BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jantung merupakan organ yang vital bagi tubuh kita karena berfungsi sebagai ‘pemompa’ darah yang merupakan media penyalur oksigen, sari makanan dan juga hormon-hormon yang penting untuk kebutuhan metabolisme tubuh kita. Pada blok 3 ini membahas tentang sistem kardiovaskuler yang meliputi jantung dan sistem sirkulasinya. Pada khususnya tema pada modul 1 ini adalah palpitasi, dimana palpitasi merupakan sensasi atau rasa berdebar-debar yang kita rasakan. Pada saat kita berdebar-debar, maka jantung akan berdenyut lebih cepat sebagai manifestasi kebutuhan oksigen yang dibutuhkan lebih dari jumlah normalnya. Pada saat palpitasi juga terjadi peningkatan curah jantung secara keseluruhan yang akan mempengaruhi siklus jantung, volume jantung, dan frekuensi jantung itu sendiri. Oleh karena itu, pada laporan ini kami akan menjabarkan fungsi normal jantung .
B. TUJUAN a. Mahasiswa mampu memahami anatomi jantung. b. Mahasiswa mampu memahami siklus jantung c. Mahasiswa mampu memahami curah jantung d. Mahasiswa mampu memahami EKG e. Mahasiswa mampu memahami sifat jantung
C. MANFAAT Adapun manfaat dari penulisan laporan ini adalah mahasiswa mampu memahami dan dapat menjelaskan fungsi normal jantung secara keseluruhan yang menyangkut dengan cara kerja jantung sebagai pompa.
1
BAB II ISI
SKENARIO Tn. Umar (60 tahun) mengikuti lomba jalan sehat 10 Km yang diadakan Kaltim Pos. Pada saat berjalan tiba-tiba mengeluh palitasi, keluhan ini berkurang dengan istirahat. Pak Umar langsung dibawa kerumah sakit dan langsung dilakukan pemeriksaan vital sign, denyut jantung suara jantungnya, dan elktrokardiografi STEP 1 : IDENTIFIKASI KATA 1. Palpitasi Perasaan berdebar-debar/kegiatan jantung yang cepat,kadang teratur dan tidak teratur 2. Pemeriksaan vital sign Pemeriksaan pernapasan (denyut nadi, suhu, frekuensi pernapasan, tekanan darah) 3. Elektrokardiografi Perekaman grafik variasi potensial elektrik disebabkan oleh kegiatan listrikdari otot jantung dan dideteksi pada permukssn tubuh 4. Suara jantung Suara yang timbul akibat pergerakan katub yang disebabkan oleh perubahan tekanan 5. Denyut jantung Periode jantung saat kontraksi (sistole) dan relaksasi (diastole) yang menyebabkan perubahan tekanan
2
STEP 2 : IDENTIFIKASI MASALAH 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Mengapa saat berolah raga pak umar mengalami palpitasi? Apa hubungan istirahat dengan berkurangnya palpitasi? Apa penyebab palpitasi? Faktor apa yang dapat mempengaruhi aktifitas jantung? Apa saja jenis- jenis suara jantung? Apa yang menjadi tujuan dilakukannya pemeriksaan vital sign? Bagaimana cara pemeriksaan dan sistem kerja elektrokardiografi?
STEP 3 : CURAH PENDAPAT 1.
kebutuhan akan O2 meningkat sehingga CO2 yang dihasilkan juga meningkat, menyebabkan vena sistemik mengalami dilatasi kemudian menuju ke atrium kanan, dinding atrium kanan mengalami peregangan, menyebabkan ventrikel kanan meregang. Lalu darah mengalir ke paru, dan mengalami difusi. Setelah terjadi difusi, darah membawa banyak O2 kembali ke atrium kiri mellui vena pulmonalis. Setelah melalui arteri kiri, darah mengalir masuk ke dalam ventrikel kiri. Pada kondisi ini, frekuansi denyut nadi meningkat, sehingga timbul palpitasi atau biasa disebut rasa berdebar-debar.
