Inti Jurnal.docx

  • Uploaded by: FitriLutfiWardana
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Inti Jurnal.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,758
  • Pages: 6
Nama

: Fitri Lutfi Wardana

NIM

: 1610313610030

Tugas

: Metode Penelitian

Terkait Fenomena 1. Sebagai pasar yang sedang berkembang (emerging market), pergerakan harga saham di pasar modal Indonesia berfluktuasi relatif tinggi.(Jurnal ke 1) 2. Secara sederhana perubahan harga saham mencerminkan perubahan minat investor terhadap saham tersebut. (Jurnal ke 1) 3. Jika permintaan terhadap suatu saham tinggi maka harga saham tersebut akan cenderung naik, demikian sebaliknya. (Jurnal ke 1) 4. Para investor cenderung menghindari risiko, dengan berinvestasi pada perusahaan yang likuid ini artinya seorang investor sudah berusaha untuk menghindari risiko.(Jurnal Ke 3) 5. Bank BCA, misalnya, yang pada akhir 2010 memiliki harga saham sebesar Rp6.400, maka pada akhir 2011 yang lalu harga sahamnya mencapai Rp8.000, suatu peningkatan sebesar 25 persen (Okezone, 2012). (Jurnal Ke 3) 6. Jika dilihat data keuangan Bank BCA dari tahun 2010 ke tahun 2011, ada informasi yang tidak sesuai dengan teori. (Jurnal Ke 3) 7. Perusahaan selalu berusaha untuk memaksimalkan nilai sahamnya agar banyak investor yang tertarik menanamkan modalnya untuk perusahaan. (Jurnal Ke 5)

Terkait Rasio Profitabilitas 1. Salah satu rasio yang biasa digunakan dalam mengukur tingkat kesehatan perusahaan adalah rasio profitabilitas yang dapat diukur dengan Return on Equity (ROE). (Jurnal ke 1) 2. Menurut Agus (2001) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Untuk itu, biasanya digunakan dua rasio profitabilitas utama, yaitu Return On Equity (ROE) dan Return On Asset (ROA). (Jurnal Ke 3) 3. Dalam penelitian ini hanya difokuskan pada penggunaan rasio ROA, karena penulis ingin melihat sejauhmana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham yang berasal dari aset-aset yang dimiliki perusahaan. (Jurnal Ke 3) 4. Dalam perhitungannya, ROA merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aset perusahaan. (Jurnal Ke 3)

5. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja bank semakin baik, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Sudarini, 2005). (Jurnal Ke 3) 6. Rasio ini biasanya yang sering diperhatikan oleh perusahaan dan investor (Jurnal Ke 5) 7. Perhitungan ROA dan ROE dapat menunjukkan kondisi keuangan secara keseluruhan karena mencakup komponen dari laporan neraca dan laporan laba-rugi, sedangkan rasio profitabilitas yang lain hanya mencakup komponen dari laporan laba-rugi saja. (Jurnal Ke 5) 8. ROA dapat dijadikan sebagai indikator efisiensi perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk memperoleh laba. (Jurnal Ke 5) 9. Tingkat ROE yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan laba bersih yang tinggi. (Jurnal Ke 5)

Terkait Rasio Likuiditas 1. Pada penelitian ini untuk mengukur likuiditas bank digunakan rasio keuangan Loan to Deposit Ratio (LDR). (Jurnal Ke 3) 2. Menurut Kasmir (2002) LDR merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat yang digunakan. (Jurnal Ke 3) 3. Rasio ini berguna untuk mengetahui seberapa besar aset likuid yang bisa diubah menjadi kas untuk membayar tagihan yang tak terduga. (Jurnal Ke 5) 4. Current Ratio merupakan gambaran kemampuan seluruh aktiva lancar dalam menjamin utang lancarnya (Moeljadi, 2006:68). 5. Current Ratio dapat dijadikan sebagai dasar perhitungan dari likuiditas jangka pendek yang paling utama karena mencakup seluruh komponen aktiva lancar dan seluruh komponen hutang lancar tanpa membedakan tingkat likuiditasnya. (Jurnal Ke 5) 6. Penggunaan Quick Ratio akan lebih tajam daripada Current Ratio karena menunjukkan aktiva lancar yang lebih likuid dan tidak bergantung pada persediaan untuk dapat memenuhi hutang lancar dalam jangka pendek. (Jurnal Ke 5)

