BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi setiap wanita. Sepanjang daur kehidupan wanita, sudah menjadi kodratnya akan mengalami proses kehamilan, persalinan dan masa nifas. Kehamilan merupakan fenomena normal yang terjadi karena adanya pertemuan sel sperma dengan sel telur di tuba fallopi, kemudian bernidasi dilapisan endometrium yang akan berkembang menjadi janin, lamanya kehamilan normal 280 hari atau 40 minggu. Setelah kehamilan tersebut, maka wanita akan dihadapkan pada sebuah proses persalinan. Proses persalinan merupakan saat yang paling menegangkan dan mencemaskan bagi wanita, apalagi jika persalinan tersebut merupakan persalinan pertamanya. Saat mengetahui dirinya hamil ibu harus beradaptasi dengan berbagai perubahan, mulai dari perubahan fisik sampai perubahan psikologis yang dapat mempengaruhi emosinya. Setelah dihadapkan dengan perubahan-perubahan saat hamil sekarang ibu mulai dihadapkan dengan proses persalinannya, dan pastilah bagi para calon ibu yang baru pertama kali hamil mereka belum mengetahui apa yang harus dilakukan saat persalinan terjadi nanti, mulai dari bagaimana cara mengejan yang baik dan berbagai kecemasan lain yang akan dihadapinya nanti. Selanjutnya, ibu harus menghadapi proses adaptasi fisiologis yang terjadi di periode postpartum. Periode postpartum adalah jangka waktu antara lahirnya bayi dengan kembalinya organ reproduksi ke keadaan normal sebelum hamil. Periode ini sering kali disebut masa nifas atau trimester keempat kehamilan, meskipun masa nifas secara tradisional dikatakan berlangsung 6 minggu, lamanya bervariasi tiap wanita. Perbedaan fisiologis yang terjadi menunjukkan kehamilan seolah kembali terjadi merupakan suatu hal yang normal. Untuk memberikan perawatan selama periode pemulihan yang menguntungkan ibu, bayi, dan keluarga, perawat harus mempunyai pengetahuan mengenai anatomi dan fisiologi dari masa pemulihan tersebut. Beberapa perubahan fisiologi yang dapat terjadi adalah
perubahan pada sistem integumen, respirasi dan endokrin. Hal inilah yang harus dipahami dengan baik oleh perawat. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang kami angkat pada makalah ini adalah : 1. Pengertian perubahan system integument pada ibu hamil ? 2. Apa saja perubahan yang terjadi pada ibu hamil? C. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi dan pengetahuan mengenai perubahan pada sistem integument.
BAB II PEMBAHASAN A. Sistem Integumen
Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut sebagai sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas.Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal). Sistem integumen terdiri dari organ terbesar dalam tubuh, kulit. Ini sistem organ yang luar biasa melindungi struktur internal tubuh dari kerusakan, mencegah dehidrasi, lemak toko dan menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini juga membantu untuk mempertahankan homeostasis dalam tubuh dengan membantu dalam pengaturan suhu tubuh dan keseimbangan air. Sistem integumen adalah garis pertama pertahanan tubuh terhadap bakteri, virus dan mikroba lainnya. Hal ini juga membantu untuk memberikan perlindungan dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. Kulit adalah organ sensorik dalam hal ini memiliki reseptor untuk mendeteksi panas dan dingin, sentuhan, tekanan dan nyeri. Komponen kulit termasuk rambut, kuku, kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf dan otot. Mengenai anatomi sistem yg menutupi, kulit terdiri dari lapisan jaringan epitel (epidermis) yang didukung oleh lapisan jaringan ikat (dermis) dan lapisan subkutan yang mendasari (hypodermis atau subcutis). Selain kulit, ada pula rambut dan kuku yang termasuk kedalam sistem integumen. Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit terutama. Rambut muncul dari epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis. Serta pada kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi melindungi dari kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur. Sistem integumen merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup". Sistem integument berperan dalam homeostasis, proteksi, pengaturan suhu, reseptor, sintesis biokimia dan penyerapan zat. 1.
Kulit Kulit manusia terdiri atas epidermis dan dermis. Kulit berfungsi sebagai alat ekskresi
karena adanya kelenjar keringat (kelenjar sudorifera) yang terletak di lapisan dermis. Kulit
merupakan organ terbesar pada tubuh, mencakup 12-15% berat tubuh dan luas permukaan mencapai 1-2 meter. Gambar. Ciri-ciri kulit, yaitu: o Pembungkus yang elastis yang melindungi kulit dari pengaruh lingkungan. o Organ terbesar pada tubuh, mencakup 12-15% berat tubuh. o Luas permukaan mencapai 1-2 meter. o Tebal rata – rata 1,22mm. o Daerah yang paling tebal : 66 mm, pada telapak tangan dan t. kaki dan paling tipis : 0,5 mm.pada daerah penis. Kulit terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu Epidermis (lapisan bagian luar tipis), Dermis (lapisan tengah), Subkutis (bagian paling dalam).
