SEJARAH DAN PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu yang diampu oleh Dr. H. Babang Robandi, M. Pd.
Kelompok 4 Kelas 1 A
Anggota: Evita Meylani Awalia (1802736) Rafni Fajriati (1802993)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum WR.WB Puji syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat-NYA lah saya dapat menyelesaikan makalah dengan tema “Sejarah Filsafat dan Perkembangannya” tepat pada waktunya. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu. Dalam penyelesaian laporan ini banyak dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu tak lupa saya sampaikan terima kasih kepada Yth. Dr. H. Babang Robandi, M. Pd. selaku Dosen Mata Kuliah Filsafat Umum dan selaku pemberi tugas. Saya menyadari bahwa makalah yang telah saya susun masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saya mohon maaf atas kekurangannya. Saya harapkan kritik dan saran dari para pembaca demi tercapainya kesempurnaan tersebut. Wassalamu’alaikum WR.WB Bandung, Oktober 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Makalah
1
B. Rumusan Makalah
2
C. Tujuan
2
D. Manfaat
2
Bab II Faktor-Faktor Pendorong Kewirausahaan A. Sejarah Filsafat Ilmu
4
B. Perkembangan Filsafat Ilmu
6
1.
2.
3.
4.
Filsafat Klasik
6
a. Zaman Pra-Socrates
7
b. Zaman Keemasan
7
Abad Pertengahan
9
a. Zaman Skolastik Islam
10
b. Zaman Skolastik Kristen
11
Modern
13
a. Filsafat Renaissance
13
b. Filsafat Modern
15
Kontemporer
BAB III PENUTUP
16 18
A. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA
18 20
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya manusia dibekali akal oleh Allah SWT untuk berpikir, hal itulah yang membedakan manusia dengan mahluk hidup lainnya. Dengan adanya akal munculah rasa ingin tahu, menggali semua hal yang terjadi di muka bumi. Kegiatan berpikir ini bersifat dinamis terus berkembang seiring dengan perkembangan manusia itu sendiri. Selain akal manusia juga memiliki potensi lain yaitu daya untuk mencipta, merasa, karsa dan karya. Dengan potensi tersebut manusia tidak merasa puas atas semua hal yang ada pada diri dan lingkungannya. Mereka mempertanyakan, meragukan, dan bahkan menjawabnya. Berawal dari hal tersebut, munculah filsafat. Menurut Poedjawijatno dalam buku Pengantar Filsafat karya Ali Maksum, filsafat adalah ilmu (tentang segala sesuatu) yang menyelidiki keterangan atau sebab yang sedalam-dalamnya. Berpikir filsafat berbeda dengan berpikir lainnya, berpikir filsafat adalah berpikir yang radikal, sistematis, dan universal. Tujuannya untuk memperoleh pengetahuan yang menyangkut kebenaran. Sudah disebutkan sebelumnya, bahwa kegiatan berpikir adalah kegiatan yang sifatnya dinamis berkembang seiring dengan perkembangan
manusianya, maka dari ini filsafat juga mengalami perkembangan dari masa ke masa. Oleh sebab itu, disusunlah makalah mengenai Sejarah dan Perkembangan Filsafat yang diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah: 1. Kapan filsafat muncul? 2. Bagaimana awal mula adanya filsafat? 3. Bagaimana perkembangan filsafat dari masa ke masa?
C. Tujuan Makalah ini disusun dengan tujuan untuk: 1. Menjelaskan sejarah dan awal mula adanya filsafat 2. Menjelaskan perkembangan filsafat dari masa ke masa.
D. Manfaat Manfaat makalah ini dapat dilihat dari berbagai aspek yang meliputi: 1. Manfaat Teoritis
Penjelasan tentang sejarah dan perkembangan filsafat ini akan mendorong mahasiswa untuk menerapkan konsep berpikir filsafat dalam kegiatan sehari-harinya, terutama dalam proses perkuliahan. 2. Manfaat Praktis Makalah ini memberikan pengetahuan untuk mahasiswa dan pembaca mengenai sejarah dan perkembangan filsafat ilmu.
