KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam yang kepada-Nya kita menyembah dan kepada-Nya pula kita memohon pertolongan. Shalawat serta salam kepada Nabi Junjungan kita yakni Nabi Muhammad saw Khatamun Nabiyyin, beserta para keluarga dan sahabat serta seluruh pengikutnya hingga akhir zaman. Dengan rahmat dan hidayah dari Allah SWT kami diberikan kemampuan untuk menyelesaikan tugas dari Dosen untuk membuat makalah yang memuat materi tentang “Insecta”. Ucapan terimakasih penyusun sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini. Kami menyadari
bahwa
makalah ini kurang sempurna, maka dari apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini mohon dimaafkan dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amin.
Palangka Raya, Maret 2016
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................................ 1 B.
Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
C.
Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2
D. Metode Penulisan ........................................................................................ 2 BAB II PEMBAHASAN A. Ciri-ciri Umum Insekta ............................................................................... 3 B.
Anatomi dan Fisiologi Insekta .................................................................... 5
C.
Klasifikasi Kelas Insekta ........................................................................... 11
D. Morfologi Insekta ...................................................................................... 14 E.
Habitat dan Ekologi Insekta ...................................................................... 17
F.
Peranan Insekta ......................................................................................... 18
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................................ 19 B.
Saran .......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Serangga; Insekta termasuk ke dalam kelompok arthropoda, sub filum hexapoda (hewan berkaki enam). Insekta merupakan kelas dengan dan jumlah terbanyak di dunia. Hewan ini dapat ditemukan hampir di seluruh bagian biosfer, kecuali air laut. Insekta dapat ditemukan di dalam tanah, udara, air tawar, dan ektoparasit pada organisme lain. Tubuhnya berusa-ruas dan terdiri dari kepala, dada, dan perut. Di bagian dada terdapat tiga pasang kaki. Di bagian kepala terdapat sepasang mata faset (majemuk) yang terdiri atas beberapa omatidium (mata tunggal), sepasang antena (sebagai alat peraba), dan tiga pasang mulut (rahang muka, rahang mulut, dan rahang belakang. Insekta bernapas dengan menggunakan trakea. Oksigen diserap langsung oleh jaringan, darah hanya berfungsi menyebarkan makanan. Darah berwarna kuning, hijau atau jernih. Sebagian insekta selama hidupnya mengalami metamorphosis atau perubahan bentuk. Contoh insekta yang tidak mengalami metamorphosis adalah insekta dari ordo thysanura, subkelas apterygota (contohnya kutu buku). Contoh insekta mengalami metamorphosis tidak sempurna adalah insekta dari ordo diptera, superordo endopterygota, dan sub kelas pterygota (contohnya nyamuk).
B. Rumusan Masalah 1. Apasaja ciri-ciri umum Insekta ? 2. Bagaimana anatomi dan fisiologi(sistem gerak, respirasi, pencernaan, reproduksi) Insekta ? 3. Bagaimana klasifikasi kelas insekta ? 4. Bagaimana morfologi insekta ? 5. Bagaimana habitat dan ekologi pada Insekta ?
1
2
6. Apasaja peranan Insekta dalam kehidupan manusia ? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui ciri-ciri umum Insekta. 2. Untuk mengetahui anatomi dan morfologi pada Insekta. 3. Untuk mengetahui klasifikasi pada Insekta. 4. Untuk mengetahui fisiologi pada Insekta. 5. Untuk mengetahui habitat dan ekologi Insekta. 6. Untuk mengetahui peranan Insekta bagi kehidupan manusia. D. Metode Penulisan 1. Metode kepustakaan (library search). 2. Metode penelusuran internet (web search).
