Inti.docx

  • Uploaded by: Mahwestie Pwarnasoekma
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Inti.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,885
  • Pages: 28
KATA PENGANTAR Segala puji hanya bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat limpahan karunia nikmat-Nya Kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Integumen” dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem dan Perkembangan Hewan I yang dibina oleh Dra. Amy Tenzer, M.S. Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu Kami ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini. Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga penyusun secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca. Malang, 9 Februari 2018 Penyusun

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Sistem integumen/sistem penutup tubuh (covering) adalah suatu sistem penyusun tubuh suatu makhluk hidup yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar. Fungsinya

antara

lain

sebagai

pelindung,

penerima

rangsang

dari

luar/eksteroreseptor, respirasi, ekskresi,termoregulasi dan osmoregulasi/homeostatis. Fungsi lain : 1.1.1. Sebagai tempat cadangan makanan

Lemak pada hewan yang hidup di daerah

4 musim. 1.1.2. Sebagai alat nutrisi / kelenjar susu, pada mammalia 1.1.3. Sebagai alat gerak, sayap pada burung, sirip pada ikan,selaput renang pada katak. 1.1.4. Sebagai tempat pembentukan vitamin D. Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan melindungi, dan menginformasika hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup". Secara ilmiah kulit adalah lapisan terluar yang terdapat diluar jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh, kulit merupakan organ yang paling luas permukaan yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia. Cahaya matahari mengandung sinar ultra violet dan melindungi terhadap mikroorganisme serta menjaga keseimbangan tubuh.misanya menjadi pucat, kekuning-kunigan, kemerah-merahan atau suhu kulit meningkat.Ganguan psikis juga dapat mengakibatkan kelainan atau perubahan pada kulit misanya karna stres, ketakutan, dan keadaan marah akan mengakibatkan perubahan pada kulit wajah.

1.2.

Rumusan Masalah 1.2.1. Bagaimana fungsi umum sistem integumen pada vertebrata? 1.2.2. Bagaimana struktur histologi sistem integumen verterbrata? 1.2.3. Bagaimana perbedaan struktur anatomi sistem integumen pada veterbrata?

2

1.3.

Tujuan 1.3.1 Mengetahui fungsi umum sistem integumen pada vertebrata. 1.3.2. Mengetahui struktur histologi sistem integumen verterbrata. 1.3.3. Mengetahui perbedaan struktur anatomi sistem integumen pada veterbrata.

3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 STRUKTUR UMUM INTEGUMEN Kulit terdiri atas 3 lapisan utama yaitu Epidermis, Dermis dan Hipodermis. Epidermis merupakan jaringan epitel yang berasal dari ektoderm, sedangkan dermis berupa jaringan ikat agak padat yang berasal dari mesoderm. Di bawah dermis terdapat selapis jaringan ikat longgar yaitu hipodermis, yang pada beberapa tempat terutama terdiri dari jaringan lemak.

Gambar 1. Struktur Kulit Sumber: http://www.softilmu.com/2015/02/Pengertian-Fungsi-Lapisan-Struktur-KulitAdalah.html 2.2 HISTOLOGI INTEGUMEN 2.2.1 EPIDERMIS

Gambar 2. Lapisan-lapisan epidermis kulit tebal. Sumber: Mescher AL, 2010. 4

Gambar 3. 5 Lapisan dari epidermis kulit. Sumber: https://rubred.wordpress.com/integumentary-system-2/skin/dermis/

Epidermis merupakan lapisan paling luar kulit dan terdiri atas epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk. Epidermis hanya terdiri dari jaringan epitel, tidak mempunyai pembuluh darah maupun limf; oleh karenaitu semua nutrien dan oksigen diperoleh dari kapiler pada lapisan dermis. Epitel berlapis gepeng pada epidermis ini tersusun oleh banyak lapis sel yang disebut keratinosit. Sel ini secara tetap diperbarui melalui mitosis sel-sel dalam lapis basal yang secara berangsur digeser ke permukaan epitel. Selama perjalanannya, sel-sel ini berdiferensiasi, membesar, dan mengumpulkan filamen keratin dalam sitoplasmanya. Mendekati permukaan, sel-sel ini mati dan secara tetap dilepaskan (terkelupas). Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai permukaan adalah 20 sampai 30 hari. Modifikasi struktur selama perjalanan ini disebut sitomorfosis dari sel-sel epider-mis. Bentuknya yang berubah pada tingkat berbeda dalam epitel memungkinkan pembagian dalam potongan histologik tegak lurus terhadap permukaan kulit. Epidermis terdiri atas 5 lapisan yaitu, dari dalam ke luar, stratum basal, stratum spinosum, stratum granulosum, stratum lusidum, dan stratum korneum. 2.2.1.1 Stratum basal (lapis basal, lapis benih)

