Islamic Education Science - Dampak Positif Dan Negatif Pergantian Kurikulum Dalam Pendidikan Islam.docx

  • Uploaded by: pandi
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Islamic Education Science - Dampak Positif Dan Negatif Pergantian Kurikulum Dalam Pendidikan Islam.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,421
  • Pages: 17
Makalah Dampak Positif dan Negatif Pergantian Kurikulum pada Pendidikan Islam Makalah Ini Diajukan Untuk memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam

Disusun Oleh : Muhammad Rifandi Harahap (0304162111) Program Studi: PBI-3/SEM: III

Dosen Pembimbing: Mursal Aziz, M. Pd.I

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN 2017

Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya penyusunan makalah untuk mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam ini dapat terwujud. Makalah untuk mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam ini guna menunjang pelaksanaan kegiatan perkuliahan bagi mahasiswa agar dapat mempelajari Pendidikan Islam dengan baik dan benar. Dalam makalah yang berjudul Dampak Positif dan Negatif Pergantian Kurikulum pada Pendidikan Islam dibahas dalam beberapa bagian, semua materi disusun untuk menuntut dan memudahkan mahasiswa dalam mempelajari Ilmu Pendidikan Islam agar tercapai tujuan tersebut. Makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan sehingga segala kritik dan saran akan penulisan di terima dengan lapang hati. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan petunjuk praktis bagi mahasiswa dan peminat ilmu Bahasa Indonesia dalam menggunakannya secara baik dan benar.

Medan, 22 November 2017

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........…………………………………………..........................i DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………....ii BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluaan ........……………………………………………............................1 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kurikulum.................................................................................................2 B. Perubahan Kurikulum.................................................................................................2 C. Jenis-Jenis Perubahan……...........…………………………………………………..3 D. Enam Fase Perubahan Kurikulum…………………………………………………...4 E. Faktor Penyebab Perubahan Kurikulum……………………………………………..6 F. Kelebihan dan Kekurangan Pergantian Kurikulum………………………………….8 G. Dampak Perubahan Kurikulum………………………………………………………9 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan…................................................................................................11 B. Referensi………............................................................................................12 C. Daftar Pustaka……………………………………………………………………….14

ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum merupakan aturan atau kebijakan dan cara yang digunakan oleh lembaga pendidikan dengan tujuan untuk mencapai atau meningkatkan mutu dan kualitas visi misi pendidikan agar lebih baik. Kurikulum merupakan elemen penting dalam pendidikan karena kurikulum adalah suatu tolok ukur yang dimana keberhasilan sebuah pendidikan untuk mencapai dan menghasilkan peserta didik yang bermutu dan baik, sangat ditentukan oleh kurikulum pendidikan itu sendiri. Perubahan atau pembaruan dalam krikulum harus selalu dilakukan. Selain untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan, suatu Kurikulum juga tidak berlaku selamanya. Kurikulum harus selalu dikaji dan diperbaharui untuk mengikuti perkembangan zaman dan tuntutan globalisasi yang semakin maju. Hingga sekarang kurikulum masih terus dikembangkan agar tercapai mutu dan kualitas pendidikan di indonesia yang lebih baik. Tapi dibalik pergantian kurikulum tersebut, pasti ada dampaknya tersendiri.

B. Rumusan Masalah 1. Apa dampak dari perubahan kurikulum?

1

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kurikulum Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.1 Kurikulum merupakan sarana pencapaian tujuan, jika tujuan kurikuler berubah, maka kurikulum berubah pula. Perubahan dimaksud mungkin mengenai materinya, orientasinya, pendekatannya, ataupun metodenya. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.

