Hudzaifah.org - Sobat muslim, mari kita lanjutkan kembali pembahasan kita mengenai Islam. Setelah kita sudah mengenal Islam dari segi bahasa, kini kita akan bahas makna Islam dari segi istilah. Secara istilah, Islam berarti wahyu Allah, diin para nabi dan rasul, pedoman hidup manusia, hukum-hukum Allah yang ada di dalam Al Qur'an dan As Sunnah, dan dia merupakan jalan yang lurus, untuk keselamatan dunia dan akhirat. Agar memudahkan pembahasan, insya Allah akan saya bagi pembahasan kita kali ini menjadi sebagai berikut: 1. Islam adalah Wahyu Illahi (Wahyu Allah) 2. Islam adalah diin para Nabi dan Rasul 3. Islam adalah pedoman hidup manusia 4. Islam adalah Hukum-hukum Allah 5. Islam adalah jalan yang lurus 6. Islam adalah keselamatan dunia dan akhirat Agar tidak terlalu panjang, semua pembahasan itu insya Allah akan saya bagi menjadi beberapa artikel bersambung. Baiklah, mari kita kaji bagian yang pertama. I. Islam adalah Wahyu Illahi (Wahyu Allah). Makna pertama, Islam adalah wahyu Illahi. Sebagaimana yang kita ketahui, Islam memiliki pedoman utama yaitu Al Qur'an dan As Sunnah. Al Qur'an adalah wahyu Allah, sehingga ajaran Islam sepenuhnya adalah dari Allah SWT, bukan dari ciptaan manusia. Atau dengan kata lain, Islam adalah dari firman Allah, bukan buatan manusia. Sedangkan As Sunnah hukum kedua setelah Al Qur'an, dia merupakan apa-apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Rasul sendiri merupakan manusia pilihan Allah SWT yang menyampaikan firman-firman Allah melalui perantara malaikat Jibril AS. Yang Rasul katakan tidak lain adalah wahyu yang diwahyukan. Sebagaimana yang Allah firmankan dalam ayat berikut ini: "...dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quraan) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)." (QS. An Najm: 3-4) Karena sumbernya yang jelas dan hakiki, yaitu wahyu Illahi, dengan demikian Islam tidak dapat disamakan dengan agama, kepercayaan, atau isme/paham lainnya. Selain itu, Islam tidak mungkin kurang, tidak lengkap, atau tidak sesuai dengan manusia. Akan tetapi Islam sangat sesuai dengan manusia, karena sumber Islam dan yang menciptakan manusia adalah sama, yaitu Allah SWT. Allah yang menciptakan manusia pasti tahu dan mengenal siapa itu manusia, dan mengetahui apa yang dia butuhkan, termasuk tahu apa tujuan diciptakannya manusia. Sedangkan manusia, belum tentu mengenal secara sempurna manusia itu sendiri. Sehingga pedoman hidup, agama, atau paham buatan manusia (misalnya kapitalisme, komunisme, dll) tidak akan sesuai dengan manusia, bahkan akan membawa kehancuran bagi seluruh manusia. Selain itu, karena sumber Islam adalah dari Allah SWT, maka tidak ada keragu-raguan dalam Islam. Tidak ada ketimpangan di dalamnya, sehingga tidak membuat kita bingung sebagaimana dalam agama atau paham lainnya. Karena wahyu merupakan simbol keterarahan dan keteraturan. Islam bukan pula sebuah tradisi, apalagi kalau dikatakan tradisi bangsa Arab. Islam adalah rahmatan lil'alamin (rahmat bagi seluru semesta alam), karena bersumber dari yang menciptakan alam semesta. Berbeda dengan agama dan isme lainnya yang bisa jadi merupakan tradisi atau pemikiran tertentu, karena diciptakan oleh manusia. Jika Islam (wahyu Allah) dapat ditegakkan maka kezaliman akan hilang/kalah. Dan bila tidak mengikuti wahyu Allah, maka manusia akan ditimpa kemiskinan, bencana, dan kemurkaan dari Allah SWT. Sebagaimana dalam surat Al Anbiyaa ayat 1 - 15. Dengan demikian, maka sudah seharusnya seorang muslim memiliki ketundukan kepada wahyu Allah SWT. Segala yang Allah perintahkan harus dilaksanakan, dan segala yang Allah larang harus dijauhi. Termasuk di dalamnya adalah mengikuti apa -apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW. Sahabat muslim, kita sampai pada bagian terakhir mengenai pengenalan makna Islam dari segi bahasa. Makna Islam dari segi bahasa yang akan kita bahas sekarang adalah "Sullam". �Sullam�
Sullam memiliki huruf dasar yang sama dengan Islam, yaitu Sin Lam dan Mim. Sullam artinya tangga. Istilah Sullam digunakan di beberapa ayat di Al Qur'an. Contohnya pada surat At Tur ayat 38 berikut ini: "Ataukah mereka mempunyai tangga / sullam (ke langit) untuk mendengarkan pada tangga itu (hal-hal yang gaib)? Maka hendaklah orang yang mendengarkan di antara mereka mendatangkan suatu keterangan yang nyata." (QS. At Tur: 38) Contohnya lainnya yaitu pada surat Al An'am ayat 35 berikut ini: "Dan jika perpalingan mereka (darimu) terasa amat berat bagimu, maka jika kamu dapat membuat lobang di bumi atau tangga / sullam ke langit lalu kamu dapat mendatangkan mu'jizat kepada mereka (maka buatlah)..." (QS. Al An'am: 35) Istilah "tangga" digunakan dalam Al Qur'an dengan sebutan "Sullam". Dari istilah tersebut, yang hendak kami sampaikan di sini adalah Islam juga bermakna "Sullam", tangga, dengan kata lain berarti bertahap (tadarruj), gradual. Sobat muslim, manusia secara fitrah tercipta dalam kebertahapan dan keseimbangan yang nyata. Kebertahapan selalu melekat dalam seluruh kiprah manusia, baik secara individu maupun kolektif. Kita pun mengenal fase / tahapan kehidupan, mulai dari alam rahim, alam dunia, alam kubur, dan seterusnya. Al Qur'an pun diturunkan secara bertahap ke dunia melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad, tidak diturunkan secara langsung keseluruhan. Surat yang pertama kali diturunkan adalah surat Al Alaq ayat 1 sampai 5. Dalam mengenalkan Islam ke seluruh manusia juga ada tahapannya, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Dalam proses belajar pun kita melakukannya secara bertahap, diawali dengan mempelajari ilmu-ilmu dasar, sampai ke tingkat lanjut. Hidup ini tidak terlepas dari yang namanya kebertahapan. Bertahap juga bisa diartikan : tidak tergesa-gesa. Kaitannya antara Sullam (bertahap) dengan Islam, misalnya dalam menerapkan Islam ada tahapannya, bersungguh-sungguh mulai dari menguatkan aqidah, ibadah, dan seterusnya hingga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu bagi yang baru ingin mengenal Islam, janganlah sungkan-sungkan untuk mempelajari dasar-dasar Islam, mulai dari Aqidah (misalnya tentang syahadat, tentang Allah, Rasul, Kiamat, dan seterusnya). Selanjutnya pelajarilah tentang ibadah (misalnya tentang shalat, puasa, zakat, dan seterusnya). Setelah itu baru yang lain. Namun ini bukan berarti dapat dijadikan alasan untuk menyimpangkan diri dari Islam, misalnya untuk tidak shalat, dengan alasan masih mempelajari aqidah. Shalat tetaplah wajib hukumnya, tidak berubah dari dulu hingga sekarang. Apalagi shalat merupakan bagian dari rukun Islam. Demikian pula dengan yang lain, misalnya puasa, zakat, dan seterusnya. Saudaraku, di dalam Al Qur'an, penggunaan istilah "Sullam" selalu dikaitkan dengan "tangga menuju langit". Maka, tahapan yang kita lalui dalam Islam adalah tahapan menuju tingkat yang lebih tinggi, lebih mulia, salah satunya yaitu derajat taqwa. Dengan demikian menganut Islam itu sendiri merupakan "tahapan" bagi kita untuk memperoleh derajat taqwa. Ini artinya, kita tidak diarahkan untuk menjadi muslim yang stagnan, tidak ada peningkatan keimanan. Sebagaimana firman Allah SWT: "Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu." (QS Al Hujurat: 13). Atau yang lebih parah, jangan sampai kita justru "secara bertahap" semakin terpuruk, semakin jauh dari iman dan taqwa (bahasa gaulnya yaitu "Islam KTP"). Jika kita lihat teman-teman kita yang lain, tidak sedikit di antara mereka yang secara gradual aqidahnya terkikis, tergantikan oleh ideologi lain, misalnya hedonisme yang "mempertuhankan" materi keduniawian, hanya untuk kesenangan belaka. Atau komunisme yang lebih dekat kepada atheis (tidak mengakui keberadaan Tuhan), kapitalis yang semuanya dipandang dari segi keuntungan duniawi, dan sebagainya. Yang lebih mengerikan lagi ada yang secara bertahap justru keluar dari Islam, pindah ke agama lain. Naudzubillah min dzalik. Manusia yang normal tentu menginginkan derajat yang mulia, dan itu hanya ada di dalam Islam. Nabi Ibrahim berpesan, sebagaimana yang tertera di Al Qur'an berikut ini: "(Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam"." (QS. Al Baqarah: 132). ...
