Isi.docx

  • Uploaded by: Valentino Valentino
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Isi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,228
  • Pages: 22
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting dan mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan (Tjitrosoepomo, 1998). Batang umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf, artinya dapat dengan sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang setangkup. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada buku-buku inilah terdapat daun. Tumbuhnya biasanya ke atas, menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop). Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan, bahwa batang mempunnyai pertumbuhan yang tidak terbatas. Mengadakan percabangan, dan selama hidupnnya tumbuhan tidak digugurkan, kecuali kadangkadang cabang atau ranting yang kecil. Biasanya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya rumput dan waktu batang masih muda (Azidin, 1986). Batang merupakan bagian kedua dari tumbuhan setelah akar. Batang bersatu dengan akar melanjutkan sari makanan yang dibawa oleh akar melalui jaringan pengangkut. Pada beberapa jenis tumbuhan, batang berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan, misalnya pada ubi jalar dan kentang. Batang pada umumnya berada di atas permukaan tanah. Ada tiga jenis batang tumbuhan yang terdapat di sekitar, yaitu batang berkayu, batang berair (batang basah) dan batang rumput (berongga).. Mengingat tempat dan kedudukannya bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Pada umumnya pada batang terdapat bermacam-macam jaringan tetapi pada dasarnya batang memiliki lapisan-

1

lapisan jaringan yang sama dengan akar, yaitu Epidermis, Korteks, dan Silinder pusat (Stele).

1.2 Rumusan masalah 1. Bagaimana pertumbuhan kuncup? 2. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan simpodial? 3. Apa yang dimaksud dengan kuncup dengan potensial yang tetap? 4. Bagaimana proses gugurnya kuncup?

1.3 Tujuan 1. Memahami pertumbuhan kuncup. 2. Memahami apa yang dimaksud dengan pertumbuhan simpodial. 3. Menjelaskan yang dimaksud kuncup dengan potensial tetap. 4. Menjelaskan proses gugurnya kuncup.

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Batang Perkembangan dan pertumbuhan batang terjadi di ujung batang yaitu pada meristem apikal. Di sana terjadi pembelahan-pembelahan sel secara terus-menerus sehingga disebut sebagai titik tumbuh. Di saat-saat tertentu akan di bentuk bakal daun yang lambat laun tumbuh menjadi panjang, mendahului pemanjangan sumbu di antara buku-buku tempat daun melekat. Sehingga daun muda akan mememanjang dan menyelubungi batang muda serta meristem apikal di ujungnya. Inilah yang sering kita sebut dengan kuncup. Jadi kuncup sebenarnya merupakan batang muda yang belum berkembang. Sedangkan ketika kuncup sudah mulai tumbuh dan memanjang maka akan disebut tunas. Dalam perkembangan selanjutnya ruas di antara daun-daun muda akan memanjang sehingga keseluruhan batang menjadi tampak lebih panjang dan jarak antara daun terpisah dari daun yang satu dengan daun lainnya. Pertumbuhan ini bukan hanya disebabkan oleh pemanjangan sel yang sudah ada, namun juga akibat penambahan jumlah sel dengan adanya pembelahan sel di bagian tersebut. Pada tumbuhan monokotil terjadi pembelahan terutama di dasar ruas. Pembelahan seperti ini disebut pembelahan interkalar. Sedangkan pada tumbuhan dikotil pembelahan bisa tersebar hampir di seluruh ruas. Kuncup aksilar bisa tumbuh menjadi cabang atau tetap dorman sampai pada saat yang sesuai. Jika saat yang sesuai itu tidak kunjung datang, maka kuncup akan mati dan tidak berfungsi lagi. Dibelakang meristem apikal prokambium dibentuk seiringan dengan terbentuknya bakal daun. Dari prokambium itulah berdiferensiasi xilem dan floem. Pada tumbuhan dikotil, beberapa sentimeter di belakang meristem apikal akan terbentuk kambium pembuluh dari sisa prokambium. Kambium pembuluh menghasilkan floem dan xilem sekunder dan jumlah xilem sekunder yang di bentuk jauh lebih banyak. Adanya xilem sekunder dalam jumlah yang cukup inilah mendukung tegaknya batang. Jika karena suatu hal, jumlah xilem 3

sekunder tidak cukup maka sumbu batang tidak mampu berdiri tegak melainkan melengkung. Hal ini turut menentukan bentuk percabangan.

2.2 Percabangan Pada Batang Batang suatu tumbuhan ada yang bercabang ada yang tidak, yang tidak bercabang

kebanyakan

(Monocotyledoneae),

dari

misalnya

golongan jagung

tumbuhan (Zea

mays

yang L.).

berbiji

tunggal

Umumnya

batang

memperlihatkan percabangan, entah banyak atau sedikit. Cara percabangan ada bermacam-macam, biasanya dibedakan tiga macam cara percabangan, yaitu: a) Monopodium Pada umumnya sumbu tubuh tumbuhan berkembang dan menjadi lebih tinggi akibat aktivitas meristem apikalnya sehingga menghasilkan sumbu batang. Batang yang dihasilkan langsung oleh satu titik tumbuh dinamakan monopodium. Contohnya pada kelapa dan pinus. Pada pinus istilah monopodium digunakan karena sumbu utama tumbuhan yang berbentuk pohon itu tetap tumbuh terus pada kuncup terminal serta cabang-cabang yang ada biasanya terletak lebih rendah. batang pokok selalu tampak jelas. Karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya, misalnya pohon cemara (Casuarina equisetifolia L.). b) Simpodium Sumbu tubuh menghasilkan ruas dan buku namun disaat meristem apikal tidak berfungsi oleh karena memebentuk bunga atau berdiferensiasi menjadi parenkim atau karena sebab lain. Dari kuncup aksilar di ketiak daun dekat di bawah meristem apikal yang tak berfungsi itu akan tumbuh cabang yang arahnya sejajar sumbu sebelumnya dan tumbuh seperti sumbu yang digantikannya. Demikian terjadi berulang kali sehingga sejumlah sumbu secara bersinambungan membentuk suatu sumbu semu atau simpodium. batang pokok sukar ditentukan, karena dalam perkembangan selanjutnya menghentikan pertumbuhannya atau kalah besar dan kalah cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan cabangnya, misalnya pada sawo manila (Achras zapota L.) 4

