BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh periode sebelumnya. Pembangunan kesehatan di Indonesia berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui melalui upaya
kesehatan
dan
pemberdayaan
masyarakat
yang
didukung
dengan
perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan. Sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak; (2) meningkatnya pengendalian penyakit; (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan; (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan, (5) terpenuhinya
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 1
kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin; (6) meningkatkan responsivitas sistem kesehatan. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional: 1) pilar paradigma sehat di lakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat; 2) penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan; 3) sementara itu jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali biaya. Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia sesuai Renstra Kementerian Kesehatan Republik Indonesia periode 2015-2019 tidak terlepas dari keberhasilan Puskesmas dalam menjalankan fugsinya. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 tahun 2014
tentang puskesmas bahwa
puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP) tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas Rawat Inap Margototo dalam menjalankan fungsinya telah melaksanakan semua upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama (esensial dan pengembangan) dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama. UKM pengembangan merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 2
inovatif dan atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia. UKM esensial meliputi pelayanan promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, KIA-KB, Gizi dan pencegahan dan pengendalian penyakit. Upaya kesehatan pengembangan yang telah dilakukan a.l pelayanan laboratorium, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Upaya Kesehatan gigi dan Mulut, Kesehatan Usia Lanjut, Pembinaan Pengobatan Tradisional, Perawatan Kesehatan Masyarakat, dan Kesehatan Reproduksi Remaja. UKP tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan, rawat inap, pelayanan gawat darurat, pelayanan satu hari (one day care), dan home care. Puskesmas Rawat Inap Margototo menerapkan sistem manajemen evidence based dalam menyusun perencanaan kegiatan sehingga semua kegiatan yang dilaksanakan dan tertuang dalam Rencana Usulan Kegiatan (RUK)merupakan hasil analisis masalah menggunakan metode ilmiah serta berlandaskan data. Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Puskesmas Rawat Inap Margototo disusun dengan menggunakan sumber data dari cakupan program tahun 2014, 2015, 2016, 2017 dan 2018. Di dalam PTP ini tercantum keadaan maupun masalah yang ada dan alternatif pemecahan masalah.
1.2
TUJUAN 1.2.1 Tujuan Umum
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 3
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) dibuat agar dapat memberi arah pada upaya-upaya kesehatan yang dilaksanakan dan menjamin serta meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat oleh Puskesmas Rawat Inap Margototo, sehingga dapat terwujud visi Tercapainya Kecamatan Metro Kibang Sehat Menuju Terwujudnya Indonesia Sehat. 1.2.2 Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran umum wilayah Puskesmas Rawat Inap Margototo pada tahun 2018. b. Mengetahui analisa situasi UKM dan UKP di Puskesmas Rawat Inap Margototo pada tahun 2018. c. Mengetahui masalah kesehatan UKM dan UKP di Puskesmas Rawat Inap Margototo pada tahun 2018. d. Mengetahui prioritas masalah kesehatan UKM dan UKP di Puskesmas Rawat Inap Margototo tahun 2018. e. Mengetahui penyebab masalah UKM dan UKP di Puskesmas Rawat Inap Margototo tahun 2018. f. Membuat alternative pemecahan masalah UKM dan UKP Puskesmas Rawat Inap Margototo tahun 2017. g. Membuat RUK untuk perencanaan kegiatan UKM dan UKP Puskesmas Rawat Inap Margototo pada tahun 2018.
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 4
BAB II ANALISA SITUASI
Dalam penentuan rencana kegiatan yang baik untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat diperlukan suatu langkah yang disebut dengan Diagnosa Masyarakat atau Community Diagnosis. Hal ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data umum dan data khusus yang mendukung pelayanan kesehatan.
2.1
Analisa Situasi Umum 2.1.1 Geografis Kecamatan Metro Kibang memiliki luas wilayah 76,778km2, +1,44% dari luas wilayah Kabupaten Lampung Timur (5.325,03 km2). Kecamatan Metro Kibang terdiri dari 7 Desa, yaitu Desa Margototo, Kibang, Margajaya, Purbosembodo, Sumber Agung, Margosari dan Jaya Asri. Kecamatan Metro Kibang sebagai bagian dari Kabupaten Lampung Timur, mempunyai batas-batas antara lain : a.
Utara berbatasan dengan
: Kecamatan Metro Selatan/Kota Metro
b.
Selatan Berbatasan dengan : Kecamatan Natar/Kab Lampung Selatan
c.
Barat berbatasan dengan
: Kecamatan Natar/Kab Lampung Selatan
d.
Timur berbatasan dengan
: Kecamatan Batang hari/Kab Lampung
Timur PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 5
Gambar 1 e. Gambaran Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo
f.
Sumber : Kecamatan Metro Kibang, 2018
Kecamatan Metro Kibang merupakan daerah dataran tinggi yaitu berada pada ketinggian rata-rata 400 m diatas permukaan laut, dengan keadaan tanah sebagian berpasir dan tanah merah. Tabel 1 Luas Wilayah Kerja, Jarak Tempuh dan Waktu Tempuh dari Desa ke Puskesmas Rawat Inap Margototo Tahun 2018
NO NAMA DESA
LUAS WILAYAH
JARAK DESA KE PUSKESMAS
WAKTU TEMPUH
1.
Margototo
11,445 Km2
3 Km
8 menit
2.
Kibang
24,448Km2
3 Km
10 menit
3.
Margajaya
6,440 Km2
5 Km
20 menit
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 6
4.
Sumber Agung
12,335 Km2
6 Km
25 menit
5.
Purbosembodo
6,331Km2
3 Km
10 menit
6.
Margosari
10,438Km2
5 Km
20 menit
7.
Jaya Asri
5,341 Km2
7 Km
30 menit
Puskesmas
76,778 Km2
Sumber : Kec. Metro Kibang, 2018
Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa jarak terjauh dari desa ke Puskesmas Rawat Inap Margototo adalah Desa Jaya Asri dengan waktu tempuh 30 menit dan terdekat adalah Desa Margototo dengan waktu tempuh 8 menit. Sebagian besar wilayah dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat. Tabel 2 Jumlah Desa, Dusun/RT/RW Puskesmas Rawat Inap Margototo Tahun 2018
NO
JUMLAH
DESA
DUSUN
RT
RW
1
Margototo
10
33
15
2
Kibang
10
30
15
3
Margajaya
6
20
8
4
Sumber Agung
5
17
9
5
Purbosembodo
4
16
4
6
Margosari
5
15
10
7
Jaya Asri
5
10
5
45
141
66
Puskesmas Sumber : Kec. Metro Kibang, 2018
Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa 7 desa yang ada, terdiri atas 45 dusun, 141 RT dan 66 RW. Jumlah dusun terbanyak ada di Desa Margototo dan Kibang sebanyak 10 dusun, sedangkan jumlah dusun terkecil ada di Desa Purbosembodo sebanyak 4 dusun.