2.
Faktor yang dapat mempengaruhi tubuh sudah tidak membutuhkan supai O2 yang banyak dan pengaruh dari hormon noradenalin. Dimana Pada saat istirahat terjadi : Kembalinya curah jantung pada keadaan normal, palpitasi berkurang Kebutuhan O untuk proses metabolism kembali normal, sehingga papitasi dan sesak berkurang. Tekanan darah kembali normal, palpitasi berkurang Otot jantung tidak perlu lagi berkontraksi dengan cepat, sehingga nyeri berkurang
3.
Penyebab palpitasi adalah : Peningkatan curah jantung Dalam keadaan normal curah jantung sekitar 5 L/menit, namun saat berolahraga, terjadi peningkatan hingga sekitar 25-35 L/menit Peningkatan kebutuhan terhadap O₂
3
Saat berolahraga, kebutuhan O₂ untuk metabolisme semakin meningkat sehingga terjadi peningkatan denyut jantung. Denyut jantung dipercepat untuk mempercepat aliran darah yang mengantarkan O₂ ke jaringan dan sel serta untuk mempercepat pengeluaran CO hasil metabolisme sel. 4.
Faktor yang mempengaruhi kerja jantung : a) Penyakit jantung b) Emosi c) Obat-obatan d) Lingkungan e) Mekanisme Frank Starling f) Saraf Simpatis dan Saraf Parasimpatis g) Kebutuhan O2 h) Ion kalsium i) Suhu
5.
Suara jantung dibagi menjadi empat, yaitu : a) Suara jantung 1 (kontraksi, getaran rendah dan lama) b) Suara jantung 2 (relaksasi, getaran cepat) c) Suara jantung 3 (rendah danlmbut, awal diastol) d) Suara jantung 4 (sebelum bunyi diastol pertama) saat tertutup
6.
Tujuan pak umar ialah : a) Mendiagnosis penyakit yang dialami b) Mengetahui normal tidaknya tanda-tanda vital
7.
Pemeriksaan Elektrokardiografi (tujuan, dan cara kerja) a) Tujuan : mengetahui potensial listrik dan kerj otot jantung b) Gelombng PQRST : Gelombang P : depolrisasi jantung Gelombang QRS : depolarisasi ventrikel Gelombang S : repolarisasi ventrikel
4
STEP 4 : SKEMA PALPITASI
PEMERIKSAAN VITAL SIGN
KERJA JANTUNG SEBAGAI PEMOMPA ANATOMI JANTUNG
Suhu Tubuh SIKLUS JANTUNG Denyut nadi
Pernapasan
Tekanan Darah
CURAH JANTUNG KONDUKS I JANTUNG EKG
STEP 5 : SASARAN PEMBELAJARAN 1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang Anatomi Jantung 2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang Siklus Jantung 3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang Curah Jantung 4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang Konduksi 5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang EKG STEP 6 : BELAJAR MANDIRI
5
Masing-masing anggota diskusi kelompok kecil melakukan belajar secara mandiri sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dan mencari learning objectives dari berbagai referensi. Belajar mandiri dilaksanakan sejak berakhirnya DKK 1 pada 25 November 2013 hingga 28 November 2013. STEP 7 : SINTESIS 1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang Anatomi Jantung
Jantung terdapat di antara paru-paru, di sekitar garis tengah sternum(di antara sternum pada anterior dan vertebra pada posterior. Facies pada jantung meliputi: 1. Facies Sternocostae yaitu bagian permukaan jantung yang berhadapan langsung dengan sternum dan costae 2. Facies Diafragmatika yaitu bagian jantung yang menyatu denan centrum tendineum diaphragmatica menghadap diaphragma 3. Facies mediastinalis yaitu bagian jantung yang berhadapan dengan paru terutama dengan pleura mediastinalis bagian posterior dari permukaan jantung Pada jantung terdapat sulcus/cekungan yaitu :
