BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah dimunculkan. Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan smbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk mengaplikasikan ilmu yang pernah didapat di tempat mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan yang akan diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat perawat tersebut bekerja. Mengingat dalam model praktek keperawatan mengandung komponen dasar seperti; adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan ataupun asuhan keperawatan terhadap kebutuhan semua pasien. Saat ini praktek perawat komunitas dan kebanyakan para pekerja komunitas di seluruh dunia di landasi oleh konsep kemitraan, kerjasama, pemberdayaan. Bersama pihak terkait lainnya dalam komunitasnya mereka berupaya dengan sungguh-sungguh untuk mencapai sehat untuk semua. Tujuan mereka hanya dapat di capai mana kala hak asasi semua pihak, khususnya para wanita, anak-anak serta semua orang yang terpinggirkan dan lemah di tingkatkan dan di lindungi. Dengan kata lain, perawat komunitas mengarahkan upaya-upaya mereka untuk mencapai keadilan social dan kesamaan untuk semua. Untuk mencapai tujuan ini, perawat komunitas sangat memahami bahwa berbagai upaya peningkatan kesehatan seharusnya di dasarkan kepada konteks yang lebih luas.
1
Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dan memasyarakat serta menyentuh kebutuhan masyarakat yakni melalui pelayanan keperawatan Kesehatan di rumah atau Home Care. Berbagai faktor yang mendorong perkembangannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat yaitu melalui pelayanan keperawatan kesehatan di rumah. Hasil kajian Depkes RI tahun 2000 diperoleh hasil : 97,7 % menyatakan perlu dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah, 87,3 % mengatakan bahwa perlu standarisasi tenaga, sarana dan pelayanan, serta 91,9 % menyatakan pengelola keperawatan kesehatan di rumah memerlukan ijin oprasional. Berbagai faktor yang mendorong perkembangan pelayanan keperawatan kesehatan dirumah antara lain
:
Kebutuhan
masyarakat,
perkembangan
IPTEK
bidang
kesehatan,tersedianya SDM kesehatan yang mampu memberi pelayanan kesehatan di rumah. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana Definisi Keperawatan Komunitas ? 2. Bagaimana Definisi Model Konseptual dalam Keperawatan Komunitas ? 3. Bagaimana Macam - Macam Model Konseptual Keperawatan yang Dapat Diterapkan dalam Keperawatan Komunitas ? 4. Bagaimana Aspek Keterkinian Dalam Praktek Keperawatan Komunitas ? 1.3 Tujuan 1. Untuk Mengetahui Definisi Keperawatan Komunitas 2. Untuk Mengetahui Definisi Model Konseptual dalam Keperawatan Komunitas 3. Untuk Mengetahui Macam - Macam Model Konseptual Keperawatan yang Dapat Diterapkan dalam Keperawatan Komunitas 4. Untuk Mengetahui Aspek Keterkinian Dalam Praktek Keperawatan Komunitas
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Keperawatan Komunitas 2
Definisi menurut beberapa ahli : 1. American Nurse Association (1973), keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan praktik kesehatan masyarakt yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk. 2. WHO (1974), keperawatan komunitas mencakup perawatan kesehatan keluarga (nurse health family) juga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
luas,membantu
masyarakat
mengidentifikasi
masalah
kesehatannya sendiri, seta memecahkan masalah kessehatan tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan kepada orang lain. 3. Ruth B.freeman (1981), keperawatan komunitas adalah kesatuan yang unik dari praktik keperawatan dan kesehatan masyarakat yang ditunjukkan pada pengembangan serta peningkatan kemampuan kesehatan,baik diri sendiri sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga,kelompok khususn,atau masyarakat . pelayanan tersebut mencakup spektrum pelayanan kesehatan untuk masyarakat. 4. Departemen Kesehatan RI (1986) , keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya pelayanan keperawatan yang merupakan bagian itegral dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat dengan mengikutsertakan
tim
kesehatan
lainnya
dan
masyarakat
untuk
memperoleh tingkat kesehatan individu,keluarga,dan masyarakat yang lebih tinggi. 5. Pradley (1985), Logan dan Dawkin (1987), keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditunjukkan kepada masyarakat dengan penekan pada kelompok resiko tinggi,dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan,dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, juga melibatkan klien sebagai mitra dalam perrencanaan,pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan. 6. Rapat kerja keperawatan kesehatan masyarakat (1990) mendefinisikan keperawatan
komunitas
sebagai
suatu
bidang
keperawatan
yang 3
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (publik health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan
pelayanan
promotif
dan
preventif
secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh
dan
individu,keluarga,lelompok,serta
terpadu
yang
masyarakat
ditujukan
sebagai
pada
kesatuan
utuh
melalui proses keperawatan (nursing Procces) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal,sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan. 7. Winslow (1920), seorang ahli kesehatan masyarakat, membuat batasan yang sampai saat ini masih relevan, yaitu kesehatan masyarakat (publik ) health adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, serta meningkatkan efisiensi hidup melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk hal-hal berikut ini : a. Kelompok-kelompok masyarakat yang terkoordinir. b. Perbaikan kesehatan lingkungan. c. Mencegah dan dan memberantas penyakit menular. d. Memberikan