Epidermis Epidermis terdiri dari sel epitel yang mengalami keratinisasi yang mengandung bahan
lemak yang menjadikan kulit kedap air. Sel superfisial dari stratum ini secara kostan dilepaskan dan diganti. Selain mengandung cairan berminyak. Lapisan ketiga tediri dari sel-sel yang mengandung granula yang mampu merefraksi cahaya dan membantu memberikan warna putih pada kulit. Lapisan keempatmengandung sel yang memproduksi melamin, suatu bahan yang bertindak sebagai perlindunganterhadap pengaruh sinar UV. Epidermis tidak mengandung pembuluh darah, tetapi limfe bersirkulasi dalam ruang interselular. a.
Epidermis memiliki empat lapisan, terdiri dari:
Lapisan basal / stratum germinativum Terdiri dari sel – sel kuboid yang tegak lurus terhadap dermis. Tersusun sebagai tiang pagar atau palisade. Lapisan terbawah dari epidermis. Terdapat melanosit yaitu sel dendritik yang yang membentuk melanin( melindungi kulit dari sinar matahari. b.
Lapisan Malpighi/ stratum spinosum.
Lapisan epidermis yang paling tebal. Terdiri dari sel polygonal Sel – sel mempunyai protoplasma yang menonjol yang terlihat seperti duri.
c.
Lapisan Granular / s. granulosum.
Terdiri dari butir – butir granul keratohialinyang basofilik. d.
Lapisan tanduk / korneum.
Terdiri dari 20 – 25 lapis sel tanduk tanpa inti. Setiap kulit yang mati banyak mengandung keratin yaitu protein fibrous insoluble yang membentuk barier terluar kulit yang berfungsi: 1. Mengusir mikroorganisme patogen. 2. Mencegah kehilangan cairan yang berlebihan dari tubuh. 3. Unsure utam yang mengerskan rambut dan kuku. Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Dalam epidermis terdapat 2 sel yaitu : a.
Sel merkel, fungsinya belum dipahami dengan jelas tapi diyakini berperan dalam
pembentukan kalus dan klavus pada tangan dan kaki. b.
Sel langerhans, berperan dalam respon – respon antigen kutaneus, Epidermis akan
bertambah tebal jika bagian tersebut sering digunakan. Persambungan antara epidermis dan dermis di sebut rete ridge yang berfunfgsi sebagai tempat pertukaran nutrisi yang essensial. Dan terdapat kerutan yang disebut fingers prints.
Dermis (korium) Dermis merupakan lapisan dibawah epidermis. Lapisan ini mengandung pembuluh darah,
akar rambut, ujung syaraf, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat menghasilkan keringat. Banyaknya keringat yang dikeluarkan dapat mencapai 2.000 ml setiap hai, tergantung pada kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu.
Jaringan Subkutan atau Hipodermis / Subcutis o Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak lemak. o Merupakn jaringan adipose sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal seperti otot dan tulang. o Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas. o Sebagai bantalan terhadap trauma.
Tempat penumpukan energi.
2.
Rambut Terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang distal jari
tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir. Terdapat 2 jenis rambut, yaitu: Rambut terminal (dapat panjang dan pendek) Rambut velus( pendek, halus dan lembut). Fungsi rambut antara lain sebagai berikut. a.
Melindungi kulit dari pengaruh buruk:Alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak
mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae) b.
Menyarig udara.
c.
Sebagai pengatur suhu,
d. Pendorong penguapan keringat e.
Indera peraba yang sensitif Rambut terdiri dari akar (sel tanpa keratin) dan batang (terdiri sel keratin). Bagiandermis yang
masuk dalam kandung rambut disebut papil. Terdapat 2 fase : 1)
Fase pertumbuhan (Anagen)
kecepatan
pertumbuhan
rambut
bervariasi
rambut
janggut
tercepat
diikuti
kulit
kepela.Berlangsung sampai dengan usia 6 tahun.90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal mengalami fasepertumbuhan pada satu saat. 2)
Fase Istirahat( Telogen)
Berlangsung lebih dari 4 bulan, rambut mengalami kerontokan. 50 – 100 lembar rambut rontok dalam tiap harinya. Gerak merinding jika terjadi trauma , stress, disebut Piloereksi. Warna rambut ditentukan oleh jumlah melanin . Pertumbuhan rambut pada daerah tertentu dikontrol oleh hormon seks (rambut wajah, janggut, kumis, dada, punggung, di kontrol oleh hormon Androgen)
3.
