Isi - Tinjauan Umum Terhadap Surat Efesus

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Isi - Tinjauan Umum Terhadap Surat Efesus as PDF for free.

More details

  • Words: 5,133
  • Pages: 23
Surat EFESUS

RAYMOND SEBASTIAN ERNEST

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

2

BAB 1. PENDAHULUAN

3

BAB 2. PENULIS

7

BAB 3. PENERIMA

10

BAB 4. TEMPAT DAN WAKTU PENULISAN

13

BAB 5. MAKSUD DAN TUJUAN

18

BAB 6. KESIMPULAN

20

DAFTAR PUSTAKA

21

Sekolah Tinggi Theologi TIBERIAS “Kepemimpinan Kristen” – Jakarta

1

Surat EFESUS

RAYMOND SEBASTIAN ERNEST

KATA PENGANTAR

Shaloom! Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus sebab oleh penyertaan-Nya, penulis boleh menyelesaikan tugas akhir pada mata kuliah Pengantar Perjanjian Baru 2 ini. Tugas ini sangat bermanfaat bagi penulis, sebab ini adalah mata kuliah yang membahas bagian kedua kitab-kitab dalam Perjanjian Baru dan khususnya Surat Efesus yang meskipun tidak dibahas pada bagian kedua mata kuliah Pengantar Perjanjian Baru ini, tetapi secara keseluruhan sangat menambah pengetahuan apa yang telah dipelajari dalam mata kuliah ini, terlebih tentang Perjanjian Baru. Penulis sangat tergugah sekali untuk mempelajari Perjanjian Baru, dan pada mata kuliah ini penulis cukup untuk mempelajari latar belakang setiap kitab atau surat dan mengetahui siapa penulis kitab atau surat tersebut dan apa tujuannya menulis kitab atau surat itu. Sehingga penulis dapat mengetahui hal-hal tersembunyi yang belum pernah penulis ketahui sebelumnya. Bahan yang diperlukan untuk merumuskan bahan ini untuk jadi suatu makalah juga sangat banyak dan telah dikumpulkan serta dipilih untuk menjadi referensi dalam makalah ini. Penulis berharap, biarlah makalah ini bisa menjadi penolong untuk mengerti beberapa bagian mengenai surat Efesus yang penulis bahas. Terima kasih, Tuhan Yesus memberkati.

Jakarta, 24 Februari 2009 Raymond Sebastian Ernest Semester 2 Angkatan ke-3 Tahun 2008 Sekolah Tinggi Theologi TIBERIAS “Kepemimpinan Kristen” – Jakarta

2

Surat EFESUS

RAYMOND SEBASTIAN ERNEST STT Tiberias Duta Merlin – Jakarta “Kepemimpinan Kristen”

Seperti telah diketahui bahwa surat-surat tulisan Paulus sangatlah banyak. Oleh karena itu surat-surat Paulus bisa terbagi menjadi 2 kelompok : •

Kelompok I

:

Surat-surat kiriman kepada jemaat-jemaat (selanjutnya disebut “Surat-surat Jemaat”), banyaknya sembilan (9) surat, yaitu dari Roma hingga 2 Tesalonika.



Kelompok II

:

Surat-surat Penggembalaan dan Surat-surat Pribadi, banyaknya empat (4) surat, yaitu dari 1 Timotius hingga Filemon.1

Tetapi di dalam makalah ini penulis hanya akan membahas dan memfokuskan bahasan kepada Surat Paulus kepada Jemaat di Efesus. Surat Efesus ini juga mempunyai sifat tersendiri dibandingkan dengan surat-surat Paulus lainnya. Sifat Surat Efesus ini adalah untuk mengajarkan kebenaran.2 Menurut John R. W. Scott dalam bukunya menjelaskan bahwa maksud dan tujuan ditulisnya Alkitab adalah “bermanfaat” bagi manusia.3 Lanjut dikutip dari Alkitab, yaitu dalam 2 Timotius 3:16 mengatakan : “Segala

tulisan

yang

diilhamkan

Allah

memang

bermanfaat untuk MENGAJAR, untuk MENYATAKAN kesalahan, untuk MEMPERBAIKI kelakuan dan untuk MENDIDIK orang dalam kebenaran.”4

1 J. Sidlow Baxter, Menggali Isi Alkitab Bagian 4 – Roma Sampai Dengan Wahyu (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2002), hlm. 9. 2 Ibid. hlm. 13. 3 John R. W. Stott, Memahami Isi Alkitab (Jakarta: Persekutuan Pembaca Alkitab, 2000), hlm. 10. 4 Alkitab (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia).

Sekolah Tinggi Theologi TIBERIAS “Kepemimpinan Kristen” – Jakarta

3

Surat EFESUS

RAYMOND SEBASTIAN ERNEST

Dalam Surat Efesus ini juga ada penekanan-penekanan yang menarik untuk dibahas. Sebab penekanan-penekanan yang ada dalam Surat Efesus ini justru dapat membuat penulis terpesona terhadap apa yang telah tersirat. Hal inilah yang tidak dapat dilupakan begitu saja dalam membaca Surat Efesus, yaitu “keindahan-keindahan” yang tersembunyi. Penekananpenekanan yang terdapat dalam Surat Efesus yaitu : 1. Mengemukakan Tuhan Yesus, yaitu Kristus adalah KELIMPAHAN Allah bagi

kita. 2. Mengemukakan amanat Injil, yaitu Injil dan sorga. 3. Mengemukakan persekutuan orang beriman dengan Kristus, yaitu dalam Kristus :

ditinggikan.5 Dalam penekanan-penekanan terhadap Surat Efesus ini terdapat juga suatu kesimpulan yang diambil dari ayat dalam Surat Efesus sendiri. Suatu kesimpulan yang diambil merupakan penekanan penulis Surat Efsus sendiri yaitu menekankan Rencana Allah agar “Seluruh alam, baik yang di surga maupun yang di bumi, menjadi satu dengan Kristus sebagai kepala” (Efesus 1:10).6 Ada suatu fakta yang cukup mengejutkan dalam Surat Efesus ini, bahwa Surat Efesus ini sering disebut sebagai suatu surat kembar dengan Surat Kolose. Mengapa disebut demikian? Menurut Walter M. Dunnett dalam bukunya mengatakan alasannya mengapa Surat Efesus disebut sebagai surat kembar dengan Surat Kolose, beliau mengatakan : “

