BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, interaksi antara guru (pendidik) dengan peserta didik pada dasarnya untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang ada. Untuk memajukan suatu pendidikan yang diharapkan oleh masyarakat, pendidik serta peserta didik dan tujuan pendidikan merupakan suatu kompenen yang sangat erat hubungannya. Dalam pendidikan, untuk mencapai tujuan yang diinginkan maka tidak akan terlepas dari istilah kurikulum yang menjadi jembatan dalam pendididikan. Kurikulum pendidikan merupakan suatu komponen yang sangat menentukan dalam suatu system pendidikan, karena itu kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis tingkat pendidikan. Kurikulum adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yakni manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, ber akhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
B. Latar Belakang Masalah 1. Pengertian pengembangan kurikulum
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengembangan Kurikulum Istilah kurikulum sering dimaknai dengan plan for learning (rencana pendidikan). Rencana pendidikan kurikulum menberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup, urutan, isi dan proses pendidikan.1 Secara etimologi kata kurikulum diambil dari bahasa Yunani, Curere berarti jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari mulai start sampai finish. Pengertian inilah yang kemudian diterapkan dalam bidang pendidikan. Dalam bahasa Arab, kurikulum sering disebut dengan istilah al-manhaj , yang artinya jalan terang yang dilalui manusia dalam bidang kehidupannya. Jadi, dari pengertian tersebut, kurikulum adalah suatu yang direncanakan sebagai pegangan guna mencapai tujuan pendidikan. Apa yang direncanakan biasanya bersifat idea, suatu cita-cita tentang manusia atau warga Negara yang akan dibentuk.2 Berdasarkan pengertian tersebut, sebenarnya kurikulum lebih menekankan pada isi pelajaran dari sejumlah mata pelajaran yang berada disekolah atau madrasah yang harus ditempuh pada murid, siswa atau peserta didik untuk mencapai suati ijazah, juga keseluruhan mata pelajaran yang disajikan oleh suatu lembaga pendidikan. Pengertian ini terasa masih sangat sempit, karena kurikulum tidak lain hanya sejumlah materi saja. Kegiatan-kegiatan kurikulum tidak terbatas dalam ruang kelas saja, melainkan juga mencakup kegiatan diluar kelas. Maka dengan demikian tidak ada pemisahan antara intra dan ekstra kurikulum artinya semua kegiatan yang memberi pengalaman dalam proses pendidikan atau belajar bagi peserta didik.
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004) Hal . 4 2 Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2001) Hal.2
B. Materi Pembelajaran Pengembangan Kurikulum Dalam menentukan materi pembelajaran atau bahan pembelajaran tidak lepas dari filsafat dan teori pendidikan yang dikembangkan. Materi atau program dalam kurikulum, pada hakikatnya adalah isi kurikulum atau konten kurikulum itu sendiri. Pemilihan dan penentuan materi disesuaikan dengan tujuan yang telah dirumuskan dan ditetapkan, dalam UndangUndang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang sikdinas telah ditetapkan, bahwa isi kurikulum merupakan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional. Sesuai dengan rumusan tersebut, isi kurikulum dikembangkan dan disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut : 1. Materi kurikulum berupa bahan pelajaran yang terdiri atas bahan kajian atau topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh peserta didik dalam proses pembelajaran. 2. Materi kurikulum mengacu pada pencapaian tujuan masing-masing satuan pendidikan. Perbedaan ruang lingkup dan urutan bahan pelajaran disebabkan oleh perbedaan tujuan satuan pendidikan tersebut. 3. Materi kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Ini berarti tujuan pendidikan nasional merupakan target tertinggi yang hendak dicapai melalui penyampaian materi.3 Oleh karena itu, materi kurikulum harus mengandung beberapa aspek tertentu sesuai dengan tujuan kurikulum, yang di susun secara logis dan sistematis, dalam bentuk : 1. Teori Yang artinya seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau preposisi yang saling berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala dengan memspesifikasi hubungan-hubungannya antara 3
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (bandung : Remaja Rosdakarya, 2007) Hal. 1
variabel-variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan segala sesuatu. 2. Konsep Konsep yaitu suatu abstraksi yang dibentuk oleh suatu organisasi dari kekhususan-kekhususan. Konsep adalah definisi singkat dari suatu fakta atau gejala. 3. Generalisasi Generalisasi yaitu kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus, yang bersumber dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian. 4. Prinsip Prinsip adalah ide yang utama, atau dapat dikatakan sebagai pola skema yang ada dalam materi yang menghubungkan beberapa konsep. 5. Prosedur Prosedur yaitu suatu seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi pelajaran yang harus dilakukan oleh siswa. 6. Fakta Fakta adalah sejumlah infromasi khusus dan materi yang dianggap penting, biasanya terdiri dari terminology, orang dan tempat kejadian. 7. Istilah Istilah adalah kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang diperkenankan dalam materi 8. Contoh atau ilustrasi Contoh atau ilustrasi ialah suatu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk memperjelas suatu uraian atau pengertian tentang suatu kata garis besarnya 9. Definisi Definisi ialah penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu hal atau kata dalam garis besarnya.