Sobat muslim, demikianlah pengenalan kita mengenai makna Islam secara bahasa. Pembahasan ini insya Allah akan berlanjut kepada pengenalan Islam lebih mendalam, yaitu dari segi istilah. Mudah-mudahan dapat memotivasi kita agar lebih jauh lagi untuk mengenal dan mengamalkan Islam.
Islam Dari Wikipedia Bahasa Melayu, ensiklopedia bebas.
Lompat ke: pandu arah, gelintar Untuk makna lain, termasuk orang bernama `Islam', lihat Islam (nyahkekaburan). Islam (B. Arab: ;السلمal-'islām (bantuan·maklumat); disebut: [ɪs.ˈlaːm]) (aslama = , yuslimu = , islaman = ) merupakan agama Ibrahim yang berasal dengan pengajaran dari Nabi Islam Muhammad s.a.w., seorang tokoh politik dan keagamaan Arab abad ke-7. perkataan Islam bermaksud "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah (B. Arab ال, Allāh).[1] Seorang penganut Islam dikenali sebagai Muslim, bermaksud "seorang yang tunduk [kepada Allah]".[2][3] Terdapat antara 1.3 bilion ke 1.8 bilion Muslim, menjadikan Islam agama kedua terbesar di dunia, selepas Kristian.[4] Muslim percaya bahawa Allah mewahyukan Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad s.a.w., penutup segala Nabi Allah, dan menganggap Al-Qur'an dan Sunnah (sabda dan amalan Nabi Muhammad s.a.w.) sebagai sumber utama Islam.[5] Umat Islam tidak menganggap Nabi Muhammad s.a.w. sebagai pengasas agama baru, tetapi sebagai pemulih keimanan monoteistik ajaran Nabi Ibrahim a.s., Nabi Musa a.s., Nabi Isa a.s., dan lain-lain nabi. Tradisi Islam menegaskan bahawa Yahudi dan Kristian memutarbalikkan wahyu yang Allah berikan kepada nabi-nabi ini dengan mengubah teks atau memperkenalkan tafsiran palsu, atau kedua-duanya.[6] Islam memerintahkan banyak amalan keagamaan. Penganut Islam umumnya dikehendaki memegang Rukun Islam, yang merupakan lima tanggungjawab yang menyatukan Muslim ke dalam sebuah masyarakat.[7] Selain itu, hukum Islam (syariah) telah membangunkan hukum yang menyentuh pada hampir semua aspek kehidupan dan kemasyarakatan. Tradisi ini meliputi segalanya dari hal praktik seperti hukum pemakanan dan perbankan kepada jihad dan zakat.[8] Hampir kesemua Muslim tergolong kepada salah satu dari dua mazhab terbesar, Sunah (85%) dan Syiah (15%). Perpecahan berlaku pada lewat abad ke-7 berikutan ketidaksetujuan atas kepimpinan politik dan keagamaan masyarakat Islam. Islam adalah agama paling berpengaruh di Afrika dan Timur Tengah, serta di sebahagian besar Asia. Komuniti besar juga ditemui di China, Semenanjung Balkan di Eropah Timur dan Rusia. Terdapat juga sebahagian besar komuniti pendatang Muslim di bahagian lain dunia, seperti Eropah Barat. Sekitar 20%
Muslim tinggal di negara-negara Arab,[9] 30% di subbenua India dan 15.6% di Indonesia, negara Muslim terbesar mengikut populasi.[10]
Isi kandungan [sorok] • •
•
•
•
• •
• • • •
1 Etimologi dan maksud 2 Rencana keimanan o 2.1 Allah o 2.2 Al-Qur'an o 2.3 Malaikat o 2.4 Nabi Muhammad s.a.w. o 2.5 Kebangkitan dan pengadilan o 2.6 Takdir 3 Tugas dan amalan o 3.1 Lima Rukun o 3.2 Hukum 3.2.1 Agama dan negeri o 3.3 Adab dan pemakanan o 3.4 Jihad 4 Sejarah o 4.1 Kebangkitan pengkhalifah dan perang saudara Islam (632–650) o 4.2 Zaman Keemasan (750–1258) o 4.3 Perang Salib, Reconquista dan penjajahan Mongol o 4.4 Empayar Turki, Iran dan India (1030–1918) o 4.5 Zaman moden (1918–kini) 5 Komuniti o 5.1 Demografi o 5.2 Masjid o 5.3 Kehidupan keluarga o 5.4 Kalendar 6 Agama lain 7 Mazhab o 7.1 Sunah o 7.2 Syi'ah o 7.3 Sufisme o 7.4 Lain-lain 8 Islam hari ini 9 Lihat juga 10 Nota 11 Rujukan o 11.1 Buku dan jurnal 11.1.1 Ensiklopedia
•
12 Bacaan lanjut
•
13 Pautan luar
[sunting] Etimologi dan maksud Rencana utama: S-L-M Perkataan Islam merupakan penyataan kata nama berasal dari kata akar tiga konsonan s-l-m, dan diterbitkan dari Kata kerja bahasa Arab Aslama, iaitu bermaksud "untuk menerima, menyerah atau tunduk." Demikian, Islam bermaksud penerimaan dari dan penundukan kepada kepada Allah, dan penganut harus menunjukkan ini dengan menyembah-Nya, menurut perintahNya, dan mengelakkan politheisme. Perkataan ini memberikan sebilangan maksud dari Al-Qur'an. Dalam sesetengah (ayat), kualiti Islam sebagai kepercayaan dalaman ditegaskan: "Barangsiapa Allah inginkan untuk beri panduan, Dia mengembangkan dadanya kepada Islam."[11] Ayat lain menghubung islām dan dīn (lazimnya diterjemahkan sebagai "agama"): "Kini, saya telah menyempurnakan agamamu (dīn) untuk kamu; Saya telah melengkapkan Berkat Ku kepada kamu; Saya telah mengesahkan Islam untuk agama kamu."[12] Namun masih ada yang lain menggambarkan Islam sebagai perbuatan kembali kepada Allah-lebih dari hanya penyataan pengesahan keimanan.[13]
[sunting] Rencana keimanan Rencana utama: Aqidah dan Iman Al-Qur'an menyatakan bahawa semua Muslim harus percaya pada Allah, wahyuNya, malaikat-Nya, pesuruh-Nya, dan pada "Hari Pengadilan".[14] Juga, terdapat kepercayaan lain yang berbeza antara mazhab khusus. Konsep Sunah dari takdir dipanggil takdir ketuhanan,[15] Manakala versi Syi'ah pula dipanggil keadilan ketuhanan. Unik kepada Syi'ah ialah doktrin Imamah, atau kepimpinan politikal dan spiritual dari Imam.[16] Muslim percaya bahawa Allah mewahyukan pesanan terakhir-Nya kepada kemanusiaan melalui Nabi Islam Muhammad s.a.w. via malaikat Jibrail. Bagi umat Islam, Nabi Muhammad s.a.w. merupakan Nabiullah terakhir dan Al-Qur'an merupakan wahyu yang baginda terima lebih dari dua dekad.[17] Dalam Islam, nabi-nabi adalah lelaki yang dipilih oleh Allah untuk menjadi pesuruh-Nya. Muslim percaya bahawa nabi-nabi adalah manusia dan bukan ketuhanan, meskipun sesetengah mampu melakukan mukjizat untuk membuktikan kenabian mereka. Nabi-nabi Islam dianggap menjadi paling rapat kesempurnaan dari semua manusia, dan uniknya merupakan penerima dari wahyu ketuhanansamada terus dari Allah atau melalui malaikat. Al-Qur'an menerangkan nama-
nama dari berbagai tokoh yang dianggap nabi-nabi dalam Islam, termasuk Nabi Adam a.s., Nabi Nuh a.s., Nabi Ibrahim a.s., Nabi Musa a.s. dan Nabi Isa a.s., dikalangan lain.[18] Teologi Islam mengatakan bahawa semua pesuruh Allah sejak Nabi Adam a.s. memberi perutusan dari penundukan-Islam kepada Allah. Islam dihuraikan dalam Al-Qur'an sebagai "sifat primordial atas dimana Allah mencipta manusia",[19] dan Al-Qur'an menyatakan bahawa nama tertib Muslim telah diberikan oleh Nabi Ibrahim a.s.[20] Sebagai fenomena bersejarah, Islam berasal di Semenanjung Arab pada awal abad ke-7.[21] Teks Islam menceritakan Yahudi dan Kristian sebagai tradisi pengganti kenabian kepada ajaran Nabi Ibrahim a.s. Al-Qur'an menggelar Yahudi dan Kristian "Ahli Kitab" (ahl al-kitāb), dan membezakan mereka dari politheis. Muslim percaya bahawa bahagian dari kitab suci yang diwahyukan sebelum ini, Taurat dan Injil (Gospel), telah menjadi herot dalam tafsiran, dalam teks, atau kedua-duanya.[6]
[sunting] Allah Rencana utama: Allah Lihat juga: Tauhid Kaligrafi Allah dalam bahasa Arab Konsep Islam teologikal fundamental ialah tauhid-kepercayaan bahawa terdapat hanya satu Tuhan. Istilah Arab untuk Tuhan ialah Allāh; kebanyakan ilmiawan percaya ia dipemerolehan dari penyingkatan dari kata al- (si) dan ʾilāh (dewa, bentuk maskulin), bermaksud "Tuhan" (al-ilāh), tetapi yang lain menjejakkan asal usulnya dari Arami Alāhā.[22] Yang pertama dari Lima Rukun Islam, tauhid diluahkan dalam syahadah (pengakuan), iaitu mengisytiharkan bahawa:
“
ل إله إل ال محمد رسول ال Tiada Tuhan Melainkan Allah dan Muhammad ialah pesuruh Allah
”
Dalam tradisi teologi Islam, Allah adalah melebihi semua komprehensi; Muslim tidak menjangkakan untuk membayangi Allah tetapi untuk sujud pada-Nya sebagai pencipta alam. Walaupun Muslim percaya bahawa Nabi Isa a.s. merupakan nabi, mereka menolak doktrin Kristian dari Tritunggal, membandingkannya kepada politheisme. Dalam teologi Islam, Nabi Isa a.s. hanyakan manusia dan bukan anak Allah;[23] Allah dihuraikan dalam ayat (surah) dari Al-Qur'an sebagai "...Allah, Yang Satu dan Satu-satunya; Allah, Yang Kekal, Mutlak; Dia tidak beranak, dan Dia pula tidak diperanakkan; Dan tidak ada sesiapapun yang serupa dengan-Nya."[24]
