Isbd Kelompok 3.docx

  • Uploaded by: Shcrodinger Cat
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Isbd Kelompok 3.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,165
  • Pages: 28
MAKALAH “MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL” Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar dan Budaya Dasar Dosen Pengampu: Drs. H. Muchyar, M.Pd

Disusun oleh kelompok 3: Muhammad Abdul Rasyad

(1710125110036)

Muhammad Hafidz Anshari

(1710125110038)

Lia Puspita Saputri

(1710125120028)

Masdi Yarti

(1710125120031)

Liza Hasanatul Fitri

(1710125220036)

Muhammad Abdillah

(1710125310117)

Mardiatu Rahayu

(1710125320103)

Jamilatun Husna

(1710125320085) Kelas: II C

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM PG-PSD BANJARMASIN 2018

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana berkat Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Ilmu Sosial Dasar dan Budaya Dasar dengan judul “Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial”. Salawat dan salam tak lupa pula kami haturkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang mana telah membawa dan menuntun kami dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang ini. Terimakasih pula kami haturkan kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada dosen pengampu mata kuliah Ilmu Sosial Dasar dan Budaya Dasar, Drs. H. Muchyar, M. Pd Tanpa bantuan dan dukungan dari semua pihak maka makalah ini tidak dapat mencapai proses akhir penulisan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Banjarmasi,

Maret 2018

Penulis

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii BAB I .................................................................................................................................. 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1 A.

Latar Belakang ...................................................................................................... 1

B.

Rumusan Masalah ................................................................................................ 2

C.

Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2

BAB II ................................................................................................................................ 3 PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3 A.

Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sebagai Anggota Masyarakat ........ 3

B.

Hakikat Masyarakat dan Makna Manusia Sebagai Makhluk Sosial............... 7

C.

Fungsi dan Tugas Manusia Sebagai Makhluk Sosial ...................................... 11

D.

Bermasyarakat dalam Berbagai Jenis Kehidupan .......................................... 14

BAB III............................................................................................................................. 22 PENUTUP........................................................................................................................ 22 A.

Kesimpulan .......................................................................................................... 22

B.

Saran .................................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 24

iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya manusia adalah sebagai makhluk individu yang unik, berbeda antara yang satu dengan lainnya. Secara individu juga, manusia ingin memenuhi kebutuhannya masing-masing, ingin merealisasikan diri atau ingin dan mampu mengembangkan potensi-potensinya masing-masing. Hal ini merupakan gambaran bahwa setiap individu akan berusaha untuk menemukan jati dirinya masing-masing, tidak ada manusia yang ingin menjadi

orang

lain

sehingga

dia

akan

selalu

sadar

akan

keindividualitasannya. Adapun hubungannya dengan manusia sebagai mahluk sosial adalah bahwa dalam mengembangkan potensi-potesinya ini tidak akan terjadi secara alamiah dengan sendirinya, tetapi membutuhkan bantuan dan bimbingan manusia lain. Selain itu, dalam kenyataannya, tidak ada manusia yang mampu hidup tanpa adanya bantuan orang lain. Hal ini menunjukan bahwa manusia hidup saling ketergantungan dan saling membutuhkan antara yang satu dengan lainnya. Dari kedua hal diatas, manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial memiliki fungsi masing-masing dalam menjalankan peranannya

dalam kehidupan. Sebagai

makhluk

individu manusia

merupakan bagian dan unit terkecil dari kehidupan sosial atau masyarakat dan sebaliknya sebagai makhluk sosial yang membentuk suatu kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari berbagai individu. Dalam menjalankan peranannya masing-masing dari kedua hal tersebut secara seimbang, maka setiap individu harus mengetahui dari peranannya masingmasing tersebut. Untuk itu, pentingnya kita mempelajari manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.

1

B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana posisi manusia sebagai individu dan makhluk sosial? 2. Bagaimana tugas dan kewajiban manusia dalam setiap tatanan kehidupan berkelompok? 3. Bagaimana tugas dan kewajiban manusia dalam setiap struktur dan sistem sosial yang ada? C. Tujuan Penulisan 1. Supaya manusia menyadari posisinya sebagai individu dan makhluk sosial. 2. Supaya manusia memahami tugas dan kewajibannya dalam setiap tatanan kehidupan berkelompok. 3. Supaya manusia memahami tugas dan kewajibannya dalam setiap struktur dan sistem sosial yang ada.

