Isi Laporan.docx

  • Uploaded by: Elisarah Sihombing
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Isi Laporan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,482
  • Pages: 18
1

PENDAHULUAN Latar Belakang Okra (Abelmoschus esculentus L. (Moench.) adalah tanaman sayuran ekonomis penting, tumbuh di daerah tropis dan bagian sub tropis. Tanaman ini cocok untuk dibudidayakan sebagai tanaman taman serta pada peternakan komersial besar. Hal ini ditanam secara komersial di India, Turki, Iran, Afrika Barat, Yugoslavia, Bangladesh, Afghanistan, Pakistan, Burma, Jepang, Malayasia, Brazil, Ghana, Ethiopia, dan Cyrpus Amerika Serikat Selatan. India menempati urutan pertama di dunia dengan 3,5 juta ton (70% dari total produksi dunia) okra yang dihasilkan dari 350.000 ha lahan (Reksohadiprojo, 2009). Okra (Abelmuschus esculentum L. (Moench.) merupakan tanaman herba tahunan sayuran yang berasal di daerah tropis Afrika. Tanaman okra memiliki batang berbulu tegak yang ternyata sangat berserat, daun memiliki petioles panjang, berbulu dan berbentuk hati. Bunga-bunga mencolok besar diproduksi tunggal pada axils cuti. Polong berwarna hijau muda warna (FAOSTAT, 2009). Okra (Abelmoschus esculentus L. (Moench.) adalah salah satu sayuran yang paling luas ditanam di dataran rendah tropika, beberapa varietas bersifat fotoperiodik, pembungaannya tertunda oleh hari-hari panjang. Kebanyakan kultifar akan menghasilkan panen utama kira-kira 14 minggu dan dapat diikut sertakan dalam pergiliran dengan tiga bulanan (Rachman dkk., 2001). Tanaman okra di Indonesia ditanam sejak tahun 1877 terutama di Kalimantan Barat. Tanaman ini telah lama diusahakan oleh petani Tionghoa sebagai sayuran yang sangat disukai utamanya untuk kebutuhan keluarga seharihari, pasar swalayan, rumah makan, restoran dan hotel. Dapat juga menjadi komoditas non migas yang potensial, sehingga tanaman ini mempunyai peluang

2

bisnis yang mendatangkan keuntungan yang besar bagi petani. Bagian yang dibuat sayur adalah buahnya (buah muda). Buah tersebut banyak mengandung lendir sehingga baik dijadikan sup (Sunarlim dkk., 2011). Okra dikenal dengan banyak nama lokal di berbagai belahan dunia. Hal ini disebut jari wanita di Inggris, gumbo di Amerika Serikat, Guino-gombo di Spanyol, guibeiro dalam bahasa Portugis dan bhindi di India. Hal ini sangat populer di India karena budidaya mudah, hasil diandalkan dan kemampuan beradaptasi untuk berbagai kondisi kelembaban. Bahkan di India, nama yang berbeda telah diberikan di berbagai daerah bahasa (Arisman, 2001). Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan dari paper ini untuk mengetahui manfaat dari pemberian hormon gilberelin terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman okra. Kegunaan Penuliasan Adapun kegunaan penulisan dari paper ini sebagai salah satu syarat untuk melengkapi komponen penilaian pada praktikum Dasar Agronomi Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

3

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Beattie (2005) taksonomi tanaman okra yaitu, Kingdom: Plantae; Division: Spermatophyta; Kelas: Dicotiledoneae; Ordo: Malvales; Family: Malvaceae; Genus: Abelmoschus; Spesies: Abelmoschus esculentus L.

