Isi.docx

  • Uploaded by: Tri Rahmadi
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Isi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,712
  • Pages: 16
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Salah satu pesan komunikasi pada abad ini disebut abad komunikasi massa, komunikasi telah mencapai suatu tingkat di mana orang mampu berbicara dengan jutaan manusia secara serentak dan serempak.Media massa telah merasuk (pervasive) ke dalam kehidupan modern. Setiap pagi, jutaan warga dunia bangun lalu mendengar radio. Tokoh politik menghabiskan sebagian besar dana kampanye melalui iklan televise untuk menjaring pemilih. Kita lihat ke Negara adidaya Amerika serikat, perekonomian konsumen tergantung kepada iklan (advertising) untuk menciptakan pasar yang besar. Anak-anak amerika menonton 30.000 sampai 40.000 pesan komersial setiap tahunnya. Karena media massa sangat berpengaruh, kita perlu tahu sebanyak mungkin bagaimana media massa bekerja. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian dan konsep efek komunikasi massa ? 2. Bagaimana pengaruh media massa terhadap individu ? 3. Bagaimana efek kehadiran media massa secara fisik ? 4. Bagaimana efek pesan media massa ? 5. Bagaimana peran media massa sebagai agen sosialisasi ? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Mengetahui pengertian dan konsep efek komunikasi massa. 2. Mengetahui pengaruh media massa terhadap individu. 3. Mengetahui efek kehadiran media massa secara fisik. 4. Mengetahui efek pesan media massa. 5. Mengetahui peran media massa sebagai agen sosialisasi.

1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Konsep Efek Komunikasi Massa Komunikasi massa (mass communication) adalah proses dimana pesan sampai ke audiens melalui media massa. Kemampuan untuk menjangkau ribuan atau bahkan jutaan orang merupakan cirri dari komunikasi massa yang dilakukan melalui medium massa seperti televise, radio, majalah, Koran, dan lainnya. Komunikasi massa dapat didefenisikan proses penggunaan sebuah medium massa untuk mengirim pesan kepada audiens yang luas dengan tujuan untuk menyampaikan informasi, menghibur, atau membujuk. Dalam banyak hal, proses komunikasi massa dan bentuk-bentuk komunikasi lainnya adalah sama. Seseorang membuat pesan yang pada dasarnya adalah tindakan intrapersonal (dari dalam diri seseorang). Pesan itu kemudian dikodekan dalam kode umum seperti bahasa, kemudian ia ditransmisikan. Orang lain menerima pesan itu menguraikannya, dan menginternalisasikannya. Internalisasi pesan juga merupakan kegiatan intrapersonal. Dalam hal lain, komunikasi massa adalah bentuk yang berbeda. Menyusun pesan yang efektif untuk ribuan orang dengan latar belakang dan kepentingan yang berbeda-beda, membutuhkan keahlian yang berbeda-beda dengan sekedar berbicara dengan teman. Menyusun pesan lebih kompleks karena ia harus menggunakan suatu sarana misalnya percetakan, kamera atau perekam. Efek komunikasi massa adalah setiap perubahan yang terjadi didalam diri penerima, karena menerima pesan-pesan dari suatu sumber. Perubahan ini meliputi perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan perubahan perilaku nyata. Komunikasi dikatakan efektif apabila ia menghasilkan efek-efek atau perubahanperubahan sebagai yang diharapkan oleh sumber, seperti pengetahuan,sikap, dan perilaku atau ketiganya. Perubahan-perubahan dipihak penerima ini diketahui dari tanggapan-tanggapan yang diberikan penerima sebagai umpan balik.

