Isi Spt Indri.docx

  • Uploaded by: Jepri Irawan
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Isi Spt Indri.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,349
  • Pages: 15
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang PKL Praktek kerja lapangan (PKL) atau yang lebih sering dikenal dengan nama kegiatan magang, merupakan suatu sistem pembelajaran dari Politeknik termasuk Politeknik Negeri Banjarmasin, Jurusan Teknik Sipil, Prodi Teknik Pertambangan dengan mengirimkan beberapa mahasiswa nya yang telah menginjak semester V ke perusahaan yang dapat menerima dan bersedia mendukung kegiatan PKL, agar nantinya para mahasiswa dapat terjun langsung memahami bagaimana dunia kerja, disiplin dalam bekerja, khususnya tentang ilmu-ilmu yang dapat dijadikan motivasi dalam melanjutkan studi. Kegiatan

pertambangan

terdiri

dari

beberapa

tahapan,

yaitu

tahapan persiapan (prospeksi), tahapan eksplorasi, tahapan studi kelayakan (feasibility study), tahapan eksploitasi, tahapan pengolahan dan pemurnian, serta tahapan penutupan tambang (mine closer). Tiap-tiap tahapan memiliki fungsi tersendiri yang harus dijalankan oleh perusahaan agar dampak negatif dari kegiatan penambangan dapat diminimalisir dan tentunya bernilai ekonomis. Salah satu kegiatan yang paling mendasar pada proses penambangan adalah kegiatan penyaliran tambang. Pada kegiatan pertambangan, sistem penyaliran tambang memiliki

berbagai macam kegunaan, diantaranya adalah untuk

meminimalkan air masuk ke dalam PIT dan mengeluarkan air yang sudah berada di dalam PIT dan kegiatan praktek kerja lapangan yang dilakukan adalah untuk mengetahui bagaimana sistem penyaliran di PT. Pama Persada Nusantara Jobsite PT. Indominco Mandiri, Bontang, Kalimantan Timur. Pemilihan sistem penambangan didasarkan pada keuntungan maksimal yang dapat diperoleh. Faktor yang mempengaruhi sistem

penambangan yaitu

karakteristik spasial dari endapan, faktor geologi dan hidrogeologi, sifat-sifat geoteknik, konsiderasi ekonomi, faktor ekonomi, serta faktor lingkungan.

1

1.2 Tujuan PKL Tujuan dari kegiatan PKL ini adalah : 1. Mengetahui data curah hujan di daerah pertambangan 2. Mengetahui volume air yang masuk ke PIT (sump) 3. Mengetahui luasan area tangkapan hujan 4. Mengetahui alat-alat yang digunakan dalam proses penyaliran tambang 5. Mengetahui perancanaan sistem penyaliran tambang 1.3 Manfaat PKL Manfaat dari praktek kerja lapangan ini memperbanyak pengetahuan yang berkaitan dengan sistem penyaliran tambang. 1.3.1 Mahasiswa Dengan kegiatan PKL ini mahasiswa dapat mengaplikasikan dasar-dasar teori yang di dapatkan pada saat perkuliahan langsung di lapangan, dan dengan adanya kegiatan PKL ini mahasiswa mendapatkan pengalaman dan gambaran akan dunia kerja dalam bidang pertambangan sendiri. 1.3.2 Perusahaan Kegiatan PKL ini, pihak perusahaan mendapat sumber daya manusia yang di harapkan dapat memberikan kontribusi dalam usaha pencapaian produksi atau kemajuan bagi pihak perusahaan. 1.3.3 Kampus Kegiatan PKL ini, kampus Politeknik Negeri Banjarmasin dapat menjalin hubungan kerjasama dengan pihak perusahaan. Sehingga dapat menciptakan mahasiswa yang terampil, unggul, mandiri dan terdidik. 1.4 Tempat PKL Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selama 3 bulan yang merupakan

salah

satu

syarat

menyelesaikan

perkuliahan

DIII

Teknik

Pertambangan Politeknik Negeri Banjarmasin. Praktek ini Bertempat di PT Pama Persada Nusantara jobsite PT Indominco Mandiri, Bontang, Kalimantan Timur.