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Filsafat Ilmu Sejarah awal munculnya khazanah pemikiran filsafat tidak bisa dilepaskan begitu saja dengan kebudayaan dan peradaban Yunani. Pasalnya, di Negeri itulah filsafat lahir dan berkembang hingga mencengangkan peradaban dunia hingga abad ini. Bertrand Russel (1946), dalam bukunya History of Westrn Philosophy menjelaskan bahwa munculnya filsafat di Yunani tersebut akibat kemahiran bangsa Yunani dalam merajut dan menyempurnakan peradaban besar lainnya pada saat itu, seperti Mesir dan Mesopotamia. Peradaban Yunani bisa dikatakan sukses menginspirasi peradaban lain untuk merebut peran perubahan ke arah gerakan pencerahan dan membangun peradaban agung dan luhur. Tapi bukan tanpa kendala, jauh sebelum filsafat muncul masyarakat Yunani masih menggantungkan diri pada mitos, legenda, kepercayaan, dan agama untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan mereka. Tetapi sekitar abad ke-7 SM, di Yunani mulai berkembang suatu pendekatan filsafat. Sejak saat itulah orang mulai mencari jawaban rasional tentang berbagai problem yang dihadapi, termasuk beragam masalah mengenai alam semesta. Dari sinilah peradaban Yunani mengalami titik balik peradaban yang cukup menakjubkan. Sebab, di zaman ini orang-orang mulai berpikir
dan berdiskusi tentang keadaan alam, dunia, dan lingkungan sekitar dengan tidak menggantukan diri lagi pada mitos, legenda, kepercayaan, dan agama. Tetapi mereka mulai menggunakan rasio dan akal sehat dalam rangka untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kehidupan. Banyak ahli filsafat memberi kesimpulan bahwa filsuf Yunani pertama adalah Thales. Meskipun sebetulnya para filsuf Yunani yang terbesar lainnya masih banyak, seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles, namun Thales lah yang pertama kali berjasa melahirkan gagasan-gagasan kritis mengenai semua kehidupan ini, yang katanya bermula dari air. Lalu tesis tersebut mengundang perdebatan hingga saat ini dan melahirkan banyak aliran pemikir, ilmuwan, dan pemikir besar dunia. Menurut K. Bertens (1990), ada tiga faktor yang mempengaruhi dan seakan-akan mempersiapkan lahirnya filsafat di Yunani Kuno. Yaitu: 1. Mitos bangsa Yunani. Layaknya bangsa-bangsa besar lainnya. Yunani juga memiliki banyak mitologi. Mite yang pertama mencari keterangan tentang asal usul alam semesta, biasanya disebut mite kosmogonis. Sedangkan mite yang kedua mencari keterangan tentang asal usul dan sifat kejadian alam semesta, biasanya disebut mite kosmologis. Bangsa Yunani Kuno dikenal selalu mengadakan berbagai usaha untuk menyusun mite-mite yang diceritakan oleh rakyat menjadi suatu keseluruhan yang sistematis dan apik. Dalam usaha itu, tampaklah sifat rasional bangsa Yunani. Karena dengan mencari suatu keseluruhan yang sistematis, mereka sudah menyatakan keinginan untuk mengerti
hubungan mite-mite satu sama lain dan menyingkirkan mite yang tidak dapat dicocokan dengan mite lain. 2. Kesusastraan Yunani. Dua karya puisi Homeros yang berjudul Ilyas dan Odyssea mempunyai kedudukan istimewa dalam kesusastraa Yunani. Syair-syair dalam karya tersebut sudah lama digunakan sebagai semacam buku pendidikan untuk rakyat Yunani. 3. Pengaruh ilmu pengetahuan. Walaupun ilmu pengetahuan banyak muncul dari negara lain, terutama ilmu ukur dan ilmu hitung yang Yunani dapatkan sebagian berasal dari Mesir, dan ilmu astronomi dari Babilonia, namun bangsa Yunani bisa mengoah unsur-unsur tadi dengan cara yang tidak pernah disangka-sangka oleh bangsa Mesir dan Babilonia. Baru pada bangsa Yunanilah didapatkan ilmu pengetahuan yang bercorak dan sungguh-sungguh ilmiah.