(Beattie,

2005). Perakaran okra yaitu akar tunggang dan memiliki rambu-rambut akar, tetapi daya tembus relatif dangkal, pada kedalaman sekitar 30-60 cm. Oleh karena itu, tanaman okra termasuk peka terhadap kekurangan dan kelebihan air. Tanaman okra membutuhkan banyak air, terutama waktu berbunga, tetapi tidak sampai menggenang (Heywood, 2001). Batang okra bewarna hijau kemerahan dan bercabang sedikit. Tanaman okra mempunyai batang yang lunak dan bisa tumbuh mencapai tinggi sekitar 1 sampai 2 meter. Tanaman okra bercabang tetapi tidak terlalu banyak dan memiliki bulu-bulu yang halus sampai kasar. Batang tanaman okra tumbuh tegak ke atas (Ministy, 2009). Okra, yang mempunyai nama latin Abelmochus esculentus merupakan tanaman asli Afrika. Okra merupakan tanaman tahunan, tinggi tanaman bisa mencapai 2 meter. Daunnya memiliki panjang dan lebar kira-kira 10-20 cm. Tanaman okra memiliki daun yang lebar dan bercanggap dan menjari. Tangkai daun okra panjang dan berukuran sekitar 10-25 cm. Daunnya berbentuk lima jari dan pertulangan daunnya menyirip (Lestienne dkk., 2006). Tanaman okra mempunya bunga yang sangat cantik, berdiameter 4-8 cm, mempunyai kelopak bunga yang berwarna putih sampai kekuning-kuningan, dan

4

tampak

bercak

berwarna

merah

atau

ungu

pada

dasar

kelopaknya

(Ogunlela dkk., 2005). Buahnya berbentuk kapsul dengan panjang mencapai 18 cm. Bagian dalamnya berlubang dan mengandung banyak biji. Bagian ujung buah okra runcing sehingga buah ini mirip seperti jari lentik perempuan. Buah okra mengandung banyak lendir, sehingga tidak cocok untuk sop (Agrisain, 2009). Biji dari buah tua okra dapat dimanfaatkan sebagai bahan industri minyak dan bahan protein, karena okra memiliki kandungan minyak dan protein yang berkualitas bagus. Selain itu, buah okra mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi dimana pada setiap 100 gram buah muda okra mengandung 1 gram lendir, 7 gram karbohidrat dan 70-90 mg kalsium (Adil, 2000). Syarat Tumbuh Iklim Okra dapat tumbuh pada ketinggian tempat 0-800 meter diatas permukaan laut dan tidak memerlukan jenis tanah yang khusus. Namun faktor tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan okra. Tanah sebagai media tumbuh tanaman berfungsi sebagai tempat persediaan unsur hara, air, udara, dan unsur mineral lainnya yang dibutuhkan oleh tanaman okra. Maka jenis tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi suatu tanaman (Awaludin, 2001). Okra (Abelmoschus esculentus) dapat ditanam di berbagai macam tanah dengan drainase yang baik, tanah geluh pasir adalah jenis yang paling cocok. Suhu udara antara 27-30 °C mendukung pertumbuhan yang cepat dan sehat. Benih okra tidak akan berkecambah jika suhu tanah di bawah 17°C. Benih perlu direndam air selama 24 jam sebelum ditanam. Tanaman tumbuh dengan baik di

5

bedengan yang tingginya 20-30 cm (Luther, 2012). Okra menghendaki tempat terbuka yang mendapat sinar matahari secara penuh, bila terlindung maka pembentukan polong tidak sempurna dan buah menjadi sedikit. Okra dapat ditanam pada segala musim, namun tidak tahan terhadap genangan air. Jarak tanam yang dianjurkan ialah 90-125 cm x 28-62 cm (Kavanova dan Gloser, 2004). Tanah Hasil penelitian pada tanaman tomat dan okra yang ditanam berturutan terlihat bahwa bobot buah segar tomat yang ditanam pertama sebelum okra, dipengaruhi secara nyata oleh pemberian kompos baik yang berasal dari pemotongan sapi maupun dari kotoran ayam. Pemberian kompos menaikkan bobot buah segar secara nyata. Pemberian urea sebanyak 5g N/ pot menyebabkan tanaman tidak tumbuh akibat kandungan N terlalu tinggi (Sunarlim dkk., 2011). Okra dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi pada hampir semua jenis tanah dengan pH tanah minimal 4.5. Okra dapat tumbuh dengan baik pada tanah berpasir dengan pengairan yang baik, dan pH antara 6.5 sampai 7.5. Untuk memperoleh hasil yang optimal, perlu diperhatikan pula faktor tanah, iklim, dan pemeliharaannya (Norris dan Ayres, 2000). Pada tanah yang berpasir perlu diberikan bahan organik sedangkan pada tanah yang padat pengolahan tanah sebelum tanam perlu dilakukan. Tanaman okra dapat tumbuh dengan baik pada tanah dengan pH berkisar 5 – 7, sedangkan pada tanah dengan pH rendah perlu dilakukan pengapuran (misalnya dengan memberikan dolomit) (Nadira dkk., 2009).