c) Dikotomi atau Pecabanagan Garpu Pada beberapa tumbuhan, meristem apikal yang tumbuh selalu dalam satu arah, akan memiliki dua tempat tumbuh sehingga kini pertumbuhan terjadi dalam dua arah. Hal itu adalah akibat pembagian titik tumbuh menjadi dua bagian yang sama. Percabangan seperti inilah yang disebut dikotom. . Contohnya paku andam (Gleicenia linearis clarke). Cabang yang besar yang biasanya langsung keluar dari batang pokok lazimnya disebut dahan (rasmus), sedang cabang-cabang yang kecil dinamakan ranting (ramulus). Cabang-cabang pada suatu tumbuhan dapat bermacam-macam sifatnya, oleh sebab itu cabang-cabang dapat dibedakan seperti dibawah ini : a. Geragih (flagellum, stolo), yaitu cabang-cabang kecil panjang yang tumbuh merayap, dan dari buku-bukunya ke atas keluar tunas baru dan ke bawah tumbuh akar-akar. Tunas pada buku-buku ini beserta akar-akarnya masing-masing dapat terpisah merupakan suatu tumbuhan baru. Cabang yang demikian ini dibedakan lagi dalam dua macam : 1. Merayap di atas tanah, misalanya pada daun kaki kuda (Centella asiatica Urb.) dan arbe (Fragraria vesca L.), 2. Merayap di dalam tanah, misalnya teki (Cyperus rotundus L.), kentang (Solanum tuberosum L.). b. Wiwilan atau tunas air (virga singularis), yaitu cabang yang biasanya tumbuh cepat dengan ruas-ruas yang panjang, dan seringkali berasal dari kuncup yang tidur atau kuncup-kuncup liar. Seringkali terdapat pada kopi (coffea sp) dan pohon coklat (Theobroma cacao L). c. Sirung panjang (Virga), yaitu cabang-cabang yang biasanya merupakan pendukung daun-daun, dan mempunyai ruas-ruas yang cukup panjang. Pada cabang-cabang demikian ini tidak pernah dihasilkan bunga, oleh sebab itu sering disebut pula cabang yang mandul (steril). d. Sirung pendek (Virgula atau Virgula sucrescens), yaitu cabang-cabang kecil dengan ruas-ruas yang pendek yang selain daun biasanya merupakan pendukung 5

bunga dan buah. Cabang yang dapat menghasilkan alat perkembangbiakan bagi tumbuhan ini disebut pula cabang yang subur (fertil). Cabang-cabang pada suatu tumbuhan biasanya membentuk sudut yang tertentu dengan batang pokoknya. Bergantung pada besar kecilnya sudut ini, maka arah tumbuh cabang menjadi berlainan. Umumnya orang membedakan arah tumbuh cabang seperti berikut : Tegak (fastigiatus), yaitu jika sudut antara batang dan cabang amat kecil, sehingga arah tumbuh cabang hanya pada pangkalnya saja sedikit serong ke atas, tetapi selanjutnya hampir sejajar dengan batang pokoknya, miaslnya wiwilan pada kopi (Coffea sp). a. Condong ke atas (patens), jika cabang dengan batang pokok membentuk sudut kurang lebih 45o, misalnya pada pohon cemara (Casuarina equisetifolia L). b. Mendatar (horizontalis), jika cabang dengan batang pokok membentuk sudut sebesar kurang lebih 90oC, misalnya pada pohon randu (Ceiba pentandra Gaertn). c. Terkulai (decilinatus), jika cabang pada pangkalnya mendatar, tetapi ujungnya lalu melengkung ke bawah, misalnya kopi robusta (Coffea robusta Lindl.), d. Bergantung (pendulus), cabang-cabang yang tumbuhnya ke bawah, misalnya cabang-cabang tertentu pada Salix. Mengenal soal batang, selain yang telah diuraikan di muka, ada bermacammacam tumbuhan yang mempunyai pangkal batang di dalam tanah, yang dapat merupakan suatu alat untuk menahan kala yang buruk. Tumbuhan yang mempunyai batang yang demikian itu, dalam musim buruk, misalnya di daerah panas dalam musim kering (di daerah iklim sedang dalam musim dingin), bagian yang di atas tanah seringkali mati, tetapi bagian yang di dalam tanah tetap hidup, dan jika musim baik telah tiba, akan bertunas menghasilkan tumbuhan yang baru. Pangkal batang dalam tanah berguna untuk mengurangi kala yang buruk itu disebut: Caudex, terdapat misalnya pada valerian (Valeriana officinalis L), klembak (Rheum officinale B). Dalam membicarakan perihal pangkal batang yang menjadi alat untuk mempertahankan kehidupan tumbuhan pada masa yang buruk, dapat diketahui bahwa 6