2

BAB II PEMBAHASAN

A. Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sebagai Anggota Masyarakat a. Pengertian individu Kata “individu” berasal dari kata latin individiuum, yang berarti tidak terbagi. Dalam bahasa Inggris individu berasal dari kata in dan divided. Kata in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan divided artinya terbagi. Jadi, individu artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan. Manusia adalah makhluk individu. Sebagai makhluk individu berarti makhluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak dat dipisah-pisahkan antara jiwa dan raganya. (Sujarwa, 2011, p. 283) Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi, maka seseorang tidak disebut dengan individu lagi. (Setiadi, Hakam, & Effendi, 2014, p. 63) Individu adalah manusia yang memiliki kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia “perseorangan” atau “orang seorang” yang memiliki keunikan. Setiap manusia memiliki keunikan dan cirri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Sekalipun juga, orang itu terlahir kembar, mereka tidak ada yang memiliki ciri fisik dan psikis yang persis sama. b. Individu sebagai anggota keluarga dan masyarakat Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. (Hartomo, 2004, p. 64) Aspek individu, keluarga, masyarakat adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan dan mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga, masyarakat apabila tidak ada individu. 3

Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya. Di samping itu, individu juga membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk mengembangkan dan mencapai potensinya sebagai manusia. Lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai individu dalam hidupnya adalah lingkungan keluarga. Di dalam keluargalah individu mengembangkan kapasitas pribadinya. Di samping itu, melalui keluarga pula individu bersentuhan dengan berbagai gejala sosial dalam rangka mengembangkan kapasitasnya sebagai anggota keluarga. Sementara itu, masyarakat merupakan lingkungan sosial individu yang lebih luas. Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyarakat yang menjadi latar belakang keberadaanya. Di dalam masyarakat, individu menerapkan yang sudah dipelajari dari keluarganya. Untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya ini atau untuk menjadi berbudaya dibutuhkan media keluarga dan masyarakat.

c. Hakikat manusia sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat dan makhluk ciptaan tuhan Manusia sebagai makhluk individu memiliki keunikan atau ciri khas masing-masing, tidak ada manusia yang persis sama meskipun terlahir kembar. Menurut Nursid Sumaatmadja (Effendi & Setiadi, 2010, p. 39) kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fisikal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Manusia merupakan anggota masyarakat. Karena itu, dalam berpikir, bertingkah laku, berbicara, dan sebagainya manusia terikat oleh masyarakat. Secara kodrati dari sejak lahir sampai manusia mati,

4

memerlukan bantuan orang lain. Secara langsung maupun tidak langsung manusia membutuhkan hasil karya dan jasa orang lain untuk memenuhi segala kebutuhan hidup. Kesadaran manusia sebagai makhluk

individu

dan

sosial

hendaknya

tidak

mengabaikan

eksistensinya sebagai makhluk tuhan. Bentuk dari tanggung jawabnya terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat, merupakan bagiian dari bentuk pengabdian dan penghambaan diri terhadap tuhan. Dengan kata lain, aktivitas manusia sebagai makhluk individu dan makhluk social adalah representasi kesadaran diri manusia atas pertanggungjawaban manusia kepada tuhan. (Sujarwa, 2011, p. 291) Menurut Zanti Arbi dan Syahrun menyatakan bahwa setiap orang bertanggung jawab atas dirinya, atas pikiran, perasaan, pilihan, dan perilakunya. Orang yang betul-betul manusia adalah orang yang bertanggung jawab penuh. Tidak ada orang lain yang mengambil alih tanggung jawab dalam hidupnya. Kata hatinya adalah kata hatinya sendiri. (Nasution & dkk, 2015, p. 49)

d. Tugas manusia sebagai individu pada dirinya, pada keluarganya, pada masyarakat, dan pada tuhannya Tugas manusia adalah untuk bertanggung jawab atas setiap tindakannya, dan wujud dari tanggungjawab adalah pengabdian dan pengorbanan. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai wujudan kesadaran akan kewajibannya. Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan, kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas. Timbulnya pengabdian itu pada hakikatnya ada rasa tanggung jawab.Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan dan dilakukan. Pengabdian lebih 5

banyak menunjuk kepada perbuatan, sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, dan waktu. 1. Tugas manusia sebagai individu pada dirinya Menurut sifatnya manusia adalah makhluk bermoral. Akan tetapi manusia juga seorang pribadi, dan sebagai makhluk pribadi manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, anganangan untuk berbuat ataupun bertindak, sudah barang tentu apabila perbuatan dan tindakan tersebut dihadapan orang banyak, bisa jadi mengundang kekeliruan dan juga kesalahan. Untuk itulah agar manusia itu dalam mengisi kehidupannya memperoleh makna, maka atas diri manusia perlu diberi Tanggung Jawab. 2. Tugas manusia sebagai individu pada keluarganya Masyarakat kecil ialah keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung Jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tanggung Jawab merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan. Pada hakikatnya manusia hidup berkeluarga. Hidup berkeluarga ini didasarkan cinta dan kasih sayang. Kasih sayang ini mengandung pengertian pengabdian dan pengorbanan. Tidak ada kasih sayang tanpa pengabdian. Bila ada kasih sayang tidak disertai pengabdian. Berarti kasih sayang itu palsu. 3. Tugas manusia sebagai individu pada masyarakat Manusia merupakan anggota masyarakat. Karena itu, dalam berpikir, bertingkah laku, berbicara, dan sebagainya manusia terikat oleh masyarakat. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.

