Isi.docx

  • Uploaded by: Aulia Rosidatul Ilma
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Isi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,943
  • Pages: 13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah suatu periode peralihan dari masa anak-anak hingga masa awal dewasa yang dimulai pada usia kira-kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 sampai 20 tahun. Pada masa remaja, intelektual yang berupa kognitif dan bahasa berkembang pesat. Dalam perkembangan kognitif, pemikiran remaja berubah menjadi lebih abstrak, logis dan idealis. Artinya remaja tidak akan percaya begitu saja terhadap apa yang dikatakan oleh orang tua tanpa tahu sebab dan alasan. Remaja mulai berfikir rasional dan mulai berfikir tentang citra diri mereka. Remaja mempunyai keyakinan bahwa orang lain akan memperhatikan dirinya sebagaimana halnya dirinya sendiri. Dalam perkembangan bahasa, masa remaja terutama remaja awal merupakan masa terbaik untuk mengenal dan mendalami bahasa asing. Namun karena keterbatasan kesempatan dan sarana dan pra sarana, menyebabkan si remaja kesulitan untuk menguasai bahasa asing. Tidak bisa dipungkiri, dalam era globalisasi sekarang ini, penguasaan bahasa asing merupakan hal yang penting untuk menunjang kesuksesan hidup dan karier seseorang.

Namun

dengan

adanya

hambatan

dalam

pengembangan

ketidakmampuan berbahasa asing tentunya akan sedikit-banyak berpengaruh terhadap kesuksesan hidup dan kariernya. Terhambatnya perkembangan kognitif dan bahasa dapat berakibat pula pada aspek emosional, sosial, dan aspek-aspek perilaku dan kepribadian lainnya. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Karakteristik perkembangan kognitif pada remaja ? 2. Bagiamana Karakteristik Perkembangan bahasa remaja ? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui Karakteristik perkembangan kognitif pada remaja ? 2. Untuk mengetahui Karakteristik Perkembangan bahasa remaja ?

1

BAB II PEMBAHASAN

A. PERKEMBANGAN INTELEKTUAL REMAJA 1. Pengertian perkembangan Menurut (Schneirla.1957), perkembangan adalah perubahan-perubahan progresif dalam organisasi organisme. Organisme ini dilihat sebagai sistem fungsional dan adaptif sepanjang hidupnya. Perubahan-perubahan progresif ini meliputi 2 faktor yaitu kematangan dan pengalaman. Menurut Monks (1984 : 2), perkembangan adalah suatu proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan proses pertumbuhan, kematangan dan belajar. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ketahap kematangan melalui pertumbuhan, pematangan dan belajar. Sulit untuk menentukan definisinya masa remaja karena waktu dimulainya dan berakhirnya tidak dapat ditentukan secara pasti karena masa remaja dan remaja sesungguhnya merupakan ciptaan budaya yaitu suatu konsep yang muncul dalam masyarakat modern sebagai tanggapan terhadap perubahan sosial yang menyertai perkembangan industri pada anak abad ke-19 di Eropa dan Amerika Serikat. Remaja telah digunakan secara luas untuk menunjukkan suatu tahap perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang ditandai oleh perubahan-perubahan fisik umum serta perkembangan kognitif dan sosial. Rentang waktu usia remaja dibedakan menjadi 3, yaitu : 12-15 tahun (masa remaja awal), 15-18 tahun (masa remaja pertengahan), 18-21 tahun (masa remaja akhir).

2

2. Pengertian intelektual Beberapa ahli mengemukakan pengertian intelegensi atau kemampuan itelektual sebagai berikut :Menurut English & English dalam bukunya “A Comprehensive Dictionary of Psychological and Psychoanalitical Terms”, istilah intelektual berarti kekuatan mental dimana manusia dapat berfikir, suatu rumpun nama untuk proses kognitif, terutama untuk aktivitas yang berkenaan dengan berfikir dan kecakapan yang tinggi untuk berfikir sedangkan Charles Spearman mengemukakan bahwa intelegensi adalah suatu kumpulan yang merupakan kemampuan tunggal. Weschler (dalam Wahab, 1999) mengemukakan bahwa intelegensi sebagai keseluruhan kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara terarah serta kemampuan mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa intelektual adalah kemampuan berfikir untuk memperoleh berbagai informasi dan berfikir logis serta cepat sehingga dapat bergerak dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru.