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 7
2.1.3 Topografi Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo tahun 2018 adalah 23.811 jiwa, dengan rata-rata pertumbuhan penduduk 2,34 % pertahun. (Data BPS Lampung Timur) Berikut ini adalah data distribusi penduduk Kecamatan Metro Kibang menurut kelompok : Tabel 3 Distribusi Penduduk Menurut Persebaran di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo Tahun 2018
JUMLAH NO
DESA
KK
RATA-RATA
KEPADATAN
JUMLAH
RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK/ TANGGA
TANGGA
Km2
PENDUDUK
1. Margototo
1945
1847
3.61
582.35
6665
2. Kibang
1087
1012
4.38
181.20
4430
3. Margajaya
1029
957
3.89
577.95
3722
4. Sumber Agung
676
621
3.52
177.38
2188
5. Purbosembodo
668
643
3.53
358.71
2271
6. Margosari
666
609
3.52
205.40
2144
7. Jaya Asri
717
658
3.63
447.67
2391
6788
6347
3.75
310
23811
JUMLAH
Sumber : Kecamatan Metro Kibang, 2018
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 8
2.1.4 Data Peran Serta Masyarakat Kader yang telah terbentuk disetiap desa adalah terdiri atas kader poskesdes, posyandu, usila, PHBS, TB paru, Kesling dan gizi, dengan demikian maka masih diperlukan pembentukan kader kesehatan jiwa, kader kesehatan remaja, dan penambahan dokter kecil. Banyaknya jumlah kader dan tokoh masyarakat serta dukun bayi yang kesemuanya telah bermitra dengan tenaga kesehatan diharapkan dapat berperan aktif sebagai penggerak masyarakat dalam meningkatkan upaya kesehatan berbasis masyarkat (UKBM) yang salah satunya adalah posyandu. Dalam upaya peningkatan peran serta masyarakat ini perlu koordinasi lintas program dan lintas sektor melalui upaya aktifasi forum masyarakat desa. Peningkatan strata posyandu serta upaya-upaya UKMB lainnya diharapkan meningkat pada tahun-tahun berikutnya karena tingginya peran serta masyarakat. Tabel 4 Data Peran Serta Masyarakat Puskesmas Margototo Tahun 2018
Peran Serta Masyarakat No
Desa
Posyandu
Kader
Dukun bayi
Toma
1
Margototo
10
45
1
3
2
Kibang
5
25
2
3
3
Margajaya
6
30
1
3
4
Purbosembodo
3
15
1
3
5
Sumber Agung
4
20
2
3
6
Margosari
3
15
2
3
7
Jaya Asri
3
15
0
3
Ket
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 9
Puskesmas
33
165
9
21
Sumber : Unit Promkes Puskesmas Margototo, 2018
2.1.4 Data Penduduk dan Sasaran Program a. Data Penduduk Kecamatan Metro Kibang mempunyai persebaran penduduk yang tidak merata secara geografis. Hal ini disebabkan karena aspek kultural, ekologis serta dukungan kualitas dan kuantitas infrastruktur. Persebaran penduduk Kecamatan Metro Kibang berorientasi pada potensi pertanian. Jumlah penduduk Kecamatan Metro Kibang pada tahun 2018 berjumlah 23.811 jiwa (BPS Lampung Timur, 2018). Perkembangan jumlah penduduk Kecamatan Metro Kibang dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 dapat dilihat pada grafik berikut ini : Grafik 1 Perkembangan Jumlah Penduduk Kecamatan Metro Kibang Tahun 2014 s.d 2018
23811
24000
Jumlah Penduduk
23500 23000
23092
23088
2016
2017
22720
22500 22000
21993
21500 21000 2014
2015
2018
Tahun Sumber : BPS Kabupaten Lampung Timur 2018
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 10
Kepadatan penduduk di Kecamatan Metro Kibang sebesar 2530,67 jiwa/km2, dengan kepadatan tertinggi di Desa Margototo sebesar 582,35 jiwa/km2 dan terendah di Desa Purbosembodo sebesar 177,38 jiwa/km2. Tabel 5 Data Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo Tahun 2018
KELOMPOK NO
UMUR (TAHUN)
JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
1
0–4
1050
1017
2067
2
5–9
1,034
1,000
2034
3
10 – 14
1,149
1,095
2244
4
15 – 19
1,233
926
2159
5
20 – 24
980
824
1804
6
25 – 29
950
874
1824
7
30 – 34
907
958
1865
8
35 – 39
963
1004
1967
9
40 – 44
799
989
1788
10
45 – 49
836
881
1717
11
50 – 54
614
628
1242
12
55 – 59
578
492
1070
13
60 – 64
390
402
792
14
65 - 69
329
306
635
15
70 – 74
199
215
414
16
75+
92
97
189
JUMLAH
12.103
11.708
23.811
Sumber : Kec. Metro Kibang, 2018
Data penduduk di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo pada tahun 2018 berdasarkan kelompok umur sebagaimana tampak pada tabel 4 di atas, terlihat bahwa jumlah penduduk usia muda yang mendominasi dan seterusnya hingga usia lanjut yang menggambarkan piramida berdiri. PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 11
Mayoritas penduduk Kecamatan Metro Kibang bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 81,48%, pedagang 6,79%, buruh 4,93%, PNS 3,83% dan sebagai wiraswasta sebanyak 3,27%. Tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Metro Kibang pada tahun 2018 dapat dilihat pada Grafik berikut ini : Grafik 2 Tingkat Pendidikan Penduduk Kecamatan Metro Kibang Tahun 2018 37.73%
40.00% 35.00%
30.77%
Persentase
30.00% 25.00%
20.29%
20.00%
15.00% 10.00%
6.46%
5.00%
1.26% 1.22% 1.25% 1.02%
0%
0.00%
Tingkat Pendidiksn Sumber : Kantor Kecamatan Metro Kibang, 2018
Berdasarkan grafik di atas, diketahui bahwa tingkat pendidikan penduduk terbanyak adalah SMP/MTs, yaitu sebanyak 37,73%, sedangkan tingkat pendidikan penduduk paling sedikit adalah S2/S3
(0%). Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat di Kecamatan Metro Kibang
masih
rendah.
Rendahnya
pendidikan
masyarakat
akan
berpengaruh pada rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap program kesehatan dan akan berdampak pada rendahnya tingkat prilaku hidup bersih dan sehat, sehingga dapat berpengaruh pada derajat kesehatan masyarakat yang rendah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 12
diperlukan perhatian yang intensif dalam hal pendidikan dan penyuluhan kesehatan.
b. Sasaran Program Data sasaran program Puskesmas Rawat Inap Margototo pada tahun 2018 seperti terdapat pada tabel di berikut ini :
2.1.5 Data Sekolah
Tabel 6 Data Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo Tahun 2018
No
Desa
Sarana Pendidikan PAUD
TK
SD/MI
SMP SMA/MA Ponpes
1
Margototo
5
5
6
2
0
1
2
Kibang
1
1
4
0
1
1
3
Margajaya
1
1
3
1
0
2
4
Purbosembodo
1
1
1
0
0
1
5
Sumber Agung
0
1
2
0
0
0
6
Margosari
1
1
1
0
0
1
7
Jaya Asri
1
2
2
0
1
0
Puskesmas
10
12
19
3
2
5
Sumber : Unit UKS Puskesmas Rawat Inap Margototo, 2018
Berdasarkan tabel 5 di atas, diketahui bahwa jumlah sarana pendidikan yang ada di Puskesmas Rawat Inap Margototo pada tahun 2018 cukup banyak mulai dari PAUD sampai dengan SMA. Banyaknya jumlah sarana pendidikan ini membutuhkan peningkatan jumlah/frekuensi penyuluhan kesehatan seperti PHBS dan kesehatan reproduksi, agar setiap sekolah mendapatkan jadwal penyuluhan/pembinaan.
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 13
2.2
Analisa Derajat Kesehatan Derajat Kesehatan sebagai pencerminan kesehatan perorangan, kelompok maupun masyarakat merupakan salah satu indikator kesejahteraan umum. Indikator tersebut meliputiUmur Harapan Hidup, Angka Kematian (Mortalitas), Angka Kesakitan (Morbiditas) dan Status Gizi Masyarakat. Gambaran derajat kesehatan diwilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo adalah sebagai berikut : 2.2.1 Umur Harapan Hidup (UHH) Umur Harapan Hidup di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo sama dengan Umur Harapan Hidup di Kabupaten Lampung Timur yaitu 69,4 tahun (BPS). Dibandingkan dengan UHH Propinsi Lampung sebesar 72 tahun dan UHH Nasional sebesar 67,8 tahun, tampak bahwa UHH di Kabupaten Lampung Timur telah cukup tinggi.
2.2.2 Angka Kematian (Mortalitas) Status kesehatan masyarakat di suatu wilayah dapat ditinjau dari dua tolok ukur yaitu dari Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). AKI juga merupakan barometer kualitas pelayanan kesehatan di suatu negara. a. Angka Kematian Bayi Angka Kematian Bayi adalah jumlah bayi 0-11 bulan yang meninggal yang dinyatakan dalam 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Angka Kematian bayi di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo hanya dapat digambarkan oleh jumlah kematian bayi per jumlah kelahiran hidup
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 14
karena, dalam lingkungan kecamatan kemungkinan 1000 kelahiran sangat kecil. Data jumlah kematian di wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo Kecamatan Metro Kibang tahun 2018 dapat dilihat pada grafik berikut ini : Grafik 33.1 b. Grafik Jumlah Kematian Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo Tahun 2018 c.
Jumlah Kematian Bayi
2.5 2 2 1.5 1
1
1
1 0.5 0
0
0
0
Desa
Sumber : Laporan Kesga Puskesmas Rawat Inap Margototo, 2018
Berdasarkan grafik di atas, diketahui bahwa jumlah total kematian bayi sebanyak 5 kasus, 2 kasus bayi lahir mati dengan rincian 1 kasus IUFD di desa Margajaya dan 1 kasus IUFD di Desa Purbosembodo, 1 kasus kematian neonatal di Desa Margototo (dengan kelainan congenital), dan 2 kasus kematian bayi masing-masing di desa Margajaya (dengan diare) dan Sumber Agung (dengan kelainan congenital). Sedangkan jumlah kelahiran hidup di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo sebanyak 379, maka dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2018 di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo, dari 379 PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 15
kelahiran terdapat sebanyak 1,3% kematian bayi. Angka ini lebih rendah dibandingkan kematian bayi tahun 2017 (2,5%). Trend atau kecenderungan kematian bayi di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo dari tahun 2014 sampai tahun 2018 dapat dilihat pada grafik sebagai berikut : Grafik 4 d. Trend Kematian Bayi die.Wilayah Kerja Tahun 2014Puskesmas – 2018 Rawat Inap Margototo f. 2014-2018 Tahun 12 10
10
8 6 5 4
4 3
2
2
0 2014
2015
2016
2017
2018
Angka Kematian Bayi
Sumber : Laporan Kesga Puskesmas Rawat Inap Margototo, 2018
Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa jumlah kematian bayi menunjukkan kecenderungan menurun dari tahun 2014-2016, tetapi meningkat pesat di tahun 2017 dan menurun kembali pada tahun 2018. Hal ini menandakan bahwa upaya kesehatan dalam rangka menurunkan angka kematian bayi mulai dari konseling pra nikah sampai pada pelayanan kehamilan, penjaringan ibu hamil dengan resiko, penanganan komplikasi pada kasus kebidanan dan neonatus sudah dijalankan
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 16
walaupun belum bisa mencapai target yang diharapkan yakni tidak ada lagi kematian bayi di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo.