BAB II PEMBAHASAN
A. Ciri-ciri Umum Insekta Insect dapat dibedakan dari anggota atropoda lainnya karena ada 3 pasang kaki (sepasang pada tiap segmen toraks). Kebanyakan insecta mempunyai 2 pasang sayap yang bertaut pada segmen ke 2 dan ke 3 dari toraks, yang lainnya mempunyai 1 pasang sayap pada segmen ke 2 (mesotoraks), atau tidak bersayap. Beberapa insect berukuran kecil mikroskopis (0,25 mm), tetapi umumnya berukuran 2-40 mm. insect terpanjang adalah pharmacia serratipes (260 mm). sedangkan insect fosil (meganeura) dengan sayap berkembang panjangnya 700 mm (Mukayat Djarubito Brotowidjoyo, 2000) Sayap bertekstur yang bermodifikasi macam-macam, menyangkut bentuk, ukuran besarnya, dan kemajemukan venasi. Pada insect yang bersayap 2 pasang sayap belakang mungkin (pada toraks segmen ke 3) diganti dengan halter, yaitu organ vestigial (rudimenter). Kepala, dada, abdomen pada insect terlihat jelas. Abdomen, secara eksternal, bersegmentasi menjadi 6-11 metamer. Ada sepasang antena, dan 3 pasang alat mulut primitive serupa rahang. Alat mulut itu mungkin mandibula (sebagai rahang penggigit yang sebenarnya), atau bermodifikasi menjadi alat mulut untuk mengisap. Pada umumnya rahang pengigit itu berbentuk tipikal seperti pada bangsa-bangsa ordo primitif, atau seperti pada stadium larva pada bangsa-bangsa yang lebih kompleks. Respirasi pada insect biasa menggunakan trakea yang bercabangcabang dan terbuka pada sepasang spirakulum pada sisi-sisi tubuh. Larva insect air bernapas dengan insang trakea. Perkembangan insect bentuk primitif berlangsung secara langsung, yaitu hewan-hewan muda telah berupa miniature bentuk dewasa. Pada yang lebih majemuk, dalam perkembangannya, terjadi metamorphosis tak
3
4
sempurna, yaitu dengan stadium larva aktif, stadium pupa inaktif, serta stadium imago, dan stadium yang keduanya aktif. Diperkirakan jumlah spesies dalam kelas insect mencapai beberapa juta. Lebih dari setengah juta jenis dari jumlah itu telah diuraikan secara tertulis dan diterbitkan. Jumlah jenis insect lebih banyak dari jumlah jenis semua hewan lain. Insecta tersebar dalam habitat terrestrial dari ekuator sampai arktik, dari permukaan laut sampai di pegunungan tinggi yang bersalju. Ada juga insect yang dapat dikumpulkan dari udara pada beberapa ratus meter sampai beberapa ribu meter dari permukaan bumi. Banyak juga jenis-jenis yang hidup dalam air tawar, terutama pada stadium-stadium muda dan perkembangannya. Namun, hanya beberapa jenis yang hidup di dalam laut. Yang paling banyak jumlah jenisnya adalah bangsa coleptera (200.000 jenis tertulis), kemudian Lepidoptera (95.000 jenis tertulis), Hymenoptera (70.000 jenis tertulis), dan Diptera (50.000 jenis tertulis). Ciri-ciri umum Insekta : 1. Tubuh simetri bilateral, terdiri atas segmen-segmen yang saling berhubungan di bagian luar, dan memiliki tiga lapisan germinal (germ layers) sehingga merupakan hewan triploblastik. 2. Tubuh memiliki kerangka luar dan dibedakan atas kepala, dada, serta perut yang terpisah atau bergabung menjadi satu. 3. Setiap segmen tubuh memiliki sepasang alat gerak atau tidak ada. 4. Respirasi dengan menggunakan trakea. 5. Ekskresi dengan menggunakan tubulus Malpighi atau kelenjar koksal. 6. Saluran pencernaan sudah lengkap, terdiri atas mulut, usus, dan anus. 7. System peredaran darah berupa sistem peredaran darah terbuka, beredar melalui jantung – organ dan jaringan – hemocial (sinus) – ke jantung lagi. 8. Sarafnya merupakan sistem saraf tangga tali. 9. Berkelamin terpisah, fertilisasi terjadi secara internal, dan bersifat ovipar. Perkembangan individu baru terjadi secara langsung atau melalui stadium larva.