B. Perubahan Kurikulum Menurut soetopo dan soemanto (1991: 38), pengertian perubahan kurikulum agak sukar untuk dirumuskan dalam suatu devinisi. Suatu kurikulum disebut mengalami perubahan bila terdapat adanya perbedaan dalam satu atau lebih komponen kurikulum antara dua periode tertentu, yang disebabkan oleh adanya usaha yang disengaja.2 Dalam perjalanan dunia pendidikan di Indonesia, salah satu upaya pemerintah untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan adalah melakukan perubahan kurikulum pendidikan. Perubahan tersebut merupakan salah satu langkah pengembangan antara kurikulum yang ada dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya

2

1

Imas Kurinasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan, (Surabaya : Kata Pena, 2014), Cet. II, hlm. 3. 2 Soetopo dan Soemanto (1991: 38)

C. Jenis-Jenis Perubahan Menurut Soetopo dan Soemanto (1991:39-40), Perubahan kurikulum dapat bersifat sebagian-sebagian, tapi dapat pula bersifat menyeluruh.3 1. Perubahan sebagian-sebagian Yaitu perubahan yang terjadi hanya pada komponen (unsur) tertentu dari kurikulum. Entah itu perubahan dalam metode mengajar, atau perubahan dalam sistem penilaian saja, adalah merupakan contoh dari perubahan sebagian-sebagian. Dalam perubahan sebagiansebagian ini, dapat terjadi bahwa perubahan yang berlangsung pada komponen tertentu sama sekali tidak berpengaruh terhadap komponen yang lain. Sebagai contoh, penambahan satu atau lebih bidang studi kedalam suatu kurikulum dapat saja terjadi tanpa membawa perubahan dalam cara (metode) mengajar atau sistem penilaian dalam kurikulum tersebut. 2. Perubahan menyeluruh Disamping secara sebagian-sebagian, perubahan suatu kurikulum dapat saja terjadi secara menyeluruh. Artinya keseluruhan sistem dari kurikulum tersebut mengalami perubahan, yang mana tergambar baik di dalam tujuannya, isi, organisasi dan strategi dan pelaksanaannya. Perubahan dari kurikulum1968 menjadi kurikulum 1975 dan 1976 lebih merupakan perubahan kurikulum secara menyeluruh. Demikian pula kegiatan pengembangan kurikulum sekolah pembangunan mencerminkan pula usaha perubahan kurikulum

yang

bersifat

menyeluruh.

Kurikulum

1975

dan

1976

misalnya,

pengembangan, tujuan, isi, organisasi dan strategi pelaksanaan yang baru dan dalam banyak hal berbeda dari kurikulum sebelumnya.

3 3

Soetopo dan Soemanto (1991:39-40)

D. Enam Fase Perubahan Kurikulum Menurut Lippit, ahli psikolgi social yang terkemuka, ada enam fase perubahan kurikulum4, yaitu: 1. Penggunaan sumber sumber (resources) baru Pertimbangannya adalah faktor dukungan internal dan eksternal pada siswa. Contoh dukungan internal, siswa harus menerima kesempatan pembelajaran yang relevan dengan dunia mereka, nilai, ketertarikan dan rasa ingin tahu mereka. Mereka harus mendapat umpan balik dari respon mereka. Mereka harus belajar bagaimana cara belajar dan menyenangi pencarian (penelitiannya) dan pengakhirannya. Pengembang kurikulum juga harus memperhitungkan peran teman sebaya sebagai faktor eksternal siswa. 2. Presentasi sumber-sumber baru Penyusun

kurikulum

seharusnya

melibatkan

guru

dalam

mengkaji

ulang,

mengevaluasi dan mengeksplorasi relevansi materi baru. Guru juga seharusnya diberi kebebasan untuk mengeksplorasi kecakapan baru yang diperlukan untuk mempelajari konsep dan teknik baru dan berkolaborasi dengan perguruan tinggi baik dalam latihan maupun belajar bersama. Kurikulum yang baru juga harus melengkapi guru dengan alat untuk mendiagnosa respon kelas mereka dan untuk melibatkan siswa dalam mengadaptasi kurikulum dan menciptakan prosedur prosedur baru. 3. Adopsi sumber sumber baru Keputusan adopsi oleh komite kurikulum sebaiknya melibatkan pengambil keputusan yang tepat dalam mengkaji ulang alternatif-alternatif yang ada. Harus ada kajian terhadap kriteria yang digunakan dalam pembuatan keputusan dan rencana alternatif tes, mempertimbangkan kemungkinan yang akan terjadi dan mempelajari respon pebelajar terhadap metode yang digunakan. Pebelajar sebaiknya dilibatkan dalam evaluasi materi baru.

