Inteligensi.docx

  • Uploaded by: Mayliany Hilman
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Inteligensi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 625
  • Pages: 3
A. Inteligensi (Kecerdasan) 1. Pengertian Inteligensi dan Ciri-ciri Perilaku Inteligensi Inteligensi adalah aktivitas atau perilaku yang merupakan perwujudan dari daya atau potensi tersebut. Ada juga yang mendefinisikan inteligensi sebagai: “Kemampuan untuk berpikir secara abstrak” (Terman); “Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkunganya” (Colvin); ada pula yang mendefinisikan inteligensi sebagai “Intelek plus pengetahuan” (Henmon); “Teknik untuk memproses informasi yang disediakan oleh indra” (Hunt). Ada beberapa definisi yang dirumuskan oleh para ahli, diantaranya sebagai berikut: a) Alfred Binet Alfred Binet, dikenal sebagai pelopor dalam menyusun tes inteligensi, mengemukakan pendapatnya mengenai inteligensi sebagai berikut (Effendi & Praja, 1993): Inteligensi mempunyai tiga aspek kemampuan, yaitu: 1) Direction, kemampuan untuk memusatkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan. 2) Adaptation, kemampuan untuk mengadakan adaptasi terhadap masalah yang dihadapinya atau fleksibel dalam menghadapi masalah. 3) Criticism, kemampuan untuk mengadakan kritik, baik terhadap masalah yang dihadapi maupun terhadap dirinya sendiri. b) Edward Thorndike Sebagai seorang tokoh psikologi koneksionisme, Thorndike mengemukakan bahwa: “intelligence is demonstrable in ability of the individual to make good responses from the stand point of truth or fact” (Inteligensi adalah kemampuan individu untuk memberikan respons yang tepat (baik) terhadap stimulasi yang diterimanya). c) William Stern Stern mengemukakan bahwa:

“Inteligensi merupakan kapasitas atau kecakapan umum pada individu secara sadar untuk menyesuaikan pikirannya pada situasi yang dihadapinya”. Menurut Effendi & Praja (1993), beberapa ciri tingkah laku yang inteligen ialah sebagai berikut. 1) Purposeful behavior, artinya tingkah laku yang inteligen, selalu terarah pada tujuan atau mempunyai tujuan yang jelas. 2) Organized behavior, artinya tingkah laku yang terkoordinasi, semua tenaga dan alat-alat yang diperlukan dalam suatu pemecahan masalah berada dalam suatu koordinasi. Tidak acak-acakan. 3) Physical well toned behavior, artinya memiliki sikap jasmaniah yang baik, penuh tenaga dan tangkas atau lincah. 4) Adaptable behavior, artinya tingkah laku yang luas fleksibel, tidak statis dan kaku, tetapi selalu siap untuk mengadakan penyesuaian/perubahan terhadap situasi yang baru. 5) Success oriented behavior, artinya tingkah laku yang didasari perasaan aman, tenang, gairah, dan penuh kepercayaan akan sukses atau optimis. 6) Clearly motivated behavior, artinya tingkah laku yang dapat memenuhi kebutuhannya dan bermanfaat bagi orang lain atau masyarakat. 7) Rapid behavior, yaitu tingkah laku yang efisien, efektif, dan cepat atau menggunakan waktu yang singkat. 8) Broad behavior, yaitu tingkah laku yang mempunyai latar belakang dan pandangan luas yang meliputi sikap dasar serta jiwa yang terbuka. 2. Hubungan Inteligensi dengan Kreativitas Dalam suatu penelitian yang telah dilakukan di Indonesia terhadap sejumlah ahli psikologi dalam rangka mengetahui ciri-ciri manakah menurut pendapat mereka, mereka paling mencerminkan kepribadian kreatif, diperoleh urutan ciri-ciri sebagai berikut (Munandar, 1997) : a. Mempunyai daya imajinasi yang kuat b. Mempunyai inisiatif c. Mempunyai minat yang luas

d. Bebas dalam berpkir (tidak kaku atau terhambat) e. Bersifat ingin tahu f. Selalu ingin mendapat pengalaman-pengalaman baru g. Percaya pada diri sendiri h. Penuh semangat i. Berani mengambil resiko (tidak takut membuat kesalahan) j. Berani dalam pendapat dan keyakinan. Menurut Dedi Supriadi, kreativitas dan inteligensi mempunyai perbedaan (Supriadi, 1994). Jika menggunakan teori Guilford mengenai structure of intellect (SOI), inteligensi, menurut Supriadi, lebih menyangkut pad acara berpikir konvergen (memusat), sedangkan kreativitas berkenaan dengan cara berpikir divergen (menyebar). (Supriadi,1994). Berbagai studi lain melaporkan hasil yang berbeda-beda mengenai hubungan antara kreativitas dan inteligensi. Pada intinya, penelitian itu membuktikan bahwa sampai tingkat tertentu terdapat hubungan antara inteligensi dan kreativitas. Namun, menurut Getzels dan Jackson, pada tingkat IQ di atas 120, hampir tidak ada hubungan antara keduanya. Artinya, orang yang IQ-nya tinggi, mungkin kreativitasnya rendah atau sebaliknya. Selanjutnya kedua peneliti itu membuat empat kelompok orang, yaitu: ( Getzels dan Jackson) 1. Kreativitasnya rendah, inteligensi rendah 2. Kreativitasnya tinggi, inteligensi tinggi 3. Kreativitasnya rendah, inteligensi tinggi 4. Kreativitasnya tinggi, inteligensi rendah. Dengan demikian, kreativitas dan inteligensi merupakan dua domain kecakapan manusia yang berbeda. Dalam teori yang berlaku dewasa ini, baik inteligensi maupun kreativitas, dijadikan kriteria untuk menentukan bakat seseorang.

More Documents from "Mayliany Hilman"