Terkait Struktur Aktiva Perusahaan 1. Tingkat kesehatan perusahaan juga dapat diukur dari struktur aktiva di perusahaan tersebut. (Jurnal ke 1) 2. Selain perputaran laba dan perputaran aktiva, perubahan selera konsumen juga akan berpengaruh pada perubahan penjualan yang fluktuatif juga. (Jurnal ke 1)

Terkait Indeks LQ 45 1. Saham yang terdaftar dalam indeks LQ 45 akan berubah setiap periodenya bergantung pada tinggi rendahnya perdagangan saham pada emiten-emiten tersebut. (Jurnal Ke 2) 2. Hanya saham yang aktif diperdagangkan saja yang akan masuk dalam indeks LQ 45. (Jurnal Ke 2) 3. Perusahaan yang termasuk dalam LQ45 merupakan urutan yang tertinggi yang mewakili sektornya di Bursa Efek Indonesia. (Jurnal Ke 5) 4. Dikatakan likuid karena pergerakan harga saham dipengaruhi oleh banyaknya transaksi jual beli saham di Bursa Efek Indonesia. (Jurnal Ke 5) 5. Artinya saham tersebut banyak diminati investor. (Jurnal Ke 5)

Terkait Rasio Keuangan 1. Analisis rasio keuangan didasarkan pada data keuangan dan kondisi perusahaan di masa lalu, namun dapat menilai kinerja perusahaan di masa yang akan dating. (Jurnal Ke 2) 2. Oleh karena rasio keuangan (financial ratio) masih menjadi perhatian yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan investasi agar tidak membeli dalam kondisi harga pasar yang lebih mahal dari nilai instrinsik saham (overvalue), maka penelitian ini bertujuan menganalisis kembali pengaruh profitabilitas, kecukupan modal dan likuiditas terhadap harga saham dengan proksi ROA, CAR, dan LDR. (Jurnal Ke 3) 3. Salah satu analisis laporan yang paling umum dilakukan yaitu analisis rasio keuangan. (Jurnal Ke 5) 4. Rasio likuiditas dan profitabilitas perusahaan itu penting, karena rasio-rasio ini akan memberikan informasi yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan perusahaan dalam jangka pendek (Syamsuddin, 2009:40). (Jurnal Ke 5)

Terkait Penelitian Terdahulu 1. Penelitian tersebut antara lain: Penelitian yang dilakukan oleh Auliyah dan Hamzah (2006) mengenai Analisis Perusahaan Industri dan Ekonomi Makro terhadap Return Saham dan Beta Saham Sariah di BEJ menunjukkan bahwa variabel EPS, DPS, CR, ROI tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Prihantini (2009) menunjukkan hasil bahwa variabel ROA dan CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. (Jurnal Ke 2) 2. Penelitian Lufti (2003) dalam Muhammad (2006) menunjukkan bahwa variabel CR, Debt To Total Asset Ratio, NPM, dan ROI merupakan faktor fundamental yang paling berpengaruh terhadap harga saham. (Jurnal Ke 2)

3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Surianti dan Indriantoro (1999) menunjukkan bahwa leverage ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. (Jurnal Ke 2) 4. Dari penelitian-penelitian tersebut menunjukkan ketidak konsitenan pengaruh ROA sebagai indikator profitabilitas perusahaan. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya yang masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut pada perusahaan LQ 45, dengan judul: “Analisis Perbandingan Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan LQ 45.” (Jurnal Ke 2) 5. Misalnya penelitian Wulandari (2005) bahwa variable ROA mempunyai pengaruh secara signifikan dan positif terhadap harga saham, sedangkan penelitian Gede (2009) ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. (Jurnal Ke 3) 6. Perbedaan juga terdapat pada LDR, pada penelitian yang dilakukan oleh Abdullah (2004) LDR berpengaruh negative signifikan terhadap harga saham sedangkan penelitian Efriyanto (2007) LDR berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham(Jurnal Ke 3) 7. Fenomena tersebut tidak sesuai dengan teori Modligiani dan Miller (dalam Husnan: 2001). yang menyatakan bahwa “semakin besar rasio hutang (DER), harga saham semakin naik, yang menunjukkan bahwa sejauh mana pembayaran bunga bisa dipergunakan untuk mengurangi beban pajak, maka penggunan hutang memberikan manfaat bagi pemilik perusahaan”. (Jurnal Ke 4) 8. Teori tersebut diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Feni Pebriana (2013), yang memperoleh hasil bahwaDER berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. (Jurnal Ke 4) 9. Feni mengungkapkan bahwa untuk meningkatkan harga saham maka perusahaan dapat meningkatkan DER-nya, namun perusahaan harus sangat berhati-hati terhadap pergerakan DER karena jika salah memanajemen DER maka akan memberikan sentimen negatif bagi perusahaan. (Jurnal Ke 4) 10. Namun, hasil penelitian dari Gadang Ganggas Rakasetya (2013) sejalan dengan kenyataan, yaitu DER berpengaruh negatif terhadap harga saham. (Jurnal Ke 4) 11. Fenomena yang terjadi pada perusahaan sektor pertambangan tersebut tidak sesuai dengan harapan, sebab rasio profitabilitas dan harga sahamnya mengalami penurunan. (Jurnal Ke 4) 12. Teori yang dikemukakan oleh Ang (1997: 18) menyatakan bahwa, ”semakin besar ROA menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat pengembaliannya semakin besar. (Jurnal Ke 4)