6

Manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain, karena tiap-tiap orang lain saling membutuhkan. Kesadaran demikian melahirkan kesadaran bahwa setiap manusia terpanggil hatinya untuk melakukan apa yang terbaik bagi orang lain dan masyarakat. Boleh jadi inilah Tanggung Jawab manusia yang utama dalam hidup kaitannya dengan masyarakat. 4. Tugas manusia sebagai individu pada tuhannya Manusia tidak muncul dengan sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Dalam mengembangkan dirinya manusia bertingkah laku dan berbuat. Sudah tentu dalam perbuatannya manusia membuat banyak kesalahan baik yang disengaja maupun tidak. Sebagai hamba Tuhan, manusia harus bertanggung jawab atas segala perbuatan yang salah dan atas segala dosanya. Manusia tak dapat lepas dari tanggung jawabnya kepada Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu merupakan perwujudan tanggung jawabnya kapada Tuhan Yanag Maha Esa. Selain itu juga manusia harus menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. (Fadillah, 2013)

B. Hakikat Masyarakat dan Makna Manusia Sebagai Makhluk Sosial a. Pengertian society dan sosialisasi Egerton L. Ballachey (1962: 308), mendefinisikan masyarakat “Masyarakat adalah suatu kumpulan manusia yang berinteraksi yang aktivitas-aktivitasnya terarah pada tujuan-tujuan yang sama dan yang cenderung memiliki sistem kepercayaan, sikap serta bentuk kegiatan yang sama” (Krech, Crutcfield dan Ballachey, 1962: 308). Masyarakat, dalam arti yang luas, berarti sekelompok manusia yang memiliki

7

kebiasaan, ide dan sikap yang sama, hidup di daerah tertentu, menganggap kelompoknya sebagai kelompok sosial dan berinteraksi. (Arifin, 2008, p. 45) Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dan menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas. Pengertian Sosialisasi menurut para ahli: 1. Sosialisasi menurut Charlotte Buchler adalah proses yang membantu individu individu belajar dan menyesuaikan diri bagaimana cara hidup dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. 2. Sosialisasi menurut Robert M.Z. Lawang adalah proses mempelajari norma, nilai, peran dan semua persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan partisipasi yang efektif dalam kehidupan sosial. Berdasarkan pengertian sosialisasi diatas, dapat katakan bahwa sosialisasi merupakan proses dimana seseorang mempelajari pola-pola hidup dalam masyarakat sesuai dengan nilai nilai, norma dan kebiasaan yang berlaku untuk berkembang sebagai anggota masyarakat dan sebagai individu. Secara garis besar pengertian sosialisasi dapat dipandang sebagai suatu proses belajar mengajar. Melalui

sosialisasi,

individu

belajar

menjadi

anggota

masyarakat, dimana prosesnya tidak semata mata mengajarkan pola pola perilaku sosial kepada individu tetapi juga individu tersebut mengembangkan dirinya atau melakukan proses pendewasaan dirinya. (Pengertian

Sosialisasi

dan

Hariannetral, 2015)

8

Tujuan

Sosialiasi

Menurut

Ahli:

b. Factor-faktor penyebab hidup bermasyarakat 1. Hasrat sosial Adalah merupakan hasrat yang ada pada setiap individu untuk menghubungkan dirinya kepada individu lain atau kelompok 2. Hasrat

untuk

mempertahankan

diri

Adalah

hasrat

untuk

mempertahan kan diri dari berbagai pengaruh luar yang mungkin datang kepada nya, sehingga individu tersebut Faktor-faktor yang mendorong manusia untuk hidup bermasyarakat perlu bergabung dangan individu lain atau kelompok. 3. Hasrat berjuang Hasrat ini dapat kita lihat pada adanya persaingan, keingina membantah pendapat orang lain. Sehingga mereka mengadakan persatuan untuk mencapai tajuan, yaitu tujuan bersama. 4. Hasrat harga diri, Rasa harga diri merupakan hasrat pada seseorang untuk menganggap atau bertindak atas diri nya lebih tinggi dari pada orang lain, karena mereka ingin mendapat penghargaan yang selayaknya. 5. Hasrat meniru Adalah hasrat untuk menyatakan secara diam-diam atau terang-terangan sebagian dari salah satu gajala atau tindakan. 6. Hasrat bergaul Hasrat untuk bergabung dengan orang-orang tertentu, kelompok tertentu, atau masyarakat tertentu dalam suatu masyarakat. 7. Hasrat untuk mendapat kan kebebasan Hasrat ini tampak jelas pada tindakan-tindakan manusia bila mendapat kekangan-kekagan atau pembatasan-pembatasan. 8. Hasrat untuk memberitahukan Hasrat untuk menyampaikan perasaan-perasaan kepada orang lain biasanya disampaikan dengan suara atau isyarat 9. Hasrat simpati Kesanggupan untuk dengan langsung turut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. (Majid, 2008)

