Isi.docx

  • Uploaded by: yat
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Isi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,283
  • Pages: 12
1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pengukur lingkungan adalah istilah luas yang dapat merujuk ke banyak perangkat. Perangkat ini mengukur campuran variabel termasuk suhu, kelembaban, cahaya aliran udara, dan suara. Instrumen yang mengukur satu (dan kadang-kadang dua) dari variabel-variabel ini memiliki nama sendiri. Higrometer (kelembaban), anemometer (aliran udara), meter suara dan cahaya (cahaya atau suara) dan jelas termometer (suhu). Beberapa perangkat sudah diperbaiki dengan istilah 'termo' seperti termo-hygrometer. Ini berarti mengukur suhu. Temperatur suatu benda atau lingkungan dapat diukur dengan thermometer. Namun ketika thermometer mempunyai keterbatasan pembacaan. Thermometer hanya mampu mengukur hingga suhu 100°C. Dalam perindustrian, pengukuran suhu untuk peleburan timah atau apapun memerlukan alat untuk mengukur suhu dan thermometer tidak dapat digunakan karena hanya mempunyai rentang 0°C – 100°C. Sebagian besar perangkat yang dipasarkan sebagai meter lingkungan mengukur 3 atau lebih variabel. Desain instrumen ini bervariasi dengan beberapa perangkat yang memilih untuk internal probe internal. Suhu merupakan salah satu parameter yang penting untuk diukur dalam rangka menentukan kehilangan atau membuat keseimbangan energi panas. Oleh karena itu mereka menggunakan thermocouple untuk mengukur suhu karena memiliki ketepatan yang tinggi. Pada tahun 1821, seorang fisikawan Estonia bernama Thomas Johann Seebeck menemukan bahwa sebuah konduktor (semacam logam) yang diberi perbedaan panas secara gradien akan menghasilkan tegangan listrik. Hal ini disebut sebagai efek termoelektrik. Konduktor tambahan ini kemudian akan mengalami gradiasi suhu, dan mengalami perubahan tegangan secara berkebalikan dengan perbedaan temperatur benda. Menggunakan logam yang berbeda untuk melengkapi sirkuit akan menghasilkan tegangan yang berbeda, meninggalkan perbedaan kecil tegangan memungkinkan kita melakukan pengukuran, yang bertambah sesuai temperatur. Perbedaan ini umumnya berkisar antara 1 hingga 70 microvolt tiap derajad celcius untuk kisaran yang dihasilkan kombinasi logam modern. Beberapa

Universitas Sriwijaya

2

kombinasi menjadi populer sebagai standar industri, dilihat dari biaya, ketersediaanya, kemudahan, titik lebur, kemampuan kimia, stabilitas, dan hasil. Sangat penting diingat bahwa termokopel mengukur perbedaan temperatur di antara 2 titik, bukan temperatur absolut. Selain itu desain lain menawarkan pilihan probe yang dapat dipertukarkan yang berubah tergantung pada pengukuran. Daya tarik dari instrumen ini adalah bahwa mereka kompak dan fleksibel.Mereka menghilangkan kebutuhan untuk membeli beberapa alat dan disimpan dengan mudah di 1 lokasi. Mereka ideal untuk pekerjaan yang membutuhkan berbagai data dan penilaian lingkungan secara keseluruhan. Sehingga dapat digunakan alat yang disebut dengan Environment Meter 4 in 1.

