Isi Geostruk 3.docx

  • Uploaded by: putri kartika wulandari
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Isi Geostruk 3.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,754
  • Pages: 15
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari terutama untuk para penambang sudah menjadi hal yang biasa jika suatu saat menemukan kejadian-kejadian alam yang tak biasa misalnya pergeseran tanah atau kejadian lempeng tektonik lainnya. Mungkin untuk masyarakat umum hal tersebut adalah hal yang sudah biasa atau biasa-biasa saja, namun bagi seorang explorer hal tersebut sudah menjadi topic utama dalam melakukan pekerjaan sehingga hal untuk dalam mendalami hal tersebut akan di bahas dalam ilmu geologi struktur. Secara geometri, unsur struktur geologi dianggap sebagai bidang-bidang dan garis-garis.Garis atau bidang tidak selalu merupakan bidang batas dari suatu batuan, tetapi merupakan unsur yang mewakili batuan atau satuan batuan.Didalam prinsip geometri, suatu bidang atau garis adalah unsur yang mempunyai kedudukan (attitude) atau orientasi yang pasti di dalam ruang, dan hubungan antara satu dan lainnya dapat dideskripsikan.Dalam hal ini, suatu bidang atau garis harus mempunyai komponen kedudukan, yang pada umumnya dinyatakan dalam koordinat grafis, arah (bearing atau azimuth), dan kecondongan (inclination). Pada peraktikum ini menjelaskan tentang struktur bidang, yang dimana struktur bidang merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang perlipatan bidang perlapisan, bidang foliasi, bidang rekahan, bidang sesar, bidang belahan (cleavage), dan sebagainya.Adapun penjelasan dari Jurus (Strike) Struktur Bidang Sebuah garis jurus (stike line) dapat didefinisikan sebagai sebuah garis horizontal yang terletak pada suatu struktur bidang. Sebuah garis jurus pada suatu struktur bidang dapat dibayangkan sebagai perpotongan antara bidang horizontal imajiner dengan struktur bidang tersebut (ingat

bahwa perpotongan antara dua buah bidang adalah sebuah garis). Dan Kemiringan (Dip) Struktur BidangKemiringan sebenarnya (true dip) dari suatu struktur bidang adalah sudut antara struktur bidang tersebut dan sebuah bidang horizontal yang diukur pada bidang vertikal tertentu.Bidang vertikal yang tertentu ini memiliki orientasi yang tepat tegak lurus dengan garis jurus.Pada sebuah struktur bidang, kemiringan sebenarnya selalu merupakan kemiringan lereng yang paling besar, dan arah kemiringan sebenarnya merupakan arah yang tepat tegak lurus jurus.Arah kemiringan sebenarnya selalu ditentukan pada arah turun lereng (downslope). Untuk lebih jelasnya akan dibahas pada lembar berikutnya.

B. Tujuan dan Manfaat

Tujuan Adapun tujuan diadakan praktikum ini yaitu : 1. Memahami struktur bidang 2. Menggambarkan jurus/kemiringan pada batuan di bidang datar. 3. Mengaplikasikan pada kejadian sebenarnya dilapangan.

Manfaat Adapun manfaat dari praktikum struktur bidang ini adalah dapat mengenali atau mengetahui kedudukan batuan baik itu jurus (strike) maupun dip direction serta kejadian-kejadian semu lainnya yang telah diamati dan diproyeksikan dalam bidang datar.

BAB II DASAR TEORI A. Pengertian Struktur Bidang Struktur bidang dalam geologi struktur dapat dibedakan menjadi “struktur bidang rill” dan “struktur bidang semu”. Struktur bidang rill,artinya bentuk dan kedudukannya dapat diamati secara langsung dilapangan antara lain adalah bidang perlapisan,bidang ketidakselarasan,bidang sesar,bidang foliasi dan bidang sayap lipatan. Bidang yang disebut terakhir ini sebenarnya merupakan kedudukan bidang yang terlipat. Struktur bidang semu artinya bentuk dan kedudukannya hanya bisa diketahui atau didapatkan dari hasil analisa struktur bidang rill yang yang lain, contohnya adalah bidang poros lipatan.