5

Lapisan ini terletak paling dalam dan terdiri atas satu lapis sel yang tersusun berderet-deret di atas membran basal dan melekat pada dermis di bawahnya. Sel-selnya kuboid atau silindris. Intinya besar, jika dibanding ukuran selnya, dan sitoplasmanya basofilik. Pada lapisan ini biasanya terlihat gambaran mitotik sel, proliferasi selnya berfungsi untuk regenerasi epitel. Sel-sel pada lapisan ini bermigrasi ke arah permukaan untuk memasok sel-sel pada lapisan yang lebih superfisial. Pergerakan ini dipercepat oleh adalah luka, dan regenerasinya dalam keadaan normal cepat. 2.2.1.2 Stratum spinosum (lapis taju) Lapisan ini terdiri atas beberapa lapis sel yang besar-besar berbentuk poligonal dengan inti lonjong. Sitoplasmanya kebiruan. Bila dilakukan pengamatan dengan pembesaran obyektif 45x, maka pada dinding sel yang berbatasan dengan sel di sebelahnya akan terlihat taju-taju yang seolah-olah menghubungkan sel yang satu dengan yang lainnya. Pada taju inilah terletak desmosom yang melekatkan sel-sel satu sama lain pada lapisan ini. Semakin ke atas bentuk sel semakin gepeng. 2.2.1.3 Stratum granulosum (lapis berbutir) Lapisan ini terdiri atas 2-4 lapis sel gepeng yang mengandung banyak granula basofilik yang disebut granula kerato-hialin, yang dengan mikroskop elektron ternyata merupakan partikel amorf tanpa membran tetapi dikelilingi ribosom. Mikro-filamen melekat pada permukaan granula. 2.2.1.4 Stratum lusidum (lapis bening) Lapisan ini dibentuk oleh 2-3 lapisan sel gepeng yang tembus cahaya, dan agak eosinofilik. Tak ada inti maupun organel pada sel-sel lapisan ini. Walaupun ada sedikit desmosom, tetapi pada lapisan ini adhesi kurang sehingga pada sajian seringkali tampak garis celah yang memisahkan stratum korneum dari lapisan lain di bawahnya. 2.2.1.5 Stratum korneum (lapis tanduk) Lapisan ini terdiri atas banyak lapisan sel-sel mati, pipih dan tidak berinti serta sitoplasmanya digantikan oleh keratin. Sel-sel yang paling permukaan merupa-kan sisik zat tanduk yang terdehidrasi

2.2.2

DERMIS (Korium) Dermis terdiri atas jaringan ikat yang menunjang epidermis dan mengikatnya pada jaringan subkutan (hipodermis). Tersusun atas jaringan lemak dan berperan dalam melekatkan kulit dengan bagian tubuh yang lebih 6

dalam atau otot. Ketebalan dermis bervariasi, bergantung pada daerah, dan mencapai tebal maksimum 4 mm di daerah punggung. Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat menghasilkan keringat. Banyaknya keringat yang dikeluarkan dapat mencapai 2.000 ml setiap hari, tergantung pada kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu. Keringat mengandung air, garam, dan urea. Fungsi lain sebagai alat ekskresi yaitu sebagai organ penerima rangsangan, pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, dan bibit penyakit, serta untuk pengaturan suhu tubuh. Pada suhu lingkunga tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi aktif dan pembuluh kapiler di kulit melebar. Melebarnya pembuluh kapiler akan memudahkan proses pembuangan air dan sisa metabolisme. Aktifnya kelenjar keringat mengakibatkan keluarnya keringat ke permukaan kulit dengan cara penguapan. Penguapan mengakibatkan suhu di permukaan kulit turun sehingga kita tidak merasakan panas lagi. Sebaliknya, saat suhu lingkungan rendah, kelenjar keringat tidak aktif dan pembuluh kapiler di kulit menyempit. Pada keadaan ini darah tidak membuang sisa metabolisme dan air, akibatnya penguapan sangat berkurang, sehingga suhu tubuh tetap dan tubuh tidak mengalami kendinginan. Keluarnya keringat dikontrol oleh hipotamulus. Dermis terletak di bawah epidermis. Lapisan ini mengandung akar rambut, pembuluh darah, kelenjar, dan saraf. Kelenjar yang terdapat dalam lapisan ini adalah kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar minyak (glandula sebasea). Kelenjar keringat menghasilkan keringat yang di dalamnya terlarut berbagai macam garam. terutama garam dapur. Keringat dialirkan melalui saluran kelenjar keringat dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui poripori. Di dalam kantong rambut terdapat akar rambut dan batang rambut. Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak yang berfungsi meminyaki rambut agar tidak kering. Rambut dapat tumbuh terus karena mendapat sari-sari makanan pembuluh kapiler di bawah kantong rambut. Di dekat akar rambut terdapat otot penegak rambut. Dermis terdiri atas stratum papilaris dan stratum retikularis. 2.2.2.1 Stratum papilaris Lapisan ini tersusun lebih longgar, ditandai oleh adanya papila dermis yang jumlahnya bervariasi antara 50 – 250/mm2. Jumlahnya terbanyak dan lebih dalam pada daerah di mana tekanan paling besar, seperti pada telapak 7

kaki.

Sebagian

besar

papila mengandung pembuluh-pembuluh kapiler yang memberi nutrisi pada epitel

di

atasnya. Tepat di bawah epidermis serat-serat kolagen tersusun rapat. 2.2.2.2 Stratum retikularis Lapisan ini lebih tebal dan dalam. Berkas-berkas kolagen kasar dan sejumlah kecil serat elastin membentuk jalinan yang padat ireguler. Pada bagian lebih dalam, jalinan lebih terbuka, rongga-rongga di antaranya terisi jaringan lemak, kelenjar keringat dan sebasea, serta folikel rambut. Serat otot polos juga ditemukan pada tempat-tempat tertentu, seperti folikel rambut, skrotum, preputium, dan puting payudara. Pada kulit wajah dan leher, serat otot skelet menyusupi jaringan ikat pada dermis. Otot-otot ini berperan untuk ekspresi

wajah.

Lapisan

retikular

menyatu

dengan

hipodermis/fasia

superfisialis di bawahnya yaitu jaringan ikat longgar yang banyak mengandung sel lemak. Stratum retikularis, sifatnya lebih padat daripada stratum papilaris, elemen seluler lebih sedikit dibandingkan dengan lapisan di atasnya. 2.2.2.3 Sel - sel dermis

Jumlah sel dalam dermis relatif sedikit. Sel-sel dermis merupakan sel-sel jaringan ikat seperti fibroblas, sel lemak, sedikit makrofag dan sel mast. 2.2.3

HIPODERMIS (subkutan) Hipodermis terletak di bawah dermis. Dibangun oleh jaringan pengikat longgar. Komponennya adalah serabut kolagen, elastis dan sel lemak yang membangun jaringan lemak (jaringan adiposa) pada lapisan ini. Fungsi hipodermis adalah untuk melekatkan kulit ke bagian tubuh yang lebih dalam, misalnya otot.