1.2 Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut : 1. Memenuhi tugas dari praktikum mata kuliah Instrumentasi dan Sistem Kontrol 2. Praktikan dapat mengoperasikan alat ukur Termokopel dan Environment Meter 4 in 1 3. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca dan penulis

BAB 2

Universitas Sriwijaya

3

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Alat Ukur 2.1.1 Termokopel Termokopel (Thermocouple) adalah jenis sensor suhu yang digunakan untuk mendeteksi atau mengukur suhu melalui dua jenis logam konduktor berbeda yang digabung pada ujungnya sehingga menimbulkan efek “Thermo-electric”. 2.1.2 Environment Meter 4 in 1 Environtment Meter 4 In 1 adalah meteran yang di rancang untuk menggabungkan fingsi sound level meter, light meter, kelembapan meter, dan suhu meter (Farie,2011). 2.2 Bagian-bagian Termokopel 2.2.1 Sensor Suhu Terdapat 4 jenis utama sensor suhu yang umum digunakan, yaitu thermocouple (T/C), resistance temperature detector (RTD), termistor dan IC sensor. Thermocouple pada intinya terdiri dari sepasang transduser panas dan dingin yang disambungkan dan dilebur bersama, dimana terdapat perbedaan yang timbul antara sambungan tersebut dengan sambungan referensi yang berfungsi sebagai pembanding. Resistance Temperature Detector (RTD) memiliki prinsip dasar pada tahanan listrik dari logam yang bervariasi sebanding dengan suhu. Kesebandingan variasi ini adalah presisi dengan tingkat konsisten/kestabilan yang tinggi pada pendeteksian tahanan. Jenis ini sangat peka dengan perubahan tahan 5% per C sehingga mampu mendeteksi perubahan suhu yang kecil. Sedangkan IC Sensor adalah sensor suhu dengan rangkaian terpadu yang menggunakan chipsilikon untuk kelemahan penginderanya. Mempunyai konfigurasi output tegangan dan arus yang sangat liner (Priyo Jatmiko,2015). 2.2.2 Sensor Suhu LM-35 Sensor suhu ( LM – 35 ) merupakan sensor solid state yang dapat mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik berupa tegangan. Dengan demikian IC ( LM – 35 ) mempunyai kelebihan dibandingkan dengan sensor – sensor suhu linear yang dinyatakan dalam K, karena pemakaiannya tidak dituntut untuk mengurangi sejumlah

Universitas Sriwijaya

4

besar tegangan konstan pada outputnya yang mencapai penskalaan centigrade yang sesuai. IC ( LM – 35 ) ini tidak membutuhkan penyesuaian atau pengurangan eksternal apa pun untuk memberikan akurasi – akurasi khusus sebesar ± ¼ °C, dalam sebuah cakupan suhu penuh antara – 55 sampai 150 o C. IC ( LM – 35 ) merupakan sensor suhu dimana tegangan keluarannya proporsional linear untuk suhu dalam °C, mempunyai perubahan keluaran secara linear dan juga dan juga dapat dikalibrasi dalam K. Di dalam udara sensor ini mempunyai pemanasan diri ( self heating ) kurang dari 0,1 °C dapat dipakai dengan menggunakan power suppy tunggal dapat dihubungkan antar suhu ( Interface ) ke rangkaian kontrol dengan sangat mudah (Afrie Setiawan, 2011).

2.3 Bagian-bagian Environment Meter 4 In 1 2.3.1 Sound Level Sound Level dapat digunakan untuk mengukur kebisingan di pabrik pabrik, sekolah, kantor, rumah, dan lingkungan lainnya, dan dapat juga untuk memeriksa studio akustik auditorium dan instalasi hi-fi.(Subianto,2017).

2.3.2 Light meter (Intensitas cahaya) Alat ukur intensitas cahaya ini banyak digunakan pada bidang sinematografi dan desainer tata cahaya, untuk menentukan tingkat cahaya yang optimal untuk sebuah adegan. alat alat pengukur intensitas cahaya juga banyak digunakan pada bidangbidang pencahayaan umum lainya, untuk membantu mengurangi jumlah intensitas cahaya yang terbuang di rumah, polusi cahaya di luar,dan untuk memastikan tingkat intensitas cahaya yang tepat untuk pertumbuhan tanaman.(Fatimah, 2011). pengukur intensitas cahaya ini memiliki tingkat akurasi tinggi dan respon yang sangat cepat dan sensitif. alat ukur intensitas cahaya LX1330B ini dapat melakukan pengukuran intensitas cahaya mulai dari 0 sampai dengan 200.000 Lux, Alat Ukur Intensitas CahayaLX1330B ini memiliki fitur easy switch yang memudahkan anda untuk mengganti satuan unit pengukuran antara Lux atau Footcandle hanya dengan menekan satu tombol. Lux meter digital ini hanya membutuhkan konsumsi daya dari