[sunting] Al-Qur'an Rencana utama: Kitab dan Al-Qur'an Lihat juga: Asal usul dan perkembangan Al-Qur'an Surah pertama dalam manuskrip Al-Qur'an oleh Hattat Aziz Efendi Muslim menganggap Al-Qur'an menjadi kata literal dari Allah; ia adalah pusat teks keagamaan dari Islam.[25] Muslim percaya bahawa ayat dari Al-Qur'an telah diwahyukan kepada Nabi Muhammad s.a.w. oleh Allah melalui malaikat Jibrail pada banyak peristiwa antara 610 dan kewafatan baginda pada 8 Jun 632. AlQur'an telah secara laporan ditulis oleh sahabat Nabi Muhammad s.a.w. semasa baginda masih hidup, walaupun cara prima dari penerimaan merupakan lisan. Ia telah disusun pada zaman Abu Bakar as-Siddiq, khalifah pertama, dan telah dipiawaikan dibawah pentadbiran Uthman bin Affan, khalifah ketiga. Al-Qur'an dalam bentuk masa kini selalunya dianggap oleh sarjana akademik untuk merekodkan kata yang ditutur oleh Nabi Muhammad s.a.w. kerana pencarian untuk aneka di akademia Barat tidak mendatangkan sebarang perbezaan dari kepentingan besar dan kontroversi bersejarah itu atas kandungan Al-Qur'an tidak pernah menjadi detik utama.[26] Al-Qur'an dibahagikan kepada 114 surah, atau bab, iaitu bergabung, mengandungi 6,236 ayat. Surah lebih awal secara kronologinya, diturunkan di Makkah, menekankan dengan topik etikal dan spiritual. Surah Madinah berikutnya kebanyakannya membincangkan isu sosial dan moral yang relevan kepada komuniti Muslim.[27] Al-Qur'an lebih menekankan dengan panduan moral berbanding pengajaran sah, dan telah dianggap "buku sumber prinsip dan nilai Islam".[28] Juris Muslim merujuk hadith, atau rekod bertulis dari kehidupan Nabi Muhammad s.a.w., kepada kedua-dua bekalan dari Al-Qur'an dan membantu dengan tafsirannya. Sains dari komentar Al-Qur'an dan exegenesis dikenali sebagai tafsir.[29] Perkataan Al-Qur'an bermaksud "membaca". Apabila Muslim bertutur dalam abstrak mengenai Al-Qur'an, mereka lazimnya bermaksudkan kitab suci dibaca dalam bahasa Arab berbanding dari karya bercetak atau sebarang terjemahan darinya. Bagi Muslim, Al-Qur'an sempurna hanya diturunkan dari bahasa Arab asli; terjemahan adalah secara perlunya kurang atas sebab perbezaan bahasa, kesilapan dari penterjemah, dan kemustahilan mengekalkan gaya asal yang diinspirasikan. Terjemahan adalah dianggap hanya sebagai komentar pada AlQur'an, atau "tafsiran dari maksudnya", bukan seperti Al-Qur'an itu sendiri.[30]
[sunting] Malaikat Rencana utama: Malaikat
Kepercayaan kepada malaikat penting dalam keimanan Islam. Kata bahasa Arab untuk Malaikat (malak) bermaksud "perutusan", seperti rakan sejawat dalam Ibrani (malakh) dan Greek (angelos). Menurut kepada Al-Qur'an, malaikat tidak memiliki keinginan bebas, dan menyembah Allah dengan kepatuhan sempurna.[31] Tugas malaikat termasuk berkomunikasikan wahyu dari Allah, mengagungkan Allah, mencatat setiap perbuatan manusia, dan mengambil jiwa manusia pada masa kematian. Mereka juga difikirkan untuk berantara bagi pihak manusia. Al-Qur'an menghuraikan malaikat sebagai "perutus dengan dua-kepak, atau tiga, atau empat (pasang): Dia [Allah] menambahkan Ciptaan mengikut kemahuan-Nya…"[32]
[sunting] Nabi Muhammad s.a.w. Rencana utama: Nabi Muhammad s.a.w. Nabi Muhammad s.a.w. (c. 570 – 8 Jun 632) merupakan ketua keagamaan, politikal, dan ketenteraan yang mengasaskan agama Islam sebagai fenomena bersejarah. Muslim melihat baginda bukan sebagai pencipta agama baru, tetapi sebagai pemulih dari keimanan monotheistik asal dan yang, tak tercemar dari Nabi Adam a.s., Nabi Ibrahim a.s. dan yang lain. Dalam tradisi Muslim, Nabi Muhammad s.a.w. dilihat sebagai siri nabi-nabi yang terakhir dan yang terhebatlaksana manusia yang paling rapat kepada kesempurnaan, pemilik semua sifat baik.[33] Selama 23 tahun kehidupan terakhirnya, bermula pada usia 40 tahun, Nabi Muhammad s.a.w. dilaporkan menerima wahyu dari Allah. Kandungan dari wahyu ini, dikenali sebagai Al-Qur'an, telah dihafal dan direkodkan oleh sahabat baginda.[34]
Masjid al-Nabawi ("Masjid Nabi") di Madinah adalah tapak makam Nabi Muhammad s.a.w. Semasa zaman ini, Nabi Muhammad s.a.w. berdakwah kepada orang Makkah, merayu mereka untuk meninggalkan politheisme. Walaupun sesetengah memeluk Islam, Nabi Muhammad s.a.w. dan pengikutnya telah ditindas oleh pihak berkuasa Makkah. Selepas 13 tahun berdakwah, Nabi Muhammad s.a.w. dan orang Muslim melakukan Hijrah ke bandar Madinah (dahulu dkenali sebagai Yathrib) pada 622. Sana, dengan mualaf Madinah (Ansar) dan migran Makkah (Muhajirin), Nabi Muhammad s.a.w. mendirikan kuasa keagamaan dan politikalnya. Dalam bertahun, dua pertempuran telah ditempur terhadap tentera
Makkah: Perang Badar pada 624, iaitu merupakan kemenangan Muslim, dan Perang Uhud pada 625, yang berakhir tidak muktamad. Konflik dengan bani Yahudi Madinah yang menentang Muslim membawa kepada pembuangan mereka, perhambaan atau kematian, dan enklaf Yahudi dari Perang Khaibar telah ditakluk. Pada masa sama, jalan perdagangan Makkah telah disekat laksana Nabi Muhammad s.a.w. membawa puak gurun sekeliling dibawah kawalan baginda.[35] Pada 629 Nabi Muhammad telah memenangi Penaklukan Makkah dalam hampir tanpa pertumpahan darah, dan pada masa kewafatannya pada 632 dia memerintah seluruh semenanjung Arab..[36] Dalam Islam, contoh "normatif" dari kehidupan Nabi Muhammad s.a.w. dipanggil Sunnah (literalnya "laluan meligas"). Contoh ini dipelihara dalam tradisi yang dikenali sebagai hadith ("laporan"), iaitu merekod kata baginda, perbuatan baginda, dan perwatakan peribadi baginda. Juris Muslim klasikal ash-Shafi'i (d. 820) menekankan kepentingan dari Sunnah dalam hukum Islam, dan Muslim digalakkan untuk mencontohi perbuatan Nabi Muhammad s.a.w. dalam kehidupan harian mereka. Sunnah dilihat sebagai penting kepada panduan tafsiran dari Al-Qur'an.[37]
[sunting] Kebangkitan dan pengadilan Rencana utama: Hari Kiamat Percaya pada "Hari Kebangkitan", yawm al-Qiyāmah (juga dikenali sebagai yawm ad-dīn, "hari Pengadilan" dan as-sā`a, "Saat Terakhir") juga penting untuk Muslim. Mereka percaya bahawa masa Qiyāmah ditentukan oleh Allah tetapi tak diketahui oleh manusia. Ujian dan kesengsaraan mendahului dan semasa Qiyāmah dihuraikan dalam Al-Qur'an dan hadith, dan juga dalam komentari dari sarjana Islam. Al-Qur'an menekankan kebangkitan badan, satu pecahan dari Arabia Pra-Islam dalam kefahaman dari kematian. Ia menyatakan bahawa kebangkitan akan diikuti oleh perhimpunan manusia, berakhir dengan pengadilan mereka oleh Allah. [38] Al-Qur'an menyenaraikan beberapa dosa yang boleh melaknat seseorang ke Jahannam, seperti kufur, riba dan ketidakjujuran. Muslim gambarkan syurga (jannah) sebagai tempat keriangan dan kebahagiaan, dengan rujukan Al-Qur'an menhuraikan cirinya dan dan keseronokan fizikal yang akan datang. Terdapat juga rujukan kepada penerimaan-keriangan lebih hebat oleh Allah (ridwān).[39] Tradisi mistikal dalam Islam meletakkan keseronokan kesyurgaan dalam konteks dari kesedaran estatik kepada Allah.[40]
[sunting] Takdir Rencana utama: Takdir dalam Islam dan Qada dan qadar
