1
A. Judul Analisis Pelaksanaan Kurikulum 2013 Ditinjau dari Standar Proses di SMAN 1 Kota Pekanbaru
B. Latar Belakang Kurikulum merupakan suatu hal yang esensial dalam suatu lembaga pendidikan. Di Indonesia telah banyak melakukan perubahan-perubahan terhadap kurikulum seiring dengan pergantian Menteri Pendidikan, hingga perubahan terakhir dari kurikulum adalah kurikulum 2013. Perubahan tersebut erat kaitannya dengan betapa penting peranan kurikulum dalam penyelenggaraan sistem pengajaran nasional (Soedijarto, 2004). Menurut Hidayat (2013) semua kurikulum nasional dikembangkan mengacu pada landasan yuridis Pancasila dan UUD 1945, perbedaan tiap kurikulum terletak pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan dan pendekatan dalam mengimplementasikan kurikulum tersebut. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Sukmadinata (2013) menyatakan bahwa kurikulum merupakan syarat mutlak yang berarti bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan dan pengajaran. Kurikulum dalam arti sempit merupakan kumpulan berbagai mata pelajaran yang diberikan peserta didik melalui kegiatan yang dinamakan proses pembelajaran (Kwartolo, 2002). Sedangkan menurut Nasution (1989) kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya. Perubahan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 memliki tujuan salah satunya meningkatkan rasa ingin tahu dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Kurikulum 2013 lebih mengarahkan kepada pendidikan karakter, dimana pendidikan karakter ini ditujukan kepada mutu dan hasil pendidikan yang membentuk karakter dan budi pekerti bagi peserta didik. Pemerintah telah menetapkan suatu standar pendidikan yang mengatur proses pendidikan, yakni dalam Permendikbud No 22 Tahun 2016 tentang standar proses. Standar pendidikan yang mengacu kepada proses pelaksanaan
2
pembelajaran yaitu, dimulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil pembelajaran. Standar proses pendidikan berlaku untuk setiap lembaga pendidikan formal pada jenjang tertentu. Penerapan kurikulum 2013 resmi diterapkan pada tahun ajaran 2013/2014 dan tahap kedua pada tahun ajaran 2014/2015. Pembelajaran pada kurikulum 2013 dilaksanakan berbasis aktivitas yang memberikan ruang yang cukup bagi peserta didik untuk mengembangkan kreativitas, prakarsa, dan kemandirian yang sesuai dengan potensi, bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik (Kemendikbud, 2016). Berdasarkan Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan yang mencakup standar isi, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan kependidikan, standar pengelola, standar pembiayaan dan standar sarana dan prasarana dan standar penilaian pendidikan. Dari kedelapan standar pendiidkan tersebut standar proses memiliki peran yang snagat penting dalam pendidikan, hal ini dikarenakan standar proses adalah standar nasional pendiidkan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan utnuk mencapai standar kompetensi lulusan. Pada jenjang pendidikan Satuan Menengah Atas (SMA), pemberlakukan standar proses pendidikan sangat diharapkan dapat meningkatkan keefektivitas proses pembelajaran. dalam fungsinya sebagai pendidik, seorang guru dituntut mampu membuat dan mengelola administrasi kelas sehingga dapat mendorong peserta didik yang memungkin tercapainya hasil pembelajaran yang baik pula. Proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi dan memenuhi kriteria standar pendidikan. Berkaitan dengan hal tersebut, Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada jenjang pendidikan Satuan Mengah Atas (SMA). Ilmu biologi adalah, kajian tentang kehidupan dan organisme hidup. Nah, untuk memahami materi pembelajaran tersebut dibutukan keahlian dan kreatifitas seorang pendidik dalam proses pembelajaran.
