BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum baru yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi. Kurikulum ini menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diterapkan sejak 2006 lalu. Dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik disatu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan. Di dalam Penjelasan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bagian Umum dijelaskan bahwa pembaruan pendidikan memerlukan strategi tertentu, dan salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional ini adalah pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi.” Pasal 35 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 juga mengatur bahwa Standar Nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.” Selanjutnya di dalam penjelasan Pasal 35 dinyatakan bahwa “kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.” Dalam rangka mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran tersebut diperlukan suatu kurikulum yang dijadikan sebagai pedoman bagi para pendidik dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran.
1
Pengembangan
Kurikulum
2013
merupakan
langkah
lanjutan
Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. A.
1 Pengertian Kurikulum Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata dalam Bahasa Latin Curerer yaitu pelari, dan Curere yang artinya tempat berlari. Pada awalnya kurikulum adalah suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis start sampai finish. Kemudian pengertian kurikulum tersebut digunakan dalam dunia pendidikan dengan pengertian sebagai rencana dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan di lembaga pendidikan. A.1.1 Kurikulum 2013 Kurikulum
2013
adalah
kurikulum
yang
melakukan penyederhanaan, dan tematik-integratif, menambah jam pelajaran dan bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran dan diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. A.1.2
Kurikulum menurut Undang-Undang no 2003 Kurikulum sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat (19) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional
2
serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum memiliki dua dimensi : pertama rencana dan pengetahuan tujuan, isi dan bahan pelajaran. Kedua cara digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Dalam pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan di MIN 1 Kota Tasikmalaya menggunakan Kurikulum 2013 untuk kelas I, II, IV dan V menggunakan Kurikulum 2013 (Revisi) permendikbud no 24 sedangkan untuk kelas III dan VI menggunakan Kurikulum 2013 permendikbud no 57 , Kementerian Pendidikan Nasional telah menetapkan Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Silabus untuk Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Pengembangannya di MIN 1 Kota Tasikmalaya didasari potensi daerah atau karakteristik daerah, sosial budaya, masyarakat setempat dari peserta didik. A.2 Faktor-Faktor pengembangan Kurikulum 2013 A.2.1 Tantangan Internal Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian. Tantangan
internal
lainnya
terkait
dengan
perkembangan
penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif (15 – 64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak usia 0 – 14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai
3
puncaknya pada tahun 2020 – 2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumber daya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumber
daya
manusia
yang
memiliki
kompetensi
dan
keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban. A.2.2 Tantangan Eksternal Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan
budaya,
dan
perkembangan
pendidikan
di
tingkat
Internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat
dari
agraris
perniagaan
tradisional
menjadi
masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association Of Sotheast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi dan transformasi bidang pendidika. Keikutsertaan Indonesia dalam Studi Internasional Trend In Internasional Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program Of International Student Assesment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan
bahwa
capaian
anak-anak
Indonesia
tidak
menggembirakan dalam beberapa hal laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan tim TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.
4
A.2.3 Penyempurnaan Pola Fikir Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut : 1) Pola
Pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi
pembelajaran berusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama. 2) Pola pembelajaran satu arah (Interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (Interaktif guru-peserta didikmasyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya). 3) Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara
jejaring (Peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet) 4) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains) 5) Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim) 6) Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia. 7) Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki peserta didik. 8) Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodisipline) menjadi
pembelajaran
ilmu
pengetahuan
jamak
(Multidisiplines). A.2.4 Penguatan Tata Kelola Kurikulum Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar mata pelajaran. Pendekatan kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah diubah sesuai dengan
5
kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut : 1) Tata kerja yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif 2) Penguatan
manajemen
sekolah
melalui
penguatan
kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (Educational Leader). 3)
Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.
A.2.5 Penguatan Materi Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik. Diberlakukannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pengelolaan Pendidikan yang diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan
dan
kondisi
daerah
harus
segera
dilaksanakan. Satuan pendidikan merupakan pusat pengembangan budaya. KTSP dan kurikulum 2013 mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa sebagai satu kesatuan kegiatan pendidikan yang terjadi di sekolah. Nilai-nilai yang dimaksud diantaranya religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial dan lingkungan serta tanggung jawab. Nilai-nilai melingkupi dan terintegrasi dalam seluruh kegiatan pendidikan sebagai budaya sekolah.
6
Saat ini pendidikan Nasional menghadapi berbagai tantangan yang amat berat khususnya dalam upaya menyiapkan kualitas sumber daya manusia yang bukan saja untuk menjadi produktif melainkan juga berpedoman pada kelakuan manusia dan masyarakat. Untuk menjadi produktif, manusia tidak hanya perlu dibekali dengan kemampuan dalam menguasai bidang-bidang keahlian, keterampilan dalam bidang iptek, tetapi juga dengan berbagai nilai dan sikap sebagai panduan bagi perilakunya, dan sebagai landasan semangat untuk berkarya. Berbagai tata nilai yang mempedomani kelakuan amnusia tersebut bersumber dari suatu sistem yang disebut pendidikan budaya dan karakter bangsa. Pendidikan budaya dan karakter bangsa terdiri atas konsepsikonsepsi yang hidup dalam alam pikiran warga suatu masyarakat mengenai hal-hal yang mereka anggap amat bernilai dalam kehidupan, karenanya pendidikan budaya dan karakter bangsa ini senantiasa dijadikan pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia dan masyarakat. Pendidikan budaya dan karakter bangsa ini mengatur berbagai tata kelakuan manusia yang pada tingkatan lebih konkret terwujud aturan-aturan khusus, hukum, norma, adat kebiasaan dalam berbagai bidang kehidupan sosial manusia yang memiliki pengaruh yang sangat kuat dan mengakar pada suatu sikap mental (mental attitude) manusia secara perorangan dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. Sikap mental sebagai unsur penggerak dari berbagai jenis dan bentuk kelakuan manusia dapat diartikan sebagai keadaan mental dalam jiwa dari diris seorang individu untuk memberikan rreaksi terhadap lingkungan, baik lingkungan sosial, amupun lingkungan alam. Sikap mental itu sendiri belum merupakan konsep yang
7
terwujud tetapi amsih merupakan predisposisi dari berbagai kelakuan atau tindakan amnusia yang disebut mentalitas manusia. Kelakuan manusia tersebut dipengaruhi secara langsung oleh keseluruhan dari isi serta kemampuan alam pikiran atau jiwa manusia dalam menanggapi lingkungannya. Mentalitas manusia merupakan suatu nilai budaya dan karakter yang harusnya ditumbuhkembangkan dalam diri manusia serta perorangan, dan dipedomani oleh sistem nilai budaya dan karakter yang terikat oleh struktur nilai yang mengakar dan melembaga di dalam masyarakatnya. Dalam hal ini misalnya satuan pendidikan. Sehingga dalam satuan pendidikan itu terbentuk suatu sistem nilai perilakus eluruh komunitas satuan pendidikan yang paling mendasar yang merupakan orientasi nilai (Value orientation) komuntas satuan pendidikan dalam kehidupan di dlaam satuan pendidikan maupun diluar satuan pendidikan. Orientasi nilai adalah nilai-nilai yang dijadikan acuan atau rujukan bagi seluruh komunotas satuan pendidikan untuk berfikir dan bertindak dalam rangka mencapai satuan pendidikan bersangkutan baik secara perorangan maupun kolektif. Nilai-nilai dalam pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa antara lain : 1) Religius 2) Jujur 3) Toleransi 4) Disiplin 5) Kerja keras 6) Kreatif 7) Mandiri 8) Demokratis
8
9) Rasa Ingin Tahu 10) Semangat Kebangsaan 11) Cinta Tanah Air 12) Menghargai Prestasi 13) Komunikatif 14) Cinta Damai 15) Gemar Membaca 16) Peduli Sosial 17) Peduli Lingkungan 18) Tanggung Jawab Kedelapan butir nilai tersebut diintegrasikan pada semua mata pelajaran
dengan
intenitas
penanaman
lebih
dibandingkan
penanaman nilai-nilai yang lainnya. Orientasi nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada hakiktnya menguraikan lima amsalah pokok dalam kehidupan sistem perstuan pendidikan maupun kemasyarakatan, yaitu nilai yang berkaitan dengan permasalahan tentang : hakikat hidup manusia, karya manusia, kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, hubungan manusia dengan alam dan sekitarnya dan hubungan manusia dengan sesamanya. Tingkat orientasi komunitas masing-masing satuan pendidikan atau masyarakat yang dilandasi nilai-nilai bidaya dan karakter bangsa tertentu, berbeda dengan satuan pendidikan atau masyarakat lainnya yang dilandasi oleh orientasi nlai-nilai yang lain. Oleh karena itu, tingkatan orientasi nilai-nilai yang diyakini
komunitas
satuan
pendidikan
atau
masyarakat
sesungguhnya dapat dirubah, diarahkan, dan dibudayakan, dalam kurun waktu baik jangka pendek atau panjang, sepanjang ada kemauan dari komunitas tersebut untuk mengubah oreintasi nilai budaya dan akrakternya.
9
Terkait dengan penenaman orientasi nilai-nilai budaya dan karakter bangsa, salah satu cara yang diperlukan adalah adanya kemauan komunitas
sataun
pendidikan
atau
masayarakat
untuk
pemberdayaan dn pembudayaan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa di satuan pendidikan tersebut yang dilandasi dengan tekad keteladanan.Proses pembudayaan dan pemberdayaan pada dasarnya adalah suatu proses untuk melakaukan reorientasi nilai-nilai budaya dan karakter bangsa lama ke arah orientasi nilai-nilai baru melalui aktivitas pembelajaran di satuan pendidikan baik lewat mata pelajaran, pengembangan diri maupun muatan lokal yang sesuai dengan tatanan masyarakat satuan pendidikan yang dicita-citakan bersama. Untuk menyikapi tantangan dan harapan tersebut di atas, maka satuan pendidikan melaksanakan budaya dan karakter banagsa, kewirausahaan dan ekonomi kreatif dengan pendekatan belajar aktif senantiasa dengan sungguh-sungguh menciptakan pengelolaan pendidikan dengan diawali membuat atau menyusun kurikulum yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah. Kebijakan pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2010-2014 telah menetapkan arah pendidikan antara lain perlu : 1) Meningkatkan kualitas pendidikan nasional yang mendukung penciptaan kreativitas dan kewirausahaan pada anak didik sedini mungkin. 2) Penerapan metodologi
pendidikan yang tidak lagi berupa
pengajaran demi kelulusan ujian (Teaching of the best)namun pendidikan menyeluruh yang memperhatikan kemampuan sosial, watak budi pekerti, kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia.
10
Pentingnya karakter positif pendidikan, fungsi dan tujuan pendidikan ansional tertuang dalam Undang-Undang Nomor : 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 yaitu : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepa Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Secara yuridis bunyi UU tersebut mengisyaratkan bahwa pendidikan kita harus memiliki karakter positif yang kuat, artinya praktit pendidikan tidak semata berorientasi pada aspek kognitif, melainkan secara terpadu menyakngkut tiga dimensi taksonomi pendidikan, yakni ; kognitif, (aspek intelektual : pengetahuan, pengertian, keterampilan berfikir), Afektif (Aspek perasaan dan emosi : minat, sikap, apresiasi, cara penyesuaian diri) dna psikomotor (Aspek keterampilan motorik) serta berbasis pada karakter positif dengan berbagai indikator. Harus diakui, pendidikan dewasa ini masih lebih mengutamakan ranah kognitif dan sedikit mengabaikan ranah yang lain. Hal ini tentunya selain bertentangan dengan UU juga bisa berdampak negatif terutama bagi peserta didik yang memiliki kecerdasan kognitif. Untuk terciptanya pendidikan berkarakter positif selain perlunya penyeimbangan ranah-ranah sebagaimana tersebut di atas, juga perlunya pendekatan pedagogis (seni, strategi, gaya pembelajaran) yang tepat kepada anak didik, tentunya tanpa mengabaikan nilainilai religius dan nilai dasar etnopedagogis (cageur, bener, pinter, singer, motekar, tur rapekan).
11
Hal ini selaras dengan apa yang diisaratkan dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat (2)yang ditegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Atas dasar pemikiran itu maka setiap satuan pendidikan perintisan hendaknya mengembangkan apa yang dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pengembangan KTSP mengacu kepada 8 (delapan) standar nasional pendidikan. Standar Nasional Pendidikan terdiri atas : standar isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian. Dua unsur Standar nasional pendidikan yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam menegmbangkan kurikulum. A.2.6 Kompetensi Masa Depan, antara lain : 1) Kemampuan berkomunikasi 2) Kemampuan berfikir jernih dan positif 3) Kemempuan
mempertimbangkan
segi
moral
suatu
permasalahan 4) Kemampuan menjadi warga negara yang efektif 5) Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda 6) Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal 7) Memiliki minat luas mengenai hidup 8) Memiliki kesiapan untuk bekerja 9) Memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/inatnya.
12
B.
Landasan Hukum 1. Landasan Filosofis Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional. Pada dasarnya tidak ada satu pun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut: 1) Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum
adalah
kehidupan
generasi
rancangan muda
pendidikan bangsa.
untuk
Dengan
mempersiapkan demikian,
tugas
mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan
13
mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini. 2)
Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
dirinya
menjadi
kemampuan
berpikir
rasional
dan
kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari
untuk
menimbulkan
rasa
bangga,
diaplikasikan
dan
dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini. 3) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik. 4) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah
14
sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik. Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan umat manusia. 2. Landasan Sosiologis Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki berbagai gejala sosial, hubungan antar individu, antar golongan, antar lembaga sosial atau amsyarakat. Dalam kehidupan kita tidak hidup sendiri, namun hidup dalam suatu masyarakat. Dalam lingkungan itulah kita memiliki tugas yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab sebagai bukti kepada masyarakat yang telah memberikan jasanya kepada kita. Pendidikan adalah proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Pendidikan adalah proses sosialisasi melalui interaksi antar manusia menuju manusia yang berbudaya. Tiap masyarakat memiliki norma dan adat kebiasaan yang harus dipatuhi. Norma dan adat kebiasaan tersebut memiliki corak nilai yang berbeda-beda, selain itu masing-masing dari kita juga memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda. Dalam konteks inilah peserta ddiik dihadapkan pada budaya manusia, dibina dan dikembangkan sesuai dengan nilai budayanya, serta dipupuk kemampuan dirinya menjadi manusia yang berbudaya. Hal inilah yang menjadi pertimbangan dan pengembangan sebuah kurikulum, termasuk perubahan tatanan masyarakat akibat perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK),
sehingga
masyarakat
dijadikan
salah
satu
asas
dalam
pengembangan kurikulu, begitu pula dengan IPTEK. Oleh karena itu dibutuhkan landasan sosiologi dan IPTEK dalam membangun kurikulum 2013.
15
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan nasional. Dewasa ini perkembangan pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Perubahan ini dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan kurikulum secara terus menerus. Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat menjawab tuntutan perubahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan akan mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya membangun masyarakat berbasis pengetahuan (knowledgebased society) 3. Landasan Psikopedagogis Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif. Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan jamannya. Kebutuhan ini terutama menjadi prioritas dalam merancang kurikulum untuk jenjang pendidikan dasar khususnya SD/MI. Oleh karena itu implementasi pendidikan di SD/MI yang selama ini lebih menekankan pada
pengetahuan,
menekankan
pada
perlu
dikembangkan
menjadi
kurikulum
yang
proses
pembangunan
sikap,
pengetahuan,
dan
keterampilan peserta didik melalui berbagai pendekatan yang mencerdaskan dan mendidik. Penguasaan substansi mata pelajaran tidak lagi ditekankan pada pemahaman konsep yang steril dari kehidupan masyarakat melainkan
16
pembangunan pengetahuan melalui pembelajaran otentik. Dengan demikian kurikulum dan pembelajaran selain mencerminkan muatan pengetahuan sebagai bagian dari peradaban manusia, juga mewujudkan proses pembudayaan peserta didik sepanjang hayat. Dalam konvensi hak anak tahun 1990 (dalam tim penegmbang ilmu pendidikan FIP-UPI 2007:54) dijelaskan bahwa perspektif psikopedagogis anak yang paling logis adaalh sampai sejauh mana seorang anak mampu mengubah dirinya sesuai dengan kondisi disekitarnya. Kemampuan mengubah kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan pengaruh-pengaruh disekitarya. Agar proses perkembangannya optimal, anak memerlukan berbagai kegiatan dan latihan yang sesuai dengan keberadaannya dan sesuai dengan kebutuhan psikologisnya. Kegiatan dan altihan dapat diperoleh nak melalui proses pendidikan. Namun yang perlu diperhatikan dalam mendidik yaitu setiap kegiatan dan tugas yang dibebankan kepada anak sebagai siswa harus sesuai dengan tingkat kemampuannya. Jika hal tersebut terabaikan, amka ketidakberhasilan peserta didik dalam mencapai tugas-tugas di sekolah akan terjadi. Berdasarkan uraian tersebut di aats, maka landasan psikopedagogis adalah sebagai berikut : 1) Relevansi Kesesuaian program pembelajaran dengan tingkat perkembangan anak, tingkat perkembangan kemampuan anak, tingkat unsur mentalnya (aspek kesesuaian) dan tingkat kebutuhan anak (aspek kecukupan). 2) Model Kurikulum Berbasis Kompetensi Pemeblajaran
yang
dikembangkan
berbasis
kompetensi
(sikap,
keterampilan dan penegtahuan) sehingga dapat memenuhi aspek kesesuaian dan kecukupan.
17
3) Proses pembelajaran Proses pembelajaarn berorientasi pada karakteristik kompetensi : Sikap (Krathwohl) : (Menerima+Menjalankan+Menghargai+Menghayati+Mengamalkan) Keterampilan (Dyers) (Mengamati+Menanya+Mencoba+Menalar+Menyaji+Mencipta) Pengetahuan (Bloom & Anderson) (Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi + Mencipta) 4) Penilaian Authentic Assesment : Pada Input, Proses dan Out put Kesesuaian teknik penilaian pada 3 ranah kompetensi, yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan (test dan Portofolio) 4. Landasan Teoritis Pendidikan berakar pada budaya bangsa. Proses pendidikan adalah suatu proses pengembangan potensi peserta didik sehingga mereka mampu menjadi pewaris dan pengembang budaya bangsa. Melalui pendidikan berbagai nilai dan keunggulan
budaya di masa lampau diperkenalkan,
dikaji, dan dikembangkan menjadi budaya dirinya, masyarakat, dan bangsa yang sesuai dengan zaman dimana peserta didik tersebut hidup dan mengembangkan diri.