Kuku
Permukaan dorsal ujung distal jari tangan atau kaki tertdapat lempeng keatin yang keras dan transparan.tumbuh dari akar yang disebut kutikula. Berfungsi mengangkat benda – benda kecil.
Pertumbuhan rata- rata 0,1 mm / hari. Pembaruan total kuku jari tangan : 170 hari dan kuku kaki: 12- 18 bulan.sat perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan individu.
4. a.
Kelenjar – kelenjar pada kulit Kelenjar Sebasea Kelenjar Sebasea berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel rambut
dan batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus lentur dan lunak. b.
Kelenjar keringat
Kelenjar keringat diklasifikasikan menjadi 2 kategori: Kelenjar Ekrin Kelenjar Ekrin terdapat disemua kulit, berfungsi melepaskan keringat sebagai reaksi penngkatan suhu lingkungan dan suhu tubuh. Kecepatan sekresi keringat dikendalkan oleh saraf simpatik.pengekuaran keringat oada tangan, kaki, aksila, dahi, sebagai reaksi tubuh terhadap setress, nyeri, dan lain-lain Kelenjar Apokrin. Kelenjar Apokri terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora, dan bermuara pada folkel rambut. Kelenjar ininaktif pada masa pubertas,pada wanit a akan membesar dan berkurang pada sklus haid. Kelenjar Apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti susu yang diuraikan oleh bajkteri menghasilkan bau khas pada aksila. Pada telinga bagian luar terdapat kelenjar apokrin khusus yang disebut K. seruminosa yang menghasilkan serumen(wax).
B. Perubahan Fisiologis Sistem Integumen pada Ibu Hamil 1. Trimerster I Perubahan keseimbangan hormon dan peregagangan mekanis menyebabkan timbulnya beberapa perubahan dalam sistem integumen selama masa kehamilan. Perubahan yang umum terjadi adalah peningkatan penebalan kulit dan lemak subdermal, hiperpigmentasi, pertumbuhan rambut dan kuku, percepatan aktifitas kelenjar keringat dan kelenjar sebasea, peningkatan sirkulasi dan aktifitas vasomotor. Jaringan elastis kulit mudah pecah, menyebabkan strie-gravidarum, atau tanda regangan.Respon alegri kulit meningkat.
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu, pigmentasi ini disebabkan pengaruh melanophore stimulating hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini adalah salah satu hormon yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, hidung, dikenal sebagai diasmagravidarum. Didaerah leher sering terdapat hiperpigmentasi yang sama juga di areola mammae. Linea alba pada kehamila menjadi hitam dikenal sebagai linea grisea. Linea nigra adalah garis pigmentasi dari simpisis pubisa sampai kebagian atas fundus di garis tengah tubuh. Kulit perut juga tampak seolah-olah retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan disebut striae livide. Setelah partus, striae livide ini berubah menjadi putih disebut striae albicans. Pada seorang multigraviada sering tanpak striae livide dan bersama dengan striae albicans. Angioma atau telengiektasis umumnya disebut vascular spiders. Angioma adalah ujung arteriola yang berdenyut dan sedikit menonjol, berbebtuk kecil seperti bintang atau cabang. Spiders hasil peningkatan kadar estrogen dalam sirkulasi, biasanya ditemukan di leher, daa, lengan. Spiders juga dideskripsikan berwarna kebiruan dan tidak hilang bila ditekan. Vascular spiders terlihat pada bulan ke-2 – ke-5 kehamilan pada 65% wanita kulit putih dan 10% wanita afrka-amerika. Biasanya hilang setelah melahirkan. Bercak berbatas tegas atau mottling difus yang berwarna kemerahan tanpak pada permukaan telapak tangan 60% wanita hamil berkulit putih dan 35% wanita afrika=amerika. Epulis ialah suatu noddul berwarna merah pada gusi yang mudah berdarah lesi ini dapat imbul pada sekitar bulan ke-3 dan biasasanya terus memebesar seiring kemajuan kehamilan. Pertumbuhan kuku mengalami percepatan selama masa hamil. Kulit berminyak dan acne vulgaris dapat timbul selama kehamilan. Pada wanita lain, kulit bersih dan kulit berseri. Dapat terjadi peningkatan pertumbuhan rambut halus, tapi akan hilang setelah kehamilan berakhir. 2. Trimester II Akibat peningkatan hormon estrogen dan progesteron, kadar MSH pun meningkat. Pada terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh MSH dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae-gravidarum livide atau alba, areola mammae, papila mammae, linea nigra, pipih (chloasma gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang. 3. Trimester III
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha perubahan ini dikenal dengan striae gravidarum. Pada mutipara selain striae kemerahan itu sering kali di temukan garis berwarna perak berkilau yangmerupakan sikatrik dari striae sebelumnya. Pada kebanyakan perempuan kulit digaris pertengahan perut akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang di sebut dengan linea nigra. Kadang-kadang muncul dalam ukuran yang variasi pada wajah dan leher yang disebut dengan chloasma atau melasma gravidarum, selain itu pada areola dan daerah genetalia juga akan terlihat pigmentasi yang berlebihan.Pigmentasi yang berlebihan biasanya akan hilang setelah persalinan.