4 4

Lippit (1994:126-127)

4. Penyelidikan sumber sumber baru Dalam penelitian untuk mendapatkan gagasan gagasan baru, perencana kurikulum sebaiknya memulainya dari ‘rumah’. Mereka sebaiknya mereka menghargai kurikulumkurikulum kreatif yang ‘tersembunyi’ di daerahnya. Perencana sebaiknya juga mempertimbangkan neighboring school system (system yang ada di lingkungan sekitar sekolah). Mereka sebaiknya menyelesaikan masalah (rintangan) dengan sharing dengan lingkungannya. Penyusun kurikulum juga sebaiknya melihat sumber sumber alam yang ada. 5. Distribusi sumber sumber baru. Difusi kurikulum juga bergantung pada tersedianya sumber sumber belajar bagi guru. Guru harus memiliki kesempatan untuk mencapai kecakapan menggunakan kurikulum baru. Mereka juga seharusnya memiliki kesempatan mencoba agar tertarik dan merasa bebas untuk mengadaptasi bahan. 6. Pengembangan sumber sumber baru . Materi baru bisa dikembangkan oleh seluruh tim dalam sekolah, ide kreatif seorang guru atau staf proyek penelitian dan pengembangan. Pengembangan kurikulum memerlukan indentifikasi tujuan yang diprioritaskan, inti pengetahuan, pengalaman yang terkait dengan isi, ketertarikan dan kompetensi pebelajar. Guru seharusnya dibantu untuk memahami dan menggunakan sumber sumber dan mengevaluasi bahan dengan trampil sehingga kurikulum mengalami peningkatan secara kontinyu.

5

E. Faktor Penyebab Perubahan Kurikulum Berikut ini faktor-faktornya5: 1. Adanya perkembangan dan perubahan bangsa yang satu dengan yang lain Perubahan perhatian dan perluasan bentuk pembelajaran harus mendapat perhatian. Perubahan praktek pendidikan di suatu Negara harus mendapan perhatian serius, agar pendidikan di Negara kita tidak ketinggalan zaman. Tetapi tentu perubahan kurikulum harus disesuaikan denga kondisi setempat, kurikulum Negara lain tidak sepenuhnya diadopsi karena adanya perbedaan-perbedaan baik ideologi, agama, ekonomi, sosial, maupun budaya. 2. Berkembangnya industri dan produksi atau teknologi Pesatnya perubahan di bidang teknologi harus disikapi dengan cepat, karena kalau tidak demikian maka output dari lembaga pendidikan akan menjadi makhluk terasing yang akanhidup di dunianya. Kurikulum harus mampu menciptakan manusia-manusia yang siap pakai di segala bidang yang diminatinya, bahkan mampu menciptakan dunia sendiri yang baru bukan hanya mampu mengikuti dunia itu. 3. Orientasi politik dan praktek kenegaraan Praktek politik kenegaraan memegang peranan penting dalam perubahan kurikulum. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pendidikan termasuk kurikulum itu tidak dapat terlepas dari perpolitikan suatu bangsa. Oleh karena itulah orientasi politik Negara harus diarahkan pada pemantapan demokrasi yang sejati, sehingga sistem pendidikan akan berjalan dengan baik tanpa dibayangi ketakutan terhadap kekuasaan atau penguasa. 4. Pandangan intelektual yang berubah Selama ini pendidikan di Indonesia lebih diarahkan pada pencapaian materi sebanyak-banyaknya daripada mencapai suatu kemampuan tau kompetensi tertentu. Sehingga outputnya kurang berkualitas di bandingkan dengan Negara lain. Untuk meningkatkan kualitas itulah maka pemerintah mengupayakan dilaksanakannya kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang dirintis seja tanggal 26 Juni 2002, kemudian pada tahun 2006 diberlakukan kurikulum baru yaitu KTSP.