batang tumbuhan mempunyai umur yang terbatas. Karena kalau batangnya mati, biasanya tumbuhannya pun mati, maka tumbuhan seringkali dibeda-bedakan menurut panjang atau pendek umurnya, yaitu dalam : 1. Tumbuhan annual (annuus), yaitu tumbuhan yang umurnya pendek, umurnya kurang dari satu tahun sudah mati atau paling banyak dapat mencapai umur setahun. Dalam golongan ini termasuk bermacam-macam tanaman yang di dunia pertanian terkenal sebagai tanaman palawija, misalnya jagung (Zea mays L.), kedele (Soja max Piper), kacang tanah (Arachis hypogaea L.), dll. Untuk menunjukkan sifat ini, dalam buku-buku pelajaran dicantumkan tanda O di belakang nama tumbuhannya. 2. Tumbuhan biennial (dua tahun) (biennis), yaitu tumbuhan yang untuk hidupnya, mulai tumbuh sampai menghasilkan biji (keturunan baru) memerlukan waktu dua tahun. Sifat ini sering ditunjukkan dengan tanda O atau O O, misalnya biet (Beta vulgaris L.), digitalis (Digitalis purpurea L.). 3. Tumbuhan menahun atau tumbuhan keras, yaitu yang dapat mencapai umur sampai bertahun-tahun belum juga mati, bahkan ada yang dapat mencapai umur sampai ratusan tahun. Untuk golongan pohon-pohon dan semak-semak, sifat ini ditunjukkan dengan tanda planet Saturnus, yaitu tanda 21, sedang untuk tanda terna (herba) yang berumur panjang, sifat ini ditunjukkan dengan tanda planet Jupiter, yaitu tanda X. Terna yang berumur panjang biasanya mempunyai bagian di bawah tanah yang selalu hidup, walaupun bagiannya yang di atas tanah telah mati, misalnya: empon-empon (Zingiberaceae).

2.3 Kuncup Sebagai Tempat Meristem yang Potensial Kuncup atau gemma merupakan bagian tumbuhan yang sesungguhnya adalah calon tunas, terdiri atas calon batang besarta calon daun. Kuncup lazimnya dilindungi oleh alat-alat seperti rambut-rambut, sisik-sisik, daun penumpu yang sangat lemah dan mudah rusak oleh faktor luar. Kuncup aksilar dapat berkembang menjadi cabang atau tetap istirahat sampai saat yang sesuai. Sama halnya dengan kuncup terminal 7

bisa terus tu mbuh namun bisa juga terhenti pertumbuhannya karena suatu hal. Jadi kuncup memeiliki potensial atau kemampuan untuk berkembang lebih lanjut. Kuncup-kuncup lain yang ditemukan di batang tanpa berasosiasi dengan buku, atau pada akar tua atau di tempat lain pada tumbuhan, disebut kuncup adventif, atau kuncup liar (kuncup yang tumbuh secara kebetulan). Selain itu terdapat kuncup tambahan yakni jika kuncup di ketiak daun jumlahnya lebih dari satu. Di antara kuncup tambahan, salah satu biasanya lebih mencolok mungkin karena ukurannya lebih besar dan kuncup itulah satu – satunya yang akan berkembang. Dinamika dalam tumbuhan akibat perilaku kuncup amat berperan penting dalam penampakan tumbuhan itu sendiri. Berikut ini penulis akan menyajikan beberapa macam kemungkinan perkembangan kuncup. Posisi Kuncup Posisi atau letaknya kuncup tambahan bisa berderet horisontal di ketiak daun dan disebut kuncup tambahan kolateral, atau tersusun menjadi deretan vertikal, sejajar sumbu pohon yang bersangkuatan, dan disebut kuncup tambahan serial. Pada monokotil letak kuncup biasanya kolateral dan tersusun berpasangan di sebelah kiri dan kanan kuncup utama. Pada bugenvil terdapat sebuah kuncup yang berkembang menjadi

duri dan yang ada dibawahnya menjadi cabang. Berbagai

kombinasi struktur terdapat di ketiak sehelai daun dan setiap organ yang terjadi dihasilkan dari salah satu di antara seperangkat kuncup tambahan.

2.4 Kuncup dengan Potensial yang Tetap Kerangka tumbuhan dibangun oleh sejumlah cabang yang masing-masing berasal dari meristem apikal kuncup yang tumbuh dan berkembang. Ada cabang yang hanya bertahan sementara karena pada suatu saat akan gugur (kladoptosis). Sering kali potensial kuncup yang sudah tetap itu dapat diperlihatkan dengan memotong ranting

dan

menanamnya.

Ranting

yang

akan

tumbuh

selanjutnya

akan

mempertahankan morfologi tumbuhan asal (induk) tersebut dinamakan topofisis. Jadi kuncup yang berpotensial tetap, artinya tidak lentur dan akan selalu menghasilkan organ sesuai program. Namun jika potensial kuncup itu bersifat lentur, berbagai organ 8

bisa terjadi bergantug pada posisi serta waktu pemunculan dengan tepat. Jadi pada bugenvil dari sejumlah kuncup di ketiak daunnya sebuah memeiliki potensial untuk berkembang menjadi cabang vegetatif jika keadaannya cocok, sebuah lagi akan senantiasa membentuk duri atau perbuangan yang terbatas pertumbuhannya.