Isinya hampir sama ketika menguraikan Kristus

dan TubuhNya, yaitu Gereja. Dalam Surat Kolose, Kristus ialah “kepala tubuh” (Kolose 1:18); dalam surat Efesus ialah “jemaat yang adalah tubuhNya” (Efesus 1:22,23). Jadi, uraian dalam Surat Kolose berpusat pada kedudukan Kristus yang agung; dalam Surat Efesus uraiannya berpusat pada sifat Gereja. Persamaan lain yang dapat dilihat ialah bagian yang berkenaan dengan penerapan Injil dalam kehidupan sehari-hari. Kedua surat kiriman itu menguraikan tentang 5 Baxter, op.cit,. hlm. 15-16. 6 Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2001).

Sekolah Tinggi Theologi TIBERIAS “Kepemimpinan Kristen” – Jakarta

4

Surat EFESUS

RAYMOND SEBASTIAN ERNEST manusia lama dan manusia baru bersama dengan buktibuktinya (Kolose 3:9,10; Efesus 4:22-24). Juga dalam kedua surat itu terdapat perintah-perintah kepada anggotaanggota keluarga untuk memenuhi kewajibannya masingmasing (Kolose 3:18-4:1; Efesus 5:22-6:9).”7

Artinya selain terdapat persamaan dalam isi dan uraian, juga terdapat kesamaan dalam hal yang berkenaan dengan penerapan Injil di dalam kehidupan sehari-hari serta perintah-perintah kepada anggota keluarga untuk memenuhi kewajibannya dalam hidup. Sebuah pernyataan yang sungguh menguatkan tentang Surat Efesus datang dari John R. W. Stott, dia menulis secara khusus sebuah buku mengenai Surat Efesus. Dan di dalam bukunya itu ia mengatakan : “

Surat Paulus kepada jemaat di Efesus menyajikan

ringkasan kabar baik dan berbagai implikasinya, singkat namun menyeluruh. Surat ini mendorong pembacanya untuk kagum menyembah Allah dan menantang mereka dengan pertanyaan: Apakah kehidupan Kristen Anda sudah mantap?”8 Secara langsung dalam bukunya, John R.W. Stott meminta agar orang-orang yang membaca Surat Efesus – yang khususnya ada di masa sekarang – agar mengoreksi diri sendiri, apakah diri sendiri sudah melakukan atau menjalani sebuah kehidupan Kristen yang mantap9? Tanpa disadari hal ini telah terlupakan dalam kehidupan orang-orang Kristen. Itu artinya sekarang adalah saatnya untuk bangkit dan sadar bagi anak-anakNya dalam menjalani kehidupan kekristenan yang berkualitas di dalam keadaan dunia yang seperti sekarang ini. Steve Miller memberikan suatu penjelasan yang unik mengenai isi Surat Efesus ini. Ia mengatakan :

7 Walter M. Dunnett, Pengantar Perjanjian Baru (Malang: Penerbit Gandum Mas, 2005), hlm. 67. 8 John R. W. Stott, Seri Pemahaman dan Penerapan Amanat Alkitab Masa Kini Efesus (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 2003), hlm. 11. 9 Dalam kata atau terjemahan lain bisa dikatakan “berkualitas”, “berbuah”, “sukses”, atau pun “menyenangkan hati Tuhan dan menjadi berkat bagi orang lain”.

Sekolah Tinggi Theologi TIBERIAS “Kepemimpinan Kristen” – Jakarta

5

Surat EFESUS

RAYMOND SEBASTIAN ERNEST “

Efesus ibarat khotbah tertulis yang indah dan puitis

untuk setiap jemaat. Ini bukan berbentuk sebuah kisah yang mempunyai alur cerita, atau surat dengan pengkajian penyelesaian suatu masalah. Efesus merupakan suatu desakan perenungan dengan pesan yang bermakna dalam dan abadi: Tuhan mempunyai suatu rencana untuk memulihkan kesatuan dan perdamaian bagi ciptaan-Nya, dan

gereja

mempunyai

peranan

penting

dalam

mewujudkannya.”10 Lanjut dikatakan lagi oleh Steve Miller dengan suatu penemuan menarik mengenai Surat Efesus ini ialah : “

Tidak seperti Perjanjian Lama, Perjanjian Baru

tidak memiliki kitab yang seluruhnya berisi puisi. Yang paling

mendekati

adalah

Efesus,

yang

banyak

menghasilkan lagu-lagu gereja dan doa-doa.”11 Ini merupakan suatu penemuan menarik tentang Surat Efesus, dan sangat menarik bahwa hanya Surat Efesuslah satu-satunya surat di dalam Perjanjian Baru yang paling mendekati dan dapat menghasilkan lagu-lagu gereja dan doa-doa, yang selama ini tanpa disadari keunikkan ini seperti tersembunyi dan tidak terlalu tersirat. Selanjutnya penulis akan membahas satu-persatu mengenai siapa penulis Surat Efesus ini, siapa penerimanya, kapan dan dimana penulisannya, serta apa maksud dan tujuan surat ini ditulis. Seperti dikatakan dalam Efesus 1:1-2 maka kedua ayat ini akan memperhadapkan pada tiga hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan, yakni: siapa penulis, siapa penerima, dan apa pesan Surat Efesus itu.12

10 Steve Miller, Extreme Journey New Testament (Jakarta: Immanuel Publishing House, 2006), hlm. 110. 11 Ibid, hlm. 111. 12 John R. W. Stott, Seri Pemahaman dan Penerapan Amanat Alkitab Masa Kini Efesus (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 2003), hlm. 12.