Dikaitkan

dengan

penggolongan

struktur

menurut

waktu

pembentukkannya, maka dapat dibedakan menjadi struktur primer dan struktur sekunder. Bidang-bidang yang termasuk dalam struktur bidang primer adalah bidang perlapisan, bidang foliasi, bidang rekah kerut(mud crack), bidang kekar kolom pada batuan beku dan lain sebagainya sedangkan yang termasuk dalam struktur bidang sekunder adalah bidang kekar, bidang sesar, bidang sayap lipatan dan struktur bidang pada umumnya dinyatakan dengan istilah-istilah yaitu jurus (strike,baca “straik”) dan kemiringan (dip). Dari hal diatas dinyatakan bahwa struktur bidang adalah struktur yang memiliki bidang dan kedudukan yang dapat diamati secara langsung atau hanya didapatkan dari hasil-hasil analisa dari struktur bidang. Pembahasan mengenai struktur bidang antara lain yaitu: a. Kedudukan(attitude) adalah batasan umum untuk orientasi dari bidang atau garis didalam ruang umumnya dihubungkan dengan koordinat geografi dan bidang horizontal , dan terdiri komponen arah dan kemiringan.

b. Arah(trend) adalah arah dari suatu bidang horizontal, umumnya dinyatakan dengan azimuth atau besaran sudut horizontal dengan garis tertentu (Bearing). c. Kecondongan (inclination) adalah sudut vertikal yang diukur kearah bawah dari bidang horizontal ke suatu bidang atau garis dan apabila diukur pada bidang yang tidak tegak lurus strike disebut kemiringan semu (Apperent dip).

B. Kedudukan Struktur Bidang Kedudukan sebuah struktur bidang dapat diwakili oleh sepasang angka. Terdapat dua cara penulisan yang dapat digunakan untuk menuliskan sepasang angka tersebut, yaitu : 1.

Cara penulisan jurus (strikedan kemiringan dip).

2.

Cara penulisan kemiringan (dip) dan arah kemiringan (dip direction). Sebuah garis jurus (stike line) dapat didefinisikan sebagai sebuah garis

horizontal yang terletak pada suatu struktur bidang.Sebuah garis jurus pada suatu struktur bidang dapat dibayangkan sebagai perpotongan antara bidang horizontal imajiner dengan struktur bidang tersebut (ingat bahwa perpotongan antara dua buah bidang adalah sebuah garis). Di beberapa lokasi tertentu di lapangan, garis jurus dapat dilihat secara langsung, misalnya di tebing-tebing yang berada di pinggir laut yang tenang. Perpotongan antara permukaan laut dengan permukaan tebing merupakan garis jurus pada permukaan tebing tersebut. Jurus suatu struktur bidang pada lokasi tertentu adalah sudut antara garis jurus dengan utara sebenarnya dengan kata lain jurus adalah sudut antara garis horizontal pada suatu struktur bidang dengan utara sebenarnya.Jurus merupakan besaran sudut yang diukur dalam satuan derajat (o) dengan menggunakan kompas disebut arah (bearing atau azimuth).

Gambar 2.1. Jurus Strktur Bidang

Arah dibagi ke dalam empat kuadran (NE, SE, NW, dan SW) yang masing-masing kuadran memiliki besar 90o (Gambar 2.1), dan jurus ditentukan dengan memberikan angka dalam derajat yang mewakili besar sudut (bisa ke arah barat atau timur) antara garis jurus dengan utara sebenarnya. Beberapa contoh penentuan dan penulisan jurus dalam konvensi kuadran adalah sebagai berikut : a. Jika garis jurus pada suatu struktur bidang tepat berarah N-S, dalam konvensi kuadran jurus struktur bidang tersebut ditulis N00E atau N00W, dan dibaca "north nol derajat east" atau "north nol derajat west". b. Jika garis jurus pada struktur bidang tepat berarah NW-SE, dalam konvensi kuadran jurus struktur bidang tersebut ditulis N450W atau S450E dan dibaca "north empat puluh lima derajat west" atau "south empat puluh lima derajat east".

c. Jika garis jurus pada struktur bidang tepat berarah NE-SW, dalam konvensi kuadran jurus struktur bidang tersebut ditulis N45oE atau S450W dan dibaca "north empat puluh lima derajat east" atau "south empat puluh lima derajat west".