2.3 ANATOMI PERBANDINGAN 2.3.1. PISCES Sistem integumen ikan berupa sisik yang tersusun atas epidermis dan dermis. 2.3.1.1 Epidermis Selalu basah karena adanya lendir yang dihasilkan oleh sel-sel yang terdapat di seluruh permukaan tubuhnya. Epidermis merupakan bagian tubuh yang berhubungan langsung dengan lingkungan dan sistem somatis. Epidermis bagian dalam terdapat lapisan sel yang disebut stratum germinativum (lapisan malphigi). Lapisan ini sangat aktif dalam melakukan pembelahan untuk

8

menggantikan sel-sel bagian luar yang lepas dan untuk persediaan pengembangan tubuh. 2.3.1.2 Dermis Lebih tebal daripada epidermis dan tediri dari sel-sel yang susunannya lebih kompak. Lapisan ini berperan dalam pembentukan sisik pada ikan yang bersisik. Derivat-derivat kulit juga dibentuk dari lapisan ini. Pada dermis ini terkandung pembuluh darah, saraf dan jaringan pengikat.

Gambar 4. Struktur Kullit Ikan. Sumber: Walker and Liem, 1994 Tubuh ikan dilindungi oleh sisik . Sisik sering diistilahkan sebagai rangka dermis karena sisik dibuat dari lapisan dermis. Pada beberapa ikan sisiknya berubah menjadi keras karena bahan yang dikandungnya, sehingga sisik tersebut menjadi semacam rangka luar. Ikan yang bersisik keras terutama ditemukan pada ikan-ikan yang masih primitif. Sedangkan pada ikan modern kekerasan sisiknya sudah tereduksi menjadi sangat fleksibel. Disamping ikanikan yang bersisik, juga banyak terdapat ikan yang sama sekali tidak bersisik, misalnya ikan-ikan yang termaksud kedalam subordo Siluroidea (Ikan jambal Pangasius pangasius, lele Clarias batrachus, dan belut sawah Fluta alba). Sebagai suatu kompensasi, sebagaimana yang telah dikemukakan, mereka mempunyai lendir yang lebih tebal sehingga badannya menjadi lebih licin.

Gambar 5. Ikan dengan kulit bersisik

Gambar 6. Ikan dengan kulit berlendir 9

Sumber : FishClopedia, 2010

Sumber: Lovshin, 1999

Berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung didalamnya, sisik ikan dapat dibedakan menjadi lima jenis, yaitu cosmoid, placoid, ganoid, cycloid, dan stenoid. Sisik cosmoid hanya terdapat pada ikan fosil dan ikan primitif. Sisik ini terdiri dari tiga lapisan yaitu kosmin (cosmine yang merupakan lapisan terkuat dan noncellular), tulang berongga dan tulang lamelar. Pada lapisan isopedine terdapat pembuluh-pembuluh kecil. Yang menarik perhatian dari sisik ini adalah pertumbuhan sisik ini hanya pada bagian bawah, sedangkan pada bagian atas tidak terdapat sel-sel hidup yang menutup permukaan. Ikan yang memiliki sisik tipe cosmoid ini misalnya Latimeria chalumnae.

Gambar 7. Ikan Latimeria chalumnae

Gambar 8. Sisik cosmoid

Sumber: Animal Diversity, 2017

Sumber: i.pbase.com

Sisik

placoid

hanya

terdapat

pada

ikan

bertulang

rawan

(Chondrichthyes) seperti yang dimiliki oleh ikan hiu. Sisik-sisik ini memiliki struktur serupa gigi atau duri. Bagian yang menonjol seperti duri keluar dari epidermis. Susunannya hampir seperti gigi manusia. Pulp (bagian yang lunak) berisikan pembuluh darah dan saraf yang berasal dari dermis. Sisik placoid sering disebut juga dermal denticle. Gigi ikan hiu merupakan derivat dari sisik. Seperti halnya dengan sisik cosmoid, sisik ganoid terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan terluar dinamakan ganoine yang materialnya terdiri dari garam-garam anorganik. Dibawahnya terdapat lapisan seperti cosmine, dan lapisan paling dalam adalah isopedine. Berbeda dengan sisik cosmoid, sisik ganoid tumbuh dari atas dan bawah. Sisik ini berbentuk romboid (belah ketupat). Permukaan luar sisik ini tertutup oleh suatu lapisan bercahaya yang disebut ganoin. Ikan yang memiliki sisik tipe ganoid

ini

antara

lain

Polypterus,

Lapisostidae,

Acipenceridae,

dan

Polyodontidae. Bagian sisik yang menempel pada bagian tubuh hanya sebagian, kira-kira separuhnya. Merupaklan sisik yang padat dan ukurannya besar. Sisik ini 10

tersusun rapi dengan pola miring. Penempelannya secara tetanam kedalam sebuah kantong kecil didalam dermis. Sisik yang terlihat adalah bagian belakang (posterior) dengan warna lebih gelap daripada bagian depannya (anterior), karena bagian belakangnya mengandung butir-butir pigmen (chromatophore). Bagian anterior (yang tertanam dalam tubuh) transparan dan tidak bewarna. Susunan sisik yang seperti belah ketupat tersebut akan mengurangi gesekan dengan air sehingga ikan dapat berenang lebih cepat.