C. Penyakit Kulit Pada Kehailan
Prurigo pada kehamilan Lesi-lesi ini memiliki banyak nama. Menurut Shornick (1998), penyakit ini mencakup prurigo
gestasionis dan dermatitis papular, yang tampaknya adalah varian-varian dari penyakit yang sama dan tidak spesifik untuk kehamilan. Varian yang ringan dan lebih sering ditemukan, prurigo gestasionis, ditandai dengan lesi-lesi kecil, gatal, dan cepat mengalami ekskoriasi yang terletak di lengan bawah dan badan. Lesi biasanya muncul pada minggu ke 25 sampai 30, dan tidak dijumpai vesikel atau bula. Dermatitis papular, yang diuraikan oleh Spangler dkk. Pada tahun 1962, adalah dermatitis pada kehamilan tahap lanjut yang jarang dijumpai. Penyakit ini ditandai dengan erupsi pruntik generalisme. Lesi tampak sebagai papula-papula lunak, berwarna merah, ungu sampai merah-coklat, dengan sebagian memiliki krusta hemoragik di bagian tengahnya. Prutus biasanya dapat dikendalikan dengan antihistamin dan krim kortikosteroid. Hasil perinatal tampaknya tidak terganggu oleh sindrom ini (Vaughan Jones dan Black, 1999).
c
Herpes gestasionis
Erupsi kulit berlepuh yang gatal ini biasanya timbul pada wanita nulipara pada kehamilan tahap lanjut, walaupun dapat juga muncul sejak awal kehamilan atau sampai seminggu postpartum. Herpes gestasionis kadang-kadang menyertai penyakit frofoblastik gestasional. Penyakit ini, yang juga disebut sebagai pemfigoid gestasionis, serupa dengan pemfigoid bulosa yang dijumpai pada pasien lansia (Fine, 1995). Secara imunologis, penyakit ini tidak dapat diberdakan dari pemfigoid
bulosa (Nousari dan Anhalt, 1999; Triffet dkk., 1999). Dengan demikian herpes gestasionis yang spesifik organ (Engineer dkk., 2000). Herpes gestasionis yang berat dapat berakibat serius, tetapi untungnya hal ini jarang dijumpai.
Impetigo herpetiformis
Ini adalah suatu erupsi pustular yang jarang dan mungkin timbul pada kehamilan tahap lanjut. Sebagian penulis menganggapnya sebagai suatu bentuk psoriasis pustulosa yang timbul bersamaan dengan kehamilan,s sementara penulis lain menganggapnya sebagai suatu dermatosis kehamilan ersendiri (Arionson dan Alaska, 1995). Oumeish dkk. (1982) melaporkan seorang wanita yang mengalami sekambuhan dermatosis ini pada sembilan kehamilannya. Pada tiga kehamilan terjadi hidrosefalus janin. Juga terjadi dua kematian perinatal yang sebabnya tidak diketahui. Wanita ini juga mengalami lesi kulit khas saat mendapat kontrasepsi oral estrogen-progesteron. Tanda utama lesi impetigo herpetiformis adalah pustula-pustula steril yang terbentuk di sekeliling tepi bercak eritematosa. Lesi-lesi eritematosa biasanya dimulai di daerah lipatan dan meluas ke perifer. Selaput lendir biasanya terkena. Lesi histologi khasnya adalah mikroabses. Rongga mirip spons di epidermis, yang terisi oleh neutrofil, diberi nama pustula spongiformis Kogoj. Pruritus tidak parah, tetapi sering timbul gejala konstitusi. Selain mual, muntah, diare, serta menggigil dan demam, sering terjadi hipoalbuminemia dan hipokalsemia. Walaupun pada awalnya steril, pustula dapat terinfeksi sekunder setelah pecah, dan sepsis merupakan penyulit yang serius. Terapi berupa kortikosteroid dan antimikroba sistemik untuk mengobati infeksi sekunder dan sepsis. Penyakit mungkin menetap selama beberapa minggu sampai beberapa bulan setelah melahirkan. Morbiditas dan mortalitas janin berkaitan dengan keparahan infeksi pada ibu, tetapi mungkin terjadi bahkan pada penyakit yang sudah terkendali (Vaughan-Jones dan Black, 1999; Wolf dkk., 1995). Klosasma kehamilan (topeng kehamilan) biasanya menghilang pada akhir kehamilan. Hiperpigmentasi areola dan linea nigra mungkin tidak akan menghilang sepenuhnya setelah melahirkan. Beberapa wanita akan mempunyai warna yang lebih gelap secara permanen pada area tersebut. Strinea gravidarium (stretch marks) di payudara, abdomen, panggul, dan paha akan memudar tapi biasanya tidak menghilang.Abnormalitas pembuluh darrah seperti spider angioma (nevi), eritema palmar, dan epulis secara umum akan menghilang sebagai renspons terhadap penurunan estrogen yang cepat setelah melahirkan. Untuk beberapa wanita, spider nevi akan menetap.Pertumbuhan rambut akan menjadi lambat pada periode postpartum. Beberapa wanita
