BAB.1. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Pengelolaan adalah suatu bagian dari kegiatan manajemen. Oleh karena itu adalah
wajar jika terlebih dahulu perlu dikenali substansi yang akan di kelola baik bentuk, sifat maupun filosofi yang terkandung didalamnya. Dalam menentukan masa depan manusia memerlukan Agama dan Ilmu yang dalam beberapa hal berbeda, namun pada sisi tertentu memiliki kesamaan. Agama lebih mengedepankan moralitas dan menjaga tradisi yang sudah mapan (ritual), cenderung eksklusif dan subjektif. Sementara ilmu selalu mencari yang baru, tidak terlalu terikat dengan etika, progresif, bersifat inklusif dan objektif. Kendati agama dan ilmu berbeda, keduanya memiliki persamaannya, yakni bertujuan memberi ketenangan dan kemudahan bagi manusia (Amsal Baktiar, 2004). Perkembangan peradaban mulai zaman sebelum masehi dan sesudah masehi, dimana sesudah masehi peradaban Islam sangat berkembang dengan cepat dan kemudian kemajuan peradaban Barat yang bermula masuknya peradaban Islam ke Eropa melalui Spanyol. H.A.R. Gibb dalam bukunya Whitter Islam menyatakan, “ Islam sesungguhnya lebih dari sekedar sebuah agama, ia adalah sebuah peradaban yang sempurna ”. Berdasarkan tata surya yang diciptakan oleh Allah SWT terlihat dari Gambar 1-1 matahari sebagai sumber energi surya ke bumi sangat mempengaruhi terhadap lingkungan di bumi dan planet lainnya. Bumi tempat kehidupan manusia dan makhluk hidup yang lain, dimana manusia menempati sebagai pimpinan yang mengatur di muka bumi ini, sesuai dengan keadaan manusia hidup dimuka bumi dari masa ke masa. Didalam pengaturan lingkungan memerlukan agama yang dikatakan bahwa “ Kami jadikan segala sesuatu yang hidup dari Air “ (Mudhofir Abdullah, 2010).
1
Gambar 1-1. Tata Surya
Sumberdaya air merupakan bagian dari sumberdaya alam yang mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan sumberdaya alam lainnya. Air adalah sumberdaya yang terbaharui, bersifat dinamis mengikuti siklus hidrologi yang secara alamiah berpindahpindah serta mengalami perubahan bentuk dan sifat. Tergantung dari waktu, dan lokasinya, air dapat berupa zat padat sebagai es dan salju, dapat berupa zat cair yang mengalir sebagai air permukaan, berada dalam tanah sebagai air tanah, berada di udara sebagai air hujan, berada di laut sebagai air laut, dan bahkan berupa uap air yang di definisikan sebagai air udara (bibit air). Siklus eksistensi air merupakan rangkaian yang bersifat historis dan tak terputus. Karena itu baik data air maupun kejadiannya akan berkelanjutan dan berpengaruh terhadap kepentingan antar generasi sehingga perlu dijaga kelestariannya. Beradanya air tidak selalu sesuai dengan yang dikehendaki pembutuhnya. Pada saat diperlukan air tidak selalu ada atau tempatnya jauh dari yang membutuhkan. Namun kadang air datang terlalu banyak sehingga menimbulkan banjir. Dengan demikian maka air bagi manusia dapat menjadi sahabat tetapi juga dapat menjadi musuh berbahaya. Pandangan bahwa air makin langka tidak seluruhnya benar. Justru yang langka adalah manajemen yang baik. Karena itu hanya dengan pengelolaan yang baik dan benarlah maka air akan selalu menjadi sahabat.