2

a) Pengaruh Media Massa pada Individu Diantara contoh-contoh media massa adalah buku, Koran, majalah, film, radio, televisi, dan internet. Semua itu memiliki efek pada setiap individu yang membaca, mendengar, dan menonton atau melihat media tersebut. Fungsi media massa ini terhadap individu bersifat psikologis. Sedangkan terhadap masyarakat atau khalayak ramai bersifat sosiologis. Samuel dalam Yasir (1985 : 137) menjelaskan bahwa ada tujuh fungsi komunikasi massa terhadap individu yaitu sebagai berikut : Sarana Informasi Mengembangkan Konsep Diri Fasilitas dalam hubungan social Substitusi dalam hubungan social Membantu melegakan emosi Sarana pelarian dari ketegangan dan keterasingan Sebagai bagian dari kehidupan rutin atau ritualisasi Lasswel dan Wright dalam Yasir (1975 : 137) menambahkan satu fungsi yang lain yaitu fungsi hiburan. Namun demikian, media massa juga memberikan efek negative pada individu. Diantaranya adalah menumbuhkan sifat buruk seperti malas, berbohong, dengki, marah, keras kepala, menggosip, melakukan tindakan kekerasan, penyimpangan social, tawuran, dll. Sudah dipahami bersama bahwa media memang berpengaruh terhadap individu, yang menjadi permasalahannya adalah seberapa besar dan kuatkah pengaruh media pada individu? Benarkah bahwa media demikian kuatnya berpengaruh pada individu? Konsep atau pandangan yang demikian tentang media mendominasi dunia komunikasi selama beberapa dekade sampai kemudian muncul penelitian baru yang memberikan beberapa catatan khusus tentang keampuhan media. Penelitian tersebut menemukan bahwa media tidak berpengaruh secara merata kepada semua orang. Ada yang terpengaruh dengan kuat ada yang tidak terpengaruh.

3

Studi yang dilakukan oleh Hadley Cantril dari Universitas Princeton ini menyimpulkan bahwa daya kritis (critical ability) merupakan variabel paling signifikan berkaitan dengan respons individu terhadap siaran media (radio). Daya kritis didefinisikan secara umum sebagai kapasitas untuk mengambil keputusan intelegensi. b) Contoh Kasus Pengaruh Media Massa pada Individu Banyak kasus yang menunjukkan bahwa media berpengaruh besar terhadap individu misalnya kasus perkosaan yang dimuat di media massa merangsang orang yang menontonnya untuk juga melakukan kejahatan yang sama. Kasus cerita-cerita di film yang memberikan inspirasi pada penontonnya untuk meniru apa yang mereka lihat di film tersebut, dan masih banyak kasus lain yang menimbulkan kekhawatiran banyak pihak tentang bahaya media massa. Contoh kasus yang lainnya seperti yang berikut ini. Efek televisi pada seorang anak SD yang bernama Budi. Sebelum mengenal TV, Budi sangat rajin belajar, beribadah, dan juara kelas. Namun, setelah ada TV Budi menghabiskan waktunya hanya untuk menonton TV saja, ia menjadi malas belajar, jarang ibadah, dan bahkan bisa lupa dengan kebutuhan pokoknya sendiri yaitu makan, serta apabila dinasehati oleh orangtuanya Budi selalu melawan dan marah-marah, seolah-olah prilakunya itu baik. Orang tuanya sudah berusaha untuk merubah prilaku anaknya tersebut, namun perubahan yang diharapkan hanya sementara yakni ketika dimarah atau dinasehati oleh orangtuanya saja Budi menjadi anak baik rajin belajar dan ibadah. Ketika tidak diomelin lagi dan ketika orangtuanya tidak berada dirumah maka ia menjadi anak malas kembali. Akibatnya prestasi belajarnya menurun, dan bahkan bisa mengaburkan masa depan anak tersebut. Nah, kasus yang seperti ini merupakan contoh efek negative media massa yang dapat merubah keperibadian individu kearaah yang menjerumuskan. Seorang anak yang bernama Bagas hidup dalam keluarga yang sederhana. setiap harinya ia menghabiskan waktu membantu orangtuanya mencari kayu bakar di hutan. Sementara ia mempunyai cita-cita ingin jadi seorang polisi, akan tetapi ekonomi keluarga tidak mendukung. Namun, Bagas tidak berputus asa dalam menjalani hidupnya dan berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan cita-

