yang telah diberkati sekelilingnya (alladzi barakna haulahu), sebagai tempat diutusnya banyak Nabi dan Rasul-Rasul sejak Ibrahim AS hingga Isa ibni Maryam. Perjalanan Isra’ menjadi bukti kemuthlakan kekuasaan Allah Maha Pencipta (linuriyahuu min ayatina) yang mampu merubah ruang dan waktu, tak terpaut kepada dimensi menurut batas akal fikiran manusia. Kecerdasan akal (rasional intelegensia) yang dipunyai manusia sangat terbatas. Mengandalkan semata kemampuan rasio tidak mampu mencerna peristiwa sangat spektakular ini, jika yang menjadi ukuran hanyalah jarak, waktu, ruang dan dimensi materi.

08/16/08

3

Diketahui hingga sekarang ada dua hukum dasar mekanika (ilmu gerak). Kesatu, disebut mekanika klasik (Isaac Newton, dengan tiga hukum dasarnya yaitu kelembaban,gerak dan aksi-reaksi), berlaku untuk gerakan materi yang kecepatannya rendah, jauh lebih kecil dibanding dengan kecepatan cahaya (300.000 km/detik). Kedua, disebut mekanika modern (Albert Einstein, dengan teori relativitas dan konsep kenisbiannya), berlaku untuk materi yang kecepatannya sangat tinggi, mendekati kecepatan cahaya, dan hanya bisa dicapai oleh materi yang berukuran kecil seperti electron. 08/16/08

4

Suatu kejadian menurut embanan teori realitivitas dalam dimensi ruang dan waktu, belum ada satu benda melebihi kecepatan maksimum (kecepatan cahaya). Kecepatan itu bisa dicapai oleh materi yang memiliki massa diam nol, yakni gelombang elektromagnet (seperti sinar gamma, sinar X, dan cahaya). Teori ini menyebutkan adanya perobahan kerangka waktu, panjang, dan massa. Semakin tinggi kecepatan suatu materi massa semakin bertambah besar terjadi pemuluran waktu dan panjang mengalami kontraksi. Konsekwensi teori (realitivitas) ini melahirkan suatu kaedah, bahwa materi tidak dapat dimusnahkan, tidak dapat diciptakan, tetapi dapat dikonversi kedalam bentuk atau gelombang. 08/16/08

5

Perjalanan menempuh jarak antara Masjidil Haram (Makkah) dengan Masjidil Aqsha (Palestina) dengan hasil teknologi transportasi maju hari ini bisa ditempuh kurang dari semalam (rumusan mekanika klasik). Tingkat teknologi transportasi 15 abad lalu itu adalah Kuda, Onta, Keledai atau jalan kaki. Disinilah tumbuh bantahan musyrikin Quraisy karena kemampuan akal melihat sebagai suatu yang mustahil. Pertanyaan berikut, kenderaan apa yang dipakai Muhammad melakukan perjalanan malam (Isra’). Bila disebut buraq (barq = kilat). Kilat adalah satu gelombang elektromagnet kecepatan maksimum seperti kecepatan cahaya, sehingga jarak matahari dan bumi bisa dijelang dalam waktu delapan menit . Dianggap berlebihan, bahkan mustahil.

08/16/08

6

Sebenarnya Buraq (barq) tidak sama dengan kilat dalam arti yang lazim, karena memiliki kecepatan ‘sekejap mata’ dan mampu menempuh jarak sejauh mata memandang. Kenyataan membuktikan bahwa mata tanpa alat bantu bisa memandang bintang dilangit yang jaraknya ribuan kali jarak matahari. Buraq bukanlah kilat dalam dimensi pengertian umum dengan kecepatan melampuai cahaya, bahkan mungkin 18 juta kali kecepatan cahaya.