Perkembangan intelektual meliputi perkembangan kognitif dan bahasa. 1. PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA REMAJA a. Pengertian kognitif Kognisi adalah istilah ilmiah untuk "proses pikiran." yaitu bagaimana manusia melihat, mengingat, belajar dan berpikir tentang informasi. Secara umum kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesa, dan evaluasi. b. Perkembangan kognitif pada remaja 1) Karakteristik Perkembangan Kognitif pada Remaja Andi. 2011)menyatakan bahwa Perkembangan kognisi remaja mencapai tahap operasional formal yang memungkinkan remaja berpikir secara abstrak dan komplek, sehingga remaja mampu mengambil keputusan untuk dirinya. Selama masa remaja, kemampuan untuk mengerti masalah-masalah kompleks berkembang secara bertahap. Masa remaja adalah awal dari tahap pikiran formal operasional, yang mungkin dapat dicirikan sebagai pemikiran yang melibatkan logika pengurangan atau deduksi. Tahap ini terjadi di semua orang tanpa

3

memandang pendidikan dan pengalaman mereka. Namun, bukti riset tidak mendukung hipotesis itu yang menunjukkan bahwa kemampuan remaja untuk menyelesaikan masalah kompleks adalah fungsi dari proses belajar dan pendidikan yang terkumpul. Unsur yang terpenting dalam mengembangkan pemikiran seseorang adalah latihan dan pengalaman. Latihan berpikir, merumuskan masalah dan memecahkannya, serta mengambil kesimpulan akan membantu seseorang untuk mengembangkan pemikirannya ataupun intelegensinya. Piaget membedakan dua macam pengalaman, yaitu 1.

:

Pengalaman fisis: terdiri dari tindakan atau aksi seseorang terhadap objek yang di hadapi untuk mengabstraksi sifat-sifatnya.

2.

Pengalaman matematis-logis: terdiri dari tindakan terhadap objek untuk mempelajari akibat tindakan-tindakan terhadap objek itu.

Selain itu, unsur paling penting dalam perkembangan pemikiran adalah mekanisme internal (ekuilibrium) sebagai self-regulasi yang mengatur diri seseorang jika berhadapan dengan rangsangan atau tantangan dari luar. Piaget juga menyebutkan adanya pengaruh afeksi dalam perkembangan pemikiran seseorang yang berkaitan dengan kebutuhan untuk menentukan diri atau membentuk motivasi yang kuat bagi intelegensi seseorang tersebut (Suparno, 2001). Ada 5 perubahan perkembangan kognitif anak remaja: 1. Remaja sudah bisa melihat ke depan (future) ke hal-hal yang mungkin, 2. Termasuk mengerti keterbatasannya dalam memahami realita. atau sistem abstraksi, pendekatan dan penalaran yang sistematis (logis-idealis), sampai ke berfikir hipotetis adalah berdampak pada perilaku sosial, berperan dalam meningkatkan kemampuan membuat keputusan. 3. Remaja mampu berfikir abstrak. Kemampuan ini berdampak dan dapat 4. Diaplikasikan dalam proses penalaran dan berfikir logis. 5. Remaja mulai berfikir lebih sering tentang berfikir. Berfikir itu sendiri biasa 6. Dikenal dengan istilah Metacognition, yaitu monitoring tentang aktivitas kognitifnya sendiri selama proses berfikir, menjadikannya instrospektif, terkait dengan adolescence egocentrism.

4

a) Pemikirannya lebih multidimensional dibandingkan singular karena mampu melihat dari berbagai perspektif dan lebih sensitif pada kata-kata sarkastik, sindiran “double entendres”. b) Remaja mengerti hal-hal yang bersifat relatif, tidak selalu absolut dan sering muncul saat remaja meragukan sesuatu dan ditandai dengan seringnya berargumentasi dengan orang tua terutama tentang nilai-nilai moral.