Gambar 9. Polypterus Sumber: fishbase, 2012 Bagian-bagian sisik cycloid pada dasarnya sama dengan sisik stenoid. Kedua macam sisik tersebut hanya berbeda dalam bentuk yang meliputi adanya sejumlah duri-duri halus yang disebut ctenii dan dapat ditemukan pada ikan yang sama. Lapisan penyusunnya adalah lapisan tulang lamelar yang tipis, lentur dan ringan, dan lapisan pelat fibriler (jaringan pengikat fibrosa). Sisik ini ditemukan pada golongan ikan teleostei, yang masing-masing terdapat pada golongan ikan berjari-jari lemah (Malacoptrerygii) dan golongan ikan berjari-jari keras (Acanthopterygii). Pertumbuhan pada tipe sisik ini adalah bagian atas dan bawah, tidak mengandung dentine atau enamel dan kepipihannya sudah tereduksi menjadi lebih tipis, fleksibel dan transparan. Penempelannya secara tertanam ke dalam sebuah kantung kecil di dalam dermis dengan susunan seperti genting yang dapat mengurangi gesekan dengan air sehingga dapat berenang lebih cepat. Sisik yang terlihat adalah bagian belakang (posterior) yang berwarna lebih gelap daripada bagian depan (anterior) karena bagian posteriornya mengandung butir-butir pigmen (chromatophore). Bagian anterior (terutama pada bagian tubuh) transparan dan tidak berwarna. Perbedaan antara tipe sisik cycloid dengan ctenoid adalah pada bagian posterior sisik ctenoid dilengkapi dengan ctenii (gerigi kecil). Focus merupakan titik awal perkembangan sisik dan biasanya berkedudukan di tengah-tengah sisik.

11

Gambar 10. Jenis jenis sisik pada ikan Sumber: edubio.info 2.3.2. REPTIL Kulit reptilia mempunyai epidermis dengan stratum korneumyang tebal dan mengandung keratin untukmencegah kekeringan. Stratum corneum pada Reptilia berkembang lebih baik lagi, karena dapat membentuk squama melalui proses kornifikasi. Dermis tipis tersusun dari jaringan pengikat, pembuluh darah, saraf, sel-sel otot dan sel-sel pigmen. Ular mempunyai jaringan pengikat kolagen dalam jumlah banyak sehingga dapat disamak. Tubuh reptil umumnya tertutupi oleh sisik-sisik yang beraneka bentuk, terkecuali anggota suku Amphisbaenidae yang tak bersisik. Sisik-sisik itu dapat berukuran amat halus, seperti halnya sisik-sisik yang menutupi tubuh cecak, ataupun berukuran besar seperti yang dapat kita amati pada tempurung kurakura. Sisik-sisik itu berupa modifikasi lapisan kulit luar (epidermis) yang mengeras oleh zat tanduk, dan terkadang dilengkapi dengan pelat-pelat tulang di lapisan bawahnya, yang dikenal sebagai osteoderm. Beberapa bentuk sisik yang umum pada reptil adalah : sikloid (cenderung datar membundar), granular (berbingkul-bingkul), dan berlunas (memilikigigir memanjang di tengahnya, seperti lunas perahu). Perbedaan bentuk dan komposisi sisik-sisik ini pada berbagai bagian tubuh reptil biasa digunakan untuk mengidentifikasi spesies hewan tersebut. Integument pada reptilia umumnya juga tidak mengandung kelenjar keringat. Lapisan terluar dari integument yang menanduk tidak mengandung sel-sel saraf dan pembuluh darah. Bagian ini mati, dan lama-lama akan mengelupas. Permukaan lapisan epidermal mengalami keratinisasi. Lapisan ini akan ikut hilang apabila hewan berganti kulit. Pada Calotes (bunglon) integument mengalami 12

modifikasi warna. Perubahan warna ini dikarenakan adanya granulea pigment dalam dermis yang terkumpul atau menyebar karena pengaruh yang bermacam - macam. Pada Calotes (bunglon) perubahan ini relatif cepat, karena selalu dibawah kontrol system. Reptilia merupakan salah satu kelas dari vertebrata yang terdiri dari tiga ordo, yaitu Ordo Testudinata (Chelonia), Ordo squamata, dan Ordo Crocodilia/Loricata 2.3.2.1 Ordo Chelonia Kura-kura dan penyu adalah hewan bersisik berkaki empat yang termasuk golongan reptil. Bangsa hewan yang disebut (ordo) Testudinata (atau Chelonians) ini khas dan mudah dikenali dengan adanya ‘rumah’ atau batok (bony shell) yang keras dan kaku. Batok kura-kura ini terdiri dari dua bagian. Bagian atas yang menutupi punggung disebut karapas (carapace) dan bagian bawah (ventral, perut) disebut plastron. Kemudian setiap bagiannya ini terdiri dari dua lapis. Lapis luar umumnya berupa sisik-sisik besar dan keras, dan tersusun seperti genting; sementara lapis bagian dalam berupa lempeng-lempeng tulang yang tersusun rapat seperti tempurung. Perkecualian terdapat pada kelompok labi-labi (Trionychoidea) dan jenis penyu belimbing, yang lapis luarnya tiada bersisik dan digantikan lapisan kulit di bagian luar tempurung tulangnya. Integumen Chelonia sp/kura-kura 1.Carapace (dorsal) Pada bagian carapace (dorsal) terdiri atas nukhal yang merupakan suatu seri dari pelat-pelat tanduk yang letaknya di tengah dari depan belakang berturut-turut yang terletak di bagian atas (antara marginal) berjumlah satu buah. Marginal yang merupakan bagian-bagian yang menjadi pinggir perisai yang berbentuk segi empat dan berjumlah 22. Kostal yang terletak diantara neural dan marginal dan bersatu dengan rusuk. Pigal yang terletak dibagian belakang di antara marginal dan berjumlah dua buah serta neural yang terletak di tengah dan diantara pelat-pelat konstrak, dibagian depan juga berbatasan dengan pigal dan neural berjumlah lima. 2. Plastron 13