3
Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ada di Kota Pekanbaru rata-rata sudah menerapkan kurikulum 2013. Berdasarkan hasil survei dan wawancara dengan rekan yang telah melaksanakan PPL (Praktik Pengajaran Lapangan) di SMAN 1, sekolah bersangkutan sudah melaksanakan pembelajaran dengan kurikulum 2013, akan tetapi penerapannya belum sepenuhnya mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 22 Tahun 2016 tentang standar proses yaitu dimulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran. Pada tahap perencanaan pembelajaran yang mencakup silabus dan RPP guru jarang sekali memperhatikan kompleksitas perangkat pembelajaran, hal ini dibuktikan dengan perangkat pembelajaran yang dimiliki bersumber dari MGMP atau langsung dari Permendikbud tanpa harus dikembangkan oleh guru untuk melihat kondisi peserta didik. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, guru tidak menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam proses belajar, sehingga proses pembelajaran masih bersifat konvensional. Hal ini dapat menyebabkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis dan kreatif menjadi rendah (Toh, 2003). Menurut Rajendran (2008) Selain kemampuan kognitif, kemampuan psikomotorik atau keterampilan juga menjadi acuan dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Perangkat pembelajaran dijadikan sebagai arsip untuk memenuhi tuntutan kurikulum. Penilian hasil pembelajaran yang dilakukan oleh guru terkesan tidak efektif, dikarenakan sistem penialian yang dilakukan oleh guru adalah penilaian kognitif. Sistem penilaian yang sesuai dengan kurikulum 2013 mencakup tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Pada ranah kognitif guru melakukan penilaian melalui tugas, ulangan harian dan ujian semester, untuk penialian afektif tidak dilakukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan, penialaian afektif dilakukan oleh guru PAI (Pendidikan Agama Islam) dan KWN (Kewarganegaraan). Penilaian psikomotor hanya dilakukan pada ujian praktek. Hal ini tentunya tidak sesuai dengan sistem penilaian yang tercantum dalam kurikulum 2013. Sistem penilaian yang dilakukan oleh guru saat ini belum sepenuhnya mengembangkan authentic assessment yang bersumber dari
4
pengalaman peserta didik, tetapi masih menerapkan penilaian yang mengacu pada hasil akhir yang diperoleh peserta didik. Tahap perencanaan memiliki dampak terhadap tahap-tahap yang ada pada standar proses, jika pada tahap perencanaan guru tidak memperhatikan perangkat pemebelajaran yang sesuai dengan kondisi peserta didik maka standar proses yang diharapkan tidak sesuai dengan Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 untuk menciptakan peserta didik yang berkualitas. Apabila ketiga tahapan tersebut sinergisitas dan berkesinambungan, maka akan sangat menentukan kualitas pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Happy Puspitasari (2018) di SMPN 1 Geger, hasil penelitian itu menunjukkan bahwa sekolah tersebut melakukan beberapa kebijakan-kebijakan dalam meningkatkan standar proses pendidikan. Terdapat beberapa program unggulan yang diterapkan di SMPN 1 Geger dalam meningkatkan standar proses tersebut khususnya pada proses pelaksanaan pembelajaran diantaranya adalah menerapkan pembelajaran berbasis IT / E-Learning, terdapat juga program ICT Day, English Day, dan Dinten Boso Jawi, serta membentuk kelas rujukan, budaya GLS dan menggerakkan sekolah lapang atau sistem belajar mengajar di luar bangku sekolah. Hal ini menunjukkan dampak positif terhadap mutu pendidikan di SMPN tersebut. Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti melakukan penelitian tentang βAnalisis Pelaksanaan Kurikulum 2013 Ditinjau Dari Standar Proses Pada di SMAN 1 Kota Pekanbaruβ
C. Rumusan Masalah Penelitian ini merumuskan bagaimanakah Pelaksanaan Kurikulum 2013 Ditinjau dari Standar Proses dalam Pembelajaran IPA di SMAN 1 Kota Pekanbaru?
5
D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan kurikulum 2013 dalam pembelajaran IPA apakah pembelajaran IPA mengacu pada Standar Proses, dan seberapa kreatif guru IPA dalam mengajar.