b. Angka Kematian Anak Balita Angka kematian anak balita adalah kematian anak umur 12-59 bulan yang meninggal dalam kurun waktu dan wilayah tertentu per 1000 kelahiran hidup. Pada tahun 2018 tidak ada kasus kematian balita di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo, hal ini bisa membuktikan jika pelayanan kesehatan pada Anak Balita sudah cukup baik walaupun belum memenuhi target SPM 2018.
c. Angka Kematian Ibu Kematian ibu adalah kematian yang terjadi pada ibu karena peristiwa kehamilan, persalinan dan masa nifas. Kasus kematian ibu tahun 20142018 di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Grafik 5 Angka Kematian Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo d. Tahun 2014-2018
Jumlah Kematian Ibu
1.2
1
1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 2013 -0.2
2014
0
0
0
0
2015
2016
2017
2018
2019
Tahun
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 17
Sumber : Laporan Ko. Unit KIA Puskesmas Rawat Inap Margototo, 2018
Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2018 tidak terdapat kematian ibu, tetapi di tahun 2014 terdapat satu kematian ibu hamil yaitu di desa Margototo. Penyebab kematian ibu hamil tersebut karena hiperemesis.
2.2.3 Angka Kesakitan (Morbiditas) Morbiditas adalah angka kesakitan baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat. Penilaian morbiditas meliputi pola penyakit rawat jalan dan pola penyakit rawat inap. a. Angka Kesakitan Umum Gambaran angka kesakitan umum penduduk di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo berdasarkan laporan pada tahun 2018 dapat dilihat pada tabel sepuluh besar penyakit terbanyak di bawah ini : Tabel 7 Pola 10 Besar Penyakit Pada Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas Rawat Inap Margototo Tahun 2018
No
Nama Penyakit
1 Influenza
Penyakit J 11.8
2 Batuk 3
Kode
Dispepsia ( Gangguan
L
P
Total
%
2,751 1,094 3,845 14.36%
R05
1,802
611
2,413
9.01%
K30
1,552
846
2,398
8.96%
K 29.7 1,425
559
1,984
7.41%
fungsi lambung )
4 Gastritis
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 18
5 Hypertensi
1,061
644
1,705
6.37%
6 Mialgia
M79.1 1,185
457
1,642
6.13%
7 Febris/Demam
R50.9
1,320
318
1,638
6.12%
J 00
1,147
339
1,486
5.55%
E11
824
280
1,104
4.12%
G44
571
356
927
3.46%
8
I 10
Nasopharingitis akut (Commond Cold) Diabetes Melitus Tidak
9 Tergantung Insulin (NIDDM) 10 Cephalgia
Sumber : SP2TP Puskesmas Rawat Inap Margototo Tahun 2018
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Influenza (kode penyakit J11.8) merupakan penyakit terbanyak yang diderita masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo yaitu sebanyak 3845 kasus (14,36%), disusul penyakit Batuk (kode penyakit R05) sebanyak 2413 kasus (9,01%). Kedua penyakit tersebut merupakan Penyakit Saluran Pernafasan Atas, yang banyak diderita oleh masyarakat Indonesia, hal ini disebabkan karena penyakit saluran pernafasan atas yang disebabkan oleh virus sangat mudah sekali penyebarannya terutama di negara Indonesia yang beriklim tropis. Selain itu juga disebabkan karena kualitas lingkungan yang masih rendah seperti banyaknya polusi udara, serta pola hidup bersih dan sehat yang masih kurang.
b. Angka Kesakitan Potensial Beberapa penyakit yang potensial menimbulkan KLB serta penyakitpenyakit yang berdampak luas pada kesehatan masyarakat di Puskesmas Rawat Inap Margototo antara lain : PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 19
1. TB Paru Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil TB. Bersama dengan Malaria dan HIV/AIDS, TB menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs. Indikator dalam penilaian penyakit TB adalah Angka Notifikasi kasus TB atau Case Notification Rate (CNR) yaitu angka yang menunjukkan jumlah pasien TB semua tipe yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk pada satu periode di suatu wilayah tertentu. CNR TB Puskesmas Rawat Inap Margototo pada tahun 2018 sebesar 68%. Angka ini masih dibawah target nasional yaitu 85%. Indikator lain yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case Detection Rate (CDR), yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut. Kementerian Kesehatan menetapkan target CDR minimal pada tahun 2018 sebesar 70%. Pencapaian CDR pada tahun 2018 sebesar 68% (21 penderita). Angka ini belum memenuhi target minimal yang telah ditetapkan. Cakupan kasus TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo pada tahun 2014-2018 dapat dilihat pada grafik berikut ini :
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 20
Grafik 6 Kasus TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo Tahun 2014-2018 35
32
30
27
25 25
Jumlah Kasus
20 20 15 10 5 0 0 2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
Tahun
Sumber : Unit P2 Puskesmas Rawat Inap Margototo, 2018
Jumlah kasus TB Paru dari tahun 2014 sampai tahun 2018 cenderung fluktuatif dan pada tahun 2015 menunjukkan peningkatan kasus yang signifikan. Masih terdapatnya penderita TB Paru ini dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya penyakit TB Paru merupakan penyakit menular yang sangat mudah menjangkiti masyarakat apabila taraf kesehatan pribadi dan ketahanan tubuhnya menurun, ketidakpatuhan penderita dalam pengobatan serta masih kurangnya pengetahuan masyarakat akan penyakit TB Paru seperti penyebaran dan bahayanya. Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit TB Paru terus dilakukan untuk mencapai angka kesembuhan >85% dari semua penderita baru BTA positif yang ditemukan serta tercapainya cakupan penemuan penderita baru BTA positif 90% dari perkiraan semua penderita baru BTA positif.
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 21
Dari total 27 kasus TB paru pada tahun 2018, terdapat 21 kasus TB Paru BTA positif. Jika dilihat persentase (%) BTA positif terhadap suspek adalah sebesar 8,2%, hal ini menunjukkan masih rendahnya penemuan kasus BTA positif. Cakupan angka kesembuhan mencapai 86%. Masih rendahnya penemuan kasus BTA positif ini disebabkan karena masih kurangnya sosialisasi penyakit TB Paru kepada masyarakat, kurang maksimalnya penjaringan, penemuan kasus masih bersifat pasif, kerjasama lintas program masih kurang
serta belum
dilakukannya jejaring external dengan pelayanan praktek swasta.