Plastron (ventral) terdiri atas gular yang merupakan bagian luar yang paling kecil dan letaknya paling depan dan berjumlah dua buah. Humeral yang merupakan bagian yang terletak diantara gular dan pectoral yang berjumlah dua buah. Pectoral yang terletak diantara humeral dan abdominal serta memiliki jumlah sepasang. Dimana abdominal terletak diantara pectoral dan femoral yang merupakan bagian yang paling besar dari plastron dan berjumlah dua buah serta anal yang terletak paling belakang (setelah femoral) dan berjumlah dua buah. 2.3.2.2 Ordo Squamata Ular sebagaimana reptil lainnya, memiliki sisik-sisik yang menutupi kulitnya. Tubuh ular tertutupi seluruhnya oleh sisik-sisik, yang memiliki beraneka bentuk dan ukuran, tersebut. Sisik-sisik itu berfungsi untuk melindungi tubuh, membantu pergerakan ular, mempertahankan kelembaban, berguna dalam

kamuflase dan

mengubah penampilan, dan untuk beberapa kasus juga membantu dalam menangkap mangsa (misalnya pada ular kadut). Sisik ular juga berevolusi dan berubah untuk melayani fungsifungsi tertentu, misalnya sisik bening serupa kaca arloji yang melindungi mata ular.Serta yang paling aneh mungkin adalah ‘kerincingan’ di ekor ular derik Amerika Utara, yang terbentuk dari sisik-sisik mati yang tertinggal ketika ular melungsung (berganti kulit). Sisik-sisik ular terutama berguna manakala ular bergerak, yakni untuk mengurangi gesekan dengan substrat atau lingkungannya. Gesekan adalah sumber utama kehilangan energi pada pergerakan (lokomosi) ular. Sisik-sisik ventral (perut), yang berukuran besar dan lebar, licin dan minim friksi; sementara pada beberapa jenis ular pohon, sisik-sisik ini memiliki lekuk atau lunas di tepinya yang berguna untuk ‘memegang’ cabang dan ranting pepohonan. Kulit dan sisik-sisik ular membantu mempertahankan kelembaban tubuhnya.Ular juga dapat merasai getaran baik yang berasal dari tanah maupun dari udara, dan mampu membedakannya dengan menggunakan sistem resonansi internal yang rumit, yang 14

kemungkinan melibatkan peranan sisik di dalamnya.Sebagian ularular primitif seperti boa memiliki kepala yang tertutupi oleh sisiksisik kecil tak beraturan. Namun kebanyakan ular memiliki sisik-sisik besar yang menutupi kepalanya, yang disebut perisai (shields). Pola dan susunan perisai-perisai ini berbeda-beda dari spesies ke spesies, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi jenisnya. Sisik ular merupakan modifikasi dan diferensiasi dari lapisan kulit terluar atau epidermis. Sisik-sisik ini terbuat dari keratin, bahan yang sama yang menyusun kuku dan rambut. Tiap sisik memiliki permukaan luar dan dalam, sisik-sisik ini saling menutupi pada pangkalnya, seperti susunan genting. Setiap individu ular menetas dengan jumlah sisik yang tetap; sisik-sisik ini tidak bertambah atau berkurang sejalan dengan bertambahnya umur ular. Meski demikian, sisik-sisik ini bertambah besar ukurannya, dan kadang-kadang berubah bentuknya, setiap kali melungsung. Sisik-sisik ini tertancap sedemikian rupa di kulit di sekitar mulut dan sisi tubuh, memungkinkan kulit itu mengembang sehingga ular dapat menelan mangsa yang berukuran lebih besar dari diameter tubuhnya. Sisik-sisik ular memiliki bentuk dan ukuran yang berbedabeda. Sisik-sisik ini bisa jadi berbutir-butir (granular), datar dan halus, atau berlunas, yakni memiliki tonjolan memanjang serupa lunas perahu. Sering pula sisik-sisik ini memiliki pori, lubang, bintil, atau bentuk-bentuk halus yang dapat diamati dengan mata telanjang maupun yang harus menggunakan mikroskop. Sisik-sisik ular mungkin juga berubah bentuk dengan fungsi khusus, sebagaimana halnya kerincingan (rattle) pada ekor ular derik. Contoh modifikasi yang lain adalah sisik tansparan yang menutupi mata ular. Sisik yang serupa kaca arloji ini dikenal sebagai brille atau spectacle. Sisik ini dianggap sebagai kelopak mata yang menyatu, dan turut mengelupas ketika ular berganti kulit. Sisik-sisik pada tubuh bagian atas atau punggung dikenal sebagai sisik dorsal atau kostal (costal). Sisik-sisik ini tersusun sebagai genting, yang disebut susunan imbrikata (imbricate), serupa dengan susunan sisik pada tubuh kadal dan bunglon. Sisik-sisik dorsal 15

tersusun berderet-deret di sepanjang tubuhnya, deretan berikutnya terletak sedikit bergeser, sehingga sisik-sisik dari satu deret ke deret sebelahnya nampak lurus pada garis diagonal. Kebanyakan jenis ular memiliki deretan sisik yang ganjil jumlahnya, kecuali pada beberapa spesies semisal ular sapi (Zaocys). Sementara, pada beberapa spesies ular laut dan ular-ular akuatik lainnya, sisik-sisik ini berbutir-butir (granular) dan deretannya tak bisa dihitung. Deretan sisik-sisik ini bervariasi banyaknya, biasanya dihitung pada kira-kira tengah panjang tubuh ular. Terkadang dihitung pada tiga tempat, yakni beberapa jauh setelah leher; tengah badan; dan beberapa jauh sebelum anus. Ular Spilotes pullatus memiliki sepuluh deret sisik dorsal pada tengah badan, ular tangkai (Calamaria spp.) memiliki 13 deret, ular sanca antara 65–75 deret, dan ular kadut sekitar 130–150 deret. Kebanyakan ular dari suku Colubridae, yakni suku ular yang terbesar, memiliki 15, 17, atau 19 deret sisik. 2.3.2.3 Ordo Crocodilia/Loricata Ordo Crocodylia mencakup hewan reptil yang berukuran paling besar di antara reptil lain. Kulit mengandung sisik dari bahan tanduk. Di daerah punggung sisik-sisik itu tersusun teratur berderat ke arah ternversal dan mengalami penulangan membentuk perisai dermal. Sisik pada bagian dorsal berlunas, pada bagian lateral bulat dan pada bagian ventral berbentuk segi empat. Contoh buaya irian, Panjang tubuhnya sampai sekitar 3,35 m pada yang jantan, sedangkan yang betina hingga sekitar 2,65 m. Buaya ini memiliki sisik-sisik yang relatif lebih besar daripada buaya lainnya apabila disandingkan. Di bagian belakang kepala terdapat 4–7 sisik lebar (post-occipital scutes) yang tersusun berderet melintang, terpisah agak jauh di kanankiri garis tengah tengkuk. Sisik-sisik besar di punggungnya (dorsal scutes) tersusun dalam 8–11 lajur dan 11–18 deret dari depan ke belakang tubuh. Sisik-sisik perutnya dalam 23–28 deret (rata-rata 25 deret) dari depan ke belakang. 2.3.3. AMFIBIA 16