Kemampuan menjadi pewaris dan pengembang
budaya tersebut akan dimiliki peserta didik apabila pengetahuan, kemampuan
intelektual,
memberikan dasar
sikap
dan
kebiasaan,
keterampilan
sosial
untuk secara aktif mengembangkan dirinya sebagai
individu, anggota masyarakat, warga negara, dan anggota ummat manusia. Pendidikan juga harus memberikan dasar bagi keberlanjutan kehidupan bangsa dengan segala aspek kehidupan yang mencerminkan karakter bangsa masa kini dan masa yang akan datang. Oleh karena itu, konten pendidikan yang dikembangkan kurikulum tidak berupa prestasi besar bangsa di masa lalu semata tetapi juga hal-hal yang berkembang pada
18
saat kini dan akan berkelanjutan ke masa mendatang. Berbagai perkembangan baru dalam ilmu, teknologi, budaya, ekonomi, sosial, politik yang dihadapi masyarakat, bangsa dan ummat manusia dikemas sebagai konten pendidikan. Konten pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini memberi landasan bagi pendidikan untuk selalu terkait dengan kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, kemampuan berpartisipasi dalam membangun kehidupan bangsa yang lebih baik, dan memposisikan pendidikan
sebagai sesuatu yang tidak terlepas dari lingkungan sosial,
budaya, dan alam. Lagi pula, konten pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini akan memberi makna yang lebih berarti bagi keunggulan budaya bangsa di masa lalu untuk digunakan dan dikembangkan sebagai bagian dari kehidupan masa kini. Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan menggunakan apa yang diperolehnya dari pendidikan ketika mereka telah menyelesaikan pendidikan 12 tahun dan berpartisipasi penuh sebagai warga negara. Atas dasar pikiran itu maka konten pendidikan yang dikembangkan dari warisan budaya dan kehidupan masa kini perlu diarahkan untuk memberi kemampuan bagi peserta didik menggunakannya bagi kehidupan masa depan terutama masa dimana dia telah menyelesaikan pendidikan formalnya. Dengan demikian sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang menjadi konten pendidikan harus dapat digunakan untuk kehidupan paling tidak satu sampai dua dekade dari sekarang. Artinya, konten pendidikan yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan dan dikembangkan dalam kurikulum harus menjadi dasar bagi peserta didik untuk dikembangkan dan disesuaikan dengan kehidupan mereka sebagai pribadi, anggota
masyarakat,
dan
warganegara
yang
produktif
serta
bertanggungjawab di masa mendatang. Secara singkat kurikulum adalah untuk membangun kehidupan masa kini dan masa akan datang bangsa, yang dikembangkan dari warisan nilai dan pretasi bangsa di masa lalu, serta kemudian diwariskan serta dikembangkan untuk kehidupan masa depan. Ketiga dimensi kehidupan
19
bangsa, masa lalu-masa sekarang-masa yang akan datang, menjadi landasan filosofis pengembangan kurikulum. Pewarisan nilai dan pretasi bangsa di masa lampau memberikan dasar bagi kehidupan bangsa dan individu sebagai anggota masyarakat, modal yang digunakan dan dikembangkan untuk membangun kualitas kehidupan bangsa dan individu yang diperlukan bagi kehidupan masa kini, dan
keberlanjutan kehidupan bangsa dan
warganegara di amsa mendatang. Dengan tiga dimensi kehidupan tersebut kurikulum selalu menempatkan peserta didik dalam lingkungan sosialbudayanya, mengembangkan kehidupan individu peserta didik sebagai warganegara yang tidak kehilangan kepribadian dan kualitas untuk kehidupan masa kini yang lebih baik, dan membangun kehidupan masa depan yang lebih baik lagi. Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based
curriculum).
Pendidikan
berdasarkan
standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar
mengembangkan
seluas-luasnya
kemampuan
untuk
bagi
peserta
bersikap,
didik
dalam
berpengetahuan,
berketerampilan, dan bertindak. Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
20
5. Landasan Yuridis Adapun landasan Yuridis penyusunan buku I diantaranya : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 1. Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Tasikmalaya. 2. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama; 3. Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen 4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar. 5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 38 Tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan. 6. Peraturan Pemerintah RI Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom. 7. Peraturan Pemerintah RI Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang perubahan Peraturan Pemerintah
Nomor
17
Tahun
2010
tentang
pengelolaan
dan
penyelenggaraan pendidikan. 8. Peraturan Menteri Negara PAN Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. 10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
21
11.SK Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 053/U/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan 12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 39 tahun 2009 tentang Beban Kerja Guru sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 30 tahun 2011 pada Pasal 5 ayat 2. 13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. 14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) tentang
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. 15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. 16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. 17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. 18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SD/MI sebagai pengganti Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Madrasah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. 19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014 Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. 20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. 21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. 22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian hasil belajar oleh pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
22
23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan Konselling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. 24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 144 Tahun 2014 tentang Kriteria Kelulusan Peserta didik dari satuan pendidikan dan Penyelenggaraan ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan kesetaraan dan ujian Nasional. 25. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum tahun 2013. 26. Peraturan Menteri Agama Nomor 207 Tahun 2014 tentang Kurikulum Madrasah 27. Peraturan Menteri Agama Nomor 165 Tahun 2014 tentang Pedoman Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab. 28. Permendikbud No 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah 29. Permendikbud No 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah 30. Permendikbud No 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah 31. Permendikbud No 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah 32. Permendikbud No 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar Pendidikan Dasar dan Menengah. 33. Pergub No. 69 Tahun 2013 tentang pembelajaran muatan lokal dan Bahasa Daerah Pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. 34. Keputusan Menteri Agama (KMA) No 117 tahun 2014 tentang Implementasi Kurikulum 2013 35. Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Nomor 3459 A/Dj.I/PP.01.1/08/2016 tanggal 26 Agustus 2016 tentang penyesuaian Sertifikasi Guur dan kewenangan Mengajar di Madrasah.
23
C.
Tujuan Penyusunan 1) Tujuan Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Penyelenggaraan sekolah tingkat dasar sejalan dengan tujuan kurikulum 2013 tersebut, yaitu menghasilkan lulusan yang mempunyai karakter, kecakapan, dan keterampilan kuat dalam hidup yang dipergunakan dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar, serta untuk mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau pada pendidikan lanjut. 2)
Tujuan Penyusunan Kurikulum MI Negeri 1 Kota Tasikmalaya adalah sebagai berikut : Tujuan umum disusunnya Kurikulum MIN 1 Kota Tasikmalaya adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan pencapaian hasil belajar peserta didik agar dapat melanjutkan pendidikan kejenjang lebih tinggi. 2. Mengembangkan diri peserta didik sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. 3. Peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia. Adapun tujuan khusus disusunnya kurikulum Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Tasikmalaya adalah sebagai berikut : 1. Sebagai acuan pelaksanaan Pendidikan, pembelajaran dan penilaian di MIN 1 Kota Tasikmalaya 2. Menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan karakteristik sekolah. 3. Mendukung tujuan pendidikan Nasional 4. Untuk memperoleh data dan gambaran prestasi peserta didik 5. Untuk menentukan angka kemajuan belajar peserta didik
24
6. Untuk menentukan perlakuan kegiatan bagi pelaksanaan pembelajaran berikutnya. 7. Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik. 8. Mewujudkan Visi, Misi dan tujuan satuan pendidikan di MIN 1 Kota Tasikmalaya yang merupakan kesepakatan bersama oleh seluruh unsur satuan pendidikan. D.
Prinsip-Prinsip Penyusunan KTSP Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama : 1. SKL diturunkan dari kebutuhan. 2. SI diturunkan dari SKL melalui KI yang bebas mata pelajaran. 3. Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 4. Mata Pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. 5. Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti. 6. Keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran dan penilaian. Keragaman masing-masing daerah melahirkan tingkatan kebutuhan dan tantangan pengembangan yang berbeda antara daerah dalam rangka meningkatkan mutu dan mencerdaskan kehidupan masyarakat di setiap daerah. Terkait dengan pembangunan pendidikan, masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah. Begitu pula halnya dengan kurikulum sebagai jantungnya pendidikan perlu dikembangkan dan diimplementasikan secara kontekstual untuk merespon kebutuhan daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 36 ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsif diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik.
25
Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan : (a) peningkatan iman dan takwa (b) peningkatan akhlak mulia. (c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik (d) keragaman potensi daerah dan lingkungan (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional (f) tuntutan dunia kerja (g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (h) agama (i) dinamika perkembangan global dan (j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat 2). Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi: perumusan visi dan misi berdasarkan analisi konteks dengan tetap mempertahankan keunggulan dan kebutuhan nasional dan daerah, penyiapan dan penyusunan draf, review, revisi, dan finalisasi, pemantapan dan penilaian, serta pengesahan. Dalam penyusunan KTSP perlu memperhatikan prinsipprinsip : 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembanagan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peseta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik. 2. Beragam dan Terpadu Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta
26
menghargai dan tidak deskriminatif
terhadap perbedaan agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen: a. Muatan wajib kurikulum b. Muatan lokal c. Pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi. 3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan seni Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. 4. Relevan dengan Kebutuhan kehidupan Pengembangan
kurikulum
dilakukan
dengan
melibatkan
pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan,termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja.Oleh karena itu pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan sosial, keterampilan akademik dan keterampilan vokasional. 5. Menyeluruh dan berkensinambungan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi ,bidang kajian keilmuan,dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
27
6. Belajar sepanjang hayat Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan,dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan
keterkaitan
antara
unsur-unsur
pendidikan
formal,
nonformal, dan informasi dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. 7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). E.
Acuan Operasional KTSP Dalam penyusunan kurikulum MIN 1 Kota Tasikmalaya disusun dalam acuan operasionalnya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Peningkatan Iman dan takwa serta Akhlak Mulia Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian
peserta
didik
secara
utuh.
Kurikulum
disusun
yang
memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia. Begitu juga program pengembangan diri di madrasah dapat diisi dengan kegiatan peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia. 2.
Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik. Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional, spritual, dan kinestetik peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
28
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki potensi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggungjawab. Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik serta lingkungan. Oleh karena itu peserta didik memiliki potensi sentral, maka kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah kurikulum disusun untuk melayani kebutuhan siswa dan tidak boleh memberatkan siswa. Kurikulum dirancang semata-mata untuk kepentingan memaksimalkan potensi siswa. Menambah jam pelajaran tidak boleh terlalu banyak sehingga memberatkan siswa yang dampaknya siswa tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan kegiatan lain. Kurikulum juga harus merencanakan layanan konseling untuk membantu perkembangan siswa secara terprogram agar siswa dapat tumbuh kembang sesuai maksimal sesuai dengan perkembangan kejiwaan. 3.
Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan, oleh karena itu kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan daerah.
29
Kurikulum dikembangkan
dengan memperhatikan
keragaman
karakteristik peserta didik, kondisi daerah dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum disusun agar memungkinkan keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan kinestetik
peserta
didik
secara
optimal
sesuai
dengan
tingkat
perkembangannya. Keragaman berimplikasi pada keluwesan kurikulum. Analisis keragaman siswa dari segi kemampuan, minat dan bakat, perlu dilakukan untuk merancang model pembelajaran yang sesuai, jenis pengembangan diri yang beragam, serta program remedial yang sesuai. Selain itu, keragaman juga berkaitan dengan kekhasan dan kebutuhan yang berbeda tiap daerah sehingga kurikulum perlu disesuaikan dengan hasil analisis potensi kawasan. Ciri khas karateristik jenis pendidikan perlu dipertimbangkan dalam merancang struktur dan muatan kurikulum. Demikian juga karakteristik satuan pendidikan yang berbeda perlu menyusun struktur dan muatan kurikulum yang relatif disesuaikan dengan karakteristik yang dimiliki. Selanjutnya makna terpadu berkaitan dengan rancangan kurikulum harus meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan keseimbangan yang bermakna dan tepat antar substansi. Selain itu, keterpaduan juga berkaitan dengan keterpaduan program yang mendukung pelaksanaan kurikulum. Misalnya, pada madrasah yang berasrama perlu dirancang kegiatan suplemen secara terpadu untuk mendukung pelaksanaan kurikulum di madrasah. Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk
30
menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah. 4.
Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional Pengembangan kurikulum harus memperhatikan keseimbangan tuntutan pembangunan daerah dan nasional. Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu keduanya harus ditampung secara berimbang dan saling mengisi. kurikulum merupakan salah satu media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional
dan
kepentingan
daerah
untuk
membangun
kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara kesatuan Republik Indonesia. Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan dan keragaman karakteristik lingkungan. Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk mengahasilkan lulusan yang dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan daerah. Kondisi tersebut harus diimbangi dengan isi kurikulum yang membentuk kesadaran siswa sebagai warga negara dalam kerangka Negara Kesatuan Repubik Indonesia (NKRI). Kepentingan pusat diwakili oleh struktur kurikulum minimal, standar kompetensi dan kompetensi dasar minimal yang telah diatur pusat. Untuk itu, pengembangan yang berorientasi pada karakteristik daerah dan kekhasan suatu pendidikan tidak boleh mengorbankan standar minimal yang telah ditetapkan oleh pusat. Madrasah bisa menambahkan hal lain secara seimbang
untuk
kepentingan
daerah/kekhasan
31
karakteristik
jenis
pendidikan. Misalnya, penambahan jam pelajaran agama di Madrasah yang berbasis agama tidak boleh mengorbankan jam minimal yang telah ditetapkan. 5.
Tuntutan Dunia Kerja Kurikulum harus memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan kebutuhan dunia kerja, khususnya bagi mereka yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholderes) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan. Pada tataran perencanaan, prinsip ini berkaitan dengan pelibatan pemangku kebijakan dalam penyusunan kurikulum, analisis kontek kebutuhan daerah, dan analisis life skill untuk dimasukan pada rancangan kurikulum Perintegrasian kecakapan hidup perlu dirancang karena akan diperlukan siswa dalam kehidupan mereka. Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
6.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni Kurikulum
harus
dikembangkan
secara
berkala
dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, artinya semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
32
perkembangan ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan seni. Isi/muatan Kurikulum
dapat
dipertanggung
jawabkan
dan
relevan
dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan seni. Rancangan pembelajaran mengacu pada ilmu belajar yang muktahir. Bimbingan konseling dimaksimalkan dengan mengacu pada perkembangan ilmu
yang
relevan.
Isi
kurikulum
juga
harus
berkaitan
dengan
perkembangan tekhnologi. Misalnya memasukan mata pelajaran TIK dalam struktur dan muatan kurikulum, menggunakan internet sebagai sumber belajar, menggunakan model belajar dengan membiasakan siswa siap bersentuhan dengan tekhnologi. Implikasinya terus diupayakan perbaikan isi dan cara implementasi kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan seni. Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. 7.
Agama Kurikulum harus dikembangkan untuk meningkatkan toleransi dan kerukunan umat beragama, dan memperhatikan norma agama yang berlaku di lingkungan sekolah Kurikulum dikembangkan atas dasar Agama, artinya semua mata pelajaran harus ditanami dan memasukan nilai-nilai keagamaan hai ini untuk mendidik manusia supaya memiliki keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia yang merupakan dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum yang disusun ini memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia yang bersumber dari ajaran agama. Demikian juga program pengembangan diri di madrasah dapat diisi dengan kegiatan keagamaan.
33
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa, serta akhlak mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran ikut mendukung peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia. 8.
Dinamika Perkembangan Global Kurikulum harus dikembangkan agar peserta didik mampu bersaing secara global dan dapat hidup berdampingan dengan bangsa lain. Kurikulum perlu merancang struktur
dan isi yang membekali peserta didik dapat
bersaing di dunia Internasional. Kurikulum harus terus dievaluasi untuk selalu disesuaikan dengan perkembangan global Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antar bangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain. 9.
Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan Meskipun daerah diberi wewenang mengatur semua muatan kurikulum, hendaknya dirancang agar berdampak pada terwujudnya persatuan nasional dan nilai kebangsaan. Madrasah di bawah yayasan keagamaan tidak boleh merancang muatan kurikulum yang menamakan fanatisme daerah atau fanatisme aliran sehingga merusak nilai-nilai kebangsaan dan patriotisme. Misalnya Upacara, Paskibra, peringatan harihari besar nasional dan sebagainya. Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI
34
10.
Kondisi sosial budaya masyarakat setempat Kurikulum dimulai dari yang paling dekat, analisis konteks sosial budaya masyarakat penting dilakukan agar madrasah mengetahui harapan masyarakat sekitar, nilai-nilai yang dianut dan juga keadaan sosial ekonomi. Dengan diketahui konteks sosial madrasah dapat merancang kurikulum yang tepat. Misalnya jika rata-rata siswa berasal dari keluarga miskin perlu dibekali pembelajaran yang membuat dia mandiri dengan keterampilan yang relevan. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
11.
Kesetaraan Jender Kurikulum yang dikembangkan memberi akses dan peluang yang setara bagi siswa laki-laki maupun perempuan. Dalam hal ini diharapkan struktur dan muatan isi kurikulum tidak stereotipe ( memberi label-label khusus ). Misalnya, mulok laki-laki elektronika. Demikian juga bahan ajar yang dikembangkan dari tiap-tiap mata pelajaran hendaknya dapat menanamkan persepsi kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Misalnya, tidak menamakan persepsi bahwa yang pergi ke kantor itu hanya ayah saja dan ibu hanya cocok bekerja didapur. Kurikulum dianggap memiliki kesetaraan jender jika tidak memberi stereoptipe perempuan atau laki-laki. Pengelolaan mulok perlu membuka akses bahwa semua jenis mulok dapat dipilih oleh siswa laki-laki dan perempuan. Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan jender.
12.
Karakteristik Satuan Pendidikan Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan. Karakteristik satuan pendidikan
35
memiliki harapan, kondisi madrasah, kondisi siswa, dan ciri khas yang membedakan dengan satuan pendidikan satu dengan yang lain. Sesuai dengan prinsip ini, madrasah dengan visi tertentu dapat mengembangkan struktur dan muatan kurikulum yang sesuai. Misalnya, Madrasah merupakan lembaga pendidikan Islam yang juga berfungsi sebagai lembaga pengembangan dakwah dan lembaga pemberdayaan masyarakat. Sebagai lembaga pendidikan Islam, madrasah tidak hanya diarahkan pada lembaga kegiatan penggalian ilmu pengetahuan semata, tetapi juga menjadi wahana “pelatihan” untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan pada tataran realitas. Selain itu, pendidikan di madrasah tidak hanya mengarah pada keunggulan keunggulan akademis (academic exelence), tetapi justru menegaskan pada orientasi pembentukan karakter (character building) yang berasaskan pada prinsip akhlaqul karimah. Sebagai lembaga pengembangan dakwah, madrasah dengan sendirinya menjadi salah satu guru syiar agama dan penyebaran ajaran agama sekaligus tampil sebagai komponen penting dari gerakan amar ma’ruf nahi munkar. Sebagai pemberdayaan masyarakat, madrasah berperan dalam pengembangan masyarakat sekitar terutama terkait dengan masalah keagamaan maupun pemberdayaan sektor non keagamaan. Ini justru menjadi ciri madrasah karena ia lebih merupakan pendidikan berbasis masyarakat (comunity based education). Dengan demikian salah satu komponen penting dari sistem madrasah adalah peran aktifnya dalam pemberdayaan masyarakat sekitar dan sebaliknya peran aktif masyarakat dalam pengembangan madrasah sangat penting juga (mutual Support). Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan.