2

Sistem penanganan masalah air tambang adalah bagian yang akan diambil dalam judul PKL. 1.5 Waktu Pelaksanaan PKL Waktu pelaksanaan PKL untuk mahasiswa DIII Teknik Pertambangan Politeknik Negeri Banjarmasin adalah selama tiga bulan dari tanggal 1 Februari 2018 – 30 April 2018. Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 2017 No Kegiatan

FEB

MAR

APRIL

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

Induksi, Orientasi, Sop PKL Dan Pembekalan/Pelatihan PKL Kegiatan Praktek Kerja Lapangan a. Pengamatan keadaan sump b. Pengamatan Sistem penyaliran tambang di PT PAMA

4

Kegiatan Tugas Akhir (Pengambilan Data) a. Pengambilan data curah hujan b. Perhitungan jumlah air yang masuk ke sump per hari c. Cara menanggulangi masuknya air berlebihan ke sump

5

Pengolahan Data

6

Persentasi Pkl Diperusahaan

7

Penyelesaian Administrasi Perusahaan

Keterangan : = Kegiatan PKL = Kegiatan TA

3

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Penyaliran Tambang Sistem penyaliran tambang adalah suatu upaya yang diterapkan pada daerah penambangan untuk mencegah, mengeringkan atau mengeluarkan air yang masuk ke daerah penambangan. Upaya ini dimaksud untuk mencegah terganggunya aktivitas penambangan akibat adanya air dalam jumlah yang berlebihan, terutama pada musim hujan. Selain itu, sistem penyaliran tambang ini juga dimaksudkan untuk memperlambat kerusakan alat serta mempertahankan kondisi kerja yang aman, sehingga alat-alat mekanis yang digunakan pada daerah tersebut mempunyai umur yang lama. Penanganan masalah air dalam tambang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : 2.1.1

Mine Drainage Merupakan upaya untuk mencegah masuknya air ke daerah penambangan.

Hal ini umumnya dilakukan untuk penanganan air tanah dan air yang berasal dari sumber air permukaan. Beberapa metode penyaliran mine drainage: a. Siemens Methoden Pada metode ini, jenjang dari kegiatan penambangan dibuat lubang bor dengan diameter 30 cm, ke dalam lubang bor dimasukkan pipa berukuran 20 cm. Ujung bawah pipa tersebut dibuat lubang-lubang (perporasi) dan bagian ujung pipa tadi masuk ke dalam lapisan akuifer, sehingga air yang ada pada bagian bawah pipa dapat dipompa ke atas secara seri, kemudian dibuang ke kolam pengendapan. (Suwandhi, 2004).

Gambar 2.1 Siemens Methode(Suwandhi, 2004)

4

b. Small Pipe System with Vacuum Pump Drainage Metode ini diterapkan untuk lapisan batubara yang sedikit mengandung air, caranya dengan membuat lubang bor berdiameter 15 cm. Pada lubang bor tersebut dimasukkan pipa dengan diameter 5-6 cm. Pada ujung-ujung pipa dibuat lubang-lubang atau perporasi. Antara pipa dengan dinding bor diberi kerikilkerikil kasar yang fungsinya sebagai penyaring kotoran. Di bagian atas antara pipa dengan lubang bor disumbat, sehingga saat ada isapan pompa, rongga antara pipa dan lubang bor menjadi vacuum udara, sehingga air dapat terhisap ke dalam lubang bor. Contoh dari sistem drainage menggunakan metode small pipe system with vacuum pump drainage dapat dilihat pada Gambar 2.2.

(Sumber : Suwandhi, 2004) Gambar 2.2 Small Pipe System with Pump Drainage c. Deep Well Pump Methode Drainage Metode ini digunakan untuk material yang mempunyai permeabilitas rendah dan jenjang yang tinggi. Dalam metode ini dibuat lubang bor dengan dimeter 15 cm, pompa dimasukkan ke dalam lubang bor (submersiable pump), yang digerakkan dengan listrik. Jenis pompa ada yang otomatis bekerja jika pompa tercelup air. Kedalaman lubang bor 50-60 m.