E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini yaitu: 1. Bagi guru : a) Penelitian
ini
bermanfaat
sebagai
bahan
evaluasi
terhadap
ketercapaian pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di Sekolah; b) Guru diharapkan dapat lebih kreatif dalam memilih metode dan model yang selaras dalam pembelajaran. 2. Bagi sekolah : a) Penelitian ini dapat memberikan evalusi terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah dengan pelaksanaan pendekatan saintifik; b) Sekolah dapat lebih memahami pelaksanaan pembelajaran melalui pendekatan saintifik. 3. Bagi peneliti : Peneliti dapat lebih memahami tentang bagaimana melaksanakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran.
F. Definisi Operasional 1. Analisis Analisis adalah proses penyelidikan dan kegiatan memahami seluruh informasi pada suatu kasus yang sedang terjadi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia analisis adalah penelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya). Dalam penelitian ini analisis dilakukan untuk melihat keterlaksanaan kurikulum 2013 yang ditinjau dari standar proses.
6
2. Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 merupakan pembelajaran yang menuntut siswa belajar melalui serangkaian pengalaman bekerja ilmiah. Menurut Yunus Abidin (2014), pembelajaran dalam konteks Kurikulum 2013 diorientasikan untuk menghasilkan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan efektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi. Kurikulum 2013 dalam penelitian ini
dijadikan
sebagai
sasaran
dalam
melakukan
analisis
terhadap
keterlaksanaan pembelajaran. 3. Standar Proses Standar Proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses dalam penelitian ini mencakup perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan hasil pembelajaran.
G. Kajian Teoritis 1. Analisis Kegiatan menganalisis adalah suatu kegiatan memahami kasus atau permasalahan sesuai dengan realita yang terjadi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia analisis adalah penelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya). Sedangkan menurut Rangkuti (2009) analisis adalah kegiatan memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu kasus untuk mengetahui permasalahan apa yang sedang terjadi. Terdapat langkah-langkah yang diperlukan dalam menganalisis kasus diantaranya:
7
a. Memahami situasi dan informasi yang ada; b. Memahami permasalahan baik secara umum maupun spesifik; c. Menciptakan dan memberikan berbagai alternatif peneyelesaian terhadap masalah. 2. Kurikulum 2013 a. Pengertian Kurikulum 2013 Permasalahan pendidikan yang muncul membuat Kementrian Pendidikan
dan
Kebudayaan
(Kemendikbud)
menilai
perlu
dikembangkannya kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013. Menurut Yunus Abidin
(2014),
pembelajaran
dalam
konteks
Kurikulum
2013
diorientasikan untuk menghasilkan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif,
dan
efektif
melalui
penguatan
sikap
(tahu
mengapa),
keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi. Kurikulum 2013 merupakan pembelajaran yang menuntut siswa belajar melalui serangkaian pengalaman bekerja ilmiah. Oleh sebab itu, pembelajaran kurikulum 2013 dilakukan berlandaskan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang dipadu dengan prinsip-prinsip pembelajaran. Menurut Mulyasa (2013) Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang pernah di ujicobakan pada tahun 2004. Tujuan Kurikulum 2013 menciptakan peserta didik yang memiliki nilai-nilai karakter sesuai dengan tuntutan kurikulum. Dalam hal ini pengemabngan kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik berupa perpaduan pengetahuan, keterampilan dan
sikap
yang
dapat
didemonstrasikan
terhadap
konsep
yang
dipelajarinya secara konstektual. b. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013 Landasan Pengembangan Kurikulum 2013 Menurut E. Mulyasa (2013) Pengembangan kurikulum 2013 dilandasi secara filosofis, yuridis, dan konseptual.
8
c. Komponen-komponen Kurikulum 2013 Menurut Loelok Endah Poerwanti (2013) komponen-komponen pengembangan kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: 1) Tujuan, yaitu arah/sasaran yang hendak dituju oleh proses penyelenggaraan pendidikan; 2) Isi kurikulum, yaitu pengalaman belajar yang diperoleh murid di sekolah.
Pengalaman-pengalaman
ini
dirancang
dan
diorganisasikansedemikian rupa sehingga apa yang diperolah murid sesuai dengan tujuan; 3) Metode proses belajar mengajar yaitu cara murid memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan; 4) Evaluasi yaitu cara untuk mengetahui apakah sasaran yang ingin dituju dapat tercapai atau tidak.