dapat mengalami rambut rontok karena rambut yang rontok sementara lebih banyak daripada rambut yang tumbuh. Rambut-rambut halus yang banyak pada saat hamil akan menghilang setelah melahirkan. Meski demikian, rambut yang kasar yang muncul selama kehamilan biasanya menetap. Kuku akan kembali ke konsistensi dan kekuatannya seperti sebelum hamil.Perubahan pada sistem integumen yang paling terlihat adalah munculnya keringat berlebih. Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena Melanophore Stimulating Hormon Lobus hifofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada aerola mamae, papila mamae, linea nigra, chloasma gravidarum. Setelah persalinan, hiperpigmentasi akan menghilang.
A.Chloasma Gravidarum
1. Definisi Chloasma Gravidarum Chloasma juga dikenal sebagai melasma atau seboroik melanosis adalah istilah yang digunakan untuk perubahan warna kulit pigmen. Biasanya ini terjadi dalam coklat kekuniangan patch atau bintik-bintik, yang diintensifkan oleh paparan sinar matahari. Chloasma terjadi selama kehamilan, dan penggelapan kuliy biasanya terjadi selama 16 minggu usia kehamilan. Lesi dapat menghilang setelah melahirkan, namun muncul lagi selama kehamilan berikutnya pada kondisi lain, lesi terkadang tidak dapat hilang meski bertahun-tahun setelah melahirkan. 2. Penyebab Chloasma Gravidarum Hyperpigmentasi kadang-kadang terdapat pada kulit muka (pipi) disebut chloasma gravidarum. Pada umumnya setelah partus selesai, gejala hyperpigmentasi ini menghilang. Sebab terjadinya hyperpigmentasi belum jelas, mungkin ada hubungan dengan faktor organik, yaitu alergi, masuknya vili khorialis dalam sirkulasi, perubahan metabolik akibat hamil, dan resistensi ibu yang menurun. Pengaruh hormon estrogen dan progenteron adalah salah satu penyebab chloasma gravidarum. Kejadiannya dapat dikaitkan dengan efek dari hormon karena kehamilan, pengaruh pil kontrasepsi dan gangguan siklus menstruasi.
3. Patofisiologi Chloasma Gravidarum a. Chloasma diwujudkan sebagai hiperpigmentasi bermotif wajah, dengan patch bulat atau oval, kuning mud sampai hitam, setelah tidak jelas margin. b. Lesi tidak menunjukkan gejala di mana kulit tidak menunjukkan perubahan lainnya. c. Lesi biasanya muncul pada beberapa bagian kulit seperti: 1) Batang hidung 2) Kedua pipi 3) Bibir atas 4) Dahi (daerah linier tepat di atas alis sering terlibat) Meringankan Chloasma Untuk meringankan chloasma yang terjadi pada saat kehamilan, ada beberapa hal yang dapat Moms lakukan seperti: 1. Konsumsi makanan sehat Cara pertama mengatasi chloasma adalah dengan mengonsumsi makanan sehat yang mengandung asam folat. Beberapa studi menunjukkan, kekurangan asam folat berhubungan dengan terjadinya hiperpigmentasi seperti penyebab tanda kehamilan. Makanan yang mengandung asam folat di dalamnya antara lain sayuran hijau, roti yang terbuat dari gandum utuh, dan sereal gandum utuh. 2. Hindari sinar matahari Sebisa mungkin, Moms harus berusaha menghindari paparan sinar matahari. Bila hal ini tak memungkinkan, gunakanlah tabir surya, baju berlengan panjang, topi atau kacamata hitam saat bepergian. 3. Konsultasi pada dokter Untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik, konsultasikan dengan dokter mengenai perawatan kulit wajah. Karena dokter akan memberikan krim atau obat lain yang dapat memberikan mengobati chloasma tersebut. Bagaimana Bila Chloasma Tak Menghilang? Chloasma atau kondisi yang juga disebut “topeng kehamilan” ini biasanya menghilang setelah melahirkan. Apabila flek tak menghilang dalam waktu lama setelah melahirkan, kemungkinan flek ini sudah menetap menjadi penyakit melasma atau pigmentasi kulit yang berlebihan. Bila sampai terjadi, jalan satu-satunya adalah Moms harus berobat ke dokter spesialis kulit. Flek tersebut perlu diperiksa lebih lanjut, karena apabila flek yang timbul pada wajah ternyata dalam, tindakan yang biasa dilakukan adalah dengan laser. Namun bila flek tersebut tidak terlalu dalam maka dokter biasanya menyarankan untuk memakai krim.