Gambar 2.3 Deep Well Pump Methode Drainage (Suwandhi, 2004)

5

d. Electro Osmosis System Drainage Apabila lapisan tanah terdiri dari tanah lempungan, maka pekerjaan pemompaan akan sulit dilakukan karena adanya sifat kapiler yang terdapat pada jenis tanah lempungan. Untuk mengatasi keadaan ini, maka digunakan cara elektro osmosis. Pada metode ini digunakan batang anoda dan katoda.H+ pada katoda (disumuri besar) dinetralisasi menjadi air dan terkumpul pada sumur lalu dihisap dengan pompa. (Suwandhi, 2004)

(Sumber : Suwandhi, 2004) Gambar 2.4 Electro Osmosis System Drainage 2.1.2

Mine Dewatering Merupakan upaya untuk mengeluarkan air yang telah masuk ke daerah

penambangan.Upaya ini terutama untuk menangani air yang berasal dari air hujan. Beberapa metode penyaliran mine dewatering adalah sebagai berikut: a. Cara Paritan Penyaliran dengan cara paritan ini merupakan cara yang paling mudah, yaitu dengan pembuatan paritan atau saluran pada lokasi penambangan. Pembuatanparit ini bertujuan untuk menampung air limpasan yang menuju lokasipenambangan. Air limpasan akan masuk ke saluran-saluran yang kemudiandialirkan ke suatu kolam penampung atau dibuang langsung ke tempat pembuangan dengan memanfaatkan gaya gravitasi. b. Sistem Kolam Terbuka Cara penyaliran ini sangat umum diterapkan di tambang terbuka. Air yang masuk ke dalam dikumpulkan ke suatu sumuran yang biasanya dibuat di dasar

6

tambang dan dari sumuran tersebut air dipompa keluar tambang. (Suwandhi, 2004).

(Sumber : Suwandhi, 2004) Gambar 2.5 Sistem Kolam Terbuka

c. Sistem Adit Cara penyaliran ini sangat umum diterapkan di tambang terbuka.Air yang masuk ke dalam tambang dikumpulkan ke suatu sumuran yang biasanya dibuat di dasar tambang dan dari sumuran tersebut air dipompa keluar tambang.

(Sumber : Suwandhi, 2004) Gambar 2.6 Sistem Adit

7

2.2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sistem Penyaliran Faktor yang harus dipertimbangkan dalam merancang sistem penyaliran

tambang terbuka adalah: 

Curah Hujan Curah hujan merupakan salah satu faktor penting dalam suatu sistem

penyaliran, karena besar kecilnya curah hujan akan mempengaruhi besar kecilnya air tambang yang harus diatasi. Besar curah hujan dapat dinyatakan sebagai volume air hujan yang jatuh pada suatu areal tertentu, oleh karena itu besarnya curah hujan dapat dinyatakan dalam volume per satuan luas, secara umum dinyatakan dalam mm. Perhitungan curah hujan dilakukan untuk mengetahui besarnya curah hujan maksimum dengan periode ulang tertentu yang nantinya akan digunakan untuk mengetahui besar debit air limpasan. 

Periode Ulang Hujan Curah hujan biasanya terjadi menurut pola tertentu dimana curah hujan

tertentu biasanya akan berulang pada periode tertentu yang dikenal dengan periode ulang hujan. Periode ulang hujan didefinisikan sebagai waktu dimana curah hujan dengan besaran tertentu akan disamai atau dilampaui sekali dalam jangka waktu tertentu.periode ulang ini memberikan gambaran bahwa semakin besar periode ulang maka semakin tinggi curah hujannya. Penetapan periode ulang hujan sebenarnya lebih ditekankan pada maslah kebijaksanaan yang perlu diambil sesuai dengan perencanaan. Pertimbangan dalam penentuan periode ulang hujan tersebut adalah resiko yang dapat ditimbulkan bila curah hujan melebihi curah hujan rencana. (Nurhakim, 2005)

2.3

Intensitas Curah Hujan Intensitas curah hujan adalah besarnya curah hujan perjam.Intensitas yang

dipakai sebagai dasar penentuan kapasitas pompa diambil dari data curah hujan 3

8

sampai 5 tahunan (Sularso dan Haruo Tahara, 1983). Besarnya intensitas hujan yang kemungkinan terjadi dalam kurun waktu tertentu dihitung berdasarkan persamaan Mononobe, yaitu (Suwandhi, 2004): 𝐼=