Sekolah Tinggi Theologi TIBERIAS “Kepemimpinan Kristen” – Jakarta

6

Surat EFESUS

RAYMOND SEBASTIAN ERNEST

Untuk mengawali pembahasan mengenai siapa penulis Surat Efesus ini, penulis mau mengambil satu langkah konkrit atau suatu langkah dengan keputusan pasti penulis terlebih dahulu bahwa menurut penulis, penulis dari Surat Efesus ini adalah Paulus. Dan hal inilah yang akan penulis bahas dalam bab ini, yaitu mengenai apa alasannya penulis sampai berani mengatakan Paulus sebagai penulis Surat Efesus ini. Pertama-tama penulis mengambil suatu alasan bahwa penulis Surat Efesus ini adalah Paulus dengan pernyataan Surat Efesus sendiri dalam Efesus 1:1 bahwa surat ini ditulis sendiri oleh Paulus, rasul Kristus Yesus. “Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah, kepada orang-orang kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus.”13 Dan bahkan dalam bahasa aslinya pun menyatakan bahwa Paulus adalah penulis Surat Efesus. “Π α υ λ ο ς α π ο σ τ ο λ ο ς Χ ρ ι σ τ ο υ Ι ησο υ δ ι α θ ε λ ηµ ατ ο ς θ ε ο υ 14 ...” Dan memiliki arti Paulus rasul Kristus Yesus karena kehendak Allah. Artinya dari bahasa aslinya pun dibuktikan bahwa penulis Surat Efesus ini adalah Paulus yang menjadi rasul Yesus karena kehendak Tuhan. Sesuai dengan cara menulis surat pada zaman itu, penulis memulai suratnya dengan memperkenalkan diri. Ia menyebut dirinya “Paulus”. Bahwa surat Ef benar ditulis oleh Rasul Paulus, diterima di mana-mana dari abad pertama sampai dengan permulaan abad 19. Tapi sejak tahun 1820-an, para ilmuwan Jerman mempertanyakan keaslian surat tersebut. Dan 13 Efesus 1:1. 14 The Greek New Testament first edition, (Stuttgart, West Germany: United Bible Society, 1966).

Sekolah Tinggi Theologi TIBERIAS “Kepemimpinan Kristen” – Jakarta

7

Surat EFESUS

RAYMOND SEBASTIAN ERNEST

pendapat yang mengatakan bahwa bukan Paulus penulisnya masih tersebar luas sampai saat ini. Salah seorang di antara ilmuwan Jerman itu ialah Markus Barth, yang mengatakan, “Banyak alasan yang mendukung pendapat bahwa surat Ef tidak ditulis oleh Paulus, bahkan tidak ditulis pada zamannya”.15 Setelah membuat survei singkat tentang berbagai pandangan modern itu, marilah kembali kepada teks surat Efesus. Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah. Paulus memakai gelar yang Yesus berikan kepada kedua belas murid-Nya. Gelar tersebut, menurut latar belakangnya dalam PL dan dalam Yudaisme para Rabi, dimaksudkan untuk seseorang yang khas dipilih, dipanggil, dan diutus untuk mengajar dengan kewibawaan. Untuk pelayanan ini Paulus tidak menawarkan diri dan jemaat Kristen pun tidak memanggil dia. Kerasulannya terjadi karena ia dipilih oleh kehendak Allah dan diutus oleh Yesus Kristus.16 Sebelum penulis membahas lebih lanjut tentang siapa itu Paulus, John R. W. Stott juga memberikan komentar tersendiri tentang siapa itu Paulus. Ia mengatakan : “Penulisnya

bukanlah

seorang

biasa

yang

hanya

menawarkan pendapatnya, bukan juga seorang pengajar yang pintar namun dapat khilaf, bukan juga tokoh misionaris yang paling hebat. Ia adalah “seorang rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah”, dan karena itu wibawanya sebagai pengajar adalah wibawa Kristus, demi nama Kristus, dan ia menulis surat ini dengan pengilhaman Kristus.”17

Paulus dari Tarsus (awalnya Saulus dari Tarsus) atau Rasul Paulus, (3 Masehi – 67 Masehi) diakui sebagai tokoh penting dalam merumuskan ajaran Yesus. Gambaran pertama dari kehidupan Paulus yang dilukiskan dalam Kitab Suci bukan berupa seorang bayi kecil yang dibuai dengan penuh kasih dalam pangkuan ibunya. Bukan juga seorang pemuda Yahudi yang sedang melompat-lompat dengan teman-teman melalui jalan-jalan kecil di Tarsus. Potret yang asli bahkan bukan sebagai seoarng pemuda yang cerdas, pelajar hukum 15 John R. W. Stott, Seri Pemahaman dan Penerapan Amanat Alkitab Masa Kini Efesus (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 2003), hlm. 13. 16 Ibid., hlm. 16. 17 Ibid., hlm. 16-17.