36
F.
Kondisi MIN 1 KOTA TASIKMALAYA
a) Analisis Lingkungan Internal 1. Identitas Madrasah 1. ALAMAT
NAMA MADRASAH
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
NPSM TEL/FAX E-MAIL TAHUN BERDIRI TAHUN PENEGERIAN SK PENEGERIAN
: MIN 1 KOTA TASIKMALAYA : Jl. Raya Sumelap Kel. Sumelap : : : : : :
Kec. Tamansari Kota Tasikmalaya 111132780001 60710112 ( 0265 ) 341057
[email protected] 1961 1995
a. No SK Pendirian
: 515.A
b. Tgl SK Pendirian TERAKREDITASI
: 03–07-1995 : A
10. Nomor Akreditasi Tanggal Akreditasi
: 02.00/321/BAP-SM/XI/2013 : 14 – 11- 2013
2. Pimpinan Madrasah a) Madrasah 1.
NAMA MADRASAH
: MIN 1 KOTA TASIKMALAYA
ALAMAT MADRASAH
: Jl. Raya Sumelap Kel. Sumelap
3.
NAMA BANK
Kec. Tamansari Kota Tasikmalaya : BRI
4.
REKENING BANK
: 010001000901307
2.
b) Identitas kepala Madrasah 1.
Nama Kepala Madrasah
: Z. Akh. Syis, S.Ag
2.
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
3.
Status Kepegawaian
: PNS
37
4.
Nip
: 196812111994071003
5.
Pendidikan Terakhir
: S1
c) Identitas Komite Madrasah 1. Nama Komite Madrasah
: A. Tahkik Mukarom
2. Jenis Kelamin
: Laki-Laki
3. Status Kepegawaian
: Non PNS
4. Nip
:-
5. Pendidikan Terakhir
: MA
3) Data kepemilikan lahan, bangunan dan sarana prasarana. 3.1. Lahan (Kepemilikan tanah, status kepemilikan dan penggunaannya) a. Luas Tanah No
Status Kepemilikan
1.
Hak milik sendiri
2.
Luas Tanah (m2) menurut sertifikat Bersertifikat
Belum sertifikat
Total
2.100
0
2.100
Wakap
0
0
0
3.
Hak guna bangunan
0
0
0
4.
Sewa/Kontrak
0
0
0
5.
Pinjam/menumpang
0
0
0
b. Penggunaan Tanah No 1. 2. 3. 4. 5.
Penggunaan tanah Bangunan Lapangan olahraga Halaman Kebun/taman Belum digunakan
Luas Tanah (m2) menurut status sertifikat Bersertifikat Belum sertifikat Total 860 0 860 500 0 500 250 0 250 250 0 250 240 0 240
3.2 Bangunan (Jumlah dan Kondisi bangunan)
38
Jumlah ruangan menurut kondisi Baik
Rusak ringan
Rusak Sedang
Rusak Berat
Ruang Kelas Ruang Kepala Madrasah Ruang Guru Ruang Tata Usaha Laboratorium IPA
10 0
0 0
2 1
3 0
1 1
56 16
0 0 0
0 0 0
1 1 0
0 0 0
1 1
56 16
Laboratorium komputer Laboratorium Bahasa Laboratotium PAI Ruang Perpustakaan Ruang UKS Ruang Keterampilan Ruang kesenian Toilet Guru Toilet Siswa Ruang Bimbingan Konseing (BK) Gedung serba guna (Aula) Ruang Osis Ruang pramuka Mesjid/Mushola Ruang Olahraga Rumah dinas guru Kamar Asrama Siswa Kamar Asrama Siswi Pos Satpam Kantin
0
0
0
0
0
0
0
0
0 1
0 0
0 1
0 0
1
56
0 0
0 0
1 0
0 0
1
16
0 1 0 0
0 0 0 0
0 1 3 0
0 0 3 0
1 1
9 3
1
0
0
0
1
63
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0
1
63
0
0
0
0
1 1
0 0
0 0
0 0
1 1
4
No
Jenis bangunan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
Total Luas Bangun an (m2)
Status Kepe milikn
1) Status kepemilikan
1. Milik sendiri
2. Bukan milik sendiri
3.3 Sarana dan Prasarana Pendukung lainnya
39
No
Jenis Sarana dan Prasarana
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Kursi Siswa Meja Siswa Loker Siswa Kursi guru di ruang kelas Meja guru di ruang kelas Papan Tulis Lemari di ruang kelas Komputer/Laptop di Lab Komputer Alat peraga PAI Alat Peraga IPA (Sains) Bola Sepak Bola Voly Bola Basket Meja Pingpong/ Tenis meja Lapangan Futsal Lapangan Bulu Tangkis Lapangan Voli Lapangan Basket
9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18
1) Status kepemilikan
1. Milik sendiri
Jumlah sanpras menurut kondisi Baik Rusak 270 135 160 70 0 0 13 2 13 2 10 5 10 5 5 5 1 1 3 3 3 1 0 0 0 0
4 4 12 12 12 1 0 0 0 0
Jumlah ideal sanpras 500 450 250 15 15 20 20 100
Status kepemi likan 1 1
200 200 25 25 25 6 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
2. Bukan milik sendiri
3.4 Sarana dan Prasarana Pendukung lainnya
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Jenis Sarana dan prasarana Laptop (Di luar yang di lab Komputer) Komputer (Diluar yan di lab Komputer) Printer Televisi Mesin Foto copy Mesin Fax Mesin Scaanner LCD Proyektor Layar ( Screen) Meja guru dan pegawai Kursi guru dan pegawai Lemari arsip Kotak obat (P3K) Brankas Pengeras suara Wasthafel (Tempat cuci tangan)
40
Jumlah Sanpras menurut kondisi Baik Rusak 3 4 1 2 1 3 1 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 17 0 34 0 6 0 1 2 1 0 0 1 0 0
Status Kepem ilikan 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1
No 17. 18. 19. 20.
Jumlah Sanpras menurut kondisi Baik Rusak 0 0 0 0 0 0 0 0
Jenis Sarana dan prasarana Kendaraan Operasional (Motor) Kendaraan Operasional (Mobil) Mobil Ambulance AC (Pendingin ruangan )
1) Status kepemilikan
1. Milik sendiri
Status Kepem ilikan
2. Bukan milik sendiri
4) Rekapitulasi Data Siswa (3 tahun terakhir)
a. Siswa Madrasah (Tahun Pelajaran 2018-2019) JUMLAH SISWA L P JML 36 33 69 34 24 58
1 2
KELAS I KELAS II
JUMLAH ROMBEL 3 2
3
KELAS III
3
29
39
68
4
KELAS IV
2
34
28
62
5
KELAS V
3
33
39
72
6
KELAS VI
2
29
32
62
JUMLAH
15
195
195
390
NO
URAIAN
b. Siswa Madrasah (Tahun Pelajaran 2017-2018) JUMLAH SISWA L P JML 35 23 58 29 40 69
1 2
KELAS I KELAS II
JUMLAH ROMBEL 2 3
3
KELAS III
2
32
30
62
4
KELAS IV
3
36
36
72
5
KELAS V
2
29
32
61
6
KELAS VI
2
29
33
62
JUMLAH
14
190
194
384
NO
URAIAN
c. Siswa Madrasah (Tahun Pelajaran 2016-2017) NO 1
URAIAN KELAS I
JUMLAH ROMBEL 3
41
JUMLAH SISWA L P JML 28 40 68
2
KELAS II
2
31
31
62
3
KELAS III
3
38
37
75
4
KELAS IV
2
28
32
60
5
KELAS V
2
31
34
65
6
KELAS VI
2
25
33
58
JUMLAH
14
181
207
388
5) Profil Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5.1 Jumlah Kepala Madrasah, Pendidik dan tenaga kependidikan No.
PNS
Uraian
1. 2. 3. 4.
Jumlah Kepala Madrasah Jumlah Wakil Kepala Madrasah Jumlah Pendidik Jumlah tenaga kependidikan Jumlah Keterangan : 5. Jumlah pendidik bersertifikasi 6. Jumlah pendidik berprestasi Tk Nasional 7. Jumlah Pendidik sudah Ikut bimtek K-13
NON PNS Lk Pr 0 0 0 0 2 4 0 0 2 4
Lk 1 0 5 0 5
Pr 0 0 8 0 8
4 0
8 0
2 0
2 0
3
8
0
4
5.2 Data tenaga pendidik dan kependidikan N O 1. 2. 3. 4.
NAMA / NIP
Pangkat / Gol
Z. Akh. Syis, S.Ag NIP. 196812111994031007 Hj. Entin, S.Ag NIP. 196507241992012001 Hj. Imas, S.Pd.I NIP. 196802051993032001 Oon, M.Si
Pembina IV /A Pembina IV/A Pembina IV/a Penata tk 1
42
Statu s
Pendidikan Terakhir
PNS
S1
PNS
S1
PNS
S1
PNS
S2
Guru Kelas/ Mapel Kepala Sekolah Guru Kelas 6.B Guru Kelas 5.B Guru Kelas
N O
NAMA / NIP
Pangkat / Gol
NIP. 19 Yati Rohayati, S.Pd NIP. 197612072005012005 Nani Sumarni, S.Pd.I NIP. 196604062003122002 Ulan Siti Wulandari, S.Pd.I NIP. 197303172003122003
III/d Penata tk 1 III/d Penata tk 1 III/d Penata tk 1 III/d
8.
Elin Nuraisyah, S.Pd.I NIP. 197303172003122003
9.
5.
Statu s
Pendidikan Terakhir
Guru Kelas/ Mapel 6.A Guru PJOK
PNS
S1
PNS
S1
PNS
S1
Penata tk 1 III/d
PNS
S1
Guru Kelas 1.C Guru Kelas 2.A Guru Kelas 5.A
Kokom Komariah, M.Pd NIP. 197501022006042021
Penata III/c
PNS
S2
Guru Kelas 1.B
10.
Mumun Duhibah, S.Pd.I NIP. 196607042007012025
Penata III/c
PNS
S1
Guru Kelas 1.A
13.
Asep Muhtar, S.Pd.I NIP. 197704122007101004
Pengatur II/c
PNS
S1
Guru Kelas 3.B
Penata III/c
PNS
S1
Guru Kelas 3.A
Pengatur muda II/a
PNS
S1
Guru Kelas 4.A
-
GTT
S1
-
GTT
S1
Guru B.Inggris
6. 7.
14.
15.
Darjat Sopiyulloh, S.Pd.I NIP. 198102232007101001 Irpan Karim, S.T NIP. 198205282014111001
Guru PJOK
17.
Budi Permana, S.Sos NIP. M. Arip Nur Addha NIP. -
18.
Teti Nurhalimah, S.Sos NIP. -
-
GTT
S1
Guru Kelas 2.B
19.
Hesti Sri Mulyati, S.E NIP. -
-
GTT
S1
Guru Kelas 4.B
20.
Deti Nurdianti, S.Pd NIP. -
-
GTT
S1
Guru Kelas 5.C
21.
Reni Nuryani, S.Pd NIP. -
-
GTT
S1
Guru Kelas 3.B
-
-
-
Eskul BTQ
16.
22. 23.
K.H Een Jaelani R NIP. Arip
-
-
43
-
Penjaga
N O 24.
NAMA / NIP
Pangkat / Gol
Statu s
-
-
Aan Isa Anshori
Pendidikan Terakhir
Guru Kelas/ Mapel
-
Satpam
6. Rekapitulasi data orang tua siswa 6.1. Data Orang Tua Siswa berdasarkan pekerjaan Pekerjaan
N o
Kelas
1. I 2. II 3. III 4. IV 5. V 6. VI Jumlah
PNS
Peg. Swasta
5 3 3 4 3 16
4 4 7 5 4 4 25
Wiraswsta
Dagang
24 2 24 2 21 2 16 2 22 2 17 6 118 15 Jumlah Total = 384
Guru /honorer
Polisi
Buruh
1 1 2
-
27 27 36 36 40 31 208
6.2. Data Orang Tua Siswa berdasarkan Pendidikan No
Kelas
1. I 2. II 3. III 4. IV 5. V 6. VI Jumlah
Jenjang Pendidikan ≤ SMP/MTs SMA/MA D1 D2 D3 49 8 37 23 2 33 22 3 38 24 3 34 20 2 37 22 1 192 152 2 10 Jumlah Total = 384
S1 1 7 4 7 4 2 18
S2 1 4
6.3. Data Orang Tua Siswa berdasarkan Penghasilan No
Kelas
< 500.000
500.0001.000.000
1.
I
27
1
2.
II
3. 4.
Besar Penghasilan 1.000.000- 3.000.000 – 3.000.000 5.000.000
> 5.000.000
2
4
24
36
2
7
24
III
36
2
5
19
IV
40
2
4
26
44
No
Kelas
< 500.000
5.
V
31
6.
VI
38
Jumlah
208
500.0001.000.000
Besar Penghasilan 1.000.000- 3.000.000 – 3.000.000 5.000.000
> 5.000.000
6
4
20
1
1
1
21
2
15
25
134
Jumlah Total = 384 7. Data Tamatan Siswa / Siswi MI Negeri 1 Kota Tasikmalaya No
Tahun Lulus
1.
2016 / 2017
Jumlah Siswa Lk Pr Jumlah 40 38 78
Melanjutkan ke SMP MTS Pst Jumlah 12 66 78
2.
2015 / 2016
43
30
73
30
43
-
58
3.
2014 / 2015
34
38
72
5
67
-
72
8. Prestasi MIN 1 Kota Tasikmalaya
a. Prestasi Madrasah 1.
Juara umum kompass Tingkat Kota Tasikmalaya tahun 2013
2.
Juara umum KSM Tingkat Kota Tasikmalaya tahun 2015
3.
Juara umum KSM dan Calistung Tingkat Kota Tasikmalaya tahun 2016 Juara 1 lomba Sekolah Sehat tingkat Kota Tasikmalaya tahun
4.
2015 b. Prestasi Siswa / Siswi MIN 1 Kota Tasikmalaya No
Tahun
Jenis Kejuaraan
Tingkat
Keterangan
1.
2017
KSM IPA
Kota
Juara I
2.
2017
Aksioma Pidato
Kota
Juara I
3.
2017
Aksioma Futsal
Kota
Juara 2
4.
2017
KSM Matematika
Kota
Juara 2
5.
2016
Calistung kelas 1
Kota
Juara 1
6.
2016
Calistung kelas 2
Kota
Juara 2
7.
2016
Calistung kelas 3
Kota
Juara 2
45
No
Tahun
Jenis Kejuaraan
Tingkat
Keterangan
1.
2017
KSM IPA
Kota
Juara I
2.
2017
Aksioma Pidato
Kota
Juara I
3.
2017
Aksioma Futsal
Kota
Juara 2
4.
2017
KSM Matematika
Kota
Juara 2
8.
2016
KSM Matematika
Kota
Juara 1
9.
2016
KSM IPA
Kota
Juara 2
10.
2015
Calistung kelas 1
Kota
Juara 1
11.
2015
Calistung kelas 2
Kota
Juara 2
12.
2015
KSM Matematika
Kota
Juara 3
13.
2015
KSM IPA
Kota
Juara 1
14.
2015
Tenis Meja
Provinsi
Juara 3
15.
2015
Tenis Meja
Kota
Juara 1
16.
2015
Futsal
Kota
Juara 1
17.
2015
Catur
Kota
Juara 2
18.
2014
Calistung Kelas 2
Kota
Juara 2
19.
2014
Calistung Kelas 3
Kota
Juara 3
20.
2014
KSM Matematika
Kota
Juara 1
21.