10. Proporsi Proporsi ialah suatu pernyataan atau theorem, atau pendapat yang tak perlu diberi argumentasi. Proporsi hamper sama dengan asumsi dan paradigm.4
Materi pembelajaran yang didasarkan pada filsafat progresifisme lebih memperhatikan tentang kebutuhan, minat, dan kehidupan peserta didik. Oleh karena itu, materi pembelajaran harus diambil dari dunia peserta didik dan oleh persta didik itu sendiri. Materi pembelajaran yang di dasarkan pada filsafat konstruktivisme yaitu materi pembelajaran dikemas sedemikian rupa dalam bentuk tema-tema dan topik-topik yang diangkat dari masalah-masalah sosial yang krusial, misalnya tentang ekonomi, sosial bahkan tentang alam. Materi pembelaran yang berlandaskan pada teknologi pendidikan banyak diambil dari disiplin ilmu, tetapi telah di ubah sedemikian rupa dan diambil hal-hal yang esensialnya saja untuk mendukung penguasaan suatu kopetensi. Materi pembelajaran atau kopetensi yang lebih luas dirinci menjadi bagian-bagian atau sub-sub kompetensi yang lebih kecil dan obyektif.5 Selanjutnya,
isi
kurikulum
juga
harus
berkenaan
dengan
pengetahuan ilmiah dan pengalaman belajar yang harus diberikan kepada siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Mata pelajaran sebagai isi kurikulum, secara garis besar dibagi dalam tiga katagori besar, yaitu : pengetahuan benar-salah (logika)., pengetahuan baik-buruk (etika) dan pengetahuan indah-jelek (estetika/seni). Ketiga hal tersebut, dapat dioperasionalkan dalam mata pelajaran diantaranya : a. Mata pelajarsn umum dan mata pelajaran khusus. Hal ini berkenaan dengan pengetahuan yang menjadi milik umum atau diperlukan oleh kebanyakan orang, seperti : ilmu social, budaya, pemerintahan dan 4 5
S. Nasution, Asas-asas Kurikulum, (Jakarta : Bumi Aksara, 2005) Hal. 9 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2005) Hal. 9
bahasa. Sedangkan mata pelajaran khusus ialah berkenaan dengan pengetahuan yang diperlukan untuknkeperluan hidup manusia secara khusus, seperti untuk memiliki kerja. b. Mata pelajarn deskriptif, yang berisikan fakta dan prinsip. Fakta berkenaan dengan hal-hal langsung yang dapat diamati. Misalnya struktur tumbuhan, binatang klasifikasi dan fungsinya. c. Mata pelajaran normative, yang aturan permainan, norma dan aturan yang digunakan untuk mengadakan pilihanmoral atau etika (baikburuk), atau mencerminkan ukuran nilai, seperti mata pelajaran agama, etika, budi pekerti.6 Berkenaan
dengan
penentuan
materi
pembelajaran
dalam
kurikulum tingkat satuan pendidikan, pendidik memiliki wewenang penuh untuk menentukan materi pembelajaran, sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang hendak dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran. Dalam prakteknya untuk menentukan materi pembelajaran perlu memperhatikan hal-hal berikut : 1. Shahih (valid) : Dalam arti materi yang dituangkan dalam pembelajaran benar-benar telah teruji kebenaran dan keshahihannya. Disamping itu, juga materi yang diberikan merupakan materi yang actual tidak ketinggalam zaman dan memberikan kontribusi untuk pemahaman kedepan. 2. Tingkat kepentingan : materi yang dipilih benar-benar diperlukan peserta didik. Mengapa dan sejauhmana materi tersebutpenting untuk dipelajari. 3. Kebermaknaan : materi yang dipillih dapat memberikan manfaat akademis maupun non akademis. Manfaat akademis yaitu memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang akan dikembangkan lebih lanjut. Sedangkan manfaat non akademis dapat mengembangkan
6
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (bandung : Remaja Rosdakarya, 2007) Hal. 18