B. Perkembangan Filsafat Ilmu Dalam banyak literatur filsafat mutakhir, klasifikasi tahap sejarah filsafat Barat dibagi menjadi empat tahap penting, yaitu Filsafat Klasik, Abad Pertengahan, Modern, dan Kontemporer. 1. Filsafat Klasik Di era filsafat klasik, khazanah pemikiran filsafat dibagi menjadi dua zaman, yakni zaman pra-Socrates dan zaman keemasan.
a. Zaman pra-Socrates Pemikiran filsafat Yunani periode awal sering disebut filsafat alam. Penyebutan tersebut didasarkan pada munculnya banyak ahli pikir alam yang memfokuskan pemikirannya pada alam semesta. Tipe filsafat alam ini juga disebut sebagai filsafat pra-Socrates. Sebab karakter pemikiran filsafat ini berbeda dengan pemikiran filsafat zaman Socrates dan berikutnya. Tokoh-tokoh filsafat kategori ini antara lain adalah Thales (645545 SM) yang berpendapat bahwa kenyataan yang terdalam adalah satu substansi air. Anaximander (610-546 SM) berkeyakinan bahwa merupakan kenyataan terdalam adalah to apeiron, yaitu “suatu tanpa batas” tidak dapat ditentukan dan tidak memiliki persamaan dengan salah satu benda yang ada dalam dunia. Anaximines (585-528 SM) berkeyakinan bahwa yang merupakan unsur kenyataan yang sedalam-dalamnya adalah udara. Sedangkan menurut Pythagoras (582-496 SM), arche itu maksudnya bilangan, sementara Heraklitos (535-480 SM) arche itu api, ia juga berpendapat bahwa segala sesuatu itu terus mengalir. Berbeda dengan Parminides (540-475 SM), bagi filsuf ini segala sesuatu itu tetap tidak bergerak. b. Zaman keemasan Zaman keemasan disini adalah zaman Socrates, Plato dan Aristoteles. Zaman mereka disebut sebagai zaman keemasan karena
dalam periode ini ditandai oleh ajarannya yg “membumi” dibandingkan ajaran-ajaran filosof sebelumnya. Sekitar abad 5 SM, Athena menjadi pusat baru seluruh kebudayaan Yunani. Pada waktu itu pada bidang politik, Athena memainkan peranan besar di bawah kepemimpinan Perikles. Mulai waktu ini, filsafat pun berpusat di Athena. Di Athena ini terdapat segolongan kaum yang pandai berpidato (rethorika) dinamakan kaum sofis. Kegiatan mereka adalah mengajarkan pengetahuan kepada kaum muda. Yang menjadi objek penyelidikannya bukan lagi alam tetapi manusia, sebagaimana yang dikatakan oleh Pithagoras, manusia adalah ukuran untuk segala-galanya. Hal ini ditentang oleh Socrates dengan mengatakan bahwa yang benar dan yang baik harus dipandang sebagai nilai-nilai objektif yang dijunjung tinggi oleh semua orang. Akibat ucapannya tersebut Socrates dihukum mati. Socrates mempunyai jasajasa besar bagi filsafat Barat, sebab ia menyelamatkan pemikiran para pemuda Yunani dari krisis yang diakibatkan oleh Sofistik. Socrates sendiri tidak meninggalkan karangan-karangan, hasil pemikirannya tertuang dalam karya-karya muridnya yang setia bernama Plato. Dalam filsafatnya Plato mengatakan: Realitas seluruhnya terbagi atas dua dunia yang hanya terbuka bagi pancaindera dan dunia yang hanya terbuka bagi rasio kita. Dunia yang pertama adalah dunia jasmani dan dunia yang kedua adalah dunia ide. Pendapat tersebut dikritik oleh Aristoteles dengan mengatakan bahwa yang ada itu adalah manusia-