2.5 Gugurnya Kuncup atau Batang Di atas telah ditunjukan bahwa potensial perkembangan kuncup sangat menentukan bentuk kerangka (arsitektur) tumbuhan. Sebaliknya, gugurnya kuncup juga sama pentingnya bagi bentuk kerangka pohon. Hilangnya aktifitas meristematik pada kuncup dapat diakibatkan gugurnya apeks sehingga meristem apeks mati. Hilangnya kemampuan meristem untuk berlaku aktif sebagai meristem dapat diikuti oleh diferensiasi sel lebih lanjut. Jika sel membentuk dinding tebal yang mengandung zat kayu (lignin) sebelum gugur maka cabang bisa bertahan sebagai duri. Atau sel dapat kehilangan sifat meristematiknya dan berkembang menjadi parenkim. Dalam hal itu, secara efektif apeks pucuk telah mengalami keguguran meskipun sel-selnya tetap hidup. Gugurnya meristem apeks di suatu kuncup ketiak bisa terjadi amat dini sehingga tak terlihat bekasnya sama sekali. Di atas telah disinggung mengenai kedua macam morfologi cabang sehubungan dengan orientasi arah pertumbuhan sumbu itu. Potensial cabang yang dicerminkan dalam sifat ortotrop atau plagiotrop itu bisa menjadi aspek yang amat menentukan bagi bentuk seluruh orsganisme. Plagiotrop merupakan cabang yang tumbuh horizontal, sedangkan ortotrop merupakan cabang yang vertikal. Akrotoni dan Basitoni Potensial suatu cabang untuk dalam berkembang dapat dipengaruhi oleh jarak antara cabang dengan meristem apikal batang. Adanya hambatan terhadap pertumbuhan seluruh atau sebagian pada tunas lateral karena adanya tunas apikal disebut dominansi apikal. Sumbu utama bisa menunjukan dominasi apikal yang kuat terhadap kuncup aksilar yang dihasilkan pada musim tumbuh yang bersangkutan. Pada musim tumbuh beikutnya kuncup-kuncup itu bisa tumbuh dengan cepat bahkan melebihi panjang sumbu utama yang kini memberikan dominasi apikal yang lemah. 9

Sebaliknya, kuncup aksilar bisa berkembang pada musim tumbuh yang sama namaun sealalu lebih lemah dari sumbu utama. Kondisi ini disebut sebagai pengendalian apikal. Berdasarkan taraf pemanjangan cabang aksilar berturutan di sepanjang sumbu utama di bedakan dua arsitrektur batang yang saling berbeda yakni akrotoni, dan basitoni. Pada keadaan akrotoni cabang distal tumbuh lebih tegar. Pada keadaan basitoni, cabang proksilmal yang tumbuh lebih tegar. Saat meristem aktif di daerah beriklim seragam tumbuhan bisa tumbuh terus menerus yakni kontinuatau juga disebut berkesinambungan dengan membentuk daun dan cabang-cabang aksilar (cabang yang berkembang dari kuncupn aksilar). Meristem aksilar tidak mengalami masa istirahat melainkan langsung tumbuh menghasilkan cabang. Jika kuncup aksilar langsung berkembang menjadi cabang tanpa mengami massa istirahat penundaan sehingga tubuhnya se rentak dengan kuncup terminal di sumbu utama, ia disebut mengalami pertumbuhan silepsis. Jika kuncup menjalani masa istirahat dahulu sebelum berkembang menjadi cabang maka kuncup itu dikatakan mengalami pertumbuhan prolepsis. Suatu meristem senantiasa mengikuti program perkembanagan yang telah ada dan tersimpan dalam bahan genetiknya. Perkembangan sel dan jaringan yang dihasilkan oleh aktifitas meristem juga berlangsung menurut programnya dan ditentukan oleh lingkungan yang khas sehingga apa yang kita lihaat sebagai hasuil akhir sesuai dengan apa yang di anggap ‘normal’. Jika terjadi gangguan terhadap meristem maka bentuk-bentuk yang tidak biasa atau ‘tidak normal’akan timbul. Studi tentang hal ini disebut teratologis. Bentuk-bentuk tak normal atau malformasi teratologis dapat dirangsang oleh rkembterganggunya perangkat genetik atau urutan perkembangan. Gangguan itu bisa disebabkan oleh perubahan dalam faktor lingkungan (suhu rendah, kekeringan dsb.), oleh hewan atau oleh zat kimiawi. Batang yang terkena fasiasi adalah yang menunjukan pemipihn abnormal dan berupa pita. Fasisai serupa cicin telah terjadi pada batang yang secara abnormal berkembang menjadi tabung yang berlubang atau dengan sejumlah pemipihan di sebelah luar yang menyerupai sayap. Kimera adalah struktur atau jaringan yang terdiri dari campuran 10

sel yang bersal dari sua sumber yang berbeda dan sebab itu juga dari genotip yang berbeda. Hal itu dapat terjadi dengan penempelan dua jenis yang berbeda atau dengan adanya muatasi sel; dalam satu bagian tumbuhan yang sedang tumbuh. Tumbuhan yang warna daunnya tak seluruhnya hijau adalah contoh kimera. Plastida di tepi daun tak mampu menghasilkan klorofil sehingga bagian daun itu tetap tak berwarna hijau. Kimera bisa disebabkan oleh oleh mutasi spontan yang terjadi dalam salah satu lapisan sel di meristem apikalnya.

