Isi Sap 9.docx

  • Uploaded by: ika
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Isi Sap 9.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,068
  • Pages: 13
BAB 9 MEMPERTIMBANGKAN RISIKO KECURANGAN

I.

Jenis-jenis Kecurangan Dalam arti luas, kecurangan adalah semua ketidakjujuran yang disengaja untuk merampas milik atau hak orang lain. Dalam konteks pengauditan laporan keuangan, kecurangan didefinisikan sebagai pelaporan kenyang yang disengaja mengandung kesalahan penyajian. 1. Pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan Pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan adalah suatu kesalahan penyajian atau penghilangan suatu jumlah atau pengungkapan secara disengaja dengan tujuan untuk menipu pengguna laopran keunagan. Dalam banyak kasus, kebanyakan berupa pelaporan kesalahan penyajian jumlah secara sengaja dibandingkan dengan kesalahan dalam pengungkapan. 2. Perlakuan tidak semestinya terhadap asset Perlakuan tidak semestinya terhadap aset adalah kecurangan yang menyangkut pencurian aset entitas. Dalam banyak kasus, tapi tidak selalu jumlah yang terlibat tidaklah material terhadap laporan keuangan.

II.

Kondisi-kondisi Penyebab Kecurangan Ada tiga kondisi yang menyebabkan terjadinya pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan dan perlakuan tidak semestinya terhadap aset yaitu insentif/tekanan, peluang dan perilaku /pembenaran. 1. Faktor risiko untuk pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan TIGA KONDISI KECURANGAN Insentif/Tekanan

Peluang

Perilaku/Pembenaran

Manajemen atau

Keadaan menciptakan

Perilaku, karakter atau

karyawan lain memiliki

peluang bagi manajemen

lingkungan yang

insentif untuk melakukan

dan karyawan untuk

memberi tekanan bagi

pelaporan keuangan yang membuat laporan keuangan

manajemen dan

mengandung kecurangan

yang mengandung

karyawan untuk

material

kecurangan

bertindak tidak jujur.

1

Contoh Faktor Risiko - Kestabilan keuangan

Contoh Faktor Risiko - Estimasi akuntansi

yang terancam

signifikan

- Tekanan besar untuk

- Tidak efektifnya

membayar hutang - Kesejahteraan pribadi

Contoh Faktor Risiko - Komunikasi yang tidak efektif - Adanya sejarah

pengawasan laporan

pelanggaran atas suatu

keuangan

peraturan

terancam secara

- Turnover yang tinggi

material

- Pengendalian internal yang lemah

- Peramalan yang tidak realistis kepada analis, kreditur, dll.

2. Faktor risiko untuk perlakuan tidak semestinya terhadap aset TIGA KONDISI KECURANGAN Insentif/Tekanan Manajemen karyawan

Peluang atau Keadaan yang

memiliki menciptakan peluang

insentif

untuk timbulnya perlakuan

Perilaku/Pembenaran Perilaku, karakter atau lingkungan yang memberi tekanan bagi manajemen

memperlakukan aset tidak aset tidak semestinya

dan karyawan untuk

semestinya

bertindak tidak jujur.

Contoh Faktor Risiko - Kewajiban keuangan

Contoh Faktor Risiko - Adanya kas dalam

pribadi bagi yang

jumlah besar atau

memiliki akses terhadap

persediaan yang kecil

pencurian

tapi mahal harganya.

- Hubungan yang tidak harmonis bagi yang

Contoh Faktor Risiko - Tidak peduli dengan kebutuhan monitoring - Tidak peduli dengan pengendalian internal.

- Lemahnya pengendalian internal

memiliki akses untuk penggelapan aset

III.

Menilai Risko Kecurangan Standar audit (SA 240) memberi pedoman bagi auditor untuk menilai risiko kecurangan. Auditor harus menjaga tingkat skeptisme professional ketika ia mempertimbangkan sejumlah informasi, termasuk factor-faktor risiko kecurangan untuk mengidentifikasi dan merespons risiko kecurangan.