9
Menurut Kunandar (2015) penyempurnaan pola pikir perumusan kurikulum, dari KTSP menjadi Kurikulum 2013 dapat dilihat berdasarkan tabel berikut : Tabel 1. Penyempurnaan pola pikir perumusan kurikulum No.
Kurikulum 2013
KTSP 2006
1.
Standar Kompetensi diturunkan dari Standar Isi
Lulusan Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan
2.
Standar Isi dirumuskan berdasarkan tujuan mata pelajaran (Standar Kompetensi Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
3.
Pemisahan antara mata pelajaran Semua mata pelajaran harus pembentuk sikap, pembentuk berkontribusi terhadap pembentukan keterampilan dan pembentuk sikap, keterampilan, dan pengetahuan pengetahuan
4.
Kompetensi diturunkan dari mata Mata pelajaran diturunkan pelajaran kompetensi yang ingin dicapai
5.
Mata pelajaran lepas satu dengan yang Semua mata pelajaran diikat oleh lain, seperti sekumpulan mata kompetensi inti (tiap kelas) pelajaran terpisah
Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran
dari
3. Standar Proses Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan terdapat 8 standar yang harus dikembangkan salah satunya tentang Standar Proses. Standar Proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses merupakan
suatu
ukuran
yang
diajadikan
acuan
dalam
rangka
melaksanakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran pada satuan pendidikan.
10
Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, baik pada sistem paket maupun pada sistem kredit semester. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, standar proses pendidikan
dikembangkan
meliputi
perencanaan
pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil pembelajaran. A. Perencanaan Pembelajaran Perencanaan
pembelajaran
adalah
proses
memilih,
menetapkan dan mengembangkan, pendekatan metode dan teknik pembelajaran, menawarkan, bahan ajar, menyediakan pengalaman belajar yang bermakna serta mengukur tingkat keberhasilan proses pembelajaran (Abdul Majid, 2008). Perencanaan pembelajaran yang baik akan memiliki dampak pada proses pembelajaran yang baik pula. Dalam
Permendikbud
pembelajaran
nomor
22
tahun
dirancang dalam bentuk
2016
perencanaan
Silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan. 1) Silabus Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat: a. Identitas mata pelajaran; b. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas; c. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;
11
d. kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran; e. Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi; f. Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan; g. Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik; h. Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan i. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan. Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran. 2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Komponen utama dalam RPP antara lain memuat tujuan pembelajaran khusus, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, dan alat penilaian proses (Usman, 2005). Holil (2009) mengungkapkan bahwa RPP tersebut sekurangkurangnya memuat identitas, tujuan, materi, metode, kegiatan belajar, sumber media, dan penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
12
yang baik akan mencerminkan proses pembelajaran yang baik pula. Sedangkan menurut Permendikbud nomor 22 tahun 2016 terntang komponen RPP yang disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau lebih. Komponen RPP tersebut terdiri atas: a. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan; b. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema; c. Kelas/semester; d. Materi pokok; e. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai; f. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan; g. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi; h. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi; i. Metode
pembelajaran,
digunakan
oleh
pendidik
untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai; j. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran; k. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan; l. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; dan
13
m. Penilaian hasil pembelajaran. Menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 terdapat beberapa prinsip penyusunan RPP, diantaranya: a. Partisipasi aktif peserta didik; b. Berpusat pada peserta didik; c. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi, kegiatan, IPK (Indikator Pencapaian Kompetensi). Penilaian, dan sumber didalam pembelajaran; d. Penerapan
teknologi
informasi
dan komunikasi
secara