4

citanya tersebut. Di siang hari ia membantu orangtuanya dan dimalam hari ia mengisi waktunya untuk rehat sejenak dan berbaur dengan media massa seperti membaca buku, majalah, mendengarkan radio, menonton televise, dan browsing. Nah, dengan bantuan dari media massa tersebut si Bagas ini bisa membantu ekonomi keluarganya dan bisa menenangkan pikirannya, bisa melupakan kejadian yang membosankan disaat bekerja dan juga bisa memulihkan kembali energy yang telah terkuras selama bekerja disiang harinya. Kasus seperti ini merupakan efek media massa kearah yang positif. Dari contoh kasus ini dapat dianalisa sebagai berikut : Setelah bekerja disiang hari si Bagas ini dapat menenangkan dirinya dimalam hari. seperti membaca buku, majalah, mendengarkan radio, menonton televise atau browsing. Misalnya ia membaca majalah tentang tata boga, yang mana disitu penuh dengan prosedur masa- memasak. Dengan demikian Budi bisa mengikuti prosedur yang ia baca dari majalah tersebut kemudian ia terapkan dalam kehidupan nyatanya mungkin dengan membuka usaha berjualan, hasil dari usahanya itu dapat membantu ekonomi keluarganya untuk mencapai keinginannya tadi. Selain itu Bagas juga dapat melakukan kegiatan lainnya misalnya menonton televise yang bersifat menghibur seperti YKS, atau membaca Koran untuk mendapatkan informasi tentang lowongan pekerjaan, kemudian media itu juga bisa menjadi fasilitas bagi Bagas dalam hubungan social misalnya ia browsing buka facebook. Nah, disitu nanti dia bisa sharing dengan orang lain atau melakukan aktivitas lainnya seperti mendengarkan radio. Semua itu dapat mempengaruhi psikologi si Bagas tersebut.

2.2 Efek Media Massa a.Efek kehadiran media massa (secara fisik) Komunikasi massa memiliki efek yang luar biasa dan nyata terhadap kehidupan manusia. Efek kehadiran media massa adalah suatu efek yang berasal dari perlakuan media massa kepada kita. ada tiga pendekatan dalam media massa, yakni efek media massa, perubahan pada diri khalayak komunikasi massa dan tinjauan suatu penelitian efek komunikasi massa, namun dalam efek media terhadap

5

individu ini hanya membahas 5 efek kehadiran masa secara fisik yaitu sebagai berikut: Dampak Ekonomis Kehadiran media massa menimbulkan dampak secara ekonomis, yakni menggerakkan usaha dalam berbagai sector-sektor seperti produksi, distribusi, dan konsumsi jasa media massa. Contoh : kehadiran media massa surat kabar membuka kesempatan kerja bagi para wartawan, perancang grafis, distributor, pengecer, dan lain sebagainya. Demikian pula halnya dengan kehadiran televise, membuka kesempatan kerja bagi produser, sutradara, cameramen, reporter, penyiar, atau pembaca berita, piñata rias, teknisi, dan lain sebagainya. Contoh lainnya yaitu Sudah jelas, bahwa kehadiran media massa menggerakkan berbagai usaha. Mulai dari mereka yang memiliki usaha misalnya, usaha rumah makan dapat membayar iklan untuk menarik para penikmat kuliner lewat media, entah lewat media elektronik maupun media cetak. Dan bisa di pastikan lebih banyak peminatnya jika di bandingkan dengan usaha yang tidak di iklankan. Sampai kepada kesempatan membuka lowongan pekerjaan untuk memperlancar usaha rumah makan tersebut. Dampak Sosial Kehadiran media massa membawa perubahan pada struktur atau intraksi social. Pemilihan media massa ini (berlangganan surat kabar/majalah, memiliki radio atau televise) secara tidak langsung mempengaruhi status dan prilaku pemiliknya. Efek ini berkenaan dengan karakter, bagaimana kita dapat menilai seseorang yang dipengaruhi oleh media massa, hasil dari perilaku, cara berfikir, pembawaan, interaksi terhadap seseorang atau khalayak yang bersamanya, dll merupakan bagian dari efek sosial. Misalnya seorang pemuda yang merasa puas dengan kepintarannya lalu ia tidak melanjutkan pendidikan kejenjang universitas dan ia memanfaatkan media Koran untuk mengetahui informasi yang ada, dengan seorang pemuda pintar lalu ia berniat dan tekun untuk melanjutkan kejenjang universitas dan sama memanfaatkan media Koran yang ada. Walaupun pemuda itu pintar namun ia tidak kuliah, dan ia piawai dalam memahami ranah pemerintahan melalui Koran yang ia baca dengan memakai sedikit emosi dan teori yang ia dapat di bangku

