Isi Makalah Paragraf.docx

  • Uploaded by: endang
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Isi Makalah Paragraf.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,123
  • Pages: 14
Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2018 BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan

pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain yang membentuk paragraph, paragraf merupaka sanian kecil sebuah karangan yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangan. Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf. Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boeh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.

1.2

Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud paragraf ? 2. Bagaimana jenis-jenis dari paragraf ? 3. Apa saja syarat-syarat yang diperlukan dalam pembentukan paragraf ? 4. Bagaimana letak kalimat utama dalam paragraf ? 5. Bagaimana proses dalam pengembangan paragraf ?

Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2018 1.3

Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian paragraf. 2. Untuk mengetahui jenis-jenis paragraf. 3. Untuk mengetahui syarat-syarat dalam pembentukan paragraf. 4. Untuk mengetahui letak kalimat utama dalam paragraf. 5. Untuk mengetahui pengembangan paragraf.

1.4

Manfaat Penulisan Makalah

Penulisan makalah ini mempunyai manfaat bagi para pembaca dan diperuntukan bagi kepentingan : 1. Bagi pembaca, bahwa kegiatan penulisan makalah ini akan menambah pembendaharaan ilmu dan pengetahuan, khususnya tentang paragraf. 2. Bagi

penulis,

bahwa

kegiatan

penulisan

makalah

ini

akan

pembendaharaan ilmu dan pengetahuan, khususnya tentang paragraf.

menambah Manfaat

lainnya bagi penulis ialah untuk memperoleh sebagian nilai dari mata kuliah Bahasa Indonesia

1.5

Sistematika Penulisan Makalah

Makalah “Paragraf” terdiri dari 3 bab, yang meliputi: bab 1 pendahuluan, bab 2 pembahasan makalah, dan bab 3 penutup dan saran.

Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2018 BAB II PEMBAHASAN

2.1

Pengertian Paragraf Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam

pargraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat mengenal kalimat utama atau kalimat topik, kalimatkalimat penjelas sampai kepada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Paragraf dapat juga dikatakan karangan yang paling pendek (singkat). Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan dimana suatu ide mulai dan berakhir.

2.2

Macam-macam paragraf Berdasarkan sifat dan tujuannya, pargraf dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Paragraf Pembuka Paragraf pembuka berperan sebagi pengantar untuk sampai kepda masalah yang akan diuraikan. Sebab itu, paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepda masalah yang akan diuraikan. Paragraf pembuka ini jangan terlalu panjang supaya tidak membosankan.

2. Paragraf Penghubung Masalah yang akan diuraikan terdapat dalam paragraf penghubung. Jadi paragraf penghubung berisi inti persoalan yang akan dikemukakan. Oleh sebab itu, antara paragraf harus saling berhubungan secara logis.

3. Paragraf Penutup Paragraf penutup mengakhiri sebuah karagan. Biasanya paragraf ini berisi kesimpulan dari paragraf penghubung. Dapat juga paragraf penutup berisi penegasan kembali mengenai hal-hal yang dianggap penting dalam paragraf penghubung. Paragraf penutup yang berfungsi mengakhiri sebuah karangan, tidak boleh terlalu panjang. Namun, tidak bersrti paragraf ini dapat tiba-tiba diputuskan begitu saja. Jadi seseorang penulis harus dapat menjaga perbendingan antara paragraf pembuka, penghubung, dan penutup.

Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2018 2.3

Syarat-syarat Pembentukan Paragraf Syarat-syarat pembentukan paragraf yang baik yaitu :