9

c. Factor-faktor penghambat hidup bermasyarakat Faktor-faktor yang menghambat tercapainya integrasi dalam kehidupan masyarakat yaitu gejala atau fenomena sosial yang dikategorikan sebagai proses sosial yang disosiatif. Contohnya sebagai berikut. 1. Persaingan tidak sehat. 2. Fanatisme yang berlebian karena perbedaan ras, etnis, kebudayaan, agama, daerah, mayoritas dan minoritas. 3. Rendahnya sikap toleransi dalam hidup bermasyarakat. 4. Konflik atau pertentanga akibat tidak tuntasnya penyelesaian suatu masalah. 5. Prasangka buruk yang dilatarbelakangi cemburu social. 6. Pembedaan perlakuan para pemimpin terhadap warganya, baik individu atau kelompok. 7. Berlangsungnya tindakan anggota masyarakat baik individual atau kelompok yang dinilai menganggu keteraturan dan keseimbangan hidup bermasyarakat.

d. Makna manusia sebagai makhluk social. Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri, karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengomunikasikan pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial. (Nasution & dkk, 2015, p. 50) Esensi manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah kesadaran manusia tentang status dan posisi dirinya dalam kehidupan bersama, serta bagaimana tanggung jawab dan kewajibannya didalam kebersamaan. (Nasution & dkk, 2015, p. 52)

10

C. Fungsi dan Tugas Manusia Sebagai Makhluk Sosial a. Fungsi manusia di masyarakat Salah satu fungsi manusia di dalam masyarakat adalah pelaksanaan interaksi sosial, kehidupan manusia dalam kehidupan sehari hari tidak lepas dari komunikasi dan saling bertukar pikiran sehingga dapat menghilangkan kesenjangan sosial dan sesama manusia dapat saling mengenali kepribadian diri masing masing individu dalam masyarakat. Kata interaksi berasal dari kata inter dan action. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu, kelompok sosial, dan masyarakat, proses di mana orang-orang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain. Interaksi sosial antar individu terjadi manakala dua orang bertemu, interaksi dimulai pada saat itu mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara, atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitasaktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk dari interaksi sosial. Interaksi sosial terjadi dengan didasari oleh faktor-faktor sebagai berikut: a. Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru. b. Sugesti adalah suatu proses di mana seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau peduman-pedoman tingkah laku orang lain tanpa dikritik terlebih dahulu. Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya, dengan interaksi sosial adalah hampir sama. Bedanya ialah bahwa imitasi orang yang satu mengikuti salah satu dirinya, sedangkan pada sugesti seeorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya, lalu diterima oleh orang lain di luarnya.

11

c. Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun batiniah. d. Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilain perasaan seperti juga pada proses identifikasi. Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), dan pertentangan (conflict). (Styawan, 2011) b. Tugas manusia dalam kemasyarakatan Manusia di masyarakat bertugas sebagai pembentuk, pelaku, dan pemakai masyarakat itu sendiri. c. Masyarakat sebagai wadah pemanusiaan individu Dengan adanya masyarakat individu-individu akan menyadari bahwa dirinya memerlukan orang lain untuk menolongnya. d. Tugas keluarga membina individu sebagai makhluk social Kedudukan utama setiap keluarga ialah fungsi perantara pada masyarakat sebagai hubungan pribadi dengan sturktur social yang lebih besar. Oleh sebab itu seseorang selalu dalam pengawasan saudarasaudaranya yang merasa bebas untuk mengkritik, menyarankan, memerintah, membujuk, merayu, memuji, bahkan mengancam agar orang itu melakukan kewajiban yang telah di bebankannya. (Goode, 1983, p. 4) Keluarga adalah unit satuan masyarakat kecil yang sekaligus merupakan

suatu

kelompok

kecil

dalam

masyarakat

dalam

perkembangan dengan individu. Kelompok inilah yang melahirkan individu dengan berbagai macam bentuk kepribadiannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebenarnya keluarga mempunyai fungsi yang tidak hanya terbatas selaku penerus keturunan saja. Tugas keluarga dalam membina individu dapat dibagi menjadi beberapa fungsi, yaitu: 12

1.

fungsi biologis fungsi biologis merupakan fungsi dimana keluarga dalam kehidupan sosial berusaha untuk menjadikan anak-anak mereka memiliki pertumbuhan yang baik dan mempersiapkan kedewasaan dan kematangan mereka hingga menikah nanti. Selain itu, seorang individu yang menerima asuhan dari keluarga yang dapat menjalankan peranan sosial mereka dengan baik, secara otomatis seorang anak dapat mengikuti apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya dalam masyarakat.

2.

fungsi pemeliharaan Fungsi pemeliharaan keluarga terhadap individu sangat berhubungan erat dengan kehidupan sosial individu tersebut. Seorang individu dalam pertumbuhannya akan mudah berinteraksi dengan keluarga yang kemudian dapat menjurus ke kehidupan sosial masyarakat tempat keluarga dan individu tersebut tinggal.