6

sekolah dulu dan mendengarkan pendapat dari teman yang sama dengannya. Tentu berbeda dengan pemuda yang kuliah dan mendapat teori secara efektif, lingkungan berpendidikkan, menggunakan media koran lalu memanfaatkan media internet untuk membuat dan mewakili semua pendapatnya, sedikit emosi, namun tertata beberapa teori yang dapat menahan semua emosi yang ada, lalu mendapat hasil yang lebih baik dari pemuda tanpa teori universitas merupakan salah satu contoh efek social dari media massa. Dampak pada penjadwalan kegiatan Kehadiran media massa ternyata dapat merubah jadwal kegiatan sehari-hari khalayak. Yang dimaksud dengan efek ini adalah apabila media televisi hadir pada kehidupan anak dalam masa pendidikan, maka kehadiran televisi dapat mengurangi waktu bermain, tidur, membaca, dan menonton film. Gejala efek ini disebut oleh Joyce Cramond (1976) sebagai “displacement effects” (efek alihan). Namun alihan ini dapat dapat dijuruskan kepada hal positif dan negatif, alihan menonton televisi dari pada membaca buku pelajaran merupakan efek negatif bagi anak, dan alihan menonton televisi dari pada bermain di jalan raya merupakan alihan positif bagi anak. Contoh kasus lainnya adalah dalm penelitian tentang efek televisi pada masyarakat desa di Sulawesi Utara, Muctar dalam rachmat (1979 : 221) melaporkan sebelum ada televisi, orang biasanya tidur malam sekitar pukul delapan dan bangun pagi sekali karena harus berangkat kerja ditempat yang jauh. Sesudah ada televisi, banyak diantara mereka, terutama muda-mudi yang sering menonton televisi sampai malam, telah merubah kebiasaan rutin mereka. Pendduduk desa yang tua-tua mengeluh karna mereka merasa anak-anak mereka menjadi lebih malas dan lebih suka bekerja atau berangkat kesekolah pada waktu dini. Demikianlah pula, kebanyakan mereka tidak dapat bekerja seperti dulu ketika televisi belum masuk 10-11 jam sehari. Mereka cenderung berangkat kerja lebih siang dan pulang lebih cepat “televisi telah mengubah kegiatan penduduk desa.

7

Media massa sebagai penyalur perasaan tertentu Seringkali orang menggunakan media massa untuk menghilangkan perasaan tertentu seperti kesepian, marah, kecewa, bosan, dan sebagainya. Menghidupkan radio atau televise tanpa menaruh perhatian pada acara yang disiarkan merupakan cara-cara untuk menghilangkan perasaan kecewa, marah, dan bosan tersebut. Efek tumbuhnya perasaan tertentu Kehadiran media massa juga menumbuhkan perasaan tertentu. Kita memiliki perasaan positif atau negatif pada media tertentu. Tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada media massa tertentu mungkin erat kaitannya dengan pengalaman individu bersama media massa tersebut, faktor isi pesan mula-mula amat berpengaruh, tetapi kemudian jenis media itu yang diperhatikan, apa pun yang disiarkannya b. Efek pesan media massa Dampak penyebaran pesan melalui komunikasi media massa terhadap khalayak lazimnya mencakup tiga aspek yakni kognitif, afektif, dan konatif. 1) Dampak kognitif Wilbur schramm (1971:13) mendifinisikan informasi sebagai segala sesuatu “yang mengurangi ketidakpastian atau mengurangi jumlah kemungkinan alternatif dalam situasi.” Informasi yang anda peroleh telah menstruktur atau mengorganisasikan realitas.

Realitas itutampak sebagai gambaran yang

mempunyai makna. Gambaran berikut lazim disebut citra(image). ”komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu”,ujar Roberts (1971)” . Tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan; dan citra inilah yang mempengaruhi cara kita berperilaku. Dampak ini terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami,atau dipersepsi khalayak. Dengan kata lain, dampak ini berkaitan dengan penyampaian informasi, pengetahuan, keterampilan maupun kepercayaan oleh media massa. Dalam masyarakat modern, dampak kognitif penyebaran media massa terhadap khalayak semakin kuat karena informasi tentang terjadinya bencana-bencana alam di Aceh, pemilihan presiden di Amerika serikat,