2.6 Konstruksi dan Percabangan Pohon terbagi dua, yaitu : Pohon Tak Bercabang dan Pohon Bercabang 1. Pohon tak bercabang Pohon yang ter bercabang adalah pohon yang vegetatifnya yang terdiri hanya dari satu sumbu yang dihasilkan oleh satu meristem. Meristem lain pada sumbu yakni yang terdapat dikuncup aksilar tidak tumbuh dan berkembang. Contoh : kelapa (cocos nucifea) a. Model Holltum Yaitu batang tumbuh terbatas, ada perhubungan terminal. Tak ada cabang (kecuali perbungaan), atau batang monopodial terbatas. Contoh : agave sp. (agaveceage) b. Model corner Yaitu monopodial dan tak terbatas, dengan perhubungan lateral, tidak bercabang. Karena posisi perhubungannya lateral, maka maristem apical dapat tumbuh terus. Contoh: kelapa sawit (elatis guineensis, palmae) 2. Pohon Bercabang Yaitu semua pohon yang bagian batang diatas tanah memperlihatkan lebih dari satu sumbu dan dibentuk oleh lebih dari satu meristem. Kelompok pohon bercabang dibagi menjadi tiga (3), yaitu : a. Sumbu vegetatif semuanya ekivalen dan ortotrop  Kaulomer yang tumbuh sejak awal sampai kuncup terminal berkembang menjadi bunga atau perbungaan, sehingga kaulomer terhenti pertumbuhannya , semua kaulomer ini ekivalen (sama besar) dan ortotrop (percabangan yang tumbuh tegak lurus keatas). Semua kaulomer memiliki asal, cara tumbuh dan fungsi biologis yang sama. Berikut ada 3 dari 4 model yang dikenal : 1. Model Tomlinson 11

Sumbu batang ortotrop akan membentuk cabang ortotrop dari kuncup ketiak dibagian batang dibawah tanah. Sumbu baru ini itu ekivalen dengan sumbu induk dan membentuk perakaran sendiri. Pembentukan sumbu baru atau kaulomer itu bias terjadi berulang kali.Contoh : pisang ( musa paradisiaca). 2. Model chamberlain Sumbu vegetatif diatas tanah tegak lurus, terdiri dari sejumlah kaulomer yang berkesinambungan menjadi sumbu semu yang lurus. Kaulomer pertama tumbuh sampai kuncup terminalnya membentuk bunga atau perbungaan sehingga sumbu terhenti pertumbuhannya.Contoh : jantropha multifida (euphorbiaceae) 3. Model leewenberg Batang berupa simpodium, namun setiap kaulomer menghasilkan lebih dari satu kaulomer anak diujungnya, yang menepati ruang yang ada.Contoh : kamboja (plumeria acuminate, apocynaceae) dan singkong (manihot utilissima, euphorbiaceae) b. Sumbu vegetatif yang terdiferensiasi Istilah diferensiasi disini berarti bahwa diantara sumbu-sumbu baru yang di bentuk terjadi perbedaan morfologi dan terdapat specialisasi fingsional. Dalam arsitektur pohon tercermin adanya pembagian kerja. Kini dapat dibedakan sumbu batang utam dari cabang.Penempatan organ seksual yakni perbungaan, bias terminal atau lateral. Berikut ini diberikan 5 dari 15 model yang dikenal : 1. Model kariba Batang merupakan simpodium. Kuncup terminal akan berhenti tumbuh karena jaringan meristem apeks berdiferensiasi manjadi parenkim.Contoh : pulai (aistonia macrophytia) 2. Model aubreville Batang merupakan monopodium yang tumbuh retmis (berirama). Irama tumbuh itu mengakibatkan cabang plagiotrop (tumbuh kesamping) tersusun dalam lapisanlapisan terpisah.Contoh : ketapang (terminalia catappa, cobretaceae). 3. Model rauh Batang merupakan monopodium ortotrop. Pertumbuhan ritmis menngakibatkan cabang tersusun dalam karangan.Contoh : getah perca (havea brasiliensis, euphorbiaceae) dan pinus perkusi (pinaceae) 4. Model massart Batang merupakan monopodium ortotrop. Pertumbuhan ritmis mengakibatkan cabang tersusun dalam karangan. Filotaksis pada batang adalah spiral.Contoh : pala (myristica fragrans, miristicaceae), dan kapok (ceiba pentandra, bombaceae). 5. Model roux

12

Batang merupakan monopodium ortotrop. Cabang padanya tersusun kontinu atau tersebar dan filotaksis batang adalah spiral.Contoh : kopi (coffea Arabica, rubiaceae). rimpang atau rizoma (bahasa Latin: rhizoma) adalah modifikasi batang tumbuhan yang tumbuhnya menjalar di bawah permukaan tanah dan dapat menghasilkan tunas dan akar baru dari ruas-ruasnya. Suku temu-temuan (Zingiberaceae) dan paku-pakuan (Pteridophyta) merupakan contoh yang biasa dipakai untuk kelompok tumbuhan yang memiliki organ ini. c. Sumbu vegetatif dengan struktur campur Sumbu disini adalah sumbu yang melengkung. Bagian bawah yang vertical berperan sebagai bagian batang tegak dan yang horizontal berferan sebagai cabang. Berikut diberikan 2 dari 3 model yang dikenal. 1. Model champagnat Batang berupa simpodium. Bagian distal setiap kaulomber melengkung karena terlalu berat dan tidak didukung oleh jaringan penyokong yang cukup.Contoh : kembang merak (ceasalpinia pulcherrima, caesalpiniaceae). 2. Model troll Batang berupa simpodium. Semua sumbu berarah plagiotrop sejak dini.Contoh : flamboyant (delonix regia, caesalpiniaceae), dan sirsak (annona muricata, annonaceae). Rizoma biasanya memiliki fungsi tambahan selain fungsi pokok seperti batang. Yang paling umum adalah menjadi tempat penyimpanan produk metabolisme (metabolit) tertentu. 2.7

Perubahan dalam kontruksi dasar dari percabangan Karena masa hidup pohon cukup panjang, kemungkinan terkena luka atau gangguan lain selalu ada. Perubahan bisa disebabkan oleh peristiwa reiterasi, metamorphosis dan interkalasi. 1. Reiterasi Disaat kerangka pohon terganggu, kuncup istirahat akan tumbuh dan mengulang kembali uratan perkembangan (urutan diferensiasi), yang diperlihatkan oleh tumbuhan induk ketika berkembang mulai dari kecambah.Reterasi yang disebabkan luka disebut reterasi traumatik. Namun, reiterasi dapat pula terjadi jika tumbuhan memperolah keadaan lingkungan yang menguntungkan dan disebut reterasi adaptif. 2. Metamorphosis