2014
KSM IPA
Kota
Juara 2
46
9. STRUKTUR ORGANISASI STRUKTUR ORGANISASI MIN 1 KOTA TASIKMALAYA TAHUN PELAJARAN 2018/2019 KEPALA MADRASAH KEPALA MADRASAH Z. AKH. SYIS, S.Ag Z. AKH. SYIS, S.Ag NIP. 196811121994031007 NIP. 196811121994031007
KOMITE MADRASAH KOMITE MADRASAH Aj. TAHKIK MUKAROM Aj. TAHKIK MUKAROM
TATA USAHA TATA USAHA IRPAN KARIM, ST IRPAN KARIM, ST NIP. 198205282014111001 NIP. 198205282014111001
BIDANG KURIKULUM BIDANG KURIKULUM Oon, S.Ag, M.Si Oon, S.Ag, M.Si NIP.196611091993031002 NIP.196611091993031002
BIDANG KESISWAAN BIDANG KESISWAAN Hj. ENTIN, S.Ag Hj. ENTIN, S.Ag NIP. 196507241992012001 NIP. 196507241992012001
BIDANG PERPUSTAKAAN BIDANG PERPUSTAKAAN TETI NURHALIMAH, S.Sos TETI NURHALIMAH, S.Sos NIP.NIP.-
BIDANG SARPRAS BIDANG SARPRAS DARJAT S, S.Pd.I DARJAT S, S.Pd.I NIP. 198102232007101001 NIP. 198102232007101001
EKSKUL PRAMUKA EKSKUL PRAMUKA NANI SUMARNI, S.Pd.I NANI SUMARNI, S.Pd.I NIP. 196604062003122002 NIP. 196604062003122002
BIDANG KEAGAMAAN BIDANG KEAGAMAAN ASEP MUHTAR, S.Pd.I ASEP MUHTAR, S.Pd.I NIP. 197704122007101004 NIP. 197704122007101004
EKSKUL OLAHRAGA EKSKUL OLAHRAGA BUDI PERMANA, S.Sos BUDI PERMANA, S.Sos NIP. NIP. -
BIDANG UKS BIDANG UKS YATI ROHAYATI, S.Pd YATI ROHAYATI, S.Pd NIP. 197612072005012005 NIP. 197612072005012005
GG UU RR UU -- GG UU RR UU 47
STRUKTUR ORGANISASI PERPUSTAKAAN MIN 1 KOTA TASIKMALAYA TAHUN PELAJARAN 2018/2019 KEPALA MADRASAH KEPALA MADRASAH Z. AKH.SIS, S.Ag Z. AKH.SIS, S.Ag NIP. 196811121994031007 NIP. 196811121994031007
DEWANGURU GURU DEWAN
KEPALA PERPUSTAKAAN KEPALA PERPUSTAKAAN TETI NURHALIMAH, S.Sos TETI NURHALIMAH, S.Sos NIP. NIP. S.Pd.I., M.Pd S.Pd.I., M.Pd NIP. 196403071989031003 NIP. 196403071989031003
TU PERPUSTAKAAN TU PERPUSTAKAAN DARJAT S, S.Pd.I DARJAT S, S.Pd.I NIP. 198102232007101001 NIP. 198102232007101001
BAGIAN PELAYANAN PEMBACA BAGIAN PELAYANAN PEMBACA HESTI SRI MULYATI, SE HESTI SRI MULYATI, SE NIP. NIP. -
BAGIAN PELAYAAN TEKNIS BAGIAN PELAYAAN TEKNIS MUH. ARIF NURADHA, S.Pd MUH. ARIF NURADHA, S.Pd NIP. NIP. -
WAA SSIISSW
48
STRUKTUR ORGANISASI PRAMUKA MIN 1 KOTA TASIKMALAYA TAHUN PELAJARAN 2018/2019 MABIGUS MABIGUS Z. AKH. SYIS,S.Ag S.Ag Z. AKH. SYIS, NIP. 196812111994031007 NIP. 196812111994031007
KWARAN KWARAN
PEMBINAPRAMUKA PRAMUKA PEMBINA 1. Nani Sumarni, S.Pd.I 1. Nani Sumarni, S.Pd.I MumunDuhibah, Duhibah,S.Pd.I S.Pd.I 2.2.Mumun
PELATIHPRAMUKA PRAMUKA PELATIH 1. Reni Nuryani, S.Pd 1. Reni Nuryani, S.Pd DetiNurdianti, Nurdianti,S.Pd S.Pd 2.2.Deti SIEPEMBANTU PEMBANTUUMUM UMUM SIE Muh. Rafa Muh. Rafa Yola Yola
SIEKESEHATAN KESEHATAN SIE Wira Yuda Wira Yuda Devina Devina
SIEPERLENGKAPAN PERLENGKAPAN SIE Revaldi Revaldi Ega Ega
SIEKEAMANAN KEAMANAN SIE Muh. Azril Muh. Azril AfrisaPutri PutriRR Afrisa
49
STRUKTUR ORGANISASI UKS MIN 1 KOTA TASIKMALAYA TAHUN PELAJARAN 2018/2019 PEMBINA PEMBINA Z. AKH. SYIS,S.Ag S.Ag Z. AKH. SYIS, NIP.196812111994031007 196812111994031007 NIP.
KETUA KETUA YATI ROHAYATI, S.Pd YATI ROHAYATI, S.Pd NIP.197612072005012005 197612072005012005 NIP.
SEKRETARIS SEKRETARIS KOKOM KOMARIAH,M.Pd M.Pd KOKOM KOMARIAH, NIP.197501022006042021 197501022006042021 NIP.
BENDAHARA BENDAHARA ELIN NURAISYAH,S.Pd.I S.Pd.I ELIN NURAISYAH, NIP.196905122003122002 196905122003122002 NIP. NIP NIP
PENDIDIKANKESEHATAN KESEHATAN PENDIDIKAN PUSKESMAS PUSKESMAS
PELAYANANKESEHATAN KESEHATAN PELAYANAN PUSKESMAS PUSKESMAS
SISWA SISWA
50
SANITASI SANITASI GURU GURU
b). Analisis Lingkungan eksternal (1) Kondisi Geogrfis MIN 1 Kota Tasikmalaya berdiri di atas tanah datar yang berada ditengah-tengah perkampungan dimana tempat rumah tinggal masyarakat kampung Sumelap berada di sebelah utara dan selatan, disebelah barat dihimpit dengan persawahan milik warga masyarakat sumelap, dan disebelah timur terdapat jalan raya yang menghubungkan desa kota baru, desa sumelap dan desa mugarsari. Tak jauh dari MIN 1 kota Tasikmalaya di sebelah timur laut kurang lebih 200 m terdapat pondok pesantren Bustanul Ulum, Pendidikan Anak USia Dini (PAUD) Assalam, SMP plus Bustanul Ulum dan SMK Bustanul Ulum, sedangkan di sebelah selatan kurang lebih 100 m terdapat Pondok pesantren Al-Hikmah, Raudhatul Atfhal (RA) Al-Hikmah, Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Tamansari, dan Madrasah Aliyah Informatika AlHikmah. Disebelah selatan kurang lebih 2 km berdiri Sekolah Dasar (SD) 1 Mugarsari. Jarak tempuh Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Tasikmalaya ke kementerian agama kurang lebih 4 km, sedangkan jarak tempuh ke pusat kota kurang lebih 5 km. (2) Kondisi Sosiologis Hubungan dan keterlibatan masyarakat dalam masalah pendidikan yang diselenggarakan, MIN 1 Kota Tasikmalaya membentuk dan memberdayakan organisasi komite madrasah. Jadi setiap penyelenggaraan atau ada hal-hal yang dianggap penting mengenai pendidikan, pihak madrasah selalu melibatkan komite madrasah yang dianggap sebagai wakil dari para orang tua dan masyarakat, sehingga mereka ikut berperan dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan madrasah. Selain itu, pihak MIN 1 Kota Tasikmalaya juga menjalin hubungan baik dengan berbagai pihak baik instansi pemerintah seperti Kementerian Agama Kota Tasikmalaya, Dinas pendidikan dan kebudayaan
51
kota Tasikmalaya, Pusat kesehatan masyarakat masyarakat, lembaga pengembangan
pendidikan
taman
kanak-kanak
Al-Qur’an
kota
Tasikmalaya dan Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Guru Madrasah Kota Tasikmalaya atau wilayah kota Tasikmalaya yang dapat menunjang peningkatan mutu pendidikan MIN 1 Kota Tasikmalaya. MIN 1 Kota Tasikmalaya tidak akan berdiri dan berkembang tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Hubungannya dengan masyarakat disekitarnya sangatlah kondusif, baik hubungan secara kedinasan maupun kekeluargaan, begitu juga hubungan emosional dengan orang tua peserta didik berjalan dengan baik. Hubungan secara horizontal, hubungan vertical berjalan sesuai kaidah kedinasan kemanusiaan dan kemasyarakatan. MIN 1 Kota Tasikmalaya bekerjasama sangat baik sampai saat ini dengan : a. Kantor Kementerian Agama b. Yayasan c. Komite Madrasah d. Orang tua peserta didik e. Masyarakat f. Pemerintahan setempat (3) Kondisi Demografi Sejarah berdirinya MIN 1 Kota Tasikmalaya - Pada tanggal 04 Mei 1960 Madrasah Ibtidaiyah Didirikan Oleh Sesepuh Pesantren Miftahul Huda dan yang ditunjuk Sebagai pengelola adalah Syarifudin - Pada tahun 1962 Madrasah Ibtidaiyah mulai menerima bantuan guru yang diangkat oleh Pemerintah. - Agar Lebih Strategis, Pada Tanggal 19 September 1969 Lokasi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Dipindahkan Ke Pinggir Jalan Atas Jasanya H. Aen Saleh (Dermawan).
52
- Pada tanggal 24 Oktober 1982 Madrasah Ibtidaiyah (MI) Diserahkan Kepada Bpk. H Muhtar Soepandi Hingga YPI Al-Hikmah pun Didirikan Dengan SK. Notaris N0. 66 Tahun 1985. - Yayasan Miftahul Huda Kemudian Diganti Menjadi Yayasan AlHikmah, Hingga Sekarang - SK Menteri Agama RI (KMA) No. 515 A Tanggal 25 Nopember Tahun 1995 Madrasah Ibtidaiyah berubah menjadi Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sumelap. - SK Menteri Agama RI (KMA) No. 212 Tanggal 27 Juli 2015 MIN Sumelap berubah menjadi MIN 1 Kota Tasikmalaya.
53
BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN PENDIDIKAN A. Visi MIN 1 Kota Tasikmalaya
1. Visi Madrasah ” Mewujudkan Madrasah Ibtidaiyah sebagai pilihan umat yang berakhlakul karimah dan siap untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi ”. 2.
Indikator – indikator Visi : 1) Terwujudnya pendidikan yang memiliki keunggulan kompetitif di lingkungan Madrasah. 2) Terwujudnya pendidikan yang bermutu menghasilkan prestasi akademik dan non akademik. 3) Terwujudnya sikap, budi pekerti yang luhur didasari iman dan taqwa keteladanan dan profesionalisme. 4) Terwujudnya sikap kreatif, inovatif yang mampu bersaing di era globalisasi.
B.
Misi MIN 1 Kota Tasikmalaya Sesuai dengan Visi di atas, Misi MIN 1 Kota Tasikmalaya adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan mekanisme kerja 2. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar 3. Meningkatkan pelaksanaan administrasi 4. Meningkatkan pemeliharaan dan pengembangan sarana dan prasarana pendidikan 5. Meningkatkan kesejahteraan pegawai 6. Meningkatkan efektifitas pelaksanaan evaluasi.
54
C.
Tujuan Pendidikan C.1. Tujuan Pendidikan dalam UUD 1945 1) Pasal 31 ayat 3 “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu Sistem pendidikan Nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang”. 2) Pasal 31 ayat 5 “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjungjung tinggi nilai-nilai agamadan persatuan abngsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan ummat manusia”. C.2 Tujuan Pendidikan Nasional dalam UU No 20 Tahun 2003 Pasal 3 Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
bertujuan
untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. C.3 Tujuan Pendidikan Nasional Mencerdaskan
kehidupan
bangsa
dan
mengembangkan
manusia
Indonesia seutuhnya yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri sehingga menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
55
C.4 Tujuan Pendidikan Dasar 1) Tujuan Pendidikan Dasar adalah Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 2) Tujuan Pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 3) Tujuan
Pendidikan
kecerdasan,
menengah
pengetahuan,
kejuruan
kepribadian,
adalah
meningkatkan
akhlak
mulia,
serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruanya. C.5 Tujuan MIN 1 Kota Tasikmalaya dalam 5 Tahun Tujuan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah adalah memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga Negara dan mendidik siswa menjadi manusia yang bertaqwa dan berakhlak mulia, sebagai muslim yang menghayati dan mengamalkan agamanya, serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan madrasah Tsanawiyah atau sekolah lanjutan tingkat pertama. Mengacu pada visi dan misi madrasah, serta tujuan umum pendidikan dasar, tujuan madrasah dalam mengembangkan pendidikan ini adalah sebagai berikut ini. 1. Meningkatkan madrasah yang berkualitas sebagai pilihan ummat. 2. Mampu melaksanakan syari’at Islam. 3. Memantapkan mekanisme kerja.
4. Meningkatkan SDM guru dan mengefektifkan belajar murid 5. Mampu melaksanakan KBM dan administrasi yang efektif dan
efisien. 6. Memelihara dan mengembangkan sarana dan prasarana
pendidikan.
56
.BAB III MUATAN KURIKULER MIN 1 KOTA TASIKMALAYA A.
Struktur Kurikulum MIN 1 Kota Tasikmalaya Struktur
kurikulum
menggambarkan
konseptualisasi
konten
kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten / mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten / mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap peserta didik. Struktur kurikulum juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester. Struktur kurikulum adalah gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum mengenai posisi seorang peserta didik dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau jenjang pendidikan. A.1 Struktur Kurikulum Menggunakan Kurikulum 2013 Struktur kurikulum di MIN 1 Kota Tasikmalaya Berdasarkan Permenag No 912 Tahun 2013, SK Dirjen No. 2676 Tahun 2013 dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang standar Nasional pendidikan memuat 13 mata pelajaran wajib, muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri dengan rincian kurikulum sebagai berikut :
57
Tabel 3.1 Struktur Kurikulum 2013 Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mata Pelajaran Kelompok A 1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti a.Qur’an Hadist b.Akidah Ahlak c.Fikih d.Sejarah Kebudayaan Islam 2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 4. Bahasa Arab 5. Matematika 6. Ilmu Pengetahuan Alam 7. Ilmu Pengetahuan Sosial Kelompok B 1. Seni Budaya dan Prakarya 2. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelompok C 1. Bahasa Daerah Jumlah Alokasi Waktu perminggu
Alokasi Waktu Belajar Per Minggu I II III IV V VI 2 2 2 5
2 2 2 5
2 2 2 2 6
2 2 2 2 5
2 2 2 2 5
2 2 2 2 5
8 2 5 -
9 2 6 -
10 2 6 -
7 2 6 3 3
7 2 6 3 3
7 2 6 3 3
3 3
3 3
3 3
3 4
3 4
3 4
2 34
2 36
2 40
2 43
2 43
2 43
Keterangan : 1)
Mata pelajaran kelompok A merupakan
kelompok
mata
pelajaran
yang
muatan
dan
acuannya
dikembangkan oleh pusat yang terdiri dari 10 mata pelajaran. 2)
Mata pelajaran kelompok B merupakan
kelompok
mata
pelajaran
yang
muatan
dan
acuannya
dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan/konten lokal. 3)
Mata pelajaran kelompok C dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang berdiri sendiri.
4)
Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 35 menit
58
5)
Beban
belajar
penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri, paling banyak 50 % dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. 6)
Satuan
pendidikan
dapat
menambah beban belajar perminggu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya dan faktor lain yang dianggap penting, namun yang diperhitungkan pemerintah maksimal 2 (dua) jam/minggu. 7)
Untuk mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah. Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum di atas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler. Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Tasikmalaya Kegiatan ekstrakurikuler wajib adalah pramuka.
8)
Kegiatan
ekstrakurikuler
yaitu pramuka, Unit Kesehatan Madrasah, Marching Band adalah dalam rangka mendukung pembentukan kepribadian, kepemimpinan, sikap sosial pesrta didik, terutamanya adalah sikap peduli. Di samping itu juga dapat dipergunakan sebagai wadah dalam penguatan pembelajaran berbasis pengamatan maupun dalam usaha memperkuat kompetensi keterampilannya dalam ranah konkret. Dengan demikian kegiatan ekstra kurikuler ini dapat dirancang sebagai pendukung kegiatan kuikuler. 9)
Bahasa
Daerah
sebagai
muatan lokal di MI Negeri 1 Kota Tasikmalaya diajarkan secara terintegrasi dengan mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu berdasarkan pertimbangan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya dan faktor lain yang dianggap penting. *) Kegiatan ekstra kurikuler Pramuka dilaksanakan pada hari jum’at, BTQ pada hari Jum’at sedangkan kegiatan Marching Band dilaksanakan setiap hari Sabtu pada pukul 16.00 s/d selesai.
59
B. Muatan Kurikulum Muatan kurikulum merupakan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran ditungkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban Kompetensi inti Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki seorang peserta didik Madrasah Ibtidaiyah. Muatan Kurikulum 2013 MIN 1 Kota Tasikmalaya meliputi sejumlah mata pelajaran yang kedalamanya merupakan beban belajar bagi siswa pada satuan pendidikan. Muatan Kurikulum memuat sejumlah mata pelajaran dan muatan lokal serta kegiatan pengembangan diri yang tidak termasuk kepada struktur kurikulum dan diberikan di luar tatap muka. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Satandar Nasional Pendidikan menegaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan diuntungkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan semester sesuai dengan Satandar Nasional Pendidikan. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas kompetensi dasar dan kompensi inti. Muatan kurikulum terdiri atas muatan kurikulum nasional, muatan kurikulum pada tingkat daerah/ muatan lokal, dan muatan kekhasan satuan pendidikan. Muatan Kurikulum di MIN 1 Kota Tasikmalaya disusun berdasarkan peraturan tentang muatan nasional, muatan daerah, dan muatan kekhasan madrasah. Muatan Kurikulum pendidikan di MI Negeri 1 Kota Tasikmalaya terdiri dari 3 kelompok, yaitu kelompok A, B dan C. kelompok A terdiri dari pelajaran wajib, kelompok B terdiri dari 2 mata pelajaran dan kelompok C terdiri dari mata pelajaran muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri.
60
Pada Kurikulum 2013 kompetensi dasar mata pelajaran berfungsi untuk membentuk Kompetensi Inti. Kedudukan SKL, KI, dan KD mata pelajaran pada Kurikulum MIN 1 Kota Tasikmalaya mengikuti Permendikbud No. 24 Tahun 2016 untuk mata pelajaran umum kelas 1, 2, 4 dan 5, Permendikbud No. 57 Tahun 2014 untuk mata pelajaran umum kelas 3 dan 5, PMA No 165 Tahun 2014 untuk mata pelajaran Agama, Pergub no 69 tahun 2013 untuk mata pelajaran muatan lokal dan ekstrakurikuler mengikuti permendikbud nomor 62 Tahun 2014. Sebagai anak tangga menuju ke kompetensi lulusan multidimensi, Kompetensi
Inti
juga
memiliki
multidimensi.