5
B. Anatomi dan Fisiologi Insekta Sistem organ yang dimiliki belalang sama seperti yang dimiliki hewan tingkat tinggi. Sistem organ tersebut terletak di dalam rongga tubuh yang terisi darah (hemocoel). Sistem organ belalang adalah sebagai berikut : 1. Sistem Otot Otot yang dimiliki belalang tergolong otot lurik, bersifat sangat lunak dan lembut, tetapi cukup kuat. Di daerah perut otot tersebut tersusun bersegmen-segmen, sedangkan di daerah kepala dan dada tidak tersusun bersegmen-segmen. Otot ini membantu gerak dari mandibula, sayap, kaki, di daerah metorak, dan ovipositor. 2. Sistem Pencernaan Saluran pencernaan pada dasarnya meliputi usus depan, usus tengah, dan usus belakang. Usus depan terdiri atas faring yang merupakan kelanjutan dari mulut dan terletak di daerah kepala yang di setiap sisinya terdapat kelenjar ludah, kemudian esophagus yang membesar membentuk tembolok dan terletak di daerah mesotorak dan metatorak. Organ selanjutnya adalah proventrikulus yang berperan sebagai organ penggiling. Usus tengah meliputi lambung yang bagian posteriornya masuk ke dalam abdomen. Pada permukaan lambung terdapat 16 kantong berbentuk kerucut yaitu gastric-ceca yang berperan menghasilkan enzim-enzim pencernaan, dan hasil sekresi ini akan diberikan ke dalam lambung. Sedangkan usus belakang tersusun atas usus yang membesar dan usus kecil yang meluas ke dalam rectum, dan anus sebagai muara akhir saluran pencernaan. Pada ujung anterior usus besar terdapat tubulus malphigi. 3. Sistem Sirkulasi Organ sistem sirkulasi berupa pembuluh tunggal yang diselubungi sinus perikardii dan terletak di tengah-tengah sepanjang tubuh dalam rongga abdomen. Pembuluh tersebut dianggap sebagai jantung belalang. Jantung ini terbagi menjadi kamar-kamar yang
6
tersusun segmental. Masing-masing kamar memiliki hubungan dengan sinus perikardii melalui sepasang ostia yang terletak di lateral jantung. Ujung anterior jantung membentuk sebuah aorta yang menuju ke daerah kepala ke dalam hemocoel di daerah kepala. Pada saat jantung berkontraksi secara bergelombang dari posterior ke anterior, ostia tertutup oleh katup, dan darah di dorong ke anterior. Selanjutnya darah keluar dari jantung menuju organ-organ yang terdapat di dalam hemocoel. Darah terdiri atas plasma dan sel-sel darah putih (leukosit). Fungsi darah hanya membawa zat-zat makanan, tidak berperan dalam respirasi.