6

MANFAAT PEMBERIAN HORMON GLIBERELIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN OKRA (Abelmoschus esculenta L.)

Hormon-hormon dan Fungsinya Macam hormon yang terdapat pada tumbuhan, antara lain auksin, giberelin, sitokinin, etilen, asam traumalin, asam absisat, kalin. Auksin Auksin merupakan senyawa asetat (gugus indol) yang terdapat pada indol, contohnya pada tanaman bawang merah (Allium cepa). Konsentrasi auksin lebih banyak terdapat pada daerah yang tidak terkena cahaya. Bagi tanaman (batang) yang tidak terkena cahaya akan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan bagian lain yang terkena cahaya matahari akibat adanya auksin ini. Pada tumbuhan, auksin dapat ditemukan di embrio biji, meristem tunas apical, dan daun-daun muda. Selain berpengaruh menigkatkan laju pemanjangan sel pada pertumbuhan seperti di uraikan di atas, auksin juga merupakan hormone pengatur fisiologi yang dapat digunakan untuk memacu pembentukan buah tanpa penyerbukan (disebut partenokarpi). Auksin di produksi di bagian koleoptil (titik tumbuh) ujung batang,ujung akar,serta jaringan lain yang bersifat meristematis .fungsi auksin yatu: Merangsang aktifitas cambium, mencegah rontoknya daun , bunga dan buah, merangsang pembentukan buah dan bunga, memacu pembentangan dan pembelahan sel, merangsang pemanjangan tunas ujung tanaman, membantu pembentukan buah tanpa biji, merangsang pembentukan akar lateral dan serabut

7

akar dan merangsang dominansi apikal yaitu terhalangnya pertumbuhan tunas lateral oleh adanya tunas ujung tanaman (Asra, 2014). Giberelin Giberelin merupakan hormon yang mirip dengan auksin. Hormone ini ditemukan Oleh P. kurosawa (tahun 1926, di Jepang) pada jamur Giberella fujikuroi. Giberelin di produksi oleh tumbuhan di meristem tunas apical, akar, daun muda, dan embrio. Fungsi giberelin memacu pertumbuhan buah tanpa biji (partenokarpi), menyebabkan tanaman mengalami pertumbuhan raksasa, meyebabkan tanaman berbunga sebelum waktunya (tidak pada musimnya), memacu pembentukan cambium pada tanaman dikotil, mematahkan dormansi buah dan biji, memperbesar ukuran buah (Dewi, 2008). Sitokinin Sitokinin ditemukan pada batang tembakau Oleh Skoog dan Miller.Struktur kimia sitokinin mirip dengan adenine (basa nitrogen yang terdapat pada DNA dan ATP). Selain dapat ditemukan di batang, sitokinin juga dapat di hasilkan di dalam akar dan akan diangkut ke organ yang lain. Fungsi Sitokinin, antara lain memacau pembelahan sel, mempercepat pelebaran daun, mempercepat tumbuhnya akar, memacu pertunasan lateral pada pucuk batang dan menunda pengguguran daun, Bungan, dan buah (Salisbury, 2002). Etilen Etilen merupakan satu-satunya hormone tumbuhan yang berbentuk gas. Gas etilen mempercepat pemasakan buah, contohnya pada buah tomat, pisang, apel, dan jeruk.Buah-buah tersebut dipetik dalam keadaan masih mentah dan berwarna

8

hijau.Selanjutnya, buah-buah tersebut dikemas dalam bentuk kotak berventilasi dan diberi gas etilen untuk mempercepat pemasakan buah sehingga buah sampai ditempat tujuan dalam keadaan masak. Selain itu, gas etilen juga menyebabkan penebalan batang dan memacu pembungaan. Oleh karena itu, etilen dapat ditemukan pada jaringan buah yang sedang matang, buku batang, daun, dan bunga yang menua (Andoko, 2004). Asam Traumalin Seperti