Untuk
kemudahan
operasionalnya, kompetensi lulusan pada ranah sikap dipecah menjadi dua. Pertama, sikap spiritual yang terkait dengan tujuan pendidikan nasional membentuk peserta didik yang beriman dan bertakwa. Kedua, sikap sosial yang terkait dengan tujuan pendidikan nasional membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Kompetensi Inti bukan untuk diajarkan melainkan untuk dibentuk melalui pembelajaran berbagai kompetensi dasar dari sejumlah mata pelajaran yang relevan. Dalam hal ini mata pelajaran diposisikan sebagai sumber kompetensi. Apapun yang diajarkan pada mata pelajaran tertentu pada suatu jenjang kelas tertentu hasil akhirnya adalah Kompetensi Inti yang harus dimiliki oleh peserta didik pada jenjang kelas tersebut. Tiap mata pelajaran harus mengacu pada Kompetensi Inti yang telah dirumuskan. Karena itu, semua mata pelajaran yang diajarkan dan dipelajari pada kelas tersebut harus berkontribusi terhadap pembentukan Kompetensi Inti. Kompetensi Inti akan menagih kepada tiap mata pelajaran apa yang dapat dikontribusikannya dalam membentuk kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik. Kompetensi Inti adalah pengikat berbagai kompetensi dasar yang harus dihasilkan dengan mempelajari tiap mata pelajaran serta berfungsi sebagai integrator horizontal antar mata pelajaran. Pada setiap tingkat kelas, kompetensi inti dirancang untuk setiap kelas. Melalui kompetensi inti, sinkronisasi horizontal sebagai kompetensi
61
dasar antar mata pelajaran pada kelas yang sama dapat dijaga, selain itu sonkronisasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada mata pelajaran yang sama pada kelas yang berbeda dapat terjaga pula. Rumusan Kompetensi Inti menggunakan notasi sebagai berikut : 1) Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2) Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap Sosial. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru 3) Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah 4) Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti Keterampilan. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia Uraian tentang kompetensi inti untuk jenjang Madrasah Ibtidaiyah dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.2 Kompetensi Inti Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Kompetensi Inti untuk kelas 1 s/d 3 KOMPETENSI INTI KELAS I 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KOMPETENSI INTI KELAS 2 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
62
KOMPETENSI INTI KELAS 3 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KOMPETENSI INTI KELAS I 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru
KOMPETENSI INTI KELAS 2 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
3. Memahami pengetahuan 3. Memahami faktual dengan cara pengetahuan faktual mengamati [mendengar, dengan cara melihat, membaca] dan mengamati menanya berdasarkan [mendengar, rasa ingin tahu tentang melihat, membaca] dirinya, makhluk dan menanya ciptaan Tuhan dan berdasarkan rasa kegiatannya, dan ingin tahu tentang benda-benda yang dirinya, makhluk dijumpainya di rumah ciptaan Tuhan dan dan di sekolah kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
4. Menyajikan 4. Menyajikan pengetahuan faktual pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dalam bahasa yang dan logis, dalam karya jelas, sistematis dan yang estetis, dalam logis, dalam karya gerakan yang yang estetis, dalam mencerminkan anak gerakan yang sehat, dan dalam mencerminkan anak tindakan yang sehat, dan dalam mencerminkan perilaku tindakan yang anak beriman dan mencerminkan berakhlak mulia perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
63
KOMPETENSI INTI KELAS 3 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya
B. Kompetensi Inti untuk kelas 4 s/d 6
KOMPETENSI INTI KELAS 4 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KOMPETENSI INTI KELAS 5 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KOMPETENSI INTI KELAS 6 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru dan tetangganya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru dan tetangganya serta cinta tanah air.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya serta cinta tanah air
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan di tempat bermain.
3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan di tempat bermain.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan di tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
4. Menyajikan pengetahuan factual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, logis, dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
64
KOMPETENSI INTI KELAS 4 mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
KOMPETENSI INTI KELAS 5 mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
KOMPETENSI INTI KELAS 6 tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
D.
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti. Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik dan kemampuan peserta didik dan kekhasan masing-masing mata pelajaran. Kompetensi Dasar meliputi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi Inti sebagai berikut : 1) Kelompok 1 : Kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1 2) Kelompok 2 : Kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2 3) Kelompok 3 : Kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3 4) Kelompok 4 : Kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4 Pengelompokkan kompetensi dasar seperti tersebut di atas adalah sebagai berikut : 1) Kompetensi Dasar Kelas 1.
Pendidikan Agama Islam A. Al-Qur’an Hadits Kelas I Semester Ganjil
Kompetensi Inti 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
Kompetensi dasar 1.1 Menyadari bahwa membaca Al Qur’an harus dengan benar dan baik sesuai kaidah ilmu tajwid 1.2 Menerima Q.S. al-Fatihah (1), an- Nas (114), al-Falaq (113), al-Ikhlas (112), dan al-Lahab
65
Kompetensi Inti
Kompetensi dasar (111) sebagai firman Allah swt.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
2.1 Terbiasa membaca Al Qur’an dengan benar dan baik sesuai kaidah ilmu tajwid dalam kehidupan sehari-hari 2.2 Terbiasa mengamalkan kandungan Q.S. al-Fatihah (1), an-Nas (114), al-Falaq (113), al-Ikhlas (112), dan alLahab (111) dalam kehidupan sehari-hari
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di madrasah.
3.1 Mengetahui huruf-huru hijaiyah dan tanda bacanya (fathah, kasrah, dan damah) 3.2 Mengenal Q.S. al-Fatihah (1), an-Nas (114), al-Falaq (113), al-Ikhlas (112), dan al-Lahab (111)
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
4.1 Membaca huruf-huruf hijaiyah sesuai makhraj dan tand bacanya (fathah, kasrah, dan damah) 4.2 Menghafalkan Q.S. al-Fatihah (1), an-Nas (114), al-Falaq (113), al-Ikhlas (112), dan alLahab (111) secara benar
KELAS I SEMESTER GENAP Kompetensi Inti 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
Kompetensi dasar 1.1 Menyadari bahwa membaca al Qur’an harus dengan benar dan baik sesuai kaidah ilmu tajwid 1.2 Menerima Q.S. an-Nasr (110) dan Quraisy (106) sebagai firman Allah swt.
66
Kompetensi Inti
Kompetensi dasar 1.3 Meyakini kebersihan sebagian dari iman
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
2.1 Membiasakan membaca hurufhuruf Hijaiyah sesuai mahraj dan tanda bacanya 2.2 Terbiasa mengamalkan kandungan ayat-ayat al-Qur’an khususnya Q.S. an-Nasr (110) dan Quraisy (106) 2.3 Terbiasa berperilaku bersih dalam kehidupan sehari-hari sebagai implementasi mengenai hadis tentang kebersihan
3. Memahami pengetahuan 3.1 Mengetahui huruf-huruf hijaiyah faktual dengan cara mengamati dan tanda bacanya (fathatain, (mendengar, melihat, kasratain, damatain, sukun dan membaca) dan menanya tasydid) berdasarkan rasa 3.2 Mengenal Q.S. an-Nasr (110) ingin tahu tentang dirinya, dan Quraisy (106) makhluk ciptaan Tuhan 3.3 Memahami arti dan isi dan kegiatannya, dan kandungan hadis tentang benda-benda yang kebersihan secara sederhana dijumpainya di rumah dan riwayat Muslim dari Abu Malik di madrasah. al-Asy’ari
()الطهور شطر ال ػم ياف 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
4.1 Membaca huruf-huruf hijaiyah sesuai mahraj dan tanda bacanya (fathatain, kasratain, damatain, sukun dan tasydid) 4.2 Menghafalkan Q.S. an-Nasr (110) dan Quraisy (106) secara benar 4.3 Menghafalkan hadis tentang kebersihan riwayat Muslim dari Abu Malik al-Asy’ari
()الطهورشطرال ػم ياف Kelas II Semester Ganjil Kompetensi Inti 1. Menerima dan menjalankan
Kompetensi dasar 1.1 Menerima ketentuan cara
67
Kompetensi Inti ajaran agama yang dianutnya.
Kompetensi dasar menulis huruf-huruf hijaiyah sesuai kaidah ilmu tajwid 1.2 Menyadari bahwa membaca al Qur’an harus dengan benar dan baik sesuai kaidah ilmu tajwid 1.3 Menerima Q.S. al-Kautsar (108) dan al- Kafirun (109) sebagai firman Allah swt. 1.4 Meyakini keutamaan orang yang mempelajari dan mengajarkan al-Qur’an
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
2.1 Terbiasa bersikap rajin, rapi dan kreatif sebagai implementasi dari pemahaman terhadap cara menulis huruf-huruf hijaiyah secara terpisah dan bersambung 2.2 Terbiasa membaca al Qur’an secara benar sesuai dengan hukum bacaan gunnah 2.3 Terbiasa mengamalkan kandungan QS. al-Kautsar (108) dan al- Kafirun (109) dalam kehidupan sehari-hari 2.4 Memiliki kemauan untuk belajar dan mengajarkan al-Qur’an sebagai implementasi dari pemahaman mengenai hadis tentang keutamaan belajar alQur’an
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di madrasah.
3.1 Mengetahui penulisan hurufhuruf hijaiyah secara terpisah dan bersambung 3.2 Memahami hukum bacaan gunnah 3.3 Mengenal Q.S. al-Kautsar (108) dan al- Kafirun (109) 3.4 Memahami arti dan isi kandungan hadis tentang keutamaan belajar al-Qur’an riwayat al-Bukhari dari Usman bin Affan
()ختتكَم من تعلم القرآف وعلمه
68
Kompetensi Inti 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
Kompetensi dasar 4.1 Menulis huruf-huruf hijaiyah secara terpisah dan bersambung 4.2 Mendemonstrasikan hukum bacaan gunnah. 4.3 Menghafalkan Q.S. al-Kautsar (108) dan al- Kafirun (109) secara benar dan fasih 4.4 Menghafalkan hadis tentang keutamaan belajar Al-Qur’an riwayat al-Bukhari dari Usman bin Affan
()ختتكَم من تعلم القرآف وعلمه Kelas II Semester Genap Kompetensi Inti 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
Kompetensi dasar 1.1 Menerima Q.S. al-Ma’un (107), al-Fil (105), al-‘Asr (103), dan al-Qadr (97) sebagai firman Allah swt. 1.2 Menyadari bahwa membaca Al Qur’an harus dengan benar dan baik sesuai kaidah ilmu tajwid 1.3 Meyakini bahwa keridaan Allah tergantung pada keridaan kedua orang tua
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
2.1 Terbiasa mengamalkan kandungan Q.S. al-Ma’un (107), al-Fil (105), al-‘Asr (103), dan al-Qadr (97) dalam kehidupan sehari-hari 2.2 Terbiasa membaca al-Qur’an dengan benar sebagai implementasi pemahaman terhadap hukum bacaan AlQamariyah dan al-Syamsiyah 2.3 Memiliki perilaku hormat kepada orang tua sebagai implementasi dari pemahaman mengenai hadis tentang hormat kepada orang tua
69
Kompetensi Inti 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di madrasah. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
Kompetensi dasar 3.1 Mengenal Q.S. al-Ma’un (107), al-Fil (105), al-‘Asr (103), dan al-Qadr (97) 3.2 Memahami hukum bacaan AlQamariyah dan Al-Syamsiyah 3.3 Memahami arti dan isi kandungan hadis tentang hormat kepada orang tua riwayat atTirmizi dari Abdullah bin Umar
( ررااات في ررا الوالدين.…)
4.1 Menghafalkan Q.S. al-Ma’un (107), al-Fil (105), al-‘Asr (103), dan al-Qadr (97) secara benar 4.2 Mendemonstrasikan hukum bacaan Al-Qamariyah dan AlSyamsiyah 4.3 Menghafalkan hadis tentang hormat kepada orang tua riwayat Tirmizi dari Abdullah bin Umar
( ررااات في ررا الوالدين.…)
Kelas III Semester Ganjil Kompetensi Inti 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
1.1
1.2 1.3 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
2.1
2.2
70
Kompetensi dasar Menerima Q.S. al-Humazah (104), at-Takasur (102), dan azZalzalah (99) sebagai firman Allah swt. Menyadari bahwa membaca Al Qur’an harus dengan benar dan baik sesuai kaidah ilmu tajwid Meyakini bahwa shalat berjamaah lebih utama daripada shalat sendirian Terbiasa mengamalkan kandungan Q.S. al-Humazah (104), at-Takasur (102), dan azZalzalah (99) dalam kehidupan sehari-hari Membiasakan diri membaca al Qur’an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid
Kompetensi Inti
Kompetensi dasar 2.3 Terbiasa melaksanakan shalat Berjamaah
3. Memahami pengetahuan 3.1 Mengenal Q.S. al-Humazah faktual dengan cara mengamati (104), at-Takasur (102), dan az(mendengar, melihat, Zalzalah (99) membaca) dan menanya 3.2 Memahami hukum bacaan berdasarkan rasa Qalqalah ingin tahu tentang dirinya, 3.3 Memahami arti dan isi makhluk ciptaan Tuhan kandungan hadis tentang shalat dan kegiatannya, dan berjamaah riwayat al-Bukhari, benda-benda yang Muslim, at-Tirmizi, an-Nasai, dijumpainya di rumah dan Ibnu Majah, dan Ahmad dari di madrasah. Ibnu Umar (صلةا الجماعة أفضل.…) 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
4.1 Menghafalkan Q.S. al-Humazah (104), at-Takasur (102), dan azZalzalah (99) secara benar dan fasih 4.2 Mendemonstrasikan hukum bacaan Qalqalah 4.3 Menghafalkan hadis tentang shalat berjamaah riwayat alBukhari, Muslim, at-Tirmizi, anNasai, Ibnu Majah, dan Ahmad dari Ibnu Umar (صلةا الجماعة أفضل.…)
Kelas III Semester Genap Kompetensi Inti 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
Kompetensi dasar 1.1 Menerima Q.S. al-Qari‘ah (101) dan at-Tin (95) sebagai firman Allah swt. 1.2 Menghayati kandungan Q.S. alFatihah (1) dan al-Ikhlas (112) 1.3 Menyadari bahwa sesama
71
Kompetensi Inti
Kompetensi dasar mukmin adalah bersaudara
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
2.1 Terbiasa mengamalkan kandungan Q.S al-Qari‘ah (101) dan at-Tin (95) dalam kehidupan sehari-hari 2.2 Menunjukkan perilaku positif keluarga, teman, guru dan tetangganya. sesuai isi kandungan Q.S. al-Fatihah (1) dan al-Ikhlas (112) dalam kehidupan sehari-hari 2.3 Membiasakan perilaku saling menyayangi sesama mukmin sebagai implementasi dari pemahaman mengenai hadis tentang persaudaraan
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di madrasah. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
3.1 Mengenal Q.S. al-Qari‘ah (101) dan at-Tin (95) 3.2 Memahami arti dan isi kandungan Q.S. al-Fatihah (1) dan al-Ikhlas (112) 3.3 Memahami arti dan isi kandungan hadis tentang persaudaraan riwayat al-Bukhari Muslim dari Abu Musa ()الدؤمن للمؤمن كالبنياف
Kelas IV Semester Ganjil
72
4.1 Menghafalkan Q.S. al-Qari‘ah (101) dan at-Tin (95) 4.2 Menulis lafal Q.S. al-Fatihah (1) dan al-Ikhlas (112) dengan benar 4.3 Menghafalkan hadis tentang persaudaraan riwayat al-Bukhari Muslim dari Abu Musa ( الدؤمن للمؤمن كالبنياف.…)
Kompetensi Inti 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
Kompetensi dasar 1.1 Menghayati ajaran yang terkandung dalam Q.S. an-Nasr (110) dan al-Kautsar (108). 1.2 Menerima Q.S. al-‘adiyat (100) sebagai firman Allah swt. 1.3 Menyadari bahwa membaca al Qur’an harus dilakukan dengan benar dan baik 1.4 Meyakini bahwa niat menentukan baik dan tidaknya sebuah amal perbuatan 1.5 Menyadari bahwa taqwa adalah kunci kebahagiaan
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
2.1 Terbiasa mengamalkan isi kandungan Q.S. an-Nasr (110) dan al-Kautsar (108) dalam kehidupan sehari-hari 2.2 Terbiasa berperilaku positif sesuai dengan ajaran Q.S. altetangganya. ‘Adiyat (100) 2.3 Membiasakan membaca al Qur’an dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari. 2.4 Terbiasa memiliki niat positif sebagai implementasi dari pemahaman hadis tentang niat. 2.5 Membiasakan perilaku takwa dalam kehidupan sehari-hari sebagai implementasi dari pemahaman hadis tentang takwa
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
3.1 Memahami arti dan isi kandungan Q.S. an-Nasr (110) dan al-Kautsar (108) 3.2 Mengenal Q.S. al-‘adiyat (100) 3.3 Memahami hukum bacaan Izhar dan ikhfa’ 3.4 Memahami arti dan isi kandungan hadis tentang niat riwayat al-Bukhari dari Umar bin Khattab ( إ ػ فماالعماؿ بالنيات.…) 3.5 Memahami arti dan isi
73
Kompetensi Inti
Kompetensi dasar kandungan hadis tentang takwa riwayat at-Tirmizi dari Abu Zar (اتق ااا حيثما كنت.…)
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistemaatis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
4.1 Menulis lafal Q.S. an-Nasr (110) dan al-Kautsar (108) dengan benar 4.2 Menghafalkan Q.S. al-‘adiyat (100) secara benar dan fasih 4.3 Mendemonstrasikan hukum bacaan Izhar dan ikhfa’ 4.4 Menghafalkan hadis tentang niat riwayat al-Bukhari dari Umar bin Khattab
(إ ػ فماالعماؿ بالنيات.…)
4.5 Menghafalkan hadis tentang takwa riwayat at-Tirmizi dari Abu Zar
(اتق ااا حيثما كنت.…)
Kelas IV Semester Genap Kompetensi Inti 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
1.1 1.2 1.3 1.4
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
2.1 2.2 2.3 2.4
74
Kompetensi dasar Menghayati arti dan isi kandungan Q.S. al-Lahab (111) Menerima Q.S. al-Insyirah(94) sebagai firman Allah swt. Menyadari bahwa membaca al Qur’an harus dilakukan dengan benar dan baik Menyadari bahwa silaturrahim adalah perbuatan yang dicintai Allah swt. Terbiasa mengamalkan isi kandungan Q.S. al-Lahab (111) dalam kehidupan sehari-hari Terbiasa berperilaku positif sesuai dengan Q.S. al- Insyirah (94) Terbiasa membaca al Qur’an dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari Membiasakan perilaku gemar bersilaturahim sebagai
Kompetensi Inti
Kompetensi dasar implementasi dari pemahaman hadis tentang silaturrahim
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
3.1 Memahami arti dan isi kandungan Q.S. al-Lahab (111) 3.2 Mengenal Q.S. al-Insyirah(94) 3.3 Memahami hukum bacaan idgam bigunnah, idgam bilagunnah, dan iqlab 3.4 Memahami arti dan isi kandungan hadis tentang silaturrahim riwayat Bukhari Muslim dari Anas
(من أحاح اف يبسط له فى رزقه. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistemaatis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
4.1 4.2 4.3 4.4
…) Menulis lafal Q.S. al-Lahab (111) dengan benar Menghafalkan Q.S. al-Insyirah (94) secara benar dan fasih Mendemonstrasikan hukum bacaan idgam bigunnah, idgam bilagunnah, dan iqlab Menghafalkan hadis tentang silaturrahim riwayat al-Bukhari Muslim dari Anas
(مففن أحففاح اف يبسففط لففه فففى رزقه.…) Kelas V Semester Ganjil Kompetensi Inti 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
Kompetensi dasar 1.1 Menghayati kandungan Q.S. alKafirun (109), al-Ma’un (107), dan at-Takasur (102) 1.2 Menyadari bahwa membaca al Qur’an harus dilakukan dengan benar dan baik 1.3 Menyadari bahwa menyayangi anak yatim adalah sikap yang dicintai Allah dan Rasul-Nya
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
2.1 Terbiasa mengamalkan isi kandungan Q.S. al- Kafirun (109), al-Ma’un (107), dan at Takasur (102)
75
Kompetensi Inti dengan keluarga, teman, dan guru.