6
1. Sulcus interventrikel anterior yaitu cekungan yang memisahkan antara ventrikel kiri dan kanan jantung pada bagian anterior 2. Sulcus interventrikel posterior yaitu cekungan yang memisahkan ventrikel kiri dan kanan jantung pada bagian posterior 3. Sulcus coronaries yaitu cekungan yang memisahkan antara atrium dan ventrikel Basis jantung terletak di atas sedangkan apex berada di bawah.Jantung memiliki tiga lapisan meliputi : 1. Perikardium(luar) yaitu selaput pembungkus jantung yang terdiri dari 2 bagian yaitu sebelah dalam dan luar, dimana diantara kedua lapisan pericardium dipisahkan oleh sedikit cairan pelumas yang berfungsi mengurangi gesekan yang disebabkan oleh gerakan memompa jantung 2. Myokardium(tengah) yaitu otot jantung 3. Endokardium(dalam) yaitu selaput yan membatasi ruang jantung Ada empat ruang di dalam jantung, yaitu ruang dua ruang atrium(kiri dan kanan) dan 2 ruang ventrikel(kiri dan kanan) dan masing-masing ruang atrium maupun ventrikel dipisahkan oleh sekat. Pada masing-masing ruangan ini terdapat struktur yang berbeda-beda dan memiliki fungsi masing-masing. a) Atrium dextra Pada atrium dextra terdapat ostium vena cava Superior, ostium vena cava inferior, ostium sinus coronarius, fossa ovalis dan limbus serta terdapat valvula eustachii dan valvula thebessii. Pada atrium dextra juga terdapat Aurikula yang terdiri dari Mm. Pectinati. b) Atrium Sinistra Pada atrium sinistra terdapat muara Vv. Pulmonalis dan juga terdapat aurikula yang terdiri dari Mm. Pectinati. c) Ventrikel dextra Pada ventrikel dextra terdapat Ventrikulus proprius yang terdiri dari Valvula trikuspidalis, chorda tendinea, Mm. Papillaris, dan trabeculae carneae serta terdapat trabeculae septomarginalis atau biasa disebut moderator band, yaitu trabeculae carneae yang mengarah pada septum interventrikuler. Kemudian pada ventrikel dextra terdapat infundibulum yang terdiri dari Valvula truncus pulmonalis dan sinus valsava.
7
d) Ventrikel sinistra Pada ventrikel sinistra terdapat ventrikulus propria yang terdiri dari valvula bikuspidalis, chorda tendinea, Mm. Papillaris, trabeculae carneae. Pada vestibulum aorta terdapat valvula aorta dan sinus aortikus. Ventrikel kiri lebih tebal dibandingkan dengan ventrikel kanan. Antara atrium dan ventrikel terdapat katup antrioventrikular(AV) dimana pada katup AV kanan memiliki tiga daun katup disebut juga katup trikuspid dan katup AV kiri memiliki dua daun katup yang disebut juga katup bikuspid atau katup mitral. Daun katup AV diikat oleh korda tandinea yang melekat pada M. Papilaris. Antara ventrikel dengan arteri yang meninggalkan ventrikel terdapat katup aorta dan katup pulmonalis, sesuai dengan arterinya. Katup ini disebut juga katup semilunar. Otot jantung terdiri dari tiga tipe, yaitu otot atrium, ventrikel, serta eksitatolik dan konduksi. Serabut pada otot jantung saling berhubungan. Sifat ini merupakan sinsitium. Jantung terdiri atas dua sinsitium, yaitu sinsitium atrium yang menyusun dinding kedua atrium dan sinsitium ventrikel yang menyusun dinding kedua ventrikel.