Dalam selarasan dengan kepercayaan Islam dalam takdir, atau penentuan ketuhanan (al-qadā wa'l-qadar), Allah mempunyai pengetahuan penuh dan kawalan atas semua yang berlaku. Ini dijelaskan dalam ayat Al-Qur'an seperti "Katakan: 'Tiada yang akan berlaku kepada kami kecuali apa yang Allah takdirkan kepada kami: Dia merupakan pelindung kita'…"[41] Untuk Muslim, segala di dunia yang berlaku, baik atau jahat, telah ditentukan dan tiada yang boleh berlaku kecuali atas izin Allah. Dalam teologi Islam, penentuan ketuhanan tidak menganjurkan ketidakhadiran dari kemarahan Allah terhadap kejahatan, kerana sebarang kejahatan yang berlaku adalah difikirkan untuk mengakibatkan faedah masa hadapan yang manusia tak boleh lihat. Menurut kepada ahli teologi Muslim, walaupun peristiwa adalah ditentukan, manusia memiliki kemahuan bebas padanya dia boleh memilih antara betul atau salah, dan demikian bertanggungjawab atas perbuatannya. Menurut tradisi Islam, semua yang telah ditakdirkan oleh Allah ditulis dalam al-Lawh al-Mahfūz, "Batu Suratan Terpelihara".[42] Kefahaman Syi'ah mengenai takdir dipanggil "keadilan ketuhanan" (Adalah). Doktrin ini, asalnya dibangunkan oleh Mu'tazila, menekankan kepentingan tanggungjawab manusia untuk perbuatannya sendiri. Dalam kontras, Sunah nyah-tekankan peranan kemahuan bebas individu dalam konteks pengetahuan dan ciptaan Allah dari semua benda.[43]
[sunting] Tugas dan amalan [sunting] Lima Rukun Rencana utama: Lima Rukun Islam
Fahaman asas Islam (syahadah) ditulis pada plak di Masjid Agung Xi'an, China
Upacara Haji (ziarah) termasuk berjalan tujuh kali mengelilingi Kaabah di Makkah. Lima Rukun Islam (B. Arab: )اركان الدينadalah lima amalan keperluan kepada Islam Sunah. Muslim Syi'ah melanggan kepada lapan upacara amalan iaitu cukup besar bertindih dengan Lima Rukun.[44] Berikut ialah: •
Syahadah, iaitu fahaman asas atau ajaran Islam: اشهد ان ل اله ال ال اشهد ان محمدا رسول ال
“
'ašhadu 'al-lā ilāha illā-llāhu wa 'ašhadu 'anna muħammadan rasūlullāh Aku bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahawa Muhammad adalah pesuruh Allah
”
Wasiat ini adalah asas untuk semua kepercayaan lain dan amalan dalam Islam (walaupun secara teknikalnya Syi'ah tidak menganggap syahadah menjadi rukun terasing, hanyalah kepercayaan). Muslim harus mengulangi syahadah dalam sembahyang, dan bukan-Muslim yang ingin memeluk Islam diperlukan untuk membaca fahaman ini.[45] •
Solat, atau upacara sembahyang, iaitu harus dilakukan lima kali sehari. (Bagaimanapun, Syi'ah diperlukan untuk lakukan pada tengahari dengan sembahyang tengahari, dan petang dengan sembahyang malam). Setiap solat selesai mengadap Kaabah di Makkah. Solat dilakukan untuk memfokuskan minda pada Allah, dan dilihat sebagai komunikasi peribadi dengan-Nya yang meluahkan kesyukuran dan penyembahan. Solat adalah wajib tetapi fleksibiliti dalam spesifik dibenarkan bergantung pada keadaan. Di kebanyakan negara Muslim, peringatan yang dipanggil Adhan (panggilan kepada sembahyang) disiarkan secara umum dari masjid tempatan pada masa yang sesuai. Ibadat ini dilaksanakan dalam bahasa Arab, dan terdiri dari ayat dari Al-Qur'an..[46]
•
Zakat, atau pemberian-sedekah. Ini adalah amalan pemberian berdasarkan pada kekayaan yang dikumpul, dan wajib untuk semua Muslim yang mampu. Bahagian yang ditetapkan digunakan untuk membantu yang miskin dan yang memerlukan, dan juga untuk membantu menyebarkan Islam. Zakat dianggap kewajipan keagamaan (bertentangan dengan kebajikan sukarela) yang diluar berhutang kepada yang memerlukan kerana kekayaan mereka dilihat sebagai "amanah dari pemberian Allah". Al-Qur'an dan hadith juga mencadangkan seorang Muslim memberikan lebih sebagai tindakan pemberian-sedekah (sadaqah). Ramai orang Syi'ah dijangka untuk membayar kadar tambahan
dalam bentuk cukai khums iaitu mereka menganggap menjadi amalan upacara terasing.[47] •
Puasa, atau berpuasa pada bulan Ramadan. Muslim harus tidak makan atau minum (dikalangan perkara lain) dari subuh hingga senja semasa bulan ini, dan harus berwaspada dari dosa lain. Puasa ini ialah untuk menggalakkan rasa dekat pada Allah, dan semasanya Muslim patut meluahkan kesyukuran dan bergantungan mereka kepada-Nya, bertaubat dari dosa mereka yang lalu, dan memikirkan pada yang memerlukan. Puasa tidak wajib untuk beberapa kumpulan iaitu ia akan membawa kepada beban yang berlebihan. Untuk yang lain, fleksibiliti dibenarkan bergantung pada keadaan, tetapi tertinggal puasa lazimnya harus diqadakkan segera.[48]
•
Haji, iaitu merupakan ziarah semasa bulan Islam dari Zulhijjah di bandar Makkah. Setiap Muslim yang berbadan-mampu yang boleh mampukannya harus membuat ziarah ke Makkah sekurang-kurangnya sekali seumur hidupnya. Apabila penziarah ialah sekitar 10 kilometer dari Makkah, dia harus berpakaian dalam pakaian Ihram, iaitu terdiri dari dua helai tak kelim putih. Upacara Haji termasuk berjalan tujuh kali mengelilingi Kaabah, menyentuh Batu Hitam, berjalan tujuh kali antara Gunung Safa dan Gunung Marwah, dan secara simboliknya melontar jamrah di Mina. Penziarah, atau penghaji, dianugerahkan dalam komunitinya, walaupun guru Islam mengatakan bahawa Haji patut dijadikan luahan dari kebaktian pada Allah berbanding dari kenaikan kedudukan sosial.[49]
Tambahan kepada cukai khums, Muslim Syi'ah menganggap tiga amalan tambahan perlu kepada agama Islam. Pertamanya ialah jihad, iaitu juga penting kepada Sunah, tetapi tidak dianggap sebagai satu rukun. Kedua ialah Amr-BilMa'rūf, "Menyuruh kepada Kebaikan", iaitu menyuruh untuk setiap Muslim untuk hidup dalam kehidupan kebaikan dan menggalakkan yang lain untuk lakukan yang sama. Yang ketiga ialah Nahi-Anil-Munkar, "Mencegah dari Kemungkaran", dimana menyuruh Muslim untuk menahan diri dari mungkar dan dari perbuatan maksiat dan juga untuk menggalakkan yang lain untuk lakukan yang sama.[50]
[sunting] Hukum Rencana utama: Syariah dan Fiqh Syariah (literalnya: "laluan menuju ke tempat berair") merupakan hukum Islam yang dibentuk oleh kesarjanaan tradisi Islam. Dalam Islam, Syariah ialah luahan dari kemahuan ketuhanan, dan "membentuk satu sistem tugas yang kekal atas seorang Muslim mengikut kebaikan dari kepercayaan agamanya".[51] Hukum Islam meliputi semua aspek kehidupan, dari hal negeri, seperti pentadbiran dan hubungan luar, kepada isu kehidupan seharian. Al-Qur'an
menakrifkan hudud sebagai hukuman untuk lima jenayah spesifik: zina, tuduhan zina, penggunaan alkohol, kecurian, dan rompakan di lebuhraya. Al-Qur'an dan Sunnah juga mengandungi hukum dari pewarisan, perkahwinan, dan pembalasan untuk kecederaan dan bunuh, baik juga seperti peraturan untuk berpuasa, kebajikan, dan solat.[52] Fiqh, ditaksirkan sebagai pengetahuan dari peraturan praktikal agama. Cara yang juris Islam gunakan untuk memerolehan perintah dikenali sebagai usul alfiqh ("teori sah", atau "prinsip fiqh"). Menurut teori Islam yang sah, hukum mempunyai empat rumpun fundamental, iaitu diberikan pendahuluan dalam perintah ini: Al-Qur'an, Sunnah (perbuatan dan perkataan Nabi Muhammad s.a.w.), sepertujuan dari juris Muslim (ijma), dan penyebaban analogikal (qiyas). Untuk juris Islam awal, teori kurang penting dari aplikasi pragmatik dari hukum ini. Pada abad ke-9, juris ash-Shafi'i memberikan asas teoretikal untuk hukum Islam dengan mengkodkan prinsip fiqh (termasuk empat rumpun fundamental) dalam bukunya ar-Risālah.[53] [sunting] Agama dan negeri Hukum Islam tidak membezakan "hal Masjid" dan "hal negeri"; fungsi ulama sebenarnya adalah sebagai tokoh juris (perundangan) dan ahli teologi. Secara amalnya, pemerintah Islam yang zalim kerapkali melangkaui bidang kuasa Mahkamah Syariah di dalam sistem perbandingan "mahkamah pengaduan". Mereka(pemimpin zalim tersebut) telah menjalankan kawalan mutlak terhadap semua sistem pengadilan mahkamah termasuklah Mahkamah Syariah. Laksana dunia Islam datang berhubung dengan idea sekular Barat, masyarakat Muslim berbalas dengan cara berbeza. Turki telah diperintah sebagai negeri sekular sejak reformasi dari Mustafa Kemal Atatürk. Secara kontras, Revolusi Iran 1979 menggantikan kebanyakan rejim sekular dengan Republik Islam yang diketuai oleh Ayatollah Ruholla Khomeini.[54]