Gambar 2.2 .Konvensi untuk mendeskripsikan jurus. (a) Konvensi kuadran. (b) Konvensi Azimuth.

Dari contoh-contoh di atas, dapat dilihat bahwa penulisan dan penyebutan jurus dengan mengacu terhadap arah utara selalu memiliki pasangan yang sama dengan penulisan dan penyebutan jurus dengan mengacu terhadap arah selatan. Hal ini disebabkan karena tidak ada keharusan untuk membedakan titik-titik ujung dari sebuah garis horizontal. Namun, jika konvensi kuadran harus digunakan, telah menjadi kebiasaan bagi para ahli geologi untuk selalu menulis dan menyebut jurus dengan mengacu terhadap arah utara.

Cara kedua untuk mendeskripsikan jurus dikenal sebagai konvensi azimuth. Dalam konvensi ini, seluruh kemungkinan arah dibagi ke dalam 3600, dengan arah utara ditetapkan memiliki nilai 00atau 3600(Gambar 2.2).Karena pengukuran jurus selalu berputar dari arah utara ke timur (searah jarum jam), maka jurus dalam konvensi azimuth sebenarnya dapat dideskripsikan secara keseluruhan dalam angka, tanpa harus menyebutkan singkatan mata angin. Namun, untuk membedakan pengukuran jurus dengan pengukuran besaran lainnya yang menggunakan satuan derajat, dalam konvensi azimuth singkatan mata angin tetap disertakan dalam penulisan jurus. Sebagai contoh : 1) Jika garis jurus tepat berarah N-S, maka jurusnya adalah N0oE atau N180oE. 2) Jika garis jurus tepat berarah E-W, maka jurusnya adalah N900E atau N2700E. 3) Jika garis jurus tepat berarah NW-SE, maka jurusnya adalah N1350E atau N315oE. 4) Jika garis jurus tepat berarah NE-SW, maka jurusnya adalah N45OE atau N2250E.

C. Kemiringan Sebenarnya dan Kemiringan Semu Kemiringan sebenarnya (true dip) dari suatu struktur bidang adalah sudut antara struktur bidang tersebut dan sebuah bidang horizontal yang diukur pada bidang vertikal tertentu.Bidang vertikal yang tertentu ini memiliki orientasi yang tepattegak lurus dengan garis jurus (Gambar 2.3). Pada sebuah struktur bidang, kemiringan sebenarnya selalu merupakan kemiringan lereng yang paling besar, dan arah kemiringan sebenarnya merupakan arah yang tepat tegak lurus jurus. Arah kemiringan sebenarnya selalu ditentukan pada arah turun lereng (downslope).

Gambar 2.3. Kemiringan Sebenarnya dan Kemiringan Semu Diagram blok tersebut memperlihatkan arti dari kemiringan. (a) Kemiringan sebenarnya (δ), dengan arah panah menunjukkan arah kemiringan. (b) kemiringan semu (α). Kemiringan yang diukur pada bidang vertikal yang tidak tegak lurus garis jurus disebut sebagai kemiringan semu (apparent dip) (Gambar 2.3b). Besar kemiringan semu harus selalu lebih kecil dari pada besar kemiringan sebenarnya. Besar kemiringan semu yang diukur pada bidang vertikal yang mengandung garis jurus adalah nol derajat (00). Pada beberapa kasus di lapangan, kemiringan sebenarnya dari sebuah strukturbidang tidak dapat diukur secara langsung, tetapi kemiringan semunya dapat

diukur.Sebagai

contoh,

Gambar

2.4

memperlihatkan

daerah

penambangan(quarry) di mana korok (dike) yang miring tersingkap pada dinding vertikal.Sudutyang dibentuk oleh korok dan garis horizontal pada bidang penambangan yangtidak tegak lurus jurus merupakan kemiringan semu. Jika bidang penambangansejajar dengan jurus korok, maka kemiringan semu = 00.