13

Perubahan potensial suatu sumbu batang atau cabang bias terjadi dengan tiga cara yaitu pengulangan model (reiterasi) dan perubahannya potensial cabang dari asalnya yang plagiotrop menjadi ortotrop, atau dari potensial ortotrop menjadi plagiotrop.Contohnya pada maesoopsi eminii. Adanya perubahan diatas dapat merangsang reterasi model arsitektur pohon yang bersangkutan. 3. Interkelasi Proses interkalasi terjadi ketika pohun tumbuh dan berkembang. Sementara itu bagian pohon yang menerima cahaya matahari makin menjauhi sumbu batang akibat memanjangnya cabang-cabang sepanjang batang kearah radial. Pohon memiliki tiga zona yaitu :  Adalah sumbu batang sebagai pendukung  Adalah tepi luar tajuk pohon yang langsung terkena sinar matahari  Adalah daerah pertengahan yang mendukung dan menjembatani tepi luar tajuk dengan sumbu utama batang pohon yang besar.

2.8

Arsitektur Tumbuhan Terna Terna adalah tumbuhan yang batangnya lunak karena tidak membentuk kayu. Tumbuhan semacam ini dapat merupakan tumbuhan semusim, tumbuhan dwimusim, ataupun tumbuhan tahunan. Yang dapat disebut terna umumnya adalah semua tumbuhan berpembuluh (tracheophyta). Biasanya sebutan ini hanya dikenakan bagi tumbuhan yang berukuran kecil (kurang dari dua meter) dan tidak dikenakan pada tumbuhan tidak ber kayu (nonkayu) yang merambat (digolongkan tumbuhan merambat).

14

1.Model Holttum

Model Holttum merupakan salah satu model yang paling sederhana dengan ciri-ciri yaitu : 1.Pohon tidak bercabang 2.Satu batang vegetatif dengan arah percabangan keatas (monopodial) 3.Letak perbungaan berada di diujung batang (terminalis) 4.Setelah pohon berbunga pada ujung batang maka lambat laun pohon tersebut akan mati 5.Daun-daun spiralis contohnya: Zingiber officinalis (Jahe) 2.Model Tomlinson Ciri-ciri: 1.Batang yang bersumbu ortotrop 2.Membentuk cabang ortotrop dari kuncup ketiak di bagian batang di bawah tanah. contoh :Musa paradisiaca (Pisang),Labu, bayam, kangkung, keladi/talas-talasan, Salvia lyrata Model arsitektur pohon adalah bangunan suatu pohon sebagai hasil pertumbuhan meristematik yang dikontrol secara morfogenetik. Bangunan pohon ini berhubungan dengan pola pertumbuhan batang, percabangan dan pembentukan pucuk terminal. Model arsitektur suatu pohon mempengaruhi besarnya aliran batang (stemflow) dan curahan tajuk (through/all), selanjutnya aliran batang dan curahan tajuk menentukan besarnya aliran permukaan dan erosi tanah. Pada akhirnya erosi akan menimbulkan kerusakan pada tanah tempat erosi terjadi dan tempat diangkutnya tanah tererosi tersebut. Dalam sistem agroforestry kebun campur, jenis-jenis pohon yang ditanam selama ini hanya berdasarkan pertimbangan pada fungsi dan manfaat ekonominya, sedangkan fungsi konservasi tanah dan air belum dipertimbangkan. 2.9 Hubungan Arsitektur Tumbuhan dengan Taksonomi dan Biogeografi Model arsitektur pohon adalah bangunan suatu pohon sebagai hasil pertumbuhan meristematik yang dikontrol secara morfogenetik. Bangunan pohon ini berhubungan dengan pola pertumbuhan batang, percabangan dan pembentukan pucuk terminal. Model arsitektur suatu pohon mempengaruhi besarnya aliran batang

15

(stemflow) dan curahan tajuk (through/all), selanjutnya aliran batang dan curahan tajuk menentukan besarnya aliran permukaan dan erosi tanah. Pada akhirnya erosi akan menimbulkan kerusakan pada tanah tempat erosi terjadi dan tempat diangkutnya tanah tererosi tersebut. Dalam sistem agroforestry kebun campur, jenis-jenis pohon yang ditanam selama ini hanya berdasarkan pertimbangan pada fungsi dan manfaat ekonominya, sedangkan fungsi konservasi tanah dan air belum dipertimbangkan Pola percabangan batang dari pohon-pohon dapat membentuk model arsitektur percabangan tumbuhan. Percabangan pohon merupakan diferensiasi morfologi dan arsitektur khusus untuk klasifikasi dan interpretasi bentuk tumbuhan. Pola percabangan batang tumbuhan dibedakan atas tiga macam, yaitu pola percabangan monopodium, pola percabangan simpodium, dan pola percabangan menggarpu atau dikotom. Arsitektur percabangan merupakan gambaran morfologi pada suatu fase tertentu. Konsep arsitektur ini menunjukkan sifat yang dinamis karena tumbuhan terus berkembang. Arsitektur pohon merupakan khas bagi setiap spesies yang dikontrol oleh genetik. Meskipun demikian juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti cahaya, temperatur, kelembaban, dan ketersediaan nutrient. Ruang lingkup taksonomi dan sistematika tumbuhan mencakup tentang dasardasar pencirian tata cara pengenalan dan hukum-hukum penamaan, asas-asas pengaturan tumbuhan dalam golongan atau kesatuan kelasnya secara ideal. Hubungan taksonomi dengan ilmu Ilmu lain seperti morfologi, anatomi, sitologi, embriologi, fisiologi, fitokimia, genetika, ekologi, fitogeografi, dan lain-lainnya. Tujuan taksnomi sendiri ialah menyediakan jalan untuk memungkinkan orang untuk mengadakan pengenalan, penentuan atau pendeterminasian semua jenis tumbuhan yang ada didunia ini. Untuk itu para ahli sistematik telah menciptakan sistem tatanama ilmiah yang universal, menyusun kunci determinasi, menghimpun koleksi spesimen acuan dan lain-lain. Pengumpulan semua data yang lengkapuntuk dipertalakan secara teratur sehinggamemungkinkan orang menarik keuntungandari pengetahuan yang ada dengan cepat. Menciptakan terciptanya sistem klasifikasi yang tersusun sedemikian rupa dan mencerminkan dekatnya hubungan kekerabatan alamiah diantara tumbuhan, yang sekaligus harus pula dapat mengungkapkan jalannya evolusi tumbuhan. Dari segala pengetahuan yang sudah tercapai ini dilakukan pengkajian analisis dan disintesiskan kembali untuk memperoleh pengertian dasar ilmiah dari keanekaragamandan hubungan kekerabatan tumbuhan danuntuk mengetahui bagaimana mekanisme pendekatannya.