2

1. Skeptisme professional Berdasarkan SA 200, auditor harus mempertahankan skeptisisme professional sepanjang auditor menyadari kemungkinan bahwa kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan dapat terjadi. Untuk mempertahankan skeptisisme professional diperlukan pengajuan pertanyaan secara berkelanjutan tentang apakah informasi dan bukti audit yang telah diperoleh memberikan petunjuk bahwa kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan mungkin terjadi. Hal tersebut meliputi mempertimbangkan kendala informasi yang akan digunakan sebagai bukti audit dan pengendalian atas penyimpanan dan pemeliharaannya, jika relevan. a. Penilaian kritis atas bukti audit Ketika menemukan informasi atau kondisi lain yang mengidintifikasikan adanya kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan, maka auditor harus cermat menanggapi permasalahannya, meminta tambahan bukti yang diperlukan, dan berkonsultasi dengan anggota tim yang lain. Ketika auditor mengidentifikasi kondisi yang menyebabkan auditor percaya bahwa sebuah dokumen mungkin tidak asli atau dokumen tersebut telah dimodifikasi tetapi tidak diungkapkan oleh auditor, maka prosedur yang mungkin dilaksanakan untuk menginvestigasi lebih lanjut hal tersebut dapat meliputi : 1) Mengonfirmasi secara langsung kepada pihak ketiga 2) Menggunakan tenaga ahli untuk menilai keaslian dokumen. 2. Sumber informasi untuk menilai risiko kecurangan a. Pembahasan diantara Tim Peikatan (Tim Audit) Mendiskusikan kerentanan adanya kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan dalam laporan keuangan entitas, diantaranya yaitu memberikan kesempatan bagi anggota tim yang lebih berpengalaman untuk berbagi wawasan mengenai bagaimana dan di area mana laporan keuangan rentan terjadi kesalahan material, menentukan anggota tim perikatan yang akan melaksanakan prosedur audit tertentu, dan memperkenalkan auditor untuk menentukan bagaimana hasil prosedur audit akan dibagi diantara tim perikatan dan bagaimana merespons dugaan kecurangan. b. Meminta keterangan dari manajemen 1) Penilaian manajemen tentang risiko bahwa kemungkinan terjadi kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan yang diakibatkan oleh 3

kecurangan (termasuk sifat, saat, luas, dan frekuensi) dari penilaian risiko tersebut. 2) Proses yang dilakukan oleh manajemen unutk entitas, termasuk setiap risiko spesifik atas kecurangan yang telag diidentifikasi oleh manajemen atau yang telah terjadi perhatiannya, atau golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan yang untuknya mungkin terjadi risiko kecurangan. 3) Komunikasi manajemen (jika ada). Kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola tentang proses untuk mengidentifikasi dan merespons risiko kecurangan dalam entitas. 4) Komunikasi manajemen (jika ada) kepada karyawan tentang pandangan manajemen terhadap praktik bisnis dan perilaku etika. c. Meminta keterangan dari pihak-pihak lain dalam entitas Permintaan keterangan oleh auditor kepada manajemen dapat menyediakan informasi yang berguna mengenai risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan yang diakibatkan oleh kecurangan yang dilakukan oleh karyawan.

Namun,

permintaan

keterangan

semacam

ini

tidak

dapat

menyediakan informasi yang berguna mengenai risiko kesalahan material dalam laporan keuangan yang diakibatkan oleh kecurangan manajemen. d. Meminta keterangan dari auditor internal SA 315 dan SA 610 menetapkan ketentuan dan menyediakan panduan dalam mengaudit entitas-entitas yang memiliki fungsi audit internal. Dalam melaksanakan ketentuan tersebut, dalam konteks kecurangan, auditor dapat meminta keterangan tentang aktivitas spesifik audit internal yang mencangkup : 1) Prosedur yang dilakukan, jika ada, oleh auditor internal sepanjang tahun untuk mendeteksi kecurangan. 2) Apakah manajemen telah merespons secara memuaskan atas temuantemuan dari prosedur tersebut. e. Pemahaman tentang pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola Pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola bertugas mengawasi system entitas untuk memantau risikon, mengendalikan keuangan, dan kepatuhan hukum. Dibeberapa entatas, praktik tata kelola telah berkembang dengan baik dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan berperan aktif dalam mengawasi penilaian risiko kecurangan serta pengendalian internal yang relevan oleh entitas.

4

f. Risiko kecurangan Factor-faktor risiko kecurangan tidak dapat secara mudah dibuat peringkat berdasarkan

tingkat

kepentingannya.