2. Pneumonia Balita Pneumonia disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur.Pneumonia juga dapat terjadi akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah anakanak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi). Program Pemberantasan Penyakit ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu Pneumonia dan yang bukan Pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat beratnya penyakit yaitu Pneumonia berat dan Pneumonia tidak berat.Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan Pneumonia.Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 22
napas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan pada balita.Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat antibiotik.Program pengendalian ISPA menetapkan
bahwa
semua
kasus
yang
ditemukan
harus
ditatalaksanakan sesuai standar, dengan demikian angka penemuan kasus pneumonia juga menggambarkan penatalaksanaan kasus ISPA. Cakupan kasus pneumonia Balita ditangani di Puskesmas Rawat Inap Margototo dari tahun ke tahun terus mengalami fluktuasi, akan tetapi angka tersebut masih berada dibawah target Lampung Timur yaitu 12% dan IR Nasional yaitu 4,2/1000. Berikut adalah data cakupan kasus pneumonia balita yang ditangani di Puskesmas Rawat Inap Margototo tahun 2014-2018 : Grafik 7 Penemuan Kasus Pneumonia di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo Tahun 2014-2018 55
Jumlah Kasus Penemuan Pneumonia
60 50 40 30 20 10
5
5 0
0 2013 -10
2014
2015
2016
2017
5 2018
Tahun
Sumber : Unit P2 Puskesmas Rawat Inap Margototo, 2018
Pada grafik di atas, terlihat bahwa kasus pneumonia dari tahun 2014 sampai tahun 2018 cenderung fluktuatif, sempat meningkat hingga 55 PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 23
kasus pada tahun 2015 yang kemudian turun kembali 5 kasus di tahun 2016, menunjukkan penurunan yaitu dari 16 menjadi 1 kasus, tetapi meningkat pada tahun 2014 menjadi 5 kasus dan menjadi 55 kasus pada tahun 2015, kemudian turun menjadi 5 kasus pada tahun 2018. Semua kasus pneumonia balita yang ada tersebut 100% diberikan tatalaksana sesuai standar pelayanan pneumonia di Puskesmas Rawat Inap Margototo. Jika dilihat dari cakupan penemuan kasus Pneumonia Balita di Puskesmas Rawat Inap Margototo tahun 2018, angka ini masih dibawah target (2.272 jumlah perkiraan penderita). Masih rendahnya penemuan kasus pneumonia disebabkan oleh belum terlaksananya tatalaksana kasus ISPA dengan benar sehingga banyak kasus pneumonia yang datang ke puskesmas tidak terjaring atau pasien ISPA yang datang ke puskesmas tidak dilakukan penghitungan nafas. Sementara itu kasus yang dilaporkan masih terbatas pada kasus yang berkunjung ke puskesmas, puskesmas pembantu dan poskesdes, sedangkan kasus pneumonia yang terjaring di sarana pelayanan swasta belum dilaporkan. Disamping itu penemuan pneumonia secara aktif melalui kegiatan care seeking jarang atau tidak dilakukan. Untuk meningkatkan cakupan kasus pneumonia balita perlu adanya perbaikan sistem pelaporan untuk menjaring data baik dari puskesmas, puskesmas pembantu, poskesdes maupun pelayanan swasta, melakukan penemuan secara aktif melalui care seeking dan peningkatan kualitas pelayanan di puskesmas atau pustu sesuai dengan SOP. PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 24
3. Diare Penyakit Diare merupakan salah satu penyakit yang masuk dalam 10 besar penyakit di Puskesmas Rawat Inap Margototo. Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar.Seseorang dikatakan menderita Diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam. Jumlah kasus diare yang terjadi dan ditangani di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo dapat dilihat pada grafik 10, berikut ini : Grafik 8 Jumlah Kasus Diare Yang Terjadi Dan Ditangani Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo Tahun 2018 140
129
Jumlah Kasus
120 100
80 60 40 20
44 22
16
17
15
5
0
Desa Sumber : Unit P2 Puskesmas Rawat Inap Margototo, 2018
Dari grafik di atas, dapat diketahui bahwa pada tahun 2018 jumlah kasus diare yang terjadi dan ditangani sebanyak 248, dengan kasus paling banyak terdapat di Desa Margototo (129 kasus), disusul desa PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 25
Kibang (44 kasus), dan paling sedikit terdapat di Desa Jaya asri (5 kasus). Sedangkan berdasarkan trend atau perkembangannya jumlah temuan kasus diare di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo dari tahun 2014-2018 cenderung naik turun atau fluktuatif. Pada tahun 2014 sempat naik menjadi 425 kasus, tahun 2015 turun menjadi 326, tahun 2016 naik kembali menjadi 347 kasus, tahun 2017 turun menjadi kasus dan naik menjadi 248 kasus pada tahun 2018. Masih banyaknya kasus diare antara lain disebabkan karena dipengaruhi oleh cuaca yang pada tahun 2018 cenderung bermusim kemarau sehingga jumlah air bersih berkurang. Trend atau perkembangan kasus diare dapat dilihat pada grafik 12 sebagai berikut : Grafik 9 Trend Temuan Kasus Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo Tahun 2014-2018
450
425
400
326
350
347
Jumlah Kasus Diare
300
248
250 200 150 100 50 0 2013
0 2014
2015
2016
2017
2018
2019
Tahun Sumber : Unit P2 Puskesmas Rawat Inap Margototo, 2018
Target penemuan kasus adalah 3% dari jumlah penduduk, 80% dari yang ditemukan tersebut harus ditangani. Puskesmas Rawat Inap PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 26
Margototo pada tahun 2018 hanya mampu menangani 50.07%. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh sistem pencatatan dan pelaporan yang belum rapi, serta penderita diare banyak yang berkunjung ke pelayanan kesehatan swasta yang tidak terlaporkan sebagai data kunjungan puskesmas. Untuk itu diperlukan sistem jemput data ke pelayanan kesehatan swasta.
4. Kusta Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae.Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat
menyebabkan
Kusta
menjadi
progresif,
menyebabkan
kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak, dan mata. Diagnosis kusta dapat ditegakkan dengan adanya kondisi sebagai berikut : a) Kelainan pada kulit (bercak) putih atau kemerahan disertai mati rasa; b) penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf berupa mati rasa dan kelemahan/kelumpuhan otot; c) Adanya kuman tahan asam di dalam kerokan jaringan kulit (BTA Positif). Pengendalian penyakit kusta bertujuan untuk mendeteksi kasus sedini mungkin dan upaya pengobatan dengan MDT (Multi Drug Treatment) secara lengkap. Upaya ini diharapkan dapat menurunkan prevalensi kusta dan mengurangi risiko penularan kusta di masyarakat yang akan berdampak pada penurunan angka kasus baru terdeteksi dalam jangka panjang.
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 27
Di tahun 2018 tidak ditemukan kasus baru penderita kusta. Kasus yang ditemukan di tahun 2017, telah selesai masa pengobatannya dan sembuh. Menurut trend atau perkembangan penyakit kusta baru dari tahun 2014 sampai tahun 2018 dapat dilihat pada grafik sebagai berikut : Grafik 10 Penemuan Penyakit Kusta Baru di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo Tahun 2014-2018 1.2
1
1
Jumlah Kasus
0.8 0.6 0.4 0.2
0 2013 -0.2
0
0
0
2014
2015
2016
0 2017
2018
2019
Tahun Sumber : Unit P2 Puskesmas Rawat Inap Margototo, 2018
Grafik di atas menunjukkan bahwa di tahun 2017 terdapat 1 kasus kusta sedangkan di tahun 2014, 2015, 2016, dan 2018 tidak terdapat kasus baru penyakit kusta
5. Rabies (GHTR) Tujuan
dari
program
pengendalian
penyakit
rabies
adalah
meningkatkan pemahaman, kemampuan dan peran serta masyarakat, terwujudnya
kemitraan
sektor
terkait
serta
terselenggaranya
pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau pada manusia dan hewan sehingga tercapai Indonesia bebas Rabies. Sepanjang tahun PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 28
2014-2018 belum ditemukan kasus GHTR (Gigitan Hewan Tersangka Rabies) di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo.
6. Demam Berdarah Dengue (DBD) Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty. Penyakit ini sebagian besar menyerang anak berumur < 15 tahun, namun dapat juga menyerang orang dewasa. Kasus demam berdarah di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo tahun 2014 sampai tahun 2018 dapat dilihat pada grafik 8 berikut ini : Grafik 11 Kasus Demam Berdarah di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo Tahun 2014-2018 4.5
4
Jumlah Kasus DBD
4 3.5 3 2.5
2
2 1.5
1
1 0.5 0 2013
0 2014
2015
2016 2017 Tahun Sumber : Unit P2 Puskesmas Rawat Inap Margototo, 2018
0 2018
2019
Pada grafik 8 di atas, dapat dilihat bahwa kasus demam berdarah di wilayah Puskesmas Rawat Inap Margototo pada tahun 2014-2018 menunjukkan keadaan yang fluktuatif tetapi cenderung menurun, pada tahun 2014 ditemukan 4 kasus, tahun 2015 2 kasus, 0 kasus pada tahun 2016, 1 kasus pada tahun 2017, dan 0 kasus pada tahun 2018. PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 29
Walaupun tidak ditemukannya kasus DBD pada tahun 2018, tetap perlu kewaspadaan karena wilayah Margototo berbatasan dengan daerah endemis yaitu Kota Metro, mobilitas penduduk yang sangat tinggi serta faktor prilaku masyarakat yang kurang didalam gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan 3M+ (menguras, menutup dan mendaur ulang). Upaya pemberantasan demam berdarah yang dilakukan oleh Puskesmas Rawat Inap Margototo pada tahun 2018 adalah dengan terdiri dari 4 hal yaitu: 1) peningkatan kegiatan surveilans penyakit dan surveilans vector (penyelidikan epidemiologi); 2) diagnosis dini dan pengobatan dini; 3) Penyuluhan kesehatan; dan 4) peningkatan upaya
pemberantasan
vektor
penular
penyakit
DBD.
Upaya
pemberantasan vektor ini adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan pemeriksaan jentik. PSN-3M menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat dalam mencegah DBD. Penyuluhan DBD pada masyarakat di setiap desa dan Refresing kader DBD juga menjadi salah satu kegiatan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penyakit DBD. Oleh karena itu pendekatan pemberantasan DBD yang berwawasan kepedulian masyarakat merupakan salah satu alternatif pendekatan baru.