16

Biogeografi dapat diartikan sebagai studi tentang hubungan antara pola dan proses sebaran organisme dalam ruang dan waktu, atau bisa juga diartikan sebagai kajian organisme baik masa lampau maupun sekarang, atau bisa juga diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mencoba untuk menggambarkan dan memahami banyaknya pola dalam distribusi spesies dan kelompok taksonomi yang lebih besar. Biogeografi merupakan ilmu terpadu yang berkaitan erat dengan ilmu-ilmu lain, antara lain berkaitan dengan Ekologi, Biologi Populasi, Sistematik, Geosains, dan Sejarah Alam. Adapun hubungan antara biogeografi dengan ilmu lain akan dijelaskan sebagai berikut: Ekologi, antara lain berkaitan dengan hubungan interaksi antar organisme atau organisme dengan lingkungan. Biologi populasi, ciri biologi suatu populasi seperti potensi reproduksi sebagai perbandingan organisme masa lalu dan sekarang. Sistematik, karakteristik organisme sangat diperlukan sebagai informasi biologi evolusi. Geosains, ilmu kebumian sebagai dasar. Sejarah alam, perubahan kondisi permukaan bumi dapat menyebabkan perubahan tipe habitat dan pada akhirnya mempengaruhi sebaran organisme juga menyesuaikan. 2.10 Bentuk dan Sifat Batang Batang juga dapat dibedakan menjadi beberapa bagian antara lain adalah sebagai berikut : 1. Batang Basah (herbaceus) adalah batang yang lunak dan berair, misalnya bayam ( Amaranthus spinosus L). 2. Batang berkayu (lignesus) adalah batang yang keras dan kuat, misalnya mangga (mangfere Indica L). 3. Batang rumput (calmus) adalah batang yang tidak keras, berbuku - buku nyata dan sering berongga, misalnya : padi (oryza Sativa L). 4. Batang Mendong (calamus) adalah batang rumput tetapi ruasnya lebih panjang, misalnya : mendong ( Fimbristylis glubolosa kunth).  Macam - macam bentuk batang atau penampang melintang batang 1. Bulat (teres), misalnya : bambu (Bambusa ap.) 2. Persegi (angularis), terdapat dua macam :  Bangun segitiga (triangularis), misal markisah (passaiflora quandrangularis L).  Bangun Segi empat (quandrangularis), misal : rumput teki (cyperius rotundus) 3. Pipih, terdapat dua sifat yaitu :  Filoklaida, amat pipih dan tumbuhnya terbatas, misal : Jakang (muehlenbeckia platyclada Meisesn).

17

 Kladodida, tumbuhnya terus dan mengadakan percabangan, misal : kaktus (Opuntia vulgaris Mill).  Macam - macam permukaan batang  Licin, misal : Batang jagung (zea mays L).  Berusuk (costatus), pada permukaan batang terdapat rigi - rigi membujur, misalnya : iler (coleus scuterllariodes benth).  Beralur (sukcatus) jika membujur batang terdapat alur yang jelas, misal : cereus peruvianus L).  Bersayap (alatus), pada batang - batang persegi sudutnya mengadakan pelebaran tipis, misal : ubi (Dioscoren alata L).  Berambut (pilgusus), misal : tembakau (Nicotiana tabacum L).  Berduri (spinosus), misal : mawar  Memperlihatkan bekas daun , misal : pepaya (carica pepaya L).  Memperlihatkan bekas daun penumpu, misal : nangka (Artocarpus integra Merr).  Memperlihatkan banyak lentisel, misal: sengon (Albixis stipulata Boiv).  Keadaaan lain, seperti lepasnya kerak, misal : pohon kayu putih (Malaleuca Leucadendron L).  Sifat Batang  Batang tumbuhan bersifat fototropi yakni memiliki arah pertumbuhan ke atas atau menuju cahaya.  Pertumbuhan batang umumnya tidak terbatas.  Pada batang tumbuhan monokotil memiliki ruas-ruas batang yang jelas  Pada batang tumbuhan dikotil ruas-ruas batangnya tidak terlihat dengan jelas.  Beberapa jenis tumbuhan dapat dibedakan dengan bagian lain. Contohnya pada batang pohon kelapa  Ada juga pada batang yang tertutup pelepah daunnya contohnya batang tanaman jagung.  Pada tumbuhan Gymnospermae (tumbuhan biji terbuka) hanya terdiri atas tumbuhan berkayu  Pada tumbuhan Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup) terdiri atas tumbuhan berbatang basah, batang rumput, batang mendong dan batang berkayu. 2.11 Batang terspesialisasi sehubungan dengan reproduksi vegetatifnya 1. Rimpang

