Isi.docx

  • Uploaded by: Dhita Anggrainy
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Isi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,651
  • Pages: 11
BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alkohol merupakan zat adiktif dan memiliki berbagai bentuk, termasuk bir, asam cuka, anggur, tape ketan/beras, 'alcopops' dan spirits seperti whisky, gin dan vodka. Alkohol menjadikan otak dan badan lebih santai, dan biasanya diminum untuk efek yang menyenangkan ini. Karena kemampuannya untuk merubah suasana hati dan menyebabkan perubahan fisik, alkohol juga dapat menyebabkan masalah fisik, psikologis dan sosial. Banyak orang yang merasa bahwa minum alkohol secara moderat (satu atau dua unit alkohol per hari) dapat membantu mengurangi stres, meningkatkan rasa relaks, dan berfungsi untuk mengundang selera makan. Satu unit alkohol itu sama dengan setengah pint bir berkekuatan normal atau lager, segelas anggur, atau segelas kecil sherry atau port. Alkohol juga akan meningkatkan risiko perdarahan lambung dan kerusakan hati jika dikonsumsi bersama obat-obat penghilang rasa sakit seperti parasetamol atau asetaminofen. Alkohol juga dilarang diminum bersama dengan obat-obat penurun tekanan darah tinggi golongan beta-blocker seperti misalnya propranolol. Kombinasi alkohol-propranolol dapat menurunkan tekanan darah secara drastis dan membahayakan keselamatan jiwa pasien. Tape, walaupun sedikit, sudah kita ketahui mengandung alkohol, terutama tape ketan atau tape beras. Oleh sebab itu sebaiknya kurangi atau hindari makan tape ketika Anda mengkonsumsi obat-obat yang dapat berinteraksi dengan alkohol seperti yang diuraikan di atas. Pengaruh makanan atau minuman terhadap obat dapat sangat signifikan atau hampir tidak berarti, bergantung pada jenis obat dan makanan/minuman yang kita konsumsi. Selain itu harus pula difahami bahwa sangat banyak faktor lain

1

yang mempengaruhi interaksi ini, antara lain dosis obat yang diberikan, cara pemberian, umur, jenis kelamin, dan tingkat kesehatan pasien. Selain itu, orang yang minum alkohol dalam jumlah besar seringkali memiliki pola makan yang buruk dan ini dapat menyebabkan permasalahan kesehatan lain. Alkohol merupakan zat depresif dan dapat menyebabkan atau memperburuk masalah mental, psikologis atau emosional. Bila digunakan bersamaan dengan zat lain, seperti obat penghilang rasa sakit yang biasa seperti parasetamol, alkohol dapat menimbulkan efek yang lebih buruk. Oleh sebab itu apabila kita ingin meminum obat sebaiknya obat diminum dengan air putih saja agar aman dan tidak berinteraksi dengan bahan makanan juga minuman yang mengandung alcohol. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian Alkohol? 2. Bagaimana Penggolongan Minuman Beralkohol? 3. Bagaimana Pengaruh Alkohol Terhadap Obat? 4. Bagaimana Interaksi Alkohol dengan Obat-Obatan? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Mengetahui Pengertian Alkohol 2. Mengetahui Penggolongan Minuman Beralkohol 3. Mengetahui Pengaruh Alkohol Terhadap Obat 4. Mengetahui Interaksi Alkohol dengan Obat-Obatan 1.4 Manfaat Penulisan Melalui penulisan ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai Pengertian Alkohol, penggolongan Minuman Beralkohol, Pengaruh Alkohol Terhadap Obat serta Interaksi Alkohol dengan Obat-Obatan.