B.Striae Gravidarum
1. Definisi Striae Gravidarum Striae gravidarum merupakan tanda parut yang berupa guratan-guratan putih yang memanjang dengan pola yang tidak beraturan. Striae gravidarum ini terbentuk karena adanya peregangan pada kulit sedangkan jaringan elastisnya pada bagian bawah kulit robek akibat adanya peregangan tersebut. Untuk ibu hamil, tentunya sangat rentan terkena striae gravidarum, karena kulit banyak mengalami peregangan akibat adanya pembesaran kehamilan dari bulan ke bulannya. Tampak jelas pada bulan ke 6-7. Terdiri dari arteiole tengah yang datar atau sedikit meningkat dengan radiasi cabang kapiler yang menyebar; paling jelas didaerah-daerah kulit yang dialiri darah dari vena cava superior (sekitar mata, leher, kerongkongan, dan lengan) Menurut penelitian American Academy of Dermatology, lebih dari 90% wanita memiliki striae gravidarum ketika masa kehamilan mereka mencapai usia 6 sampai 7 bulan. Striae gravidarum sendiri muncul akibat adanya peregangan lapisan dasar kulit selama kehamilan dan biasanya kemunculannya ditandai dengan dengan garis berwarna merah muda atau keunguan pada bagian perut atau dalam beberapa kasus juga terdapat di bagian dada dan paha. Untungnya, garisgaris ini akan memudar dan berubah warna menjadi perak seiring dengan berjalannya waktu yang membuat garis-garis ini menjadi samar dan tidak terlalu terlihat. Kita ketahui bahwa kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan yang teratas epidermis, lapisan tengah dermis, dan lapisan yang ketiga atau terdalam adalah subcutan. Munculnya striae gravidarum ini sangat berpengaruh dengan lapisan dermis, karena lapisan ini berfungsi untuk mendukung kulit, dan menjaganya agar tetap mulus. Lapisan ini, terdiri dari jaringan elastis yang membuat kulit mampu meregang sesuai kebutuhan tubuh. Tapi bila tubuh semakin membesar dalam tempo singkat, seperti saat hamil, serat ini akan melemah dan akhirnya pecah akibat kulit yang menipis. Karena itu, munculnya striae gravidarum ditandai dengan menyebarnya pembuluh darah melalui lapisan dermis ke lapisan kulit epidermis yang menipis. Striae gravidarum merupakan hal yang wajar, karena wanita hamil mengalami pembesaran pada perut sebagai tanda berkembangnya janin di dalam rahim. Wanita hamil juga biasa
mengalami kenaikan badan yang cukup signifikan. Rata-rata, minimal kenaikan berat badan 10 kg terjadi pada wanita hamil. Sehingga kulit meregang tidak hanya pada bagian perut, juga pada lengan, payudara, pinggul, paha, dan bokong. Striae gravidarum terbentuk akibat tidak mampunya lapisan dalam kulit atau dermis yang terdiri dari serat-serat elastis yang disebut elastin atau kolagen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan rentang kulit yang terjadi pada masa kehamilan. Jaringan yang rusak tersebut akan terhubung dengan lapisan bawah kulityang akhirnya membentuk striae gravidarum. Keadaan striae gravidarum pada kehamilan itu sendiri lebih banyak dipengaruhi oleh perubahan kondisi hormon kehamilan dan peregangan dinding perut yang berlebihan. Striae gravidarum adalah garis yang terlihat pada kulit perut wanita hamil. Striae atau guratan, terjadi pada hampir 90% ibu hamil, guratan di perut ini terjadi akibat peregangan kulit sejalan dengan membesarnya rahim dan dinding perut. Sebenarnya, guratan tidak hanya muncul di perut, tetapi juga bisa muncul di payudara dan paha. Guratan yang muncul bentuknya mirip garis-garis berlekuk di permukaan kulit dengan warna agak putih. Terkadang muncul juga rasa gatal di guratan dan sekitarnya. Guratan ini biasanya berkurang dan lama-kelamaan akan memudar. Tak sedikit ibu yang mengeluh soal striae gravidarum saat hamil dan setelah melahirkan. Ya, selain tidak nyaman di tubuh, penampilan pun jadi tergores keindahannya. Walau tak bisa dihilangkan 100 persen, keberadaannya bisa diminimalisasi dengan perawatan kulit sejak dini. 2. Cara Mencegah atau meminimalisir Striae Gravidarum Cara terbaik yang bisa ibu hamil lakukan adalah dengan mencegah atau meminimalisir striae gravidium dengan kebiasaan sehari-hari, seperti: 1. Cukupi kebutuhan ibu hamil akan konsumsi air putih. Ibu hamil harus di biasakan mengkonsumsi air putih minimal 8 gelas sehari, hal ini dapat membantu kulit menjaga elastisitasnya sehingga diharapkan dapat meminimalisir terjadinya striae gravidarum. Selain itu untuk menambah elastisitas kulit, ibu hamil bisa menggunakan pelembab di area yang rawan terkena. 