6 5

Bukhari Umar, Op.Cit.,hlm. 163-164

5. Pemikiran baru mengenai proses belajar-mengajar Banyak sekali pemikiran, konsep atau teori baru dalam proses pembelajaran, walaupun pemikiran itu kadang hanyalah perubahan pada titik tekannya saja. Misalnya mengenai active learningatau (CBSA), contextual learning, quntum teaching-learning dan lain-lain, untuk dapat mengaktifkan seorang individu siswa dan mengaktifkan kelompok. 6. Perubahan dalam masyarakat Masyarakat adalah suatu komunitas yang dinamis dan akan selalu berubah, baik perubahan kearah positif maupun negatif perubahan positif antara lainadalah kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan pendidikan anak, terutama lagi kalangan menengah ke atas, dengan menyediakan fasilitas yang memadai seperti alat komunikasi, transportasi, komputer dan internet. Perubahan kearah negatif sesungguhnya lebih banyak terjadi akibat efek tidak baik karena kemudahan-kemudahan yang dialami oleh manusia modern, seperti mudahnya berkomunikasi antar individu yang kemudian disalahgunakan untuk kejahatan. 7. Eksploitasi ilmu pengetahuan Dengan pesatnya kemajuan di berbagai bidang kehidupan, tentu ilmu pengetahuan mendapat porsi dalam kehidupan manusia. Banyak sekali disiplin ilmu pengetahuan baru yang pada dekade sebelumnya belum dikenal. Oleh karena itu kurikulum paling tidak harus disesuaikan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, agar anak memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi kehidupan di masa depan.

7

F. Kelebihan dan Kekurangan Pergantian Kurikulum Berikut Kelebihan dan Kekurangannya6: 1. Kelebihan a. Melengkapi kekurangan yang ada pada kurikulum sebelumnya. Kurikulum yang baru tentunya di desain setelah menelaah lebih lanjut apa saja yang menjadi kendala pada kurikulum sebelumnya. Disini tujuan kurikulum yang baru adalah untuk melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada pada kurikulum sebelumnya. b. Penyesuaian dengan tuntutan perubahan zaman. Perkembangan zaman yang sangat cepat tentunya membutuhkan suatu sistem pendidikan yang mampu mewadahi itu semua. Disini fungsi kurikulum yang baru untuk menghadapi tantangan masa depan akibat tuntutan perubahan zaman tersebut dan tetap mampu merealisasikan tujuan pendidikan. 2. Kekurangan a. Sumber Daya Manusia (SDM) yang kadang belum mampu menerapkan kurikulum secara menyeluruh menyebabkan pergantian tersebut belum tercapai secara maksimal. Sebaik apapun kurikulum dirancang jika SDM yang dituntut menjadi model nantinya tidak mampu menyampaikan apa yang diamanahkan oleh kurikulum, maka kurikulum tersebut tidak bisa berjalan lancar. b. Fasilitas yang kurang memadai di beberapa daerah menjadi kendala kurikulum tidak berhasil. Suatu kurikulum yang dirancang tentunya harus mempertimbangkan fasilitas yang ada di sekolah. c. Sosialisasi penerapan kurikulum yang belum dapat memahamkan pendidik pelaksana kurikulum dapat menjadikan pelaksana kurikulum kurang berhasil. Kebijakan baru harus disosialisasikan ke berbagai pihak yang nantinya berperan dalam pelaksanaan kurikulum.

8 6

Ibid., Bukhari Umar, hlm. 171.