Universitas Sriwijaya

5

baterai berkapasitas 9V untuk melakukan tugasnya, yang bisa bertahan hingga 200 jam atau bahkan lebih lama. Fitur canggih lainya yang sudah disematkan pada lux meter digital ini adalah fitur Data Hold, Auto Zero dan masih banyak lagi. Alat Ukur Intensitas Cahaya LX1330B ini akan membantu mengatur kondisi lingkungan anda seperti yang anda inginkan, khususnya pada masalah pencahayaan. (Fatimah,2011).

2.3.3 Suhu meter (Themperatur). Alat ukur temperatur merupakan alat yang digunakan untuk mengukur suhu suatu tempat, lingkungan maupun ruangan baik di indoor maupun outdoor. Produk seperti microlite dan picolite dapat membantu anda memonitoring suhu di berbagai macam industri. (Soyono, 2010).

2.3.4 Kelembapan Meter Kelembapan Meteradalah alat untuk mengukur dan melogger kelembaban pada suatu lingkungan. Humidity data logger berupa USB berukuran mini agar mudah dibawa untuk memantau dan merekam kelembaban dalam kondisi lingkungan apapun. Praktisnya, penggunaan cukup plug and play, data kelembaban ruangan akan ditampilkan pada layar LCD dan dapat langsung mengetahui angka arus maksimal dan minimal yang didapat bisa langsung kita pindahkan ke PC dengan mudah. Layard an tombol panel depan terdapat sarana untuk melihat status perekaman, mengamati kelembaban relative dan untuk melihat nilai maksimal dan minimal direkam selama sesi rekaman. (khairun nissa, 2009).

2.3.5 Fitur 1. 4 in 1 untuk light meter, sound lever meter, humidity / themperature meter. 2. 31/2 large LCD display 3. Data hold dan max hold 4. Auto power off (Farie BAB 3 METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Universitas Sriwijaya

6

Praktikum dilaksanakan pada hari jum’at ,15 Maret 2019 pada pukul 10.00 sampai 11.40 WIB di depan ruangan Rkc 1205. Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.

3.2 Alat dan Bahan Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini antara lain 1) Environment meter 4 in 1, 2) Thermocople, 3) Pensil, 4) Pena Sedangkan Bahan yang digunakan antara lain 1) Buku, 2) Kertas A4.

3.3 Cara Kerja 3.3.1 Cara kerja Termokopel 1. Siapkan alat 2. Pasang sensor atau kabel probe pada batang (tubuh)thermocaple atau terminal 3. Pasang sensor probe ditempat yang diinginkan 4. Tekan tombel power 5. Lakukan pengukuran,tekan tombol hold untuk mengunci nilai 6. Untuk mengkonversi celcius ke Fahrenheit dengan menekantombol set sampai keluar hasilnya ,jika sebaliknya tekan tombol max 7. Tekan tombol power(On/Off)untuk mematikan thermocouple

3.3.2 Cara kerja Environment meter 4 in 1 1. Tekan tombol ON 2. Switch

atau

ganti

tombol

pengukuran,ingin

mengukur

kelembaban

suhu,kebisingan,atau intensitas cahaya 3. Pegang sensor yang telah dipilih 4. Tekan tombol MAX untuk nilai maksimum 5. Ukur intensitas cahay,suhu,atau kebisingan 6. Tekan tombol haid untuk mengunci hasil pengukuran 7. Hasil pengukuran akan terukur di display 8. Tekan tombol selct untuk mengganti satuan pada bagian suhu,jika ingin mengubah nya menjadi Fahrenheit. Catat hasilnya. Tekan tombol OFF.