2
Tak seorangpun yang menyangkal bahwa air merupakan kebutuhan dasar bagi seluruh kehidupan, baik manusia, binatang maupun tumbuh-tumbuhan, yang tidak dapat digantikan oleh substansi lain. Karena itu hak kepemilikan air hanya pada Negara agar dapat menjamin berlangsungnya kehidupan. Dalam pengelolaan sumberdaya air, maka debit adalah berfungsi sebagai kontrol dalam menjaga ketersedian air baik air permukaan maupun air tanah. Dalam menjaga keseimbangan sumber daya air antara bagian hulu, tengah maupun hilir suatu daerah aliran sungai dapat dilakukan dengan melakukan sistim terintegrasi dari informasi debit melalui data level yang diperoleh dari air permukaan dan air tanah dengan data level air tanah dengan membuat bor air sampai kedalaman yang mengandung permukaan air tanah, sedangkan di air permukaan dengan data Automatic Water Level Recorder (AWLR) yang dikirim dengan memanfaatkan jaringan telekomunikasi, dimana pemasangan alat ukur tersebut sudah terjangkau jaringan satelit, sehingga data terkoneksi dengan pusat data di unit Personal Komputer. Data tersebut diolah melalui program database yang dikenal Sistim Informasi Geografis (SIG). Informasi dari bagian hulu, tengah dan hilir dari suatu DAS dilakukan analisa, sehingga dapat melakukan pengaturan keseimbangan air antara bagian hulu, tengah dan hilir. Pendekatan yang dilakukan dengan menggunakan teknologi hidrolika dan peninjauan perbandingan antara jika tidak dilakukan pengaturan keseimbangan air dengan tidak. Tinjauan dilakukan dari segi sosial, ekonomi dan lingkungan. Hal ini sangat bermanfaat untuk mengatasi persoalan ketersedian air pada musim kemarau dan musim hujan. Pada musim hujan air banyak tersimpan baik air tanah dan air permukaan seperti di waduk, embung, dam, danau, danau buatan, lahan basah, kanal dan sungai. Jadi tidak langsung mengalir ke laut, yang dapat dimanfaatkan terlebih dulu sebelum ke laut. Dapat mengatur daerah yang sering mengalami banjir, untuk studi kasus dapat digunakan daerah Riau, dimana memiliki satuan wilayah sungai Siak, Rokan, Kampar, Indragiri serta WS lainnya. Memiliki DAS dan Sub DAS yang beragam dan karakteristik yang berbeda antara suatu DAS dengan lainnya. Kondisi ini yang akan digunakan untuk mendapatkan Konsep Pengelolaan Debit Terintegrasi untuk Keseimbangan Sumber Daya Air yang berwawasan lingkungan.
3
1.2.
Perumusan Masalah Permasalahan yang selalu muncul di daerah aliran sungai (DAS) adalah daerah
yang sering mengalami banjir dan kekeringan, sehingga dari kondisi neraca air dibagian hulu, tengah dan hilir perlu dianalisa untuk memperoleh daerah aliran sungai yang berwawasan lingkungan.
1.3. Tujuan Debit terintegrasi sumberdaya air dalam pengelolaan suatu daerah aliran sungai berwawasan lingkungan bertujuan : 1.
Memperhitungkan debit yang berada dibagian hulu, tengah dan hilir suatu daerah aliran sungai.
2.
Menghasilkan debit terintegrasi dari kondisi daerah hulu, tengah dan hilir dengan prediksi tambahan daerah tampungan air.
3.
Melakukan peninjauan dampak sosial, ekonomi dan lingkungan terhadap hasil perhitungan tambahan tampungan air.
4.
Memperoleh peta letak lokasi untuk tampungan air didaerah bagian hulu, tengah dan hilir suatu DAS.
5.
Mengetahui hubungan jumlah penduduk muslim yang mendiami wilayah daerah aliran sungai
1.4.
Manfaat Penelitian Ditinjau dari hasil yang diuraikan diatas diharapkan bermanfaat untuk
pengelolaan daerah aliran sungai yang berwawasan lingkungan.