pendidikan
kesehatan
kepada
masyarakat/perorangan. e. Dilaksanakan dengan mengoordinasikan tenaga kesehatan dalam satu wilayah pelayanan kesehatan masyarakat yang mampu menumbuhkan swadaya masyarakat untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara optimal. Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagi mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (CHN, 1977). Di Indonesia
dikenal
dengan
sebutan
perawatan
kesehatan
masyarakat
(PERKESMAS) yang dimulai sejak permulaan konsep Puskesmas diperkenalkan
4
sebagai institusi pelayanan kesehatan profesional terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara komprehensif. 2.2 Definisi Model Konseptual dalam Keperawatan Komunitas Pandangan tentang model dan teori model keperawatan komunitas ini merupakan gambaran dari bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan terhadap masyarakat dalam memenuhi berbagai kebutuhan dasar manusia dan upaya meningkatkan status kesehatannya melalui pendekatan model-model yang ada. Dalam memahami model-model konseptual keperawatan, para ahli telah menjelaskan pengertian model, apa itu model praktik keperawatan, keyakinan dan nilai yang mendasari, tujuan praktik yang hendak dicapai, serta pengetahuan dan keterampilan yang ada. 1. Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik yang bermutu yang mewakili sesuatu yang nyata. 2. Model adalah gambaran yang mendekati kenyataan dari konsep (Riehl and Roy, 1980) 3. Model konseptual merupakan sintesis dari suatu kumpulan konsep dan pernyataan yang menginterprestasi konsep-konsep tersebut menjadi suatu kesatuan. 4. Model keperawatan adalah aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan seorang perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja atau kerangka pikir, sebagai suatu cara melihat keperawatan, atau satu gambaran tentang lingkup keperawatan. 5. Model konseptual praktik keperawatan adalah suatu konstruksi yang sistematik, berdasarkan ilmu pengetahuan dan logika, berkaitan dengan konsep yang diidentifikasi pada komponen yang nyata pada praktik keperawatan. Model konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang menerangkan tentang serangkaian ide global tentang keterlibatan individu,
kelompok,
situasi,
atau
kejadian,
terhadap
suatu
ilmu
dan
pengembangannya. Model konseptual keperawatan menguraikan situasi yang terjadi dalam suatu lingkungan atau stresor yang mengakibatkan seseorang individu berupa
5
menciptakan perubahan yang adaptif dengan menggunakan -sumber yang tersedia. Model konseptual keperawatan mencerminkan upaya menolong orang tersebut mempertahankan keseimbangan melalui pengembangan mekanisme koping yang positif untuk mengatasi stressor ini. Melalui penjelasan tentang fenomena ini dan keterkaitan antara istilah umum dan abstrak maka model konseptual mencerminkan langkah pertama mengembangkan formulasi teoritis yang diperlukan untuk kegiatan ilmiah 2.3 Macam - Macam Model Konseptual Keperawatan yang Dapat Diterapkan dalam Keperawatan Komunitas 1. Model Konseptual Lingkungan (Florence Nightingale, 1859) Model ini menekankan pengaruh lingkungan terhadap klien yang dikenal dengan istilah environmental model. Model konsep Florence menempatkan lingkungan sebagai fokus asuhan keperawatan dan perawata komunitas berupaya memberikan bantuan asuhan keperawatan berupa pemberian udara yang bersih dan segar, penerangan (lampu) yang tepat, kenyamanan lingkungan, mengatur kebersihan, keamanan dan keselamatan, serta pemberian nutrisi (gizi) yang adekuat, yang pelaksanaannya diupayakan secara mandiri tanpa bergantung pada profesi lain. Misalnya, lingkungan yang kotor tidak baik untuk kesehatan, sedangkan lingkungan yang bersih dapat mengurangi penyakit. Keperawatan memiliki kontribusi, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mempertahankan kesehatan manusia melalui manajemen manusia-lingkungan. 2. Model Konseptual Keperawatan Mandiri (D.E OREM, 1971) Keperawatan mandiri merupakan salah satu kemampuan dasar manusia dalam menjaga fungsi tubuh dan kehidupan yang dimilikina. Menurut orem keperawatan mandiri (self care) adalah suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan, kesejahteraan rakyat baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
6
Model konseptual keperawatan mandiri didasari oleh enam pasal berkut ini : 1. Keperawatan mandiri didasarkan pada tindakan dimana manusia mampu melaksanakannya. 2. Keperawatan mandiri didasarkan pada kesengajaan dan pengambilan kepeutusan sebagai pedoman tindakan. 3. Setiap orang menghendaki keperawatan mandiridan menjadi kebutuhan dasar manusia. 4. Orang dewasa mempunyai hak dan tangung jawab untuk merawat diri sendiri dan orang lain untuk memelihara hidup mereka agar hidup sehat. 5. Keperawatan mandiri adalah perubahan tingkah laku secara lambat dan terus- menerus disukung dari pengalaman sosial sebagai hubungan interpersonal. 6. Keperawatan mandiri akan meningkatan harga diri seseorang, sehingga mempengaruhi konsep diri. Orem mengemukakan beberapa kebutuhan mendasar dalam keperawatan mandiri (self care) yang dapat dijadikan dasar untuk melakukan pengkajian dan menentukan masalah/diagnosisn keperawatan diantaranya yaitu : 1. Pemeliharaan dengan cukup pengambilan udara. 2. Pemeliharaan dengan cukup pengambilan air. 3. Pemeliharaan dengan cukup pengambilan makanan. 4. Pemeliharaan proses eliminasi. 5. Pemeliharaan dengan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat. 6. Pemeliharaan dengan keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial. 7. Pencegahan resiko pada kehidupan dan keadaan sehat manusia 8. Perkembangan dalam kelompok sosial sesuai dengan