manusia yang konkrit. Dan ide manusia tidak terdapat dalam kenyataan. Pendapat Aristoteles ini dikenal sebagai hilemorfisisme, yaitu ilmu pengetahuan dimungkinkan atas dasar bentuk yang terdapat dalam setiap benda konkret. 2. Abad Pertengahan Filsafat abad pertengahan lazim disebut filsafat skolastik. Kata tersebut diambil dari kata scuhler yang berarti ajaran atau sekolahan. Pasalnya sekolah yang diselenggarakan oleh Karel Agung mengajarkan apa yang diistilahkan sebagai artes liberales, meliputi mata pelajaran gramatika, geometria, arithmatika, astronomia, musika, dan dialektika. Dialektika inilah yang sekarang disebut logika dan kemuadia meliputi seluruh flsafat. Dan akhirnya, skolastik menjadi istilah bagi filsafat pada abad ke 9-15 yang mempunyai corak khusus, yaitu filsafat yang dipengaruhi oleh agama. Ciri khas dan karakteristik filsafat pada abad pertengahan ini adalah: a. Cara berfilsafatnya dipimpin oleh gereja b. Berfilsafat di dalam lingkungan ajaran Aristoteles c. Berfilsafat dengan pertolongan Augustinus. Filsafat Barat pada abad pertengahan ini (476-1492 M) dapat dikatakan sebagai abad gelap, sebab pendapat-pendapat para pemikir terbelenggu oleh kebijakan-kebijakan dominasi gereja. Mereka tidak lagi memiliki kebebasan untuk mengembangkan pemikiran kritis mereka akibat pengawasan gereja yang amat ketat. Apabila terdapat pemikiran yang
bertentangan dengan ajaran gereja, maka orang yang mengemukakannya akan mendapatkan hukuman yang berat dan bahkan hukuman mati. Secara garis besar filsafat pada masa ini dibagi menjadi dua periode yaitu Periode Skolastik Islam dan Periode Skolastik Kristen, a. Periode Skolastik Islam (Arab) Di kalangan kaum Muslim filsafat dianggap berkembang dengan baik mulai abad 9-12 M. Keberadaan filsafat pada masa ini juga menandai masa kegemilangan dunia Islam, yaitu selama masa Daulah Abasiyah di Bagdad (750-1258 M) dan Daulah Amawiyah di Spanyol (755-1492 M). Menurut Hasbullah Bakry, istilah skolastik Islam jarang dipakai dalam khazanah pemikiran Islam. Istilah yang sering dipakai adalah ilmu kalam atau filsafat Islam. Periode Skolastik Islam dibagi menjadi empat masa yaitu periode kalam pertama, periode filsafat pertama, periode kalam kedua dan periode filsafat kedua. Pada periode kalam pertama aliran yang paling menonjol adalah Mu’tazilah yang dimotori oleh Wasil bin Atha dan dianggap sebagai rasionalisme Islam. Konsep-konsep Mu’tazilah adalah tentang keesaan Tuhan (Al-Tauhid), kebebasan berkehendak (Al-Iradah), keadilan Tuhan (Al-‘adalah), posisi tengah (al-manzilah bain al-manzilatain), dan amar ma’ruf nahi munkar (al-amr bi al-ma’ruf wa al-nahy ‘an almunkar). Sedangkan pada periode kalam kedua ditandai dengan adanya tokoh-tokoh
kalam
penting
dan
besar
pengaruhnya
dalam
perkembangan ilmu kalam berikutnya antara lain Al Asy’ari (873-957 M) dan Al Ghazali (1065-1111 M). Periode filsafat Islam pertama adalah periode munculnya filsuffilsuf Muslim di wilayah Timur, yaitu Al-Kindi (806-873 M), Al-Razi (865-925 M), Al Farabi (870-950 M), dan Ibn Sina (980-1037 M). Sedangkan periode Filsafat kedua ditandai dengan tampilnya sarjanasarjana dan ahli-ahli dalam berbagai bidang yang juga meminati filsafat. Mereka hidup dalam masa Daulah Amawiyah di Spanyol (Eropa) pada saat Eropa sedang dalam masa kegelapan. Dengan tampilnya para filsuf Muslim di Eropa ini, ilmu dan peradaban tumbuh berkembang dan terus meningkat. Mereka adalah Ibnu Bajjah (11001138 M) di Barat dikenal Avempace, Ibnu Thufail (1185 M) di Barat dikenal Abubacer, dan Ibnu Rusyd (1126-1198 M) di Barat dikenal Averroce. b. Periode Skolastik Kristen Periode Skolastik kristen dalam sejarah perkembangannya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu masa skolastik awal, masa skolastik keemasan, dan masa skolastik akhir. Mulanya skolastik ini timbul pertama kalinya di Biara Italia Selatan dan akhirnya berpengaruh ke daerah-daerah lain. Pada sekolahsekolah saat itu diterapkan kurikulum ajaran yang meliputi studi duniawi atau artliberales yang meliputi tata bahasa, retorika, dialektika (seni diskusi), ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu perbintangan, dan musik.