[sunting] Adab dan pemakanan Rencana utama: Adab dan Hukum pemakanan Islam Banyak amalan jatuh dalam kategori adab, atau adab Islam. Ini termasuk menegur sapa yang lain dengan "as-salamu `alaykum" ("selamat sejahtera atas kamu"), mengatakan bismillah ("dengan nama Allah") sebelum makan, dan menggunakan hanya tangan kanan untuk makan dan minum. Kebersihan Islam mengamalkan secara utamanya jatuh pada kategori kesihatan dan kebersihan peribadi, seperti persunatan anak lelaki. upacara pengebumian Islam termasuk mengatakan Salat al-Janazah ("solat jenazah") di atas dan memandikan dan mengkafankan mayat, dan mngebumikannya dalam kubur. Muslim, seperti Yahudi, adalah terbatas dalam pemakanan mereka, dan mengharamkan makanan seperti produk khinzir, darah, bangkai, dan alkohol. Semua daging harus hadir dari haiwan herbivor yang disembelih dengan nama Allah oleh
seorang Muslim, Yahudi, atau Kristian, dengan pengecualian dari permainan yakni seseorang telah memburu atau menghabiskan untuk seorang diri. Makanan yang dibenarkan untuk Muslim dikenali sebagai makanan halal.[55]
[sunting] Jihad Rencana utama: Jihad dan Peraturan perang dalam Islam Jihad bermaksud "untuk berusaha atau berjuang" (pada jalan Allah) dan dianggap "rukun Islam keenam" oleh pihak berkuasa Muslim minoriti.[56] Jihad, dalam pancaindera terluas, klasiknya ditaksirkan sebagai "melebihkan kuasa, usaha, ikthiar, atau kebolehan diri dalam bertanding dengan benda yang tak dibenarkan." Bergantung pada benda yang menjadi seorang musuh nyata, syaitan, dan aspek dari seorang diri, kategori berlainan dari Jihad ditaksirkan.[57] Jihad apabila digunakan tanpa sebarang kelayakan difahamkan dalam aspek ketenteraannya.[58][59] Jihad juga merujuk kepada berusaha untuk memiliki kesempurnaan keagamaan dan moral.[60] Sesetengah pihak berkuasa Muslim, terutamanya dikalangan Syi'ah dan Sufi, membezakan antara "jihad lebih hebat", iaitu berkaitan pada kesempurnaan-diri spiritual, dan "jihad kecil", ditaksirkan sebagai peperangan.[61] Didalam fiqh Islam, jihad lazimnya diambil untuk bermaksud kegunaan ketenteraan terhadap penempur bukan-Muslim dalam pertahanan atau perkembangan dari negeri Islam, tujuan terunggul iaitu mensemestakan Islam. Jihad, satu-satunya bentuk peperangan yang dibenarkan dalam hukum Islam, mungkin diisytiharkan terhadap murtad, pemberontak, perompak lebuhraya, kumpulan ganas, ketua tidak Islamik atau negeri yang enggan tunduk pada pihak berkuasa Islam.[62][63] Kebanyakan Muslim kini mentafsirkan Jihad sebagai hanyalah bentuk pertahanan peperangan: Jihad luaran termasuk berjuang untuk membuat masyarakat Islam mematuhi norma keadilan Islam.[64] Dibawah kebanyakan keadaan dan untuk kebanyakan Muslim, jihad merupakan tugas kolektif (fardu kifayah): prestasinya oleh sesetengah individu mengecualikan yang lain. Hanya untuk seorang yang berkepentingan diri dengan pihak berkuasa, terutamanya (imam) yang berdaulat, membuatkan jihad menjadi tugas individu. Untuk penduduk masing-masing, ini berlaku hanya jika dalam pengerahan umum.[63] untuk kebanyakan Syiah, jihad serangan hanya boleh diisytiharkan oleh ketua secara diketuhanan dilantik dari masyarakat Muslim, dan seumpama itu digantungkan sejak keghaiban Muhammad al-Mahdi pada 868 M.[65]
[sunting] Sejarah Rencana utama: Sejarah Islam dan Penyebaran Islam
Perkembangan bersejarah Islam mengakibatkan kesan politikal, ekonomik dan ketenteraan yang besar di dalam dan di luar Dunia Islam. Didalam satu abad dari bacaan Al-Qur'an oleh Nabi Muhammad s.a.w., satu empayar Islam meliputi dari Lautan Atlantik di barat ke Asia Tengah di timur. Ketatanegaraan baru ini tidak lama lagi menyebabkan perang saudara, dan negeri pengganti berlawan antara satu sama lain dan penguasa lain. Bagaimanapun, Islam terus tersebar ke rantau seperti Afrika, subbenua India, dan Asia Tenggara. Tamadun Islam adalah salah satu dari yang paling canggih di dunia semasa Zaman Pertengahan, tetapi telah diatasi oleh Eropah dengan pertumbuhan ekonomik dan ketenteraan dari Barat. Semasa abad ke-18 dan 19, dinasti Islam seperti Uthmaniyyah dan Mughal jatuh dibawah pengaruh kuasa imperial Eropah. Pada abad ke-20 gerakan keagamaan dan politik baru dan kekayaan baru di dunia Islam membawa kepada kedua-dua kelahiran semua dan konflik.[66]
[sunting] Kebangkitan pengkhalifah dan perang saudara Islam (632–650) Maklumat terperinci: pewaris kepada Muhammad, penaklukan Muslim, dan Pertempuran Karbala Nabi Muhammad s.a.w. mula berdakwahkan Islam di Makkah sebelum berhijrah ke Madinah, dimana dia menyatukan suku Arabia kepada ketatanegaraan keagamaan Muslim Arab singular. Dengan kewafatan Nabi Muhammad s.a.w. pada 632, ketidaksetujuan tercetus atas siapa yang akan mewarisi baginda sebagai ketua komuniti Muslim. Umar bin al-Khattab, sahabat Nabi Muhammad s.a.w. yang terkenal, melantik Abu Bakar as-Siddiq, yang merupakan rakan dan pekerjasama Nabi Muhammad s.a.w. yang intim. Yang lain menambahkan sokongan mereka dan Abu Bakar as-Siddiq telah dilantik sebagai khalifah pertama. Pilihan ini telah dipertikaikan oleh sesetengah dari sahabat Nabi Muhammad s.a.w., yang berpegang bahawa Ali bin Abi Talib, sepupu dan anak lelaki mertuanya, telah dilantik sebagai pewarisnya. Tugas segera Abu Bakar asSiddiq ialah untuk membela kekalahan baru-baru ini oleh kuasa Byzantine (atau Empayar Rom Timur, walaupun dia pertamanya perlu menghentikan pemberontakan oleh suku Arab dalam episod yang dikenali sebagai Perang Riddah, atau "Perang Murtad".[67]
Wilayah Pengkhalifah pada 750
Kewafatan beliau pada 634 mengakibatkan pewarisan Umar al-Khattab sebagai khalifah, diikuti oleh Uthman bin Affan dan Ali bin Abi Talib. Keempat ini dikenali sebagai al-khulafā' ar-rāshidūn ("Khalifah yang Berpanduan Benar"). Dibawah mereka, wilayah dibawah pemerintahan Muslim berkembang mendalam ke wilayah Parsi dan Byzantine.[68] Apabila Saidina Umar telah dibunuh pada 644, pilihanraya Uthman sebagai pewaris telah hadir dengan penentangan meningkat. Pada 656, Saidina Uthman juga dibunuh, dan Saidina Ali telah memegang jawatan khalifah. Selepas melawan pembangkang dalam perang saudara pertama ("Fitna Pertama"), Saidina Ali telah dibunuh oleh Khawarij pada 661. Berikutan ini, Mu'awiyah, yang merupakan gabenor Levant, mengambil kuasa dan memulakan Dinasti Umaiyyah.[69] Pertikaian ini atas kepimpinan keagamaan dan politikal telah memberikan kebangkitan kepada perpecahan dalam komuniti Muslim. Majoritinya menerima kemunasabahan dari tiga pemerintah sebelum Saidina Ali, dan telah dikenali sebagai Sunah. Yang minoritinya tak setuju, dan percaya bahawa Saidina Ali satu-satunya pewaris yang benar; mereka telah dikenali sebagai Syi'ah.[70] Selepas kewafatan Mu'awiyah pada 680, konflik atas pewarisan tercetus sekali lagi dalam perang saudara yang dikenali sebagai "Fitna Kedua". berikutan itu, Dinasti Umaiyyah memenangi nyata selama tujuhbelas tahun, dan telah mampu menakluk Maghribi dan Al-Andalus ( Semenanjung Iberia, bekas Visigothik Hispania) dan Narbonnese Gaul) di barat baik juga berkembangkan wilayah Muslim ke Sindh dan pinggiran Asia Tengah.[71] Sementara itu elit Arab-Muslim bertempur dalam penaklukan, sesetengah Muslim soleh mula mempersoalkan kewarakan dari kemahuan dalam kehidupan duniawi, menekankan hanyalah kemiskinan, rendah diri dan pengelakan dosa berdasarkan pada penolakan dari kemahuan berbadan. Contoh Muslim soleh yang zahid seperti Hasan al-Basri akan menginspirasikan gerakan yang akan berkembang kepada Sufisme.[72] Untuk aristokrasi Umaiyyah, Islam dilihat sebagai agama untuk Arab sahaja;[73] ekonomi dari empayar Umaiyyah telah berdasarkan pada anggapan bahawa majoriti bukan-Muslim (Zimmi) perlu membayar cukai kepada Arab Muslim minoriti. Seorang bukan-Arab yang mahu memeluk islam sepatut pertamanya menjadi klien dari suku Arab. Malah selepas pemelukan, Muslim baru ini (mawali) tidak mencapai kesamaan sosial dan ekonomi dengan Arab. Keturunan dari bapa saudara Nabi Muhammad s.a.w. Abbas bin Abd al-Muttalib menghimpunkan mawali yang tidak puas hati, Arab miskin, dan sesetengah Syi'ah terhadap Umaiyyah dan menggulingkan mereka dengan bantuan dari propagandis dan jeneral mereka iaitu Abu Muslim, merasmikan Abbasiyyah pada 750.[74] Dibawah Abbasiyyah, tamadun Islam berkembang pesat pada "Zaman Keemasan Islam", dengan ibukotanya pada bandar kosmopolitan Baghdad.[75]