4
BAB. 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Kerangka Teoritik Air di dalam al-Qur’an disebut sebagai sumber kehidupan. Al-Qur’an
menyebutkan demikian, yang artinya : “ Kami jadikan segala sesuatu yang hidup dari air “. Penegasan al-Qur’an ini menunjukkan posisi vital air dalam bumi yang menjadi pembeda dengan planet-planet lainnya di Tata Surya (solar system). Air di bumi membungkus sekitar 71 persen dari permukaan yang ada, sehingga bumi menjadi planet biru ( Mudhofir Abdullah, 2010). Pengelolaan debit dari daerah aliran sungai diperlukan untuk mendorong kesadaran menjaga fungsi DAS tersebut. Penggunaan lahan secara signifikan perlu ditinjau baik dibagian hulu, tengah maupun hilir suatu DAS untuk menjaga lingkungan yang serasi dan seimbang. Namun demikian pada bagian hulu yang kondisinya kemiringan lebih besar dibandingkan bagian tengah dan bagian hilir. Dimana bagian hilir lebih mendatar, hal ini memerlukan perhatian kondisi debit pada saat musim hujan lebih besar, sehingga diperlukan tampungan air pada bagian hulu, tengah dan hilir berdasarkan debit yang terintegrasi sesuai dengan keseimbangan DAS yang pada musim kemarau diperlukan. Tipe penggunaan lahan dan karakteristik fungsi DAS sangat beragam dan bersifat spesifik, sehingga pendekatan secara general untuk memonitor dan mengkaji kondisi biofisik suatu DAS diperlukan. Penilaian hidrologi perlu dilakukan secara independent dan transparan. Debit air sungai dipengaruhi oleh iklim, curah hujan, kemiringan sungai, jenis lintasan material yang dilalui, dan dari segi sosial adalah jumlah perbandingan penduduk muslim dan non muslim serta kondisi ekonomi masyarakat yang mendiami wilayah aliran sungai tersebut. Dalam hal debit air sungai dipengaruhi oleh curah hujan, dan keduanya membangun data deret waktu bivariat yang autokorelasi dan korelasi silangnya cukup signifikan (Mulyana, 2007). Berdasarkan kondisi yang diuraikan diatas, maka dalam penelitian ini dilakukan pendekatan yang tidak dapat dilakukan dengan bersifat secara matematik yang umum, tetapi hanya dapat dilakukan secara statistik yang tidak bisa bersifat pasti, karena segala
5
sesuatu yang ada di alam semesta ini diciptakan oleh Yang Maha Pencipta yaitu Allah SWT. Hal ini dapat diperhatikan yang secara menyeluruh sudah banyak diketemukan secara ilmiah oleh para ahli Fisika di abad 20 ini yang mana sudah disampaikan pada 14 abad yang lalu dalam Al Qur’an, dimana memberikan pembuktian berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang digunakan dalam abad modern ini. Sebagai contoh yang dikemukan oleh Ahli Fisika yang sangat terkenal Albet Einstein dengan teori Relativitas dan banyak lagi yang dikemukan oleh berbagai tenaga ahli lainnya. Siklus hidrologi dapat diartikan sebagai sebuah bentuk gerakan air laut ke udara, yang kemudian jatuh ke permukaan tanah sebagai hujan atau bentuk presipitasi yang lain dan akhirnya mengalir ke laut kembali (Soemarto, 1999). Presipitasi yang jatuh di permukaan bumi dalam bentuk es/salju akan tertahan sementara di permukaan bumi sebelum es/salju tersebut mencair. Sedangkan presipitasi yang jatuh dalam bentuk hujan akan jatuh dipermukaan bumi dan mengalir melalui sungai ataupun saluran. Aliran ini disebut dengan aliran/limpasan permukaan. Jika tanah yang dialiri memiliki rongga tanah yang cukup, maka air akan meresap ke dalam tanah melalui peristiwa yang disebut infiltrasi. Sebagian air yang mengalir akan kembali ke atmosfer melalui penguapan dan transpirasi oleh tanaman. Evapotranspirasi potensial adalah evapotranspirasi yang mungkin terjadi pada kondisi air yang tersedia berlebihan. Water Surplus didefinisikan sebagai air hujan yang telah mengalami evapotranspirasi terbatas dan dinyatakan dalam satuan mm per bulan. Air hujan yang telah mengalami evapotranspirasi dan disimpan dalam tanah lembab selanjutnya melimpas dipermukaan (surface run off) dan mengalami perkolasi.