8
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang Siklus Jantung Peristiwa yang terjadi pada jantung dengan permulaan denyut
jantung
sampai permulaan denyut jantung berikutnya ( siklus periode dari sistol ke sistol berikutnya). Pembentukan aksi potensial di nodus sinus (terletak di dinding lateral superior atrium dekat vena kava superior, dan kemudian menjalar dengan kecepatan tinggi melalui kedua atrium menuju ke ventrikel. Darah kemudian masuk di atrium kanan melalui vena kava sistemik menuju ke ventrikel kanan kemudian melalui arteri pulmonalis masuk ke paru . (Dengan demikian, sisi kanan jantung merupakan menerima darah dari sirkulasi dan memompanya ke dalam sirkulasi paru). (Kemudian, di paru CO2 di tukar dengan O2) masuk ke atrium kiri melalui vena kava pulmonalis kemudian mengalir ke ventrikel kiri ( yaitu bilik pompa yang mendorong darah ke seluruh tubuh). (Dengan demikian, sisi kiri jantung merupakan pemompa ke sirkulasi sistemik), satu arteri besar yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri adalah Aorta. Berbeda dengan sirkulasi paru, dimana semua darah mengalir ke paru, sirkulasi sistemik dapat di pandang sebagai rangkaian jalur sejajar. Sebagian dari darah yang di pompa oleh ventrikel kiri mengalir ke otot, ginjal, sebagian ke otak dan sebagainya. Karena itu, keluaran ventrikel kiri terdistribusi sedemikian rupa sehingga bagian tubuh mendapatkan darah segar. Kemudian sel sel jaringan di dalam organ tersebut menyerap O2 dari darah dan menggunakannya untuk mengoksidasi nutrient untuk menghasilkan energy. Sel jaringan membentuk CO2 sebagai produk sisa yang ditambahkan ke dalam darah. Tetesan darah yang sebagian besar kehilangan O2nya sebagian dan mengalami peningkatan CO2 dan akan kembali ke kanan jantung, yang kembali memompanya ke paru. Siklus jantung dapat dijelaskan ketika darah dari sistemik atau seluruh tubuh masuk ke atrium kanan. Di dalam fase ini, katup atrioventrikular dextra atau yang sering kita sebut trikuspidalis terbuka yang mengakibatkan darah yang masuk ke atrium kanan akan langsung diteruskan ke dalma ventrikel kanan. Terbukanya katup ini diakibatkan karena tekanan di dalam atrium dextra lebih tinggi dibandingkan tekanan di dalam ventrikel kanan. Tetapi hanya 80% dari total darah
9
yang ditampung di dalam ventrikel dextra masuk pada tahap ini. Jadi 20% darah yang masuk selanjutnya terjadi ketika kontraksi atrium dextra sebagai akibat rangsangan dari potensial aksi yang dihasilkan oleh jantung. (Sherwood, 2011, hal.336) Selanjutnya darah yang ada di dalam ventrikel dextra akan disalurkan ke arteri pulmonalis. Masuknya darah ke arteri pulmonalis terjadi ketika tekanan di ventrikel dextra sama dengan tekanan pulmonalis yang mengakibatkan terbukanya katup semilunar atau disebut dengan katup pulmonalis. Selanjutnya darah ini akan disalurkan ke paru dengan tujuan agar terjadinya oksigenasi. Setelah dari paru, darah akan kembali ke jantung dan masuk ke dalam atrium kiri melalui vena pulmonalis dextra dan sinistra. Selanjutnya darah akan masuk ke dalam ventrikel sinistra sebagai akibat dari kontraksi atrium yang menghasilkan meningkatnya tekanan atrium sinstra dan terbukanya katup bikuspid. Kemudian darah akan disalurkan ke seluruh tubuh melalui suatu arteri besar yang disebut aorta. Pada dasarnya, prinsip kerja dari semua terbukanya katup adalah sama. Sehingga pada keadaan terbukanya katup aorta terjadi ketika tekanan di ventrikel lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan di aorta.