3.

fungsi ekonomi Di dalam kehidupan suatu keluarga, tidak lepas dari segi ekonomi dan material. Melakukan pendidikan ekonomi yang sederhana terhadap individu dapat membuat pengertian kepada individu tersebut agar sejak dini dapat mengerti bahwa ekonomi sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakat saat ini. Selain itu, dapat membuat individu paham sejak dini bagaimana cara melakukan pengelolaan keuangan yang kelak dapat menjadikan mereka makhluk sosial yang bijak dalam kehidupan sosial.

4.

fungsi keagamaan Fungsi keagamaan merupakan aspek yang sangat penting dalam membentuk karakter individu dalam kehidupan sosial masyarakat. Pendidikan agama yang diberikan keluarga terhadap individu dapat mempengaruhi sikap, tingkah laku, pola berfikir dan pengetahuan akan kehidupan sosial yang berkaitan dengan anugrah

13

Tuhan Yang Maha Esa. Individu akan memahami bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk sosial supaya dapat saling menyayangi dan menghargai, supaya tugas manusia sebagai khalifah di bumi dapat berjalan dengan baik. 5.

fungsi social Ketika semua fungsi telah dijalankan dengan baik, individu juga diajarkan bagaimana peranan sosial manusia sebagai makhluk sosial. Dengan demikian, keluaraga memiliki peran yang sangat penting dalam menjadikan seorang individu menyadari akan peran mereka senagai makhluk sosial. (Styawan, 2011)

D. Bermasyarakat dalam Berbagai Jenis Kehidupan a. Jenis-jenis tatanan hidup berkelompok Sebagai masyarakat yang hidup berkelompok ada beberapa tahapan yang harus kita ketahui untuk menjalankan hidup berkelompok, yaitu hakikat norma, adat istiadat dan kebiasaan dalam bermasyarakat. 1. Hakikat Norma yang meliputi : a) Norma Kesopanan yaitu Peraturan yang bersumber dari pergaulan hidup dalam sekelompok manusia. b) Norma Kesusilaan yaitu Peraturan yang bersumber dari suara batin/hati nurani manusia yang diyakinin sebagai pedoman hidupnya. c) Norma Agama yaitu Serangkaian peraturan yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. d) Norma Hukum yaitu Aturan yang dibuat oleh Negara ercantum secara jelas dalam perundang-undangan. Sebagai masyarakat kita wajib mentaati norma-norma tersebut yang nantinya akan dibawa ke dalam sebuah Kelompok / bermasyarakat.

14

2. Adat Istiadat yaitu dimana setiap orang mempunyai adat istiadat yang berbeda-beda dari cara pelaksaannya maupun agama itu sendiri. Maka dari itu setiap orang harus mempunyai sifat toleransi, saling menghormati, tidak saling mencela, menjelek-jelekan satu sama lainnya karena kalau kita tidak mempunyai sifat seperti itu maka dalam membangun sebuah kelompok akan sangat sulit, akan cepat terpecah belah dan cepat diadu domba. 3. Kebiasaan yaitu tata cara hidup yang dianut oleh setiap masyarakat dalam waktu yang lama dan memberi pedoman bagi setiap masyarakat yang bersangkutan untuk berpikir dan bersikap dalam menghadapi berbagai hal yang terjadi dalam hidupnya. Kelompok Sosial dapat dibagi menjadi 3 tipe yaitu: 1. Kelompok Sosial Primer memiliki hubungan yang bersifat personal dan akrab antara anggotanya. 2. Kelompok Sosial Sekunder didefenisikan sebagai Kelompok Sosial yang bersifat impersonal dan besar. 3. Kelompok Sosial In-Group dan Out-Group. Kelompok sosial ini merupakan tempat di mana individu mengidentifikasikan dirinya sebagai kami atau kamu, kita atau mereka. “In-Group adalah kelompok sosial dimana seorang individu mengidentifikasikan dirinya sebagai “kita” atau “kami”. Sedangkan Out-Group adalah kelompok sosial di luar in group, atau di luar kita, di luar kami. Kelompok di luar itu adalah mereka. (Pratama, 2012)

b. Sikap individu dalam setiap tatanan hidup kelompok social 1. Toleransi sebagai Nilai dan Norma Toleransi dalam pengertian yang telah disampaikan, yang merupakan keyakinan pokok (akidah) dalam beragama, dapat kita jadikan sebagai nilai dan norma. Kita katakan sebagai nilai karena toleransi merupakan gambaran mengenai apa yang kita inginkan,