Terkait Laporan Keuangan 1. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.(Jurnal Ke 3) 2. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka (PSAK 1, revisi 2009) Laporan keuangan bisa memenuhi tujuan di atas jika laporan keuangan memiliki kandungan informasi. (Jurnal Ke 3) 3. Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan perusahaan berperan penting dalam pasar modal, baik bagi investor secara individual, maupun bagi pasar secara keseluruhan. (Jurnal Ke 3) 4. Disamping itu informasi laporan keuangan akuntansi sudah cukup menggambarkan sejauh mana perkembangan kondisi perusahaan selama ini dan apa saja yang telah dicapainya. (Jurnal Ke 3) 5. Kinerja perusahaan bisa dilihat dari laporan keuangannya. (Jurnal Ke 5)

Terkait Pasar Modal 1. EMH menyatakan bahwa pasar saham merupakan pasar yang efisien, yaitu kondisi dimana harga sekuritas secara penuh merefleksikan semua informasi yang tersedia (Sir, 2010). (Jurnal Ke 3) 2. Pada kondisi ini, pasar akan memproses informasi yang relevan kemudian pasar akan mengevaluasi harga saham berdasarkan informasi tersebut. (Jurnal Ke 3)

Tekait Saham 1. Menurut Anoraga (2001) dalam Lusiana (2010) harga saham adalah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh bukti penyertaan atau pemilikan suatu perusahaan.(Jurnal Ke 3) 2. Harga saham yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dipasar modal (Jogianto,2007) 3. Abnormal return digunakan untuk melihat pergerakan harga pada rentang sebelum publikasi laporan keuangan, pada saat publikasi dan setelah publikasi laporan keuangan. (Jurnal Ke 3) 4. Saham merupakan salah satu instrumen yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.(Jurnal Ke 4) 5. Tujuan perusahaan melakukan investasi saham adalah untuk memperoleh modal usaha yang akan digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan.Salah satu hal yang harus menjadi fokus pertimbangan seorang investor adalah harga saham. (Jurnal Ke 4)

6. Harga saham yang diharapkan oleh investor adalah harga saham yang stabil dan mempunyai pola pergerakan yang cenderung naik dari waktu ke waktu. (Jurnal Ke 4) 7. Saham merupakan surat berharga yang menunjukkan bukti pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan.(Jurnal Ke 5) 8. Menurut Anoraga (2001) dalam Lusiana (2010) harga saham adalah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh bukti penyertaan atau pemilikan suatu perusahaan. (Jurnal Ke 3)

Terkait Penilaian Kinerja Perusahaan 1. Dalam menilai kinerja perusahaan yang bergerak di perbankan, investor cenderung lebih menilai dari tingkat kesehatan bank yang dapat dinilai dengan menggunakan teknik analisis metode CAMELS (Capital, Assets quality, Management, Earnings, Liquidity, dan sensitivity to market risk), dimana mengacu pada Surat Edaran BI No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 tentang Tata Cara Penilaian Kesehatan Bank dan Peraturan BI No. 6/10/PBI/2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. (Jurnal Ke 3)

Terkait Kecukupan Modal 1. Kecukupan modal pada penelitian ini diwakili oleh Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR merupakan rasio antara modal sendiri terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). (Jurnal Ke 3) 2. CAR merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank. (Jurnal Ke 3)

Related Documents

Inti
April 2020 23
Inti Jurnal.docx
December 2019 23
Inti Raymi.docx
June 2020 15
Inti Ajaran Islam
November 2019 44
Makalah Inti Atom.docx
August 2019 27
Inti 5.docx
April 2020 5

More Documents from "riza rifiya"

Tugas Akhir Fix Lutfi.pdf
December 2019 18
Bab I - Copy.docx
December 2019 8
Inti Jurnal.docx
December 2019 23