Signifikannya,

factor-faktor

risiko

kecurangan bervariasi sangat luas, oleh karena itu penilaian apakah terdapat factor risiko kecurangan dan apakah factor tersebut dipertimbangkan dengan penentuan risiko kesalahan penyajian material laporan keuangan yang disebabkan oleh kecurangan menuntut penggunaan pertimbangan professional. Ukuran, kerumitan, dan karakteristik kepemilikan entitas berdampak signifikan terhadap pertimbangan atas factor-faktor risiko kecurangan relevan. g. Prosedur analitis Auditor harus mengevaluasi apakah prosedur analitis yang dilaksanakan berdekatan denga akhir audit, ketika membentuk kesimpulan secara keseluruhan tentang apakah laporan keuangan konsisten dengan pemahaman auditor atas entitas, megindikasikan risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan yang tidak disadari sebelumnya. h. Informasi lain Auditor harus mempertimbangkan apakah informasi lain yang diperoleh auditor mengindikasikan adanya risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan.

IV.

Merespon Risko Kecurangan Apabila risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan teridentifikasi, auditor pertama-tama harus mendiskusikan temuan tersebut dengan manajemen dan meminta pandangan manajemen tentang potensi kecurangan dan adanya rancangan pengendalian untuk mencegah dan mendeteksi kesalahan penyajian material. Selanjutnya auditor harus mempertimbangkan apakah program anti kecurangan dan pengendalian tersebut memitigasi risiko kesalahan penyajian material akibat kecurangan yang teridentifikasi, atau apakah pengendalian tidak dapat mengurangi meningkatnya risiko kecurangan. Respons auditor terhadap risiko kecurangan meliputi hal-hal berikut. 1. Menentukan respons keseluruhan a. Apabila risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan meningkat,

auditor harus menugasi dan

mengawasi personel

dengan

mempertimbangkan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan individu mereka untuk diberi tanggungjawab perikatan signifikan dan penilaian auditor atau

5

risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan untuk perikatan tersebut. b. Standar audit mengharuskan auditor untuk memasukkan unsur yang tidak dapat diprediksi dalam pemilihan sifat, saat, dan luas prosedur audit yang akan dilakukan merupakan hal penting karena individu-individu dalam entitas yang terbiasa dengan prosedur audit umumnya dilakukan dalam suatu perikatan mungkin lebih dapat menyembunyikan pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan. 2. Merancang dan melaksanakan prosedur audit yang responsif terhadap penilaian risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan pada tingkat asersi a. Sifat prosedur audit yang dilakukan mungkin membutuhkan perubahan dalam memperoleh bukti audit yang lebih dapat diandalkan dan relevan atau untuk memperoleh informasi tambahan yang dapat menguatkan. b. Waktu pelaksanaan prosedur substantive mungkin perlu dimodifikasi. Auditor dapat menyimpulkan bahwa pelaksanaan pengujian substantive diakhir periode atau mendekati lebih baik dalam menanggapi hasil penilaian risiko atas kesalahan penyajian material karena kecurangan. c. Luasnya prosedur yang diterapkan mencerminkan penilaian risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan. 3. Merancang dan melaksanakan prosedur audit yang responsif terhadap risiko yang terkait dengan pengabaian pengendalian oleh manajemen Mengingat tidak dapat diprediksi terjadinya pengabaian pengendalian oleh manajemen, maka hal ini merupakan risiko kesalahan material yang diakibatkan oleh kecurangan. Oleh karena itu, ini merupakan risiko signifikan. Terdapat tiga prosedur yang harus dilakukan yaitu : a. Menguji ketepatan entri jurnal yang tercatat dalam buku besar dan penyesuaian lain yang dibuat dalam penyusunan laporan keuangan. 1) Mewawancarai individu yang terlibat dalam prosedur pelaporan keuangan mengenai aktivitas tidak semestinya yang terkait dengan pemrosesan entri jurnal dan penyesuaian lain. 2) Memilih entri jurnal dan penyesuaian lain yang dibuat pada akhir periode pelaporan.