08/16/08

7

Apabila Muhammad terkungkung pada dimensi ruang dan waktu, mustahil dia bisa bergerak secepat kilat, kecuali jika telah dirubah menjadi foton (paket energi gelombang elektromagnet, yang kecepatannya sama dengan cahaya), Apabila itu yang terjadi sangat sulit untuk kembali kepada materi semula, lebih rumit membayangkan terjadi pada diri manusia seperti Muhammad. Kejadian ini diluar jangkauan akal dan indera manusia. Akal tidak mampu menggambar lintasan gerak yang terjadi. Bahkan ilmu pengetahuan murni tidak mampu menuliskan persamaannnya dalam teori gerak (mekanika) Newton ataupun Einstein. Kedua teori gerak tersebut dalam kasus ini tidak berlaku lagi. 08/16/08

8

Kata kuncinya terletak pada kata-kata “asraa” (kata kerja transitif yang membutuhkan obyek) dan berasal dari katakerja intransitif “saraa”, berarti telah berjalan malam hari. Obyek asraa adalah Muhammad. 08/16/08

9

َ ‫سُبْحَانَ الّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْل ِم‬ ‫ن‬ ‫سجِدِ ال قْصَى‬ ْ َ‫ا ْلمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى ا ْلم‬ ‫الّذِي بَارَكْنَا حَوْ َلهُ لِنُرِ َي ُه ِمنْ ءَايَاتِنَا‬ ُ‫سمِيعُ الْبَصِير‬ ّ ‫إِنّه هُوَ ال‬ Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS.17:1). ). 08/16/08

10

Kata-kata Isra’ diambil dari bentuk mashdar saraa, Secara harfiyah diartikan perjalanan malam hari dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsha, Sepenuhnya dari perencanaan sampai pada pelaksanaan perjalanan (baik dalam bentuk sarana, alat yang dipakai, sifat perjalanan, waktu dan kecepatan) semata-mata adalah absolut (muthlak) menjadi ilmu dan kekuasaan Allah adanya. Subhanallah. 08/16/08

11

Kekuatan raksasa ini menjadi wilayah iman (keyakinan),berurat berakar pada kalbu (hati) manusia. Suatu kekuatan inti (inner side) dalam bentuk emotional inteligensia, mampu menumbuhkan kesadaran ilmiah rasionil (seperti diperlihatkan oleh Abu Bakar ash-Shiddieq).

Kesadaran rasionil ilmiah, Muhammad adalah utusan Allah, dan Allah mampu berbuat sekehendak Nya.

 ُ‫هوَ السّمِيعُ الْبَصِير‬ ُ ‫إِنّه‬ “sungguh Dia (Allah) Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS.17:1). 08/16/08

12

Peristiwa kedua,

Mi’raj (naik ketempat yang paling tinggi), Dijelaskan pembuktiannya oleh Allah dalam Firman-Nya

‫( عِنْ َدهَا جَ ّنةُ ا ْلمَ ْأوَى‬14) ‫( عِنْ َد سِدْرَةِ الْمُنْ َتهَى‬13)‫وَلَقَدْ رَآهُ نَزْ َلةً أُخْرَى‬ (17) ‫ومَا طَغَى‬ َ ‫( مَا زَاغَ الْبَصَ ُر‬16) ‫( إِذْ يَ ْغشَى السّدْرَ َة مَا يَغْشَى‬15) )18 ) ‫ن ءَايَاتِ رَبّهِ الْكُبْرَى‬ ْ ‫لَقَدْ رَأَى ِم‬ “Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Didekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhan-Nya yang paling besar” (QS.53,An-Njm,ayat 13-18).