Amfibi adalah Vertebrata pertama yang menuju ke darat. Karena di darat radiasi sinar matahari lebih tinggi dari pada di air maka Vertebrata terestrial harus mengembangkan stratum corneum (lapisan tanduk) yang dapat melindungi tubuh hewan tersebut dan efek radiasi. Dermis relatif tipis berisi pembuluh darah, saraf, kelenjar. Pembuluh darah dalam jumlah cukup besar pada kulit katak sebab kulit juga berfungsi sebagai alat respirasi terutama pada saat metamorfosis dimana insang sudah mulai mereduksi sedang pulmo belum berkembang penuh. Amfibi bernapas dengan kulitnya yang lembut dan bersih, tanpa bulu, tanpa Sisik. Kulit tersusun atas, epidermis, dan dermis yang terbagi atas jaringan lain. Pada epidermis sebelah bawah merupakan lapisan sel germ yang selalu menghasilkan lapisan jangat yang setiap waktu bisa terkelupas. Tiap bulan selama musim hujan di bawah lapisan jangat dibentuk lapisan jangat baru, sewaktu lapisan jangat yang lama terkelupas telah ada penggantinya. Biasanya kulit jangat yang terlepas ditelan kembali. Pada dermis terdapat jaringan ikat, di sebelah luar jaringan tersebut terdapat jaringan seperti karet busa yang mengandung banyak kelenjar dan pigmen. Bagian sebelah dalam dari dermis terdapat jaringat-jaringan padat berupa jaringan ikat selanjutnya disebalah bawah jaringan dermis terdapat saraf dan pembuluh darah. Kulit Amphibia sangat penting dalam respirasi dan proteksi. Pada kulit amphibi terdapat kelenjar kulit yang terbagi atas dua macam yaitu: 1. Glandulae mucosa (kelenjar lendir ) yang menghasilkan lendir bening untuk memudahkan katak melepaskan diri bila ditangkap. 2. Glandulae toxicon (kelenjar racun) yang menghasilkan zat racun pada tingkat tertentu dapat secara efektif mematikan hewan lain

17

Gambar 11. Kulit Amphibia 2.3.4. AVES Pada umumnya, permukaan tubuh pada aves ditutupi oleh bulu. Pertumbuhan bulu tersebut berasal dari epidermis yang keluar dari permukaan kulit berupa kuncup yang nantinya akan membuka dan menjadi bulu muda dipermukaan kulit yang akan berkembang menjadi bulu dewasa. Tubuh dibungkus oleh kulit yang seolah-olah tak melekat pada otot. Dari kulit akan muncul bulu, yang merupakan hasil pertumbuhan epidermis menjadi bentuk ringan, fleksibel, dan sebagai pembungkus tubuh sangat resisten. Pertumbuhan serupa pada sisik reptilia. Pada mulanya bulu sebagai papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar kuncup bulu itu melekuk kedalam pada tepinya sehingga terbentuk foliculus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang sangat halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu. Sentral kuncup bulu itu mempunyai bagian epidermis yang lunak yang mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dalam proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya. 2.3.4.1 Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi tiga macam yakni :  Filoplumae, sebagai rambut yang diujungnya bercabang-cabang 

pendek halus (hair feather). Plumulae, berbentuk hampir sebagai filoplumae dengan perbedaan



detail (down feathers). Plumae, merupakan bulu yang sempurna (contour feather). 18

2.3.4.2

Menurut letaknya bulu digolongkan menjadi :  Tectrices, yang menutupi badan.  Reetrices, yang berpangkal pada ekor, vexillumnya simetris karena 

berfungsi sebagai komudi. Remiges, yang terdapat pada sayap dan dibagi atas :  Remiges primariae yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacapalia.  Remiges secundariae yang melekatnya secara cubital pada radiol ulna.  Parapterum, yang menutupi daerah bahu.  Ala spuria, sebagai bulu kecil yang menempel pada poluk (ibu

jari). 2.3.4.3 Bagian Bulu  Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.  Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.  Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki 

jaringan. Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis. Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh

vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu. Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya. Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile. Pada burung heron terdapat bentukan bulu yang khusus yang disebut sebagai bulu powder/ bulu bubuk. Bulu ini hampir sama dengan bulu pada umumnya tetapi barbulaenya terpisah menjadi bubuk halus seperti bedak. Fungsi bulu ini belum jelas, tetapi pada saat burung melumasi bulu dengan 19

