BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang setiap warga negaranya harus mematuhi segala isi dalam Pancasila tersebut. Namun sebagian besar warga Negara Indonesia hanya menganggap Pancasila sebagai dasar Negara dan ideologi Negara semata tanpa memperdulikan makna dan manfaatnya dalam kehidupan. Dapat dilihat sekarang ini banyaknya perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai yang diajarkan Pancasila. Maka dari itu pentingnya
memahami
Pancasila
tidak
hanya
mengerti
namun
juga
mengamalkan dan melaksanakan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yang menjadi kebiasaan dan akan menjadi karakter bangsa yang terpupuk secara perlahan. Fenomena kecenderungan perilaku dan kepribadian generasi muda sekarang ini semakin menjauh dari nilai-nilai Pancasila dan kehilangan jati diri sebagai suatu individu yang berakar dari nilai-nilai luhur budaya bangsa. Kondisi faktual saat ini yang menggerus kepribadian generasi muda seperti: hilangnya identitas budaya bangsa, tawuran pelajar dan mahasiswa, narkoba, seks bebas, fenomena genk motor, kekerasan yang dilakukan generasi muda, dan degradasi moralitas pelajar menuntut pihak-pihak yang berkompeten untuk mengantisipasi dan penanggulangi berbagai persoalan tersebut. Lemahnya ketahanan budaya pada generasi muda juga ditunjukkan oleh terjadinya gejala krisis identitas sebagai akibat semakin melemahnya normanorma lama dan belum terkonsolidasinya norma baru, yang telah mengakibatkan terjadinya sikap ambivalensi dan disorientasi tata nilai. Disorientasi tata nilai, ditambah dengan tumbuh suburnya semangat kebebasan, telah menyuburkan tumbuhnya pandangan yang serba boleh (permisif) yang telah mengakibatkan menguatnya budaya hedonis generasi muda. Untuk itu generasi muda perlu mereposisi perilaku dan perannya dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Saatnya generasi muda mereposisi perilakunya dengan
1
meninggalkan budaya hedonis dan budaya luar yang tidak sesuai dengan nilainilai Pancasila. Selain itu pemuda harus memberikan peranan yang lebih aktif dalam
membumikan
Pancasila
terutama
dalam
konteks
kehidupan
bermasyarakat. Peran inilah yang harus aktif dimainkan secara aktif oleh generasi muda bersama-sama dengan komponen masyarakat lainnya untuk lebih menanamkan nilai-nilai Pancasila di tengah berbagai persoalan masyarakat yang mulai terlepas dari jati diri dan identitas sebagai bangsa Indonesia. Globalisasi dengan segala dimensinya menyebabkan berbagai ketahanan budaya, identitas nasional, dan jati diri sebagai suatu bangsa menghadapi ancaman dan tantangan, bahkan proses degradasi ketahanan budaya, identitas nasional, dan jati diri sebagai suatu bangsa sudah sangat tampak dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Globalisasi telah mengakibatkan goncangan dan krisis budaya, yang kemudian berujung pada lemahnya ketahanan budaya Harus kita sadari bahwa pembangunan karakter bangsa bukan merupakan tindakan sederhana dan mudah dilaksanakan. Keterbukaan informasi tidak hanya membawa nilai positif bagi kehidupan bangsa, tetapi juga negative. Simak saja perilaku seksual yang dilakukan oleh sejumlah anak di bawah umur, dikatakan karena dipengaruhi oleh meniru perilaku seksual artis tertentu yang beredar luas dan mudah diakses telepon seluler. Perilaku penyimpangan tidak akan terjadi apabila seseorang memiliki kepribadian dan karakter kuat yang mampu menjadi penyaring (filter) terhadap stimulant nilai-nilai negative yang tidak atau kurang sesuai dengan nilai luhur yang didukung oleh masyarakat Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian dari pancasila? 2. Apakah peran pancasila bagi rakyat Indonesia? 3. Bagaimana jiwa dan kepribadian mahasiswa saat ini? 4. Apa hubungan pancasila dengan karakter mahasiswa? 5. Apa peran pancasila dalam menumbuhkan karakter mahasiswa?