6

3) Mempertimbangkan apakah perlu dilakukan pengujian terhadap entri jurnal dan penyesuaian lain sepanjang periode laporan keuangan. 4) Penilaian risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan. 5) Pengendalian yang telah di implementasikan terhadap entri jurnal dan penyesuaian lainnya. 6) Proses pelaporan keuangan entitas dan sifat bukti yang dapat diperoleh. 7) Karakteristik entri jurnal dan penyesuaian lainnya yang mengandung kecurangan. 8) Sifat dan kompleksitas akun. 9) Entri jurnal atau penyesuaian lainnya yang diproses diluar kegiatan bisnis normal. b. Menelaah estimasi akuntansi untuk menemukan hal bias dan mengevaluasi apakah kondisi yang menyebabkan hal bias tersebut merupakan kesalahan penyajian material yang diakibatkan kecurangan 1) Mengevaluasi apakah pertimbangan dan keputusan yang dibuat oleh manajemen dalam memasukkan estimasi akuntansi tersebut dalam laporan keuangan. Meskipun jika estimasi akuntansi tersebut masuk akal secara individu, mengindikasikan suatu hal bias yan mungkin terjadi pada manajemen entitas merupakan kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan. 2) Melakukan penelaahan retrospektif atas pertimbangan dan asumsi manajamen yang terkait dengan estimasi akuntansi signifikan yang tercermin dalam laporan keuangan tahun lalu. c. Mengevaluasi dasar bisnis untuk transaksi signifikan yang tidak biasa 1) Bentuk transaksi yang terlihat kompleks. 2) Manajemen belum mendiskusikan sifat dan perlakuan akuntansi untuk transaksi tersebut dengan pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola entitas dan tidak terdapat pendokumentasian yang memadai. 3) Manajemen lebih menekankan pada kebutuhan perlakuan akuntansi tertentu daripada substansi ekonomi yang mendasari transaksi tersebut. 4) Transaksi yang melibatkan pihak berelasi yang tidak dikonsolidasi, termasuk entitas bertujuan khusus, belum ditelaah atau di setujui secara tepat oleh pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola entitas.

7

5) Transaksi yang melibatkan pihak berelasi yang tidak teridentifikasi sebelumnya atau pihak yang tidak memiliki substansi atau kekuatan keuangan untuk mendukung transaksi tersebut tanpa bantuan dari entitas yang sedang diaudit.

V.

Memutahirkan Proses Penilaian Risiko Jika auditor mengidentifikasi suatu kesalahan penyajian, auditor harus mengevaluasi apakah kesalahan penyajian tersebut mengindikasikan suatu kecurangan. Jika ada indikasi seperti itu, auditor harus mengevaluasi dampak kesalahan penyajian tersebut daam kaitannya dengan aspek – aspek audit lainnya, terutama terhadap keandalan representasi manajemen dengan menyadari bahawa kecurangan tidaklah mungkin merupakan suatu kejadian yang berdiri sendiri. Jika auditor mengidentifikasi bahwa adanya kesalahan penyajian baik material maupun tidak adan auditor memiliki alasan untuk mempercayai bahwa mungkin itu merupakan suatu akibat dari kecurangan dan manajemen terlibat didalamnya maka auditor harus mengevaluai ulang penilaian risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan dan dampaknys terhadap sifat, saat dan luas prosedur audit untuk merespon risiko yang talah ditentukan tersebut. Jika auditor menginformasikan bahwa atau tidak dapat menyimpulkan tentang apakah laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian secara material yang diakibatkan oleh kecurangan maka auditor harus mngevaluasi dampak terhadap audit. 1. Auditor tidak dapat melanjutkan perikatan Jika sebagai kesalahan penyajian yang diakibatkan oleh kecurangan atau dugaan kecurangan, auditor menghadapi keadaan luar biasa yang menyebabkan kemampuan auditor untuk melanjutkan pelaksaan audit dipertanyakan, maka auditor harus : a. Menentukan tanggung jawab professional dan hukum yang dapat berlaku dalam kondisi tersebut. b. Mempertimbangkan apakah sudah tepat menarik diri dari perikatan. c. Jika auditpr harus menarik diri dari perikatan auditor harus : 1) Membahas kepada pihak manajemen yang tepat. 2) Menentukan apakah ada ketentuan professional atau hukum yang harus melapor kepada pihak individu yang membuat janji audit. 2. Representasi tertulis SA 230.39 menegaskan secara rinci bahwa auditor harus memperoleh representasi tertulis dari manajemen dan jika relevan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola bahwa : 8