7. Penyakit Menular Seksual dan HIV-AIDS HIV/AIDS disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virusyang menyerang sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 30
penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Penyakit ini ditularkan melalui cairan tubuh penderita yang terjadi melalui proses hubungan seksual, transfusi darah, penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi secara bergantian, dan penularan dari ibu ke anak dalam kandungan melalui plasenta dan kegiatan menyusui. Program
pengendalian
penyakit
HIV-AIDS
bertujuan
untuk
mengendalikan penyebaran dan menurunkan jumlah kasus baru HIVAIDS. Di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo, sepanjang tahun 2014-2016 belum ditemukan kasus HIV-AIDS. Pada tahun 2017 ditemukan 3 kasus AIDS dan 1 kasus meninggal di tahun 2017, kemudian di tahun 2018 ditemukan lagi 1 kasus HIV. Kasus HIV-AIDS di Indonesia masih merupakan fenomena gunung es sehingga jumlah kasus yang ditemukan di Indonesia belum menunjukkan jumlah kasus yang sebenarnya. Grafik 12 Perkembangan Penyakit HIV di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo Tahun 2014-2018 3.5
3
3
Jumlah Kasus
2.5 2
1.5
1
1 0.5 0 2013 -0.5
0
0
0
2014
2015
2016
2017
2018
2019
Tahun
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 31
Sumber : Unit P2 Puskesmas Rawat Inap Margototo, 2018
Pada tahun 2018, di Puskesmas Margototo tidak ditemukan kasus PMS, dan dan ditemukan 1 kasus AIDS (telah meninggal). Upaya-upaya penemuan penderita HIV-AIDS terus dilakukan dengan melakukan deteksi dini resiko tinggi PMS dan HIV-AIDS. Upaya pencegahan terhadap PMS dan HIV-AIDS dilakukan dengan memberikan penyuluhan ABAT (aku Bangga Aku Tahu) disekolahsekolah SMA dan penyuluhan kesehatan reproduksi pada remaja disekolah diharapkan dapat menekan terjadinya kasus HIV AIDS dan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan HIVAIDS.Jemput data ke pelayanan kesehatan swasta diharapkan dapat menemukan kasus PMS karena biasanya para penderita PMS malu untuk datang berobat ke puskesmas.
8. Malaria Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendaliannya
menjadi
komitmen
global
dalam
Millenium
Development Goals (MDGs). Malaria disebabkan oleh hewan bersel satu (protozoa) Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles.Wilayah endemis malaria pada umumnya adalah desa-desa terpencil dengan kondisi lingkungan yang tidak baik, sarana transportasi dan komunikasi yang sulit, akses pelayanan kesehatan kurang, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat yang PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 32
rendah, serta buruknya perilaku masyarakat terhadap kebiasaan hidup sehat. Perkembangan kasus malaria klinis di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo tahun 2014-2018 dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik 13 Malaria Klinis Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo Tahun 2014-2018 2.5 2 2 1.5 1
1
1 0.5 0 0 2013
2014
2015
0 2016
2017
2018
2019
Sumber : Laporan Unit P2M Puskesmas Rawat Inap MargototoTahun 2018
Pada grafik di atas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2014 terdapat 1 kasus, tahun 2015 tidak terdapat kasus malaria, tetapi di tahun 2016 dan tahun 2016 di temukan 2 kasus malaria positif. Kasus malaria tersebut terdapat di desa Margototo, hal ini kemungkinan disebabkan karena penderita melakukan perjalanan ke daerah endemis malaria bukan di dapat di desa Margototo.
Dengan ditemukannya kasus
malaria maka pengendalian penyakit malaria mutlak dilakukan sehingga tidak terjadi penularan dan peningkatan penyakit malaria.
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 33
c. Status Gizi Masyarakat Salah satu upaya meningkatkan sumber daya manusia adalah melalui peningkatan status gizi terutama pada balita. Keadaan status gizi pada balita sangat berpengaruh terhadap kecerdasan dan pertumbuhan selanjutnya. Kecukupan gizi yang baik menghasilkan kualitas, produktifitas manusia yang baik pula. Masalah gizi saat ini adalah KEP (kurang energi protein), kekurangan Vit A, Gondok dan Anemi zat besi. 1. Pemantauan Status Gizi Balita Pemantauan status gizi balita dilakukan untuk mendeteksi
dan
menemukan kelainan atau gangguan gizi pada balita (BGM dan gizi kurang) secara dini, sehingga dapat segera dilakukan penanganan secara dini. Hal ini, diharapkan dapat mencegah kejadian kasus gizi buruk pada balita.Kabupaten menargetkan jumlah maksimal kasus BGM yaitu <15% balita. Sistem rujukan terhadap balita 2T dari posyandu ke puskesmas, klinik konsultasi gizi diharapkan terus berjalan agar kasus BGM cepat ditangani. Kasus BGM yang ada tidak berkembang menjadi kasus gizi buruk. Puskesmas Rawat Inap Margototo, telah memiliki tenaga yang terlatih menangani kasus gizi buruk dan menyiapkan sarana dan prasarana penanganan gizi buruk di puskesmas. Untuk mengetahui pertumbuhan balita dilakukan penimbangan balita setiap bulannya, sehingga menjadi dasar dalam menentukan status.
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 34
gizi balita. Data distribusi penimbangan balita pada tahun 2018 dapat dilihat pada grafik berikut ini : Grafik 14 Distribusi Penimbangan Ballita (D/S), Balita Dengan Berat Badan Naik (N/D) dan Balita BGM di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo Tahun 2018
Cakupan (%)
D/S
N/D
Balita BGM
91.89 90.91 100 90 78.78 72.75 80 67.33 62.94 70 58.9 52.8 51 60 51 47.8 46 47.8 42.43 50 40 30 20 0.26 10 0.39 0 0 0 0 0 0
68.15 52.6
0.01
Desa Sumber : Unit Gizi Puskesmas Rawat Inap Margototo, 2018
Berdasarkan grafik di atas dapat kita analisa bahwa secara umum belum semua balita ditimbang berat badannya setiap bulan, desa dengan cakupan penimbangan tertinggi yaitu Desa Margosari (91,89%) sedangkan desa dengan cakupan terendah yaitu desa Kibang (42,43%). Dari data tersebut menunjukkan masih rendahnya cakupan balita yang ditimbang di wilayah kerja Puskesmas Margototo (68,15%), hal ini disebabkan masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pemantauan tumbuh kembang Balitanya lewat rutin datang dan menimbang Balitanya ke Posyandu. Dilihat dari balita yang naik berat badannya (N/D), sebagian besar balita yang ditimbang naik berat badannya, sebanyak 4 desa cakupan N/D diatas 50%, sedangkan 3 desa masih dibawah 50%. Dari PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 35
keseluruhan desa, cakupan N/D baru mencapai 52,6% masih dibawah target (80%) dari seluruh balita yang di timbang. Penemuan kasus baru Balita dengan BGM masih ditemukan di 2 desa, yang terbanyak di Desa Margajaya dan Margototo. Secara keseluruhan BGM di wilayah Puskesmas Rawat Inap Margototo mencapai 0,01% atau sebanyak 46 balita. Balita dengan gizi kurang perlu mendapat perhatian khusus agar tidak berlanjut menjadi gizi buruk. Data balita dengan kasus gizi kurang pada tahun 2018 dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Persentase balita gizi kurang
Grafik 15 Cakupan Balita Gizi Kurang Di Wilayah Puskesmas Rawat Inap Margototo Tahun 2018
12 10 8 6 4 2 0
10.6
1.6
2.5 0.9
0.9
1.6
2
1.1
Desa Sumber : Unit Gizi Puskesmas Rawat Inap Margototo, 2018
Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa kasus gizi kurang tertinggi ada pada Desa Margajaya (2,5%), sedangkan desa dengan kasus gizi kurang terendah adalah Desa Kibang dan Sumber Agung (0,9%), sedangkan secara keseluruhan balita gizi kurang yang ada di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo ada sebanyak 10,6%.
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 36
Sepanjang tahun 2014-2015 tidak terdapat balita dengan kasus gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo. Baru pada tahun 2016 ditemukan 1 kasus gizi buruk. Kasus gizi buruk yang ditemukan merupakan menunjukkan bahwa penanganan gizi kurang pada balita perlu lebih intensif, selain itu perlu dilakukan upaya pencegahan sejak masa pra kehamilan, karena kasus gizi buruk yang ditemukan merupakan lanjutan dari kasus BBLR. Pada kasus tersebut sudah dilakukan penanganan pada kasus balita gizi buruk, tetapi belum ada perubahan yang signifikan karena ada penyakit penyerta sehingga berat susah naik, juga sulitnya mengedukasi orangtua si Balita menyebabkan hingga tahun 2018 Balitanya masih dalam kategori gizi buruk.
2. Ibu Hamil Anemia Suplemen tablet besi (Fe) diberikan kepada ibu hamil dimaksudkan untuk mencegah dan menanggulangi kejadian anemia gizi besi. Persentase cakupan bumil dapat Fe3 tahun 2018 sebesar 91,03%, cakupan ini sudah melebihi target Standar Pelayanan Minimal Lampung Timur yaitu sebesar 85%. Walaupun pemberian Fe3 pada ibu hamil telah melebihi target, tetap ditemukan kasus anemia pada ibu hamil. Jumlah kasus anemia ibu hamil di Puskesmas Rawat Inap Margototo tahun 2014-2018, dapat dilihat pada grafik berikut :
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 37
JumLh Kasus
Grafik 16 Jumlah Kasus Ibu Hamil Anemia Puskesmas Rawat Inap Margototo Tahun 2014-2018
40 35 30 25 20 15 10 5 0 -52013
34
21 12
2014
2015
2016
0
0
2017
2018
2019
Tahun Sumber : Unit Gizi Puskesmas Rawat Inap Margototo, 2018
Berdasarkan grafik di atas, diketahui bahwa kasus ibu hamil anemia tahun 2012 sebanyak 14 kasus, turun menjadi 12 kasus pada tahun 2013 dan 2014, kemudian meningkat menjadi 21 kasus pada tahun 2015, dan 34 kasus pada tahun 2016. Masih ditemukannya kasus ibu hamil anemia di Puskesmas Rawat Inap Margototo kemungkinan disebabkan oleh ketidakpatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe yang telah diberikan.
3. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) Tidak ditemukan penderita gondok akibat kekurangan yodium di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo. Berdasarkan hasil survey hampir semua masyarakat (90%) mengkonsumsi garam beryodium.
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 38
4. Remaja Putri Anemia Remaja sangat beresiko menderita anemia khususnya kurang zat besi. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun
2013, ditemukan ada
sebanyak 18,4% remaja yang berusia 15-19 tahun mengalami anemia atau kekurangan zat besi. Remaja putri dengan anemia yang tidak tertangani akan meningkatkan
resiko
kejadian anemia pada
kehamilan, melahirkan dan bayi baru lahir. Sehingga akan lahir bayibayi dengan kecerdasan di bawah rata-rata. Penyebab anemia pada remaja putri adalah asupan gizi yang tak seimbang, adanya cacing tambang pada saluran pencernaan menstruasi.
5. Bumil KEK (Kurang Energi Kronis) Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil adalah kekurangan gizi pada ibu hamil yang berlangsung lama (beberapa bulan atau tahun) (DepKes RI, 1999). Di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo pada tahun 2014 terdapat bumil KEK sebanyak 21 orang, tahun 2015 ada orang, tahun 2016 terdapat bumil KEK 31 sedangkan pada tahun 2018 ada 40 orang (8,83%). Dari data tersebut dapat di lihat bahwa trend jumlah ibu hamil dengan KEK cenderung fluktuatif, masih terdapatnya bumil KEK disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 39
yang sehat, kuramgnya asupan makanan bergizi selama kehamilan serta masih adanya ibu hamil dibawah usia dewasa. Trend penemuan ibu hamil KEK di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo dari tahun 2014-2018 dapat di lihat pada grafik di bawah ini :
Grafik 17 Trend Ibu Hamil KEK di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo Tahun 2014-2018 40
45 40
31
Jumlah (Jiwa)
35 30 21
25 20 15 10 5
0 2013
2014
2015
0
0
2016
2017
2018
2019
Tahun Sumber : Unit Gizi Puskesmas Rawat Inap Margototo, 2018
Untuk menurunkan prevalensi ibu hamil KEK maka dilakukan beberapa kegiatan seperti pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil dengan resiko KEK dalam bentuk bahan baku pangan lokal yang diberikan selama 3 bulan dan memberikan penyuluhan pada calon pengantin dan ibu hamil tentang gizi seimbang dan pemberian asam folat yang sangat dibutuhkan dalam kehamilan.
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 40
2.3
Analisa Faktor Determinan 2.3.1 Manajemen Kesehatan a. Perencanaan Puskesmas Rawat Inap Margototo dalam menyusun perencanaan kesehatan (PTP) yang mengacu pada misi strategis puskesmas. Dalam upaya penyusunan perencanaannya puskesmas semaksimal mungkin memanfaatkan data yang ada. Walaupun masih banyak mengalami hambatan terutama karena belum tersinkronnya sistem informasi kesehatan di puskesmas, selain itu masih adanya keterbatasan SDM sehingga perencanaan yang disusun belum begitu mencerminkan kondisi kesehatan yang sebenarnya.
b. Lokakarya Mini Lokakarya Mini (Lokmin) merupakan salah satu system manajemen yang ada puskesmas Rawat Inap Margototo yang saat ini dikembangkan untuk bisa menunjang
Program Puskesmas. Lokakarya Mini yang
dapat
dilaksanakan di puskesmas terdiri atas lokakarya mini bulanan yang membahas lintas program, dan lokakarya mini triwulanan yang membahas lintas sektoral bekerjasama dengan kecamatan
c. Monitoring dan Evaluasi Program Puskesmas Puskesmas Rawat Inap Margototo belum sepenuhnya melakukan monitoring dan evaluasi yang disertai analisis sebagai umpan balik dari kegiatan di puskesmas terhadap program yang telah dilaksanakan. PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 41
Adapun bentuk dari monitoring dan evaluasi yang sudah dilakukan selama ini baru sebatas rekapitulasi data melalui laporan bulanan dan Penilaian Kinerja.
2.3.2 Analisa Lingkungan a. Lingkungan Fisik Berikut adalah data sasaran program kesehatan lingkungan di wilayah kerja puskesmas Rawat Inap Margototo tahun 2018 : Tabel 8 Data Sasaran Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Rawat Inap Margototo Tahun 2018
RUMAH 1818
KK 1945
JUMLAH TTU 10
2 Kibang
974
1067
5
5
2
3 Margajaya
935
1029
5
9
4
4 Purbosembodo
610
621
1
4
2
5 Sumber Agung
639
678
2
3
1
6 Margosari
609
666
1
3
1
7 Jaya Asri
650
680
2
3
2
6235
6686
26
37
15
NO.
DESA
1 Margototo
JUMLAH
TPM 10
TPP 3
Sumber : Unit Kesling Puskesmas Rawat Inap Margototo, 2018
b. Lingkungan Sosial Ekonomi Jumlah penduduk Puskesmas Rawat Inap Margototo pada tahun 2018 cukup besar yaitu 23.811 jiwa. Jumlah ini merupakan data sasaran proyeksi. Agar jumlah sasaran penduduk riil, diperlukan pendataan PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 42
sasaran penduduk riil pada awal tahun dengan melibatkan kader kesehatan yang ada disetiap desa. Jumlah penduduk miskin juga cukup besar jumlahnya sekitar 52,90% dari jumlah penduduk yang ada. Data penduduk miskin diwilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo pada tahun 2016, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 9 Data Jumlah Penduduk Per-desa Dalam Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo Tahun 2018
NO.
NAMA DESA
JUMLAH PENDUDUK PENDUDUK MISKIN
1.
Margototo
6447
3.250
2.
Kibang
4250
2.180
3.
Margajaya
3635
1.705
4.
Purbosembodo
2136
1.230
5.
Sumber Agung
2215
1.281
6.
Margosari
2073
1.130
7.
Jaya Asri
2336
1.244
23.092
12.020
JUMLAH Sumber : Kecamatan Metro Kibang, 2018
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa jumlah penduduk miskin di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo pada tahun 2018 mencapai 12.020 jiwa (52,90%). Hal ini memerlukan persiapan pemberian pelayanan kesehatan yang besar pula, karena ada beberapa pola penyakit yang tergantung pada tingkat kemiskinan masyarakat. Penjaminan mutu pelayanan
perlu
dipertahankan
agar
masyarakat
tidak
merasa
terdiskriminasi karena tingkat sosial ekonomi.
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 43
Diharapkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin meningkat sehingga dapat menurunkan AKI, AKB, angka kelahiran dan kasus-kasus kesehatan masyarakat miskin terlayani dengan baik
2.3.3 Analisa Perilaku Jaminan pemeliharaan kesehatan yang dipunyai oleh masyarakat di Puskesmas Rawat Inap Margototo pada tahun 2018 dilaksanakan dengan satu jenis jaminan pemeliharaan kesehatan, yaitu JKN yang terdiri atas : PBI APBN (11.657 orang), PBI APBD (363 orang), PPU(686 orang), PBPU/Mandiri (452 orang) dan BP (109 orang). Total kepersertaan JKN adalah 57,45% (13.267 orang). Jika dibandingkan dengan target kepersetaan JKN Kabupaten Lampung Timur yaitu sebesar 70%, JKN Puskesmas Rawat Inap Margototo masih dibawah target kabupaten. JKN tahun 2018 masih didominasi pada askes sosial PNS, jamkesmas dan jamkesda, Jamsostek dan jaminan kesehatan murni dari masyarakat belum berkembang. Diperlukan upaya-upaya sosialisasi jaminan kesehatan nasional di semua desa untuk meningkatkan cakupan JKN masyarakat.
2.3.4 Analisa Program dan Pelayanan Kesehatan a. Analisa Input Pelayanan Kesehatan 1. Keadaan Fasilitas Kesehatan
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 44
Kecamatan Metro Kibang mempunyai 1 puskesmas induk yaitu Puskesmas Margototo yang merupakan puskesmas rawat inap dengan 6 tempat tidur dan mempunyai 2 Puskesmas Pembantu yang berada di Desa Margajaya dan Sumber Agung, hal ini masih dirasakan kurang menjangkau dalam melayani seluruh penduduk di Kecamatan Metro Kibang yang tersebar di tujuh desa. Berikut adalah gambaran sarana kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo adalah sebagai berikut : Tabel 10 Data Sarana Kesehatan di Puskesmas Rawat Inap Margototo Tahun 2018
NO 1
NAMA SARANA Puskesmas Induk
KETERANGAN 1 Unit 2 Unit, Desa Margajaya dan Desa
2
Puskesmas Pembantu Sumber Agung
3
Puskesmas Keliling
4
Kendaraan roda dua
5
Perumahan Paramedis
1 Unit Unit 2 Unit
Sumber : Puskesmas Rawat Inap, 2018
2. Keadaan Sumber Daya Kesehatan Dalam menjalankan Program – program yang ada Puskesmas Rawat Inap Margototo, dilaksanakan oleh beberapa orang tenaga kesehatan. Berikut adalah tabel kondisi ketenagaan di Puskesmas Rawat Inap Margototo berdasarkan pendidikan dan status kepegawaian :
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 45
Berdasarkan tabel di atas, diketahui masih terdapat kekurangan tenaga kesehatan jika mengacu pada standar Permenkes No 75 tahun 2014, untuk itu Puskesmas Rawat Inap Margototo telah mengajukan usulan kebutuhan tenaga SDM Kesehatan melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Timur, dengan harapan kedepannya jika sudah terpenuhi kebutuhan SDM sesuai standar maka dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat.