8

mundurnya perdana mentri Jepang, jatuhnya harga-harga saham dunia, prakiraan cuaca dan masih banyak informasi lainnya. 2) Dampak afektif Dampak pesan media massa sampai pada tahap afektif terjadi bila pesan yang disebarkan media mengubah apa yang dirasakan, disenangi, atau yang dibenci khalayak. Dampak ini berkaitan dengan perassan, penilaian, rangsangan emosional, dan sikap. Misalnya anda merasa terharu menonton keberhasilan anak seorang tukang ojek menjadi juara catur, anda sedih ketika membaca atau menonton berita bencana alam di Bengkulu, anda benci pada bintang film A yang berperan sebagai orang licik dan jahat. Berikut ini faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya efek afektif dari komunikasi massa.  Suasana emosional sebuah film, iklan, ataupun sebuah informasi, akan dipengaruhi oleh suasana emosional kita. Film sedih akan sangat mengharukan apabila kita menontonnya dalam keadaan sedang mengalami kekecewaan. Adegan-adegan lucu akan menyebabkan kita tertawa terbahak-bahak bila kita menontonnya, faktor inilah salah satu yang mendukung adanya efek afektif.  Skema kognitif Skema kognitif merupakan naskah yang ada dalam pikiran kita yang menjelaskan tentang alur peristiwa. Kita tahu bahwa dalam sebuah film action, yang mempunyai lakon atau aktor/aktris yang sering muncul, pada akhirnya akan menang. Oleh karena itu kita tidak terlalu cemas ketika sang pahlawan jatuh dari jurang. Kita menduga, pasti akan tertolong juga.  Situasi terpaan (setting of exposure) Kita akan sangat ketakutan menonton film The Real Pocong misalnya, atau film horror lainnya, bila kita menontonnya sendiri di rumah tua, ketika hujan lebat, dan tiang-tiang rumah berderik. Maka secara otomatis semua saraf hanya berkata “takut”.

9

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak lebih ketakutan menonton televisi dalam keadaan sendiri atau di tempat gelap. Begitu pula reaksi orang lain pada saat menonton akan mempengaruhi emosi kita pada waktu memberikan respons. Faktor terpaan inilah yang di maksud dengan efek afektif.  Faktor predisposisi individual kecenderungan untuk menerima atau menolak sesuatu berdasarkan pengalaman dan norma yg dimilikinya. Faktor ini menunjukkan sejauh mana orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditampilkan dalam media massa. Dengan tanggapan penonton, pembaca, atau pendengar, menempatkan dirinya dalam posisi tokoh. Ia merasakan apa yang dirasakan tokoh. Karena itu, ketika tokoh itu kalah, ia juga kecewa; ketika tokoh berhasil, ia gembira. Predisposisi Individual, dapat juga mengacu pada karakteristik khas individu. Orang yang melankolis cenderung menanggapi suatu kejadian lebih emosional daripada orang yang periang. Orang yang periang akan senang bila melihat adegan-adegan lucu atau film komedi daripada orang yang melankolis. Beberapa penelitian membuktikan bahwa acara yang sama bisa ditanggapi berlainan oleh orang-orang yang berbeda. 3) Dampak konatif Dampak media massa sampai tahap konatif atau prilaku terjadi apabila pesan-pesan yang disebarkan media massa menimbulkan pola-pola tindakan, kegiatan, atau prilaku nyata yang dapat diamati. Contohnya setelah mendengar bencana alam gempa bumi di Yogyakarta, anda tergerak untuk mengirimkan bantuan makanaan atau pakaian. Dalam hal ini, dampak atau akibat dari penyebaran pesan melalui media massa terhadap khalayak luas akan terjadi secara kuat dan mungkin tidak hanya terjadi dalam tahap kognitif dan afektif tetapi juga sampai tahap konatif (prilaku) apabila ditunjang oleh beberapa kondisi sebagai berikut : 

Jangkauan pengenaan (exposure) berdampak kuat dan cepat apabila sebagian besar khalayak memang terkena pesan oleh media massa.



Kredibilitas, berdampak apabila memiliki kreadibilitas yang cukup tinggi di mata khalayaknya.



Konsonansi, berdampak bila penyebaran isi informasi yang disampaikan kebanyakan media-media massa relative sama atau serupa, baik dalam hal materi

10

isi, arah, dan orientasinya maupun dalam waktu, frekuensi, dan cara penyampaiannya. 

Signifikansi, berdampak kuat apabila materi isinya memang signifikan, dalam arti berkaitan langsung dengan kepentingan dan kebutuhan khalayak.