potensi,
pengetahuan dan keinginan manusia. Pandangan orem terkait terkait dengan paradigma keperawatan antara lain sebagai berikut : 1. Individu Individu merupakan integrasi keseluruh aspek, baik fisik internal, psikologis, maupun soaial dengan berbagai variasi tingkat kemampuan keperawatan mandiri. Self care merupakan refleksi untuk mengkaji kebutuhan dan pilihan yang teliti bagaimana untuk memenuhi kebutuhan. Individu dalam konsep keluarga dipandang sebagai anggota keluaraga
7
2. Keperawatan Pelayanan terhadap manusia, proses
interpersonal, dan teknikal
merupakan tindakan khusus. Tindakan keperawatan dapat meningkatkan kemampuan perawatan mandiri yang terapeutik. Asuhan keperawatan mandiri dapat digunakan dalam praktik keperawatan keluarga dengan sasaran : a. Menolong klien untuk melakukan keperawatan mandiri secara terapetik. b. Menolong klien bergerak kearah tindakan asuhan keperawatan mandiri. c. Membantu anggota keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan , sehingga kembali kompeten. 3. Fokus asuhan keperawatan a. Aspek interpersonal, sspek ini meningkatkan hubungan didalam keluarga. b. Aspek sosial,
yaitu
hubungan
keluarga
dengan
masyarakat
disekitarnya. c. Aspek prosedural, melatih ketampilan dasar keluarga, sehingga mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi. d. Aspek teknis, mengajarkan keluarga teknik-teknik keperawatan dasar yang mampun dilakukan keluarga dirumah seperti cara mengompres secara baik dan benar. 4. Kategori bantuan dalam self care atau keperawatan mandiri. Teori sistem keperawatan merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan diri penderita dipernuhi oleh perawata atau penderita sendiri berdasarkan kemampuan dalam melakukan perawatan mandiri. Dalam pandangan teori sistem ini, orem melakukan identifkasi sistem pelayanan keperawatan amndiri yang dibagi dalam tiga kategori bantuan, antara lain: a. Sistem bantuan secara maksimal /penuh (wholly compensatory system) Yaitu bantuan secara meneyeluruh dibutuhkna oleh klien yang tidak mampu mengontrol dan memantau lingkungannnya, serta tidak berespon
terhadap
rangsangan.
Ketidakmampuan
klien
dalam
memenuhi tindakan perawatan secara mandiri memerlukan bantuan perawat dalam hal pergerakan, pengontrolan dan ambulasi, serta manipulasi pergerakan. Misalnya klien dengan koma, fraktur vetebrata,
8
dan klien yang tidak mampu mengurus dirinya sendiri, sehingga diperlukan penilaian serta keputusan dalam perawatan mandirinya. b. Sitem bantuan sebagai (partially compensatory system) Yaitu bantuan sebagian dibutuhkan oleh klien yang mengalami keterbatasan gerak karena sakit atau kecelakaan, seperti klien pasca operasi abdomen dimana klien ini memiliki kemampuan dalam minum, cuci tangan, gosok gigi, cuci muka, dan lainnya, tetapi membutuhkan bantuan bantuan perawat dalam ambulasi dan melakukan perawatan luka. c. Sistem pendukung dan adukatif (supportif edukatif) Yaitu dukungan pendidikan diburuhkan oleh klien yang memelukan bantuan belajar, sehingga mampu melakukan asuhan keperawatan mandiri. Model konseptual menurut orem ini tepat digunakan untuk keperawatan keluarga karena tujuaan akhir dari keperawatan keluarga adalah kemandirian keluarga dalam melakukan upaya kesehatan yang terkait dengan lima tugas kesehatan keluarga, yaitu : memgenal masalah, menganbul keputusan untuk mengatasi masalah, merawat anggota kelurga yang mengalami gangguan kesehatan, memodifikasi lingkungan yang dapat menunjang kesehatan, dan menggunakan fasilitas pelayan kesehtan secara tepat. 3. Model Konseptual Keperawatan Sistem (King I.M., 1971) Manusia merupakan individu reaktif yang dapat bereaksi terhadap situasi, orang, dan objek tertentu. Sebagai mahluk yang berorientasi pada waktu, manusia tidak terlepas dari kejadian masa lalu dan masa sekarang yang mempengaruhi masa depannya sedangkan sebagai mahluk sosial, mansia hidup bersama orang lain dan saling berinteraksi satu sama lain. Bedasarkan hal tersebut manusia memiliki tuga kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan akan informasi kesehatan, kebutuhan akan pencegahan penyakit, serta kebutuhan perawatan ketika sakit. Menurut king, komunitas merupakan satu sistem yang terdir atas subsistem keluarga dan suprasistemnya adalah sistem sosial yang lebih luas. Sub sistem yang terdapat pada komunitas saling melakukan interaksi, interelasi, dan interdependensi atara yang satu dan yang lain. Adanya gangguan 9
atau stressor pada salah satu subsistem akan mempengaruhi komunitas. Misalnya gangguan pada salah satu subsistem pendidikan, maka masyarakat akan
kehilangan
informasi
atau
mengalami
ketidaktahuan,
sehinga
menimbulkan masalah kesehatan dan memelukan intevensi keperwatan, Keluarga sebagai subsistem komunitas merupakan sistem terbuka dimana terjadi hubungan timbal balik antara keluarga dan komunitas, yang sekaligus sebagai umpan balik. Sesuai dengan model sitem , untuk mengetahui permasalahan adalam komuniats, maka perlu dilakukan pengkajian pada keluarga yang menjadi subsistem dari komunitas. Intervensi keperawatan yang dilakukan terkait dua sasaran, yaitu keluarga dan komunitas. Dengan demikian keluarga merupakan unit pelayanan dasar di masyarakat atau komunitas.