kecakapan hidup dan sikap yang dibutuhkan dalam kehidupan seharihari. 4. Layak di pelajari : materi dimungkinkan untuk dipelajari, baik dari aspek kesulitanya dalam {tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit } maupun aspek kelayakannya terhadap pemanfaatan materi dan kondisi setempat . 5. Menarik minat : materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan dapat memotivasi peserta didk untuk mempelajari lebih lanjut , menumbuhkan rasa ingin tahu sehingga memunculkan dorongn untuk mengembangkan sendiri kemampuan mereka.7 Ditinjau dari fungsi mata pelajaran dari dalam struktur kurikulum dapat dikategorikan sebagai berikut : a. Pendidikan umum, yakni mata-mata pelajaran yang diberikn kepada siswa dengan tujuan membina para siswa menjadi warga Negara yang baik dan bertanggung jawab sesuai dengan falsafah bangsanya. Mata pelajaran atau bidang studi yang termasuk di dalamnya antara lain ialah pelajaran agama, olah raga, kesenian dan kesehatan. b. Pendidikan akademik, yakni mata-mata pelajaran yang bertujuan untuk membina kemampuan intelektual para siswa atau peserta didik sebagai dasar bagi pengembangan pendidikan selanjutnya. Misalnya mata pelajaran matematika, IPA, IPS, bahasa dan lainlainnya sesuai dengan tingkat yang ditempuhnya . c. Pendidikan keahlian atau propesi, yakni mata-mata pelajaran yang bertujuan membina para siswa menjadi tenaga – tenaga semi professional dibidangnya sebagai dasar memasuki dunia pekerjaan .misalnya, mata pelajaran kependidikan bagi siswa sekolah pendidikan guru, dan ekonomi bagi SMEA dan lain – lain .
7
Endang Mulayasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Suatu Panduan Praktis, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006), Hal. 46
d. Pendidikan ketrampilan, yakni mata – mata pelajaran yang diberikan kepada siswa dengan tujuan memberikan beberapa ketrampilan khusus yang dipandang berguna bagi kehidupan siswa dikemudian hari.8 Adapun criteria yang digunakan dalam memilih materi atau isi kurikulum antara lain : 1. Mata pelajaran dalam rangka pengetahuan keilmuan . Artinya mata pelajaran yang dipilih sebagai isi kurikulum harus jelas kedua - duanya dalam konteks pengetahuan ilmiah sehingga jelas apa yang harus dipelajari
{ontologi},
jelas
bagaimana
mempelajari
metodenya
{epistemology} dan jelas manfaatnya bagi anak didik manusia . {aksiologi}. 2. Mata pelajaran harus tahan diuji .Artinya, mata pelajaran tersebut diperkirakan bias bertahan sebagai pengetahuan ilmiah dalam kurun waktu tertentu sehingga kelangsunganya reltive lama tidak lekas berubah dan diganti oleh pengetahuan lain . 3. Mata pelajaran harus dimiliki kegunaan {fungsional} bagi peserta didik dan masyarakat pada umumnya .maksudnya, mata pelajaran yang dipilih bermanfaat dan memiliki kontribusi tinggi terhadap perkembangan peserta didik dan perkembangan masyarakat.9 Menurut Sudjana, isi kurikulum harus dapat menentukan berhasil atau tidaknya suatu tujuan. Adapun isi kurikulum itu adalah sebagai berikut : a. Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa atau peserta didik. Artinya, sejalan dngan tahap perkembangan anak. b. Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan social. Artinya, sesuai dengan tuntunan hidup nyata dalam masyarakat .
8
Abdul Majid dan Dian Handayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,(Bandung : Remmaja Rosdakarya, 2004) Hal. 135 9 Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2001) Hal.7
c. Isi kurikulum dapat mencapai tujuan yang komprehensif. Artinya mengandung aspek intelektual, moral dan sosial secara seimbang (balance) d.
Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan diuji. Artinya tidak cepat lapuk hanya krena perubahan tuntunan hidup.
e. Isi kurikulum harus mengandung bahan pelajaran yang jelas, teori, prinsip, konsep yang terdapat di dalamnya, bukan hanya informasi actual f. Isi kurikulum harus dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Isi kurikulum juga disusun dalam bentuk program pendidikan yang nantinya
dijabarkan
dan
dilaksanakan
pengajaran/pengalaman belajar anak didik.
melalui
proses