4. Sistem Respirasi Sistem respirasi terdiri atas susunan pipa-pipa udara atau trakea yang bercabang-cabang membentuk anyaman yang membawa udara ke seluruh bagian tubuh. Trakea terdiri atas selapis sel yang berkhitin. Batang pokok trachea membentuk penebalan serupa spiral untuk mencegah rusaknya trachea dari kerusakan akibat gerakan dari bagian tubuh hewan. Batang pokok trachea tersebut berhubungan dengan lingkungan luar melalui aperthura yang berpasangan yaitu spirakel
7
atau stigmata yang tersusun segmental. Dikenal 10 pasang spirakel, 2 pasang terletak di daerah torax (pro dan metathorax) dan satu pasang pada masing-masing segmen dari delapan segmen, mulai dari segmen pertama abdomen. Setiap spirakel memiliki sebuah katup yang berperan mengurangi hilangnya air dari cairan tubuh, dan melindungi dari parasit, partikel-partikel dan air. Katup spirakel membuka sebagai respon dari tingginya kadar CO2 di dalam hemolimfe. Batang trachea yang besar bercabang-cabang menjadi cabang trachea yang semakin kecil. Pola yang dihasilkan dari rangkaian cabang trachea tersebut berbeda-beda tergantung spesiesnya. cabang trachea yang sangat tipis adalah tracheolus, dan secara umum memiliki diameter lebih kurang 0,1 𝜇𝑚. Tracheolus berhubungan langsung dengan jaringan dan berperanan mensuplai kebutuhan oksigen serta membawa CO2 hasil metabolisme tubuh. Ujung akhir tracheolus yang terletak pada otot atau organ lainnya berupa ujung buntu dan terisi cairan. Selama otot berkontraksi konsentrasi cairan tubuh di sekitar tracheolus meningkat. gambar Keadaan ini menyebabkan cairan dalam trakheolus berdifusi ke luar sehingga membawa oksigen menuju ke bagian yang memerlukan. Setelah aktivitas otot terhenti, hasil-hasil metabolic akan mengubah tekanan osmotic cairan sel, akibatnya air kembali dalam trakheolus. Pada belalang dan serangga tertentu, tracheanya meluas menjadi kantong udara berdinding tipis. Udara keluar dan masuk ke dalam system trachea akibat kontraksi dan perluasan abdomen. Pada belalang 4 pasang spirakel pertama membuka saat inspirasi dan menutup saat ekspirasi. Sedangkan 6 pasang spirakel lainnya tertutup saat inspirasi dan membuka saat ekspirasi. 5. Sistem Eksresi Proses eksresi dan osmomeregulasi serangga bergantung pada tubulus malphigi dan rektumnya. Setiap serangga memiliki 2 sampai dengan ratusan tubulus malphigi yang tipis. Tubulus malphigi
8
umumnya berwarna kuning dan memiliki otot untuk pergerakannya di dalam hemocoel. Salah satu ujung dari setiap tubulus malphigi melekat pada perbatasan antara usus tengah dan usus belakang. Sedangkan ujung lainnya tidak melekat atau jika melekat yaitu ke rectum. Tekanan darah hewan sangat rendah, mengakibatkan tubulus malphigi secara aktif mengabsorpsi ion-ion khususnya potassium (𝐾 + ) dari hemolimfe dan air yang mengandung ion-ion secara osmotic. Ion potassium tersebut berasal dari potassium karbonat di dalam hemolimfe. Di dalam air yang masuk ke dalam tubulus malphigi terlarut juga molekul –molekul termasuk juga asam urat. Cairan yang berada di dalam tubulus malphigi tersebut kemudian masuk ke dalam usus belakang bercampur dengan sisa proses pencernaan. Di dalam usus banyak ion-ion yang diserap kembali dan dikembalikan ke hemolimfe. Pada insekta yang bersifat herbivore di dalam fesesnya banyak mengandung ion (𝐾 + ). Ion tersebut berasal dari tanaman yang merupakan makanannya. Ketika feses melewati rectum maka rectal pad menyerap kembali air dan mengembalikannya ke dalam hemolimfe. Akibatnya feses sangat kering dan di dalamnya mengandung asam urat. Beberapa spesies serangga, seperti belalang gurun Schistocerca gregoria maka semua air yang masuk ke dalam tubulus malphigi akan dikembalikan lagi ke dalam hemolimfe melalui penyerapan kembali oleh rectal pad. Pada dasarnya ada kemampuan tubulus malphigi untuk mengeksresikan asam urat dan sangat sedikitnya kehilangan cairan tubuh dalam proses eksresi merupakan factor penting dalam keberhasilan serangga hidup di dalam lingkungan terrestrial.