Pada masa ini persoalan pemikiran yang paling menonjol adalah hubungan antara rasio dengan wahyu (agama). Pada masa skolastik awal, filsafat bertumpu pada alam pikiran dan karya-karya Kristiani. Tetapi sejak pertengahan abad ke-12 karya-karya non-Kristiani mulai muncul dan filsuf Islam mulai berpengaruh. Pada mulanya hanya filsuf yang membawa dan meneruskan ajaran Aristoteles yang boleh berkembang, namun Agustinus memberikan perlawanan sebab ada anggapan bahwa ajaran Aristoteles mulai dikenal pada abad ke-12 telah diolah dan tercemar oleh filsuf Arab (Islam). Ini dianggap sangat membahayakan ajaran Kristen. Untuk menghindari pencemaran tersebut, maka Albertus Magnus dan Thomas Aquinas sengaja menghilangkan unsur-unsur atau selipan-selipan dari Ibnu Rusyd, dengan menterjemahkan langsung dari bahasa Latinnya. Tak hanya itu bagian-bagian ajaran Aristoteles yang bertentangan dengan ajaran Kristen juga diganti dengan teori-teori baru yang bersumber pada ajaran Aristoteles dan diselaraskan dengan ajaran ilmiah. Masa skolastik akhir ditandai dengan kemalasan berpikir filsafati sehingga menyebabkan stagnasi pemikiran filsafat skolastik Kristen. Meskipun demikian, masih muncul tokoh yang terkenal pada masa ini, yaitu Nicolaus Cusanus (1401-1404 M). Ia adalah pemikir penghujung Masa Skolastik. Menurutnya, terdapat tiga cara untuk mengenal, yaitu: lewat indra, akal, dan intuisi. Dengan akal kita akan
mendapatkan pengetahuan tentang benda-benda berjasad, yang sifatnya tidak sempurna. Dengan akal kita mendapatkan bentuk-bentuk pengertian yang abstrak berdasar pada sajian atau tangkapan indra. Dalam intuisi inilah kita akan dapat mempersatukan apa yang oleh akal tidak dapat dipersatukan, dan diharapkan akan sampai pada kenyataan di mana segala sesuatu menjadi larut, yakni Tuhan. 3. Modern Istilah
modern
muncul
sebagai
antitesis,
perlawanan,
pemberontakan, dan penolakan terhadap apa yang lampau dan tradisional. Dalam sejarah peradaban Yunani dan Arab abad pertengahan ada sebagian kelompok yang menyebut dirinya sebagai kelompok modern sebagai simbol resistensi generasi tua yang di dalam tradisi Arab disebut sebagai mutaakhirun yang artinya sama dengan modern. Pada umumnya kriteria modern itu adalah apabila ada sesuatu yang baru, lain dengan biasanya, berada, dan bahkan bertentangan dengan kebiasaan-kebiasaan, tradisi atau adat istiadat termasuk keagamaan. Oleh karena itu, sesuatu bisa disebut sebagai modern apabila ada gerakan atau dinamika untuk menolak atau meninggalkan hal-hal yang dianggap sebagai masa lalu dan menganut hal-hal baru. Zaman modern ini dibagi menjadi dua periode, yaitu periode Renaissance dan periode Modern. a. Periode Renaissance Renaisans berasal dari istilah bahasa Prancis renaissance yang berarti kelahiran kembali (rebirth). Istilah ini biasanya digunakan
oleh para ahli sejarah untuk menunjuk berbagai periode kebangkitan intelektual yang terjadi di Eropa, khususnya di Italia sepanjang abad ke 15 dan ke 16. Istilah ini mula-mula digunakan oleh seorang ahli sejarah terkenal yang bernama Jules Michelet, kemudian dikembangkan oleh J.Burckhardt (1860) untuk konsep sejarah
yang
menunjuk
kepada
periode
yang
bersifat
individualisme, kebangkitan kebudayaan antik, penemuan dunia dan manusia sebagai periode yang di lawankan dengan periode Abad Pertengahan. Renaissance atau kelahiran kembali di Eropa ini merupakan suatu gelombang kebudayaan dan pemikiran yang di mulai di Italia, kemudian di Francis, Spanyol, dan selanjutnya hingga meyebar ke seluruh Eropa. Pada
masa
Renaissance
ilmu
telah
memperoleh
kemandiriannya. Sejak saat itu pula manusia merasa bebas, tidak terikat dengan dogma agama, tradisi maupun sistem sosial. Pada masa ini perombakan secara fundamental di dalam sikap pandang tentang apa hakikat ilmu dan bagaimana cara memperolehnya telah terjadi. Pada masa renaissance ini juga berkembang bentuk pemikiran manusia yang baru, yang sama sekali terlepas dengan gereja. Diantara pemahaman itu adalah humanisme, rasionalisme, empirisme, dan materialisme.