4. Model Konseptual Keperawatan Adaptasi (Roy S.C., 1976) Pengertian model konseptual adaptasi adalah bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatan dengan cara mempertahan perilaku adaptif yang merubah perilaku maladaptif. Individu atau manusia merupakan holistik adaptif sistem yang selalu beradaptasi secara keseluruhan dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan dari apikasi dari konseptual keperawatan komunitas menutut roy dalah untuk mempertahankan perilaku adaptif dan merubah perilaku maladaptif pada komunitas. Upaya pelayan keperawatan yang dapat dilakukan anatara lain meningkatkan kesehatan dengan cara mempertahan kan perilaku adaptif serta memberikan intervensi keperawatan yang ditujukan untuk menekan stressor dan meningkatkan mekanisme adaptasi. Kunci utama dari model adaptasi roy adalah sebagai berikut: 1. Manusia sebagai mahluk biologis, psiskologi dan sosial yang selalu berinteraksi dengan lingkungannya. 2. Manusia sebagai makhluk hidup
individu
kesehatannya dengan mempertahankan
dapat
meningkatkan
perilaku yang adptif dan
mengubah perilaku maladptif.
10
3. Agar terjadi keadaan homeostatis atau terjadi integrase anatara individu dengan lingkungannya, maka individu tersebut harus beradptasi sesuai perubahan yang terjadi. 4. Terdapat tiga tingkatan adaptasi pada individu, yaitu : a. Focal stimulation, merupakan stimulus yang langsung beradaptasi dengan individu dan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap individu. b. Contex stimulation, merupakan stimulus yang di alami seseorang, baik
stimulus
internal
maupun
eksternal,
yang
dapat
mempengaruhi kemudian dapat dilakukan observasi dan dapat di ukur secara subjektif. c. Residual stimulation, merupakan stimulasi lain yang merupakan ciri tambahan yang ada atau sesuai dalam proses penyesuain dengan lingkungan yang slit untuk diobservasi. 5. System adaptasi memiliki tempat efektor, yaitu : a. Fungsi bioogis/fisiologis. Komponen system adaptasi ini antara lain kebutuhan oksigenasi (oksigen demand), nutrisi (nutrition), eliminasi (elimination ), aktivitas dan istirahat (activity and rest), integritas kulit (skin integrity), indra, cairan dan elektrolit , fungsi neurologis, serta fungsi endokrin. b. Konsep diri yang berarti bagaiman individu mengenal pola-pola interaksi sosial saat berhubungan dengan dengan orang lain. c. Fungsi peran, merupakan proses penyesuaian yang berhubungan dengan bagaimana peran individu dalam mengenal pola-pola interaksi sosial saat berhubungan dengan orang lain. d. Interdependen, merupakan kemampuan seseorang mengenal polapola kasih sayang dan cinta yang terjadi melalui hubungan secara interpersonal, baik pada tingkat individu maupun kelompok. 6. Individu harus mampu meningkatkan energi untuk beradaptasi, sehingga mampumelaksanakan
tuuan
untuk
kelangsungan
kehidupan,
perkembangan reproduksi, dan keunggulan. Tujuan keperawatan adalah untuk meningkatan kesehatan seseorang dengan meningkatkan respon adaptif. Melalui model adaptasi ini, individu sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual serta sebagai satu kesatuan yang utuh memiliki mekanisme
11
koping untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan, sehingga individu selalu berinteraksi terhadap perubahan lingkungan. Untuk dapat beradaptasi setiap individu akan berespon terhadap kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan konsep diri yang positif, kemampuan untuk hidup mandiri, serta kemampuan akan berperan dan berfungsi secara optimal untuk memelihara integritas diri. Individu selalu berada dalam rentang sehat sakit yang berhubungan dengan koping yang efektif dalam mempertahankan proses adaptasi. 5. Model Konseptual Keperawatan Health Care System (Betty Neuman, 1972) Model konsep ini merupakan konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatan yang ditunjukkan kepada penekanan penurunan stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri, baik yang bersifat fleksibel, normal, maupun resistan dengan sasaran pelayanan adalah komunitas. Model ini menganalisis interaksi antara empat variabel yang menunjang keperawatan komunitas, yaitu aspek fisik atau fisiologis, aspek psikologis, aspek sosial dan kiltural, serta aspek spritual. Asumsi Betty Neuman tentang empat konsep utama yang terkait dengan keperawatan komunitas adalah sebagai berikut. a. Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan dari harmoni dan merupakan satu kesatuan dari variabel yang utuh, yaitu : fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan, dan spiritual. b. Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruhpengaruh dari sekitar atay sistem klien. c. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan kebutuhan. Sehat merupakan keseimbangan yang dibamis sebagai dampak dari keberhasilan menghindarinatau mengatasi stresor. Sehat menurut Neuman adalah suatu keseimbangan bio, sosio, kultural, dan spiritual pada tiga garis pertahanan klien, yaitu garis pertahanan fleksibel, normal, dan resisten. Sehat dapat diklasifikasikan dalam delalan tahapan, yakni: 12
1) Normally well, yaitu sehat secara psikologis, medis, dan sosial; 2) Pessimistic, yaitu bersikap atau beroandangan tidak mengandung harapan baik (misalnya khawatir sakiti, ragu akan kesehatannya, dan lain lain) 3) Socially ill, yaitu secara psikologis dan medis baik, tetapi kurang mampu secafa sosial, baik ekonomj majpjn interaksi sosial dengan masyarakat; 4) Hypochondriacal, yaitu penyakit bersedih hati dan kesedihan tanpa alasan; 5) Medically ill, yaitu sakit secara medis yang dapat diperiksa dan diukur; 6) Martyr, yaitu orang yang rela menderita atau meninggak daripada menyerah karena mempertahankan agama/kepercayaan. Dalam hal kesehatan, seseorang yang tidak memperdulika kesehatannya, dia tetap berjuanh untuk kesehatan/keselamatan orang lain; 7) Optimistic, yakni yaitu meskipun secara medis dan sosial sakiti, tetapi mempunyai harapan baik. Keadaan ini sering kali sangat membantu dalam penyembuhan sakit medisnya; 8) Seriously ill, yaitu benar-benar sakit, baik secara psikologis, medis, dan sosial. Keperawatan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan tersebut dengan berfokus pada empat intervensi, yaitu : 1. Interevensi yang bersifat promosi dilakukan apabila gangguan terjadi pada garis pertahanan yang bersifat fleksibel, meliputi pendidiakan kesehatan dan mendemonstrasikan
keterampilan keperawatan dasar yang dapat
dilakukan klien dirumah atau komunitas
yang bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan atau keseimbangan garis pertahanan normal 2. Intervensi bersifat prevensi, dilakukan apabila garis pertahahan normal terganggu meliputi deteksi gangguan dini
tumbuh kembang balita,
keluarga serta memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu, misalnya konseling pranikah. 3. Intervensi yang bersifat kuratif dan rehabilitatif dilakukan apabila garis pertahanan resisten terganggu, meliputi melakukan prosedur keperawatan yang memerlukan kepakaran perawat, misalnya melatih klien duduk atau berjalan
memeberikan konseling untuk penyelesaian masalah serta
13
melakukan rujukan keperawatan atau non keperawatan, baik secara lintas progam maupun lintas sektor. 4. Keperawatan, keperawatan berbagai ilmu dan kiat yang mempelajari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar klien ( individu, kelompok, keluarga, komunitas). Berhubungan dengan ketidakseimbagan yang terjadi pada ketiga garis pertahanan , yaitu : fleksibel, normal, dan rersisten, serta berupaya membantu mempertahankan keseimbangan untuk sehat. Interensi keperawatan bertujuan untuk menurunkan stresor melalui: a. Pencegahan primer, meliputi berbagai tindakan keperawatan untuk mengidentifikasi adanya stressor, mencegah tubuh karena adanya stressor, serta mendukung koping pada klien secara konstruktif b. Pencegahan sekunder, meliputi berbagai tindakan keperawatan dengan mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit serta reaksi tubuh lainnya karena adanya stressor. c. Pencegahan tersier, meliputi perngobatan sercara rutin dan teratur, serta pencegahan terhadap adanya kerusakan lebih lanjut dari komplikasi suatu penyakit Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa penerapan model konseptual keperawatan komunitas dari Bety Neuman berfokus pada penurunan stress denga cara memperkuat garis perahanan diri dan intervensi diarahkan pada ketiga garis pertahanan tersebut yang terkait dengan tiga level prevensi. Sesuai dengan teori Neuman, komunitas dilihat dengan sebagai klien yang dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu : 1. Komunitas yang merupakan klien, dan 2. Pengaruh proses keperawatan sebagai pendekatan yang terdiri atas lima tahapan, yaitu : pengkajian , diagnosa keperawatan, perancanaan intervensi implementasi dan evaluasi.
14
Human
Epidemoogy Nutrion
3. 4. Environment Health Occupatin Healt
Nursing Paradigma
Nursing Publich Health Administrasion
Health
Gambar : Model konseptual Health keperawatan Behavior menurut Betty Neuman Healt Education Asuhan keperawatan yang diberikan pada komunitas atau kelompok adalah
sebagai berikut : 1. Pengkajian Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antar lain sebagai berikut : a. Inti (core) meliputi data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atau usia yang beresiko, pendidiakan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai , keyakinan serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas b. Mengkaji delapan subsitem yang mempengaruhi komunitas antara lain :
15
Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi. Bagaimana kepadatannya karena dapat menjadi stressor bagi penduduk. Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan bagi masyarakat Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan lingkungan tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman atau tidak, apakah sering mengalami stress akibat keamanan dan keselamatan yang tidak terjamin Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup menunjang sehingga memudahkan masyarakat mendapat pelayanan diberbagai bidang termasuk kesehatan Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukandeteksi dini dan merawat / memantau gangguan yang terjadi Sistem komunikasi, sarana komunikasi apa saja yang tersedia dan dapat dimanfaaatkan di masyarakat tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan penyakit. Misalnya media televisi, radio, koran, atau leaflet yang diberikan kepada mesyarakat Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara keseluruhan , apakah pendapatan yang diterima sesuai dengan kebijakan Upah minimum Regional (UMR) atau sebaliknya dibawah upah minimum. Hal ini terkait denga upaya pelayanan kesehatan ditujukan pada anjuran untuk mengonsumsi jenis makanan sesuai kemampuan ekonomi masing masing. Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi , kapan saja dibuka, apakah dapat dijangkau oleh masyarakat. Rekreasi hendaknya dapat digunkan masyarakat untuk membantu mengurangi stressor
16
2. Diagnosis Keperawatan Diagnosis ditegakkan berdasarkan tingkatan raksi komunitas terhadap stressor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam 3 komponen P ( problem / masalah), E ( Etiologi atau penyebab), dan S (Symtom atau manifestasi/ data penunjang), misalnya resiko tinggi peningkatan gangguan penyakit kardiovaskuler pada komunitas di RT 01 RW 10 kelurahan somowinangun sehubungan dengan kurangnya kesadarn masyarakat tentang hidup sehat ditandai dengan : a. 0.15% ditemukan angka dirawat dengan gengguan kardiovaskuler b. 50 % RT 01 RW 10 mengkonsumsi lemak tinggi c. Didapatkan 20% saja kebiasaan berolahraga d. Rekreasi tidak teratur e. Informasi tentang kardiovaskuler kurang
3. Perencanaan Intervensi Perencanaan Intervensi yang dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosis keperawatan yang muncul adalah: a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit gangguan kardiovakuler b. Lakukan demonstrasi keterampilan cara menangani stress dan teknik relaksasi c. Lakukan
deteksi
dini
tanda-tanda
gengguan
penyakit
kardiovaskuler melalui pemeriksaan tekanan darah d. Lakukan kerjasama dengan ahli gizi untuk menetapkan diet yang tepat bagi yang beresiko e. Lekukan olahraga secara rutin sesuai dengan kemampuan fungsi jantung 17
f. Lakukan kerjasama dengan petugas dan aparat pemerintah setempat untuk memperbaiki lingkungan atau komunitas apabila ditemui adanya stressor. g. Lakukan rujukan ke rumah bila dibutuhkan
4. Implementasi Perawat bertanggung jawab utnuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang bersifat : a. Bantuan
untuk
mengatasi
masalah
gangguan
penyakit
kardiovaskular di komunitas b. Mempertahankan kondisi yang seimbang, dalam hal ini berperilaku hidup sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan penyakit kardiovaskuler. d. Sebagai
advokad
komunitas
yang
sekaligus
memfasilitasi
terpenuhinya kebutuhan komunitas. 5. Evaluasi/penilaian a. Menilai respons verbal dan non verbal komunitas setelah dilakukan intervensi. b. Menilai kemajuan yang di capai oleh komunitas setelah dilakukan intervensi keperawatan; c. Mencatat adanya kasus baru yang di rujuk kerumah sakit. 6. Model Konseptual Keperawatan Need Based (Virginia Henderson, 1966) Model konseptual keperawatan yang di kemukakan oleh virginia henderson adalah model konsep need based model atau aktifitas hidup seharihari (activity daily living model) dengan memberikan gambaran tugas perawat. Tugas perawat menurut model konseptual ini adalah mengkaji individu, baik sehat maupun sakit dalam melaksanakan aktifitas untuk mendukung 18
kesehatannya, proses penyembuhan bahkan meninggal dengan damai, yang dilakukan secara mandiri karena individu memiliki kemampuan, kemauan, dan pengetahuan. Fungsi unik perawat menurut model konsptual ini, anatara lain: 1. Membantu individu, keluarga dan masyarakat, baik sehat maupun sakit dalam menunjang kesehatan atau penyembuhannya, bantuan diberikan dengan tujuan agar mereka dapat menolong dirinya sendiri. 2. Membantu individu, keluarga dan masyarakat dalam melaksanakan program pengobatan yang ditentukan dokter; 3. Perawat sebagai tim kesehatan, bekerja sama dan saling membantu dalam merencanakan, serta melaksanakan program kesehatan secara menyeluruh.
Menurut
Henderson, prinsip dasar dari model konseptual ini adalah
sebagai berikut: 1. Pertama
manusia
mengalami
perkembangan
selama
rentang
kehidupan (life span) melalui proses tumbuh kembang. 2. Kedua, dalam melakukan aktivitas sehari-hari individu mengalami rentang ketergantungan sejak lahir dan belajar untuk mandiri melalui sebuah proses yang di sebut pendewasaan. Proses tersebut diprengaruhi oleh pola asuh, lingkungan sekitar, dan status kesehatan individu. 3. Ketiga, dalam
melaksanakan
aktivitas
sehari-hari,
individu
klasifikasikan menjadi tiga kondisi,yaitu belum dapat melaksanakan aktivitas, terlambat
melaksanakan
aktivitas,
dan
tidak
dapat
melaksanakan aktivitas. Komponen aktivitas sehari-hari dapat di kembangkan menjadi bahan untuk mengkaji kebutuhan klien, sehingga dapat menentukan masalah keperawatan atau diagnosis keperawatan. Komponen tersebut antara lain; 1. Bernapas secara normal; 2. Minum dan makan sesuai dengan kebutuhan; 19
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Eliminasi secara normal, baik urine maupun alvi; Bergerak dan memelihara postur tubuh; Tidur dan istirahat; Membuka dan menggunakan pakaian; Mempertahankan suhu tubuh normal dengan berpakaian dan memodifikasi lingkungan; Memelihara kebersihan tubuh dan merias diri; Mencegah kecelakaan dan bahaya; Berkomunikasi; Beribadah; Bermain dan berekreasi; Bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya; Belajar dan memuaskan keingintahuan.