2

BAB II

PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Alkohol

2.2 Penggolongan Minuman Beralkohol Melalui

peraturan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

No.86/Menkes/Per/IV/1977 tentang kadar etanol dalam minuman keras yang dibagi menjadi 3 golongan : a. Minuman Beralkohol golongan A adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) dengan kadar sampai dengan 5% (lima persen); b. Minuman Beralkohol golongan B adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) dengan kadar lebih dari 5% (lima persen) sampai dengan 20% (dua puluh persen); dan c. Minuman Beralkohol golongan C adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) dengan kadar lebih dari 20% (dua puluh persen) sampai dengan 55% (lima puluh lima persen. 2.3 Pengaruh Alkohol Terhadap Obat Ketika alkohol dikonsumsi, sekitar 10% mengalami first-pass metabolisme di lambung, usus, dan hati. Salah satu enzim utama yang terlibat dalam metabolisme alkohol adalah alkohol dehidrogenase (ADH), yang mengubah alkohol menjadi asetaldehida, suatu senyawa beracun yang selanjutnya dimetabolisme oleh aldehida dehidrogenase (ALDH) ke asetat. Setelah fisrt-pass metabolisme, alkohol didistribusikan ke berbagai jaringan tubuh dan memberikan dampaknya. Alkohol diangkut kembali ke hati untuk metabolisme

3

dan eliminasi. Selain metabolisme lebih lanjut oleh ADH dalam hati, alkohol juga dimetabolisme oleh enzim sitokrom450 (CYP 450). Asupan alkohol dapat mengubah farmakokinetik obat, termasuk penyerapan dan metabolismenya. Sebaliknya, farmakokinetik alkohol juga dapat diubah oleh obat-obatan. Hati merupakan tempat paling utama terjadinya metabolisme, baik terhadap alkohol maupun obat. Proses metabolisme tersebut ditangani oleh enzim sitokrom P450, terutama CYP2E1. Alkohol merupakan substrat CYP2E1, dan tergantung pada frekuensi asupan alkohol, juga dapat berupa induser atau inhibitor dari CYP2E1. Pada pengkonsumsi alkohol berat, mengakibatkan aktivitas CYP2E1 terinduksi, sedangkan jangka pendek konsumsi berat aktivitas CYP2E1 terhambat oleh persaingan alkohol dengan substrat lain. Salah satu bentuk interaksi antara alkohol-obat yang melibatkan organ hati sebagai situs utama terjadinya metabolisme adalah merupakan jenis dari interaksi farmakokinetik (dalam hal ini alkohol mengganggu metabolisme obat). Gangguan ini dapat berupa dua bentuk, sebagai berikut:  Penghancuran dan Eksresi obat tertunda, karena obat harus bersaing dengan alkohol untuk diproses sitokrom P450. Proses interaksi tersebut telah dideskripsikan sebagian besar sebagai reaksi metabolisme yang melibatkan CYP2E1, yang juga mungkin melibatkan CYP3A4 dan CYP1A2 (Salmela et al. 1998).  Metabolisme obat dipercepat, karena alkohol meningkatkan aktivitas sitokrom memetabolisme obat. Ketika Alkohol tidak hadir bersaing dengan obat untuk memperoleh penanganan sitokrom, sitokrom cenderung meningkatkan rate eliminasi obat. Mekanisme Interaksi Alkohol-Obat pada tingkatan golongan bukan peminum alkohol, hanya peminum ringan hingga peminum berat yang mabuk serta terintoksikasi.