9
6. Sistem Saraf Otak terletak di kepala bagian dorsal, terdiri atas 3 pasang ganglion yang berfusi. Ganglion-ganglion tersebut berperan mengatur mata, antenna, labrum. Otak berhubungan dengan ganglion subesofageal melalui circumesophageal connective. Ganglion subesofageal terdiri atas 3 pasang ganglion anterior dari rangkaian saraf ventral yang berfusi bersama berfungsi mengatur bagian-bagian mulut.Selanjutnya kea rah posterior berhubungan dengan sepasang ganglion besar di setiap segmen thorak. Ganglion yang terdapat di dalam segmen metatorak merupakan ganglion terbesar, dan sebenarnya merupakan gabungan dari ganglion segmen metatorak dengan ganglion segmen pertama abdomen. Di dalam abdomen tterdapat 5 pasang ganglion. Pasangan ganglion pada segmen ke dua abdomen sebenarnya merupakan gabungan dari pasangan ganglion dari segmen ke dua dan ke tiga abdomen. Sedangkan pasangan ganglion pada segmen ke tujuh merupakan gabungan dari ganglion segmen ke tujuh sampai ke sebelas abdomen. Otot saluran pencernaan, dan spirakel berhubungan dengan otak melalui system saraf simpatetik. 7. Organ-organ Indera Belalang memiliki organ penglihatan, pendengaran, peraba, perasa, dan pembau. Organ penglihatan berupa mata majemuk dan ocelli. Daya lihat mata majemuk ini sama seperti yang dimiliki udang yaitu menghasilkan bayangan mosaic. Sedangkan ocelli mungkin tidak digunakan untuk menglihat obyek, tetapi hanya organ yang peka terhadap cahaya. Organ pendengaran terletak di lateral tergit dari segmen pertama abdomen. Organ tersebut terdiri atas tympani yang di rentang di dalam cincin berkhitin yang bentuknya hampir bulat. Organ peraba berupa bentukan seperti rambut yang terletak di permukaan berbagai bagian tubuh belalang, tetapi khususnya di permukaan antenna. Organ perasa terletak di dalam bagian-bagian mulut, sedangkan antenna merupakan organ pembau.
10
8. Sistem Reproduksi Belalang betina dapat dengan mudah dibedakan dari belalang jantan karena adanya ovipositor. Hewan betina memiliki 2 ovari yang masing-masing terdiri atas sejumlah filament yang disebut tubulus ovari. Setiap filamen ovari mengandung ooginia, dan oocyt yang tersusun dalam seri linier. Selain itu juga nurse cells dan sel-sel jaringan lainnya. Kea rah posterior filament ovary makin membesar sehingga tampak tubulus itu makin melebar kea rah posterior. Pada setiap ovari ujung posterior semua filament menempel pada oviduk yang merupakan saluran pelepasan telur. Kedua oviduk kemudian bergabung membentuk vagina, selanjutnya menuju ke lubang kelamin yang
terletak
diantara
lempeng-lempeng
ovipositor.
Seminar
receptacle atau spermatheca membuka kea rah vagina. Fungsi organ tersebut adalah menerima spermatozoa selama kopulasi, dan spermatozoa tersebut akan dilepaskan kembali saat membuahi sel telur. Pada hewan jantan memiliki 2 testis, tempat spermatozoa berkembang. Selanjutnya spermatozoa akan di lepas ke dalam vas deferens.