2
1.3 TUJUAN 1. Untuk mengetahui arti dari pancasila 2. Untuk mengetahui peran pancasila bagi rakyat Indnesia 3. Untuk mengetahui bagaimana jiwa dan kepribadian mahasiswa saat ini 4. Untuk mengetahui hubungan pancasila dengan karakter mahasiswa 5. Untuk mengetahui peran pancasila dalam menumbuhkan karakter mahasiswa.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN PANCASILA Istilah “Pancasila” telah dikenal di Indonesia sejak zaman majapahit abad XIV, yaitu terdapat pada buku Negara Kertagama karangan Empu Prapanca dan dalam buku Sutasoma karangan Empu Tantular. Tetapi baru dikenal oleh bangsa Indonesia sejak tanggal 1 Juni 1945, yaitu pada waktu Ir. Soekarno mengusulkan Pancasila sebagai dasar negara dalam sidang Badan Penyidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. 1. Dari Segi Etimologi Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta (bahasa Brahmana India) yang artinya Panca = Lima dan Sila / syila = batu sendi, ulas atau dasar. Jadi, pancasila adalah lima batu sendi, atau Panca = lima dan Sila / syila = tingkah laku yang baik. Jadi, pancasila adalah lima tingkah laku yang baik. 2. Dari segi Terminologi Istilah “Pancasila” di dalam “Falsafah Negara Indonesia” mempunyai pengertian sebagai nama dari 5 dasar negara RI, yang pernah diusulkan oleh Bung Karno atas petunjuk Mr. Moh. Yamin pada tanggal 1 Juni 1945, yaitu pada saat bangsa Indonesia sedang menggali apa yang akan dijadikan dasar negara yang akan didirikan pada waktu itu. Lima dasar negara yang diberikan nama Pancasila oleh Bung Karno, ialah : 1. Kebangsaan 2. Prikemanusiaan 3. Mufakat
3
4. Kesejahteraan Sosial 5. Ketuhanan YME Setelah bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, disusunlah suatu UUD pada 18 Agustus 1945 yang di dalam pembukaannya tercantum lima dasar Negara R.I., yaitu: 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan
yang
dipimpin
oleh
hikmat
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan /perwakilan 5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Gambar 1.1 Perubahan Lambang Pancasila
2.2 Pancasila Sebagai Jiwa Kepribadian Bangsa Indonesia Tujuan mencantumkan pancasila dalam pembukaan UUD 1945 adalah untuk dipergunakan sebagai dasar negara RI, yaitu landasan dalam mengatur jalannya pemerintahan di Indonesia. Pancasila merupakan jiwa dan kepribadian bangsa, karena unsur-unsurnya telah berabad-abad lamanya terdapat dalam kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pancasila adalah pandangan hidup atau falsafah hidup bangsa yang sekaligus merupakan tujuan hidup bangsa Indonesia. Ketetapan MPR No. 11/MPR/1978 tertanggal 22 Maret 1978 tentang pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila antara lain : “Sesungguhnya sejarah telah mengungkapkan bahwa pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia yang memberikan kekuatan hidup kepada bangsa
4
Indonesia, serta membimbingnya dalam kehidupan lahir batin yang makin baik, dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Bahwasanya pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti yang telah diuji kebenerannya, keampuhan dan kesaktiannya sehingga tidak ada suatu kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia”. (Eka Prasetia Pancakarsa)
2.3 JIWA DAN KARAKTER MAHASISWA Menurut Susantoro mahasiswa merupakan kalangan muda yang berumur antara 19 sampai 28 tahun yang memang dalam usia tersebut mengalami suatu peralihan dari tahap remaja ke tahap dewasa. (Susantoro 1990) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mahasiswa adalah mereka yang sedang belajar di perguruan tinggi. Mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. (Poerwadarminta, 2005) Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan keerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling melengkapi. Mahasiswa adalah manusia yang tercipta untuk selalu berpikir yang saling melengkapi. (Dwi Siswoyo, 2007: 121). Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas, institut atau akademi, mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi. Karakteristik mahasiswa secara umum yaitu stabilitas dalam kepribadian yang mulai meningkat, karena berkurangnya gejolak-gejolak yang ada didalam perasaan. Mereka cenderung memantapkan dan berpikir dengan matang terhadap sesuatu yang akan diraihnya, sehingga mereka memiliki pandangan yang realistik tentang diri sendiri dan lingkungannya. Selain itu, para mahasiswa akan cenderung lebih dekat dengan teman sebaya untuk saling bertukar pikiran dan saling memberikan dukungan, karena dapat kita ketahui bahwa sebagian besar mahasiswa berada jauh dari orang tua maupun keluarga. Karakteristik mahasiswa yang paling menonjol adalah mereka mandiri, dan memiliki prakiraan di masa depan, baik dalam hal karir maupun 5
hubungan percintaan. Mereka akan memperdalam keahlian dibidangnya masingmasing untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja yang membutuhkan mental tinggi.