4

A. Dengan tidak adanya alkohol dalam tubuh, aktivitas CYP relatif rendah. CYP memecah obat, dan produk yang dihasilkan (yaitu, metabolit) dikeluarkan. B. Setelah mengkonsumsi alkohol (moderat), CYP memetabolisme alkohol di samping pengobatan tersebut. Sebagai hasil dari kompetisi untuk CYP antara alkohol danobat, metabolisme obat berkurang serta produksi metabolit berkurang karena penurunan ekskresi, sehingga tingkat obat lebih tinggi dalam tubuh. Selain itu, interaksi antara alkohol dan obat dapat terjadi pada sistem saraf pusat (SSP). C. Dalam peminum berat kronis yang mabuk, aktivitas CYP meningkat. Akibatnya, kerusakan obat dimetabolisme oleh peningkatan CYP, dan tingkat metabolit serta ekskresi meningkat, mungkin mengakibatkan tingkat obat cukup dalam tubuh. Selanjutnya, metabolit toksik dapat terakumulasi. D. Dalam peminum berat kronis yang terintoksikasi, CYP diaktifkan, namun sebagian besar enzim terlibat dalam metabolisme alkohol. Akibatnya, CYP-dependent metabolisme obat lain berkurang, sehingga level metabolit dan ekskresi menurun. Selain farmakokinetik, interaksi alkohol-obat juga dapat terjadi secara farmakodinamik, yaitu alkohol mempengaruhi efek obat tanpa mempengaruhi konsentrasi obat dalam darah, tidak melibatkan enzim penghambatan atau aktivasi, melainkan merujuk pada efek aditif dari alkohol dan obat-obatan tertentu. Sering terjadi paling umum dalam sistem saraf pusat (SSP), misalnya pada obat penenang. Contoh interaksi farmakodinamik yang melibatkan alkohol dan obat-obatan adalah peningkatan risiko kejadian efek samping obat atau peningkatan kerentanan terhadap efek obat '. Selain itu, asupan alkohol bisa memainkan peran negatif dalam kondisi penyakit tertentu seperti diabetes mellitus.

5

Banyak jenis obat yang dapat berinteraksi dengan alkohol, termasuk antibiotik, antidepresan, antihistamin, barbiturat, benzodiazepin, histamin antagonis reseptor H2, muscle relaxants, nonnarcotic pain medications and antiinflammatory agents, opioids, dan warfarin. Selain itu, banyak over-the-counter juga obat-obatan herbal yang bisa menimbulkan efek negatif ketika dibarengi dengan alkohol. 2.4 Interaksi Alkohol dengan Obat-Obatan 

Alkohol - Depresan lain

Alkohol (bir, minuman keras, anggur dll) depresan susunan saraf pusat menekan atau mengganggu fungsi seperti koordinasi dan kewaspadaan.  Akibatnya: Kombinasi depresan laiinya mengantuk, pusing, hilang koordinasi otot dan kewaspadaan mental pada kasus berat ganguan peredaran darah dan fungsi pernapasan yang menyebabkan koma dan kematian.  Contoh

:

Antikolinergika,

Antikonvulsan,

Antidepresan,

Antihistamin, Antipsikotika, Fenfluramin, Obat tekanan darah tinggi, Pelemas otot, Narkotika, Pil tidur, Transkuilansia. 

Alkohol - Asetaminofen

Kombinasi ini dapat merusak hati. Penghilang nyeri dan demam.  Contoh : Anacin-3, Bromo seltzer, Datril, Excedrin PM, Febrinol, Liquiprin,

Percogesic,

Phenaphen,

Tapar,

Tempra,

Tylenol,

Valnadol. 

Alkohol - Obat Jantug Angina

Kombinasi ini dapat menyebabkan tekanan darah turun terlalu rendah.

6

 Akibatnya: hipotesi postural disertai gejala pusing, lemah dan pingsan apabila berlebihan menimbulkan kejang atau syok.  Contoh : Cardilate, Duotrate, Isordil, Nitro-bid, Nitro-dur, Nitrodisc, nitroglisein (berbagai pabrik), Nitroglyn, Nitrol ointmen, Nitrospan, Nitrostat, Pentritol, Peritrate, Persantine, Sorbitrate, Susadrin, Transderm-nitro. 

Alkohol - Antikoagulan

Efek antikoagulan dapat menigkat. Mengencerkan darah dan mencegah pembekuan.  Akibatnya: risiko pendarahan menigkat.  Contoh : Atrombin-K, Coufarin, Coumadin, dikumarol, Hedulin, Miradon, Panwarfin. 

Alkohol - Aspirin

Kombinasi ini dapat menigkatkan risiko perdarahan lambung dan pembentukan tukak.  Contoh : Anacin, Ascriptin, Aspergum, Bayer, Bufferin, CAMA, Ecotrin, Empirin, Measurin, Momentum, Pabirin, Persisten, St. Joseph Aspirin. 