𝑅24 24 2 . ( )3 24 𝑇𝑐

Keterangan: I

= Intensitas curah hujan (mm/jam)

R24

= Curah hujan rencana perhari (24 jam)

Tc

= waktu konsentrasi (jam)

2.4

Catchment Area Catchment Area adalah merupakan suatu areal atau daerah tangkapan

hujan dimana batas wilayah tangkapannya ditentukan dari titik-titik elevasi tertinggi sehingga akhirnya merupakan suatu poligon tertutup yang mana polanya disesuaikan dengan kondisi topografi dengan mengikuti kecenderungan arah gerak air. Dengan pembatasan catchment area maka diperkirakan setiap debit hujan yang tertangkap akan terkonsentrasi pada elevasi terendah pada catchment area tersebut. Pembatasan catchment area biasanya dilakukan pada peta topografi dan untuk perencanaan sistem penyaliran dianjurkan dengan menggunakan peta rencana penambangan dan peta situasi tambang. (Suwandhi, 2004)

9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Teknik Pengambilan Data Metode pengumpulan data dilakukan dalam beberapa tahapan kegiatan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang representatif untuk digunakan dalam kegiatan sistem penyaliran tambang ini. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut: 

Data Primer :

1. Dokumentasi hasil kegiatan 2. Alat yang digunakan pada sistem penyaliran tambang 3. Spesifikasi pipa dan pompa yang akan digunakan Curah hujan 4. Luas Sump 5. Luas daerah aliran air 6. Luasan catchment area 

Data Sekunder :

1. Sejarah perusahaan 2. Peta lokasi perusahaan dan Kesampaian daerah 3. Struktur organisasi perusahaan 4. Letak dan luas daerah PT Pama 5. Keadaan geologi 6. Keadaan iklim tiga tahun terakhir

3.2 Implementasi K3LH di Perusahaan 1. Implementasi K3 a. Perusahaan Penerapan K3 dalam perusahaan sudah menjadi sebuah keharusan guna meminimalisir kejadian kecelakaan kerja. Pada hakikatnya, faktor K3 berpengaruh terhadap efisiensi produksi dari suatu perusahaan industri, sehingga

10

dengan demikian mempengaruhi tingkat pencapaian produktifitasnya. Karena pada dasarnya tujuan K3 adalah melindungi para tenaga kerja atas hak keselamatanya dalam melakukan pekerjaan dan untuk menciptakan tenaga kerja yang aman, sehat, nyaman, efisien dan produktif. Sejalan dengan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan (SMKP) yang menjadi acuan dan wajib dijalankan bagi semua perusahaan pertambangan atau perusahaan jasa pertambangan dalam melaksanakan sistem keselamatan pertambangan

walaupun

mereka

sudah

menerapkan

sistem

manajemen

keselamatan yang sudah ada baik dari dalam/luar negeri seperti OHSAS 18001, SMK3, ILO OSH2001, Safety Map, dan yang lainya. Perusahaan pertambangan yang wajib melaksanakan SMKP adalah pemegang IUP, IUPK, IUP operasi produksi khusus untuk pengolahan dan pemurnian, KK dan PKP2B. Sedangkan perusahaan jasa pertambangan yang wajib melaksanakan SMKP adalah pemegang IUJP dan SKT.

b. Divisi SPT Masalah air di tambang merupakan yang dianggap mempunyai risiko tinggi terjadinya banjir pada area penambangan, namun bukan berarti kegiatan tersebut tidak dapat dikontrol. Proses pengontrolan dapat dimulai dari memperhatikan kapan cuaca ekstrim terjadi hingga penanganan masalah air tambang dalam jumlah besar . Kegiatan identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko sangat penting sebagai alat untuk melindungi perusahaan terhadap kemungkinan yang merugikan dan upaya preventif untuk melindungi tenaga kerja dari kecelakaan kerja. Adapun bentuk dari pengendalian bahaya pada sistem penyaliran tambang yaitu penerapan prosedur dengan benar, baik berupa

Insfeksi, JSA, HIRA

maupun peraturan lainya. Namun “prosedur tidak akan membuat kita selamat dari kecelakaan kerja, akan tetapi pelaksanaan dan kontrol proses pekerjaan tersebuat