Universitas Sriwijaya

7

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Universitas Sriwijaya

8

4.1.1 Termokopel No

Objek

Suhu ©

Suhu (F)

1.

Badan

34,9

96,2

28,9

91,0

2.

Lingkungan

4.1.2 Environment meter 4 in 1 RH

Lux

64,5

42,5

Temperature

dB

-

103,1

4.2 Pembahasan 4.2.1 Termokopel Termocouple merupakan alat yang digunakan untuk menghitung suhu. Mengapa alat ini disebut thermocouple, karena pada alat ini terdapat 2 sensor yang terletak pada setiap ujung kabel probe. Kabel probe merupakan suatu kabel penghubung antara display dengan sensor, yang mana nantinya sensor akan membaca atau menyensor suatu suhu di lingkungan dan langsung terhubung kedisplay. kabel probe ini mempunyai 2 bagian atau 2 kabel, yang pertama itu adalah kabel untuk mengukur lingkungan, dan yang satunya kabel untuk mengukur suatu objek. Bentuk sensor ini bulat kecil, yang terletak tepat diujung kabel probe. Untuk cara mengukur suatu objek pastikan tidak memegang kabel probe tersebut, karena akan mempengaruhi perhitungan atau pengukuran. Pada alat ini terdapat suhu T1 dan T2 yang sebagai perbandingan antara suhu 1 dan suhu ke 2. Pada alat thermocouple ini terdapat beberapa tombol yang mempunyai fungsi berbeda – beda. Seperti pada tombol sett, untuk mengatur konversi dari suhu Celsius ke Farenhet, tombol Power untuk mengidupkan dan mematikan alat, tombol Hold untuk meengunci nilai yang keluar di display, tombol T1 dan T2 untuk melihat perbandingan antara suhu satu dengan suhu kedua,tombol max untuk melihat nilai yang paling tertinggi rangenya, dan juga terdapat tombol yang berfungsi untuk menyinari layar display. Pada alat thermocouple ini terdapat range pengukuran dari -20 sampaike 1350 c. yang mempengaruhi pengukuran adalah human error yang dapat menyebabkan kurang telitinya saat membaca suatu alat

Universitas Sriwijaya

9

4.2.2 Environment Meter 4 in 1 Environtment meter 4 in 1 adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur suhu,kelembaban atau RH, intensitas cahaya dan intesitas bunyi atau kebisingan. Fungsi Sound Level dapat digunakan untuk mengukur kebisingan di pabrik-pabrik, sekolah, kantor, rumah, dll juga untuk memeriksa studio akustik, auditorium dan instalasi hi-fi. Fungsi Light Meter digunakan untuk mengukur pencahayaan. Fungsi Humidity Meter di gunakan untuk mengukur kelembaban. Fungsi Thermometer digunakan untuk mengukur suhu. Cara Menggunakan atau mengukur alat intensitas bunyi atau sound level adalah : a. Pilih selektor pada posisi fast untuk jenis kebisingan continue/berkelanjutan, selektor pada posisi slow untuk jenis kebisingan impulsif/ terputus-putus. b. Pilih selektor range intensitas kebisingan. c. Tentukan area pengukuran. d. Setiap area pengukuran dilakukan pengamatan selama 1-2 menit dengan kurang lebih 6 kali pembacaan. Hasil pengukuran yaitu angka yang ditunjukkan pada monitor. e. Tulis hasil pengukuran dan hitung rata-rata kebisingan. Cara pengukuran Lux Meter a. Geser tombol ”off/on” kearah On. b. Pilih kisaran range yang akan diukur ( 2.000 lux, 20.000 lux atau 50.000 lux) pada tombol Range. c. Arahkan sensor cahaya dengan menggunakan tangan pada permukaan daerah yang akan diukur kuat penerangannya. d. Lihat hasil pengukuran pada layar panel. Alat ini sangat mudah digunakan karena metode penggunaannya yang sangat sederhana Pada alat ini juga memiliki 4 tombol yaitu ON/OFF, MAX, SELECT, dan HOLD serta 4 chanel untuk memilih pengukuran apa yang akan digunakan. Chanel –chanel tersebut dilengkapi dengan keterangan satuan ukur yang digunakan seperti dB (kebisingan), LUX (cahaya), Temp (suhu), %RH (kelembaban).Saat melakukan pengukuran dalam satu tempat dapat mengukur 4 jenis pengukuran dengan menggeser tombol chanel misalnya pilihan ke dB jika akan mengukur kebisingan begitu pula pengukuran lainnya. 4 in 1 Environment Meter a. Sound Level Meter (SLM) 1. Measurement Range A LO(Low) – Weighting : 35-100 dB A HI (High) – Weighting: 65-130 dB C LO (Low)–Weighting : 35-100 dB C HI (High) – Weighting: 65-130 dBKeterangan : A – Weighting yaitu suara atau bunyi yangbisa diterima oleh telinga manuasia secararesponsif. C – Weighting yaitu suara atau bunyi yangbisa diterima oleh telinga manuasia namunkurang responsif.. Saat melakukan pengukuran dalam satu tempat