Gambar 1.2 Mahasiswa Soepraoen Malang
2.4 Hubungan Pancasila dengan Karakter Mahasiswa Jatidiri bangsa akan nampak dalam karakter bangsa yang merupakan perwujudan dari nilai-nilai luhur bangsa. Bagi bangsa Indonesia nilai-nilai luhur bangsa terdapat dalam dasar negara Negara Kesatuan Republik Indonesia yakni Pancasila, yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yakni Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan
yang
dipimpin
oleh
hikmat
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan/perwakilan serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Membangun jatidiri bangsa Indonesia berarti membangun jatidiri setiap manusia Indonesia, yang tiada lain adalah membangun Manusia Pancasila.
Gambar 1.3 Pemuda Pancasila
6
Karakter pribadi-pribadi akan berakumulasi menjadi karakter masyarakat dan pada akhirnya menjadi karakter bangsa. Untuk kemajuan Negara Republik Indonesia, diperlukan karakter yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorientasi Ipteks berdasarkan Pancasila dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karakter yang berlandaskan falsafah Pancasila artinya setiap aspek karakter harus dijiwai ke lima sila Pancasila secara utuh dan komprehensif yang dapat dijelaskan sebagai berikut: Bangsa yang Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah bentuk kesadaran dan perilaku iman dan takwa serta akhlak mulia sebagai karakteristik pribadi bangsa Indonesia. Karakter Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa seseorang tercermin antara lain hormat dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan, saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya itu; tidak memaksakan agama dan keperc ayaannya kepada orang lain. Bangsa yang Menjunjung Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, yaitu sikap dan perilaku menjunjung tinggi kemanusian yang adil dan beradab diwujudkan dalam perilaku hormat menghormati antarwarga negara sebagai karakteristik pribadi bangsa Indonesia. Karakter kemanusiaan seseorang tercermin antara lain dalam pengakuan atas persamaan derajat, hak, dan kewajiban; saling mencintai; tenggang rasa; tidak semena-mena terhadap orang lain;
gemar
melakukan
kegiatan
kemanusiaan;
menjunjung
tinggi
nilai
kemanusiaan; berani membela kebenaran dan keadilan; merasakan dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia serta mengembangkan sikap hormatmenghormati. Bangsa yang Mengedepankan Persatuan dan Kesatuan Bangsa, adalah bangsa yang memiliki komitmen dan sikap yang selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan Indonesia di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan merupakan karakteristik pribadi bangsa Indonesia. Karakter kebangsaan seseorang
tecermin
dalam
sikap
menempatkan
persatuan,
kesatuan,
kepentingan, dan keselamatan bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan; rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia yang bertanah air Indonesia serta menunjung tinggi
7
bahasa Indonesia; memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika Bangsa yang Demokratis dan Menjunjung Tinggi Hukum dan Hak Asasi Manusia, yaitu sikap dan perilaku demokratis yang dilandasi nilai dan semangat kerakyatan
yang
dipimpin
oleh
hikmat
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan/perwakilan merupakan karakteristik pribadi warga negara Indonesia. Karakter kerakyatan seseorang tecermin dalam perilaku yang mengutamakan kepentingan masyarakat dan negara; tidak memaksakan kehendak kepada orang lain; mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam mengambil
keputusan
untuk
kepentingan
bersama;
beritikad
baik
dan
bertanggung jawab dalam melaksanakan keputusan bersama; menggunakan akal sehat dan nurani luhur dalam melakukan musyawarah; berani mengambil keputusan yang secara moral dapat dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Bangsa yang Mengedepankan Keadilan dan Kesejahteraan, yaitu bangsa yang
memiliki
komitmen
dan
sikap
untuk
mewujudkan
keadilan
dan
kesejahteraan merupakan karakteristik pribadi bangsa Indonesia. Karakter berkeadilan sosial seseorang tecermin antara lain dalam perbuatan yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan; sikap adil; menjaga keharmonisan antara hak dan kewajiban; hormat terhadap hak-hak orang lain; suka menolong orang lain; menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain; tidak boros; tidak bergaya hidup mewah; suka bekerja keras; menghargai karya orang lain. Jadi, antara karakter bangsa dengan pancasila tidak dapat terpisahkan. Karena sebagai warga negara Indonesia yang berpedoman kepada pancasila dan setiap kegiatan harus memuat nilai-nilai yang ada dalam pancasila dari itulah diharuskan pula tumbuh nilai-nilai pancasila dalam pribadi setiap masyarakat dan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila adalah harga mati bagi setiap warga negara Indonesia, yang harus dipatuhi dan tidak boleh bertentangan dengan pancasila.