3. Keadaan UKBM -
Posyandu Posyandu merupakan sarana pendukung kesehatan di desa yang sangat penting, karena posyandu merupakan ujung tombak pelayanan langsung kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh puskesmas. Berdasarkan hasil rekapitulasi penilaian posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo diperoleh data Jumlah dan Tingkat Kemandirian Posyandu sebagai berikut : Tabel 11 Data Tingkat Kemandirian Posyandu Puskesmas Rawat Inap Margototo Tahun 2018
NO
DESA
Pratama
Madya
Purnama Mandiri
1 Margototo
0
1
5
3
2 Kibang
0
2
2
1
3 Margajaya
0
1
2
2
4 Purbosembodo
0
0
1
2
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 46
5 Sumber Agung
0
2
1
1
6 Margosari
0
1
1
1
7 Jaya Asri
0
1
1
1
0
10
10
13
Jumlah
Sumber : Unit Promkes Puskesmas Rawat Inap Margototo, 2018
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa di wilayah Puskesmas Rawat Inap Margototo pada tahun 2018, setiap desa telah memiliki minimal 1 posyandu mandiri. Tapi masih banyak posyandu dengan tingkat kemandirian masih belum konsisten. Hal ini memerlukan perhatian besar dari petugas agar membina dengan sungguh-sungguh melalui bekerja sama lintas sektoral dan meningkatkan peran serta masyarakat seperti kader posyandu, PKK, Tokoh masyarakat dan Pamong atau aparat pemerintahan.
-
Poskesdes Terdapat 7 unit poskesdes di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo yang terletak pada setiap desa namun baru 6 Poskesdes yang memiliki gedung sendiri, yang dibangun melalui dana APBD Kabupaten Lampung Timur dan Dana Desa. Desa yang belum memiliki gedung poskesdes sendiri adalah Desa Margototo, dalam hal ini Puskesmas telah berupaya melakukan pendekatan melalui Musrenbang baik di tingkat desa maupun kecamatan agar Dana Desa dapat dianggarkan untuk pembangunan Poskesdes.
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 47
4. Keadaan Peralatan Kesehatan Sarana Peralatan Medis -
Alat Penunjang Diagnostik Klinik Sarana penunjang diagnostik klinis di Puskesmas Rawat Inap Margototo ditinjau dari segi jumlah masih ada kekurangan dan beberapa alat yang harus diadakan kembali karena faktor usia barang yang dapat mempengaruhi akurasi hasil pemeriksaan seperti timbangan, tensimeter dll. Sarana penunjang diagnostik klinik yang telah cukup baik digunakan
adalah
sarana
laboratorium.
Beberapa
jenis
pemeriksaan dengan menggunakan mesin sentrifugal dan bahan reagen yang ada cukup banyak membantu dalam penegakan diagnosa. Data sarana penunjang diagnostik klinis dan kebutuhan pengadaan dari kekurangan sarana penunjang diagnostik klinik di Puskesmas Rawat Inap Margotototahun 2018 secara lengkap dapat dilihat pada lampiran PTP ini.
-
Alat Penunjang Tindakan Medis Sarana yang menunjang tindakan medis di Puskesmas Rawat Inap Margototo seperti benah minor set, partus set dan lainya dapat dilihat secara lengkap pada lampiran PTP.
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 48
-
Alat Penunjang Medis lain Sarana penunjang medis lainnya di Puskesmas Rawat Inap Margototo yang mendukung kegiatan medis antara lain timbangan berat badan (dewasa dan bayi), pengukur tinggi badan, bed pemeriksaan, bed ginekologi, tiang infus dan lain-lain dalam kondisi mencukupi dan secara lengkap dapat dilihat secara lengkap pada lampiran PTP.
Sarana Bukan Peralatan Medis Sarana bukan peralatan medis yang secara langsung ataupun tidak langsung mendukung kegiatan pelayanan dan program kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo dikelompokkan menjadi barang bergerak dan tidak bergerak. Sarana berupa barang bergerak terdiri atas benda-benda penunjang kegiatan administrasi (meja, kursi, lemari, mesin tik, dan Komputer) dan kendaraan dinas (mobil Pusling dan sepeda motor). Sarana penunjang administrasi yang masih perlu diadakan yaitu kursi kerja dan meja kerja. Sarana bergerak lainnya yang perlu diadakan adalah mobil ambulans untuk menunjang pelayananan di unit rawat inap dan sepeda motor untuk pemegang program. Kondisi sarana berupa barang tidak bergerak berupa gedung puskesmas, rumah dinas dan gedung puskesmas pembantu dapat dilhat pada tabel berikut ini :
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 49
Tabel 12 Kondisi Sarana Barang Tidak Bergerak Puskesmas Rawat Inap Margototo Tahun 2018
NO
BANGUNAN
LOKASI
KONDISI
1.
Gedung Unit Rawat Jalan
Margototo
Rusak ringan
2.
Gedung Unit Rawat Inap
Margototo
Rusak Ringan
Margototo
Rusak berat
Margototo
Rusak berat
Gedung rumah dinas 3. dokter 4.
Gedung rumah dinas paramedis
5.
Gedung pustu
Margajaya
Rusak berat
6.
Gedung pustu
Sumber Agung
Rusak berat
Sumber : Unit Sarana dan Prasarana Puskesmas Rawat Inap Margototo, 2018
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jika kondisi sarana kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo tidak ada yang kondisinya baik, untuk itu sarana dan prasarana yang ada, perlu dilakukan monitoring dan perawatan terutama yang kondisinya rusak berat sehingga dapat tetap dipergunakan menunjang kegiatan Puskesmas.
5. Analisa Pemenuhan Kebutuhan Obat Obat-obatan yang ada di Puskesmas Rawat Inap Margototo bersumber dari Pemerintah baik pusat maupun daerah dan JKN yang didistribusikan ke puskesmas melalui Gudang Farmasi Kabupaten (GFK) Lampung Timur. Pemenuhan kebutuhan obat sebagian berasal PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 50
dari dana JKN karena jumlah obat yang ada, tidak mencukupi untuk semua masyarakat Metro Kibangdengan jumlah peserta BPJS yang cukup besar. Obat-obat yang ada di Puskesmas Rawat Inap Margototo disimpan di gudang obat yang didistribusikan ke apotik Puskesmas Rawat Inap Margototo, 2 Puskesmas Pembantu (Pustu) dan 7 Poskesdes. Pemakaian dan pendistribusian obat dari GFK ke Puskesmas dan ke Puskesmas Pembantu dimonitor melalui Laporan Bulanan (LB2) yaitu Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO).