Kedua vas
deferens
bergabung membentuk
duktus
ejakulatori yang membuka ke permukaan dorsal dari lempeng subgenital. Di ujung anterior duktus ejakulatori terdapat kelenjar asesori yang fungsinya menghasilkan cairan. Cairan itu berfungsi membantu dalam proses memindahkan spermatozoa ke hewan betina. Belalang muda yang keluar dari telur disebut nympha. Hewan ini mirip
dengan
induknya
tetapi
memiliki
kepala
yang
besar
dibandingkan badannya dan tidak memiliki sayap. Oleh karena terjadi pertumbuhan maka tubuhnya menjadi tambah besar. Akibatnya hewan akan mengalami molting beberapa kali. Sayap secara bertahap tumbuh dari tunas sayap sampai mencapai fase dewasa. Pada
dasarnya
yang
dimaksud
metamorphosis
adalah
perkembangan dari telur sampai menjadi serangga dewasa melalui tahap-tahap tertentu. Ada 2 macam metamorphosis yaitu :
11
a. Metamorfosis
sempurna
atau
metamorphosis
lengkap
(metamorphosis tipe holometabola) diawali dari telur, larva, kepompong (pupa), dan bentuk dewasa (imago). Contohnya antara lain pada kupu-kupu, kumbang, lebah. b. Metamorfosis tak sempurna atau metamorphosis sederhana (metamorphosis tipe hemimetabola), diawali dari telur, nympha, dan imago. Contohnya antara lain pada belalang kecoa, dan laron (Yusuf Kastawi, 2005) C. Klasifikasi Kelas Insekta Sub kelas / ordo 1. Sub kelas Apterygota (tidak bersayap, primitive, tidak bermetamorfosa, pada abdomen terdapat appendage sebelah ventral. Ordo : Thysanura (Thysanos = pita penunjuk halaman buku) ordo ini biasa dapat kita temukan pada buku atau tumpukan kertas yang telah lama kita biarkan. Ujung abdomen mempunyai embelan, abdomen itu sendiri terdiri dari 11 segmen, tipe alat mulut untuk mengunyah. Hewan ini dapat merusak buku atau baju-baju yang dikanji karena dapat menghasilkan enzim selulosa yang dapat mencernakan selulosa menjadi glukosa. Contoh spesies : Lepisma saccharina (kutu buku) 2. Sub kelas Pterygota Isopteran (Isos = sama, pteron = sayap) Ordo ini mempunyai dua sayap yang berbentuk dan ukurannya sama atau tidak bersayap . alat mulut untuk mengunyah. Perut dan dada bersegmen-segmen contoh yang banyak ditemukan adalah Rayap ( Reticultermis sp), hewan ini hidupnya berkelompok membentuk suatu masyarakat tersendiri. Diantaranya ada rayap betina yang kerjanya hanya bertelur saja disebut ratu, ada yang kerjanya mencari makan disebut pekerja dan sebagainya. Hewan ini biasa merusak bahan-bahan bangunan yang terbuat dari kayu yang disimpan pada tempat-tempat lembab.
12
Contoh spesies : Reticultermis flavies (rayap) 3. Neuroptera (Neuron= syaraf) Neuropteran mempunyai metamorfosa (perubahan bentuk) yang sempurna, tipe alat mulut umtuk mengunyah, terdapat 4 buah sayap yang sama seperti membran (selaput) dan biasanya sayap tersebut dengan venasi (urat sayap) yang jelas. Larvanya merupakan hewan karnivora, beberapa diantaranya dengan mulut untuk menghisap. Insang trakea biasanya ada pada larva-larva yang hidup di air. Contoh spesies : Myrmeleon frontalis (undur-undur) 4. Odonata (odous=gigi) Metamorfosa tidak sempurna, tipe alat mulut untuk mengunyah, terdapat 2 pasang sayap seperti membrane. Sayap belakang sama besar dari sayap depan. Terdapat sepasang mata majemuk yang besar, antenanya pendek. Contoh spesies : Ischnura cercula 5. Hemiptera ( Hemi = setengah ) Alat mulutnya bertipe menusuk dan mengisap, ada yang hidup di darat, dan ada yang hidup di air. Di dalam ordo ini ada yang tergolong