8
2.5 PERAN PANCASILA DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER MAHASISWA Pancasila yang sejak dahulu diciptakan sebagai dasar negara dan sudah sejak nenek moyang kita digunakan sebagai pandangan hidup sudah seharusnya dijadikan pedoman bagi bangsa Indonesia dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat. Demikian juga bagi mahasiswa, Pancasila yang mulai kehilangan pamornya di kalangan generasi muda diharapkan akan muncul kembali kejayaannya jika generasi muda (para mahasiswa) mulai sadar dan memahami fungsi Pancasila serta melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Semangat nasionalisme dan patriotism di kalangan mahasiswa
mulai
menurun. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya mahasiswa yang menganggap bahwa budaya barat lebih modern dibanding dengan budaya sendiri. Generasi muda terutama di kalangan mahasiswa pelajar, banyak mengekor budaya barat dari pada budaya sendiri. Hal ini bisa dilihat dari cara bersikap, berpakaian, berbicara sampai pola hidup yang cenderung meniru budaya asing dari pada budayanya sendiri. Menurut Rajasa, generasi muda mengembangkan karakter nasionalisme melalui tiga proses yaitu : 1. Pembangun Karakter (character builder) yaitu generasi muda berperan membangun karakter positifr bangasa melalui kemauan keras, untuk menjunjung nilai-nilai moral serta menginternalisasikannya pada kehidupan nyata.
Gambar 1.4 Kegiatan Apel Mahasiswa
9
2. Pemberdaya Karakter (character enabler), generasi muda menjadi role model dari pengembangan karakter bangsa yang positif, dengan berinisiatif membangun
kesadaran
kolektif
dengan
kohesivitas
tinggi,
misalnya
menyerukan penyelesaian konflik. 3. Perekayasa karakter (character engineer) yaitu generasi muda berperan dan berprestasi dalam ilmu pengetahuan dan kebudayaan, serta terlibat dalam proses pembelajaran dalam pengembangan karakter positif bangsa sesuai dengan perkembangan zaman. Pancasila berperan besar dalam menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotism di kalangan generasi muda. Apapun langkah tindakan yang dilakukan harus selalu didasarkan nilai-nilai Pancasila. Pancasila yang memiliki lima sila yang antara sila satu yang lain saling menjiwai dan dijiwai dan menunjukan satu kesatuan yang utuh, memiliki makna yang sangat dalam untuk menjadi landasan bersikap bertindak dan bertingkah laku. Berbagai tantangan sudah dialamai bangsa Indonesia untuk menggantikan ideologi Pancasila tidak menggoyahkan keyakinan kita bahwa Pancasila yang cocok sebagai dasar negara dan sebagai ideologi sejati di negara Indonesia. Pancasila dijadikan acuan para generasi muda dalam bersikap bertindak dan bertutur kata yang sesuai dengan norma Pancasila. (Rajasa, 2007)
BAB 3 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN Peran pemuda sangat penting dalam membangun peradaban dan kemajuan suatu bangsa. Sebagai generasi penerus bangsa yang akan menjadi akar bangsa ini di masa mendatang harus bisa mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional dengan memiliki modal dasar sebagai agent of change(agen perubahan) dan agent of social control (agen pengawas sosial) dalam masyarakat.
10
Beberapa peran yang dapat dilakukan oleh generasi muda dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah mewariskan nilai-nilai ideal Pancasila kepada generasi di bawahnya, membekali diri dengan pendidikan yang berlandaskan Pancasila yang menekankan pada nilai-nilai untuk menumbuhkan warga negara yang baik dan patriotik, memperkuat jati diri, dan berperan untuk mengentaskan Indonesia dari kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan, ketertinggalan, dan berbagai hal lainnya
B. SARAN Melalui makalah ini, penulis sangat mengharapkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya penerapan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan kampus. Kiranya mahasiswa tidak membatasi diri hanya karena perbedaan. Perbedaan tidak mungkin dihilangkan tapi jangan biarkan itu menghalangi dan membatasi diri untuk mengembangkan pergaulan dan relasi yang lebih luas lagi.
11