Periode Kontraksi Isovolemik
Dibutuhkan tambahaan waktu sebanyak 0, 02 sampai 0, 03 detik bagi ventrikel untuk mendorong katup semilunaris ( katup aorta dan katup pulmonalis ) agar terbuka melawan tekanan di dalam aorta dan arteri pulmonalis. Selamaa periode ini, akan terjadi kontraksi di dalam ventrikel, disebut sebagai periode kontraksi isometric/ isovolemik, yang berarti ada kenaikan tegangan di dalam otot namun tidak ada atau terjadi sedikit pemendekan serabut-serabut otot. ( Guyton & Hall, 2007, hal. 112 )
Periode Ejeksi
Bila tekanan ventrikel kiri meningkat sedikit di atas 80 mm Hg, ( dan tekanan ventrikel kanan meningkat sedikit di atas 8 mm Hg), maka tekanan ventrikel ini akan mendorong katup seminularis supaya terbuka. Segera setelah itu, darah mulai
10
mengalir keluar dari ventrikel, sekitar 70 persen dari proses pengosongan darah terjadi selama sepertiga pertama dari periode ejeksi dan 30 persen sisa pengosongan terjadi selama dua pertiga berikutnya. Oleh karena itu, waktu sepertiga yang pertama disebut sebagai periode ejeksi cepat dan waktu dua pertiga yang terakhir disebut sebagai periode ejeksi lambat. ( Guyton & Hall, 2007, hal. 112 )
Periode Relaksasi Isovelemik ( Isometrik )
Pada akhir sistolik, relaksasi ventrikel mulai terjadi secara tiba-tiba, sehingga baik tekanan intraventrikel kiri maupun kanan menurun dengan cepat. Peninggian tekanan di dalam arteri besar yang berdilatasi, yang baru saja di isi dengan darah yang berasal dari ventrikel yang berkontraksi, segera mendorong darah kembali ke ventrikel sehingga aliran darah ini akan menutup katup aorta dan katup pulmonalis dengan keras. Selama 0,03 sampai 0,06 detik berikutnya, otot ventrikel terus berelaksasi, meskipun volume ventrikel tidak berubah, sehingga meningkatkan periode relaksasi isovolemik atau isometric. Selama periode ini, tekanan intraventrikel menurun dengan cepat sekali ke tekanan diastoliknya yang rendah. Selanjutnya Katup A-V akan terbuka untuk memulai siklus pemompaan ventrikel yang baru. ( Guyton & Hall, 2007, hal. 112-113)
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang Curah Jantung Curah Jantung adalah volume darah yang dipompa oleh masing-masing ventrikel per menit. Normalnya, curah jantung dari masing-masing ventrikel sama, meskipun denyut per denyut dapat terjadi variasi ringan. Curah jantung (cardiac output) ditentukan oleh: (1) Kecepatan denyut jantung (denyut per menit)/ Heart Rate dan (2) Isi sekuncup / stroke volume (volume darah yang dipompa per denyut). Curah jantung dapat dihitung:
11
Saat istirahat, kecepatan jantung rerata 70 denyut/menit dan isi sekuncup (stroke volume) rerata 70 ml/denyut. Sehingga rerata volume darah total yang dipompa jantung dalah 5 L/menit. Dengan kecepatan ini, setiap paruh jantung akan memompa sekitar 2,5 juta liter darah dalam setahun dan ini hanya dalam keadaan istirahat saja. Selama olahraga, curah jantung dapat meningkat menjadi 20-25 L/menit. Pada atlet terlatih selama olahraga berat tipe daya tahan, curah jantungnya dapat meningkat hingga setinggi 40 L/menit. Kecepatan jantung bervariasi sesuai perubahan keseimbangan pengaruh parasimpatisdan simpatis pada nodus SA. Stimulasi parasimpatis memperlambat kecepatan jantung dan stimulasi simpatis mempercepat kecepatan jantung. Isi sekuncup dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu: 1)