[sunting] Zaman Keemasan (750–1258)
Rencana utama: Zaman Keemasan Islam Maklumat lanjut: Revolusi Pertanian Muslim
Gambaran artistik dari Pertempuran Hattin pada 1187, dimana Baitulmuqaddis ditawan semula oleh tentera Ayyubiyah Saladin Pada lewat abad ke-9, pengkhalifah Abbasiyyah mula retak sebagai beberapa wilayah meningkatkan peringkat autonomi. Melangkaui Afrika Utara, Parsi, dan Asia Tengah emiriah dibentuk laksana provinsi berpecah. Empayar Arab monolitik memberi laluan kepada Dunia Islam yang lebih kesamaan dimana Fatimiyyah Syi'ah malah menandingi pihak berkuasa agama pengkhalifah. Pada 1055 Turk Seljuk telah menghapuskan Abbasiyyah sebagai kuasa tentera, walaupu demikian mereka terus menghormati kuasa khalifah yang titular.[76] Semasa zaman ini pengembangan dunia Islam diteruskan, dengan kedua-dua penaklukan dan proselytisme secara aman walaupun kedua-dua rangkaian perdagangan islam dan Muslim berkembang ke sub-Sahara Afrika Barat, Asia Tengah, Volga Bulgaria dan Kepulauan Melayu.[2] Zaman Keemasan melihat perkembangan baru pengesahan, falsafah, dan keagamaan. koleksi hadith utama telah disusun dan empat Sunah Madh'hab moden telah didirikan. Hukum Islam telah maju secara hebat oleh usaha dari juris awal abad ke-9 al-Shafi'i; dia mongkodkan cara untuk mendirikan kebolehpercayaan hadith, satu topik yang telah menjadi lokus pertikaian dikalangan sarjana Islam.[77] Ahli falsafah Ibnu Sina (Avicenna) dan Al-Farabi cuba memperoleh untuk memasukkan prinsip Greek kedalam teologi Islam, manakala yang lain seperti ahli teologi abad ke-11 Abu Hamid al-Ghazzali menentang terhadap mereka dan akhirnya berjaya. [78] Ahkirnya, Sufisme dan Syi'ah kedua-duanya mengalami perubahan besar pada abad ke-9. Sufisme menjadi gerakan berkembang-penuh yang telah bergerak mengadap mistisisme dan jauh dari rumpun zahidnya, manakala Syi'ah berpecah berpunca dari ketidaksetujuan atas pewarisan Imam.[79] Penyebaran penguasaan Islam memperkenalkan permusuhan dikalangan pengarang Kristian medieval eklesiastikal yang melihat Islam sebagai musuh
pada cahaya dari bilangan besar pemeluk baru Muslim. Penentangan ini mengakibatkan perjanjian polemikal yang menggambarkan Islam sebagai agama antichrist dan Muslim sebagai bernafsu dan submanusia.[80] Pada tempoh medieval, sebilangan kecil ahli falsafah Arab seperti pemuisi Al-Ma'arri mengambil pendekatan kritikal kepada Islam, dan ahli falsafah Yahudi Maimonides membezakan pandangan Islam mengenai moral kepada pandangan Yahudi yang beliau sendiri huraikan.[81]
[sunting] Perang Salib, Reconquista dan penjajahan Mongol Rencana utama: Perang Salib dan Reconquista Maklumat lanjut: Penjajahan Asia Tengah dari Mongol Bermula pada abad ke-9, penjajahan Muslim di Barat mula dibalikkan. Reconquista telah dilancarkan terhadap Muslim prinsipaliti di Iberia, dan hakmilik Itali Muslim telah dirampas kepada Norman. Dari abad ke-11 seterusnya pakatan dari kerajaan Kristian Eropah dikerahkan bagi melancarkan siri peperangan yang dikenali sebagai Perang Salib, membawa dunia Islam kedalam konflik dengan Kristendom. Permulaannya berjaya dalam matlamat mereka mengambil Tanah Suci, dan mendirikan negeri ahli Perang Salib, peningkatan ahli Perang Salib di Tanah Suci telah dibalikkan oleh jeneral Muslim yang berikut seperti Saladin; yang menawan semula Baitulmuqaddis semasa Perang Salib Kedua.[82] Di timur Empayar Mongol mengakhiri dinasti Abbasiyyah pada Pertempuran Baghdad pada 1258, laksana mereka menakluki tanah Muslim dalam siri penjajahan. Sementara itu di Mesir, askar-hamba Mamluk mengambil kawal dalam kebangkitan pada 1250[83] dan dalam pakatan dengan Hord Keemasan telah berupaya menghentikan tentera Mongol pada Pertempuran Ain Jalut. pemerintahan Mongol berkembang sepanjang pernafasan hampir dari semua tanah Muslim di Asia dan Islam telah sementara digantikkan oleh Buddhisme sebagai agama rasmi tanah tersebut. Abad yang berikutnya penyerapan budaya memandukan zaman baru sintesis Mongol-Islam yang membentuk penyebaran Islam selebihnya di Asia tengah dan di subbenua India.
[sunting] Empayar Turki, Iran dan India (1030–1918) Turk Seljuk telah menakluk tanah Abbasiyyah dan memeluk Islam dan menjadi pemerintah de facto dari pengkhalifah. Mereka menawan Anatolia dengan mengalahkan Byzantine pada Pertempuran Manzikert, dengan demikian mempercepatkan panggilan untuk Perang Salib. Mereka bagaimanapun jatuh mendadak pada pertengahan kedua dari abad ke-12 yang memberi laluan kepada berbagai dinasti Turkik semi-autonomus. Pada abad ke-13 dan ke-14 Empayar Uthmaniyyah (dinamakan selepas Osman I) muncul dari kalangan "emiriah Ghazi" ini dan mendirikan secara sendiri selepas berikatan penaklukan termasuk Balkan, bahagian Greece, dan Anatolia barat. Pada 1453 dibawah Mehmet II Uthmaniyyah mengepung Constantinople, ibukota Byzantium, yang
jatuh sejurus selepas itu, telah dikalahkan oleh bilangan tentera Uthmaniyyah yang lebih besar dan kepada peringkat kecil, meriam.[84] Bermula pada abad ke-13, Sufisme mengalami perubahan, secara besarnya berpunca dari usaha al-Ghazzali untuk mengesahkan dan menyusun semula gerakan tersebut. Dia memperkembangkan model dari komuniti guru dan pelajar spiritual dari order-a Sufi.[85] Juga yang penting pada Sufisme ialah penciptaan Masnavi, satu koleksi puisi mistikal oleh pemuisi Parsi Rumi. Masnavi mempunyai pengaruh besar pada perkembangan pemikiran keagamaan Sufi; bagi kebanyakan Sufi ia kedua dalam kepentingan hanya kepada Al-Qur'an.[86]
Taj Mahal merupakan mausolium yang terletak di Agra, India, yang telah dibina dibawah pemerintahan Mughal[87] Pada awal abad ke-16, Shi'i dinasti Safavid menguasai Parsi dan mendirikan Islam Syi'ah sebagai agama rasmi di sana, dan meskipun terdapat tempoh halangan, Safavid terus berkuasa selama dua abad. Sementara itu, Mesir Mamluk jatuh kepada Uthmaniyyah pada 1517, yang kemudian melancarkan kempen Eropah yang mecapai sejauh pintu Vienna pada 1529.[88] Selepas penjajahan Parsi, dan penjarahan Baghdad oleh Mongol pada 1258, Delhi menjadi pusatu kebudayaan terpenting dari Muslim timur.[89] Banyak dinasti Islam memerintah bahagian dari subbenua India bermula dari abad ke-12. Yang ketara termasuk Kesultanan Delhi (1206-1526) dan Empayar Mughal (1526-1857). Empayar ini membantu penyebaran Islam di Asia Selatan, tetapi menjelang pertengahan abad ke-18 empayar British secara rasminya mengakhiri dinasti Mughal,[90], dan pada akhir abad ke-18 menggulingkan Kerajaan Mysore yang diperintah Muslim. Pada abad ke-18 gerakan Wahhabi memegang tempat di Arab Saudi. Diasaskan oleh pendakwah Ibn Abd al-Wahhab, Wahhabisme merupakan ideologi fundamentalis yang mengutuk amalan seperti Sufisme dan penghormatan kepada wali sebagai tidak Islamik.[91] Menjelang abad ke-17 dan ke-18, meskipun terdapat cubaan modenisasi, Empayar Uthmaniyyah telah mula rasa diancam oleh kelebihan ketenteraan dan ekonomi Eropah. Pada abad ke-19, kebangkitan nasionalisme telah mengakibatkan Greece menghisytiharkan dan memenangi kemerdekaan pada 1829, dengan beberapa negeri Balkan ikut serta selepas Uthmaniyyah mengalami kekalahan dalam Perang Russo-Turki dari 1877–1878. Era Uthmaniyyah datang pada pengakhiran Perang Dunia I.[92]
Pada abad ke-19, gerakan Salafi, Deobandi dan Barelwi telah dimulakan.