Setiap gerakan baik besar atau kecil akan menghasilkan tokoh-tokoh yang tidak akan lepas dari sejarah pergerakan tersebut. Begitu pula renaissance, gerakan yang mampu mengubah cara berfikir eropa menjadi lebih maju dan modern juga mempunyai tokoh yang harus kita ketahui bersama. Pada zaman renaissance terdapat tokoh di berbagai bidang, baik itu di bidang seni dan budaya, ilmu pengetahuan, penjelajahan, ataupun di bidang filsafat. Diantara tokoh-tokoh tersebut adalah Niccolo Machiavelli, Thomas Hobbes, dan Francis Bacon. b. Periode Modern Zaman Modern dikenal juga sebagai masa Rasionalisme yang ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah. Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern sudah dirintis sejak Zaman Renaissance. Para filsuf zaman modern menegaskan bahwa pengetahuan berasal dari diri manusia sendiri. Aliran rasionalisme beranggapan bahwa sumber pengetahuan adalah rasio: kebenaran pasti berasal dari rasio (akal). Filsafat zaman modern berfokus pada manusia, bukan kosmos (seperti pada zaman yunani kuno), atau Tuhan (pada abad pertengahan). Era ini berawal sekitar abad ke-15. Pada zaman ini filsafat dari berbagai aliran muncul. Secara garis besar ada tiga paham yang muncul yaitu rasionalisme (Rene Descrates), idealisme
(Imanuel Kant), dan empirisme (Francis Bacon). Tapi yang paling mendominasi pada zaman ini adalah paham rasionalisme. 4. Kontemporer Istilah filsafat barat kontemporer ini pertama sekali muncul di Perancis, Jerman, dan Inggris pada abad ke-20. Kemunculannya ialah sebagai kritik terhadap perkembangan filsafat pada abad modern. Kritikan utama yang dimunculkan adalah dekonstruksi terhadap rasionalisme yang telah begitu didewakan dalam membangun kebudayaan dunia barat. Demokstruksi dinilai sangat diperlukan karena rasionalis yang berlebihan telah menyisihkan seluruh nilai dan norma-norma dalam menjalankan kehidupan. Karakteristik filsafat di zaman kontemporer ini yaitu : a. Membuat deskripsi tentang perkembangan filsafat di zaman kontemporer berarti menggambarkan aplikasi ilmu dan teknologi dalam berbagai sektor kehidupan manusia. b. Filsafat pada zaman kontemporer tidak segan-segan melakukan dekonstruksi (perbaikan) dan peruntuhan terhadap teori-teori ilmu yang pernah ada untuk kemudian menyodorkan pandanganpandangan baru dalam rekonstruksi ilmu yang mereka bangun. Di antara ilmu khusus, bidang fisika menempati kedudukan yang paling tinggi dan banyak dibicarakan oleh para filsuf. Menurut Trout, fisika dipandang sebagai dasar ilmu pengetahuan yang subjek materinya mengandung unsur-unsur fundamental yang membentuk alam semesta.
Secara historis hubungan antara fisika dengan filsafat terlihat dalam dua cara : 1. Diskusi filosofis mengenai metode fisika dan dalam interaksi antara pandangan substansial tentang fisika misalnya tentang materi, kuasa, konsep ruang, dan waktu. 2. Ajaran filsafat tradisional yang menjawab tentang materi, kuasa, ruang dan waktu. `
Fisikawan Albert Einstein menyatakan alam itu tidak berhingga
besarnya dan tidak terbatas, tetapi juga tidak berubah status totalitasnya atau bersifat statis dari waktu ke waktu. Einstein percaya akan kekekalan materi, berarti alam semesta itu kekal, dengan kata lain tidak mengakui adanya penciptaan alam. Zaman kontemporer ini juga ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih seperti teknologi komunikasi, komputer, satelit komunikasi, internet, dan sebagainya. Bidang ilmu lain juga mengalami kemajuan pesat, sehingga terjadi spesialisasi ilmu yang semakin tajam. Ilmuwan kontemporer mengetahui hal yang sedikit, tetapi secara mendalam. Disamping kecenderungan ke arah spesialisasi, kecenderungan lain adalah sintesis antara bidang ilmu satu dengan yang lainnya. Sehingga dihasilkannya bidang-bidang ilmu baru.