2. Jaga kondisi kenaikan berat badan ibu hamil selama kehamilan jangan sampai mengalami kenaikan yang terlalu drastis. Selama kehamilan kenaikan normal berat badan ibu hamil antara 12 - 15. Jika kenaikan berat badan terlalu drastis, selain kurang baik bagi kehamilan, juga tentunya kulit akan terlalu banyak mengalami peregangan yang menyebabkan ibu hamil rentan akan terkena striae gravidarum. 3. Konsumsi makanan yang sehat juga makanan yang berserat seperti sayuran dan buah-buahan dapat membantu mencegah terjadinya striae gravidarum. Selain itu konsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin A, E dan C seperti wortel, susu atau telur. 4. Jangan menggaruk kulit yang gatal pada bagian yang sering timbul striae gravidarum. Karena garukan akan menarik dan meregangkan kulit lapisan luar dan tengah sehingga akan lebih membantu terjadinya striae gravidarum. 5. Gunakan emollient topical/ antipruritic jika ada indiaksinya
Areola mamae
Areola adalah daerah gelap di sekitar puting payudara, yang dapat melebar atau lebih gelap selama kehamilan. Dalam ilmu anatomi, areola, yang kata jamaknya areolae, berasal dari bahasa latin area yang berarti "tempat terbuka", digunakan untuk menjelaskan kulit berwarna gelap yang mengelilingi puting payudara manusia (areola mammae).terdapat Lubang-lubang kecil lain di areola, lubang tersebut adalah kelenjar sebaceous yang dikenal dengan kelenjar Montgomery yang menyediakan pelumas untuk menjaga kelembapan area disekitar puting saat dihisap bayi ataupun dipompa.Bentuk dan ukuran areola juga sangat beragam, pada wanita dewasa biasanya lebih lebar dari pria ataupun gadis sebelum masa pubertas.Areola manusia hampir semuanya berbentuk lingkaran, namun banyak pria yang memiliki areola berbentuk elips.Diameter areola pria kebanyakan sekitar 2,5 cm, sedangkan wanita dewasa rata-rata 3 cm, wanita yang pernah melahirkan sekitar 10 cm. Sedangkan wanita yang sedang menyusui atau memiliki payudara yang lebih besar cenderung memiliki areola yang lebih besar. Saat janin tumbuh di dalam rahim, payudara mulai memproduksi ASI untuk bayi yang akan lahir dengan menambah lebih banyak estrogen dan progesteron. Peningkatan hormon kehamilan ini membuat payudara jadi terasa sakit, bengkak, dan lebih sensitif. Areola juga menjadi lebih gelap. Puting susu hitam selama hamil hanya bersifat sementara. Setelah kehamilan dan menyusui, warna puting susu Anda akan kembali seperti semula. Linea nigra atau linea alba
Garis hitam di perut saat hamil merupakan titik pertemuan jaringan ikat otot perut. Sebenarnya, garis ini mungkin sudah ada di perut Anda sebelum hamil. Tapi, garis ini berwarna lebih terang atau pucat menyerupai kulit Anda atau disebut dengan linea alba sehingga Anda tidak menemukannya. Dan, kemudian garis ini berubah warna menjadi lebih gelap selama kehamilan dan disebut linea nigra. Linea nigra (garis hitam di perut saat hamil) biasanya membentang di perut Anda dari sekitar pusar sampai tulang kemaluan. Serta, mempunyai lebar sekitar 0,6-1,3 cm. Garis hitam ini biasanya mulai muncul saat kehamilan Anda sudah besar, sekitar usia kehamilan 5 bulan atau mungkin lebih awal. Tidak semua ibu hamil memiliki linea nigra pada perutnya, terutama jika kulit ibu hamil sangat putih dan pucat. Namun, tidak memiliki linea nigra bukan berarti ada sesuatu yang salah dalam tubuh Anda. Ada atau tidak ada linea nigra yang muncul bukan menjadi masalah untuk ibu hamil. Ini hanya