15

yang pantas, yang berharga, yang dapat mempengaruhi perilaku sosial dari orang yang memiliki nilai itu. Dan nilai (toleransi) akan sangat mempengaruhi kebudayaan dan masyarakat. Demikian juga toleransi, dapat kita jadikan suatu norma, yaitu suatu patokan perilaku dalam suatu kelompok tertentu. Norma memungkinkan seseorang menentukan terlebih dahulu bagaimana tindakannya itu akan dinilai orang lain untuk mendukung atau menolak perilaku seseorang. 2. Toleran dan Prinsip Hidup Berinteraksi dengan jiwa toleran dalam setiap bentuk aktivitas, tidak harus membuang prinsip hidup (beragama) yang kita yakini. Kehidupan yang toleran justru akan menguatkan prinsip hidup (keagamaan) yang kita yakini. Segalanya menjadi jelas dan tegas tatkala kita meletakkan sikap mengerti dan memahami terhadap apapun yang nyata berbeda dengan prinsip yang kita yakini. Kita bebas dengan keyakinan kita, sedangkan pihak yang berbeda (yang memusuhi sekalipun) kita bebaskan terhadap sikap dan keyakinannya. (Pratama, 2012)

c. Peranan, status, kepemimpinan dan kelompok Pemimpin dan Kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktur maupun fungsional. Ciri-ciri Kepemimpinan yang ideal yaitu: 1. Memiliki pengetahuan umum yang luas 2. Kemampuan bertumbuh dan berkembang 3. Memiliki sifat Inkuisitif / Rasa ingin tahu 4. Memiliki Kemampuan Analitik 5. Memiliki daya ingat yang kuat 6. Keterampilan mendidik memiliki kemampuan menggunakan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan bawahan, mengubah

16

sikap dan perilaku dan meningkatkan dedikasinya kepada organisasi. 7. Bertindak secara Objektive 8. Pemimpin Visioner adalah kepemimpinan yang ditujukan untuk memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersamasama oleh para anggota perusahaan dengan cara memberi arahan dan makna pada kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkan visi yang jelas. (Pratama, 2012)

d. Struktur dan system social Sistem sosial adalah suatu sistem yang terdiri atas elemenelemen sosial. Elemen-elemen sosial itu terdiri atas tindakan-tindakan sosial yang dilakukan individu-individu yang berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dalam sistem sosial terdapat individu-individu yang berinteraksi dan bersosialisasi sehingga tercipta hubungan-hubungan sosial. Keseluruhan hubungan sosial tersebut membentuk struktur sosial dalam kelompok maupun masyarakat yang akhirnya akan menentukan corak masyarakat tersebut. Suatu sistem sosial tidak hanya berupa kumpulan individu. Sistem sosial juga berupa hubunganhubungan sosial dan sosialisasi yang membentuk nilai-nilai dan adatistiadat sehingga terjalin kesatuan hidup bersama yang teratur dan berkesinambungan. Hendropuspito (1999) mendefinisikan bahwa struktur sosial adalah skema penempatan nilai-nilai sosial budaya dan organ-organ masyarakat pada posisi yang dianggap sesuai demi berfungsinya organisme masyrakat sebagai suatu keseluruhan, dan demi kepentingan masing-masing. Pada dasarnya, struktur sosial merupakan jaringan dari unsur sosial yang pokok dalam masyarakat (Soekanto, 1993). Struktur sosial mencakup susunan status dan peran yang terdapat di dalam satuan

17

sosial, ditambah nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur interaksi antarstatus dan peran sosial. Melalui proses sosial unsur-unsur sosial itu terbentuk, berkembang, dan dipelajari oleh individu dalam masyarakat. Proses sosial itu sendiri adalah hubungan timbal balik antara bidang-bidang kehidupan dalam masyarakat dan memahami norma-norma yang berlaku di masyarakat. (Ruswanto, 2009) e. Perubahan dan stratifikasi social Perubahan sosial menurut Selo Soemardjan adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Menurut Kingsley Davis, Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Jenisjenis perubahan social: 1. Perubahan cepat (revolusi) perubahan yang berlangsung dengan cepat dan menyangkut dasar-dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat. 2. Perubahan lambat (evolusi) perubahan yang berlangsung dengan membutuhkan waktu yang lama dalam kehidupan masyarakat. 3. Perubahan kecil, perubahan yang pengaruhnya tidak luas. 4. Perubahan besar, pengaruh yang ditumbulkan luas. 5. Perubahan yang direncanakan (planned change) / perubahan yang dikehendaki (intended change) perubahan yang diproses melalui suatu program atau rencana tertentu agar menghasilkan suatu perubahan tertentu. 6. Perubahan yang tidak direncanakan (unplanned change) / perubahan yang tidak dikehendaki (unintended change) perubahan yang terjadi tanpa dikehendaki, berlangsung di luar jangkauan pengawasan