Sekolah Tinggi Theologi TIBERIAS “Kepemimpinan Kristen” – Jakarta

8

Surat EFESUS

RAYMOND SEBASTIAN ERNEST

Taurat yang duduk dengan setia di kaki Gamaliel. Gambaran-gambaran seperti itu hanya akan menyesatkan kita, memuat kita mengira ia menyukai suatu hikayat masa lalu. Sebaliknya, kita pertama kali bertemu dengannya sebagai “seorang muda bernama Saulus”, pihak yang melakukan pembunuhan brutal terhadap Stefanus, berdiri “menyetujui bahwa Stefanus mati dibunuh” (Kis 7:58; 8:1).

18

Paulus seorang pemuda yang lahir di Tarsus. Paulus mempunyai arti “si kecil”, dan nama Paulus disebutkan sebanyak 158 kali di dalam 15 kitab.19 Paulus menurut Ensiklopedi Fakta Alkitab Bible Almanac – 2, dikatakan dalam bahasa latin artinya “kecil”, seorang Farisi yang belajar hukum Yahudi di bawah Gamaliel (Kis. 21:39). Ia bertobat dan menjadi rasul kepada orang-orang bukan Yahudi (Kis. 26:12-20). Kemungkinan ia menggunakan nama Romawinya dengan Rendah hati. Kitab Kisah Para Rasul berbicara mengenai perjalananperjalanannya untuk memberitakan Injil.20 Lanjut dikatakan dalam Ensiklopedi Fakta Alkitab Bible Almanac – 2, bahwa: “Ia adalah seseorang yang berperawakan kecil,” bunyi sebuah laporan dalam Acts of Paul, sebuah buku apokrifa21 dari abad kedua, “setengah botak, dengan kaki yang bengkok, kuat secara fisik, dengan mata yang rapat satu sama lain dan hidung mirip kakaktua.”22 Paulus merupakan pemikir terbesar dalam Perjanjian Baru23 dan pelayan berkeliling yang mendirikan jemaat diseluruh Kerajaan Romawi, dan paling berhasil dalam kebudayaankebudayaan non-Yahudi.24 18 Charles R. Swindoll, Paulus (Jakarta: Penerbit Nafiri Gabriel, 2004), hlm. 7-8. 19 Mary Hartanti Widiasih, Biodata Tokoh-Tokoh Alkitab Perjanjian Baru (Jakarta: Pdt. Petrus Purnomo, 2008), hlm. 68. 20 J. I. Packer, Merrill C. Tenney, William White, Jr., Ensiklopedi Fakta Alkitab Bible Almanac – 2 (Malang: Penerbit Gandum Mas, 2004), hlm. 1386. 21 Menurut Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, istilah apokrifa diturunkan dari bentuk jamak netral kata sifat Yunani apokrufos, artinya ‘tersembunyi’. Kata ini dipakai sebagai istilah teknis mengenai kaitan beberapa kitab tertentu dengan PL. Artinya, kitab-kitab tertentu itu tidak dibenarkan untuk bacaan umum di gereja, tapi dianggap berharga untuk studi pribadi dan nilai rohani. 22 J. I. Packer, Merrill C. Tenney, William White, Jr., op.cit., hlm. 1139. 23 George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru Jilid 2 (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2002), hlm. 80. 24 Miller, op.cit., hlm. 110.

Sekolah Tinggi Theologi TIBERIAS “Kepemimpinan Kristen” – Jakarta

9

Surat EFESUS

RAYMOND SEBASTIAN ERNEST

Dalam buku Introducing New Testament Theology, A. M. Hunter memberikan alasan asal mula sebuah pertanyaan yang bisa membuat Paulus menjadi bertobat. Ia mengatakan : “

The fundamental question for religion is the

Philippian gaoler’s: ‘What must I do to be saved?’ Paul’s religion starts from this question, and he finds the answer in what he calls ‘the gospel of your salvation’ (Eph. I.I3).”25 “

Sebuah

pertanyaan

yang

fundamental

dalam

keagamaan yang menjadi kegalauan jemaat Filipi: ‘Apa yang aku lakukan untuk dapat diselamatkan?’ Iman kepecayaan Paulus dimulai dari pertanyaan ini, dan ia menemukan jawabannya di dalam apa yang ia sebut ‘Injil keselamatanmu’ (Efesus 1:13).” Dalam hal ini Paulus menuliskan sesuatu yang mengagumkan baginya di dalam Surat Efesus. Oleh sebab itu Paulus pastilah seseorang yang mempunyai suatu kenangan tersendiri saat menuliskan surat ini, dan orang yang mempunyai kenangan tersendiri itu hanyalah Paulus dari Tarsus yang dahulu dipanggil Saulus. Selain di dalam Efesus 1:1, juga diutarakan dalam Efesus 3:1. Dan lagi-lagi menyebutkan diri sendiri sebagai Paulus seorang yang dipenjarakan karena Kristus. Jadi dengan demikian jelaslah sudah alasan-alasan singkat mengenai siapa penulis Surat Efesus ini. Dan penulis mengambil kesimpulan akhir bahwa Paulus adalah penulis dari Surat Efesus ini.

25 A. M. Hunter, Introducing New Testament Theology (London: SCM Press Ltd. Bloomsbury Street London, 1957), hlm. 91.

Sekolah Tinggi Theologi TIBERIAS “Kepemimpinan Kristen” – Jakarta

10

Surat EFESUS

RAYMOND SEBASTIAN ERNEST

Banyak orang berpendapat bahwa surat ini dimaksudkan untuk diedarkan secara luas, bukan untuk gereja di Efesus saja. Surat ini mungkin semacam surat edaran yang ditulis untuk digunakan oleh berbagai kelompok Kristen di Efesus dan sekitarnya.26 Mengapa demikian? Dalam beberapa salinan naskah Surat Efesus ini, kata ‘di Efesus,’ dalam Efesus 1:1 tidak tercatat, karena diperkirakan bahwa surat ini merupakan salah satu surat edaran yang dikirim kepada beberapa banyak jemaat.27 Dalam Alkitab bahasa Yunani penunjukkan alamat surat terhadap orang-orang atau jemaat di Efesus tidak pasti jelas. Artinya dalam Alkitab bahasa Yunani kata penunjukkan alamat surat untuk jemaat di Efesus masih diberi tanda kurung. Dengan kata lain masih ada keragu-raguan apakah Surat Efesus ini benar ditujukan khusus kepada jemaat di Efesus saja atau menjadi suatu surat edaran yang bisa saja untuk daerah di sekitar kota Efesus. Steve Miller memberikan suatu komentar mengenai alamat penulisan Surat Efesus ini, dan ia mengatakan dalam bukunya : “