tentang bagaimana tubuh ibu hamil merespon perubahan hormon tertentu saat kehamilan.Linea nigra muncul karena terjadi perubahan hormon pada tubuh ibu hamil. Peningkatan hormon estrogen dan progesteron merupakan faktor utama penyebab munculnya garis hitam ini. Hormon-hormon ini menstimulasi melanosit untuk memproduksi melanin, pigmen warna yang membuat kulit berwarna gelap. Tidak itu saja, hormon ini juga yang bertanggung jawab terhadap perubahan warna di sekitar puting susu (areola) yang menjadi lebih gelap. Selama trimester kedua kehamilan, tubuh menghasilkan hormon kehamilan lebih banyak, sehingga produksi melanin atau pigmen yang mengubah warna kulit juga menjadi lebih banyak. Hal ini membuat linea alba yang sudah Anda miliki sebelumnya berubah warna menjadi lebih gelap dan muncul menjadi linea nigra. Ibu hamil yang mempunyai warna kulit lebih gelap mungkin akan mempunyai linea nigra dengan warna yang lebih menonjol dibandingkan ibu hamil yang mempunyai kulit berwarna lebih terang. Namun, Anda tidak perlu khawatir dengan kemunculan linea nigra karena garis ini kemudian akan hilang dengan sendirinya setelah Anda melahirkan bayi Anda.
Linea nigra memang tidak bisa dihindari karena terjadi secara alami. Garis ini tetap ada di perut meski setelah Anda melahirkan. Meski perlahan hilang tapi butuh waktu yang lama. Jadi untuk wanita yang sering memperlihatkan bagian perut, garis ini akan jadi masalah. Apalagi linea nigra akan bertambah gelap bila terkena sinar matahari. Anda bisa coba ikuti tips berikut untuk membuat garis berwarna lebih terang dan hilang lebih cepat. Minyak kelapa murni sangat efektif mencerahkan linea nigra, juga stretch marks setelah kehamilan. Mulai gosokkan minyak kelapa di perut sejak kehamilan dan terus lanjutkan setelah melahirkan. Minyak kelapa memilki kemampuan melembabkan yang membantu mencegah dan mencerahkan linea nigra. Tidak hanya itu, Anda juga bisa gunakan minyak kelapa untuk kulit kering dan gatal. Gel vitamin E. Benda ini mudah didapat dan tersedia di toko obat. Anda bisa menggosokkan gel ke perut untuk mencerahkan kulit. Vitamin E jadi bahan terbaik yang digunakan untuk meremajakan kesehatan dan kecantikan. Vitamin E ditemukan pada makanan seperti daging, susu, dan telur. Vitamin E juga bisa diperoleh dari suplemen berupa kapsul dan gel. Yang perlu Anda lakukan adalah menggosokkan gel ke kulit perut dan dalam beberapa minggu lihat perubahannya menjadi lebih cerah. Scrubber. Linea nigra disebabkan oleh pigmentasi kulit dan sel kulit perlahan mati setelah periode waktu tertentu. Anda bisa gunakan scrubber untuk mengangkat sel kulit mati agar sel baru bisa menggantikan lapisan atas perut Anda. Pastikan memilih scrubber yang bisa mengelupas kulit gelap Anda. Apakah linea nigra bisa untuk memprediksi jenis kelamin bayi? Banyak orang mengira bahwa garis hitam yang muncul di perut selama kehamilan dapat memprediksi jenis kelamin bayi yang akan lahir. Katanya, jika garis membentang dari tulang kemaluan sampai ke pusar, maka jenis kelamin bayi Anda adalah perempuan. Dan, jika garis membentang sampai ke bagian bawah tulang rusuk, maka Anda akan mempunyai anak laki-laki. Ada juga yang mengatakan bahwa jika linea nigra muncul maka bayi Anda berjenis kelamin lakilaki.Namun, ini semua hanyalah mitos yang tidak perlu Anda percayai. Adanya linea nigra pada perut Anda bukan berarti dapat menunjukkan jenis kelamin bayi yang Anda kandung. Anda mempunyai kesempatan yang sama untuk mempunyai bayi perempuan atau laki-laki pada setiap kehamilan.
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
https://id.pdfcoke.com/doc/293817623/Sistem-Integumen-Pada-Ibu-Hamil http://www.bayisehat.com/kehamilan/440-melasma-chloasma-topeng-kehamilan.html https://id.wikipedia.org/wiki/Areola https://glitzmedia.co/post/relationship/pregnancy/kenali-penyebab-linea-nigra-garis-hitamvertikal-di-perut-ibu-hamil https://jurnal.ugm.ac.id/jkr/article/download/38548/22172