18

masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat. 7. Perubahan Struktural, perubahan sangat mendasar, berakibat munculnya reorganisasi dalam masyarakat. 8. Perubahan Proses, perubahan sifatnya tidak mendasar, hanya penyempurnaan dari perubahan sebelumnya. Dalam sosiologi, pengelompokan masyarakat berdasarkan tingkatan-tingkatan tertentu itu disebut dengan stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial secara umum dapat diartikan sebagai pembedaan atau pengelompokan anggota masyarakat secara vertikal. Stratifikasi sosial merupakan gejala sosial yang sifatnya umum pada setiap masyarakat. Stratifikasi social sering di lihat dari: 1. Ukuran kekayaan adalah kepemilikan harta benda seseorang dilihat dari jumlah dan materiil saja. Biasanya orang yang memiliki harta dalam jumlah yang besar akan menempati posisi teratas dalam penggolongan masyarakat berdasarkan kriteria ini. 2. Ukuran kekuasaan dan wewenang adalah kepemilikan kekuatan atau power seseorang dalam mengatur dan menguasai sumber produksi atau pemerintahan. Biasanya ukuran ini dikaitkan dengan kedudukan atau status social seseorang dalam bidang politik. 3. Ukuran kehormatan dapat diukur dari gelar kebangsawanan atau dapat pula diukur dari sisi kekayaan materiil. Orang yang mempunyai gelar kebangsawanan yang menyertai namanya, seperti raden, raden mas, atau raden ajeng akan menduduki strata teratas dalam masyarakat. 4. Ukuran

ilmu

pengetahuan, artinya

ukuran

kepemilikan

seseorang atau penguasaan seseorang dalam hal ilmu pengetahuan. Kriteria ini dapat pula disebut sebagai ukuran kepandaian dalam kualitas. Berdasarkan ukuran ini, orang yang

19

berpendidikan tinggi, misalnya seorang sarjana akan menempati posisi teratas dalam stratifikasi sosial di masyarakat.

f. Dilema pribadi antara kebutuhan individu dan masyarakat dalam realitas social. Setiap yang disebut manusia selalu terdiri dari dua kepentingan, yaitu kepentingan individu yang termasuk kepentingan keluarga, kelompok atau golongan dan kepentingan masyarakat yang termasuk kepentingan rakyat. Dalam diri manusia, kedua kepentingan itu satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Apabila salah satu kepentingan tersebut hilang dari diri manusia, akan terdapat satu manusia yang tidak bisa membedakan suatu kepentingan, jika kepentingan individu yang hilang dia menjadi lupa pada keluarganya, jika kepentingan masyarakat yang dihilangkan dari diri manusia banyak timbul masalah kemasyarakatan contohnya korupsi. Inilah yang menyebabkan kebingungan atau dilema manusia jika mereka tidak bisa membagi kepentingan individu dan kepentingan masyarakat. 1. Pandangan Individualisme Individualisme berpangkal dari konsep bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas. Paham ini memandang manusia sebagai makhluk pribadi yang utuh dan lengkap terlepas dari manusia yang lain. Pandangan individualisme berpendapat

bahwa

kepentingan

individulah

yang

harus

diutamakan. Yang menjadi sentral individualisme adalah kebebasan seorang

individu

untuk

merealisasikan

dirinya.

Paham

individualisme menghasilkan ideologi liberalisme. Paham ini bisa disebut juga ideologi individualisme liberal. Menurut paham ini, pemilikan sepenuhnya berada pada pribadi dan tidak berlaku hak milik berfungsi sosial.

20

1. Mementingkan diri sendiri atau kepentingan individu yang bersangkutan. 2. Pemberian kebebasan penuh pada individu 3. Persaingan bebas untuk mencapai kepentingannya masingmasing. Kebebasan dalam rangka pemenuhan kebutuhan diri bisa menimbulkan persaingan dan dinamika kebebasan antar individu. Menurut paham liberalisme, kebebasan antar individu tersebut bisa diatur melalui penerapan hukum. Jadi, negara yang menjamin keadilan dan kepastian hukum mutlak diperlukan dalam rangka mengelola

kebebasan

agar

tetap

menciptakan

tertibnya

penyelenggaraan hidup bersama. (Vanderwijh, 2013)

2. Pandangan Sosialisme Paham sosialisme ditokohi oleh Robert Owen dari Inggris (1771-1858), Lousi Blanc, dan Proudhon. Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang diutamakan. Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat. Menurut pandangan sosialis, hak-hak individu sebagai hak dasar hilang. Hakhak individu timbul karena keanggotaannya dalam suatu komunitas atau kelompok. Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang adil, selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak milik dan alat-alat produksi. Sosialisme muncul dengan maksud kepentingan masyarakat secara keseluruhan terutama yang tersisih oleh system liberalisme, mendapat keadilan, kebebasan, dan kesejahteraan. Untuk meraih hal tersebut, sosialisme berpandangan bahwa hak-hak individu harus diletakkan dalam kerangka kepentingan masyarakat yang lebih luas. (Vanderwijh, 2013)

21

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Manusia sebagai mahluk individu artinya manusia merupakan satu kesatuan antara jasmani dan rohani. Seseorang dikatakan sebagai individu apabila kedua unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Selain sebagai makhluk individu juga, manusia adalah makhluk sosial. Salah satunya dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain yang satu sama lain saling membutuhkan. Untuk menjadi pribadi yang bermakhluk sosial setiap individu dihadapkan dengan sosialisasi, yaitu suatu proses dimana seseorang belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. 2. Sebagai masyarakat yang hidup berkelompok ada beberapa tahapan yang harus kita ketahui untuk menjalankan hidup berkelompok, yaitu hakikat norma, adat istiadat dan kebiasaan dalam bermasyarakat. Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial selalu dihadapkan oleh dua kepentingan yaitu kepentingan individu dan sosial. Persoalan pengutamaan kepentingan individu atau masyarakat ini memunculkan dua pandangan yang berkembang yaitu pandangan individualisme

dan

pandangan

sosialisme.