Kompetensi dasar 2.2 Terbiasa membaca al Qur’an dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari 2.3 Terbiasa berperilak menyayangi anak yatim sebagai implementasi dari pemahaman hadis tentang menyayangi anak yatim
3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
3.1 Memahami arti dan isi kandungan Q.S. al- Kafirun (109), al-Ma‘un (107), dan atTakasur (102) 3.2 Memahami hukum bacaan Mim Mati (Idgam Mimi, Ikhfa’ Syafawi,dan Izhar Syafawi) 3.3 Memahami arti dan isi kandungan hadis tentang menyayangi anak yatim riwayat Bukhari Muslim dari Sahl bin Sa’ad
(أنا و كافل اليتيم فى الجنة.…) 4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konsptual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
4.1 Menulis lafal Q.S. al- Kafirun (109), al-Ma‘un (107), dan atTakasur (102) dengan benar 4.2 Mendemonstrasikan hukum bacaan Mim Mati (Idgam Mimi, Ikhfa’ Syafawi, dan Izhar Syafawi) 4.3 Menghafalkan hadis tentang menyayangi anak yatim riwayat al-Bukhari Muslim dari Sahl bin Sa’ad
(أنا و كافل اليتيم فى الجنة.…) Kelas V Semester Genap Kompetensi Inti 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
Kompetensi dasar 1.1 Menghayati nilai-nilai kandungan Q.S. ad-Duha (93) 1.2 Menyadari bahwa membaca al Qur’an harus dilakukan dengan
76
Kompetensi Inti
Kompetensi dasar benar dan baik 1.3 Menyadari bahwa memberi dan berbagi adalah perbuatan yang dicintai oleh Allah swt.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
2.1 Terbiasa mengamalkan isi kandungan Q.S. ad-Duha (93) 2.2 Terbiasa membaca al Qur’an dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari 2.3 Membiasakan perilaku suka memberi sebagai implementasi dari pemahaman hadis tentang keutamaan memberi
3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati dan mnecoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
3.1 Memahami arti dan isi kandungan Q.S. ad-Duha (93) 3.2 Memahami hukum bacaan Mad gabi‘r dan Mad Far’i (Wajib Muttasil dan Jaiz Munfasil) 3.3 Memahami arti dan isi kandungan hadis tentang keutamaan memberi menurut riwayat al-Bukhari Muslim dari Abdullah Ibnu Umar
اليد العليا خ ت ( ت من اليد السفلى....) 4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistemaatis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
4.1 Menghafal Q.S. ad-Duha (93) secara benar dan fasih 4.2 Mendemonstrasikan hukum bacaan Mad gabi‘r dan Mad Far’i (Wajib Muttasil dan Jaiz Munfasil) 4.3 Menghafal hadis tentang keutamaan memberi riwayat Bukhari Muslim dari Abdullah Ibnu Umar
اليفففد العليفففا خففف ت (ت مفففن اليفففد السفلى....( Kelas VI Semester Ganjil
77
Kompetensi Inti 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
Kompetensi dasar 1.1 Menghayati nilai-nilai kandungan Q.S. ad-Duha (93) 1.2 Menyadari bahwa membaca al Qur’an harus dilakukan dengan benar dan baik 1.3 Menyadari bahwa memberi dan berbagi adalah perbuatan yang dicintai oleh Allah swt.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
2.1 Terbiasa mengamalkan isi kandungan Q.S. ad-Duha (93) 2.2 Terbiasa membaca al Qur’an dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari 2.3 Membiasakan perilaku suka memberi sebagai implementasi dari pemahaman hadis tentang keutamaan memberi.
3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
3.1 Memahami arti dan isi kandungan Q.S. ad-Duha (93) 3.2 Memahami hukum bacaan Mad gabi‘r dan Mad Far’i (Wajib Muttasil dan Jaiz Munfasil) 3.3 Memahami arti dan isi kandungan hadis tentang keutamaan memberi menurut riwayat al-Bukhari Muslim dari Abdullah Ibnu Umar
اليد العليا خ ت ( ت من اليد السفلى....) 4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konsptual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
4.1 Menghafal Q.S. ad-Duha (93) secara benar dan fasih 4.2 Mendemonstrasikan hukum bacaan Mad gabi‘r dan Mad Far’i (Wajib Muttasil dan Jaiz Munfasil) 4.3 Menghafal hadis tentang keutamaan memberi riwayat Bukhari Muslim dari Abdullah Ibnu Umar
اليفففد العليفففا خففف ت (ت مفففن اليفففد
78
Kompetensi Inti
Kompetensi dasar
السفلى....) Kelas VI Semester Genap Kompetensi Inti 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
Kompetensi dasar 1.1 Menerima Q.S. al-Bayyinah (98) sebagai firman Allah swt. 1.2 Menyadari bahwa amal salih akan mendekatkan seseorang kepada Allah swt.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
2.1 Terbiasa mengamalkan kandungan Q.S. al-Bayyinah (98). 2.2 Memiliki perilaku suka beramal salih sebagai implementasi dari pemahaman hadis tentang amal salih
3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati dan mnecoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
3.1 Mengenal Q.S. al-Bayyinah (98) 3.2 Memahami arti dan isi kandungan hadis tentang amal salih riwayat Muslim dari Abu Hurairah
4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistemaatis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
4.1 Menghafalkan Q.S. al-Bayyinah (98) 4.2 Menghafalkan hadis tentang amal salih riwayat Muslim dari Abu Hurairah
( إذا مات ابن آد انقطع عمله. …)
(إذا مات ابن آد انقطع عمله.…
Keterangan : KI dan KD untuk mata pelajaran yang lain terlampir
79
2. Muatan Lokal dan Muatan Kekhasan Satuan Pendidikan a. Rasional Dilaksanakan Muatan Lokal Sejalan dengan Implementasi Kurikulum 2013 terdapat tiga jenis kurikulum, yakni Kurikulum Tingkat Nasional, Kurikulum Tingkat Daerah, dan Kurikulum Tingkat Sekolah. Kurikulum Tingkat Nasional
disusun
dan
diberlakukan secara nasional. Kurikulum
Tingkat Daerah disusun dan diberlakukan di daerah berdasarkan Kurikulum Tingkat Nasional sesuai dengan kebijakan daerah masingmasing.
Sementara,
Kurikulum
Tingkat
Sekolah
disusun
dan
diberlakukan pada setiap jenjang sekolah Dalam rangka memenuhi Kurikulum Tingkat Daerah, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menyusun Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD) Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda. Selain disesuaikan dan didasarkan pada Struktur Kurikulum Tingkat Nasional 2013, KIKD Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda didasarkan pada Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor 69 Tahun 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal dan Bahasa Daerah pada Jenjang pendidikan Dasar dan menengah. Di samping itu, penyusunan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD) Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda didasari pula oleh Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 5 Tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah, yang menetapkan bahasa daerah, antara lain, Bahasa dan Sastra Sunda, diajarkan pada pendidikan dasar di Jawa Barat. Kebijakan tersebut sejalan dengan jiwa UU No. 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang bersumber dari UUD 1945 yang menyangkut Pendidikan dan Kebudayaan. Sejalan pula dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab III Pasal 7 Ayat 3 - 8, yang menyatakan
bahwa
dari
SD/MI/SDLB,
80
SMP/MTs./
SMPLB,
SMA/MAN/SMALB, dan SMK/MAK diberikan pengajaran muatan lokal yang relevan dan Rekomendasi UNESCO tahun 1999 tentang “pemeliharaan bahasa-bahasa ibu di dunia”. Hal di atas sejalan pula dengan Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, di antaranya menyatakan bahwa: Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat secara terpisah apabila daerah merasa perlu untuk memisahkannya. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan tersebut. Bahasa Sunda berkedudukan sebagai bahasa daerah, yang juga merupakan bahasa ibu bagi sebagian besar masyarakat Jawa Barat. Bahasa Sunda juga menjadi bahasa pengantar pembelajaran di kelaskelas awal SD/MI. Melalui pembelajaran Bahasa Sunda diperkenalkan kearifan lokal sebagai landasan etnopedagogis. Berdasarkan kenyataan tersebut, Bahasa Sunda sebagai salah satu khasanah dalam kebhineka-tunggal-ikaan bahasa dan budaya Nusantara akan menjadi landasan bagi pendidikan karakter dan moral bangsa. Oleh karena itu, Bahasa Sunda harus diperkenalkan di Taman Kanak-kanak (TK)/Raudhatul Athfal (RA) dan di sekolah-sekolah mulai Sekolah Dasar (SD) / Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP) / Madrasah Tsanawiyah (MTs), sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) / Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) / Madrasah Aliah (MA). Untuk kepentingan itu, perlu disusun Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar sesuai dengan satuan pendidikan tersebut. Pembelajaran Bahasa Sunda diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya dan Budaya Sunda, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat Sunda, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Sunda diarahkan untuk meningkatkan
81
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Sunda dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap budaya dan hasil karya Sastra Sunda. Kompetensi inti mata pelajaran Bahasa Sunda yang memiliki kesamaan dengan kompetensi inti mata pelajaran lainnya merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap Bahasa dan Bastra Sunda. Kompetensi Inti ini menjadi dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, dan nasional. Secara substansial terdapat empat Kompetensi Inti yang sejalan dengan pembentukan kualitas insan yang unggul, yakni (1) sikap keagamaan (beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa) untuk menghasilkan manusia yang pengkuh agamana (spiritual quotient), (2) sikap kemasyarakatan (berakhlak mulia) untuk menghasilkan manusia yang jembar budayana (emotional quotient), (3) menguasai pengetahuan, teknologi, dan seni (berilmu dan cakap) untuk menghasilkan manusia yang luhung elmuna (intellectual
quotient), dan (4) memiliki
keterampilan (kreatif dan mandiri) untuk menghasilkan manusia yang rancage gawena (actional quotient). Keempat Kompetensi Inti tersebut merupakan pengejawantahan dari tujuan pendidikan nasional (Undang-undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3), yakni “untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar Mata Pelajaran Bahasa Sunda ini, selaras dengan alasan pengembangan Kurikulum 2013, diharapkan peserta didik memiliki: 1) Kemampuan berkomunikasi; 2) Kemampuan berpikir jernih dan kritis;
82
3) Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan; 4) Kemampuan menjadi warga negara yang bertanggung jawab; 5) Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda; 6) Kemampuan hidup dalam maysrakat yang mengglobal; 7) Minat yang luas dalam kehidupan; 8) Kesiapan untuk bekerja; 9) Kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya; dan 10) Rasa tanggung jawab terhadap lingkungan. Pendidikan Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa Daerah merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan melalui pemerintah daerah, dalam hal ini Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat. Kewenangan pemerintah daerah untuk mengembangkan bahasa daerah diperkuat oleh UU nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan. Pasal 42 Ayat (1) dan Ayat (2) berbunyi sebagai berikut : Pemerintah daerah wajib mengembangkan, membina, dan melindungi bahasa dan sastra daerah agar tetap memenuhi kedudukan dan fungsinya
dalam
kehidupan
bermasyarakat
sesuai
dengan
perkembangan zaman dan agar tetap menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia. Pengembangan, pembinaan, dan pelindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan oleh pemerintah daerah di bawah koordinasi lembaga kebahasaan. Mengingat
kewenangan
pemerintah
daerah
dalam
mengembangkan dan membina bahasa daerah, adanya kebijakan kurikulum tingkat daerah, dan keberagaman pemerintah daerah dalam
83
menetapkan konten muatan lokal maka untuk Kurikulum 2013 ditetapkan pendidikan bahasa daerah tetap menjadi wewenang pemerintah daerah. Kurikulum 2013 menyediakan muatan lokal untuk pendidikan bahasa daerah dan pendidikan seni budaya. Berkaitan dengan bunyi undang-undang tersebut, maka Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda termasuk mata pelajaran muatan lokal di wilayah Provinsi Jawa Barat. Kedudukannya dalam proses pendidikan sama dengan kelompok mata pelajaran inti dan pengembangan diri. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Sunda juga diujikan dan nilainya wajib dicantumkan dalam buku rapor.
b.
Jenis Muatan Lokal Yang Dikembangkan Muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah provinsi atau kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya dan/atau satuan pendidikan dapat berbentuk sejumlah bahan kajian terhadap keunggulan dan kearifan daerah tempat tinggalnya yang menjadi: 1) bagian mata pelajaran kelompok B; dan/atau 2) mata pelajaran yang berdiri sendiri pada kelompok C sebagai mata pelajaran muatan lokal dalam hal pengintegrasian tidak dapat dilakukan. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Muatan lokal yang dikembangkan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Tasikmalaya bersifat mandiri yaitu : Bahasa Daerah (Sunda) bagi kelas 1 sampai dengan kelas 6 dengan menggunakan pergub no 69 tahun 2013.
84
c.
Alokasi Waktu Muatan Lokal Sesuai dengan bunyi pasal 5 ayat 1 Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 69 Tahun 2013 yang menyatakan bahwa Satuan Pendidikan di daerah melaksanakan pembelajaran Bahasa dan Sastra Daerah paling sedikit 2 (dua) jam pelajaran setiap 1 (satu) minggu. Mengacu pada Peraturan Gubernur no 69 Tahun 2013 maka diterapkanlah beban belajar untuk mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda adalah 2 (dua jam) pelajaran setiap 1 (satu) minggu.
d.
Strategi Pelaksanaan Muatan Lokal Penyusunan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD) Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda didasari oleh Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 5 Tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah, yang menetapkan bahasa daerah, antara lain, Bahasa dan Sastra Sunda, diajarkan pada pendidikan dasar di Jawa Barat dan Surat Edaran Kepala Dinas Provinsi Jawa Barat Nomor 423/2372/SetDisdik tertanggal 26 Maret 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah pada Jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA. Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda termasuk mata pelajaran muatan lokal di wilayah Provinsi Jawa Barat. Pada tataran pelaksanaan proses pembelajaran Bahasa dan Sastra Dearah mengacu pada pedoman penyelengaraan proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi
mengamati,
menanya,
mengumpulkan
informasi/mencoba,
mengasosiasi/ mengolah informasi, dan mengkomunikasikan untuk semua mata pelajaran. Kedudukannya dalam proses pendidikan sama dengan kelompok mata pelajaran inti dan pengembangan diri. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda juga diujikan dan nilainya wajib dicantumkan dalam buku rapor.
85
Pengembangan mata pelajaran muatan nasional sesuai dengan Permendikbud 57 Tahun 2014. satuan pendidikan dapat melaksanakan muatan lokal baik terintegrasi dengan Seni Budaya dan Prakarya atau dilaksanakan terpisah. Di MIN 1 Kota Tasikmalaya
muatan lokal
dilaksanakan secara terpisah dengan mengambil jam pelajaran dari Seni budaya dan prakarya 1 jam dan dari pendidikan jasmani 1 jam. Sehingga jumlah jam untuk seni budaya dan pendidikan jasmani menjadi 3 jam. Tujuan pembelajaran mulok Bahasa sunda a. Tujuan secara umum adalah : - Murid beroleh pengalaman berbahasa dan bersastra Sunda. - Murid menghargai dan membanggakan bahasa Sunda sebagai bahasa daerah di Jawa Barat, yang juga merupakan bahasa ibu bagi sebagian besar masyarakatnya. - Murid memahami bahasa Sunda dari segi bentuk, makna, dan fungsi,
serta mampu menggunakannya secara tepat dan kreatif untuk berbagai konteks (tujuan, keperluan, dan keadaan). b. Tujuan khusus mulok Bahasa Sunda adalah : - Mengembangkan kemampuan dan keterampilan berkomunikasi siswa dengan menggunakan Bahasa Sunda. - Meningkatkan kepekaan dan penghayatan terhadap karya satra Sunda. - Memupuk tanggungjawab untuk melestarikan hasil kreasi budaya Sunda sebagai salah satu unsur kebudayaan nasional. 3. Kegiatan Pengembangan Diri Pengembangan diri bukan merupakan Kegiatan yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi madrasah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh
86
konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan
melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial belajar, dan pengembangan karir peserta didik. Penilaian pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata pelajaran. Tahapan Kegiatan Pengembangan Diri dilakukan dengan cara : a. Identifikasi
Daya dukung dan potensi
Bakat dan minat siswa.
b. Pemetaan
Jenis layanan pengembangan diri
Petugas yang melayani
Siswa yang dilayani
c.
Program pencinta mata pelajaran dilakukan dengan cara penyusunan Program (Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dikembangkan, Materi Pokok, Indikator, Kegiatan Pembelajaran, Alokasi Waktu, Penilaian, dan Sumber Belajar).
Pelaksanaan ( Orentasi, pemantapan, pengembangan )
Monitoring Pelaksanan
Penilaian ( terjadwal, terstruktur, kualitatif )
Analisis hasil penilaian (berbasis data, propesional, realitis, valid, transparan dan akuntable)
Pelaporan : Umum dalam format raport Rinci dalam buku laporan pengembangan diri.
Adapun kegiatan-kegiatan pengembangan dapat dilakukan antara lain melalui : a) Kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi, kehidupan social, belajar, dan pengembangan karier peserta didik.
87
1. Tujuan Layanan. Tujuan layanan bimbingan dan Konseling di sekolah
untuk
membantu seluruh siswa mencapai tingkat perkembangan yang lebih berarti baik bagi dirinya maupun lingkungannya, mengembangkan diri dan
mencapai
pendidikan
secara
perkembangan tersebut terdiri Prilaku
Etis,
Kesadaran
Kematangan
optimal.