sistematis dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi. B. Pelaksanaan Pembelajaran Menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 pelaksanaan pembelajaran terdiri dari persyaratan proses pembelajaran dan pelaksanaan. 1) Persyaratan Pelaksanakan Proses Pembelajaran a. Alokasi Waktu Jam Tatap Muka Pembelajaran b. Rombongan Belajar c. Buku teks pelajaran d. Pengelolaan Kelas dan Laboratorium 2) Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi RPP, meliputi Kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Sesuai dengan Permendikbud nomor 22 tahun 2016 pendidik harus kreatif dalam mengelola pembelajaran dengan memilih dan menetapkan berbagi pendekatan, metode dan media pembelajaran yang relevan dengan kondisi peserta didik dan pencapaian kompetensi. Dibawah ini terdapat beberapa implementasi pelaksanaan pembelajaran yang mengacu pada Permendikbud nomor 22 tahun 2016 yang harus diterapkan pada proses pembelajaran, diantaranya: a. Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib:
14
1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; 2) Memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari; 3) Mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
pengetahuan
sebelumnya
dengan
yang materi
mengaitkan yang
akan
dipelajari; 4) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dara yang akan dicapai; dan 5) Menyampaiakan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. b. Kegiatan Inti Kegiatan inti menggunakan model, metode, media dan sumber belajar dalam pembelajaran. Pemilihan pendekatan saintifik disesuaikan dengan karakterisktik kompetensi dan jenjang pendidikan. Dalam kegiatan inti terdapat beberapa aspek
yang
harus
dikembangkan
diantaranya,
sikap,
pengetahuan dan keterampilan. c. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup guru dan siswa baik secara individu maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi: 1) Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang
diperoleh
untuk
selanjutnya
secara
bersama
menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung; 2) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; 3) Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik itu bersifat individual maupun berkelompok;
15
4) Menginformasikan rencana kegiatan pemebelajaran untuk pertemuan berikutnya. C. Penilaian Hasil Pembelajaran Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian autentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik yang mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) pada aspek pengetahuan dan dampak pengiring (nurturant effect) pada aspek sikap. Penilaian merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran. Penilaian digunakan untuk melakukan pengumpulan berbagai data yang menggambarkan perkembangan belajar peserta didik, dan mengukur ketercapaian hasil belajar peserta didik. Hosnan (2014) mengungkapkan bahwa penilaian merupakan kegiatan guru yang dimaksudkan untuk mengukur kompetensi atau kemampuan tertentu terhadap
kegiatan
yang
telah
dilaksanakan
dalam
kegiatan
pembelajaran. Menurut Ibrahim dan Nana Syaodih (2003) dalam penilaian pembelajaran, terdapat dua fungsi utama penilaian yang perlu diwujudkan, Pertama, mengetahui tingkat efektivitas program dalam mencapai tujuan-tujuannya. Kedua, mengidentifikasikan bagianbagian dari program pembelajaran yang perlu diperbaiki. Hasil penilaian autentik digunakan guru untuk merencanakan program perbaikan (remedial) pembelajaran, pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan. Menurut Nana Sudjana (1989) dalam sistem pendidikan nasional, penilaian hasil belajar siswa dilakukan dalam tiga ranah,
16
yaitu ranak kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Adapun penjelasan dari masing-masing ranah adalah sebagai berikut : a) Ranah kognitif Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. b) Ranah afektif Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Penilaian kompetensi sikap adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap dari peserta didik yang meliputi aspek: a. Menerima atau memperhatikan (receiving atau attending); b. Merespon atau menanggapi (responding); c. Menilai atau menghargai (valuing); d. Mengorganisasi atau mengelola (or ganization); dan e. Berkarakter (characterization) c) Ranah Psikomotor Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar,
kemampuan
perseptual,
keharmonisan/
ketepatan,
gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
Penilaian
kompetensi
keterampilan
adalah
penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi keterampilan dari peserta didik yang meliputi aspek imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi dalam kurikulum 2013 kompetensi keterampilan
17
menjadi Kompetensi Inti 4 (KI 4) yang tidak dapat dipisahkan dari Kompetensi Inti 3 (KI 3) (Kunandar, 2013). Menurut
Permendikbud
No.
81a
Tahun
2013
tentang
implementasi kurikulum, ada beberapa prinsip dalam melakukan penilaian, diantaranya: a.