6. Analisa Pembiayaan Sektor Kesehatan Anggaran Pembiayaan di Puskesmas
Rawat
Inap Margototo
Kecamatan Metro Kibang Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2018 sepenuhnya bersumber dari APBD dan APBN (BOK dan JKN) dengan rincian sebagai berikut : Tabel 13 Pembiayaan Sektor Kesehatan Puskesmas Rawat Inap Margototo tahun 2018
No
Sumber Biaya
1
APBD Kab/Kota
2
APBD Provinsi
3
APBN BOK
Alokasi Anggaran Kesehatan Rupiah
%
-
0
481.265.000
JKN Kapitasi
4
JKN Non Kapitasi Lain-lain (Bantuan Luar Negri) Puskesmas
-
0
1.193.418.894
100
Sumber : Unit Pembiayaan Puskesmas Rawat Inap Margototo, 2018
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 51
b. Analisa Output Pelayanan Kesehatan 1. Upaya Kesehatan Keluarga -
Tabel Pencapaian Upaya Kesehatan Keluarga Gambaran pencapaian upaya kesehatan keluarga di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo pada tahun 2018 tertuang dalam tabel berikut ini : Cakupan Pelayanan K1 Indikator untuk menilai kinerja pelayanan atau program serta menunjukkan sejauh mana ibu hamil mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan adalah cakupan K1. Berikut adalah cakupan K1 di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo tahun 2018 : Grafik 18 Cakupan Pelayanan K1 Puskesmas - Rawat Inap Margototo Tahun 2018 112.0% 110.0% 108.0% 106.0% 104.0% 102.0% 100.0% 98.0% 96.0% 94.0% 92.0% 90.0%
Cakupan (%)
-
109.3%
99.2% 98.8% 98.6%
100.0%
97.6%
99.8% 97.8%
Desa
Sumber : Laporan Unit KIA Puskesmas Rawat Inap Margototo Tahun 2018
Dari grafik di atas, terlihat bahwa cakupan K1 masih belum mencapai target yaitu 100%, hanya 2 desa saja yang sudah mencapai target yaitu Desa Purbosembodo dan Desa Margosari. PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 52
Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan terhadap ibu hamil masih perlu ditingkatkan lagi. Berdasarkan perkembangannya atau trendnya persentase cakupan K1 dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik 19 Trend cakupan K1 Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo Tahun 2014-2018 104 100.7
102
100.9 99.8
100
Cakupan (%)
98 96
94.1
94 91
92 90 2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
Tahun
Sumber : Unit KIA Puskesmas Rawat Inap Margototo, 2018
Trend cakupan K1 pada grafik di atas, menunjukkan keadaan yang fluktuatif, sempat menurun di tahun 2015 hingga 91% kemudian berangsur-angsur naik 100% di tahun 2016-2017 tetapi turun kembali di tahun 2018. Hal ini disebabkan karena ada ibu hamil yang tidak segera memeriksakan kehamilannya pada Nakes terdekat, serta ada juga yang melakukan pemeriksaan kehamilan di luar wilayah. Untuk itu kedepannya akan lebih digiatkan lagi kerjasama dengan kader dalam penemuan ibu hamil baru. -
Cakupan Pelayanan K4
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 53
-
Cakupan Linakes
-
Pelayanan KN1
-
Cakupan Deteksi Dini Bumil Resti
-
Cakupan Peserta KB Aktif
2. Upaya Perbaikan Gizi -
Pencapaian Upaya Gizi Gambaran pencapaian upaya gizi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo pada tahun 2018 tertuang dalam tabel berikut ini :
-
Cakupan Pemberian Tablet Fe3 Bumil
-
Cakupan Pemberian Tablet Fe1 Bumil
-
Cakupan pemberian Vit A Balita Cakupan pemberian vitamin A di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo pada tahun 2018, dapat dilihat dari grafik di bawah ini : Grafik 20 Cakupan pemberian Vitamin A pada - Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo Tahun 2018 -
Cakupan (%)
Anbal (12-59 Bln) 102 100 98 96 94 92 90 88
100
100
100 100
100
100 100
100 100
100 97
96
95
100
95
92
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 54 Nama Desa
Sumber : Unit Gizi Puskesmas Rawat Inap Margototo, 2018
Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa cakupan pemberian vitamin A di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo adalah sebesar 100% (Bayi 6-11 bln) dan sebesar 97% (Anbal 12-59 Bln), dengan pencapaian yang terendah di Desa Kibang. Umumnya Balita usia 12-59 bulan belum 100% dapat vitamin A dikarenakan ada beberapa desa yang Balitanya sedang pergi keluar desa atau tidak berada di tempat saat pembagian vitamin A. Kedepannya akan dilakukan kegiatan sweeping vitamin A -
Cakupan D/S
-
Cakupan N/D
3. Program Imunisasi -
Tabel Cakupan Program Imunisasi Gambaran pencapaian program imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo pada tahun 2018 tertuang dalam tabel berikut ini :
-
Cakupan Imunisasi DPT1
-
Cakupan Imunisasi Polio 4/Campak
-
Cakupan Imunisasi BCG
-
Cakupan Imunisasi DPT3 dan Polio 3
-
Cakupan TT1 Bumil PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 55
-
Cakupan TT2 Bumil
4. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular -
Tabel Pencapaian Program P2 TB Paru
-
Tabel Pencapaian Program P2 ISPA
-
Campak
-
Cakupan Diare per desa Pengendalian penyakit diare bertujuan untuk mencapai penurunan angka kesakitan dengan menggunakan strategi penemuan dan pengobatan sesuai tatalaksana kasus diare yaitu dengan pemberian oralit, zink, antibiotik bila disertai lendir dan darah, makanan pendamping ASI dan nasihat. Jumlah kasus diare yang terjadi dan ditangani di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo dapat dilihat pada grafik berikut ini : Grafik 21 Jumlah Kasus Diare Yang Terjadi Dan Ditangani Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo Tahun 2018 140
129
Jumlah Kasus
120 100 80 60 40 20
44
22
16
17
15
5
0
Desa Sumber: P2 Puskesmas Rawat Inap Margototo, 2018
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 56
Dari grafik di atas, dapat diketahui bahwa pada tahun 2018 jumlah kasus diare yang terjadi dan ditangani sebanyak 248, dengan kasus paling banyak terdapat di Desa Margototo (129 kasus), disusul desa Kibang (44 kasus), dan paling sedikit terdapat di Desa Jaya asri (5 kasus). Demam Berdarah Dengue Kasus demam berdarah di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo tahun 2014 sampai tahun 2018 dapat dilihat pada grafik berikut ini : Grafik 22 Kasus Demam Berdarah di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo Tahun 2014-2018 4.5
4
4 3.5
Jumlah Kasus DBD
-
3 2.5
2
2 1.5
1
1 0.5 0 2013
0 2014
2015
2016 Tahun
0 2017
2018
2019
Sumber : Laporan Unit P2M Puskesmas Rawat Inap Margototo, 2018
Pada grafik 8 di atas, dapat dilihat bahwa kasus demam berdarah di wilayah Puskesmas Rawat Inap Margototo pada tahun 20142018 menunjukkan keadaan yang fluktuatif tetapi cenderung menurun, pada tahun 2014 ditemukan 4 kasus, tahun 2015 2 kasus, 0 kasus pada tahun 2016, 1 kasus pada tahun 2017, dan 0
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 57
kasus pada tahun 2018. Walaupun tidak ditemukannya kasus DBD pada tahun 2018, tetap perlu kewaspadaan karena wilayah Margototo berbatasan dengan daerah endemis yaitu Kota Metro, mobilitas penduduk yang sangat tinggi serta faktor prilaku masyarakat yang kurang didalam gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan 3M+ (menguras, menutup dan mendaur ulang). -
Malaria
-
Rabies (GHTR) Tujuan dari program pengendalian penyakit rabies adalah meningkatkan masyarakat,
pemahaman, terwujudnya
kemampuan kemitraan
dan
sektor
peran
serta
terkait
serta
terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau pada manusia dan hewan sehingga tercapai Indonesia bebas Rabies. Sepanjang tahun 2014-2018 belum pernah ditemukan kasus GHTR (Gigitan Hewan Tersangka Rabies) di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo. 5. Upaya Penyehatan Lingkungan -
Pencapaian Penyehatan Lingkungan Gambaran pencapaian program kesehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo pada tahun 2018 tertuang dalam tabel berikut ini :
-
Cakupan JAGA Sehat
-
Cakupan Sarana Air Sehat
-
Cakupan SPAL PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 58
-
Cakupan Rumah Sehat
6. Promosi Kesehatan -
Cakupan Kegiatan Promosi Kesehatan Gambaran pencapaian program promosi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Margototo pada tahun 2018 tertuang dalam tabel berikut ini :
7. Balai Pengobatan -
Cakupan Kunjungan Pasien
-
Cakupan Rawat Jalan
8. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut 9. Upaya Kesehatan Sekolah 10. Upaya Kesehatan Jiwa 11. Upaya Pengendalian Penyakit Tidak Menular Sasaran strategis program PPTM yaitu menurunnya angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit tidak menular. Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM) meliputi : Pengendalian konsumsi rokok Kawasan tanpa rokok Posbindu PTM Pelayanan PTM di fasilitas kesehatan dasar Deteksi dini kanker Jejaring PTM Program pengendalian penyakit stroke Pemeriksaan kesehatan pengemudi pada situasi khusus Saluri (periksa lupus sendiri) PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 59
Program pengendalian hipertensi Puskesmas
Rawat
Inap
Margototo
pada
tahun
2018
telah
melaksanakan kegiatan Pelatihan Posbindu PTM, Pemeriksaan dan Pengukuran Faktor risiko PTM, Penyuluhan Pengendalian Konsumsi Rokok dan Deteksi Dini Kanker Serviks dan Payudara. Cakupan kegiatan PPTM Puskesmas Rawat Inap Margototo tahun 2018, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 14 Cakupan Kegiatan PPTM Puskesmas Rawat Inap Margototo Tahun 2018
No
Kegiatan
Jumlah Normal
Positif
1. Deteksi Dini Kanker Serviks
164
43
2. Deteksi Dini Kanker Payudara
205
2
5866
858
(Benjolan) 3 Pemeriksaan dan Pengukuran Faktor Risiko PTM 4 Penyuluhan Pengendalian Konsumsi
7 kali (1 kali/ Desa)
Rokok 5 Pelatihan Posbindu PTM
7 Desa
Sumber : Unit PPTM Puskesmas Rawat Inap Margototo, 2018
12. Upaya Peran Serta Masyarakat 13. Upaya Kegiatan Farmasi dan Makanan
BAB III IDENTIFIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 60
3.1
Identifikasi Masalah
3.2
Prioritas Masalah
3.3
Pemecahan Masalah
3.4
Planning Of Action (POA)
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
PTP UPTD Puskesmas Rawat Inap Margototo 2020 | 61