Adapun
10
tugas
dari : Landasan Religius, Landasan Emosional,
Kematangan
Intelektual,
Tanggung jawab, Peran sosial sebagai Pria atau Wanita,
Penerimaan diri dan Pengembangan, Kemandirian Prilaku Ekonomi, Wawasan dan Persiapan Karir, dan Kematangan Hubungan Dengan Teman Sebaya. Tujuan layanan Bimbingan dan Konseling agar siswa : a. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME b. Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria dan wanita c. Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan yang lebih luas d. Mengenal kemampuan, bakat dan minat serta arah kecenderungan karir dan apresiasi seni e. Mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan atau mempersiapkan atau berperan dalam kehidupan di masyarakat f. Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi g. Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi mandiri, anggota masyarakat dan warga negara h. Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri Ruang lingkup pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi hal-hal sebagai berikut :
88
1) Pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi kegiatan dalam bentuk jenis layanan bimbingan dan konseling dan kegiatan pendukungnya secara terprogram yang direncanakan secara khusus dan diikuti oleh siswa sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadi mereka, meliputi pengembangan : a. kehidupan pribadi b. kemampuan sosial c. kemampuan belajar d. wawasan dan perencanaan karir. 2) Pelayanan Bimbingan dan Konseling sebagai upaya pendidikan, memuat materi pendidikan karakter yang
diintegrasikan ke dalam kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu materi: a. Ketakwaan dan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa b. Kejujuran c. Kecerdasan d. Ketangguhan e. Kepedulian 3) Pelayanan Bimbingan dan Konseling secara khusus membantu pengembangan arah peminatan siswa, yang meliputi peminatan: a. Akademik b. Kejuruan c. Pilihan lintas minat atau pendalaman minat d. Studi lanjut. 4) Pelayanan Bimbingan dan Konseling bekerjasama dengan berbagai komponen yang terkait baik di dalam maupun di luar satuan pendidikan dalam rangka menunjang kesuksesan siswa untuk mengembangkan diri dan mencapai pendidikan secara optimal. 2. Jenis-Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling Sepuluh jenis layanan dalam pelayanan BK, meliputi : 1) Layanan Orientasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
89
membantu siswa/ sasaran layanan memahami lingkungan baru, seperti lingkungan satuan pendidikan bagi siswa baru, dan obyekobyek yang p e r l u dipelajari,
untuk menyesuaikan diri serta
mempermudah dan memperlancar peran di lingkungan baru yang efektif dan berkarakter. 2) Layanan Informasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu siswa/sasaran layanan menerima dan memahami berbagai
informasi
diri,
sosial,
belajar,
karir/jabatan,
dan
pendidikan lanjutan secara terarah, objektif dan bijak. 3) Layanan Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan bimbingan dan
konseling
yang
membantu
siswa/sasaran
layanan
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas,
kelompok
belajar,
jurusan/program
studi,
program
latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler secara terarah, objektif dan bijak. 4) Layanan Penguasaan konseling
yang
Konten,
yaitu
layanan bimbingan dan
membantu siswa/sasaran
layanan menguasai
konten tgertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat sesuai dengan tuntutan karakter yang terpuji. 5) Layanan Konseling Perorangan, yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang
membantu
siswa/sasaran
layanan
dalam
mengentaskan masalah pribadinya melalui prosedur perorangan. 6) Layanan Bimbingan Kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu
siswa/sasaran layayan dalam
pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar,
karir/jabatan,
dan
pengambilan
keputusan,
serta
melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan tuntutan karakter yang terpuji melalui dinamika kelompok. 7) Layanan Konseling Kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang
membantu siswa/sasaran layanan dalam
90
pembahasan dan pengentasan masalah pribadi sesuai dengan tuntutan karakter yang terpuji melalui dinamika kelompok. 8) Layanan Konsultasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu siswa/sasaran layanan memperoleh
wawasan,
pemahaman,
dan atau pihak lain dalam dan
cara-cara dan atau
perlakuan yang perlu dilaksanakan kepada
pihak ketiga sesuai
dengan tuntutan karakter yang terpuji. 9) Layanan Mediasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
siswa
/sasaran
layanan
dalam
menyelesaikan
permasalahan dan memperbaiki hubungan dengan pihak lain sesuai dengan tuntutan karakter yang terpuji. 10) Layanan Advokasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu siswa/sasaran layana untuk memperoleh kembali hak-hak dirinya yang tidak diperhatian dan atau mendapat perlakuan yang salah sesuai dengan tuntutan karakter yang terpuji. Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di SD/MI adalah disatukan dengan kegiatan belajar mengajar di kelas beserta wali kelas dengan beban kerja paling sedikit melaksanakan pembimbingan dengan rasio 1 : 150 (seratus lima puluh) peserta didik per tahun ajaran pada 1 (satu) atau lebih satuan. Dalam melaksanakan tugas pelayanan bimbingan dan konseling Guru Bimbingan dan Konseling beserta wali kelas bekerja sama dengan berbagai pihak di dalam dan di luar satuan pendidikan, dan orang tua secara profesional dan proporsional. Kerja sama tersebut di atas dalam rangka manajemen bimbingan dan konseling yang menjadi bagian integral dari manajemen suatu pendidikan secara menyeluruh b) Kegiatan Ektrakurikuler
91
Pengembangan diri dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler ekstrakurikuler wajib dan ekstrakurikuler pilihan.
terdiri atas
Ragam kegiatan
ekstrakurikuler diuraikan berikut. 1) Ekstrakurikuler Wajib Ekstrakurikuler
wajib
adalah
kegiatan
pramuka.
Kegiatan
ekstrakurikuler ini wajib diikuti siswa. Di samping itu siswa juga harus mendapatkan
nilai
memuaskan
pada
setiap
semester.
Nilai
ekstrakurikuler wajib berpengaruh terhadap kenaikan kelas. Nilai di bawah memuaskan dalam dua semester mengharuskan peserta didik menempuh program khusus. 2) Ekstrakurikuler Pilihan Ekstrakurikuler pilihan merupakan program ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh peserta didik sesuai dengan bakat dan minat masingmasing yang meliputi: a. Ekstrakurikuler Olahraga b. Ekstrakurikuler Bahasa Inggris c. Ekstrakurikuler Kesenian d. Ekstrakurikuler Pramuka e. Ekstrakurikuler Keagamaan f. Ekstrakurikuler UKS g. Ekstrakurikuler Drum band h. BTQ (Membaca dan Menulis Al-Quran) Tujuannya adalah : 1. Peserta didik memiliki kemampuan membaca dan menulis Al Qur’an. 2. Peserta didik menguasai ilmu tajwid Pelaksanaan : Seni membaca dan menulis Al-Quran dilaksanakan setiap hari Jumat pukul 13.00 Sistem Penilaian : Bentuk Tagihan a) membaca dan menulis Al Qur’an b) menjawab pertanyaan tentang ilmu tajwid
92
c. Pembiasaan Pembiasaan
atau
kegiatan
pengembangan
diri
untuk
penunjang
pembentukan sikap yang sudah menjadi pembiasaan setiap hari sebelum atau sesudah kegiatan pembelajaran dilakukan dengan kegiatan berikut : a.
Pembiasaan
Rutin
untuk
mendukung
pembentukan akhlak dan penanaman/ pengamalan ajaran Islam. Adapun kegiatan pembiasaan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Pembiasaan disiplin Pelaksanaan upacara bendera setiap hari senin pagi 2) Pembiasaan sholat berjamaah dzuhur 3) Pembiasaan CATUR PESONA (Budaya 4S = Salam, Sapa, Senyum dan Silaturrahmi) 4) Pembiasaan mengaji Al-Qur’an (Tadarus) 10 menit sebelum KBM. 5) Pembiasaan Berdoa’a sebelum dan sesudah belajar. 6) Pembiasaan Sholat Dhuha 7) Pembiasaan Budaya bersih, sehat dan Lingkungan Nyaman. 8) Pembiasaan budaya dan minat baca di Perpustakaan. 9) Pembiasaan Membaca Asmaul Husna setiap hari sebelum belajar 10) Pembiasaan Pemeriksaan kesehatan badan (Kuku, Gigi, dll) setiap hari senin setelah selesai upacara. 11) Pembiasaan Membaca surat Yaasin setiap hari jum’at. 12) Pembiasaan menabung dan bershadaqoh. b. Pembiasaan Terprogram 1) Kegiatan Perayaan Hari besar islam (PHBI) 2) Pemahaman dan hafalan surat-surat pendek (Zuz 30) 3) Pembentukan cara berfikir dan sikap ilmiah. 4) Kegiatan pesantren kilat / peningkatan IMTAQ 5) Pekan Kreatifitas Seni dan Olah Raga antar Kelas (PORAK) 6) Sholat Dhuha dan Yaasin bersama
93
7) Kegiatan karya wisata 8) Kegiatan Bakti Sosial keagamaan 9) Kegiatan Qurban di sekolah 10) Mengadakan lomba-lomba. c. Pembiasaan Spontan 1) Pembiasaan mengucapkan / memberi salam 2) Pembiasaan berdo’a / menjawab salam ketika bersin 3) Pembiasaan membuang sampah pada tempatnya 4) Pembiasaan sikap ramah dan memberi salam ketika bertemu 5) Pembiasaan hidup antri 6) Pembisaan kesetiakawanan sosial dan berjiwa sosial 7) Pembiasaan minta maaf dan berterima kasih 8) Penguatan ciri madrasah dengan implementasi akhlak islami (bersalaman dan saling mendoakan) ketika bertemu atau berpisah d. Pembiasaan keteladanan 1) Pembiasaan penampilan hidup sederhana 2) Pembiasaan berkata dan bertutur kata yang baik dan sopan 3) Pembiasaan tepat waktu dalam segala hal 4) Pembiasaan berpakaian rapi, bersih dan menarik 5) Pembiasaan hidup hemat dengan rajin menabung. 6) Penanaman Budaya Minat Baca 7) Penanaman Budaya K 7 d. Kegiatan Nasionalisme dan Patriotisme 1) Peringatan HUT RI 2) Peringatan Hari Pahlawan 3) Peringatan Hari Pendidikan 4) Peringatan Hari Kartini 5) Peringatan Hari Kebangkitan
94
e. Pekan Kreativitas Siswa 1) Festival Seni 2) Lomba Kelas 3) Pembinaan dan Bimbingan Peserta Lomba : a. Aksioma b. KSM c. Siswa Berprestasi d. Dokter Kecil e. MTQ
4. Ketuntasan Belajar Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antar 0% s.d 100%. Kriteria ideal ketuntasan belajar untuk masing-masing idikator adalah 75%. Madrasah harus menentukan kriteria ketuntasan belajar minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata siswa serta kemampuan sumber daya pendukung dalam menyelenggarakan pembelajaran. Madrasah secara bertahap dan berkelanjutan selalu mengusakan peningkatan kriteria ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan belajar ideal. a. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Satuan Pendidikan Satuan pendidikan boleh menentukan KKM lebih dari KKM nasional dengan terlebih dulu melakukan analisis atas tiga hal (intake, kompleksitas KD, dan daya dukung) untuk KD-KD pada KI sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kurikulum ini menerapkan sistem pembelajaran tuntas (mastery learning). Artinya seluruh Indikator dari masing-masing Kompetensi Dasar untuk seluruh mata pelajaran harus dicapai secara tuntas oleh peserta didik. Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu
95
pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100% dengan menggunakan rentang nilai pada setiap kriteria: 1) Kompleksitas : - Tinggi = 50 - 64 - Sedang = 65 - 80 - Rendah = 81 - 100 2) Daya dukung : - Tinggi = 81 - 100 - Sedang = 65 - 80 - Rendah = 50 – 64 3) Intake
: - Tinggi =
81 - 100
- Sedang = 65 – 80 - Rendah =
50 - 64
Jika indikator memiliki Kriteria : kompleksitas sedang, daya dukung tinggi dan intake sedang maka nilainya adalah rata-rata setiap nilai dari kriteria yang kita tentukan. Dalam menentukan rentang nilai dan menentukan nilai dari setiap kriteria perlu kesepakatan dalam forum musyawarah guru kelas dan guru mata pelajaran di sekolah. Dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran, kriteria
ketuntasan
minimal untuk masing-masing indikator ditetapkan 80%. Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan selalu mengusahakan peningkatan kriteria ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal. Tabel 3.3 Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan MIN 1 Kota Tasikmalaya Kompetensi pengetahuan dan keterampilan dengan katagori sebagai berikut : Mata Pelajaran Kelompok A 1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti a.Qur’an Hadist b.Akidah Ahlak c.Fikih d.Sejarah Kebudayaan Islam 2. Pendidikan Pancasila dan
96
I 70 70 70 70 71
Kelas/Nilai KKM II III IV V
VI
70 70 70 70 71
75 75 75 73 75
70 70 70 70 68
75 75 75 75 75
75 75 75 75 75
Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 4. Bahasa Arab 5. Matematika 6. Ilmu Pengetahuan Alam 7. Ilmu Pengetahuan Sosial Kelompok B 1. Seni Budaya dan Prakarya 2. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelompok C 1. Bahasa sunda Jumlah Alokasi Waktu perminggu
70 70 65 -
70 70 65 -
65 64 65 65 70
75 75 70 75 74
70 75 70 75 75
70 70 70 72 70
70 70
70 70
70 70
74 75
78 75
75 74
61 34
61 36
68 40
70 43
70 43
70 43
b. Remedial dan Pengayaan Satuan pendidikan ini menggunakan prinsip mastery learning (ketuntasan belajar), ada perlakuan khusus untuk peserta didik yang belum maupun sudah mencapai ketuntasan. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti kegiatan remedial, sedangkan peserta didik yang sudah mencapai KKM mengikuti kegiatan pengayaan. Ketentuan tentang nilai hasil remedial bahwa nilai remedial sama dengan KKM kecuali alasan khusus berdasarkan tinjauan rasional yang dapat dipertanggungjawabkan terjadi pada peserta didik dapat melampaui nilai KKM. 1) Program Remedial (Perbaikan) a. Remedial wajib diikuti oleh peserta didik yang belum mencapai KKM dalam setiap kompetensi dasar dan/atau indikator. b. Kegiatan remedial dilaksanakan di dalam/di luar jam pembelajaran. c. Kegiatan remedial meliputi remedial pembelajaran dan remedial penilaian. d. Penilaian dalam program remedial dapat berupa tes maupun nontes. e. Kesempatan mengikuti kegiatan remedial. f. Nilai remedial dapat melampaui KKM. Untuk mata pelajaran yang belum tuntas pada semester berjalan, dituntaskan melalui pembelajaran remedial sebelum memasuki semester berikutnya
97
a. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan remedial individual sesuai dengan kebutuhan kepada peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 7,00 b. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan kesempatan untuk melanjutkan pelajarannya ke KD berikutnya kepada peserta didik yang memperoleh nilai 7,00 atau lebih dari 7,00; dan c. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diadakan remedial klasikal sesuai dengan kebutuhan apabila lebih dari 75% peserta didik memperoleh nilai kurang dari 7,00. d. Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, pembinaan terhadap peserta didik yang secara umum profil sikapnya belum berkategori baik dilakukan secara holistik (paling tidak oleh guru kelas. guru mata pelajaran, guru BK, dan orang tua) 2) Program Pengayaan a. Bagi peserta didik yang memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 7,00 (B) untuk kompetensi pengetahuan dan keterampilan diberikan pengayaan b. Pengayaan boleh diikuti oleh peserta didik yang telah mencapai KKM dalam setiap kompetensi dasar. c. Kegiatan pengayaan dilaksanakan di dalam/di luar jam pembelajaran. d. Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes maupun nontes. Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya dapat digunakan/ diperhitungkan. 5. Kenaikan Kelas Dan Kelulusan a. Kenaikan Kelas Kenaikan kelas dilaksanakan setiap tahun, Syarat kenaikan kelas minimal sesuai dengan Model Laporan Hasil Pencapaian Kompetensi Peserta Didik. Kriteria kenaikan kelas ditentukan oleh satuan pendidikan, dengan ketentuan sebagai berikut:
98
1) Siswa telah menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua
semester pada tahun pelajaran yang diikuti; 2) Siswa telah mencapai tingkat kompetensi pengetahuan (KI 3) dan
keterampilan (KI 4) yang dipersyaratkan, minimal sama dengan KKM, yaitu (b-). (satuan pendidikan dapat menentukan kkm di atas ketentuan minimal, b-); 3) Mencapai Nilai kompetensi sikap (KI 1 dan KI 2) untuk setiap mata
pelajaran sekurang-kurangnya baik (b); 4) Memiliki maksimal dua mata pelajaran yang masing-masing nilai
kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilannya di bawah KKM; 5) Kehadiran siswa minimal 75% Ketidakhadiran siswa tanpa keterangan
maksimal 15% dari jumlah hari efektif; 6) Prilaku / sikap dengan kriteria baik, sesuai dengan ketentuan madrasah. 7) Tidak tersangkut perkelahian, tindak kriminal dan pengguna narkoba. 8) Berdasarkan hasil rapat pleno dewan guru. b. Kelulusan Kelulusan siswa dilaksanakan setelah siswa menyelesaikan / dinyatakan tuntas semua program pembelajaran dari kelas 1 s/d 6 Sesuai dengan ketentuan PP.19/2005 Pasal 72 Ayat (1),siswa dinyatakan lulus dari satuan pendidikan dasar jika memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Siswa telah menyelesaikan seluruh program pembelajaran dengan kriteria ketuntasan belajar minimal pada semua Kompetensi Dasar (KD), Kompetensi Inti (KI) dan Indikator semua mata pelajaran. 2. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran, kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani olahraga dan kesehatan. 3. Persentasi kehadiran minimal 75% 4. Lulus Ujian Madrasah
99
5. Tidak tersangkut perkelahian, tindak kriminal dan pengguna narkoba. 6. Berdasarkan rapat pleno dewan guru.
6. Mutasi atau Pindah Sekolah MIN 1 Kota Tasikmalaya memfasilitasi adanya peserta didik yang pindah sekolah, dengan ketentuan sebagai berikut : a. Antara sekolah/madrasah pelaksana kurikulum 2013 b. Untuk pelaksanaan sekolah/madrasah lintas Provinsi/Kabupaten/Kota,
dikoordinasikan
dengan
Dinas
Pendidikan
dan
Kemenag
Provinsi/Kabupaten/Kota setempat. c. Sekolah/madrasah
dapat menentukan persyaratan pindah/mutasi peserta
didik sesuai dengan prinsip Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah, antara lain mencakup hal-hal berikut : 1) Menyesuaikan bentuk laporan hasil belajar siswa (LHBS) dari
sekolah/madrasah asal sesuai dengan bentuk raport yang digunakan di sekolah/madrasah tujuan. 2) Melakukan tes matrikulasi bagi peserta didik pindahan.
7. Pendidikan Kecakapan Hidup Kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problem hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif menemukan solusi sehingga akhirnya mempu mengatasinya. Tujuan Pendidikan Kecakapan Hidup secara Umum adalah : memfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi siswa dalam menghadapi perannya di masa mendatang secara menyeluruh.
100
Adapun tujuan khusus pendidikan kecakapan Hidup ( life Skill ) yang dilaksanakan untuk menunjang masa depan dan keterampilan hidup siswa, adalah sebagai berikut: 1. Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan berbagai masalah 2. Memberi wawasan yang luas mengenai pengembangan karir peserta didik 3. Memberikan bekal dengan latihan dasar tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari 4. Memberikan
kesempatan
kepada
madrasah
untuk
mengembangkan
pembelajaran yang fleksibel sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas 5. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya di lingkungan madrasah dan di masyarakat. Pendidikan kecakapan hidup yang diterapkan di MIN 1 Kota Tasikmalaya adalah Baca Tulis Al-Quran (BTQ) yang mencakup seni baca qiroatul qur’an (Tilawatil Qur’an, Murotal dan Fahmil Qur’an). Dalam upaya menunjukkan kekhasan atau keunggulan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah dianggap penting Baca Tulis Qur’an dijadikan sebagai sebuah pendidikan kecakapan hidup yang lebih berorientasi pada kecakapan hidup yang islami. Berikut adalah kompetensi dasar yang diharapkan dapat dicapai dalam kegiatan pembelajaran kecapan hidup. Tabel 3.4 PROGRAM PEMBELAJARAN BTQ TAHUN PELAJARAN 2017/2018 KELAS
KOMPETENSI DASAR
I
Mengenal Al Quran dan beberapa huruf Hijaiyyah (Iqra 1,4).