Karakteristik Pemikiran Remaja Berupa : 1.

Perkembangan kognisi sosial : remaja mengembangkan suatu egosentrisme khusus, remaja yakin bahwa orangtua memperhatikan dirinya sebagaimana halnya dengan dirinya sendiri.

2.

Rasa unik pribadi remaja membuat mereka merasa bahwa tidak seorangpun dapat mengerti bagaimana perasaan mereka sebenarnya.

Ada beberapa ciri pemikiran praoperasional formal pada remaja : a. Abstrak : Mampu memunculkan kemungkinan-kemungkinan hipotesis atau dalil-dalil dan penalaran yang benar-benar abstrak. b. Idealis : Mulai berpikir tentang ciri-ciri ideal bagi mereka sendiri, orang lain, dan dunia, dan membandingkan diri mereka dengan orang lain dan standardstandard ideal ini. c. Logis

: Mulai mampu mengembangkan hipotesis atau dugaan terbaik akan

jalan keluar suatu masalah, menyusun rencana-rencana untuk memecahkan masalah-masalah dan menguji pemecahan-pemecahan masalah secara sistematis. Pada perkembangan kognisi remaja juga dipengaruhi oleh pengambilan keputusan yang berupa : 1. Remaja cenderung menghasilkan pilihan-pilihan: menguji situasi dari berbagai perspektif, mengantisipasi akibat-akibat dari keputusan-keputusan dan mempertimbangkan kredibilitas sumber-sumber. 2. Remaja perlu punya lebih banyak peluang untuk mempraktekkan dan mendiskusikan pengambilan keputusan yang realistis. Misal : Dalam pengambilan keputusan oleh remaja mulai dari pemikiran, keputusan sampai

5

pada konsekuensinya, bagaimana lingkungannya yang menunjukkan peran lingkungan dalam membantu pengambilan keputusan pada remaja. 2) Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif pada Remaja Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelektual menurut Andi Mappiare: a) Bertambahnya informasi yang disimpan dalam otak seseorang sehingga ia mampu berfikir reflektif. b) Banyaknya pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah sehingga seseorang dapat berfikir porprosional. c) Adanya kebebasan berfikir menimbulkan keberanian seseorang dalam menyusun hipotesis-hipotesis yang radikal, kebebasan menjajaki masalah secara keseluruhan, dan menunjang keberanian memecahkan masalah dan menarik kesimpulan yang baru dan benar 3) Perbedaan individu dalam kemampuan dan Perkembangan kognitif Seperti diketahui, manusia itu berbeda satu sama lain dalam berbagai hal, juga tentang intelegensinya. Intelegensi merupakan kemampuan umum mental individu. Spearman menyatakan bahwa di samping faktor umum ada juga faktor khusus di dalam intelegensi itu sendiri. Faktor khusus inilah yang menyebabkan orang-orang ber-IQ sama, yang seorang lebih terampil dalam matematika, sedangkan seorang yang lain lebih fasih dalam bahasa. Thurtstone, mengatakan bahwa faktor umum itu tidak ada, yang ada hanya sekelompok faktor khusus yang diberi nama Kemampuan Mental Premier yang terdiri dari tujuh faktor yaitu kemampuan verbal, kemampuan angka-angka, tilikan keuangan, kemampuan pengindraan, ingatan, penalaran dan kelancaran berbahasa. 4) Implementasi dalam Pendidikan Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan aspek kognitif siswa adalah sebagai berikut. a) Guru harus memahami bahwa siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya. b) Guru menyusun materi dengan menggunakan pola atau logika tertentu dari sederhana ke kompleks.

6

c) Guru menciptakan pembelajaran yang bermakna. d) Guru memerhatikan perbedaan individual setiap siswa untuk mencapai keberhasilan siswa. e) Guru dapat memberikan permasalahan-permasalahan yang bersifat abstrak karena siswa remaja sudah pada tahap operasi formal untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa. f) Memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar kepada hasilnya. Guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada hasil tersebut.