BAB III KESIMPULAN 1. Sejarah Filsafat Ilmu Jauh
sebelum
filsafat
muncul,
masyarakat
yunani
masih
menggantungkan diri pada mitos, legenda, kepercayaan, dan agama untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan mereka. Tetapi sekitar abad ke-7 SM, di yunani mulai berkembang suatu pendekatan filsafat. Sejak saat itulah orang mulai mencari jawaban rasional tentang berbagai problem yang dihadapi, termasuk beragam masalah mengenai alam semesta. Sejarah awal munculnya khazanah pemikiran filsafat tidak bisa dilepaskan begitu saja dengan kebudayaan dan peradaban yunani. Thales lah yang pertama kali berjasa melahirkan gagasan-gagasan kritis mengenai semua kehidupan ini, yang katanya bermula dari air. Lalu tesis tersebut mengundang perdebatan hingga saat ini dan melahirkan banyak aliran pemikir, ilmuwan, dan pemikir besar dunia. Menurut K. Bertens (1990), ada tiga faktor yang mempengaruhi dan seakan-akan mempersiapkan lahirnya filsafat di yunani kuno, yaitu: a. Mitos bangsa yunani. Yunani juga memiliki banyak mitologi. Mite yang pertama mencari keterangan tentang asal usul alam semesta, biasanya disebut mite kosmogonis. Sedangkan mite yang kedua mencari keterangan tentang asal usul dan sifat kejadian alam semesta, biasanya disebut mite kosmologis.
b. Kesusastraan yunani. Dua karya puisi homeros yang berjudul ilyad dan odyssea mempunyai kedudukan istimewa dalam kesusastraan yunani. Syair-syair dalam karya tersebut sudah lama digunakan sebagai semacam buku pendidikan untuk rakyat yunani. c. Pengaruh ilmu pengetahuan. Walaupun ilmu pengetahuan banyak muncul dari negara lain, terutama ilmu ukur dan ilmu hitung yang yunani dapatkan sebagian berasal dari mesir, dan ilmu astronomi dari babilonia, namun bangsa yunani bisa mengolah unsur-unsur tadi dengan cara yang tidak pernah disangkasangka oleh bangsa mesir dan babilonia. Baru pada bangsa yunanilah didapatkan ilmu pengetahuan yang bercorak dan sungguh-sungguh ilmiah. 2. Perkembangan Filsafat Ilmu Perkembangan filsafat ilmu terbagi ada 4 masa: 1. Filsafat Klasik 2. Abad Pertengahan 3. Modern 4. Kontenporer
DAFTAR PUSTAKA Bertens, K. 1998. Ringkasan Sejarah Filsafat. Yogyakarta: Kanisius. Maksum, Ali. 2017. Pengantar Filsafat : dari Masa Klasik hingga Postmodernisme. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. https://www.kompasiana.com/nazarimahda/54f905aca333112d3c8b497a/ringkasa n-materi-filsafat-barat-kontemporer http://admneg08029.blogspot.com/2010/10/perkembangan-filsafat-di-zamanmodern.html https://www.tongkronganislami.net/makalah-perkembangan-filsafat-modernrenaisans-rasionalisme-dan-empirisme/
Pertanyaan: 1. Tegar Ananda (1803418) Korelasi antara munculnya filsafat dengan ilmu pengetahuan? Jawab: -
Evita Meylani Awalia (1802736) Filsafat itu memang betul muncul sebagai dorongan dari pengetahuanpengetahuan yang sudah ada di Mesir dan Mesopotomia. Pengetahuan disana adalah pengetahuan mentah yang belom diolah sama sekali atau belum menjadi ilmu yang ilmiah. Barulah saat pemikiran filsafat di Yunani tersebablah pengetahuan itu menjadi benar-benar pengetahuan yang sistematik dan ilmiah.
-
Rohma Mauhibah (1802715) Pengetahuan di Yunani bukan seperti pengetahuan ilmiah, tapi berupa mitos-mitos yang akhirnya dibuktikan jika memang benar dan menjadi pengetahuan.
2. Irvan Fauzi (1802849) Kelemahan dan kelebihan saat terpaku dengan agama dan saat sudah lepas dari otoritas agama! Jawab: -
Rafni Fajriati (1802993) Kelemahan saat masa skolastik adalah orang-orang harus mengikuti aturan gereja karena pada saat skolastik kristen saja mereka beranggapan orang yang beragama berarti mengetahui segala hal. Pemikiran saat itu hanya terpaku pada rasionalisme agama, yaitu harus berdasarkan logika, fakta, tidak dengan pengalaman inderawi. Kelebihannya adalah muncul filsuffilsuf pertama yang sangat berpengaruh maupun muncul seni-seni kerohanian, juga muncul universitas pertama yang menjadi bibit untuk universitas besar yang kita ketahui, seperti Oxford University maupun Cambridge University.