[sunting] Zaman moden (1918–kini) Maklumat lanjut: kejatuhan Empayar Uthmaniyyah Selepas kekalahan Perang Dunia I, saki-baki dari empayar ini telah dibahagikan sebagai negeri naungan atau pengaruh sfera Eropah. Sejak itu kebanyakan masyarakat Muslim telah menjadi bangsa merdeka, dan isu baru seperti kekayaan minyak dan hubungan dengan Negeri Israel telah menjadi kenyataan.[93] Abad ke-20 memperlihatkan penciptaan dari banyak gerakan baru "pemulih" Islam . Kumpulan seperti Kesaudaraan Muslim di Mesir dan Jamaat-e-Islami di Pakistan mengguambela altenatif totalistik dan teokratik daripada ideologi politik sekular. Kadangkala dipanggil Islamis, mereka melihat nilai kebudayaan Barat sebagai ancaman, dan menggalakkan Islam sebagai penyelesaian komprehensif kepada soalan harian umum dan swasta. Di negara seperti Iran dan Afghanistan (dibawah Taliban), gerakan revolusi menggantikan rejim sekular dengan negeri Islamik, manakala kumpulan transnasional seperti al-Qaeda Osama bin Laden terlibat dengan keganasan untuk melanjutkan matlamat mereka. Secara kontras, Islam Liberal ialah gerakan yang cuba untuk menyelaraskan tradisi keagamaan dengan norma moden dari pemerintahan sekular dan hak asasi kemanusiaan. Penyokongnya mengatakan bahawa terdapat berbagai cara untuk membaca teks suci Islam, dan menekankan perlunya untuk meninggalkan bilik untuk "pemikiran bebas pada perkara keagamaan".[94] Kritikan Islam masa kini termasuk tuduhan bahawa Islam adalah tak toleran kepada kritikan dan hukum Islam terlalu berkeras pada murtad. Kritik seperti Ibn Warraq mempersoalkan moraliti Al-Qur'an, mengatakan bahawa kandungannya mempertahankan kezaliman terhadap wanita dan menggalakkan kata antisemitik oleh ahli teologi Muslim.[95] Dakwaan seumpama itu dipertikaikan oleh penulis Muslim seperti Fazlur Rahman,[96] Syed Ameer Ali,[97] Ahmed Deedat,[98] dan Yusuf Estes.[99] Yang lain seperti Daniel Pipes dan Martin Kramer memfokuskan lebih pada mengkritik penyebaran fundamentalisme Islam, satu bahaya yang mereka rasakan telah diabaikan.[100] Montgomery Watt dan Norman Daniel mengangkalkan banyak kritikan sebagai produk mitos lama dan polemik.[101] Kebangkitan Islamofobia, menurut Carl Ernst, telah menyumbangkan kepada pandangan negatif mengenai Islam dan Muslim di Barat.[102]
[sunting] Komuniti Rencana utama: Dunia Islam
Peratusan populasi Muslim mengikut negara
[sunting] Demografi Lihat juga: Islam mengikut negara dan Demografi Islam Anggaran yang lazim dipetik dari populasi Muslim pada 2007 berukuran dari 1 bilion ke 1.8 bilion. Kira-kira 85% ialah Sunah dan 15% ialah Syi'ah, dengan minoriti kecil yang tergolong dalam mazhab lain. Sesetengah 30-40 negara adalah majoriti-Muslim, dan Arab dikira untuk sekitar 20% dari semua Muslim seluruh dunia. Asia Selatan dan Asia Tenggara mengandungi kependudukan negara Muslim tertinggi, dengan Indonesia, India, Pakistan, dan Bangladesh mempunyai lebih dari 100 juta penganut setiapnya.[103] Menurut rajah kerajaan A.S., pada 2006 terdapat 20 juta Muslim di China.[104] Di Timur Tengah, negara bukan-Arab dari Turki dan Iran merupakan negara majoriti-Muslim terbesar.[103] Islam adalah agama kedua terbesar selepas Kristian di kebanyakan negara Eropah.[105]
[sunting] Masjid Rencana utama: Masjid
Masjid ialah tempat ibadat untuk Muslim. Walaupun tujuan utama dari masjid ialah untuk digunakan sebagai tempat ibadat, ia juga penting kepada komuniti Muslim sebagai tempat untuk perjumpaan dan pengajian. Masjid moden telah berkembang secara ketara dari rekaan awal dari abad ke-7, dan mengandungi beraneka elemen senibina seperti minaret.[106]
Masjid Canterbury, New Zealand; June 2006. Dibina sekitar 1984-85 ia merupakan masjid dunia paling-selatan hingga 1999.
[sunting] Kehidupan keluarga Lihat juga: Wanita dan Islam Unit asas dari masyarakat Islam adalah keluarga, dan Islam mentaksirkan kewajipan dan hak sah dari ahli keluarga. Ayah dilihat secara kewangannya bertanggungjawab untuk keluarganya, dan wajib untuk memenuhi untuk keperluan mereka. Pembahagian pewarisan dispesifikkan dalam Al-Qur'an, iaitu menyatakan bahawa kebanyakannya ialah untuk melaluinya ke keluarga segera, manakala sebahagian diletak ke tepi untuk pembayaran hutang dan pembuatan pewasiatan. Perkongsian wanita untuk pewarisan lazimnya separuh dari lelaki dengan pewarisan yang sama hak.[107] Perkahwinan dalam Islam merupakan kontrak sivil iaitu terdiri dari tawaran dan penerimaan antara dua parti yang layak dengan kehadiran dua saksi. Pengantin lelaki diperlukan untuk membayar satu hadiah pengantin perempuan (mahr) kepada pengantin perempuan, seperti yang disyaratkan dalam kontrak.[108] Seorang lelaki mungkin mempunyai hingga empat isteri jika si suami percaya dia boleh melayani mereka sama rata, manakala seorang perempuan hanya mempunyai satu suami. Di kebanyakan negara Muslim, proses penceraian dalam Islam dikenali sebagai talaq, iaitu si suami memulakan dengan menyebut kata "cerai".[109] Sarjana tak setuju samada teks suci Islam mempertahankan amalan tradisional Islam seperti selubung dan pemencilan (purdah). Bermula pada abad ke-20, reformis sosial Islam bertelagah terhadap ini dan amalan lain seperti poligami, dengan kejayaan berbeza. Pada masa sama, ramai wanita Islam telah cuba menyelaraskan tradisi dengan kemodenan dengan menggabungkan kehidupan aktif keserdehanaan luaran. Sesetengah kumpulan Islamis seperti Taliban telah mencuba untuk meneruskan hukum tradisional seperti yang digunakan kepada wanita.[110]
[sunting] Kalendar Rencana utama: Kalendar Islam
Permulaan rasmi dari era Muslim telah dipilih sebagai Hijrah pada 622 CE, iaitu merupakan detik pusingan penting dalam nasib Nabi Muhammad s.a.w. Tugas khas untuk tahun ini sebagai tahun 1 AH (Anno Hegirae) dalam kalendar Islam telah dilaporkan dibuat oleh Khalifah Umar. Ia ialah kalendar lunar, dengan sembilan tahun lazim dari 354 hari dan sebelas tahun lompat dari 355 hari dalam kitaran tigapuluh-tahun. Tarikh Islam tidak boleh ditukarkan kepada CE/AD bertarikh secara mudah dengan menambah 622 tahun: kebenaran harus dibuat secara fakta bahawa setiap abad Hijri sejajar dengan hanya 97 tahun dalam kalendar Kristian.[111] Tahun 1428 AH bersesuaian hampir keseluruhannya dengan 2007 CE. Hari suci Islam jatuh pada tarikh yang ditetapkan dari kalendar lunar, iaitu bermakna bahawa mereka berlaku pada musim berlainan pada berlainan tahun dalam Kalendar Gregory. Perayaan Islam yang terpenting ialah Aidilfitri (B. Arab: )عيد الفطرpada 1 Syawal, menandakan berakhirnya bulan berpuasa Ramadan, dan Aidiladha (B. Arab: )عيد الضحىpada 10 Zulhijjah, bersesuaian dengan penziarahan ke Makkah.[112]
[sunting] Agama lain Rencana utama: Islam dan agama lain
Pandangan Qubbat As-Sakhrah di Al Haram Al Sharif di Baitulmuqaddis, sebuah tapak suci pada kedua-dua Islam dan Yahudi yang telah menjadi sumber kontroversi