cara menjilatinya, bulu bubuk membantu mengisolasi panas tubuh dan membantu menghangatkan telur saat pengeraman. Warna bulu dihasilkan oleh butir pigmen, dengan difraksi dan refleksi cahaya oleh struktur bulu atau oleh pigmen dan struktur bulu. Pigmen pokok yang menimbulkan warna pada bulu adalah melanin dan karotenoid. Karotenoid sering disebut dengan lipokrom yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam metanol, eter atau karbon disulfida. Karotenoid terbagi menjadi 2, yaitu zooeritrin (animal red) dan zoosantin (animal yellow). Pigmen melanin terklarut dalam asam. Butir-butir eumelanin beraneka macam yaitu dari hitam sampai coklat gelap. Feomelanin yaitu hampir tanpa warna hingga coklat kemerahan. 2.3.4.4 Sisik Sisik burung terdiri dari keratin yang sama seperti yang terdapat pada paruh, cakar, dan taji. Sisik-sisik ini ditemukan terutama pada jari kaki dan metatarsus, namun pada beberapa burung dapat ditemukan juga di pergelangan kaki. Kebanyakan sisik burung tidak terlalu tumpang tindih, kecuali pada burung raja-udang dan burung pelatuk. Sisik burung dianggap homolog dengan sisik pada reptil dan mamalia. Pada tahap janin, kulit burung mulai berkembang dalam kondisi mulus. Di kaki, stratum, atau lapisan terluar, kulit ini dapat terkeratin, menebal dan sisik mulai terbentuk. Sisik-sisik ini dapat digolongkan dalam. 1. Cancella – sisik sangat kecil, yang hanya berupa penebalan serta pengerasan dari kulit, saling bersilang dengan alur yang dangkal. 2. Reticula – kecil tapi berbeda, terpisah, berbentuk sisik. Ditemukan pada permukaan lateral dan medialmetatarsusayam. Sisik ini terbuat dari alpha-keratin. 3. Scutella – Sisik yang tidak sebesar scute, seperti yang ditemukan pada bagian belakang, dari metatarsus ayam. 4. Scute – sisik terbesar, biasanya ditemukan pada permukaan bagian depan metatarsus dan permukaan dorsal jari. Sisik ini terbuat dari betakeratin seperti pada sisik reptilia. Pada beberapa kaki burung, bulu dapat bercampur dengan sisik. Kantung bulu dapat terletak di antara sisik atau bahkan langsung di bawah sisik, di lapisan dermis kulit yang lebih dalam. Dalam kasus terakhir ini, bulu mungkin muncul secara langsung melalui sisik, dan sepenuhnya akan dilingkari di bidang munculnya oleh keratin sisik. 20

2.3.4.5 Rampoteka dan Podoteka Paruh pada sebagian besar burung wader memiliki ujung saraf yang membantu mereka mendeteksi mangsa yang bersembunyi di bawah pasir yang basah dengan merasakan perbedaan tekanan yang mendadak di dalam air. Semua burung berevolusi dengan memindahkan bagian rahang atas terhubung dengan tengkorak otak. Namun hal ini lebih menonjol dalam beberapa burung dan dapat dengan mudah dideteksi pada burung bayan. Daerah di antara mata dan paruh di sisi kepala burung disebut Lore. Daerah ini kadang-kadang berbulu, dan kulit dapat berwarna, seperti dalam banyak spesies dari keluarga pecuk.Selaput bersisik yang melingkupi kaki burung disebut podoteka.

Gambar . Integumen pada Aves Sumber: Materi Sistem Integumen Vertebrata, 2015

2.3.5. MAMALIA Secara filogenetik, yang disebut mamalia adalah semua turunan dari nenek moyang monotremata (seperti ekidna) dan mamalia therian (berplasenta dan berkantung atau marsupial). 21

Binatang menyusui atau mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan oleh adanya kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu sebagai sumber makanan anaknya. Sistem integumen pada mamalia terdiri dari tiga lapisan. Lapisan terluar adalah epidermis, lapisan bagian tengah adalah dermis dan lapisan yang terdalam adalah hipodermis. Epidermis biasanya terdiri dari tigapuluh lapis sel yang yang berfungsi menjadi lapisan tahan air. Sel-sel terluar dari lapisan epidermis ini biasanya sering terkelupas. Epidermis bagian paling dalam paling sering membelah dan sel anakannya terdorong ke atas (ke rah luar). Pada bagian tengah yaitu bagian lapisan dermis, memiliki ketebalan lima belas hingga empat puluh kali dibanding epidermis. Pada bagian dermis ini, terdiri atas berbagai komponen seperti pembuluh darah dan kelenjar. Untuk bagian lapisan hipodermis, terdiri atas jaringan adipose yang berfungsi untuk menyimpan lemak, penahan benturan dan insulasi. Ketebalan lapisan hypodermis bervariasi pada setiap spesies. Susunan jaringan kulit 2.3.5.1 Epidermis Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan vaskuler.Tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri dari atas sejumlah lapisan sel yang disusun atas dua lapis yang jelas tampak, yaitu selapis lapisan tanduk dan selapis zona germinalis, epidermis tidak berisi pembuluh darah, saluran kelenjar keringat menembus epidermis dan mendampingi rambut.Sel epidermis membatasi folikel rambut, dan di atas epidermis terdapat garis lekukan yang berjalan sesuai dengan papil dermis di bawahnya. Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam):  Stratum Korneum, terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan 

berganti. Stratum Lusidum, lapisan ini berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan, tidak tampak pada kulit



tipis. Stratum Granulosum lapisan ini ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya di tengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik

22

kasar yang dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein 

kaya akan histidin. Stratum Spinosum, pada lapisan ini terdapat berkas-berkas filamen yang dinamakan tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan



malfigi, dan juga terdapat sel langerhans. Stratum Germinativum, pada lapisan ini terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain. Lapisan stratum

germinativum ini merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit. 2.3.5.2 Dermis Pada lapisan dermis terdapat pembuluh darah, pembuluh limfe, folikel rambut, kelenjar keringat, syaraf dan sel fibroblast. Fibroblast ini berfungsi menghasilkan kollagen, yang sangat penting peranannya terhadap kekenyalan dan elastisitas kulit.Selain itu pada lapisan ini juga terdapat reseptor yang berfungsi untuk merasakan sensasi raba dan nyeri. Terdiri dari:  Stratum papilaris yang terletak dibawah stratum germinativum. Membentuk papillae (jonjot) untuk pemberian nutrisi ke epidermis.  Stratum retikularis sususannya sangat berserabut serta menghasilkan chromatopora. 2.3.5.3 Hipodermis Merupakan bagian terdalam dari kulit, yang terdiri dari banyak sel lemak sehingga berfungsi sebagai bantalan terhadap cedera dan membantu dalam mempertahankan panas tubuh. 2.3.5.4 Rambut Pertumbuhan pada rambut meliputi:  Sel stratum germinativum membelah lalu tumbuh kearah corium  Terbentuk papilla, corium bersama pembuluh darah masuk ke papilla membawa bahan (makanan) pembentuk rambut. Rambut sendiri terbagi atas bagian-bagian:  Matriks yang merupakan selubung papilla yang selnya tetap hidup  Ringga rambut yang merupakan bagian dimana sel-selnya mati. 2.3.5.5 Tanduk Beberapa contoh dari tanduk meliputi: 23

 Cula Cula merupakan tonjolan daerah nasal yang dibungkus kulit dengan papilpapil epidermis, contohnya ada pada badak.  Tanduk rusa (antler) Tanduk rusa merupakan penonjolan tulang dari (osfrontalis) dibungkus kulit yang mengalami nekrobiose dan masih tampak pada pangkal.  Tanduk jerapah Dari tulang tanduk (os.corni) yang bersenyawa dengan cranium dan ditutup kulit yang berambut

tulang telanjang.

Gambar . integument mamalia Sumber: Materi Sistem Integumen Vertebrata, 2015

Gambar . Integument Mamalia Sumber: Materi Sistem Integumen Vertebrata, 2015

24

25

BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Sistem Integumen berfungsi sebagai pelindung dan penyesuaian tubuh mahkluk hidup terhadap kondisi luar dan sebagai protektif misalnya melindungi jaringan dibawahnya dari gangguan mekanik. Sistem integument pada vertebrata memiliki perbedaan pada tiap kelasnya. 3.1.1

Integumen Pisces Integumen Pisces tersusun atas: 

Epidermis terdiri atas lapisan sel epidermal yang tidak mengalami keratinasi.



Dermis tersusun dari jaringan ikat fibrosa khususnya serabut elastin dan kolagen, selain itu terdapat khromatofor yang dihasilkan oleh sel penghasil butir-butir pigmen yang terletak diperbatasan epidermis-dermis.

3.1.2

Integumen amphibia Pada amphibia yang belum dewasa, integumen dipergunakan sebagai organ pernafasan, ekskresi karbondioksida terjadi melalui integumen. sebagai alat gerak, misalnya selaput kaki. 

Epidermis tersusun atas sel epitel yang bervariasi, sel epitel yang berukuran besar yaitu sel leydig yang menghasilkan mukus untuk preventif terhadap bakteri.



Dermis mengandung jaringan ikat fibrosa longgar di arah permukaan, dan lebih rapat di bagian dalam.

3.1.3

Integumen Reptil Integumen reptile terdiri atas: 

Epidermis, tersusun atas stratum korneum, stratum granulosum, dan stratum basale. Sisik reptil merupakan hasil keratinasi yang intensif sehingga stratum korneum mengalami penebalan . 26



Dermis, tersusun atas jaringan ikat. Pada jaringan ikat terdapat sel untuk penulangan yang disebut osteoderm, yang berkembang menjadi tulang di daerah abdominal terutama terdapat pada buaya, beberapa kadal dan beberapa reptil yang telah punah.

3.1.4

Integumen aves Integumen aves terdiri atas: 

Epidermis, terdiri atas stratum korneum dengan sel yang berbentuk pipih dan stratum basale yang tersusun atas epitel silindris. Terdiri dari kelenjar minyak dan kelenjar keringat.



Dermis, terutama di dekat folikel bulu banyak tersusun atas kapiler, saraf sensori dan otot polos.

3.1.5

Integumen mamalia Integumen mamalia terdiri atas: 

Epidermis. Epidermis terdiri dari Stratum korneum; stratum lusidum, ; stratum granulosum ; stratum spinosum, stratum basale.



Dermis, ketebalan dermis bervariasi tergantung pada daerah tubuh. Dermis tersusun atas dua lapisan dengan batas yang tidak nyata yaitu, lapisan papilaris tipis dengan jaringan ikat longgar, fibroblas, sel mast, leukosit dan makrofag, lapisan retikuler dengan jaringan ikat yang tersusun atas serabut kolagen, serabut elastis dan retikuler dengan lebih sedikit sel.

Perbedaan sistem integument secara umum pada hewan vertebrata adalah sebagai berikut: 1.

Sistem integumen atau penutup tubuh ikan adalah kulit beserta drivatdrivatnya, seperti sisik dan kelenjar beracun

27

2.

Kulit amfibi adalah permeabel terhadap air dan sarat dengan kelenjar lendir, mencegah kulit dari kekeringan

3.

Tubuh reptil umumnya tertutupi oleh sisik-sisik yang beraneka bentuk, sisiksisik itu dapat berukuran amat halus

4.

Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh

5.

Mamalia memliki integumen yang terdiri dari tiga lapisan: paling luar adalah epidermis, yang tengah adalah dermis, dan paling dalam adalah hipodermis.

3.2 SARAN Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penyusun akan lebih baik lagi dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber yang lebih dapat di pertanggung jawabkan. Sebaiknya lebih banyak lagi dalam mencantumkan gambar, supaya lebih jelas dalam memahami histologi dan anatomi integumen pada hewan vertebrata.

28

More Documents from "Mahwestie Pwarnasoekma"