1. Kesatuan Tiap paragraf hanya mengandung satu pikiran atau satu tema. Fungsi paragraf adalah mengembangkan tema tersebut. Oleh sebab itu, dalam pengembangannya tidak boleh terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan tema atau pikiran tersebut. Penyimpangan akan menyulitkan pembaca. Jadi tiap paragraf hanya boleh mengandung satu tema atau satu pikiran utama. Semua kalimat dalam paragraf harus membicarakan gagasan pokok atau temanya. Contoh: Alkisah, dinegara kita yang tercinta ini ada seorang gubernur yang pada suatu hari sempat mengetahui putra kandungnya yang duduk dibangku SMA tidak dapat berbahasa indonesia dengan baik dan benar. Putra Pak Guberur itu menurut penilaian ayahnya tidak dapat mengutarakan buah pikirannya secara tertulis dengan bahasa Indonesia yang runtun dan teratur. Seketika itu juga Pak Gubernur menelepon Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, mengutarakan kekecewaannya. Pak kakanwil tidak tinggal diam. Ia langsung menghubungi Kepala Sekolah SMA Tempat putra Pak Gubernur bersekolah. Diperoleh penjelasan bahwa putra Pak Gubernur bukanlah tergolong siswa yang bodoh . Pak Kakanwil berpikir, kalu siswa yang tidak bodoh saja tidak dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, lalu bagaimana dengan siswa yang bodoh ? Dalam contoh diatas Andap dapat melihat bahwa paragraf diatas hanya mengandung satu pikiran utama, yaitu putra Pak Gubernur tidak dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Pikiran utama ini kemudian diperinci dengan beberapa pikiran penjelas. a. Pak Gubernur Kecewa b. Putra Pak Gubernur tidak bodoh c. Bagaimana bahasa Indonesia siswa yang bodoh.

2. Koherensi Koherensi atau kepaduan. Satu paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau tumpukan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri atau terlepas, tetapi dibangun oleh kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Pembaca dapat dengan mudah memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena tidak adanya loncatan pikiran yang membingungkan. Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan. Jadi, kepaduan atau koherensi ditikberatkan pada hubungan antara

Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2018 kalimat dengan kalimat. Kepaduan dalam sebuah paragraf da[at diabngun dengan memperhatikan masalah kebahasaan yang digambarkan dengan: a. Repetisi b. Kata Ganti c. Kata Transisi Contoh: Pengajaran bahasa sebagai proses belajar mengajar didalam lingkungan lembaga pendidikan formal, memiliki tiga peranan pokok yang berhubungan dengan pembinaan bahasa. Pertama, pengajaran bahasa merupakan proses yang memungkinkan pelajar memiliki kegairahan dan keterampilan menggunakan bahasa yang diajarkan. Kedua, pengajaran bahasa merupakan jalur penyebarluaskan penggunaan bahasa dan sarana peningkatan mutu penggunaan bahasa yang diajarkan, terutama dikalangan generasi muda. Ketiga, pengajaran bahasa merupakan evaluasi pembinaan dan pengembangan bahasa dan sumber data tambahanbagi pembinaan dan pengembangan bahasa selanjutnya.

Perhatikan hubungan kalimat diatas dan perhatikan kata atau frasa transisi yang digunakan (yang ditulis miring).Kata atau frasa transisi itu biasanya digunakan dalam tulisan ilmiah dalam bermacam hubungan, misalnya sebagai berikut: 1) Hubungan yang menyatakan tambahan kepada suatu yang telah disebut sebelumnya. Untuk transisi yang digunakan biasanya: lebih-lebih lagi, tambahan, selanjutnya, disamping itu, lalu, seperti halnya, juga, lagi pula, berikutnya, kedua, ketiga, akhirnya, tambahan pula, dan demikian juga. 2) Hubungan yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang sudah disebut sebelumnya, digunakan: tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, sama sekali, tidak biarpun, meskipun. 3) Hubungan yang menyatakan perbendingan, menggunakan : Lain halnya, seperti, dalam hal yang sama, dalam hal yang demikian, sebagaimana. 4) Hubungan yang menyatakan akibat atau hasil, dengan kata transisi : Sebab itu, oleh sebab itu, karena itu, jadi, maka, akibatnya. 5) Hubungan yang menyatakan tujuan, dengan kata penghubung : untuk maksud itu, untuk maksud tersebut dan supaya. 6) Hubungan yang menyatakan singkatan, menggunakan : pendeknya, ringkasnya, secara singkat, pada umumnya, seperti sudah dikatakan, dengan kata lain, misalnya, yakni, yaitu, sesungguhnya.

Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2018 7) Hubungan yang menyatakan waktu, misalnya: sementara itu, segera, beberapa saat kemudian, sesudah itu, kemudian. 8) Hubungan yang menyatakan tempat, misalnya : di sini, di sana, dekat, di seberang, berdekatan, berdampingan dengan Keraf (1980) dalam (Barus, 2014).

3. Perincian dan Urutan Pikiran Perincian ini dapat diurutkan secara kronologis (menurut urutan waktu), secara logis (sebab-akibat, akibat-sebab, khusus-umum, umum-khusus), menurut urutan ruang, menurut proses, dan dapat juga dari sudut pandang yang satu ke sudut pandangan yang lain.

2.4

Letak Kalimat Utama Penempatan kalimat utama dalam pengembangan sebuah paragraf bermacam-

macam. Ada paragraf dimulai dengan peristiwa-peristiwa atau perincian-perincian, kemudian ditutup dengan yang merupakan kalimat utama. Ada juga yang dimulai dengan pernyataan umum, kemudian baru perincian-perincian yang menjelaskan pikiran utama. Ada empat cara meletakkan kalimat utama, yaitu sebagai berikut: 1) Pada awal paragraf Paragraf dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama, kemudian ditutup dengan kalimat-kalimat penjelas. Berarti paragraf ini, bersifat deduktif dari yang umum kepada yang khusus. Contoh: Kosakata memegang peranan dan merupakan unsur yang mendasar dalam kemampuan berbahasa, ksusunya dalam karang-mengarang. Jumlah kosakata yang dimiliki oleh seseorang akan menjadi petunjuk tentang pengetahuan seseorang. Disamping itu jumlah kosakata yang dikuasai seseorang juga akan menjadi indikator bahwa orang itu mengetahui sekian banyak konsep. Semakin banyak pengetahuan seseorang, makin banyak pula kosakata yang dimilikiny. Dengan demikian, seorang penulis akan lebih mudah memilih kata-kata yang tepat atau cocok untuk mengungkapkan gagasan yang ada dalam pikiran.

Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2018 2) Pada akhir paragraf Paragraf ini dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan atau perincianperincian, kemudian ditutup dengan kalimat utama. Berarti, paragraf ini bersifat induktif, dari yang khsus kepada yang umum. Contoh : Pada waktu anak didik memasuki duniapendidikan, pengajaran bahasa Indonesia secara metodologis dan sistematis bukanlah merupakan halangan baginya untuk memperluas dan meamantapkan bahasa daerahnya. Setelah anak didik meninggalkan kelas, ia kembali mempergunakan bahasa daerah, baik dalam pergaulan dengan temantemannya atau dengan orangtuanya. Ia merasa lebih intim dengan bahasa daerah. Jam sekolah hanya berlansung beberapa jam. Baik pada waktu istirahat ataupun diantara jamjam pelajaran, unsur-unsur bahasa daerah tetap menerobos. Ditambah lagi jika sekolah itu bersifat homogen dan gurunya punpenutur asli bahasa daerah itu. Faktor-faktor inilah yang meyebabkan pengetahuan si anak terhadap bahasa daerahnya akan melaju terus dengan cepat.

3) Pada Awal dan Akhir Paragraf Kalimat utama dapat pula diletakkan pada awal dan akhir paragraf. Fungsi kalimat pada akhir paragraf menekankan kembali pikiran utama dengan kalimat yang bervariasi. Contoh: Peningkatan taraf pendidikan para petani, dirasakan sama pentingnya dengan usaha peningkatan taraf hidup mereka. Petani yang berpendidikan cukup, dapat mengubah sistem pertanian tradisional, misalnya bercocok tanam hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan, menjadi petani modern yang produktif. Petani yang berpendidikan cukup mampu menunjang pembangunan secara positif. Mereka dapat memberikan umpan balik yang setimpal terhadap gagasan-gagasan yang dilontarkan perencanaan pembangunan, baik ditingkat pusat maupun di tingkat daerah. Itulah sebabnya peningkatan taraf pendidikan para petani dirasakan sangat mendesak. Pragraf diatas dibangun oleh beberapa kalimat yang semuanya menjelaskan tentang peningkatan taraf hidup para petani. Jadi, pikiran utama tersebar didalam beberapa kalimat yang membangun paragraf tersebut.

Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2018 2.5

Pengembangan Paragraf Pikiran utama dari sebuah paragraf hanya akan jelas kalau diperinci dengan pikiran-

pikiran penjelas. Tiap pikiran dapat dituangkan kedalam satu kalimat penjelas atau lebih. Malahan ada juga kemungkinan, dua pikiran penjelas dituang ke dalam sebuah kalimat penjelas. Tetapi sebaiknya sebuah pikiran penjelas dituang ke dalam sebuah kalimat penjelas. Jadi, dalam sebuah pargraf terdapat satu pikiran utama dan beberapa pikiran penjelas. Inilah yang dinamakan keterangan paragraf. 1. Secara Alamiah Dalam hal ini penulis sekedar menggunakan pola yang sudah ada pada obyek aatau kejadian yang dibicarakan. Susunan ini meneganl dua macam urutan yaitu: a. Urutan ruang (spasial) yang membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya yang berdekatan dalam sebuah ruang. Misalnya, gambaran dari depan ke belakang, dari luar kedalam, dari atas ke bawah, dari kanan ke kiri dan sebagainya. b. Urutan waktu (urutan kronologis) yang menggambarkan ururtan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.

2. Klimaks dan Antiklimaks Pikiran utama mula-mula diperinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya Kemudian berangsur-angsur dengan gagasan-gagasan lain hingga ke gagasan yang paling tinggi kedudukannya atau kepentingannya. Contoh: Bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman sesuai dengan kemajuan teknologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap jaya-jayanya, ada traktor yang dijalankan dengan mesin uap. Modelnya kira-kira seperti mesin giling yang digerakkan dengan uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian orang, traktor pun ikutikutan diberi model seperti tank. Keturunan traktor model ini sampai sekarang masih dipergunakan orang, yaitu traktor yang menggunakan roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan Carterpillar. Disamping Carterpillar, Ford pun tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Produksi Jepang yang khas di Indonesia terkenal dengan nama padi traktor yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari model-model sebelumnya.(Gorys Keraf,1980).

Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2018 Pikiran utama paragraf diatas adalah bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Pikiran utama ini kemudian diperinci dengan: a. traktor yang dijalankan dengan uap b. traktor yang dipakai roda rantai c. traktor buatan ford d. traktor buatan Jepang Variasi dari klimaks adalah antiklimaks. Penulisan mulai dari gagasan yang paling tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun melalui gagasan yang lebih rendah. 3. Perbandingan dan Pertentangan Untuk menambah kejelasan sebuah paparan, kadang-kadang penulis berusaha membandingkan atau mempertentangkan. Dalam hal ini penulis menunjukkan persamaan dan perbedaan antara dua hal tersebut. Yang dapat dibandingkan adalah dua hal yang tingkatannya sama dan kedua hal itu mempunyai persamaan dan perbedaan. Misalnya tentang dua wanita Inggris yang memegang kekuasaan dewasa ini, yaitu Margareth Thatcher dan Ratu Elizabeth, atau antara kedua pemain bulu tangkis terkenal, Rudi Hartono dan Liem Swie King. Dapat juga dibandingkan misalnya antara Jurusan Bahasa Inggris Fakultas Bahasa dan Seni UNJ dengan jurusan Bahasa Inggris Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Contoh: Ratu Elizabeth tidak begitu tertarik dengan mode, tetapi selalu berusaha tampil di muka umum seperti apa yang diharapkan rakyatnya. Kalau keluar, Ratu Elizabeth tidak begitu tertarik dengan mode, tetapi selalu berusaha tampil di muka umum seperti apan yang diharapkan rakyatnya. Kalau keluar kota paling senang mengenakan pakaian yang praktis. Ia menyenangi topi dan scraf. Lain halnya dengan Margareth Thatcher. Sejak menjadi pemimpin partai konservatif, ia melembutkan gaya berpakaian dan rambutnya. Ia membeli pakaian sekaligus dua kali setahun. Ia lebih cenderung berbelanja di tempat yang agak murah. Ia hanya memakai topi ke pernikahan, ke pemakaman dan upacara resmi pembukaan parlemen.

Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2018 4. Analogi Analogi biasanya dipergunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah diketahui umum dengan yang tidak atau kurang dikenal umum. Gunanya untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal tersebut. Contoh : Perkembangan teknologi sungguh menajubkan. Kehebatannya menandingi kesaktian para satria dan dewa dalam cerita wayang. Kereta-kereta tanpa kuda, tanpa sapi dan tanpa kerbau. Jakarta-Surabaya telah dapat ditempuh dalam sehari. Deretan gerbong yang panjang penuh barang dan orang, hanya ditarik dengan kekuatan air semata. Jaringan jalan kereta api telah membela-belah pulau. Asap yang mewarnai tanah air dengan garis hitam, semakin pudar untuk hilang dalam ketiadaan. Dunia rasanya tiada berjarak lagi, telah dihilangkan dengan kawat. Kekutan bukan lagi monopoli gajah dan badak, tetapi telah diganti dengan benda-benda kecil buatan manusia. 5. Contoh-contoh Sebuah generalisasi yang terlalu umumnya sifatnya agar dapat memberikan penjelasan kepada pembaca , kadang-kadang memerlukan contoh-contoh yang konkret. Dalam hal ini, sumber pengalaman sangat efektif. Contoh: Masih berkisar tentang pencemaran lingkungan, gubernur Jawa Tengah memberi contoh tentang jambu mete di Mayong Jepara yang diserang ulat kipat atau Crivula Trifenestrata. Ulat ini timbul akibat berdirinya peternakan ayam di tengah-tengah perkebunan tersebut. Menurut gubernur , izin peternakan ayam di Mayong itu diberikan untuk meningkatakan kesejahteraan masyarakat. “Kalau hal ini memag benar, lain kali kita harus berhati-hati dalam memberikan izin mendirikan suatu usaha ’’, ujar gubernur. 6. Sebab-Akibat Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab-akibat. Dalam hal ini sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama dan dan akibat sebagai pikiran utama dan akibat sebagai pikiran penjelas. Dapat juga sebaliknya. Akibat sebagai pikiran utama dan untuk memahami akibat ini dikemukakan sejumlah penyebab sebagai perinciannya.

Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2018 Contoh : Jalan Kebon Jati akhir-akhir ini kembali macet dan semrawut. Lebih dari separuh jalan kendaraan kembali tersita oleh kegiatan perdagangan kaki lima. Untuk mengatasinya, pemerintah akan memasang pagar pemisah antara jalan kendaraan dengan trotoar. Pagar ini juga berfungsi sebagai batas pemasangan tenda pedagang kaki lima tempat mereka diizinkan berdagang. Pemasangan pagar ini terpaksa dilakukan mengingat pelanggaran pedagang kaki lima di lokasi itu sudah sangat keterlaluan, sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas. 7. Defenisi Luas Untuk memberikan batasan tentang sesuatu, kadang-kadang penulis terpaksa menguraikan dengan beberapa kalimat, bahkan beberapa paragraf. Contoh: Pengajaran mengarang sebagai kegitan terpadu, biasanya ditunda sampai siswa agak mampu menggunakan bahasa lisan, seperti dalam pelajaran membaca. Pada tahap awal, latihan mengarang itu biasanya digunakan memperkuat kemampuan dasar, seperti ; ejaan, pungtuasi, kosakata, kalimat dan lain-lain. Kemudian kemampan mengarang menjadikan tujuan pelajaran tersendiri, yakni pengajaran mengarang. Jadi, mengarang adalah suatu kemampuan yang kompleks yang menggabungkan sejumlah unsur kemampuan yang berlain-lainan. 8. Klasifikasi Dalam pengembangan karangan kadang-kadang kita mengelompokkan hal-hal yang mempuyai persamaan. Pengelompokkan ini biasanya diperinci lagi lebih lanjut ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil. Contoh: Dalam karang mengarang atau tulis-menulis, dituntut beberapa kemampuan antara lain kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan pengembangan atau penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan adalah kemampuan menerapkan ejaan, pungtuasi, kosakata, diksi, dan kalimat. Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan pengembagan adalah kemampuan menata paragraf, kemampuan membedakan pokok bahasan dan kemampuan membagi pokok bahasan dalam urutan yang sistematik.

Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2018 9. Umum-Khusus Cara ini paling banyak digunakan dalam pengembangan paragraf, baik dari umum ke khusus atau sebaliknya dari khusus ke umum. Dalam bentuk umum ke perincian dan diakhiri dengan kalimat utama. Karya ilmiah umumya berbentuk deduktif artinya dari umum ke khusus. Contoh (1) : Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional. Kedudukan ini dimiliki sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Kedudukan ini dimungkinkan oleh kenyataan bahwa melayu yang mendasari bahasa Indonesia telah menjadi Lingua franca selama berabad-abad di seluruh tanah air kita. Hal ini ditunjang lagi oleh faktor tidak terjadinya “persaingan bahasa” maksudnya persaingan bahasa daerah yang satu dengan bahasa daerah yang lain untuk mencapai kedudukannya sebagai bahasa nasional. Contoh (2) : Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat-surat yang dikeluarkan pemerintah dan bahan-bahan kenegaraan lainnya ditulis dalam bahasa Indonesia. Pidatopidato terutama pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan dalam bahasa Indonesia. Hanya dalam keadaan tertentu, demi kepentingan komunikasi antarbangsa kadang-kadang pidato resmi ditulis dan diucapkan dalam bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Demikian juga pemakaian bahasa Indonesia dalam upacara peristiwa dan kegiatan kenegaraan. Dengan kata lain, komunikasi timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat berlangsung dengan menggunakan bahasa Indonesia.

Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2018 BAB III PENUTUP

3.1

Kesimpulan Karangan yang pendek / singkat yang berisi sebuah pikiran dan didukung himpunan

kalimat yang saling berhubungan untuk membentuk satu gagasan disebut paragraph / alinea. Untuk dapat membuat suatu paragraph yang baik harus memiliki dua ketentuan yakni kesatuan paragraph dan kepaduan paragraph. Pengembangan paragraf mencakup dua hal: 1. Kemampuan memerinci secara maksimal gagasan utama alinea ke dalam gagasangagasan bawahan; 2. Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.

3.2

Saran Mahasiswa

di

tuntut

untuk

lebih

dalam

mempelajari

pelajaran

Bahasa

Indonesia.Karena dengan itu dapat menambah wawasan kita. Misalnya dalam pembuatan suatu paragraf, kita tidak keliru lagi. Lebih memahami unsur-unsur yang menyangkut suatu paragraf.

Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2018 DAFTAR PUSTAKA

Barus, S., dkk. 2014. Pendidikan Bahasa Indoesia. Medan : Unimed Press Tanjung, Bahdin Nur dan Ardial. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Medan: Kencana Tarigan, H.G. 2008. Menulis (sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa). Bandung: Penerbit Angkasa Maryam, Siti. 2010. Pembelajaran Kreativitas Berbahasa dalam Menulis Esai di Sekolah. Dalam Suherli (Ed), Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Aktif dan Cerdas. Ciamis: APBI Press. Ismawati, Esti. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa & Sastra. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Related Documents

Isi Makalah
April 2020 42
Isi Makalah Akmen.docx
December 2019 14

More Documents from "endang"