Shahih, penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur;
b.
Objektif;
c.
Adil;
d.
Sistematis;
e.
Beracuan kriteria;
f.
Edukatif.
H. Metode Penelitian 1) Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri Kota Pekanbaru pada tahun ajaran 2017/2018. 2) Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Juliansyah Noor (2011), penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian sebagaimana pada saat penelitian berlangsung. 3) Populasi dan Sampel 1.
Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah Guru SMAN 1 Kota Pekanbaru.
2.
Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti (Suharsimi Arikunto, 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah salah
18
satu guru kelas XI di SMAN 1 Pekanbaru, penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik acak (random sampling), sehingga setiap anggota dari populasi memiliki kesempatan dan peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
4) Data dan Instrumen Instrumen penelitian terdiri dari instrumen pelaksanaan penelitian dan instrumen pengambilan data. Sumber data yang diambil dari penelitian ini adalah data primer (Tabel 2): Tabel 2. Sumber data penelitian Sumber Data
Teknik pengumpulan data
Instrumen
No
Data
1.
Perencanaan Pembelajaran
Perangkat Pedoman Lembar Pembelajaran Lembar Penilaian Penilaian (RPP, Silabus)
2.
Pelaksanaan Pembelajaran
Pedoman Lembar Kegiatan Lembar Observasi Observasi Pembelajaran
3.
Penilaian Hasil Pembelajaran
Hasil Belajar
Dokumentasi
Dokumentasi
1. Parameter Penelitian Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah: a. Perencanaan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan RPP. Perencanaan pembelajaran meliputi penyiapan media dan sumber belajar. Perangkat pembelajaran yang digunakan sesuai dengan Permendikbud nomor 22 tahun 2016. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah: 1. Silabus Komponen-komponen yang perlu diperhatikan dalam membuat silabus sebagai berikut:
19
a) Identitas sekolah; b) Identitas mata pelajaran; c) Kompetensi Inti (KI); d) Kompetensi Dasar (KD); e) Materi Pokok; f) Indikator; g) Kegiatan Pembelajaran; h) Penilaian; i) Alokasi waktu; j) Sumber belajar. 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan kegiatan tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegaiatan pembelajaran dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar. Komponen-komponen dalam penyusunan RPP sebagai berikut: a) Identitas sekolah; b) Identitas Mata Pelajaran; c) Kelas/Semester; d) Materi Pokok; e) Alokasi Waktu; f) Tujuan Pembelajaran; g) Kompetensi
Dasar
(KD)
dan
Kompetensi (IPK); h) Materi Pembelajaran; i) Metode Pembelajaran; j) Media pembelajaran; k) Sumber Belajar; l) Langkah-langkahPembelajaran; m) Penilaian Hasil pembelajaran.
Indikator
Pencapaian
20
b. Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan penerapan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Sesuai dengan penjelasan dibawah ini: 1) Kegiatan Pendahuluan Pada kegiatan ini parameter yang akan diamati adalah: a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; b. Melakukan
apersepsi
yaitu
mengajukan
pertanyaan-
pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; c. Memberikan motivasi secara kontekstual kepada peserta didik; d. Menjelaskan tujuan pemebelajaran dan kompetensi dasar yang akan dicapai; dan e. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. 2) Kegiatan Inti Pada kegiatan ini parameter yang akan diamati adalah: a. Model Pembelajaran; b. Metode pembelajaran; c. Media pembelajaran; dan d. Sumber belajar. 3) Kegiatan Penutup Pada kegiatan ini parameter yang akan diamati adalah: a. Menyimpulkan materi pembelajaran; b. Melakukan posttest; c. Memberikan tindak lanjut seperti dalam bentuk pemberian tugas, baik individu atau kelompok.
21
c. Penilaian Hasil Pembelajaran Terdapat 3 ranah dalam penilaian hasil pembelajaran diantarnya: 1) Ranah Kognitif; 2) Ranah Afektif; 3) Ranah Psikomotor. 2.