2.2. Kerangka Berpikir Debit adalah berfungsi sebagai control dalam menjaga ketersedian air permukaan atau sungai. Dalam menjaga keseimbangan sumber daya air antara bagian hulu, tengah maupun hilir suatu daerah aliran sungai dapat dilakukan dengan melakukan sistim terintegrasi dari informasi debit melalui data level yang diperoleh dari air permukaan sungai dengan data Automatic Water Level Recorder (AWLR). Data tersebut diolah melalui program database yang dikenal Sistim Informasi Geografis (SIG). Informasi dari
6
bagian hulu, tengah dan hilir dari suatu DAS dilakukan analisa, sehingga dapat melakukan pengaturan keseimbangan air antara bagian hulu, tengah dan hilir. Pendekatan yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan secara statistik yaitu analisa regresi multivariabel (Multiple Regretion ). Dengan menggunakan model computer EPASWMM untuk menentukan rancangan debit dari DAS, jumlah muslim dan tingkat ekonomi masyarakat yang mendiami wilayah yang diteliti serta penggunaan air dari berbagai sektor seperti sektor pertanian, perdagangan, pendidikan, pariwisata, rekreasi, industri, energi, pertambangan dan rumah tangga. Dalam menentukan korelasi hubungan terhadap Iklim dan curah hujan dapat dihitung dengan metode Mock, Gen River, Gumbel, Iwai, Gama dan sebagainya. Korelasi hubungan kemiringan sungai dan koefisien lintasan dengan persamaan Dasar, Chezy, Manning, Strickler dan lainnya. Korelasi hubungan jumlah muslim dan tingkat ekonomi dengan menggunakan metode statistik. Dengan diperolehnya pendugaan neraca air dibagian hulu, tengah dan hilir, maka neraca air suatu analisa keseimbangan debit air permukaan, dasar hidrolika dan peninjauan
perbandingan
antara
melakukan
dan
tidak
melakukan
pengaturan
keseimbangan air dengan fasilitas tampungan. Tinjauan dilakukan dari segi sosial, ekonomi dan lingkungan. Hal ini sangat bermanfaat untuk mengatasi persoalan ketersedian air pada musim kemarau dan musim hujan. Pada musim hujan air banyak tersimpan pada tanah dan air permukaan seperti waduk, embung, dam, danau, danau buatan, lahan basah, kanal dan sungai. Jadi tidak langsung mengalir ke laut yang sebelumnya dapat dimanfaatkan terlebih dulu sebelum ke laut. Diperoleh penentuan ukuran tampungan air misalnya bendung, dam, embung dari bagian hulu, tengah dan hilir serta tempat dan lokasinya. Dapat mengatur daerah yang sering mengalami banjir, untuk studi kasus dapat digunakan daerah Riau, dimana memiliki satuan wilayah sungai Siak, Rokan, Kampar, Indragiri serta WS lainya. Memiliki DAS dan Sub DAS yang beragam dan karakteristik yang berbeda antara suatu DAS dengan lainya. Kondisi ini yang akan digunakan untuk mendapatkan pengelolaan debit terintegrasi untuk keseimbangan Sumber Daya Air berwawasan lingkungan.
7
2.3. Kerangka Konsep. Debit dari masing-masing daerah bagian hulu, tengah dan hilir suatu daerah aliran sungai terhadap pendekatan lahan menggunakan metode analisa regresi multivariabel dan melakukan perbandingan terhadap pengukuran dari data AWLR. Berdasarkan data hasil hitungan debit dilakukan analisa keseimbangan debit terintegrasi yang memerlukan tambahan tampungan air di masing-masing bagian hulu, tengah dan hilir suatu DAS. Melalui pendekatan tinjauan sosial, ekonomi dan lingkungan terhadap pembangunan keperluan tambahan tampungan air untuk mendukung debit terintegrasi tersebut.
8
KERANGKA KONSEP Jml pdd Penurunan keseimbangan air Aktivitas ekoangnya kesadaran masy Kur
Perubahan guna lahan Belum ada aplikasi dari pemda
Berkurangnya daerah tangkapan air
Perubahan pandangan tentang ekosistem alami
Kondisi Lahan Gambut
Perubahan ekosistem DAS Perubahan kuan titas dan kualitas air Penurunan nilai ekonomi lingkungan
Perubahan proses2 ekologis
Pelestarian keseim air
Sistim Terintegrasi
Teknologi
Jasa lingkungan
Nilai sosial
Konsep pengelolaan sumber daya air terpadu dengan Sistim Geografis Terintegrasi
Gambar 2-1 Kerangka Konsep
9
KERANGKA PEMIKIRAN SIG - HIDRAULIK Ilmu Lingkungan
Perencanaan Wilayah & Pengembangan Perkotaan
Demografi
Ekosistem & Sosiosistem
Tata Guna Lahan
Pertumbuhan Penduduk
Kearifan
Konservasi & Preservasi Sumberdaya Air (setu)
Eko-hidraulik
Lingkungan
Kearifan
DebitHidrauliks
Lokal
Tradisional
Budaya SIG-Hidraulik
Hidrologi & Hidrolika Sains & Teknologi
Sumber daya air berlanjut
Domain lintas/multi disiplin ilmu Ranah penelitian Obyek penelitian Output-outcomes
Gambar 2-2 Kerangka Pemikiran 2.4. Hipotesa Pengelolaan debit terintegrasi daerah aliran sungai dalam mencapai keseimbangan sumber daya air berwawasan lingkungan berkat adanya masyarakat muslim mendiami wilayah aliran sungai, sehingga bermanfaat untuk pembangunan berkelanjutan.