Paulus mungkin bermaksud agar Efesus menjadi

surat umum, yang diedarkan pada sebanyak mungkin jemaat yang dapat dijangkau.”28 “

Efesus 1:1, mungkin juga ditujukan kepada jemaat

lain di sekitar Efesus. Surat ini tidak mencantumkan salam pribadi yang khas dari Paulus untuk individu-individu

26 John Balchin, Peter Cotterell, Mary Evans, Gilbert Kirby, Peggy Knight, Derek Tidball. Intisari Alkitab Perjanjian Baru (Jakarta: Persekutuan Pembaca Alkitab, 2007), hlm. 71. 27 Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2004), hlm. 84. 28 Miller, op.cit., hlm. 111.

Sekolah Tinggi Theologi TIBERIAS “Kepemimpinan Kristen” – Jakarta

11

Surat EFESUS

RAYMOND SEBASTIAN ERNEST tertentu, atau menyebutkan situasi kota pelabuhan terbesar di Turki Barat.”29

Dapat masuk akal juga bahwa kalau dilihat dari teks aslinya memang Paulus tidak menuliskan secara khusus kepada siapa surat ini ditujukan. Namun lebih dari itu, Alkitab Terjemahan Resmi telah menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia bahwa surat ini ditujukan kepada orang-orang kudus di Efesus.30 Namun apa yang dikatakan oleh John R. W. Stott berbeda lagi dengan pernyataan sebelumnya. Ia mengatakan : Namun harus diingat, teori bahwa Efesus adalah



surat edaran, masih tetap suatu teori saja. Tidak ada naskah yang sama dengan nama kota dan alamat yang berbeda. Bahkan surat kepada jemaat di Kolose memuat salamsalam pribadi walaupun Paulus menyuruh supaya surat itu dibacakan dalam jemaat-jemaat lain. Jadi, masalah tentang alamat surat Efesus belum diketahui pemecahannya.”31 Melalui komentar beliau dapat penulis ambil kesimpulan singkat bahwa sampai sekarang pun masih menjadi suatu perdebatan kemanakah atau kepada siapakah Surat Efesus ini ditujukan sebenarnya. Namun, John R. W. Stott menyimpulkan dengan melihat konteks Alkitabiah, dan mengambil suatu kesimpulan tersendiri. “

Dalam bagian kedua ayat 1, Paulus melukiskan para

pembacanya dengan beberapa cara. 1. Orang-orang kudus. 2. Orang-orang percaya. 3. Dalam Kristus Yesus. 4. Dalam kota Efesus.”32

29Ibid. 30 Efesus 1:1 31 John R. W. Stott, Seri Pemahaman dan Penerapan Amanat Alkitab Masa Kini Efesus (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 2003), hlm. 19-20. 32 Ibid., hlm. 17-18.

Sekolah Tinggi Theologi TIBERIAS “Kepemimpinan Kristen” – Jakarta

12

Surat EFESUS

RAYMOND SEBASTIAN ERNEST

Hal ini merupakan cara yang paling Alkitabiah dalam menentukan siapa penerima Surat Efesus ini sebenarnya. Dan menarik bahwa kota Efesus33 itu sendiri adalah ibu kota dari propinsi Asia Kecil, kota yang termaju dan yang terkenal sebagai pusat perniagaan di propinsi itu.34 Efesus, pada waktu Kitab Wahyu ditulis, adalah kota besar dengan jumlah penduduknya yang lebih dari 200.000 jiwa.35 Istilah Efesus berarti “dirindui”.36 Dalam Ensiklopedi Fakta Alkitab Bible Almanac – 2, mengatakan bahwa Efesus mempunyai arti “diinginkan”, sebuah kota di pantai barat Asia kecil antara Miletus dan Smirna; sebuah pusat perdagangan yang penting (Kis. 19:1).37 Merril C. Tenney mengatakan dalam bukunya : “Ephesus was the gateway to Asia.”38 “Efesus merupakan gerbang menuju Asia.” Mengapa bisa dikatakan demikian? “Jalan raya dari timur ke barat melintasi Efesus, sehingga boleh dikatakan di situ timur dan barat bertemu.”39 Lalu apakah yang terkenal dari kota Efesus ini? “

Yang terkenal di kota Efesus adalah kuil-kuil di

mana dewi Artemis disembah, yang menurut mereka, “patungnya tutun dari langit,” (Kis 19:34-35). Kuil-kuil dewi Artemis ini juga menjadi pusat percabulan dan

33 Menurut Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Efesus merupakan Kota terpenting di propinsi Roma wilayah Asia, terletak di pantai barat Turki modern. 34 Chapman, op.cit., hlm. 83. 35 J. Wesley Brill, Surat-Surat kepada Ketujuh Jemaat (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2004), hlm. 20. 36 Ibid., hlm. 23. 37 J. I. Packer, Merrill C. Tenney, William White, Jr., op.cit., hlm. 1471. 38 Merrill C. Tenney, New Testament Times (Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company, 1965), hlm. 277. 39 Chapman, op.cit., hlm. 83.