Instrumen Penelitian a. Instrumen Lembar Observasi Pengamatan atau observasi dilakukan untuk melihat pelaksanaan proses pembelajaran, selain menggunakan angket peneliti juga menggunakan lembar observasi sebagai penunjang data penelitian. sekolah yang diajadikan sample penelitian untuk melihat pelaksanaan proses pembelajaran adalah Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 25, dengan menggunakan teknik randown sampling. Kegiatan observasi dilakukan beberapa kali untuk mendapatkan data yang relavan. Instrumen yang digunakan oleh peneliti merupakan lembar observasi Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) (Lampiran 1). b.
Instrumen Lembar Penilaian Lembar Penilaian dilakukan untuk menganalisis perangkat
pembelajaran yang dimilki oleh guru. Instrumen lembar penilaian dalam penelitian ini digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dari pengisian angket yang dilakukan oleh peneliti itu sendiri (Lampiran 2). c. Dokumentasi Dokumentasi dilakukan untuk melihat catatan peristiwa yang sudah terjadi yang dijadkan sebagai data pendukung dalam penelitian. instrumen dokummentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dari lembar penialain dan observasi.
22
3.
Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka diperlukan beberapa teknik atau metode pengumpulan data dengan cara sebagai berikut: a. Lembar observasi Pengambilan
data
menggunakan
observasi
untuk
memperoleh informasi tentang kemampuan guru dalam melakukan pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan kriteria standar proses pembelajaran, berdasarkan kesepakatan dengan guru mata pelajaran bersangkutan. Peneliti akan mendokumentasikan kegitan observasi dalam bentuk foto dan panduan lembar observasi. Kemudian peneliti akan mengolah data yang ada secara kantitatif berdasarkan metode yang telah dientukan serta menyusun hasil laporan penelitian dan melaporkan hasil penelitian tersebut. b. Lembar Penilaian Lembar penilaian digunakan untuk menganalisis perangkat pembelajaran yang digunakan oleh guru mata pe;ajaran IPA. Lembar penilaian dijadiakn sebagai tolak ukur penialaian terhadap perangakat pembelajaran. c. Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang berupa perangkat-perangkat pembelajaran, Permendikbud dan hasil belajar siswa. Arikunto (2006) menyatakan bahwa dibandingkan teknik pengumpulan data yang lain, teknik ini tidak terlalu sulit, dalam artian apabila terdapat kekeliruan, sumber datanya masih tetap.
23
4. Teknik Analisa Data a. Lembar Observasi Menurut Ngalim Purwanto (2009), pengamatan adalah metode atau cara-cara menganalsis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat secara langsung proses pelaksanaan
pembelajaran
disetiap
sekolah.
Penelitian
ini
menggunakan format lembar observasi PPL tahun 2017. Adapun pemberian skor untuk setiap jawaban adalah: Skor 2 : Setiap deskriptor muncul secara sempurna Skor 1 : Setiap deskriptor muncul kurang sempurna Skor 0 : Tidak munculnya deskriptor Kemudian dijumlahkan menggunakan rumus: π=
ππππ ππππππβππ π 100 40
Tabel 3. Penafsiran Penskoran Lembar Observasi No.
Persentase (%)
Kategori
1.
85-100
Sangat Baik
2.
69-84
Baik
3.
53-68
Cukup
4.
37-52
Tidak Baik
5.
20-36
Sangat Tidak baik
Sumber : (Ridwan, 2014) b. Lembar Penilaian Lembar penilaian dalam penelitian ini digunakan untuk melihat perangkat pembelajaran yang dibuat oleh guru sesuai acuan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016. Lembar penilaian dalam penelitian ini menggunakan format lembar penilaian PLP tahun
24
2017 yang sudah dimodifikasi. Adapun pemberian skor untuk setiap jawaban adalah: Kriteria penilaian: Skor 4 : Apabila setiap deskriptor muncul semua Skor 3 : Apabila dua dari tiga deskriptor muncul Skor 2 : Apabila satu dari tiga deskriptor muncul. Skor 1 : Apabila tiak ada deskriptor muncul Dengan rumus: π=
ππππ ππππππβππ π 100 ππππ ππππ ππππ
Tabel 4. Penafsiran Penskoran Lembar Penilaian No.