II
Mengenal dan mampu membaca dan menulis Al Quran (Iqra 5,6).
III
Membaca lancar, fasih dan menulis Al Quran serta hafal beberápa surat pendek Juz Amma minimal hafal 13 surat (Mulai dari Surat At-Takatsur sampai Surat An-Naas Membaca lancar, fasih dan menulis Al Quran serta hafal
101
KELAS IV
KOMPETENSI DASAR beberapa surat pendek Juz Amma Membaca lancar, fasih dan menulis Al Quran serta hafal
V
beberapa surat pendek Juz Amma. Membaca sesuai tajwidz, menulis Al Quran dan menguasai
VI
surat panjang Juz Amma. Implementasi pendidikan kecakapan hidup dilakukan dengan
mengintegrasikan kecakapan personal, sosial dan akademik kedalam seluruh mata pelajaran, muatan lokal atau pengembangan diri. Rincian dari kecakapan hidup tersebut bisa di lihat pada tabel berikut : Kecakapan Personal
Kecakapan Sosial
Berfifkir Kritis
Bekerja Sama
Berfikir Logis
Mengendalikan Emosi
Komitmen
Interaksi
Mandiri
kelompok Mengelola konflik
Tanggung Jawab
Berpartisipasi
Menghargai dan
Membudayakan hidup
Menggali dan
Sportif Mendengar
mengolah Informasi
Berbicara
Mengambil keputusan
Membaca
Disiplin
Kecakapan menuliskan
Membudayakan hidup Sehat
pendapat Bekerja sama dengan teman Kecakapan memimpin
8. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
102
pengetahuan
Dalam Bersikap ilmiah
Percaya diri
menilai diri
Kecakapan Akademik Menguasai
Berfikir Strategis Berkomunikasi Ilmiah Merancang penelitian Melaksanakan penelitian Mengguanakan tekhnologi Bersikap kritis rasional
Kurikulum MIN 1 Kota Tasikmalaya telah memprogramkan pengembangan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global, yaitu pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain yang bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik. Program tersebut dapat ditempuh dalam dua alternatif, yaitu sebagai berikut : 1) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik MIN 1
2)
Kota Tasikmalaya dari satuan pendidikan formal lain dan/atau non formal yang bekerja sama dan bermitra dengan MIN 1 Kota Tasikmalaya. Satuan pendidikan dapat memasukan potensi lokal untuk diintegrasikan ke dalam mata pelajaran tertentu sebagai sumber belajar. Keterampilan lokal dan global di MIN 1 Kota Tasikmalaya untuk Tahun Pelajaran 2017/2018 adalah membuat Kerajinan dari barang bekas. Tabel 3.5 PROGRAM KETERAMPILAN LOKAL DAN GLOBAL MIN 1 KOTA TASIKMALAYA KELAS
KOMPETENSI DASAR
Memperkenalkan barang-barang bekas yang dapat digunakan untuk membuat kerajinan seperti keresek bekas atau plastik bekas
I
Mempersiapkan lidi untuk dijadikan tangkai
Mempersiapkan benang wol untuk mengikat tangkainya
Membentuk barang bekas dari keresek atau plastik bekas
tersebut menjadi setangkai bunga. Mengumpulkan barang-barang bekas seperti stik bekas ice cream II
Membersihkan barang bekas tersebut
Memberi lem pada stik tersebut
Membentuk stik bekas ice cream tersebut menjadi sebuah kerajinan seperti pigura.
103
KELAS
KOMPETENSI DASAR
Mengumpulkan barang-barang bekas seperti kaleng bekas susu
III
Membersihkan barang bekas tersebut
Membungkus barang bekas tersebut dengan kertas kado
Memanfaatkan barang bekas tersebut menjadi tempat pensil Mengumpulkan barang-barang bekas yang ukuran kecil
seperti bekas mesin jam tangan atau mengumpulkan barangbarang bekas dari bahan - bahan alam seperti cangkang/kulit telur, IV
biji-bijian, atau ranting pohon yang kering
Tempelkan barang-barang bekas tersebut sesuai dengan sketsa yang direncanakan (Kolase).
Setelah selesai kolase tersebut, dapat ditempelkan pada
dinding. Mengumpulkan barang-barang bekas seperti botol minuman plastik V
Mengecat botol minuman plastik itu dengan cat berwarnawarni
Menjadikan botol minuman plastik tersebut menjadi sebuah
pot gantung Mengumpulkan barang bekas seperti koran
Melipat kertas koran menjadi ukuran kecil memanjang
Membuat anyaman dari kertas koran yang sudah dilipat
VI
memanjang
Membentuk anyaman dari koran tersebut menjadi bendabenda kerajinan seperti tempat sampah, tempat majalah, atau tempat serba guna
104
BAB IV PENGATURAN BEBAN BELAJAR a.
Beban Belajar Satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan menyelenggarakan program pendidikan dengan menggunakan sistem paket atau sisitem kredit semester. Kedua sistem tersebut dipilih berdasarkan jenjang dan kategori satuan pendidikan yang bersangkutan. Satuan pendidikan SD/MI/SDLB kategori standar menggunakan paket atau dapat menggunakan sistem kredit semester. Sebagaimana yang diatur dalam Permendikbud No 61 Tahun 2014 bahwa Beban belajar diatur pada ketentuan ini adalah beban belajar sistem paket pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sistem paket merupakan sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada sisitem paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak tersetruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memeprhatikan tingkat perkembangan peserta didik. Kegiatan
105
tatap muka merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Selain jenis mata pelajaran yang diperlukan untuk membentuk kompetensi, juga diperlukan beban belajar per minggu dan per semester atau per tahun. Beban belajar ini kemudian didistribusikan ke berbagai mata pelajaran sesuai dengan tuntutan kompetensi yang diharapkan dapat dihasilkan oleh tiap mata pelajaran. Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran Beban belajar dan struktur kurikulum yang digunakan di MIN 1 Kota Tasikmalaya di Tahun Pelajaran 2017/2018 dapat terinci dalam tabel berikut ini 1) Beban belajar di Madrasah Ibtidaiyah dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu. a.
Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 34 jam pembelajaran.
b.
Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 36 jam pembelajaran.
c.
Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 40 jam pembelajaran.
d.
Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 43 jam pembelajaran, durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
2) Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu. 3) Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu. 4) Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan paling banyak 16 minggu. 5) Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling banyak 40 minggu. Beban belajar secara keseluruhan di MI Negeri 1 Kota Tasikmalaya dapat diuraikan lebih terinci pada tabel berikut :
106
Tabel 4.1 Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan MIN 1 Kota Tasikmalaya Satu jam Jumlah jam pembelajaran Kelas pembelajaran tatap Per Minggu muka/menit
Minggu Efektif per tahun ajaran
1
35
34
38
2
35
36
38
3
35
40
38
4
35
43
38
5
35
43
38
6
35
43
38
Waktu pembelajaran per tahun 1.292 jam pembelajaran (45.220 menit) 1.368 jam pembelajaran (47.880 menit) 1.520 jam pembelajaran (53.200 menit) 1.634 jam pembelajaran (57190 menit) 1.634 jam pembelajaran (57190 menit) 1.634 jam pembelajaran (57190 menit)
b. Beban Belajar Tambahan Kompetensi Dasar Sekolah Dasar (SD) / Madrasah Ibtidaiyah (MI). Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi siswa aktif. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk mengamati, menanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi. Proses pembelajaran yang dikembangkan
107
menghendaki kesabaran guru dalam mendidik peserta didik sehingga mereka menjadi tahu, mampu dan mau belajar dan menerapkan apa yang sudah mereka pelajari di lingkungan madrasah dan masyarakat sekitarnya. Selain itu bertambahnya jam belajar memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak berstruktur maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan. Contoh mata pelajaran IPA dalam satu minggu 3 jam pelajaran Untuk tatap muka 60 %. Contoh perhitungan pemberian tugas 3 x 35 menit = 105 menit maka 40% penugasan yaitu 40% x 105 menit = 42 menit jadi untuk pemberian tugas hanya 56 menit per minggu. Alokasi waktu untuk praktek, dua jam kegiatan praktek di madrasah stara dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktek di luar madrasah stara dengan dua jam tatap muka. Alokasi untuk pengembangan ekspresi dan potensi disesuaikan dengan jenis pengembangan yang di pilih.
108
BAB V KALENDER PENDIDIKAN Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program di madrasah menyusun kalender pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu belajar di madrasah/madrasah mengacu kepada Standar isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik madrasah/madrasah, kebutuhan perserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah daerah. Beberapa aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam menyusun kalender pendidikan sebagai berikut : A. Permulaan Tahun Pelajaran Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran telah ditetapkan oleh Pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya. B. Pengaturan Waktu Belajar Efektif. 1) Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran di
luar waktu libur untuk setiap tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan. Sekolah/Madrasah dapat mengalokasikan lamanya minggu efektif belajar sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.
109
2) Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran untuk setiap
minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk
muatan
lokal,
ditambah
jumlah
jam
untuk
kegiatan
pengembangan diri. C. Pengaturan Waktu Libur
1) Pengaturan waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada setiap satuan pendidikan. Hari libur Sekolah/Madrasah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan / atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah Tingkat Kabupaten / Kota, dan / atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus. 2) Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk harihari besar nasional, dan hari libur khusus. 3) Jeda tengah semester adalah penggalan paruh waktu yang ada pada tiap semester maksimal selama 1 minggu setiap semester. 4) Jeda antar semester waktu libur maksimum 2 minggu antara semester gasal dan semester genap. 5) Libur akhir tahun pelajaran adalah waktu libur yang diadakan pada akhir tahun pelajaran. 6) Libur umum adalah libur yang diadakan untuk memperingati hari besar keagamaan dan hari-hari besar nasional yang ditetapkan oleh pemerintah. 7) Libur khusus adalah libur yang diadakan sehubungan dengan peringatan keagamaan, keadaan musim, bencana alam atau libur lain diluar ketentuantentang libur umum yang ditetapkan oleh kementerian Agama dan atau pemerintah Daerah. 8) Libur jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran dapat digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun.
110
Madrasah-madrasah pada daerah tertentu yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif. Bagi madrasah yang memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan waktu secara khusus tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif. Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang dan jenis pendidikan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota Kalender Pendidikan MIN 1 Kota Tasikmalaya disusun dengan berpedoman kepada kalender Pendidikan Nasional yang disesuaikan dengan program madrasah. Tabel 5.1 Alokasi Waktu Kalender Pendidikan No
Kegiatan Minggu efektif belajar
1.
regular setiap tahun untuk kelas 1 s/d V Minggu efektif semeter
2.
ganjil tahun terakhir untuk kelas VI Minggu efektif semeter
Alokasi Waktu
Keterangan
36 – 38 Minggu Digunakan untuk kegiatan
18 minggu
pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan
3.
genap tahun terakhir
14 minggu
4. 5.
untuk kelas VI Jeda Tengah semester Jeda antar semester
2 Minggu 2 Minggu
Satu minggu setiap semester Antara semester 1 dan 2 Digunakan untuk penyiapan
3 Minggu
kegiatan dan administrasi akhir
6.
7. 8.
Libur Akhir Tahun Pelajaran Hari Libur Keagamaan Hari Libur Umum / Nasional
3 Minggu 2 Minggu
111
dan awal tahun pelajaran Libur pada saat awal Ramadhan dan Libur Idul Fitri Disesuaikan dengan peraturan pemerintah
No
Kegiatan
Alokasi
Keterangan
Waktu
Untuk satuan pendidikan sesuai 9.
Hari Libur Khusus
1 Minggu
dengan ciri kekhususan masingmasing Digunakan untuk kegiatan yang
10.
Kegiatan Khusus Madrasah
dipogramkan secara khusus oleh 3 Minggu
Madrasah seperti Porak, Porseni, Rapat Perifikasi kenaikan dan kelulusan dan rapat lainnya
Tabel 5.2 Penjabaran Kalender Pendidikan Implementasi kegiatan tersebut di MIN 1 Kota Tasikmalaya untuk Tahun ajaran 2017/2018 adalah sebagai berikut : NO
URAIAN KEGIATAN
1.
Hari Pertama masuk sekolah
2.
KBM Efektif Tata Muka
3.
4.
Penilaian Tengah Semester/ Mied Semester Pengumuman hasil Mied Semester/Penilaian tengah
SEMESTER I
SEMESTER II
17 Juli 2017
2 Januari 2018
17 Juli 2017 s/d
2 Januari 2018 S.d
09 Desember 2017
31 Mei 2018
11 - 16 September 2017
12 - 16 Maret 2018
23 September 2017
24 Maret 2018
4 - 9 Desember 2017
21 - 31 Juni 2018
Semester Ujian Akhir 5.
Semester/Penilian Akhir Semester
6.
Penyerahan buku Raport
16 Desember 2017
7 Juni 2018
7.
Libur Jeda antar semester
11 - 15 Desember 2017
1 - 6 Juli 2018
8.
Libur Khusus Idul Futri
-
15 - 16 Mei 2018
10.
Libur Khusus Idul Adha
1 September 2017
-
112
NO 11.
URAIAN KEGIATAN Libur Maulid Nabi Muhammad SAW
SEMESTER I
SEMESTER II
1 Desember 2017
-
12.
Libur Hari Natal
25 Desember 2017
-
13.
HAB Kemenag
-
3 Januari 2018
14.
Libur Tahun Baru Imlek
-
16 Februari 2018
15.
Libur Hari Raya Nyepi
-
17 Maret 2018
16.
Libur Wafat Isa Al-Masih
-
10 April 2018
-
13 April 2018
17.
Libur Isra’Mi’raj Nabi Muhammad SAW
18.
Perkiraan UM MI
-
23 - 30 April 2018
19.
Perkiraan USBN MI
-
2 – 5 Mei 2018
20.
Libur Hari Lahir Pancasila
-
1 Juni 2018
Kalender MIN 1 Kota Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2017/2018 (Terlampir)
BAB V
113
PENUTUP Seperti telah diuraikan pada awal pendahuluan bahwa fungsi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa selain mengembangkan dan memperkuat potensi pribadi juga menyaring pengaruh dari luar yang akhirnya dapat membentuk karakter peserta didik yang dapat mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Upaya pembentukan karakter sesuai dengan budaya bangsa ini tentu tidak semata-mata hanya dilakukan di madrasah melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar baik melalui mata pelajaran maupun serangkaian kegiatan pengembangan diri yang dilakukan di kelas dan luar madrasah. Pembiasaan-pembiasan (habituasi) dalam kehidupan, seperti: religius, jujur, disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung-jawab, dsb. perlu dimulai dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas di masyarakat. Nilai-nilai tersebut tentunya perlu ditumbuhkembangkan yang pada akhirnya dapat membentuk pribadi karakter peserta didik yang selanjutnya merupakan pencerminan hidup suatu bangsa yang besar. Pedoman yang disusun ini lebih diperuntukkan kepada kepala madrasah. Pembentukan budaya madrasah (school culture) dapat dilakukan oleh madrasah melalui serangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan pembelajaran yang lebih berorientasi pada peserta didik, dan penilaian yang bersifat komprehensif. Perencanaan di tingkat madrasah pada intinya adalah melakukan penguatan dalam penyusunan kurikulum di tingkat madrasah (Kurikulum 2013), seperti menetapkan visi, misi, tujuan, struktur kurikulum, kalender akademik, dan penyusunan silabus. Keseluruhan perencanaan madrasah yang bertitik tolak dari melakukan analisis kekuatan dan kebutuhan madrasah akan dapat dihasilkan program pendidikan yang lebih terarah yang tidak semata-mata berupa penguatan ranah pengetahuan dan keterampilan melainkan juga sikap prilaku yang akhirnya dapat membentuk ahklak budi luhur. Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa bukan merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri atau merupakan nilai yang diajarkan, tetapi lebih kepada upaya penanaman nilai-nilai baik melalui mata pelajaran, program pengembangan
114
diri maupun budaya madrasah. Peta nilai dan indikator yang disajikan dalam naskah ini merupakan contoh penyebaran nilai yang dapat diajarkan melalui berbagai mata pelajaran sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) dan Kompetensi Inti (KI) yang terdapat dalam standar isi (SI). Begitu pula melalui program pengembangan diri, seperti kegiatan rutin madrasah, kegiatan spontan, keteladanan, pengkondisian. Perencanaan pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ini perlu dilakukan oleh semua pemangku kepentingan di madrasah yang secara bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidik diterapkan ke dalam kurikulum madrasah yang selanjutnya diharapkan menghasil budaya madrasah. Penyempurnaan pedoman ini akan terus menerus dilanjutkan seiring dengan kompleksnya permasalahan pendidikan terutama dalam pembentukan budaya dan karakter bangsa. Penyajian pembelajaran yang bernuansa belajar aktif dengan muatan budaya dan karakter bangsa perlu menjadi perhatian terutama dalam membelajarkan peserta didik. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari semua pihak pemerhati, pelaksana pendidikan untuk kesempurnaan yang akhirnya dapat memberikan pencerahan pelaksanaan di tingkat madrasah. Selanjutnya diharapkan kualitas produk peserta didik yang memiliki ahklak budi mulia sebagai pencerminan bangsa yang besar. Dengan adanya kurikulum yang dibuat oleh Madrasah ini, maka diharapkan terdapat pedoman operasional yang jelas bagi seluruh warga madrasah dan pihak terkait sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan secara optimal. Pada kesempatan yang indah ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada tim pengembang kurikulum MI Negeri 1 Kota Tasikmalaya yang telah bekerja keras mereview Dokumen 1 Kurikulum MI Negeri 1 Kota Tasikmalaya edisi 2016/2017 ini dan semua pihak yang telah membantu. Semoga amal bhaktinya diterima oleh Allah SWT sebagai amalan shalihan maqbulan. Amin. Kami menyadari dalam penyusunan dokumen 1 Kurikulum MIN 1 Kota Tasikmalaya ini masih sangat jauh dari harapan, oleh karena itu kami mohon saran dan kritik yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaannya. Akhirnya
115
kami berharap semoga dokumen 1 Kurikulum MIN 1 Kota Tasikmalaya ini dapat bermakna dan dapat memberikan manfaat bagi pelaksanaan dan peningkatan mutu pembelajaran di madrasah kami, amin, yaa Rabbal Alamiin.
116
LAMPIRAN-LAMPIRAN
117
118