Sekolah Tinggi Theologi TIBERIAS “Kepemimpinan Kristen” – Jakarta

13

Surat EFESUS

RAYMOND SEBASTIAN ERNEST kecemaran, di mana orang tidak malu-malu melakukan perbuatan mesum.”40

Jadi penulis menyimpulkan bahwa kota Efesus merupakan kota yang sangat penting sekaligus sangat penuh dengan penyembahan berhala dan percabulan. Tidak salah jika Paulus menuliskan surat untuk jemaat di Efesus agar hidup dengan senjata rohani, sebab peperangan yang sedang dialami oleh jemaat bukanlah peperangan melawan darah dan daging. Melainkan melawan pemerintah-pemerintah, penguasa-penguasa, penghulu-penghulu dunia yang jahat ini dan roh-roh jahat di udara (Efesus 6:11-12). Sampai pada titik ini penulis menyimpulkan bahwa Surat Efesus ini ditujukan kepada empat golongan, seperti yang telah dibahas sebelumnya karena lebih Alkitabiah, yaitu : 1. Orang-orang yang kudus. 2. Orang-orang yang percaya. 3. Orang-orang yang dalam Kristus Yesus. 4. Orang-orang yang ada di dalam kota Efesus.

40 Ibid.

Sekolah Tinggi Theologi TIBERIAS “Kepemimpinan Kristen” – Jakarta

14

Surat EFESUS

RAYMOND SEBASTIAN ERNEST

Mengenai tempat penulisan, penulis setuju bahwa Paulus menuliskan Surat Efesus ini di Roma, tepatnya dalam penjara rumah yang disewanya sendiri (Kis. 28:30).41 Dan waktu penulisannya diperkirakan sekitar tahun 60-61 M.42 Namun ada penafsiran lain yang menafsirkan Paulus menulis Surat Efesus sekitar tahun 61-63.43 Namun sebelum penulis membahas lebih jauh lagi, penulis akan membahas tentang pemenjaraan Paulus ini. Dalam buku The New Compact Bible Dictionary dikatakan bahwa : “…; under house arrest in his own rented dwelling (28:16, 17, 30). …”44 “…; ditahan dalam rumah yang disewa dengan uangnya sendiri (Kis. 28:16, 17, 30). …” Artinya Paulus benar-benar dipenjarakan dalam rumah pada saat ia menulis Surat Efesus ini. Dan penulisan Surat Efesus ini juga tidak terpaut jauh waktunya dan satu tempat penulisan dengan Surat Kolose dan Surat Filemon.45 Selanjutnya dikatakan oleh William Barclay dalam bukunya, ia mengatakan : “

Before we turn to any of the doubtful things, let us

first set down the certainties. First, Ephesians was clearly written when Paul was in prison. He calls himself “the 41 J. I. Packer, Merrill C. Tenney, William White, Jr., Dunia Perjanjian Baru (Malang: Penerbit Gandum Mas dan Surabaya: Penerbit YAKIN, 2004), hlm. 39. 42 R. P. Martin, Broto Semedi, Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 Matius – Wahyu: Efesus (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2008), hlm. 578. 43 J. I. Packer, Merrill C. Tenney, William White, Jr., Dunia Perjanjian Baru (Malang: Penerbit Gandum Mas dan Surabaya: Penerbit YAKIN, 2004), hlm. 39. 44 T. Alton Bryant, The New Compact Bible Dictionary (Minneapolis, Minnesota: The Billy Graham Evangelistic Association and Grand Rapids, Michigan: Zondervan Publishing House, 1967). hlm. 475-476. 45 Chapman, op.cit., hlm. 84.

Sekolah Tinggi Theologi TIBERIAS “Kepemimpinan Kristen” – Jakarta

15

Surat EFESUS

RAYMOND SEBASTIAN ERNEST prisoner of Christ” (3: I); it is as “the prisoner of God” that he beseeches them (4: I); he is, in his own famous phrase, “an ambassador in bonds” (6: 20). It was in prison, and very near to the end, that Paul wrote Ephesians.”46 “

Sebelum

kita

menyinggung

hal-hal

yang

meragukan, baiklah kita terlebih dulu membeberkan hal-hal yang sudah pasti. Pertama, Surat Efesus jelas ditulis ketika Paulus ada dalam penjara. Dijulukinya dirinya sendiri sebagai “orang yang dipenjarakan karena Kristus” (3:1); ia menasehati orang-orang Efesus ketika ia hidup sebagai “orang yang dipenjarakan Tuhan” (4:1); ia adalah “utusan yang dipenjarakan” (6:20). Jadi ketika di dalam penjara dan ketika telah mendekati akhir hidupnya itulah Paulus menulis Surat Efesus ini.”47 Itu artinya jelas bahwa Paulus menuliskan Surat Efesus ini di dalam penjara. Dan dari seluruh penjelasan di atas, penulis menngambil kesimpulan bahwa Paulus memang menulis Surat Efesus di dalam penjara rumah di Roma. Berikutnya penulis akan memberikan bagan penelusuran kapan waktu ditulisnya Surat Efesus ini.

Peristiwa Alkitab

35 M

Paulus bertoba t 35 M

Paulus menulis Efesus selama perjalan an ke Roma 60 M

Perjalan an penginjil an Paulus dimulai

45 M

55 M

perkiraan waktu

65 M

Peristiwa Dunia

Buddha diperkenalk an ke Cina 58 M

Suku Maya mendirikan peradaban yang besar di Amerika 46 William Barclay, Letters to Galatians Ephesians The Daily Study Bible (Edinburgh: The Tengah Saint Andrew Press, 1974), hlm. 71. 60 M

47 William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Surat Galatia dan Surat Efesus (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), hlm. 92.

Sekolah Tinggi Theologi TIBERIAS “Kepemimpinan Kristen” – Jakarta

16

Surat EFESUS

RAYMOND SEBASTIAN ERNEST

Paulus mungkin saja menulis surat ini selama dua tahun masa penahanannya di Roma, yang dimulai sekitar tahun 60 M.48 Jadi karena masalah waktu ini merupakan masalah yang sangat sensitif dan sangat sulit untuk ditemukan letak titik kepastiannya, maka penulis mengambil sebuah kesimpulan jangka waktu penulisan Surat Efesus ini dengan jarak yang cukup panjang, yaitu antara tahun 60-65 M. Jadi dengan dua buah kesimpulan terpisah pada penjelasan di atas tentang tempat dan waktu penulisan, maka penulis merangkumkannya menjadi satu buah kesimpulan yang padat dan merupakan keputusan akhir dari penulis dalam menentukan tempat dan waktu penulisan Surat Efesus ini. Kesimpulan dari penulis adalah bahwa Surat Efesus ditulis di Roma, tepatnya dalam penjara rumah yang disewa dengan uang Paulus sendiri, dan ditulis antara tahun 60-65 M dan dengan jarak yang tidak terlalu jauh dengan penulisan Surat Kolose dan Surat Filemon, yang termasuk juga dalam surat-surat Paulus yang ditulis dalam penjara.

48 Miller, op.cit., hlm. 111.

Sekolah Tinggi Theologi TIBERIAS “Kepemimpinan Kristen” – Jakarta

17

Surat EFESUS

RAYMOND SEBASTIAN ERNEST

Surat Efesus ditulis ketika banyak gereja telah didirikan dan setelah Paulus mempunyai kesempatan untuk merenungkan hakikat dari organisasi yang baru terbentuk itu.49 Warren W. Wiersbe mengatakan bahwa Surat Efesus ini menyatakan temanya di dalam Efesus 1:3, dan temanya adalah kekayaan orang Kristen di dalam Kristus.50 Penulis mencoba mengambil suatu kesimpulan mengenai tujuan Surat Efesus ini ditulis, yaitu : 1. Orang-orang Kristen dimaksudkan Allah supaya bertumbuh dalam segala hal sampai

menyerupai Kristus, Kepala itu (Ef 4:15). 2. Persekutuan itu diumpamakan seperti suami dan isteri. a) Kristus ialah Kepala jemaat, tepat seperti suami itu kepala isteri (Ef 5:23); b) Orang-orang Kristen dipertunangkan kepada Kristus, sebagai perawan suci kepada suaminya (Ef 5:25-27). 1. Hanya karena orang-orang Kristen di dalam Kristus, maka Allah memberi orangorang Kristen yang di dalam Kristus segala berkat rohani yang ada (Ef 1:3). 2. Sebelum dunia dijadikan, Allah memilih orang-orang Kristen supaya di dalam

Kristus, menjadi anak-anak-Nya yang kudus dan tak bercacat, yang terus-menerus hidup dalam asuhanNya (Ef 1:4-5).51

49 Merrill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Malang: Penerbit Gandum Mas, 2006), hlm. 394. 50 Warren W. Wiersbe, Kaya Di Dalam Kristus (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2001), hlm. 11. 51 M. H. Simanungkalit, Pertanyaan Tentang Iman Kristen Dijawab dari Alkitab (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1988), hlm. 72.

Sekolah Tinggi Theologi TIBERIAS “Kepemimpinan Kristen” – Jakarta

18

Surat EFESUS

RAYMOND SEBASTIAN ERNEST

Paulus mencoba memperluas pikiran pembacanya, menolong orang-orang Kristen meningkatkan pemahaman mereka tentang apa yang dikerjakan Tuhan di dunia dan bagaimana Ia melakukannya.52 Tersirat juga di dalam Efesus 6:12, yang bunyinya : “karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.” Melalui ayat di atas, Paulus menjelaskan bahwa ada musuh-musuh rohani yang sangat nyata seperti dunia jasmani. Musuh rohani ini melawan Allah dan umat Allah juga.53 Dan tidak hanya itu saja, Paulus juga memberitahukan apa yang harus dilakukan oleh orang-orang Kristen melalui Efesus 6:11, yang bunyinya : “Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;” Ayat di atas memiliki arti untuk bertahan dalam melawan musuh-musuh rohani, Paulus mendesak orang-orang Kristen untuk melindungi diri mereka dengan perlengkapan senjata rohani seperti kebenaran, keadilan, dan iman.54 Seperti telah diketahui bahwa di Efesus terdapat penyembahan berhala Dewi Artemis, mungkin menjadi alasan utama juga bagi Paulus untuk menuliskan Surat Efesus ini dengan maksud agar bersiap-siap dalam menghadapi peperangan rohani.

52 Miller, op.cit., hlm. 111. 53 Miller, op.cit., hlm. 109. 54 Ibid.

Sekolah Tinggi Theologi TIBERIAS “Kepemimpinan Kristen” – Jakarta

19

Surat EFESUS

RAYMOND SEBASTIAN ERNEST

Penulis mengambil suatu kesimpulan secara menyeluruh mengenai Surat Efesus ini, dan penulis akan menuliskannya menjadi suatu variabel yang sederhana, sehingga titik utama dari semua kesimpulan dari setiap bab dapat terbaca dengan mudah. Tetapi untuk melihat semua penjelasan dari setiap kesimpulan yang ada, penulis menganjurkan kepada pembaca agar dapat melihat dari halaman-halaman atau bab-bab sebelumnya. Berikut adalah kesimpulan dari penulis mengenai Surat Efesus : Penulis

:

Penerima

:

Rasul Paulus.