Kelamahannya pada masa modern adalah tidak memakai tradisi-tradisi karena mereka adalah kaum yang disebut dengan muta’akhirun yaitu modern, jadi mereka tidak menerima hal-hal lama seperti tradisi-tradisi. Kelebihannya adalah karena terjadinya pemberontakan yang akhirnya mereka perlahan lepas dari otoritas agama dan akhirnya mereka bisa berpikir bebas sesuai dengan pemikiran mereka sendiri tidak terpaku dengan otoritas gereja, mulai mengembangkan seni terdahulu, ilmu pengetahuan juga semakin berkembang dengan munculnya penemuan-penemuan seperti penemu Isac Newton -
Adhi Eka Setiawan (1802795) Jadi Isac Newton dapat menemukan penemuan-penemuannya karna tokohtokoh-tokoh di berbagai bidang, baik itu di bidang seni dan budaya, ilmu pengetahuan, penjelajahan, ataupun di bidang filsafat. Diantara tokoh-tokoh tersebut adalah Niccolo Machiavelli, Thomas Hobbes, dan Francis Bacon.
3. Sartono (1802929) Sebutkan daulah para filsuf islam yang disebutkan pada masa skolastik islam! Menurut yang saya baca, antara skolastik islam dan skolastik kristen lebih dahulu lahir skolastik kristen, dimohon konfirmasinya! Jawab: -
Rafni Fajriati (1802993) Para filsuf Al-Kindi (806-873 M), Al-Razi (865-925 M), Al-Farabi (870950 M), Ibn Sina (980-1037 M), hidup pada masa Daulah Abbasiyah. Sedangkan, Ibnu Bajjah (1100-1138 M), Ibnu Thufail (1185 M), Ibn Rusyd (1126-1198 M) hidup pada masa Daulah Amawiyah.
-
Rafni Fajriati (1802993) Menurut buku yang saya baca buku Pengantar Filsafat : dari Masa Klasik hingga Postmodernisme penulis Ali Maksum, islam sudah berkembang pada abad ke VIII, sedangkan skolastik kristen berkembang pada abad ke
IX, ini membuktikan bahwa skolastik islamlah terlebih dahulu lahir, setelah itu skolastik kristen. -
Rohma Mauhibah (1802715) Skolastik islam bersamaan lahir dengan skolastik kristen walaupun agama kristen sudah ada sejak dahulu kala di Yunani tapi dalam hal skolastik, skolastik islam lahir terdahulu setelah itu skolastik kristen.
-
Rafni Fajriati (1802993) Islam juga sudah berkembang sebelum nabi Muhammad, tapi bukan agama islam melainkan agama Tauhid. Seperti pada skolastik islam, pada periode kalam pertama, ada aliran mu’tazilah yang sudah ada sejak nabi Muhammad.
4. Ahmad Imam Maulana (1802492) Perbedaan ilmu filsafat dan filsafat ilmu? Jawab: -
Evita Meylani Awalia (1802736) Jadi memang, dalam pembahasan kelompok kami, filsafat ilmu itu adalah filsafat itu sendiri, karena pada hakikatnya filsafat itu kan memang sumber dari segala ilmu. Bahasan kami ini mengenai sejarah dan perkembangan filsafat ilmu yang merupakan turunan langsung dari sejarah dan perkembangan filsafat. Bukan sejarah dan perkembangan filsafat dari berbagai bidang keilmuan yang telah terkotak-kotak
-
Rohma Mauhibah (1802715) Ilmu fisafat itu ilmu yang mempelajari tentang filsafat sedangkan filsafat adalah berfikir kritis atau radikal
-
Adhi Eka Setiawan (1802795) Ilmu yang disiplinkan maka menjadi filsafat ilmu
-
Isti Sobariah (1802735) Awal mulanya filsafat yang melakukan pembahasan secara sistematis, rasional, logis dan empiris, kemudian berkembang dan bercabang sehingga menjadi ilmu yang lebih kuas dan berkesinambungan. Maka dari sinilah
timbul pemahaman dan penyatuan filsafat dan ilmu menjadi filsafat ilmu , yakni suatu kajian khusus tentang hakikat ilmu pengetahuan -
Mufidah (1802980) Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat pengetahuan secara spesifik mengkaji hakikat ilmu atau pengetahuan ilmiah. Sedangkan ilmu fisafat adalah ilmu yang memperlajari filsafat itu sendiri.