Faktor intrinsik Hukum Frank-Starling. Semakin besar pengisian diastole jantung, semakin besar pula volume diastole akhir jantung dan semakin teregang pula jantung. Semakin teregang jantung menyebabkan peningkatan kekuatan pada kontaksi selanjutnya sehingga isi sekuncup juga meningkat. 2) Faktor ekstrinsik Stimulasi simpatis dan parasimpatis. Peningkatan stimulasi simpatis menyebabkan peningkatan kontraktilitas jantung, yaitu kekuatan kontraksi meningkat dan volume sekuncup (stroke volume) mengalami peningkatan pada volume diastolik akhir yang sama. Agar pemompaan jantung efisien, maka penyebaran eksitasi harus memenuhi 3 kriteria, yaitu: 1)
Eksitasi dan kontraksi atrium harus selesai sebelum kontraksi ventrikel dimulai. Atrium berkontraksi sebelum ventrikel. Sewaktu jantung relaksasi, katup AV (atrioventrikular) terbuka sehingga darah mengalir dari atrium ke ventrikel. Hampir 80% pengisian ventrikel melalui cara ini sebelum ventrikel berkontraksi. Kontraksi atrium menyebabkan lebih banyak lagi darah yang masuk ke ventrikel untuk menuntaskan pengisian ventrikel. Kontraksi ventrikel terjadi untuk menyemprotkan darah dari jantung ke arteri-arteri.
12
2)
3)
Eksitasi serat otot jantung harus terkoordinasi untuk menjamin bahwa setiap rongga jantung berkontraksi sebagai satu-kesatuan agar pemompaan efisien. Fibrilasiadalah contoh dari eksitasi dan kontraksi sel-sel jantung yang acak dan tidak terkoordinasi. Fibrilasi ventrikel jauh lebih serius dibanding fibrilasi atrium. Fibrilasi ventrikel cepat menyebabkan kematian. Keadaan ini dapat dikoreksi dengan defibrilasi listrik, yaitu pemberian arus listrik kuat ke dinding dada. Pasangan atrium dan pasangan ventrikel harus terkoordinasikan secara fungsional sehingga kedua anggota pasangan tersebut berkontraksi secara simultan. Koordinasi ini memungkinkan darah terpompa secara sinkron ke dalam sirkulasi paru dan sistemik. Faktor yang mempengaruhi Curah Jantung dan isi sekuncup
Curah Jantung
Denyut Jantung
Isi Sekuncup
Epinephrine Pengaruh Parasimpatis ke jantung
Pengaruh Simpatis ke jantung Akhir Diastolik Isi ventrikel
Ejeksi sistolik
13
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang Konduksi Jantung berfungsi memompa darah ke paru dan seluruh tubuh dengan melakukan kontraksi bergantian antara atrium dan ventrikel dengan irama teratur dan secara terus-menerus. Bekerjanya jantung dalam memompa darah didukung oleh 2 sistem dalam jantung, yaitu sistem kontraksi dan sistem konduksi. Sistem konduksi berfungsi untuk mengatur kerja jantung melalui sistem kontraksi. Terdapat 2 jenis khusus sel otot jantung: a. Sel Kontraktil 99% sel otot pada jantung yang melakukan pemompaan darah. Sel-sel pekerja ini tidak dapat menghasilkan potensial aksi sendiri dalam keadaan normal. b. Sel Otoritmik Sebagian kecil sel otot pada jantung yang tidak berkontraksi tetapi dapat menghantarkan potensial aksi yang bertanggung jawab untuk kontraksi selsel pekerja. Macam-macam sel otoritmik: a. Nodus Sinoatrial (SA) Pemacu jantung utama Berukuran kecil, tipis, dan berbentuk elips Terletak di dalam dinding posterior-lateral superior dari atrium kanan tepat di bawah dan sedikit lateral dari lubang vena kava superior b. Nodus Atrioventrikular (AV) Terletak pada dinding posterior atrium