Sebetulnya

kedua

kepentingan tersebut tidak dapat dipisahkan dan bukanlah pilihan. 3. Pada dasarnya, struktur sosial merupakan jaringan dari unsur sosial yang pokok dalam masyarakat. Struktur sosial mencakup susunan status dan peran yang terdapat di dalam satuan sosial, ditambah nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur interaksi antarstatus dan peran sosial.

22

B. Saran Setiap individu hendaknya sadar bahwa mereka adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga mereka mampu menghargai satu sama lain dalam arti tidak mengambil hak orang lain ketika bertindak sebagai makhluk sosial dan sebaliknya. Dalam upaya pendidikan hendaknya para pendidik harus menghormati keindividualitasan, karakteristik, keunikan dan kepribadian anak. pendidikan tidak boleh memaksa anak untuk mengikuti dan menuruti segala kehendaknya, karena dalam diri anak ada suatu prinsip pembentukan dan pengembangan yang ditentukan oleh dirinya sendiri. Pembentukan proses sosialisasi pada anak dalam interaksi sosial hendaknya harus didukung oleh semua pihak. Keluarga, lingkungan masyarakat juga tenaga pendidik harus membantu menstimulasinya. Kesempatan berinteraksi akan sangat dibutuhkan oleh anak dalam bersosialisasi dengan orang lain. Hendaknya kita sebagai calon guru dan calon ibu harus sadar bahwa pemberitahuan, pemberian contoh dan pembiasaan sangat penting dan dibutuhkan dalam bersosialisasi dengan orang lain dimasyarakat.

23

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, T. (2008). Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Gunung Djati Press. Effendi, R., & Setiadi, E. M. (2010). Pendidikan Lingkungan, Sosial Budaya dan Teknologi. Bandung: UPI Press. Fadillah, Y. A. (2013, Juni 4). Makalah Manusia dan Tanggung Jawab: Yogiearieffadillah. Diambil kembali dari Yogiearieffadillah: https://yogiearieffadillah.wordpress.com/2013/06/04/makalah-manusiadan-tanggung-jawab/ Goode, W. J. (1983). Sosiologi Keluarga. Alih Bahasa oleh Sahat Simamora. Jakarta: PT Bina Aksara. Hartomo. (2004). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Koentjaraningrat. (1990). Pengantar ilmu antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Majid, A. (2008, Juni 30). Pengertian Masyarakat: Majidbsz. Diambil kembali dari Majidbsz: https://majidbsz.wordpress.com/2008/06/30/pengertianmasyarakat/ Nasution, M. S., & dkk. (2015). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Pengertian Sosialisasi dan Tujuan Sosialiasi Menurut Ahli: Hariannetral. (2015, Juni). Diambil kembali dari Hariannetral: http://hariannetral.com/2015/06/pengertian-sosialisasi-dan-tujuansosialiasi-menurut-ahli.html Pratama, R. (2012, April 28). Fungsi dan Peran Manusia sebagai Individu dan Makhluk Sosial: Freedomrez. Diambil kembali dari Freedomrez: http://freedomrez.blogspot.co.id/2012/04/fungsi-dan-peran-manusiasebagai.html

24

Ruswanto. (2009). Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Saugi, A. (2009, Desember 11). Individu Keluarga dan Masyarakat: Achmad Saugi. Diambil kembali dari achmadsaugi: https://achmadsaugi.wordpress.com/2009/12/11/individu-keluarga-danmasyarakat/ Setiadi, E. M., Hakam, K. A., & Effendi, R. (2014). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Styawan, B. A. (2011, Juni 28). Tugas dan Fungsi Manusia sebagai Makhluk Sosial: Bontosblog. Diambil kembali dari Bontosagus: http://bontosagus.blogspot.co.id/2011/06/tugas-dan-fungsi-manusiasebagai.html Sujarwa. (2011). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Vanderwijh, P. (2013, Maret 31). Hakekat Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial. Diambil kembali dari Purmariksa: http://pumariksa.blogspot.co.id/2013/03/makalah-hakekat-manusiasebagai-mahluk.html

25

Related Documents

Isbd Kelompok 3.docx
December 2019 15
Isbd
June 2020 17
Isbd
November 2019 33
Isbd
November 2019 33
Isbd
June 2020 18
Isbd Tugas.docx
November 2019 28

More Documents from "flaviana"