Alkohol - Obat asma (golongan teofilin)

Efek obat asma dapat berkurang. Membuka jalan udara paru-paru dan mempermudah pernapasan penderita asma. Akibatnya: asma tidak sembuh dengan baik.  Contoh : Accubron, Dilor, Eixicon, Elixophyllin, Labid, Lufyllin, Marax, Mudrane, Quibron, Quibron-T, Respbid, Slo-Phyllin,

7

Somophyllin, Somophyllin-T, Sustaire, Tedral SA, Theobid, Theodur, Theolair, Theophyl, Theovent. 

Alkohol - Kloral hidrat

Kombinasi ini dapat menimbulkan reaksi yang sama dengan yang ditimbulkan oleh disulfiram. Disulfiram (Antabuse) obat yang digunakan kepada pecandu alkohol untuk menekan keinginan minum alkohol.  Akibatnya: pusing, nafas pendek, wajah merah, sakit kepala, dan jantug berdebar. Penekanan berlebih dapat mengantuk, pusing, hilang koordinasi otot dan kewaspadaan mental. Pada kasus berat ganguan peredaran darah dan fungsi pernapasan yang menyebabkan koma dan kematian. Kloral hidrat digunakan sedativa. 

Alkohol-Obat diabetes

Efek obat diabetes dapat meningkat.  Akibatnya: kemugkinan terjadi penurunan kadar gula darah yang cepat

disertai

gejala

hipoglikemia,

gelisah,

pigsan,

lemah,

berkeringat, bingung, takikardia, denyut jantug tidak teratur, nanar, gangguan penglihatan,  Contoh : Diabinese, dymelor, orinase, tolinase, insulin. 

Alkohol - Disulfiram (Antabuse)

Kombinasi ini dapat menimbulkan reaksi disulfiram. Obat untuk pecandu alcohol untuk mengurangi keinginan minum. Akibatnya: pusing, napas pendek, muka merah, sakit kepala, nyeri dada, pandangan kabur dan mual. 

Alkohol-Guanetidin (Esimil, Ismelin)

Kombinasi ini dapat menyebabkan tekanan darah turun terlalu rendah.

8

 Akibatnya: hipotesis postural disertai gejala pusing, lemah, pigsan, sampe kejang atau syok. 

Alkohol-Isoniazida (INH, Niconyl, Nydrazid)

Kombinasi ini dapat merusak hati. Tuberkulosis  Akibatnya: efak isoniazid berkurang. 

Alkohol-Metronidazol (Flagy, Metryl, Satric)

Menimbulkan reaksi yang sama seperti reaksi yang disebabkan disulfiram. Disulfiram (Antabuse) obat diberikan pecandu alcohol.  Akibatnya: Pusing, napas pendek, muka merah, sakit kepala, dan jantung berdebar.  Contoh : Metronidazol digunakan pada trikomonas vaginalis, sejenis vaginitis. 

Alkohol - Rifampin (Rifadin, Rimactane)

Kombinasi ini dapat merusak hati. Menurunkan efek rifampisin. 

Alkoho-Triklofos (Triclos)

Menimbulkan reaksi yang sama seperti disulfiram. Disulfiram (Antabuse) obat para pecandu alcohol.  Akibatnya: Pusing, nafas pendek, muka merah, sakit kepala, dan jantung berdebar. Pada kasusu berat terjadi ganguan peredaran darah akibatnya koma dan kematiaan. Triklofos (sedative)

9

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan 3.2 Saran

10

DAFTAR PUSTAKA http://inner-peacee.blogspot.co.id/2013/03/interaksi-alkohol-obat.html http://ibocah.blogspot.co.id/2012/01/interaksi-obat-dengan-makanan.html http://ibocah.blogspot.co.id/2012/01/interaksi-obat-dengan-makanan.html

11

More Documents from "Dhita Anggrainy"