kanan, tepat di belakang katup tricuspid Memperlambat perjalanan impuls ke ventrikel c. Berkas His (Berkas AV) Memperlambat perjalanan impuls ke ventrikel d. Serabut Purkinje Mekanisme Sistem Konduksi Jantung Nodus Sinoatrial (SA) merangsang impuls dengan rate normal sekitar 70 bpm. Impuls ini melalui Bachmann’s Bundle disebarkan ke seluruh dinding atrium, sehingga membuat sel-sel dalam dinding atrium mengalami depolarisasi. Depolarisasi pada atrium ini kemudian diikuti kontraksi atrium. Dari atrium, impuls diteruskan ke Nodus Atrioventrikular (AV) melalui Internodal Fiber. Di dalam Nodus AV, impuls mengalami penundaan sekitar 160 ms untuk memberikan waktu kepada atrium agar dapat menyelesaikan kontraksinya sebelum ventrikel mulai berkontraksi. Penundaan 160 ms terbagi menjadi:
14
30 ms saat impuls akan mencapai Nodus AV setelah keluar dari Nodus SA 90 ms saat di dalam Nodus AV sebelum masuk ke bagian penembus (penetrating portion) dari Berkas His - 40 ms terjadi di dalam bagian penembus dari Berkas His Dari Nodus AV, impuls diteruskan ke Berkas His dan bercabang membentuk Berkas Kanan dan Kiri, lalu menyebar ke seluruh dinding ventrikel melalui Serabut Purkinje. Menyebarnya impuls ke seluruh dinding ventrikel membuat ventrikel mengalami depolarisasi yang diikuti dengan kontraksi ventrikel. Setelah itu, proses terus berulang kembali dari Nodus SA. Penghantaran aksi potensial pada Serabut Purkinje sangat cepat karena tingkat permeabilitasnya yang sangat tinggi dan menyebabkan ion-ion dapat dihantarkan dengan mudah. Sehingga dapat meningkatkan kecepatan penghantaran. -
Kecepatan Konduksi Sinyal di dalam Otot Jantung Kecepatan potensi aksi ekstatorik sepanjang serabut otot atrium dan ventrikel kira-kira sebesar 0,3 – 0,5 m/s atau kira-kira 1/250 kecepatan konduksi di dalam serabut saraf yang sangat besar dan 1/10 dari kecepatan konduksi di dalam serabut otot rangka. Kecepatan konduksi di dalam system konduksi jantung khusus, Serabut Purkinje, sampai sebesar 4 m/s pada sebagian system tersebut. Hal ini memungkinkan konduksi sinyal ekstatorik yang relative cepat di beberapa bagian. Secara singkat mekanismenya seperti ambar dibawah:
15
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang EKG EKG atau elektrokardiogram adalah rekaman penyebaran keseluruhan aktivitas listrik jantung. Arus listrik yang dihasilkan oleh otot jantung elama depolarisasi dan repolarisasi menyebar ke dalam jaringan sekitar jantung dan dihantarkan melalui cairan tubuh. 3 hal penting dalam mempertimbangkan EKG : EKG adalah rekaman dari sebagian aktifitas potensial listrik yan diinduksi cairan tubuh oleh implus jantung yang mencapai permukaan tubuh, bukan rekaman langsung aktifitas listrik jantung yang sebenarnya EKG adalah rekaman kompleks yan mencerminkan penyebaran keseluruhan aktifitas diseluruh jantung sewaktu depolarisasi dan repolarisasi Rekaman mencerminkan perbandingan dalam voltase yang terdeteksi oleh elektroda – elektroda di dua titik yan berbeda dipermukaan tubuh bukan potensial aksi yang sebenarnya EKG normal memiliki tiga bentuk gelombang, yaitu P, kompleks QRS dan gelombang T. Gelombang P -> menunjukkan depolarisasi atrium Kompleks QRS -> menunjukkan depolarisasi ventrikel Gelombang T -> menunjukkan repolarisasi ventrikel Pada EKG normal tak terlihat gelombang