florigen,

asam

traumalin

sebenarnya

merupakan

hormon

hipotetik yaitu merupakan gabungan beberapa aktivitas hormone yang ada (auksin, giberelin, sitokinin, etilen, dan asam absisat). Apabila tumbuhan mengalami luka atau perlukaan karena gangguan fisik maka akan segera terbentuk cambium gabus. Pembentukan cambium gabus itu terjadi karena adanya pengaruh hormone luka (asam traumalin). Sebenarnya, peristiwa ini merupakan hasil kerja sama antar hormone pada tumbuhan yang di sebut restitusi (regenerasi). Awalnya luka pada tumbuhan akan memacu pengeluaran hormone luka yang kemudian merangsang pembentukan cambium gabus. Pembentukan cambium gabus dilakukan oleh hormone giberelin, selanjutnya, karena pengaruh hormone sitokinin, terbentuklah sel-sel baru yang akan membentuk jaringan penutup luka yang disebut kalus. Asam traumalin ini dapat ditemukan pada dinding sel tumbuhan (Pujiono, 2008). Asam Absisat Salah satu fungsi asam absisat adalah menghambat pertumbuhan tumbuhan. Pada musim tertentu pertumbuhan akan terhambat. Hal itu merupakan adaptasi pertumbuhan terhadap perubahan linkungan yang tidak memungkinkan

9

bagi tumbuhan untuk tumbuh. Asam absisat dapat ditemukan pada daun, batang, akar , dan buah biji. Fungsi lain asam absisat adalah membantu tumbuhan mengatasi dan bertahan pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan (masa dormansi). Dalam keadaan dorman, tumbuhan terlihat seperti mati, tetapi setelah kondisi lingkungan menguntungkan, ia akan tumbuh lagi dan mucul tunas-tunas baru. Contohnya adalah pohon jati yang meranggas pada musim kemarau

(Emanuel,

2015). Kalin Kalin adalah hormone tumbuhan yang mempengaruhi pembentukan organ pada tumbuhan. Berdasarkan organ yang dipengaruhinya, kalin dapat dibedakan atas rizokalin, mempengaruhi pertumbuhan akar, kaulokalin, mempengaruhi pertumbuhan batang, filokalin, mempengaruhi pertumbuhan daun dan antokalin atau florigen, mempengaruhi pertumbuhan bunga (Rindari, 2007). Zat Pengatur Tumbuh Zat Pengatur Tumbuh Tanaman (Plant Growth Regulator) berbeda dengan hormon tumbuh (Plant Hormon = Phytohormon). Menurut The American Society of Plant Physiology, Plant Growth Regulator merupakan persenyawaan organik yang bukan nutrisi, yang dalam jumlah kecil dapat merangsang, menghambat, atau merubah suatu proses fisiologis dalam tanaman. Sedangkan Plant Hormon adalah zat organik yang disintesa di satu bagian tertentu tanaman dan ditranslokasikan ke bagian lain, yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis tanaman. Hormon biasanya bergerak dalam tanaman dari tempat diproduksi ke tempat bereaksi (Fitra, 2012).

10

Peningkatan produksi tanaman selain dilakukan dengan inovasi pembibitan juga diperlukan penambahan ZPT. Zat pengatur tumbuh berperan dalam stimulasi pertumbuhan dengan memberi isyarat pada target untuk membelah atau memanjang. selain menjadi memacu pertumbuhan, beberapa jenis ZPT juga berperan dalam menghambat pertumbuhan tanaman. pengaruh dari suatu ZPT bergantung pada jenis dan spesies tumbuhan, situs aksi ZPT tumbuhan,tahap pertumbuhan

dan

perkembangan

tanaman

serta

konsentrasi

ZPT

(Abdurrahman, 2012). Hormon tumbuhan terdiri dari tiga grup senyawa, yakni auksin, giberelin, dan kinin. Hormon merupakan senyawa organik yang bekerja aktif dalam jumlah yang sedikit sekali, ditransformasikan ke dalam tubuh tumbuhan dan mempengaruhi pertumbuhan dan proses-proses fisiologis lainnya. Auksin adalah salah satu bentuk hormon yang paling banyak diteliti. Terutama berpengaruh terhadap pertumbuhan dengan merangsang perbesaran sel (Darmawan, 2013). Pupuk Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik maupun anorganik, apabila ditambahkan kedalam tanah atau tanaman maka dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah dan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman (Hapsari, 2013). Pupuk organik disebut juga pupuk alam karena seluruh atau sebagian besar pupuk ini berasal dari alam. Kotoran hewan, sisa tanaman, limbah rumah tangga,

11

dan batu-batuan merupakan bahan dasar pupuk organic ada pupuk organic yang masih benar-benar alami tanpa sentuhan teknologi, tetapi ada sedikit pula pupuk organic yang telah diproses dengan teknologi modern sehingga muncul dalam bentuk, rupa, dan warna yang jauh berbeda dengan bahan dasarnya (Lingga, 2001). Pupuk organik mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Akan tetapi, Nitrogen dan unsur hara yang lain yang dikandung pupuk organik dilepaskan perlahan-lahan sehingga penggunaannya harus berkesinambungan. Nilai pupuk yang dikandung dalam pupuk organik juga rendah dan sangat bervariasi, penyediaan hara terjadi secara lambat dan menyediakan hara dalam jumlah terbatas. Pemberian pupuk kandang maupun kompos akan sangat bermanfaat bagi kondisi fisik tanah, karena akan memperbaiki struktur tanah (Rosmarkam, 2002). Pemupukan merupakan salah satu jalan yang harus ditempuh untuk memperbaiki keadaan tanah, baik dengan pupuk buatan (anorganik), maupun dengan pupu organik (seperti pupuk kandang pupuk kompos). Terdapat dua kelompok pupuk anorganik berdsarkan jenis hara yang dikandungnya, yaitu pupuk tunggal dan pupuk mejemuk. Ke dalam kelompok pupuk tunggal terdapat tiga macam pupuk yang dikenal dan banyak beredar di pasaran, yaitu pupuk yang berisi hara utama nitrogen (N), hara utama posfor (P), dan hara utama kalium (K) (Kaunang, 2008). Cara-cara Pemupukan Pemupukan adalah merupakan suatu cara pemberian unsur hara atau pupuk kepada tanah yang tujuannya agar dapat diserap olah tanaman (unsur hara

12

adalah makanannya tanaman), apabila tanaman digambarkan sebagai manusia, maka apabila kita menghendaki pertumbuhan tanaman agar dapat optimal kebutuhan makan suatu tumbuhan harus mencukupi 4 sehat 5 sempurna, yaitu semua kebutuhan tanaman tercukupi, manusia tidak akan dapat tumbuh sehat jika hanya mengkonsumsi karbohidrat saja walaupun itu dalam jumlah sangat banyak. Selain itu waktu makan juga dapat mempengaruhi pertumbuhan. sebagai halnya manusia, waktu makan yang tepat adalah 3 hari sekali, yaitu pagi, siang dan sore. manusia juga tidak akan tumbuh sehat jika hanya mengkonsumsi pada pagi hari saja, walaupun itu juga dalam jumlah yang banyak (Wijaya, 2011). Pemupukan berimbang adalah pemberian pupuk ke dalam tanah untuk mencapai status semua hara esensial seimbang sesuai kebutuhan tanaman dan optimum untuk meningkatkan produksi dan mutu hasil, meningkatkan efisiensi pemupukan, kesuburan tanah serta menghindari pencemaran lingkungan. Jadi pemupukan berimbang merupakan pemenuhan hara yang berimbang dalam tanah, bukan berimbang dalam bentuk dan jenis pupuk. Pemupukan diberikan bagi hara yang kurang dalam tanah, yang sudah cukup diberikan hanya untuk memelihara hara tanah supaya tidak berkurang (Triyanto, 2005). Takaran pupuk yang digunakan untuk memupuk satu jenis tanaman akan berbeda untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap jenis tanah memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda. Ada beberapa hal penting yang perlu dicermati untuk mendapatkan efisiensi dalam pemupukan, antara lain : jenis pupuk yang digunakan, sifat dari pupuk itu sendiri, waktu pemupukan dan syarat pemberian pupuk serta cara atau metode pemupukan (Sutedjo, 2010).

13

Peningkatan produksi pertanian dapat dicapai melalui pendekatan teknologi yang tepat antara lain dengan menerapkan teknologi pemupukan berimbang spesifik lokasi. Saat ini teknologi pemupukan sesuai anjuran hampir tidak dilakukan oleh sebagian petani Indonesia, sehingga menyebabkan pemupukan menjadi tidak berimbang (Agromedia, 2007). Selama ini di masyarakat berkembang pengertian bahwa pemupukan berimbang adalah pemupukan yang menggunakan pupuk majemuk /compound (NPK Compound). Pengertian tersebut perlu segera diluruskan, karena konsep pemupukan berimbang adalah penambahan pupuk ke dalam tanah dengan jumlah dan jenis hara yang sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan kebutuhan hara oleh tanaman untuk meningkatkan produksi dan kualitas hasil komoditas pertanian (Novizan, 2002). Manfaat Pemberian Hormon Glibrelin Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus L.) Hormon giberelin akan merangsang presentase timbulnya buah. Pada fase produksi yaitu pada pembungaan dan pembuahan, giberelin akan merangsang serta mengurangi gugurnya buah sebelum waktunya. Aplikasi hormone giberelin akan mampu menginduksi sel sehingga ukuran buah menjadi lebih besar. Pemberian giberelin eksogen dapat efektif sesuai dengan kebutuhan tanaman (Arifin, 2011). Aplikasi giberelin dengan konsentrasi yang terlalu rendah dan konsentrasi yang lebih tinggi dapat menghambat produksi buah. Hormon giberelin akan bekerja optimal dengan konsentrasi yang tepat. Hormon giberelin dengan konsentrasi

yang sesuai

nantinya akan

mengarah

pada hasil

produksi

14

(Susanti, 2006). Bila ketersediaan unsur hara cukup dan seimbang maka pembelahan sel akan tumbuh dan berkembang serta berproduksi secara maksimal. Berdasarkan penelitian menunjukkan pemberian giberelin 200 ppm meningkatkan produksi buah lebih tinggi dibandingkan dengan control (Abidin, 2002).

15

KESIMPULAN 1. Macam hormon yang terdapat pada tumbuhan, antara lain auksin, giberelin, sitokinin, etilen, asam traumalin, asam absisat, kalin. 2. Zat pengatur tumbuh berperan dalam stimulasi pertumbuhan dengan memberi isyarat pada target untuk membelah atau memanjang. 3. Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. 4. Pemupukan berimbang adalah pemberian pupuk ke dalam tanah untuk mencapai status semua hara esensial seimbang sesuai kebutuhan tanaman dan optimum untuk meningkatkan produksi dan mutu hasil. 5. Hormon giberelin akan merangsang presentase timbulnya buah. Pada fase pembungaan dan pembuahan, giberelin akan merangsang serta mengurangi gugurnya buah sebelum waktunya.

16

DAFTAR PUSTAKA Abidin, Z. 2002. Dasar – Dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh. Angkasa. Bandung. Adil W. H., N. Sunarlim., dan . Roostika. 2000. Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Nitrogen Terhadap Tanaman Sayuran. Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Bioteknologi Dan Sumberdaya Genetik Pertanian (Balitbiogen), Bogor. Agrisain. 2009. Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Okra. (Abelmoschus esculantus Dekaform Dan Defoliasi. Dekaform Tablet, Defoliation Okra. Agromedia. 2007. Petunjuk Pemupukan. Jakarta : Agromedia Pustaka. Andoko, Agus. 2004. Mempercepat Penampilan Adenium. Jakarta: Agromedia Pustaka. Arifin, Z. 2011. Pengaruh Konsentrasi GA3 Terhadap Pembungaan dan Kualitas Benih Cabai Merah Keriting. Fakutas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Arisman. 2001. Pendidikan Keterampilan SMTA Pertanian. Penerbit Angkasa, Bandung. Asra, R. 2014. Pengaruh Hormon Giberelin (GA¬3) terhadap Daya Kecambah dan Vigoritas Calopogonium caeruleum. Biospeciesvol. 7 No.1, Januari 2014, Hal. 29 – 33. Awaludin. 2001. Karakteristik Distribusi Dan Efesiensi Penggunaan Radiasi Surya Pada Pola Tanam Monokultur dan Tumpangsari Tanaman Okra dan Kedelai. Geofisika dan Meteorologi FMIPA IPB, Bogor. Beattie W, R. 2005. Okra: Its Culture and Uses. Government Printing Ofiice. Washington. Beever. 2000. The feeding value of grass and grass product. In: A Hopkins (Ed) Grass: It’s Productions and Utilization. Published for British Grassland Soc. By Beckwell Science. Dewi, I. R. (2008). Peranan dan Fungsi Fitohormon bagi Pertumbuhan Tanaman. [Makalah]. Bandung: Fakultas Pertanian. Universitas Padjajaran Dewi, M. 2009. Respon Tanaman Okra Terhadap Beberapa Jenis Tanah dan Pupuk Amazing Bio-Growth. Universitas Islam Riau. Emanuel, A.P.,1997. Biologi, PT Galaxy Puspa Mega, Jakarta. FAOSTAT dalam Ministy of Environment and Forest. 2009. Biology of Okra. Department of Biotechnology, India.