Gambar 2.4.Perpotongan antar korok (garis tebal) dengan dinding penambangan.

Jurus korok tidak tegak lurus dinding penambangan, karena itu sudut yang dibentuk oleh jejak (trace) korok pada dinding penambangan dengan garis horizontal adalah kemiringan semu.φ adalah kemiringan sebenarnya, μ adalah kemiringan semu pada bidang penambangan berarah E-W, dan δ adalah kemiringan semu pada bidang penambangan berarah N-S.

BAB III PEMBAHASAN A. Soal Struktur Bidang 1. Masalah 1 Dengan menggunakan geometri deskriptif, tentukan kemiringan sebenarnya dari sebuah bidang perlapisan jika diketahui jurus bidang perlapisan = 3300 dan kemiringan semu pada arah 2600 = 250. Penyelesaian :

\

2. Masalah 2

Dua buah kemiringan semu terletak pada sebuah struktur bidang. Kemiringan semu pertama berarah 2400 dengan besar 250, kemiringan semu kedua berarah 1700 dengan besar 200. Tentukan jurus dan kemiringan struktur bidang tersebut. Penyelesaian :

3. Masalah 3

Pada bidang perlapisan dengan kedudukan N450W/300SW, tentukan kemiringan semu pada arah N800W. Penyelesaian :

4. Masalah 4

Dua buah kemiringan semu terletak pada sebuah struktur bidang. Kemiringan semu pertama berarah 2400 dengan besar 250, kemiringan semu kedua berarah 1700 dengan besar 200. Tentukan jurus dan kemiringan struktur bidang tersebut. Penyelesaian :

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan 1. Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. 2. Azimuth

adalah putaran arah derajat 3600 dari utara hingga kembali

keutara 3. Kuadran adalah arah putaran yang dimulai dari sudut 00 sampai dengan 900 yang mana patokannya dari arah utara dan selatan 4. Nilai dari azimuth berbanding terbalik terhadap nilai kuadran begitu pula dengan arah penyebaran yang saling bergantung satu sama lain.

B. Saran Dalam melakukan penulisan dan mencari struktur bidang dibutuhkan ketelitian dan keseriusan agar tidak terjadi kesalahan dalam penulisan.

DAFTAR PUSTAKA Yunus Ashari, Ir., M.T., Staff Asisten Laboratorium Geologi, “Diktat Penuntun Praktikum Geologi Struktur, Laboratorium Geologi, Universitas Islam Bandung 2013”, Bandung . Endarto,Danang.2005.pengantar

geologi

dasar.universitas

sebelas

maret

Surakarta.jawa tengah Sapiie,B.dan Harsolumakso,A.2011.prinsip dasar geologi struktur.ITB.Bandung Tim Penyusun,1993.petunjuk pratikum geologi struktur.UPN.Yogyakarta https://www.academia.edu/26680016/Buku_panduan_praktikum_geologi_struktur https://www.academia.edu/11320636/Pendahuluan_Geologi_Struktur_Trigonometri_ dan_Konversi_Sudut

Related Documents

Isi Geostruk 3.docx
December 2019 45
Geostruk A1.docx
May 2020 16
Isi
October 2019 65
Isi
November 2019 55
Isi
July 2020 29
Isi
May 2020 40

More Documents from "wahyudin"

Isi Geostruk 3.docx
December 2019 45
Gambar Proktor.docx
December 2019 39
Kata Pengantar Mj 1.docx
December 2019 35