Universitas Sriwijaya

10

dapat mengukur 4 jenis pengukuran dengan menggeser tombol chanel misalnya pilihan ke dB jika akan mengukur kebisingan begitu pula pengukuran lainnya.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Universitas Sriwijaya

11

1. Thermocouple adalah suatu rangkaian yang tersusun dari dua buah logam yang masing-masing mempunyai koefisien muai panjang berbeda yang dihubungkan satu dengan yang lain pada ujung-ujungnya. 2. Thermocouple banyak diguakan untuk mengubah perbedaan panas dalam bendayang diukur temperaturnya menjadi perubahan potensial/tegangan listrik (voltase) 3. Terdapat berbagai tipe dari thermocouple, antara lain tipe K, J, N, E, B, R, S, dan T 4. Multifunction Environment Meter 4 in 1 CEM DT-8820 adalah alat ukur yang dirancang dengan menggabungkan fungsi Sound Level Meter, Light Meter, Humidity Meter, dan Thermometer 5. Alat multifungsi ini dapat dioperasikan dengan sangat mudah dan praktis oleh pemula

5.2

dan profesional

Saran Saran dari kelompok kami agar alat yang digunakan disimpan dengan baik agar

bisa digunakan kedepannya

DAFTAR PUSTAKA

Esvandiari. 2006. Kumpulan Lengkap Rumus Fisika SMA. Jakarta: Puspa Swara. Farie. 2011.Environtment Meter 4 In 1.jakarta: Erlangga.

Universitas Sriwijaya

12

Fatimah. 2011. Light Meter.Bekasi: Kartika. Guyton A.C., Hall J.E.2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.H Jatmiko, Priyo. 2015. Training Basic PLC. Kartanagari : Karya Cipta Anak Negeri. Nissa, K. 2007. Pengukuran Kelembapan. jakarta: Erlangga. Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika. Setiawan, Afri. 2011. 20 Aplikasi Mikrokontroler ATMega 8535 & ATMega 16 Menggunakan Bascom-AVR.Yogyakarta : Andi. Soyono. 2010. Penerapan Alat Pengukur Suhu Pada Suatu Lingkungan.Jurnal Iklim indonesia. 4(01) 1-2. Subianto, 2017. Sound Level. JurnalIklim indonesia. 2(03) 4-6..

Universitas Sriwijaya

More Documents from "yat"

Kata Pengantar.docx
October 2019 23
Isi.docx
October 2019 20
Solicit Ud
October 2019 23
Pmr 2008 Maths P1 & P2 Ans
December 2019 21