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa penerapan model konseptual keperawatan komunitas dari virginia henderson memberi indikasi kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kemampuan mereka dalam melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari. 7. Model Konseptual Keperawatan Martha E. Rogers (1970) Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh, serta memiliki sifat dan karakter yang berbeda, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya, serta dapat memengaruhi satu sama lainnya dalam proses kehidupannya, manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikannya masing-masing. Dengan kata lain, setiap individu berbeda dengan yang lain. Konsep martha E. Rogers ini dikenal dengan konsep manusia sebagai unit. Dengan demikian teori ini dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi perilaku yang ada di masyarakat. Dimana jika perilaku mereka baik, maka dapat menunjang kesehatan,tetapi jika perilaku mereka kurang baik , maka dapat menurunkan derajat kesehatan dalam komunitas. 8. Model Konseptual Keperawatan Johnson Johnson
mengungkapkan
pandangannya
mengenai
keperawatan
komunitas dengan menggunakan pendekatan sistem perilaku. Menurut johnson, komponen subsistem yang membentuk sistem perilaku manusia adalah:
20
1. Ingestif, sumber dalam memelihara tingkat keutuhan dalam mencapai kesenangan atas pencapaian pengakuan dalam lingkungannya. 2. Achievement, yaitu bentuk pencapaian prestasi melalui kemampuan keterampilan yang kreatif; 3. Agressive, yaitu mekanisme pertahanan diri seseorang dari berbagai ancaman yang berasal dari lingkungan; 4. Sexuality, pemenuhan kebutuhan saling mencintai dan dicintai (love and belonging); 5. Elemination, yang dimaksud eliminasi disini adalah segala bentuk pengeluaran sampah/barang yang tidak di pergunakan lagi oleh manusia; 6. Pemenuhan kebutuhan tambahan dalam mempertahankan lingkungan yang kondusif dengan cara menyesuaikan kehidupan sosial,keamanan, dan kelangsungan hidupnya; 7. Dependent, yaitu bagian yang membentuk sistem perilaku dalam mendapatkan bantuan, kedamaian, keamanan, serta kultur atau kepercayaan. Dalam pendekatan ini, individu dipandang sebagai sistem perilaku yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik dalam lingkungan internal maupun eksternal, individu juga memiliki keinginan mengatur dan menyesuaikan
diri
terhadap
pengaruh
yang
timbul.
Masyarakat
(individu/kelompok) memerlukan bantuan dari ancaman sakit atau potensi penyakit yang ditimbulkan oleh lingkungan dengan cara menyeimbangkan sistem perilaku tersebut. Status kesehatan yang ingin dicapai adalah mampu berperilaku untuk memelihara keseimbangan dengan lingkungan. 9. Model Konseptual Keperawatan Orlando (1972) Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Apabila kebutuhan tersebut terpenuhi, maka stres akan berkurang, meningkatkan kepuasan dan mendorong pencapaian kesehatan optimal. Jika perawat komunitas
menggunakan
teori
oriando,
diharapkan
perawat
mampu
mengidentifikasi tingkat pemenuhan kebutuhan yang dapat dicapai dalam komunitas dan berusaha memberikan promosi kesehatan tentang upaya yang dapat dilakukan oleh komunitas dalam mencapai pemenuhan kebutuhan mereka yang berbeda-beda tersebut. Untuk meujudkan hal tersebut, terdapat 3 21
hal yang harus diperhatikan, yaitu perilaku klien, reaksi perawat dan tindakan keperawatan. Harapannya setelah dilakukan perawatan, klien akan merasakan dampak kebutuhan pada tingkat kesehatan dan akan berbuat secara otomatis dalam memenuhi kebutuhannya. 2.4 Aspek Keterkinian Dalam Praktik Keperawatan Komunitas Konsep dasar tentang tren (trend) adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa berbasis teknikal. Semua aspek yang ada bertujuan sama yaitu untuk membantu mengukur tren suatu hal atau topik, dalam rangka berpartisipasi dalam tren tersebut. Secara umum, tren adalah ke arah mana sesuatu bergerak. Tapi kita membutuhkan definisi yang lebih akurat untuk dapat memanfaatkannya dalam analisa teknikal. Pertama yang harus diingat adalah bahwa gerakan kepopuleran atau sesuatu yang aktual tidak berbentuk garis lurus ke satu arah. Melainkan bergerak dalam bentuk serangkaian zigzag. Gerakan Zigzag ini membentuk rangkaian gelombang yang berurutan, dengan puncak (peak/top) dan “tembusan” (through) yang cukup jelas. Arah peak dan through ini yang menentukan tren. Peak dan trough ini bergerak naik turun, atau menyamping (sideways). Arah gerakan inilah yang memberitahukan kita tentang sebuah tren. Sebuah tren menaik (uptrend) didefinisikan sebagai serangkaian urutan peak dan through yang menaik. Jadi, Tren keperawatan komunitas adalah sesuatu yang sedang booming, actual, dan sedang hangat diperbincangkan dalam ruang lingkup keperawatan komunitas. Sedangkan, isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi di masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang krisis. Secara sederhana isu dapat diartikan sebagai sebuah persoalan, atau isu dapat juga dikatakan sebagai sebuah masalah, sesuatu yang sedang menjadi perhatian, yang terlintas khabar, desas desus atau banyak lagi peristilahan lain. Isu berarti sebuah pokok persoalan.