Persentase (%)
Kategori
1.
85-100
Sangat Baik
2.
69-84
Baik
3.
53-68
Cukup
4.
37-52
Tidak Baik
5.
20-36
Sangat Tidak baik
Sumber : (Ridwan, 2014) c. Dokumentasi Teknik dokumentasi digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh. Data yang dianalisis dalam teknik ini berupa perangkat pembelajaran dan hasil belajar. Analisis yang dilakukan untuk membatu memperkuat data yang diambil dari lembar penilaian dan observasi.
25
J.
Daftar Pustaka. Abdul Majid. 2008. Perencanaan Pembelajaran,Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Jakarta: PT. Rosda Karya. Arikunto, Suharsimi. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Aksara.
Jakarta: Bumi
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Happy Puspitasari. 2018. Standar Proses Pembelajaran Sebagai Sistem Penjamin Mutu Internal Di Sekolah. Muslim Heritage. 1(2). Pascasarjana Institut Agama Islma Negeri Ponorogo. Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Holil. 2016. Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mahasiswa Calon Guru Biologi. EDUSAINS. 8(2): 192-200. Universitas Muhammadiyah. Jakarta. Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia Ibrahim, R. Dan nana Syaodih. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Juliansyah Noor. 2011. Metode Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi, dan karya Ilmiah. Jakarta : Prenada Media Group. Kementerian Pendiidkan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Permendikbud No 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan menengah. Jakarta: Kemendikbud Kemendikbud. 2016. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nomor 22, Tahun 2016, tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Kemendikbud Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasatkan Kurikulum 2013). Jakarta: Raja Grafindo Persada Kunandar. 2015. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh. Raja Grafindo Persada. Jakarta Kwartolo, Yuli. 2002. Catatan Kritis tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jurnal Pendidikan Penabur. 1(1): 1-9.
26
Loeloek Endah Purwanti & Sofan Amri. (2013). Panduan Memahami Kurikulum 2013. Jakarta : Prestasi Pustakaraya. Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nana Sudjana. 1989. CBSA: Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Bara Algesindo. Nasution, S. 1989. Kurikulum dan Pengajaran. Bandung: Bumi Aksara. Ngalim Purwanti. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar Oemar Hamalik. 2008. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar nasional Pendidikan. Depdiknas. Jakarta. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013. Tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. BSNP. Jakarta. Radjen. 2015. Analisis Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan dan Relavansinya Terhadap kebutuhan Pengembangan Bahan Ajar Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Sragen. Seminar Nasional Pendidikan SAINS. 610-615. Universitas sebelas Maret. Surakarta. Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Intedrated Marketing Communication. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Ridwan. 2014. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta. Rohmanudin. 2014. Pemahaman Guru tentang Kurikulum 2013 SMK dan Implementasinya pada SMK Program Keahlian Teknik Mesin (Studi Kasus pada SMK Negeri 1 Kertosono). Skripsi tidak diterbitkan. Malang: UM. Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,Jakarta: Kencana. Soedijarto. 2004. Kurikulum, Sistem Evaluasi, dan Tenaga Pendidikan sebagai Unsur Strategis dalam Penyelenggaraan Sistem pengajaran Nasional. Jurnal Pendidikan Penabur. 3 (3): 28-37. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
27
Toh. 2015. Analisis Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan dan Relavansinya Terhadap kebutuhan Pengembangan Bahan Ajar Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Sragen. Seminar Nasional Pendidikan SAINS. 610-615. Universitas sebelas Maret. Surakarta. Usman. 2016. Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mahasiswa Calon Guru Biologi. EDUSAINS. 8(2): 192-200. Universitas Muhammadiyah. Jakarta. Universitas Riau. 2017. Pedoman Observasi PPL. UNRI Press. Pekanbaru Universitas Riau. 2017. Pedoman Lembar Penilaian Nilai Akhir PPL. UNRI Press. Pekanbaru Yunus Abidin. 2014. Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama.