Isi Laporan Praktikum Bengkel.docx

  • Uploaded by: lutpi
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Isi Laporan Praktikum Bengkel.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,651
  • Pages: 18
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pipa adalah sebuah selongsong bundar yang digunakan untuk mengalirkan fluida -cairan atau gas.Terminologi pipa biasanya disamakan dengan istilah tube, namun biasanya istilah untuk pipa memiliki diameter lebih dari 3/4 in. Berdasarkan standard dalam pebuatannya, pipa biasanya di dasarkan pada diameter nominalnya, ia biasanya memiliki nilai ouside diamter (OD) atau diameter luarnya tetap sedangkan untuk tebalnya mengunakan istilah schedule yang memiliki nilai berfariasi. Dalam sebuah pipa atau lebih tepatnya sistem pemipaan, kita akan mengenal istilah NPS. NPS yang memiliki kepanjangan dari Nominal Pipe Size adalah istilah yang menunjukan diameter nominal (bukan ukuran sebenarnya) dari sebuah pipa. Maksudnya nominal disini adalah hanya angka standar yang digunakan sebagain satuan umum. Contohnya adalah ketika kita menyebutkan pipa 2” (dua in) Maka pipa tersebut memiliki ukuran sekitar dua in, namun ukuran aslinya bila di ukur tidak tepat dua in. Nilai dua in tersebut hanya nominal yang di gunakan untuk meyebutkan jenis pipa agar baik penjual atau pemakai sama sama tahu, tetapi bukan ukuran sebenarnya. Pipa sendiri di bedakan menjadi dua istilah, piping dan pipeline. Piping di gunakan untuk istilah pipa yang mengalirkan dari satu tempat ke tempat lain dalam jarak yang berdekatan, sedangkan pipa yang digunakan berukuran relatif kecil. Sedangakan pipeline istilah tersebut digunakan untuk mengalirkan fluida dari satu fasilitas (plant) ke plant yang lain, dan biasanya ukurannya sangat besar. Sistem perpipaan dalam suatu bangunan merupakan suatu hal yang mutlak. Penyediaan air bersih, pembuangan air kotor, maupun jaringan instalasi gas sangat di perlukan suatu jaringan pipa yang tertata baik. Dengan demikian sitem perpipaan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam gedung. Oleh karena itu perencanaan dan perancangan sistem perpipaan di laksanakan dan di sesuaikan dengan tahapan perencanaan dan perancangan gedung itu sendiri dengan memperhatikan secara seksama hubungan dengan bagian-bagian konstruksi gedung dan peralatan lainnya yang ada dalam gedung itu sendiri. Demikian rumitnya jaringan perpipaan dalam gedung, maka di perlukan suatu ketelitian dalam perancangan, pemasangan, dan pelaksanaannya, serta perawatan dari suatu jaringan plumbing dapat membahayakan jiwa manusia. Oleh karena itu di banyak negara telah menetapkan undang-undang peraturan atau pedoman pelaksanaan (code of practise), standar dan sebagainya yang menyangkut peralatan instalasi plumbing di Indonesia telah di siapkan suatu 1

pedoman plumbing Indonesia oleh suatu tim yang di bentuk oleh Direktorat Jendral Cipta Karya. 1.2. Rumusan Masalah a. b. c. d.

Apa manfaat pipa? Mengapa pipa sangat dibutuhkan? Bagaiman membuat instalasi pipa yang baik dan benar? Bagaimana ketetapan yang mengatur tentang pipa?

1.3. Tujuan dan Manfaat Praktikum ini bertujuan untuk : a. Mengetahui bagaimana cara membuat komponen rangkaian pipa b. Mengetahui bagaiman cara membuat miniatur instalasi pipa c. Mengetahui fungsi pipa

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Sistem Pemipaan Pipa adalah media tempat mengalirnya fluida proses dari suatu unit yang satu ke unit lainnya. Secara umum karakteristiknya ditentukan berdasarkan material (bahan) penyusunnya. Ukuran diameter pipa didasarkan pada diameter ”Nominal” antara diameter luar (OD) atau diameter dalam (ID). Tubing adalah pipa dengan ukuran diameter yang lebih kecil dari pipa, kegunaannya (secara umum) adalah untuk penghubung antara alat ukur dengan pipa proses an dari instrumen ke sistem kontrol. Ukuran standar untuk tubing selalu diameter luar (OD). 2.1.1. Tujuan Perancangan Sistem Pemipaan  Menentukan jenis material yang sesuai dengan kondisi kerja seperti, tekanan external/internal, suhu, korosi dll.  Standard Code mana yang sesuai untuk diaplikasikan pada sistem perpipaan yang akan dirancang. Pemilihan standard code yang benar akan menentukan arah perancangan secara keseluruhan, baik dari segi biaya, reliabilitas, safety design, dan stress analisis.  Perhitungan dan pemilihan ketebalan pipa. Pemilihan ketebalan pipa (schedule number) sebaiknya memenuhi kriteria cukup, aman, dan ketersediaan stok di pasaran.  Dengan cara bagaimana sistem perpipaan akan dikoneksikan satu sama lain, jenis sambungan, dan material sambungan seperti apa yang sesuai.  Bagaimana planning dan routing dari sistem perpipaan akan dilakukan. General arrangement, dan routing sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan aspek inherent safety design, konsumsi pipa seminimum mungkin tanpa mengorbankan dan mengurangi kemampuan, fungsi dan operasional dari peralatan yang terkoneksi 2.1.2. Standarisasi Pipa Internasional a. Diameter Standar Diameter dalam : (ID = Inside Diameter) Diameter luar : (OD = Outside Diameter) Diameter Nomonal : (NPS = Nominal Pipe Size) 3



 



NPS: Nominal Pipe Size, diameter, ID) satuannya Inchi (pendekatan dalam bentuk diameter bagian dalam (inside dari pipa). DN: Diameter Nominal, digunakan oleh Negara di daratan Eropa, dengan satuan milimeter. Sch atau Schedule adalah menunjukan ukuran ketebalan dinding pipa atau wall-thickness (seringkali merupakan data ID dan wall thickness). Sebagai tambahan beberapa standart memberikan metode untuk menentukan ketebalan suatu pipa. Salah satu cara yang umum adalah dinyatakan dengan beratnya yang diklasifikasikan sebagai berikut, a. STD-Standard atau Standart Weight untuk tebal dinding normal pada tekanan pipa 150 psi. b. XS-Extra strong atau Extra Heavy dengan tekanan diatas 300 psi. c. XXS - Double extra strong untuk tekanan diatas 600 psi.

Gambar. Diameter Nominal Pipa Menurut ANSI (American National Standard Institute) dan ASME (American Society of Mechanical Engineer), ukuran diameter pipa ditentukan sebagai berikut : a) Untuk ukuran pipa ⅛ ” – 12” nominal diameter pipa tidak sama dengan diameter luarnya, yang diukur adalah ID atau inside diameter. b) Untuk ukuran pipa >12 ” – 24” nominal diameter pipa sama dengan OD (diameter luar).

4

Gambar. Diameter Pipa Menurut ANSI dan ASME Untuk pipa yang memiliki OD- outside diameter sama , namun bisa memiliki tebal dinding yang berbeda beda sesuai dengan schedule number-nya. b. Material Satandar Standar bahan yang dipakai biasanya memakai standard Amerika, yaitu yang dikenal dengan nama :  ASTM = American Society for Testing Material  API = American Petroleum Institute  ANSI = American National Standard Institute 1) Pipa Baja Karbon (Carbon Steel Pipe)  ASTM – A. 53 (Grade A and B)  ASTM – A. 106 (Grade A,B,C)  ASTM – A. 155 2) Pipa Baja Stainless (Stainless Steel Pipe)  ASTM – A.132 Type 304 (AISI 304)  ASTM – A.312 Type 321 (NASI 321)  ASTM – A.358 Type 321 (AISI 321) 3) Pipa Baja Tuang  ANSI – A.211 4) Pipa Lapisan Seng (Galvanized Pipe)  ASTM – A. 53 Galvanized 8  ASTM – A. 120 Galvanized Standar bentuk pipa berdasarkan ujungnya : a) PLAIN END : Sambungan pipa dengan socket welding b) THREADED END :Sistim sambungan pipa berulir c) BEVELED END : Sistim sambungan butt welding

5

2.1.3. Macam-Macam Pipa Berdasarkan Kegunaannya a. Carbon Steel Pipe Pipa baja karbon atau steel pipe banyak digunakan pada industri migas. Pipa ini memiliki kekuatan yang tinggi, kenyal, dapat dilas dan tahan lama. Kelemahannya adalah tidak tahan terhadap serangan korosi (H2SO4) Carbonate (K2CO3) dan air laut. Karena itu untuk pipa yang dipasang dibawah laut maupun dalam tanah akan menggunakan lapisan khusus (coating) agar tidak di serang zat yang korosif. b. (Pipa Baja) Stainless Steel Pipe Pipa jenis ini mempunyai sifat tahan terhadap oksidasi dan zat yang korosif, untuk fasilitas LNG jenis pipa ini dipakai pada CO2removal unit, untuk menyalurkan carbonate, dan untuk flare stack. Stailess steel pipe memiliki thermal strength yang tingi (1,5 x carbon steel.) c. Pipa Basi Tuang (Cast iron) Pipa besi tuang golongan kelas yang tahan akan korosi, besi tuang memiliki kekerasan tinggi tetapi memiliki kerapuhan yang tinggi pula, besi tuang tidak baik dipakai untuk fasilitas yang memiliki kontraksi dan getaran tinggi. d. Pipa Galvanized (Galvanized Pipe) Pipa jenis ini adalah jenis carbon steel namun bagian luar dan dalam pipa dilapisi dengan seng agar tahan terhadap karat, digunakan untuk saluran air dan conduit. 2.1.4. Komponen Pemipaan Komponen perpipaan harus dibuat berdasarkan spesifikasi standar yg terdaftar dalam simbol dan kode yg telah dibuat atau dipilih sebelumnya.Komponen perpipaan yg dimaksud disini meliputi : a. Flanges ( flens-flens) b. Fittings (sambungan) c. Valves (katup-katup) d. Boltings (baut-baut) e. Gasket f. Support/ Instalasi g. Specials items

6

2.2. Alat Sambung Ukuran panjang standar pipa perbatang umumnya 6 meter. Pada suatu instalasi pipa baik untuk instalasi air bersih maupun instalasi air kotor banyak di jumpai sambungan, belokan, katup ataupun hubungan lainnya. Untuk keperluan tersebut, telah di produksi bermacam-macam alat sambung dari berbagai ukuran maupun jenis bahan yang sesuai dengan pipanya. 2.2.1. Alat Sambung Pipa Galvanis a. Tee Digunakan untuk menyambung tiga buah pipa yang berdiameter sama, dengan arah tegak lurus. Alat sambung ini mempunyai ulir di tiga ujungnya.

b. Reducing Tee Digunakan untuk menyambung tiga buah/batang pipa yang mempunyai dua macam ukuran diameter dengan arah tegak lurus. Alat sambung ini mempunyai uliran di ketiga ujungnya.

c. Elbow ( F+F ) Digunakan untuk menyambung dua buah pipa yang berdiameter 90’. Alat sambung ini mempunyai ulir dalam di kedua ujungnya.

d. Elbow ( F+M ) Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang berdiameter sama dengan sudut 90’. Alat sambung ini mempunyai uliran yang berada pada masing-masing ujungnya, yaitu uliran dalam dan uliran luar.

7

e. Elbow 45’ ( F + F ) Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang berdiameter sama dengan sudut 45’ . Alat sambung ini mempunyai ulir dalam di kedua ujungnya.

f. Socket Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa lurus dengan ukuran diameter yang sama dan mempunyai ulir di kedua ujungnya.

g. Reducing Socket Di pergunakan menyambung dua pipa lurus dengan ukuran diameter pipa yang berbeda. Alat sambung ini mempunyai ulir di kedua ujungnya

h. Elbow 45’ (F + M) Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang berdiameter sama, dengan sudut 45’, alat sambung ini mempunyai ulir yang berlainan di kedua ujungnya itu uliran dalam dan uliran luar.

i.

Bend (F + M) Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang berdiameter sama dengan sudut 90’, alat sambung ini mempunyai uliran yang berlainan di kedua ujungnya yaitu uliran dalam dan uliran luar. 8

j.

Bend (F + F) Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang berdiamter sama, dengan sudut 90’, yang mempunyai ulir dalam di kedua ujungnya.

k. Bend 45’ (F + F) Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang berdiameter sama, dengan sudut 45’ yang mempunyai ulir dalam dan ulir luar dan mempunyai jari-jari panjang.

l.

Bend 45’ (F + M) Dipergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang berdiameter sama dengan sudut 45’ yang mempunyai jari-jari panjang dan dikedua ujungnya mempunyai ulir yang berlainan. Yaitu ulir luar dan ulir dalam.

m. Barel Union Alat sambung ini di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang berdiameter sama, terutama pada instalasi tertutup.

9

n. Bushis Di pergunakan dua buah pipa yang berlainan ukuran diameternya sama dengan ulir luar pada posisi luar dan uliran dalam pada posisi dalam.

o. Heksagonal Nipple Alat sambung ini di pergunakan untuk mengencangkan sambungan pipa. Bentuk segi enam di tengah alat ini di pergunakan untuk mengencangkan sambungan dengan menggunakan kunci pipa.

p. Cap Dipergunakan untuk menutup aliran dan alat sambung ini mempunyai ulir luar.

q. Plug Di pergunakan untuk menutup pipa atau alat sambung yang mempunyai ulir dalam.

2.2.2. Alat Sambung Pipa PVC Alat sambung pipa PVC untuk saluran air minum kelas AW bentuk dan ukurannya sama dengan alat sambung pipa galvanis.

10

2.3.Valve Macam-macam valve yang sering ditemukan atau digunakan pada plant adalah sebagai berikut : a. Gate valve Gate Valve adalah valve yang paling sering dipakai pada sistem perpipaan. Fungsinya hanya untuk menutup dan membuka aliran (fully closed & fully opened position), on/off control dan isolation equipment.Gate valve tidak bisa digunakan untuk mengatur besar kecilnya aliran (regulate atau trotthling). Karena akan merusak posisi disc nya dan mengakibatkan valve bisa passing pada saat valve ditutup (passing = aliran tetap akan lewat, walaupun valve sudah menutup). Pada saat Gate valve terbuka sebagian (misal 50% opening), maka aliran fluida akan sebagian lewat dibawah disc yang menyebabkan turbulensi (turbulensi = aliran fluida yang bergejolak). Berikut adalah contoh gambar dari Gate valve :

Gambar. Gate Valve b. Globe valve Globe valve merupakan salah satu jenis valve yang dirancang untuk mengatur besar kecilnya aliran fluida (regulate atau trotthling). Pada dasarnya bagian utama dari Globe valve ini sama saja dengan Gate valve. Yaitu terdiri dari body, seat, disc, bonnet, stem, packing dan gland. 11

Gambar. Globe Valve c. Rotation valve Dikatakan rotation valve karena valve membuka dan menutup dengan cara rotasi pada disc. Valve – valve dibawah ini berbeda dengan gate valve dan globe 13 valve dalam hal cara membuka dan menutup valve. Pada gate valve dan globe valve, kita diharuskan memutar handwell, namun untuk rotation valve, kita bisa membuka dan munutup valve hanya dengan memutar handle valve sebesar 90 derajat. Oleh karena itu valve jenis ini bisa membuka dan menutup lebih cepat dari gate valve ataupun globe valve. Handle pada valve tipe ini adalah pengganti handwell pada gate valve dan globe valve. Hal penting yang harus diperhatikan adalah, pada posisi valve fully open maka handle akan searah dengan aliran atau pipa, namun jika posisi valve fully close maka posisi handle tidak searah dengan aliran atau pipa, melainkan akan membentuk sudut 90 derajat dengan aliran atau pipa. Yang termasuk jenis ini adalah: Plug valve, Ball valve dan Butterfly valve. d. Diaphgram valve Diaphgram valve bisa digunakan untuk mengatur aliran (trhottling) dan bisa juga digunakan sebagai on/off valve. Diaphgram valve handal dalam penanganan material kasar seperti fluida yang mengandung pasir, semen, atau lumpur, serta fluida yang mempunyai sifat korosif.

12

e. Pinch valve Pinch valve digunakan untuk menangani fluida yang berlumpur, endapan, dan yang mempunyai partikel-partikel solid yang banyak serta fluida-fluida yang mempunyai kecenderungan untuk terjadi kebocoran (leak). f. Check valve Check valve digunakan untuk membuat aliran fluida hanya mengalir kesatu arah saja atau agar tidak terjadi reversed flow/back flow. Bentuk check valve sama saja dengan gate valve tapi valve ini tidak mempunyai handwell/handle maupun stem. g. Relieve valve dan Safety valve Kedua valve ini digunakan untuk melepaskan (release) tekanan (pressure) pada suatu sistem agar tidak membahayakan alat (equipment), personnel yang sedang bekerja, dan untuk kepentingan proses itu sendiri. Relieve valve akan membuka perlahan-lahan apabila terjadi kelebihan (excess) pressure dan akan menutup kembali apabila pressure telah kembali normal. cocok diaplikasikan ke fluida liquid. Sedang Safety valve, akan membuka 14 secara sangat cepat langsung 60% opening apabila terjadi excess pressure. Dan akan menutup kembali hanya apabila pressure telah berada dibawah pressure normal (set point). Digunakan untukfluida gas.

13

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Proses Pembuatan 3.1.1. Proses Pembuatan Elbow 3.1.1.1. Keselamatan kerja 1. Fokuskan perhatian pada pekerjaan dan bersihkan dari hal-hal yang mengganggu kelancaran kerja. 2. Simpan potongan-potongan pipa yang tidak di pakai di tempat yang aman, sebab kalau terinjak bisa tergelincir. 3. Perhatikan dan ikuti petunjuk dari instruktur. 4. Hati-hatilah bila memotong pipa dengan pemotong pipa, karena mata pemotong pipa mudah patah. 5. Aturlah penempatan peralatan dengan baik dan teratur. 3.1.1.2. Alat dan Bahan 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Mistar Baja Gergaji Besi Penggores Pengikir Pipa Lem Pipa

3.1.1.3. Langkah kerja 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Ukur panjang pipa Ø 2½″ dengan panjang masing-masing 20 cm. Menandai dengan penggores. Pipa Ø 2½″dipotong dengan menggunakan gergaji besi. Membersihkan pipa dari serpihan bekas pemotongan. Memberi tanda membentuk sudut 45o pada bagian tengah pipa dengan penggores. 7. Memotong pipa dengan mengikuti garis yang telah dibuat. 8. Mengikir kedua permukaan ujung pipa untuk mendapatkan kesikuannya serta agar ukuran panjang pipa tepat. 9. Lakukan pengeleman pada kedua pipa agar menyatu. 10. Periksakanlah hasil kerja pada instruktur. 14

BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Setelah melakukan praktikum kerja pipa, dapat kami simpulkan bahwa praktek kerja pipa telah mengajarkan kita bagaimana cara untuk mengolah atau mengontrol air bersih maupun air kotor (pembuangan). Suatu praktikum akan berjalan dengan baik dan menghasilkan hal yang produktif jika dalam kegiatan praktikum kita memperhatikan keselamatan kerja, instruksi umum serta menerapkan langkah kerjanya dengan baik, tepat, dan efisien.

4.2. Saran Saran yang dapat kami berikan yaitu kita sebagai orang yang melakukan praktikum harus benar-benar mempelajari dan memahami syarat-syarat pipa serta hal-hal yang berkaitan dengan kerja pipa. Hal ini bertujuan agar kita dapat mengaplikasikannya saat berada di dunia kerja. Kemudian yang hendaklah kita selalu mengutamakan keselamatan kerja, agar apa yang sudah maupun akan kita lakukan dapat berjalan dengan lancar tanpa menimbulkan kerugian bagi pihak disekitarnya. Diharapkan pula agar parapembimbingtetapmemberi arahanselama praktikum berlangsung, begitupun mahasiswa agar dapat bekerjasamadenganbaikselamamelaksanakan praktikum.

15

DAFTAR PUSTAKA http://eprints.polsri.ac.id/1990/3/BAB%20II.pdf http://eprints.polsri.ac.id/301/1/Cover.pdf https://id.wikipedia.org/wiki/Pipa_(saluran) https://www.academia.edu/21686104/LAPORAN_PRAKTIKUM_PIPA

16

LAMPIRAN

GERGAJI

MISTAR

SIKU

PENGIKIR PENGGORES

17

18

Related Documents

Laporan Praktikum
September 2019 87
Isi Laporan
April 2020 22
Laporan Praktikum
June 2020 47
Laporan Praktikum Asli.docx
November 2019 34

More Documents from "Ellie Hartinie"