Sensitif, berdampak yang kuat baik dampak positif maupun negative, apabila materi dan penyajian isinya menyentuh hal-hal yang bersifat sensitive.



Situasi krisis, berdampak kuat apabila masyarakat sedang berada dalam situasi krisis akibat ketidakstabilan structural. situasi krisis yang dimaksud misalnya pada saat revolusi, perang, bencana alam, perubahan social seperti reformasi tahun 11998.



Dukungan komunikasi antar pribadi, berdampak yang kuat apabila didukung oleh saluran komunikasi antar pribadi, dalam arti bahwa informasi tersebut kemudian banyak dibicarakan orang dalam pertemuan mereka dengan yang lain. Berkaitan dengan ini, sebenarnya dampak atau efek komunikasi massa juga dapat digolongkan menjadi efek primer dan skunder. Efek primer meliputi terkenanya terpaan, perhatian dan pemahaman dari pesan yang dikirim. Sedangkan efek sekunder meliputi perubahan tingkat kognitif, perubahan tingkat sikap, dan perubahan prilaku (menerima dan memilih). c. Media sebagai agen sosialisasi Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu. Proses sosialisasi akan berjalan lancar apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-agen sosialisasi itu tidak bertentangan atau selayaknya saling mendukung satu sama lain. Akan tetapi, di masyarakat, sosialisasi dijalani oleh individu dalam situasi konflik pribadi karena dikacaukan oleh agen sosialisasi yang berlainan.

11

Psikologi cenderung memandang sosialisasi sebagai proses seseorang mempelajari, menerima sesuatu pengaruh stimulus dari luar karena melalui proses semacam ini seseorang mengontrol keinginan atau bawaan dasarnya ke arah yang lebih baik sehingga tidak besifat merusak. Paradigma teroitis dari Freud tersebut dapat diterapkan dalam segala bidang termasuk menjelaskan bagaimana hubungan antara pesan-pesan media dengan sikap seseorang. Media massa adalah suatu sarana atau alat yang digunakan dalam proses komunikasi massa, yaitu komunikasi yang diarahkan kepada orang banyak. Yang termasuk media massa adalah surat kabar, majalah, televisi, film, dan internet. Media massa merupakan salah satu agen sosialisasi. Media maassa sering digunakan untuk mengukur, membentuk, ataupun mempengaruhi pendapat umum (opini masyarakat). Media massa juga berperan dalam memberkan pendidikan bagi orang yang menontonnya Media massa sangat berperan dalam sosialisasi pesan-pesannya untuk mendorong dan membangkitkan unsur Id yang dimiliki oleh audien, yaitu membangkitkan kepuasan yang rendah, selera hewani secara berlebihan dari manusia, misalnya mendorong nafsu makan dan sebagainya. Selain itu media juga dapat mempengaruhi kesadaran manusia melalui penerimaan pesan-pesan melalui unsur ego. Orang belajar mengetahui sesuatu demi peningkatan pengetahuannya, pandangan dan pendapatannya serta keyakinannya secara intelektual artinya membangkitkan keingintahuan. Pada tingkat superego, media diharapkan mengendalikan dirinya, mengatur dirinya, menata kembali nilai dan norma demi manusia sendiri. Yang termasuk kelompok media massa di sini adalah media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), media elektronik (radio, televisi, video, internet,film, dan media-media lainnya). Besarnya pengaruh media sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan. Tv adalah salah satu media massa yang mempunyai peran penting dalam proses sosialisasi. Kehadiran TV dalam satu keluarga atau masyarakat dapat merupakan faktor pendukung maupun faktor penghambat dari suatu keluarga dalam menjalankan fungsinya yakni mensosialisasikan anak.