22
Dalam praktiknya, aktual memiliki beberapa makna antara lain: benar terjadi atau akan terjadi, sedang menjadi perhatian orang banyak dan merupakan berita hangat. Jadi, isu keperawatan komunitas adalah suatu masalah yang dikedepankan untuk ditangani
atau
desas - desus dalam
ruang lingkup keperawatan komunitas. 1. Home Care Kesehatan merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap manusia, hal ini tercermin dari banyaknya jumlah penderita yang datang ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan. Semakin banyaknya pelayanan kesehatan saat ini menyebabkan berbagai pelayanan memberikan service yang lebih memuaskan pelanggan, hal ini menyebabkan tingginya tarif rumah sakit yang tidak mampu ditanggung oleh masyarakat biasa / kelas menengah ke bawah. Tingginya jumlah pasien yang masuk ke rumah sakit dan kurangnya perawatan yang diberikan pada rumah sakit menyebabkan LOS (length of stay/lama tinggal di RS) menjadi semakin panjang sehingga banyak di antara penderita/keluarga merasa keberatan dengan biaya yang harus dibayar untuk biaya perawatan. Hal ini terjadi hampir di semua bangsal perawatan. Layanan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien/keluarga yang direncanakan, dikoordinir, oleh pemberi layanan melalui staff yang diatur berdasarkan perjanjian bersama. Salah satu tujuan dari pelayanan keperawatan professional adalah memberikan pelayanan keperawatan yang holistic (menyeluruh) bio, psiko, sosio, dan cultural kepada individu, kelompok dan masyarakat sesuai dengan kebutuhan dasarnya. Pelayanan yang bersifat holistic ini akan lebih lengkap dengan pemberian pelayanan keperawatan lanjutan dirumah dengan home health care. Mengingat hal-hal tersebut diatas, maka Home health Care sebagai jembatan antara rumah sakit dan masyarakat dalam sektor kesehatan harus berperan aktif dalam ikut mendukung program pembangunan di masa yang akan datang, namun dengan tidak mengabaikan aspek sosial dan menjaga martabat moral etika sesuai dengan etika ketimuran yang ada dimasyarakat. Berdasarkan pertimbangan yang ada sudah selayaknya terbentuk suatu jasa pelayanan yang bersifat sosial sekaligus ekonomis yaitu dengan adanya jasa pelayanan home health care. Oleh karena itu jasa 23
pelayanan kesehatan yang bersifat sosial tetapi tetap memperhatikan nilai ekonomis maka perlu disusun dalam suatu perencanaan baik. Pelayanan keperawatan Home Care meliputi: Pelayanan keperawatan yang diberikan meliputi pelayanan primer, sekunder dan tersier yang berfokus pada asuhan keperawatan klien melalui kerjasama dengan keluarga dantim kesehatan lainnya. Perawatan kesehatan di rumah adalah spektrum kesehatan yangluas dari pelayanan sosial yang ditawarkan pada lingkungan rumah untuk memulihkan ketidakmampuan dan membantu klien yang menderita penyakit kronis (NAHC, 1994). Tujuan Perawatan Kesehatan Home Care Perawatan kesehatan di rumah bertujuan : 1.
Membantu klien memelihara atau meningkatkan status kesehatan dan kualitashidupnya.
2.
Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota keluarga dengan masalah kesehatan dan kecacatan
3.
Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar keluarga
4.
Membantu klien tinggal atau kembali ke rumah dan mendapatkan perawatan yang diperlukan, rehabilitasi atau perawatan paliatif.
2. Desa Siaga Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalahmasalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, secara mandiri. Secara umum, tujuan pengembangan desa siaga adalah terwujudnya masyarakat desa yang sehat, peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya. Selanjutnya, secara khusus, tujuan pengembangan desa siaga (Depkes, 2006), adalah : 1. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya kesehatan. 2. Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa. 3. Meningkatnya keluarga yang sadar gizi dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat. 24
4. Meningkatnya kesehatan lingkungan di desa.
BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagi mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (CHN, 1977). Dan model konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang menerangkan tentang serangkaian ide global tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi, atau kejadian, terhadap suatu ilmu dan pengembangannya. Terdapat macam-macam model konseptual
keperawatan
yang
dapat
diterapkan
dalam
keperawatan
komunitas, seperti : Model Konseptual Lingkungan (Florence Nightingale), Model Konseptual Keperawatan Mandiri (D.E. Orem), Model Konseptual Keperawatan Sistem (King I.M.,), Model Konseptual Keperawatan Adaptasi (Roy S.C.,), Model Konseptual Keperawatan Health Care System (Betty Neuman), Model Konseptual Keperawatan Need Based (Virginia Henderson), Model Konseptual Keperawatan Martha E. Rogers, Model Konseptual Keperawatan Johnson, Model Konseptual Keperawatan Orlando. 3.2 Saran
25
Setelah membaca dan memahami makalah ini, diharapkan kita sebagai perawat dapat mengetahui dan menerapkan beberapa model konseptual keperawatan yang dapat diterapkan dalam keperawatan komunitas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal. Dan mengetahui apa saja aspek keterkinian yang dapat dilakukan dalam praktik keperawatan komunitas.
26