a. Mereka

menyatakan

tanggung

jawab

mereka

untuk

merancang,

mengimplementasikan, dan memelihara pengendalian internal untuk mencegah dan mendeteksi kecurangan. b. Mereka telah mengungkapkan kepada auditor hasil penilaian menejemen atas risiko laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan. c. Mereka telah mengungkapkan kepada auditor pengetahuan mereka mengenai kecurangan atau dugaan kecurangan yang memengaruhi entitas. d. Mereka telah mengungkapkan kepada auditor pengetahuan mereka mengenai adanya dugaan kecurangan yang berdampak terhadap laporan keuangan entitas 3. Komunikasi kepada manajemen dan pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola a. Komunikasi kepada manajemen Jika auditor telah mengidentifikasi adanya kecurangan atau telah adanya kecurangan atau telah mamperoleh informasi yang mengindikasi kemungkinan adanya kecurangan, auditor harus mengkomunikasikan dengan segera hal tersebut kepada tingkat manajemen yang tepat dengan tujuan untuk menginformasikan kepada pihak yang memiliki tanggung jawab utama untuk mencegah dan mendeteksi kecurangan tersebut. b. Komunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola Komunikasi auditor dengan pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola dapat dilakukan secara lisan dan tertulis. SA mengidentifikasi factor – factor yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam menentukan apakkah komunikasi dilakukan secara lisan atau tulisan. c. Komunikasi kepada badan pengatur dan penegak hukum Jika auditor telah mengidentifikasi atau menduga adanya suatu kecurangan, maka auditor harus menentukan apakah ada tanggung jawab auditor untuk melaporkan kejadian atau dugaan tersebut kepada pihak diluar entitas. 4. Dokumentasi SA 240 para 44 – 47 mengatur tentang dokumentasi yang harus dilakukan auditor sehubungan dengan kecurangan. a. Berkaitan dengan pemahaman auditor atas entitas dan lingkungannya. b. Berkaitan dengan respon auditor atas risiko. c. Berkaitan dengan pengkomunikasian kecurangan. 9

VI.

Area Risko Kecurangan Spesifik 1. Risiko kecurangan pendapatan dan piutang usaha Akun – akun pendapatan dan piutang usaha yang bersangkutan serta kas sangat rentan terhadap manipulasi dan pencurian. a. Pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan untuk pendapatan Ada banyak alasan mengapa pendapatan rentan terhadap manipulasi. Yang paling penting pendapatan hampir selalu merupakan akun terbesar dalam laporan laba rugi, sehingga suatu salah saji yang hanya berupa presentasi penjualan yang kecil tetap dapat berpengaruh besar terhadap laba. Alasan lain pendapatan merupakan akun yang rentan terhadapa manipulasi adalah kesulitan dalam menentukan waktu yang tepat untuk mengakui pendapatan dalam berbagai situasi. Ada 3 tipe manipulasi pendapatan yaitu : 1) Pendapat fiktif 2) Pengakuan pendapatan yang premature 3) Manipulasi penyesuaian – penyesuaian pendapatan b. Tanda peringatan untuk kecurangan pendapatan Terdapatan banyak tanda – tanda peringatan yang mengidentifikasi adanya suatu kecurangan, tetapi ada dua peringatan yang paling berguna yaitu : 1) Prosedur analitis Prosedur analitis sering kali dapat menandai kecurangan dalam pendapatan, khususnya dari presentase margin kotor dan perputaran piutang dagang. Pendapatan fiktif akan melebihkan presentasi margin laba, pengakuan pendapatan yang premature juga melebihkan margin laba kotor jika biaya penjualan yang terkait tidak diakui. 2) Ketidakcocokan dokumen Meskipun usaha terbaik telah dilakukan oleh pelaku kecurangan, transaksi-transaksi fiktif jarang memiliki tingkat keandalan bukti yang sama sebagaimana yang dihasilkan dari transaksi-transaksi yang sah. Para auditor harus mewaspadai penandaan dan perubahan yang tidak biasa dalam dokumen-dokumen dan meraka harus mengandalkan dokumen asli daripada salianan dokumen tersebut. Karena pelaku kecurangan mencoba untuk menutupi kecurangan yang ia lakukan, meski hanya satu transaksi yang

tidak

biasa

yang

ditemukan

dalam

suatu

stempel

harus

dipertimbangkan sebagai potensi indicator kecurangan yang harus diselidiki lebih lanjut. 10