10
BAB.3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian Kriteria dan indikator kuantitatif diperlukan dalam mempelajari fungsi hidrologi DAS. Kriteria dan indikator yang ditetapkan berdasarkan pemahaman kuantitatif hujan yang terbagi menjadi evapotranspirasi, aliran sungai dan perubahan penutupan serta pola penggunaan lahan sesuai dengan karakteristik lokal. Fluktuasi debit sungai dan curah hujan dijadikan parameter utama untuk menilai indikator penyangga (buffering indicator) akibat alih guna lahan. Kriteria dan indikator fungsi hidrologi DAS telah dibicarakan dengan rinci dalam Van Noordwijk et al. (2004). Dalam hidrologi dikemukakan, debit air sungai adalah tinggi permukaan air sungai yang terukur oleh alat ukur permukaan air sungai. Pengukurannya dilakukan tiap hari dan jam-jam. Faktor utama yang mempengaruhi ketinggian air sungai adalah curah hujan yang terjadi di hulu, tengah dan hilir tempat alat pengukur permukaan air sungai ditempatkan. Pendekatan penelitian dengan metode analisa regresi multiple adalah sebagai berikut : Q = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 dimana : Q = debit m3/det X1 = luas X2 = curah hujan X3 = kemiringan sungai X4 = warga muslim X5 = tingkat ekonomi
Pendekatan penelitian untuk sosial, ekonomi dan lingkungan digunakan sebagai berikut : a. Manfaat Ekternal (Be) (External Benefits) B = Bd + Be = Sosial Benefit
11
B = manfaat ; d = langsung ; e = ekternal b. Biaya Ekternal (Ce) (External Costs) Cs = biaya ; d= langsung ; p = pencegahan ; e = ekternal c. Extended Benefit Costs Analysis = Social Benefit Cost Analysis NPV = (Bd + Be) – (Cd + Cp + Ce)
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian
: bulan September 2015 s/d bulan Januari 2016
Tempat penelitian
: Pekanbaru
3.3. Populasi dan Sampel Populasi dan sampel digunakan untuk kondisi DAS dan Sub DAS yang ada di Propinsi Riau, sehingga mendapat suatu Konsep Pengelolaan Debit Terintegrasi Daerah Aliran Sungai dalam Keseimbangan Sumber Daya Air Berwawasan Lingkungan.
3.4. Variabel Penelitian Variabel Penelitian digunakan sebagai berikut : 1. Luas 2. Curah Hujan 3. Kemiringan 4. Muslim dan non muslim 5. Tingkat ekonomi 6. Debit
3.5. Data Penelitian Data yang digunakan yaitu : 1. Data AWLR dari Balai Wilayah Sungai III 2. Peta Citra Lansat 7 ETM 3. Data curah hujan harian BMG 4. Peta Tanah, skala 1 : 250.000
12
DAFTAR PUSTAKA Eddy Prahasta, “ Sistim Informasi Geografis, Tutorial ArcView “, Penerbit Informatika Bandung 2002. Budhy Tjahjati Sugijanto Soegijoko, Gita Chandrika N dan Wahyu M, “ Bunga Rampai Pembangunan Kota Indonesia Dalam abad 21 “ Buku 1, URDI & Yayasan Sugujanti S, Jakarta, 2005. Amsal Bakhtiar, ‘ Filsafat Ilmu “ , Divisi Buku Perguruan Tinggi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta 2004. Suparmoko, “ Neraca Sumber Daya Alam “, UGM, Yogyakarta, 2006. Meine van Noordwijk, dkk, “ Peranan Agroforestri Dalam Mempertahankan Fungsi Hidrologi Daerah Aliran Sungai (DAS) “, ICRAF SE Asia, P.O.Box 161, Bogor 16001. Mudhofir Abdullah, “ Al-Qur’an & Konservasi Lingkungan “, Penerbit Dian Rakyat, Jakarta 2010.
13