11

yang akan menentukan kita selamat”. Oleh karena itu penerapannya tidak hanya melibatkan pihak manajemen tetapi juga komitmen manajemen dan seluruh pihak yang terkait. 2.Lingkungan Hidup (LH) a. Perusahaan Aspek lingkungan hidup di Indonesia sering kali dipinggirkan dalam pelaksanaan

pembangunan

demi

memacu

pertumbuhan

ekonomi

untuk

kesejahteraan sosial dan kemapanan budaya. Hal ini terlihat dari dominannya aspek ekonomi dan sosial budaya dalam perencanaan dan penetapan sebuah kebijakan. Dalam kegiatan pertambangan tentu sangat erat kaitannya dengan lingkungan, dalam mengurangi dampak dari kegiatan tersebut

maka perlu

pengelolaan lingkungan hidup dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan yang berwawasan ramah lingkungan. Salah satu tujuan dari pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mendorong peningkatan kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan melalui penataan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan sehingga tercapainya peningkatan kualitas lingkungan yang sehat dan sejahtera. Maka dari itu perlu apresiasi kepada perusahaan berperingkat baik dan memberikan tekanan

atau mendorong kepada perusahaan

yang belum

berperingkat baik untuk merealisasikannya. Adapun program penilaian peringkat kinerja lingkungan perusahaan berdasarkan

tanggung

jawab

usaha

dan

kegiatan

dalam

pencegahan,

penanggulangan, dan pemulihan pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup. Untuk mendapatkan penilaian peringkat sebaik mungkin, maka penting bagi perusahaan untuk memberikan pembekalan pengetahuan dan pemahaman kepada sumber daya manusia terkait dengan program penilaian peringkat kinerja perusahaan. 12

b. Divisi Sistem Penyaliran Tambang Dalam upaya untuk mendapatkan nilai sebaik mungkin dalam program penilaian

peringkat

kinerja

perusahaan,

maka

salah

satunya

dengan

memperhatikan upaya-upaya apa saja yang telah di implementasikan dalam divisinya masing-masing.

Air tambang pasti memiliki dampak terhadap lingkungan hidup, terutama pada sungai masyarakat, dan kenyamanan masyarakat yang bermukim disekitar lokasi pertambangan. Maka perlu upaya pengendalian dalam menimalisir dampak dari kegiatan tersebut, salah satunya adalah menggunakan metode penyaliran tambang yang baik. dengan usaha-usaha tersebut maka akan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan yang akan memberikan nilai positif terhadap program penilaian peringkat kinerja perusahaan.

13

BAB IV PENUTUP

Meskipun telah mengajukan topik Praktek Kerja Lapangan diatas, tidak menutup kemungkinan jika pihak perusahaan memberikan suatu kebijakan mengenai perubahan judul yang sesuai pada praktek kerja lapangan yang akan dilaksanakan. Semoga kegiatan ini dapat menjadi suatu pengalaman baru bagi mahasiswa dan merupakan bekal untuk terjun ke dunia kerja dan Tuhan YME meridhai kegiatan ini. Atas segala perhatian dan bantuan bagi terselenggaranya kegiatan ini saya ucapkan Terima Kasih.

14

DAFTAR PUSTAKA

Awang,S. 2004. Diklat Perencanaan Tambang Terbuka. Unisba. Bandung. Kamiana,I Made. 2011. Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air. Graha Ilmu. Yogyakarta. Nurhakim. 2005. Bahan Kuliah Tambang Terbuka. Universitas Mangkurat. Banjarbaru.

Lambung

Sularso & Tahara Haruo. 1983. Pompa dan Kompresor. Pradnya Paramita. Jakarta.

Related Documents

Isi Spt Indri.docx
November 2019 16
Spt Baruuu.docx
May 2020 24
Spt Induk
August 2019 42
Spt A.xlsx
June 2020 23
Spt Ndes.docx
October 2019 40
Spt Tahunan
December 2019 28

More Documents from "John R S"

Pemasangan_infus-1[1].docx
November 2019 8
Isi Spt Indri.docx
November 2019 16
Daftar Isi Tugas K3.docx
November 2019 21
Bab I.docx
November 2019 16
Daftar Isi.docx
November 2019 18