c. Penggelapan penerimaan menyangkut pendapatan Meskipun penggelapan penerimaan kas jarang sematerial kecurangan pelaporan pendapatan, kecurangan semacam ini bisa sangat berarti bagi persahaan karena menimbulkan kerugian aset secara langsung. Suatu contoh tipikal penggelapan kas adalah dengan : 1) Tidak mencatat penjualan 2) Pencurian penerimaan kas setelah penjualan dicatat 3) Tanda peringatan penggelapan pendapatan dan penerimaan kas 2. Risiko kecurangan persediaan Pada banyak perusahaan, persediaan sering kali merupakan akun terbesar, dan auditor sering menghadapi masalah dalam memeriksa keberadaan dan penilaian persediaan. Akibatnya, persediaan menjadi rentan terhadap manipulasi oleh manajemen yang berkeinginan untuk mecapai suatu tujuan pelaporan tertentu. Selain itu, karena persediaan sering kali juga berbentuk barang yang siap dijual, maka perusahaan juga rentan terhadap penggelapan. a. Risiko pelaporan keuangan mengandung kecurangan untuk persediaan Standar audit mewajibkan auditor untuk memeriksa keberadaan fisik persediaan yang dalam pelaksanaannya pengujian audit dilakukan atas dasar sampel, dan tidak pada persediaan disemua lokasi. Dalam beberapa kasus yang melibatkan persediaan fiktif, auditor memberi informasi di muka kepada klien tentang lokasi persediaan yang akan diuji. Akibatnya, menjadi mudah bagi klien untuk memindahkan barang ke lokasi yang akan diuji. b. Tanda peringatan untuk kecurangan persediaan Sama dengan kecurangan yang melibatkan piutang usaha, banyak tanda peringatan potensial atau gejala menunjuk pada kecurangan persediaan. Prosedur analitis adalah salah satu teknik yag berguana untuk mendeteksi kecurangan persediaan. c. Prosedur analitis Prosedur analitis, terutama persentase laba kotor dan kecepatan perputaran (turnover) persediaan, sering membantu dalam mengungkapkan kecurangan persediaan. Persediaan fiktif akan membuat harga pokok penjualan menjadi lebih rendah, dan akibatnya membuat laba kotor menjadi lebih tinggi. persediaan fiktif juga membuat kecepatan perputaran menjadi lebih rendah.

11

3. Risiko kecurangan pembelian dan utang usaha Pelaporan kurang saji utang usaha biasanya mengakibatkan pembelian dan harga pokok penjualan menjadi lebih rendah, dan laba bersih menjadi lebih tinggi. a. Risiko pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan untuk utang usaha Perusahaan bisa saja melaporkan utang usaha lebih rendah dan melaporkan laba bersih tinggi. Hal ini bisa dicapai dengan tidak mencatat utang usaha hingga periode berikutnya atau dengan mencatat pengurangan fiktif atas utang usaha. b. Kecurangan dalam siklus pembelian dan pembayaran Kecurangan yang paling umum terjadi dalam bidang pembelian adalah si pelaku kecurangan melakukan pembayaran kepada pemasok fiktif dan menyetorkan kas ke akun fiktif. Kecurangan seperti ini bisa dicegah apabila pembayaran hanya dimungkinkan dilakukan kepada pemasok yang telah disetujui oleh perusahaan dan setelah dokumen pendukung pembelian diperiksa dengan teliti oleh petugas yang telah ditetapkan perusahaan setelah pembayaran dilakukan. 4. Area lain risiko kecurangan Meskipun sejumlah akun lebih rentan daripada akun lainnya, pada hakekatnya setiap akun bisa dimanipulasi. Berikut beberapa akun yang dengan risiko spesifik untuk terjadinya pelaporan yang mengandung kecurangan atau penyelewengan. a. Aset tetap Aset tetap sering menjadi target manipulasi, terutama pada perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki persediaan atau piutang usaha yang material. Sebagai contoh, perusahaan bisa mengkapitalisasi beban reparasi atau beban operasi lainnya sebagai aset tetap. b. Beban gaji Perusahaan bisa melaporkan persediaan dan laba bersih dengan jumlah yang lebih tinggi dengan cara menambahkan beban gaji pada persediaan. Pegawai perusahaan juga kadang-kadang digunakan untuk mengkonstruksi aset tetap.

12

Daftar Pustaka

Jusuf, Al. Haryono. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA). Yogyakarta : Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

13

Related Documents

Isi Sap 9.docx
December 2019 20
Isi
October 2019 65
Isi
November 2019 55
Isi
July 2020 29
Isi
May 2020 40
Isi
April 2020 41

More Documents from ""