1. Orang-orang kudus.

2. Orang-orang percaya. 3. Orang-orang

dalam

Kristus

Yesus. 4. Orang-orang dalam kota Efesus. Tempat dan waktu penulisan

:

Roma, sekitar tahun 60-65 M.

Jenis kitab55

:

Sebuah surat yang berisi dorongan semangat kepada sekelompok orang (Ef 2:8-9).56

Demikianlah kesimpulan dari isi makalah mengenai tinjauan umum Surat Efesus ini. Penulis sudah berusaha untuk menyampaikan yang terbaik kepada pembaca, terima kasih atas perhatiannya. TUHAN YESUS MEMBERKATI!!!

55 Tambahan. 56 Christoper D. Hudson, Carol Smith, Valerie Weidemann., Buku Pintar Alkitab (Jakarta: Bethlehem Publisher, 2008), hlm. 248.

Sekolah Tinggi Theologi TIBERIAS “Kepemimpinan Kristen” – Jakarta

20

Surat EFESUS

RAYMOND SEBASTIAN ERNEST

DAFTAR PUSTAKA

Penyusunan Daftar Pustaka tidak berdasarkan urutan alfabetikal. 1.

Wiersbe, Warren W. KAYA DI DALAM KRISTUS. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2001.

2.

Miller, Steve. EXTREME JOURNEY NEW TESTAMENT. Jakarta: Immanuel Publishing house, 2006.

3.

Packer, J. I., Tenney, Merrill C., Jr., William White. ENSIKLOPEDI FAKTA ALKITAB BIBLE ALMANAC – 2. Malang: Penerbit Gandum Mas, 2004.

4.

Brill, J. Wesley. SURAT-SURAT KEPADA KETUJUH JEMAAT. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2004.

5.

Hunter, A. M. INTRODUCING NEW TESTAMENT THEOLOGY. London: SCM Press Ltd. Bloomsbury Street London, 1957.

6.

Hudson, Christoper D., Smith, Carol., Weidemann, Valerie. BUKU PINTAR ALKITAB. Jakarta: Bethlehem Publisher, 2008.

7.

Barclay, William. LETTERS TO GALATIAN EPHESIANS THE DAILY STUDY BIBLE. Edinburgh: The Saint Andrew Press, 1974.

8.

Barclay, William. PEMAHAMAN ALKITAB SETIAP HARI SURAT GALATIA DAN SURAT EFESUS. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008.

9.

Bryant, T. Alton. THE NEW COMPACT BIBLE DICTIONARY. Minneapolis, Minnesota: The Billy Graham Evangelistic Association and Grand Rapids, Michigan: Zondervan Publishing House, 1967.

10.

Simanungkalit, M. H. PERTANYAAN TENTANG IMAN KRISTEN DIJAWAB DARI ALKITAB. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1988.

11.

Tenney, Merrill C. SURVEI PERJANJIAN BARU. Malang: Penerbit Gandum Mas, 2006. Sekolah Tinggi Theologi TIBERIAS “Kepemimpinan Kristen” – Jakarta

21

Surat EFESUS 12.

RAYMOND SEBASTIAN ERNEST

Packer, J. I., Tenney, Merrill C., Jr., William White. DUNIA PERJANJIAN BARU. Malang: Penerbit Gandum Mas dan Surabaya: Penerbit YAKIN, 2004.

13.

Martin, R. P., Semedi, Broto. TAFSIRAN ALKITAB MASA KINI 3 MATIUS – WAHYU: EFESUS. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2008.

14.

Tenney, Merrill C. NEW TESTAMENT TIMES. Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company, 1965.

15.

Stott, John R. W. SERI PEMAHAMAN DAN PENERAPAN AMANAT ALKITAB MASA KINI EFESUS. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 2003.

16.

Chapman, Adina. PENGANTAR PERJANJIAN BARU. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2004.

17.

Balchin, John., Cotterell, Peter., Evans, Mary., Kirby, Gilbert., Knight, Peggy., Tidball, Derek. INTISARI ALKITAB PERJANJIAN BARU. Jakarta: Persekutuan Pembaca Alkitab, 2007.

18.

Ladd, George Eldon. TEOLOGI PERJANJIAN BARU JILID 2. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2002.

19.

Widiasih, Mary Hartanti. BIODATA TOKOH-TOKOH ALKITAB PERJANJIAN BARU. Jakarta: Pdt. Petrus Purnomo, 2008.

20.

Swindoll, Charles R. PAULUS. Jakarta: Penerbit Nafiri Gabriel, 2004.

21.

THE GREEK NEW TESTAMENT FIRST EDITION. Stuttgart, West Germany: United Bible Society, 1966.

22.

Dunnett, Walter M. PENGANTAR PERJANJIAN BARU. Malang: Penerbit Gandum Mas, 2005.

23.

ALKITAB BAHASA INDONESIA SEHARI-HARI. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2001.

24.

ALKITAB. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

25.

Stott, John R. W. MEMAHAMI ISI ALKITAB. Jakarta: Persekutuan Pembaca Alkitab, 2000. Sekolah Tinggi Theologi TIBERIAS “Kepemimpinan Kristen” – Jakarta

22

Surat EFESUS 26.

RAYMOND SEBASTIAN ERNEST

Baxter, J. Sidlow. MENGGALI ISI ALKITAB BAGIAN 4 – ROMA SAMPAI DENGAN WAHYU. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2002.

27.

Ernest, Raymond Sebastian., Djajakusuma, Megawati., Hub, Glenn. DIKTAT PRIBADI SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT EFESUS. Jakarta: Sekolah Tinggi Theologi Tiberias, 2008.

Sekolah Tinggi Theologi TIBERIAS “Kepemimpinan Kristen” – Jakarta

23

Related Documents