(Muhammad melihat Jibril untuk pertama kalinya dalam bentuk asli itu adalah tatkala diturunkan wahyu pertama Surat Al ‘Alaq (96) ayat 1-5. Keabsahan penglihatan Muhammad ini diperkuat oleh Wahyu Allah QS.53,An-Najm, ayat 1-14)

08/16/08

13

Mi’raj adalah kelanjutan Isra’, naik ketangga. Kata mi’raj mashdar dari ‘aroja, berarti telah naik tangga. Harfiyahnya, mi’raj bermakna tangga. Bentuk pluralnya ma’arij. Juga dipakai dalam penamaan salah satu Surat dalam Al Quran (S,70, Surah al Ma’arij), disebutkan;

ُ‫تَعْرُجُ الْمَل ئِكَ ُة وَالرّوحُ إِلَيْهِ فِي َيوْمٍ كَانَ مِقْدَارُه‬ ٍ‫خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَة‬ “Malaikat-Malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun” (QS.70:4).

08/16/08

14

 Perjalanan satu hari malaikat, berbanding sama dengan 50.000 tahun dalam hitungan manusia. Suatu angka yang misterius. 

Dalam surah lainnya disebutkan pula;

ٍ‫يُدَبّرُ الَْمْرَ ِمنَ السّمَاءِ إِلَى الَْرْضِ ثُمّ َيعْرُجُ إِلَيْهِ فِي َي ْوم‬ َ‫كَانَ مِقْدَارُهُ أَلْفَ سَنَةٍ مِمّا َتعُدّون‬ artinya, “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian urusan itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu” (QS.32:5).

 Makna sesungguhnya dari angka misterius 50.000 tahun dan 1.000 tahun, dengan perbandingan hitungan waktu satu hari (kecepatan malaikat) sesungguhnya merupakan rahasia ilmu Allah.

 SUBHANALLAH 08/16/08

15

Namun, jika angka tersebut dipahami sebagai pemuluran waktu dalam konsep mekanika realitivistik, maka perjalanan malaikat satu hari baru teramati dalam dimensi waktu 50.000 tahun (minimal 1000 tahun) oleh manusia (pengamat diam). Hal ini hanya bisa terjadi kalau kecepatan yang berlaku lebih dari kecepatan cahaya dalam teori ilmu pengetahuan modern. Kalau konsep ini ditelaah, pertanyaannya adalah “apakah malaikat itu suatu gelombang elektro magnetik”? Dalam sebuah hadist, ‘Aisyah R.’Anha, meriwayatkan

Malaikat itu tercipta dari nur (cahaya). 08/16/08

16

Alhasil … Karena Malaikat adalah makhluk ghaib, bukan materi, maka pasti

bukan tergolongkan gelombang elektromagnetik yang dapat dideteksi oleh manusia dan dapat dikendalikan sebagaimana lazimnya gelombang elektromagnetik lainnya dialam ini.



Andaikata perjalanan di ma’arij itu menjadi dasar bahasan perjalanan mi’raj, dalam kadar sehari berbanding 50.000 tahun, niscaya perjalanan itu akan berkecepatan 18 juta kali perjalanan kecepatan teknologi transportasi modern, dalam perhitungan manusia berdimensi ruang dan waktu.

 Peristiwa mikraj ini lebih menakjubkan dari peristiwa israk, lebih susah membayangkan bila hanya mengandalkan kemampuan rasio semata.  Akan sangat mudah menerimanya apabila kemampuan rasio didasari haqqul-yaqin (keyakinan atas kemuthlakan Allah Yang Maha Kuasa). 08/16/08

17

Inilah Wilayah Iman … Haqqul yaqin adalah puncak ilmul yaqin yang menjadi landasan utama dari pandangan hidup tauhid. Tauhidic Weltanschaung (pandangan hidup tauhid) akhirnya menjadi ukuran tingkat kecerdasan yang melahirkan kemampuan menguasai nilai-nilai keseimbangan (tawazunitas), sebagai ciri khas ilmuwan yang bijak. 08/16/08

18

Ada tiga nilai dasar dalam peristiwa besar ini ; 1. Ujian Iman (nilai aqidah) yang melahirkan pengakuan bahwa kekuasaan muthlak hanya ada pada kekuasaan Allah. 2. Kesadaran ilmiah bahwa kemampuan rasio tidak berarti apabila tidak dilandasi oleh keyakinan tauhid. 3. Kekhusyukan ibadah menjadi bukti adanya keyakinan tauhid dalam menempuh kehidupan nyata adalah suatu kepantasan yang sangat rasional. . 08/16/08