12

Contohnya : 

Penayangan acara SmackDown! di televisi diyakini telah menyebabkan penyimpangan perilaku anak-anak dalam beberapa kasus



Iklan produk-produk tertentu telah meningkatkan pola konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakat pada umumnya.  Koran Koran adalah medium massa utama bagi orang memperoleh berita. Industry Koran mengungguli berita lain di hamper segala aspek. Satu dari tiga orang membaca Koran setiap harinya harinya. Datanya cukup mengejutkan: Di sebagian besar komunitas, Koran meliputi berita secara lebih mendalam media lainnya. Koran mengandung isi yang amat beragam-berita, saran, komik, opini,teka teki silang, dan data. Dalam media ini terdapat banyak sekali informasi-informasi yang ada setiap harinya menemani pembaca setianya, dengan harapan memberikan informasi penting terkini dan yang terpenting mencerdaskan masyarakat yang menjadi cangkupannya. Koran adalah penting bagi kehidupan manusia, dan sebagai medium, Koran beradaptasi dengan gaya hidup yang senantiasa berubah. Berita dan fitur member mereka para pembaca bahan pembicaraan. Oleh karena nya Koran dengan mudah menyusupi kehidupan dan dapat pula mensosialisasikan apa saja yang disampaikan oleh komunikator di dalamnya. Ditinjau dari teori perspektif fungsionalisme tentang media yang dikemukakan oleh Denis McQuail (2000), internet sebagai media massa memiliki fungsi sebagai berikut : 1. Information Internet menyediakan informasi secara continuous atau berkelanjutan. Informasi yang disediakan selalu aktual. Kita dapat mengetahui peristiwa dari berbagai belahan dunia hanya dalam waktu beberapa detik setelah peristiwa itu terjadi, bahkan kita dapat mengakses secara langsung melalui video streaming. Internet juga memungkinkan kita untuk mengakses informasi tentang keadaan lalu lintas, ramalan cuaca, bursa saham, dan berbagai berita yang kita butuhkan

13

2. Correlation Internet membantu kita untuk memahami informasi yang kita dapat. Internet memiliki peranan penting dalam proses sosialisasi. Informasi yang kita dapat dari internet tidak hanya berupa berita dari suatu peristiwa, tetapi juga disertai opini masyarakat dan analisa dari beberapa ahli. Internet juga telah digunakan oleh beberapa instansi pemerintahan dan pendidikan untuk mempermudah proses sosialisasi kepada masyarakat. 3. Continuity Internet memiliki fungsi dalam mengekspresikan budaya yang dominan, mengenalkan perkembangan budaya baru, dan menanamkan nilai-nilai yang umum berkembang di dalam masyarakat. 4. Entertainment Internet menyediakan hiburan dan mengurangi ketegangan sosial. Berbagai hiburan dapat kita akses melalui internet, seperti game online, jejaring sosial, musik, dan film. Berbagai hiburan tersebut dapat menghilangkan kejenuhan kita terhadap rutinitas kegiatan sehari-hari dan berbagai masalah sosial yang terjadi di sekitar kita. 5. Mobilization Internet mendorong pembangunan ekonomi, pekerjaan, agama atau memberi dukungan kemanusiaan di saat peperangan. Internet juga dapat menggerakkan masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh dari hal tersebut dapat kita lihat pada kasus Prita Mulyasari dengan pihak RS Omni Internasional. Internet (dalam hal ini jejaring sosial) telah berhasil menggerakkan ribuan bahkan jutaan orang untuk memberikan dukungan kepada Prita Mulyasari. Masih banyak contoh media sebagai agen sosialisasi lainnya.

14

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Komunikasi massa adalah Suatu tipe komunikasi manusia yang ditujukan pada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, anonym, melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara seentak dan sesaat. Media massa dapat memberikan efek positif maupun negative yang akan mempengaruhi psikologi konsumen. Sebagai generasi muda penerus bangsa kita harus bijak dalam memilih dan memilah pesan-pesan yang disampaikan oleh media massa tersebut mana yang layak untuk dicontoh dan mana yang tidak layak untuk diikuti. Media massa ini juga berperan sebagai agen sosialisasi dalam segala bidang, baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, dan komunikasi.

15

DAFTAR PUSTAKA 1. McQuail, Denis. 1987. Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Erlangga. 2. Nurudin. 2003. komunikasi Massa. Yogyakarta : Cespur. 3. Rahmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung : RemajaRosdakarya. 4. Vivian, John. 2008. Teori komunikasi Massa. Jakarta : Kencana 5. Yasir.

2009.

Pengantar

Ilmu

Komunikasi.

pengembangan pendidikan UR.

16

Pekanbaru

:

Pusat

More Documents from "Tri Rahmadi"

Tugas Jurnal 1
October 2019 18
Isi.docx
May 2020 7
Bab 1.docx
May 2020 11
Bab I.docx
May 2020 9
Bab I.docx
May 2020 3