G. Dampak Perubahan Kurikulum Perubahan kurikulum berdampak baik dan buruk bagi mutu pendidikan, dimana dampak baiknya yaitu pelajar bisa belajar dengan mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju tapi didukung dengan faktor-faktor seperti kepala sekolah,guru,tenaga pengajar,siswa didik bahkan lembaga itu sendiri. Dimana kepala sekolah harus berhubungan baik dengan atasannya dan membina hubungan baik dengan bawahannya, lalu guru juga harus bermutu, maksudnya gurunya harus memberi pelajaran yang dapat dicerna oleh peserta didik, lalu siswa juga harus bermutu,maksudnya siswa dapat belajar dengan baik,giat belajar serta kritis dalam setiap pelajaran. Dampak negatifnya adalah mutu pendidikan menurun dan perubahan kurikulum yang begitu cepat menimbulkan masalah-masalah baru seperti menurunya prestasi siswa, hal ini dikarenakan siswa tidak dapat menyesuaikan diri dengan sistem pembelajaran pada kurikulum yang baru. Perubahan ini juga berdampak pada sekolah dimana visi dan misi suatu sekolah yang sedang ingin dicapai terganggu dengan perubahan kurikulum tersebut. Berikut ini pemaparannya: 1. Dampak Positif a. Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. b. Kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi. c. Pengurangan Jumlah mata pelajaran dari 12 menjadi 10. d. Mata pelajaran Muatan lokal, bisa terintegrasi ke dalam mata pelajaran Penjasorkes, Seni budaya, dan Prakarya dan Budidaya. e. Pengembangan diri terintegrasi pada setiap mata pelajaran dan ekstrakurikuler. f. Jumlah jam bertambah 6 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran.

9

2. Dampak Negatif a. Kurikulum dibuat tidak melalui riset dan evaluasi yang mendalam. b. Memberatkan siswa, karena jam pelajaran ditambah padahal siswa mempunyai batas maksimal waktu konsentrasi dalam belajar. c. Ketidaksiapan guru karena terkesan mendadak. d. Jumlah jam yang terlalu banyak. e. Penyiapan guru membutuhkan waktu yang lama. Tidak hanya sekali atau dua kali pelatihan saja. f. Terforsirnya waktu siswa disekolah untuk belajar dan mengikuti ekstrakurikuler2 yang diwajibkan dalam ketentuan Kurikulum 20137.

10 7

Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006), Cet. IV, hlm. 5.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja. Dalam perjalanan dunia pendidikan di Indonesia, salah satu upaya pemerintah untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan adalah melakukan perubahan kurikulum pendidikan. Perubahan tersebut merupakan salah satu langkah pengembangan antara kurikulum yang ada dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Sampai saat ini pemerintah Indonesia telah menerapkan kurang lebih tujuh bentuk kurikulum, yaitu Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, kurikulum1984, Kurikulum 1994, Kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan yang terakhir adalah Kurikulum 2013. Perubahan kurikulum berdampak baik dan buruk bagi mutu pendidikan, dimana dampak baiknya yaitu pelajar bisa belajar dengan mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju tapi didukung dengan faktor-faktor seperti kepala sekolah, guru, tenaga pengajar, siswa didik bahkan lembaga itu sendiri. Dimana kepala sekolah harus berhubungan baik dengan atasannya dan membina hubungan baik dengan bawahannya, lalu guru juga harus bermutu, maksudnya gurunya harus memberi pelajaran yang dapat dicerna oleh peserta didik, lalu siswa juga harus bermutu,maksudnya siswa dapat belajar dengan baik,giat belajar serta kritis dalam setiap pelajaran. Dampak negatifnya adalah mutu pendidikan menurun dan perubahan kurikulum yang begitu cepat menimbulkan masalah-masalah baru seperti menurunya prestasi siswa, hal ini dikarenakan siswa tidak dapat menyesuaikan diri dengan sistem pembelajaran pada kurikulum yang baru. Perubahan ini juga berdampak pada sekolah dimana visi dan misi suatu sekolah yang sedang ingin dicapai terganggu dengan perubahan kurikulum tersebut.

11

REFERENSI

12

13

DAFTAR PUSTAKA

Fazlun Rahman. Islam dan Modernitas : Tentang Transformasi Intelektual. 1985. Bandung. Pustaka. Saebani Ahmad Beni. Ilmu Pendidikan Islam. 2012. Bandung. Cv. Pustaka Setia.

14

Related Documents


More Documents from "Naila Muazara Ulfa"