2. PERKEMBANGAN BAHASA PADA REMAJA a. Pengertian Bahasa Perkembangan Bahasa pada Remaja Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini, tercakup semua cara untuk berkomunikasi, di mana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan sesuatu pengertian, seperti menggunakan lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan dan mimik muka. Bahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan berpikir individu. Perkembangan pikiran individu tampak dalam perkembangan bahasanya yaitu melalui kemampuan membentuk pengertian, menyusun pendapat, dan menarik kesimpulan. Bahasa adalah produk social sekaligus produk budaya karenanya bahasa berfungsi sebagai wadah aspirasi social, kegiatan dan prilaku masyarakat, wadah penyingkapan budaya, termasuk teknologi yang berkembang dan dikembangkan oleh masyarakat pemakai bahasa itu (Kurnia Inggridwati .2007: 5). Bahasa adalah bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia, bukan bunyi yang dihasilkan alat lain. Bahasa berasal dari udara yang keluar dari paru-paru menggetarkan pita suara di kerongkongan dan kemudian terujar lewat mulut. (Abidin, dkk .2010: 1) Sesuai dengan fungsinya, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seorang dalam pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain. bahasa merupakan alat bergaul. Oleh karena itu penggunaan bahasa menjadi efektif sejak seorang individu memerlukan berkomunikasi dengan orang lain. Sejak seorang bayi mulai berkomunikasi dengan orang lain, sejak itu pula bahasa diperlukan.

7

Sejalan dengan perkembangan hubungan sosial, maka perkembangan bahasa seorang (bayi anak) dimulai dengan meraban (suara atau bunyi tanpa arti) dan diikuti dengan bahasa atau suku kata, dua suku kata, menyusun kalimat sederhana dan seterusnya melakukan sosialisasi dengan menggunakan bahasa yang kompleks sesuai dengan tingkat perilaku sosial. Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif yang berarti faktor intelek/kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Bayi yang tingkat intelektualnya belum berkembang dan masih sangat sederhana, bahasa yang digunakannya juga sangat sederhana. Semakin bayi itu tumbuh dan berkembang serta mulai mampu memahami lingkungan, maka bahasa mulai berkembang dari tingkat yang sangat sederhana menuju ke bahasa yang kompleks. Pada tahun 1950-an tatkala penelitian ilmiah mengenai ciri-ciri siswa dalam belajar bahasa kedua dimulai, segera menjadi jelas bahwa seperangkat ciriciri siswa merupakan penyebab keberhasilan atau kegagalan relatif dari belajar bahasa kedua. (Hamid, 1987:81). Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan, karena bahasa pada dasarnya merupakan hasil belajar dari lingkungan. Belajar bahasa yang sebenarnya baru dilakukan oleh anak berusia enam sampai tujuh tahun, disaat anak mulai bersekolah. Jadi perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan cara lisan, tertulis, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Mampu dan menguasai alat komunikasi di sini diartikan sebagai upaya seseorang untuk dapat memahami dan dipahami orang lain. Dalam bukunya “Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja” Syamsu Yusuf (2004: 31) mengatakan bahwa “perkembangan bahasa dipengaruhi oleh 5 faktor, yaitu: faktor kesehatan, intelegensi, statsus sosial ekonomi, jenis kelamin, dan hubungan keluarga”.

b. Perkembangan Bahasa pada Remaja 1) Karakteristik Perkembangan Bahasa pada Remaja a) Pada umumnya kemampuan bahasa remaja lebih berkembang daripada masa perkembangan sebelumnya

8

b) Remaja belajar bahasa dari lingkungan. Lingkungan remaja meliputi lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah dan pergaulan teman sebaya. c) Ragam bahasa remaja memiliki ciri khusus yaitu singkat, lincah dan kreatif. Kata-kata yang digunakan cenderung pendek, sementara kata yang agak panjang akan diperpendek atau diganti dengan kata yang lebih pendek seperti permainan diganti dengan mainan, pekerjaan diganti dengan kerjaan. d) Kalimat-kalimat yang digunakan kebanyakan berstruktur kalimat tunggal atau kalimat lebih pendek sehingga seringkali dijumpai kalimat-kalimat yang tidak lengkap tetapi sangat komunikatif. e) Perkembangan bahasa remaja didukung oleh perkembangan kognitifnya Pada masa remaja telah tercapai tahap operasional formal sehingga remaja mulai mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip berpikir formal atau ilmiah secara baik pada setiap situasi dan telah mengalami peningkatan kemampuan dalam menyusun pola hubungan secara komperhensif, membandingkan secara kritis antara fakta dan asumsi serta mengurangi penggunaan symbol-simbol dan terminologi konkret dalam mengomunikasikannya.

2) Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa a) Kesehatan/kondisi fisik Kesehatan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan bahasa anak terutama pada usia awal kehidupannya. Apabila kesehatan terganggu maka anak cenderung mengalami keterlambatan atau kesulitan dalam perkembangan bahasanya. Apabila pada masa perkembangan sebelum remaja perkembangan bahasa mengalami gangguan maka akan berpengaruh terhadap perkembangan bahasa pada masa remaja. b) Kondisi Lingkungan Remaja belajar bahasa dari lingkungan. Lingkungan yang berbeda dalam perkembangan bahasa akan menyebabkan perbedaan antara remaja yang satu dengan yang lainnya. c) Kecerdasan/intelegensi Untuk meniru bunyi atau suara, gerakan dan simbol-simbol , memproduksi perbendaharaan kata, kemampuan meyusun kalimat dengan baik dan

9

memahami maksud suatu pernyataan memerlukan kemampuan motorik yang baik. Kemampuan motorik seseorang berhubungan positif dengan kecerdasan orang tersebut. Dengan demikian maka kecerdasan berpengaruh terhadap kemampuan bahasa orang tersebut. d) Status Sosial Ekonomi Keluarga Beberapa studi mengatakan bahwa remaja yang berasal dari keluarga kurang mampu mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasanya dibandingkan dengan remaja yang berasal dari keluarga yang status ekonominya lebih baik. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh perbedaan kecerdasan dan juga kesempatan belajar. e) Jenis kelamin Beberapa studi mengatakan bahwa wanita lebih baik dalam membaca. Wanita juga menunjukan prestasi yang lebih baik dari lelaki pada bidang menguji kemampuan berbahasa. f) Hubungan Keluarga Hubungan yang tidak sehat berupa sikap orang tua yang kasar, kurang kasih sayang, kurang perhatian untuk memberikan latihan dan contoh dalam berbahasa yang baik kepada anak menyebabkan perkembangan bahasa anak menjadi stagnan atau mengalami kelainan. Sedangkan hubungan keluarga yang sehat dapat memfasilitasi perkembangan bahasa anak. 3) Hubungan antara Kemampuan Bahasa dan Kemampuan Berpikir Kemampuan berbahasa dan berpikir saling berpengaruh satu sama lain. Seseorang yang rendah kemampuan berpikirnya akan mengalami kesulitan dalam meyususn kalimat yang baik, logis dan sistematis. Seseorang yang kemampuan bahasanya rendah sulit untuk menyampaikan dan juga menangkap arti bahasa sehingga persepsi yang diperolehnya menjadi tidak jelas hal ini menyebabkan hasil proses berpikir menjadi tidak tepat. Ketidaktepatan hasil proses berpikir ini diakibatkan oleh kekurangmampuan dalam bahasa. 4) Perbedaan individu dalam kemampuan dan Perkembangan Bahasa Menurut Chomsky anak dilahirkan ke dunia telah memiliki kapasitas berbahasa. Akan tetapi kemampuan tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Lingkungan yang berbeda menyebabkan perbedaan terbentuknya bahasa anak. Anak