17

Gorder. 2005. Teknik Analisis Dalam Penelitian Percobaan I. Tarsito, Bandung. Heywood, V. H. 2001. Plant Taxonomy. St.Martin’s Press, New York. Kaunang, D. 2008. Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. UNSRAT. Manado. Kavanova, M. dan V. Gloser. 2004. The use of internal nitrogen stores in the Rhizomatous Grass Calamagrostis epigejos during regrowth after defoliation. Annuals of Botany. Lestienne, F.,B. Thornton dan F. Gastal. 2006. Impact of defoliation intensity and frequency on N uptake and mobilization in Lolium perenne. Journal of Experimental Botany. Lingga. 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk. IKAPI. Jakarta. Luther, Kartini. 2012. Panen dan Menyimpan Benih Sayur-sayuran: Buku Panduan Untuk Petani. AVRDC Publication, Taiwan. Ministy, R. C. 2009. Biology of Okra. Department of Biotechnology, India. Nadira, S., Hatidjah, B., dan Nuraeni. 2009. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Okra (Abelmoschus Esculanta) pada Pelakuan Pupuk Dekaform dan Defoliasi. Nasaruddin dan J. G. Lengkong. 2002. Peningkatan Produksi Tanaman Kakao dan Penekanan Serangan PenggerekBuah Kakao melalui Pemangkasan dan Pemupukan Kalium. Jurnal Agrivigor. Norris, R.F dan Ayres. 2000. Cutting Interval and Irrigation Timing in Alfafa: Yellow Foxtail Invasion and Economic Analysis. Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Jakarta : Agromedia Pustaka. Ogunlela, Masarirambi, dan Makuza. 2005. Effect Of Cattle Manure Application On Pod Yield And Yield Indices Of Okra (Abelmoschus Esculentus L. Moench) In A Semi-Arid Subtropical Environment. Journal Of Food, Agriculture, And Environtment. Pujiono, Sugeng. 2008. Penerapan Perbanyakan Tanaman Secara vegetatif pada Pemuliaan Pohon. Riau: Penelittian Biotteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Rachman, A. Kadir dan S. Yudo. 2001. Nipah Sumber Pemanis Baru, Yogyakarta. Reksohadiprojo, S. 2009. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. UGM Press, Yogyakarta. Rindari, Henny. 2007. Sains Biologi 3. PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Solo.

18

Rosmarkam, A., dan N.W. Yuwono, 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta. Salisbury, F.B. and C.W. Ross. 2002. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Terjemahan Lukman, D.R. dan Sumaryono. Bandung: ITB. Setiawan, S. 2005. Produksi Tanaman Okra (Abelmoschus esculanta) pada Perlakuan Pupuk Dekaform. Sunarlim, N., W.H. Adil, F.L. Sahwan, dan F. Schuchardt. 2001. The Application Of Compost To Vegetable And Ornamental Crops. [Research Report]. Institute For Food Crops Biotechnology .Bogor. Susanti, D. 2006. Studi Penggunaan Asam Giberelat Untuk Meningkatkan Kualitas Polong Tanaman Okra. Universitas Lampung. Sutedjo, M. 2010. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta. Triyanto, S. 2005. Produksi Kompos dari Limbah Penyulingan Limbah Daun Kayu Putih (Melaleuca leucadendron Linn.) oleh Efective Microorganism pada Berbagai Kadar Urea. Skripsi S1. Fakultas Teknobiologi. UAJY. Yogyakarta. Wijaya. 2011. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian Universitas Swadaya Gunung Jati. Cirebon. William, C.N., J.O. Uzo and W.T.H. Peregrine. 2011. Vegetable production in the tropic. Longman Group, Kuala Lumpur.

Related Documents

Isi
October 2019 65
Isi
November 2019 55
Isi
July 2020 29
Isi
May 2020 40
Isi
April 2020 41
Isi
November 2019 59

More Documents from "Shahzad Asghar Arain"

Chapter Ii.pdf
April 2020 3
Isi Laporan.docx
April 2020 0
Kata Pengantar.docx
December 2019 0
111-218-1-sm.pdf
April 2020 0