terpisah khusus untuk repolarisasi atrium. Namun, aktivitas listrik repolarisasi atrium normalnya terjadi bersamaan dengan depolarisasi ventrikel yang di tandai oleh gelombang QRS. Gelombang P jauh lebih kecil daripada kompleks QRS karena massa otot atrium jauh lebih kecil daripada ventrikel. Pada pemeriksaan elektrokardiogram terdapat 4 elektroda yang dipasang di tubuh, yaitu pada kedua pergelangan tangan dan pada kedua pergelangan kaki. EKG juga dapat digunakan untuk mendiagnosis kelainan-kelainan pada jantung, yakni : Kelainan kecepatan jantung, seperti takikardia dan bradikardia. Kelainan irama, seperti fibrilasi ventrikel, blok jantung dan sebagainya. Miopati jantung (kerusakan otot jantung ), seperti halnya infark miokardium pada serangan jantung. Pada pemeriksaan EKG, terdapat 4 elektrode ekstremitas yang diberi jelly dahulu dan dilekatkan di kedua pergelangan tangan dan kaki. Untuk tangan kanan biasanya berwarna merah, tangan kiri berwarna kuning, kaki kanan berwarna hitam, dan kaki kiri berwarna hijau. Vital Sign Pada pemeriksaan vital sign umumnya dilakukan 4 pemeriksaan, yaitu :
16
suhu tubuh, biasanya diukur menggunakan thermometer yang diletakkan di aksila orang yang diperiksa selama kurang lebih 5 menit. denyut nadi, dengan cara menghitung denyut nadi pada pergelangan tangan tepatnya pada arteri radialis dengan durasi waktu 1 menit. Pernafasan, dihitung dengan cara melihat ataupun meletakkan telapak tangan pada abdomen atau perut pasien dan merasakan pergerakkan naik turun perut tersebut dengan durasi waktu 1 menit. tekanan darah, pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat tensimeter dan stetoskop.
Pada masing – masing pemeriksaan tersebut terdapat nilai normal yang umum pada manusia. Nilai normal suhu tubuh manusia umumnya adalah 35oC – 36oC. Pada pemeriksaan denyut nadi yaitu sekitar 60 – 100 kali/menit. Pada pernafasan normal manusia sebanyak 16 – 24 kali pernafasan per menit. Sedangkan pada pemeriksaan tekanan darah akan di temukan nilai systole dan diastole dimana nilai normal frekuensi tekanan darah manusia adalah systole/diastole yaitu 120/70.
17
BAB III PENUTUP Kesimpulan Dari hasil diskusi kelompok kecil, kami menyimpulkan : Pada saat Palpitasi, terjadi perasaan berdebar-debar yang bersangkutan dengan jantung. Jantung sendiri terdiri dari empat ruangan, katup-katup yang membatasi antara ruang dan aorta maupun arteri, dan sel-sel otot jantung yang memiliki beberapa sifat khusus. Jantung berdenyut dan menimbulkan suara jantung saat terjadinya mekanisme siklus jantung yang terus berulang. Curah jantung dipengaruhi oleh frekuensi denyut jantung (Heart Rate) dan volume kuncup. Jantung bekerja ketika dirangsang, sehingga terjadilah mekanisme konduksi jantung yang sangat singkat. Kerja jantung sebagai pompa ini dapat dilihat normal tidaknya pada pemeriksaan EKG yang terhubung dengan pemeriksaan vital sign khususnya pada pemeriksaan denyut nadi dan tekanan darah. Pada skenario disebutkan orang yang palpitasi lansung dilakukan pemeriksaan yang lengkap di rumah sakit, hal ini untuk menghindari kemungkinan adanya deviasi pada jantung.
Saran Diharapkan mahasiswa dapat menggali lebih banyak lagi wawasan mengenai kerja jantung sebagai pompa agar dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan klinik ke depannya.
18