Bangunan perhimpunan Masjid Al-Aqsa. Muslim percaya bahawa Nabi Muhammad s.a.w. dinaikkan ke syurga pada tapak ini. Menurut doktrin Islam, Islam merupakan agama prinsip utama manusia, diakui oleh Nabi Adam a.s.[113] Pada sesetengah detik, pemisahan keagamaan berlaku, dan Allah mula mengutuskan nabi-nabi untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada manusia.[114] Pada pandangan ini, Nabi Ibrahim a.s., Nabi Musa a.s., nabi-nabi
Ibrani, dan Nabi Isa a.s. kesemuanya Nabi-nabi Islam, tetapi perutusan mereka dan teks ini dari Taurat dan Gospel telah diherotkan oleh Yahudi dan Kristian. Yang samanya, kanak-kanak dari keluarga bukan-Muslim dilahirkan Muslim, tetapi telah dipeluk ke keimanan lain oleh ibubapa mereka.[115] Idea ketuanan Islam dikapsulkan dalam formula "Islam ialah agung dan tiada yang melebihi keagungannya."[116] Pengejar kepada prinsip ini, wanita Muslim tidak akan mengahwini lelaki bukan-Muslim, pemfitnahan Islam adalah ditegah, dan keterangan dari bukan-Muslim ialah tidak boleh diterima terhadap seorang Muslim.[117] Hukum Islam membahagikan bukan-Muslim kepada beberapa kategori, bergantung pada hubungan mereka dengan negeri Islam. Kristian dan Yahudi yang hidup dibawah pemerintahan Islam dikenali sebagai zimmi ("orang yang dilindungi"). Menurut pakatan ini, keselamatan peribadi dan keselamatan harta awam zimmi telah dijamin dengan pulangan membayar ufti (jizyah) kepada negeri Islam dan mengakui ketuanan Muslim. Secara sejarah, zimmi menikmati ukuran autonomi komunal dibawah ketua keagamaan mereka, tetapi disubjek kepada batasan pengesahan, sosial dan keagamaan yang bertujuan untuk menekankan kelemahan mereka.[118] Status ini dikembangkan kepada Zoroastrians dan kadangkala kepada politheists, tetapi bukan kepada ateis atau agnostik.[119] Sesiapa yang hidup di tanah bukan-Muslim (dar al-harb) dikenali sebagai harbi, dan sebaik memasuki pakatan dengan negeri Muslim dikenali sebagai ahl al-ahd. Sesiapa yang menerima jaminan keselamatan semasa menduduki buat sementara waktu di tanah Muslim dikenali sebagai ahl al-amān. Pengesahan kedudukan mereka adalah sama seperti yang dari zimmi kecuali mereka tidak diperlukan untuk membayar jizyah. Orang yang gencatkan senjata (ahl al-hudna) adalah yang tiggal di luar wilayah Muslim dan bersetuju untuk menahan diri dari menyerang Muslim.[120][121] Murtad adalah ditegah, dan boleh dihukum bunuh.[122][123] Gerakan Alevi, Yazidi, Druze, Ahmadiyya, Bábí, Bahá'í, Berghouata dan Ha-Mim muncul keluar dari Islam dan berkongsi sesetengah kepercayaan dengan Islam. Sesetengah menganggap diri mereka berasingan manakala yang lain masih bermazhab Islam melalui kontroversi dalam sesetengah kepercayaan dengan Muslim arus perdana. Sikhisme, diasaskan oleh Guru Nanak pada lewat abad kelimabelas di Punjab, memasukkan aspek kedua-dua Islam dan Hinduisme.[124]
[sunting] Mazhab Rencana utama: Pembahagian Islam Islam terdiri dari sebilangan mazhab keagamaan yang secara asasnya sama dalam kepercayaan tetapi mempunyai perbezaan teologikal dan pengesahan penting. Pembahagian primer ialah antara Sunah dan Syiah, dengan Sufisme yang umumnya dianggap sebagai fleksi mistikal Islam berbanding dari sekolah berbeza. Menurut kebanyakan sumber, kira-kira 85% dari dunia Islam ialah
Sunah dan kira-kira 15% ialah Syi'ah, dengan minoriti kecil yang merupakan ahli kepada mazhab Islam yang lain.[125]
[sunting] Sunah Rencana utama: Sunah Waljamaah
Pembahagian Islam Islam Sunah merupakan kumpulan terbesar dalam Islam. Dalam bahasa Arab, as-Sunnah literalnya bermaksud "prinsip" atau "laluan". Sunnah (contoh kehidupan Nabi Muhammad s.a.w.) seperti yang direkodkan dalam Al-Qur'an dan hadith merupakan rukun utama dari doktrin Sunah. Sunah percaya bahawa empat khalifah pertama merupakan pewaris benar kepada Nabi Muhammad s.a.w.; sejak Allah tidak menentukan sebarang ketua khusus untuk mewarisinya, ketua itu perlu dipilih. Sunah mengakui empat tradisi utama yang sah, atau mazhab: Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali. Kesemua empat menerima kesahihan dari yang lain dan seorang Muslim mungkin memilih sebarang seorang yang membuatkan dia setuju, tetapi mazhab Islam lain dipercayai telah dikeluarkan dari majoriti dengan memperkenalkan (bidaah). Terdapat juga beberapa ortodoks teologikal atau tradisi falsafah didalam Sunnisme. Contohnya, gerakan Salafi baru-baru ini melihat dirinya sebagai pemulih dan mendakwa memerolehan ajarannya dari sumber asal Islam.[126]
[sunting] Syi'ah Rencana utama: Syi'ah Lihat juga: Pewaris kepada Nabi Muhammad s.a.w. Syi'ah, yang membentuk rumpun kedua-terbesar Islam, percaya dalam kepimpinan politikal dan keagamaan Imam yang takkan bersalah dari keturunan
Ali bin Abi Talib. Mereka percaya bahawa dia, sebagai sepupu dan anak lelaki ipar Nabi Muhammad s.a.w., merupakan pewaris benar bagi Nabi Muhammad s.a.w., dan mereka memanggil beliau Imam pertama (ketua), menolak kesahihan dari khalifah Muslim sebelum ini. Bagi mereka, seorang Imam memerintah dengan hak perlantikan ketuhanan dan memegang "kuasa spiritual mutlak" dikalangan Muslim, mempunyai kata terakhir dalam hal doktrin dan wahyu.[127][128] Walaupun Syi'ah berkongsi banyak teras amalan dengan Sunah, dua rumpun ini tak setuju atas kepentingan tertib dan kesahihan dari koleksi hadith yang spesifik. Syi'ah mengikuti tradisi sah yang dipanggil fiqh Ja'fari.[129] Islam Syi'ah mempunyai beberapa rumpun, yang terbesar ialah Penduabelas (iṯnāʿašariyya), manakala yang lain ialah Ismaili, Pentujuh, dan Zaidiyyah.[130]
[sunting] Sufisme Rencana utama: Sufisme Tidak secara ketatnya satu mazhab, Sufisme merupakan bentuk Islam yang mistikal-astetik. Dengan memfokuskan lebih pada aspek spiritual dari agama, Sufi berusaha untuk memperoleh kealamian terus dari Allah dengan mengunapakai "fakulti intuitif dan emosi" iaitu seseorang harus dilatih untuk guna.[131] Sufisme dan hukum Islam biasanya dianggap menjadi komplementari, walaupun Sufisme telah dikritik oleh sesetengah Muslim sebagai tidak boleh dipertahankan bidaah. Kebanyakan orde Sufi, atau tariqat, boleh diklasifikasikan samada Sunah atau Syi'ah.[132]
[sunting] Lain-lain Khawarij adalah mazhab yang bertarikh balik pada zaman awal Islam. Rumpun Khawarij yang masih hidup ialah Ibadisme. Tidak seperti kebanyakan kumpulan Khawarij, Ibadisme tidak menganggap Muslim berdosa sebagai kafir. Imam merupakan topik penting dalam kesusasteraan sah Ibadi, iaitu mensyaratkan bahawa ketua patut dipilih hanya pada asas dari pengetahuan dan kewarakannya, dan akan disisihkan jika dia bertindak zalim. Kebanyakan Muslim Ibadi tinggal di Oman Jabatan Perangkaan Malaysia Negeri Perak, Tingkat 3, Blok A, Bangunan Persekutuan Ipoh, Jalan Dato' Seri Ahmad Said (Greentown), 30450 Ipoh, Perak. Tel :05 - 2554 963 Faks : 05 - 2551 073 E-mel:
[email protected]