10

mempunyai kemampuan berpikir yang berbeda-beda, sedangkan berpikir dan bahasa mempunyai korelasi yang tinggi. Anak dengan kemampuan IQ yang tinggi cenderung mempunyai kemampuan bahasa yang tinggi. Nilai IQ masing-masing anak tersebut menjelaskan bahwa terdapat perbedaan individual pada remaja. Variasi kemampuan berbahasa sesuai dengan variasi kemampuan dalam berpikir. Kekayaan lingkungan dalam hal ini adalah kosakata yang dilihat, didengar, dan dihayati oleh remaja merupakan pendukung bagi perkembangan peristilahan yang sebagian besar dicapai dengan proses meniru. Hal inilah yang menyebabkan remaja yang berasal dari lingkungan yang berbeda menyebabkan perbedaan dalam kemampuan berbahasa. Jadi, perbedaan individual yang menyebabkan perbedaan dalam kemampuan dan perkembangan berbahasa adalah perbedaan lingkungan dan perbedaan tingkat IQ. 5) Implementasi dalam Pendidikan Strategi pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru agar pembelajarn tersebut bermakna bagi siswa adalah sebagai berikut: 1. Anak diminta untuk melakukan pengulangan, misalnya dengan cara menceritakan kembali pelajaran yang sudah didapat, baik kepada guru maupun kepada sesama teman, dengan kalimat mereka sendiri sehingga kemampuan dan pola berbahasa anak meningkat. 2. Guru menambah perbendaharaan bahasa lingkungan yang telah dipilih secara tepat dan benar. Hal ini dapat menyebabkan kemampuan anak dalam berbahasa meningkat dan anak mampu menyusun cerita yang lebih kompleks dan komprehensif dengan bahasa mereka sendiri. 3. Anak diminta melakukan pengulangan dengan cara menuliskan kembali secara tertulis sehingga pola berbahasa dan kemampuan menyusun kalimat bagi siswa meningkat. 4. Guru memberikan fasilitas diskusi dan komunikasi bebas bagi siswa agar siswa dapat mengekspresikan kemampuan berbahasa mereka. 5. Guru memberikan fasilitas seperti buku bacaan, surat kabar, majalah, dan lainlain yang memiliki pengetahuan yang baik untuk siswa.

11

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN 1. Krakteristik perekmbangan kognitif. Ada 5 perubahan perkembangan kognitif anak remaja: a. Remaja sudah bisa melihat ke depan (future) ke hal-hal yang mungkin,termasuk mengerti keterbatasannya dalam memahami realita. b. Remaja mampu berfikir abstrak. Kemampuan ini berdampak dan dapat diaplikasikan dalam proses penalaran dan berfikir logis. c. Remaja mulai berfikir lebih sering tentang berfikir. d. Pemikirannya lebih multidimensional,dll 2. Karakteristik bahasa Remaja a. Pada umumnya kemampuan bahasa remaja lebih berkembang daripada masa perkembangan sebelumnya b. Remaja belajar bahasa dari lingkungan c. Ragam bahasa remaja memiliki ciri khusus yaitu singkat, lincah dan kreatif. d. Kalimat-kalimat yang digunakan kebanyakan berstruktur kalimat tunggal atau kalimat lebih pendek e. Perkembangan bahasa remaja didukung oleh perkembangan kognitifnya ,dll

B. SARAN 1. Sebaiknya guru melakukan strategi pembelajaran yang menunjang perkembangan kognitif siswa misalnya yaitu memberi permasalahan kepada siswa dan siswa diminta untuk menganalisis masalah tersebut 2. Sebaiknya siswa meningkatkan kemampuan dan pola bahasa dengan melakukan interaksi dengan guru, teman-teman, orang tua atau masyarakat agar kosakata yang dikuasai semakin meningkat

12

DAFTAR PUSTAKA Abidin, Yunus, dkk. 2010. Kemampuan Berbahasa Indoneia di Perguruan Tinggi. Bandung: CV. Maulana Media Grafika Andi Prastowo. 2011.Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Hamid, Fuad Abdul. 1987. Proses Belajar Mengajar Bahasa. Jakarta: PPLPTK Depdikbud. Inggridwati. Kurnia. 2007. Perkembangan Pserta Didik. Jakarta: Depdiknas Monks. 1984. Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Schneirla.1957. Psikologi Perkembangan.Bandung: PT Remaja Resdakarya Suparno.2011. Psikologi Perkembangan.Jakarta: Erlangga. Weschler dalam Wahab, 1999. Perkembangan Peserta Didik.Jakarta: PT Rineka Cipta. Yusuf LN, Syamsu.2004.Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung: PT Remaja Resdakarya.

13

More Documents from "Aulia Rosidatul Ilma"