19

Isra’ Mi’raj adalah bukti kerasulan Muhammad (setaraf mu’jizat Rasulullah) Tujuannya ; • Lit-tastbit, mengukuhkan posisi kerasulan Muhammad SAW, • Lit-takrim, memuliakan kedudukan Muhammad sebagai manusia pilihan, • Lis-ti’daalil-quwwah, menempa kekuatan mental-spiritual Muhammad SAW dalam mengemban missi kerasulan Khataman Nabiyyin 08/16/08

20

Sebagai ummat Muhammad dapat ditarik hikmah dari peristiwa spektakular ini …

•(1). Pengukuhan iman berkaitan dengan pengakuan atas kemuthlakan kekuasaan Allah, yang akan menanamkan kesadaran mendalam atas lemahnya kekuatan rasio manusia bila tidak dilandasi aqidah (keyakinan tauhid),dan pada bagian akhirnya melahirkan ketaatan penghambaan hanya terhadap Ma’bud (Allah yang berhak disembah). (2). Bukti atas keutusan Muhammad SAW sebagai Rasul Allah, dengan kemuliaan (mukjizat) Khataman Nabiyyin (penutup segala nabi-nabi), dan menjadi bukti Al Quranul Karim yang teruji secara ilmiah. 08/16/08

21

Kerelaan dan ketaatan bukti kesetiaan kepada Allah, teguh mempedomani hidayah Allah (Al Quran) dan mengikuti Sunnah Rasul-Nya. Menunaikan ibadah adalah nikmat Allah. • •

Kesempatan menunaikan ibadah dengan khusyuk dan tertib, sungguh nikmat Allah yang besar. Ibadah shalat, salah satu syari’at dari peristiwa Isra’ dan Mi’raj lima kali sehari semalam, harus dirasakan sebagai wadah pembentukan watak manusia yang sempurna (insan kamil).

08/16/08

22

Ibadah ini akan menjadi akar dari caracterbuilding ;

bersikap hati-hati, tabah dan setia. taat aturan, memiliki kesadaran prima (kontroling), tuma’ninah (teratur), disiplin waktu, cinta kebersihan, sehat fisik, 08/16/08

23

Generasi muda dalam menghadapi masa depan harus dibentuk atas 4 sehat 5 tidak; Sehat jasmani, Sehat rohani (Jiwa), Sehat aqal, Sehat keyakinan Tidak berzina Tidak berjudi Tidak minum alcohol Tidak narkobis Tidak merokok 08/16/08

24

Garis pemisah terhadap orang yang lalai dalam ibadahnya, cenderung melalaikan tugas dari pekerjaan yang ada didepannya

cenderung mengkhianati amanah yang dipetaruhkan padanya. 08/16/08

25

ndangan Adat di Ranah Minang … Di Ranah Minang, delapan perbuatan terkutuk, sangat dibenci. Pelakunya dikucilkan, digantung tinggi, dibuang jauh dan kebawah tak berurat keatas tak berpucuk dan ditengah digiriak kumbang. Sumpah masyarakat sangat ditakuti oleh masyarakat beradat terhadap bahaya tuak, arak, sabuang, judi, rampok, rampeh, candu dan madat. Rampok rampeh adalah penggambaran terhadap pelacur dan penjaja sex, dan perampas kebahagiaan rumah tangga, perampok kesehatan keluarga. 08/16/08

26

‫الحمد لله رب العالمين‬

‫‪27‬‬

‫‪08/16/08‬‬

Related Documents

Israk Mikraj
May 2020 38
Israk Mikraj
October 2019 50
Israk Mikraj
May 2020 39
Israk Dan Mikraj
May 2020 28
Israk Mikraj, Khotbah
June 2020 29

More Documents from ""