18

Rimpang adalah batang di bawah yang tumbuh horizontal dan biasanya bercabang, berbuku, beruas daunyang melekat pada buku berbentuk sisik yang tipis seperti selaput dan wrnanya tidak hijau. Rimpang merupakan tempat penimbunan zatzat makanan cadangan, contohnya antara lain pada tanaman tasbih(Canna edulis Ker), kerut (Maranta arundina L). Rimpang merupakan organ modifikasi batang bukan akar dengan ciri sebagai berikut:  berdaun, tetapi daun melekat pada buku, telah menjelma menjadi sisik-sisik yang tipis seperti selaput dan tidak hijau.  Mempunyai kuncup-kuncup  Tumbuhnya tidak ke pusat bumi atau air, kadang ke atas dan muncul ke tanah 2. Umbi Batang Umbi batang dapat terspesialisasi serta termodifikasi bentuknya untuk keperluan tugas khusus seperti menimbun cadangan makanan untuk fotosintesis. Umbi batang merupakan salah satu modifikasi batang yang berguna untuk menyimpan cadangan makanan. Umbi batang merupakan pembengkakan batang yang di dalamnya terdapat jaringan yang digunakan untuk menyimpan zat cadangan makanan. Ciri dari umbi batang adalah :  Berada di bawah permukaan tanah  Terdapat tunas  Batang menebal namun tidak tertutup daun sisik  Buku pada kuncup tiap ketiak tetap tampak. Contoh dari umbi batang adalah Kentang ( Solanum tuberosum ). Pada pangkal batang kentang diatas tanah, tumbuh sejumlah geragih yang memasuki tanah dan menjadi panjang. Di saat kegiatan meristem apeks di ujung geragih terhenti sehinnga tidak bertambah panjang. Sebagian tumbuh menjadi umbi kentang. Perbanyakan vegetative dapat dilakukan dengan menanam sebagian batang dengan tunas ketiaknya. 3. Umbi Lapis Umbi ini terselubung oleh lapisan luar yang kering dan tipis seperti selaput. Penutup yang dinamakan tunika, berperan sebagai pelindung terhadap kekeringan dan luka mekanik terhadap umbi. Sisik berdaging tersusun sebagai lapisan continue dan konsentris sehingga berstruktur padat. Umbi lapis jika ditinjau asalnya adalah penjelmaan batang beserta daunnya. Dinamakan umbi lapis karena memperlihatkan susunan yang berlapis-lapis yaitu yang terdiri dari daun-daun yang telah menjadi tebal, lunak dan berdaging, merupakan bagian umbi yang menyimpan zat cadangan,

19

sedang batangnya hanya bagian yang kecil pada bagian bawah umbi lapis itu. Contoh pada bawang merah ( Allium cepa ). 4. Umbi Sisik Sisik terpisah dan tidak sama tingginya serta semua melekat pada papan basal. Pada umumnya umbi sisik ini mudah rusak dan perlu dirawat agar tetap lembab, sebab akan luka jika kekeringan. Pada waktu panen tampak bahwa pada umbi terdapat priordium akar. Akar ini tidak akan mengalami pemanjangan sebelum ditanam pada lingkungan yang sesuai. Contoh tumbuhan dengan umbi sisik adalah pada tanaman bunga lili ( Lilium longiflorum ). 5. Kormus Kormus terdiri dari batang pendek dan gemuk yang berorientasi vertical dalam tanah dan diselubungi sisik (daun) kering. Kormus dapat menghasilkan anak kormus yang disebut kormel yang merupakan tunas yang berkembang di ketiak daun pada kormus induk. Seringkali kormel terdapat di ujung sumbu batang yang tergolong geragih. Pada kormus dapat dibedakan ruas dan buku. Sebagian besar kormus terdiri dari parenkim yang berisi cadangan makanan. Pada kormus yang dewasa, dasar daun kering bertahan pada buku-buku dan menyelubungi serta menutupi kormus. Tutup atau tunika ini melindungi kormus terhadap luka dan kekeringan. Di setiap buku kormus terdapat kuncup ( tunas ) ketiak. Contoh tanaman yang berkormus adalah Gladiolus gandavensis.

20

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang ditarik dari malakah ini adalah sebagai berikut : 1. Secara umum kuncup terbagi atas dua, yaitu kuncup aksilar dan kuncup terminal. 2. Berdasarkan posisi tempat letaknya kuncup terbagi atas dua, yaitu kuncup serial dan kuncup kolateral. 3. Cara percabangan tumbuhan terbagi atas simpodial, monopodial dan dikotom. 4. Berdasarkan arah percabangannya, tumbuhan terbagi atas ortotrop dan plagiotrop. 3.2 Saran Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, olehnya itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah-makalah berikutnya.

21

DAFTAR PUSTAKA Hidajat, B. Estiti. 1994. Morfologi Tumbuhan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru. Bandung. Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi umbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. http://radamayanti26.blogspot.com/2012/12/percabangan-batang.html

22

More Documents from "Valentino Valentino"

A 48.docx
November 2019 26
Biodiversiti 9.docx
November 2019 15
Isi.docx
November 2019 19
Bab Ii_dwi Arianti.pdf
October 2019 22