jenis-jenis pemakan tumbuhan/ menghisap cairan tumbuhan, sebagai hama misalnya walang sangit, dan ada yang memangsa hewan lain (predator) misalnya sejenis kepk buas (Antolichus discifer). Metamorfosa bertingkat. Contoh spesies : Leptocorixa acuta ( walang sangit) 6. Coleoptera (Coleos= seludang/sarung) Ordo ini meliputi bermacam-macam kumbang dan kepik, metamorfosa sempurna. Tipe alat mulut untuk mengunyah. Merupakan hewan-hewan yang bersayap 2 pasang atau tidak bersayap. Pada hewan bersayap, sayap bagian depan yang biasanya terletak di bagian luar keras mengandung zat tanduk disebut juga elitra, sedangkan sayap bagian belakang seperti membrane yang dilipatkan kebawah elitra. Banyak jenis dari ordo ini merugikan manusia, misalnya : kumbang kelapa, kumbang
13
kecil pemakan beras, pemakan tepung dan sebagainya. Ordo ini merupakan ordo terbesar di kelasnya. Contoh spesies : Calandra oryzae (kumbang beras) 7. Diptera (dis=dua) Ordo ini mempunyai metamorfosa yang sempurna, tipe alat mulut untuk mengunyah dan mengisap atau menjilat dan mengisap membentuk alat mulut yang seperti belalang disebut probosis. Probosis
ini dapat
ditarik kedalam atau dijulurkan sesuai dengan keperluan hewan tersebut. Sesuai dengan namanya, hewan dari ordo ini mempunyai hewan dari ordo ini mempunyai 2 pasang sayap depan, sedangkan sayap belakang berubah bentuknya menjadi suatu bulatan kecil yang disebut haltere. Haltere ini digunakan sebagai alat keseimbangan dan alat untuk mengetahui keadaan angin. Contoh spesies : Musca sp (lalat), Culex sp (nyamuk) 8. Lepidoptera (Lepis = sisik) Metamorfosa sempurna, tipe alat mulut untuk menghisap, terdapat 2 pasang sayap seperti membrane yang ditutupi oleh sisik yang bertumpuk.
Jadi
kalau
sisik
tersebut
kita
buang
dengan
cara
menggosoknya maka sayapnya akan kelihatan seperti membrane. Larva dari ordo ini disebut ulat yang memiliki alat mulut mengunyah. Ke dalam Lepidoptera ini termasuk semua jenis kupu-kupu. Contoh spesies : Papilionidea sp, Pieris rapae 9. Siphonoptera (siphon = mengisap, a=tanpa/tidak, pteron = sayap) Alat mulut dari ordo ini bertipe menusuk dan mengisap, tubuhnya tidak bersayap, kepala kecil, tidak mempunyai mata majemuk. Kaki disesuaikan untuk meloncat dan umumnya merupakan ekstoparasit pada mamalia. Yang termasuk kedalam ordo ini diantaranya : kutu anjing, kutu tikus, dan kutu kucing. Kutu tikus dikenal sebagai penular penyakit pes. Contoh spesies : Xenopsylla (pinjal)
14
10. Orthoptera (orthos= lurus) Orthoptera mempunyai metamorfosa yang bertingkat, tipe alat mulut untuk menggigit atau mengunyah. Ukuran tubuhnya relative besar, umumnya dengan sayap depan yang bersifat liat dan disebut juga tegmina, sayap belakang tipis berupa selaput, pada waktu istirahat dilipat lurus di atas badan ditutupi oleh sayap depan (tegmina). Kaki belakang umumnya panjang juga kuat yang dipakai untuk meloncat (Adun Rusyana, 2011) Contoh spesies : Valanga sp (belalang padang) D. Morfologi Insekta 1. Eksosekeleton Belalang memiliki eksosekeleton yang berfungsi melindungi organ-organ dalam. Eksosekeleton berupa kutikula yang terdiri atas zat khitin dan terbagi menjadi segmen-segmen. Antara segmen yang satu dengan lainnya terdapat sutura yaitu bagian yang lunak, dan berfungsi untuk memudahkan abdomen, sayap, kaki, antenna, dan lain-lain. Setiap segmen tubuh tersusun dari potongan-potongan terpisah yang dikenal sebagai sklerit. Beberapa sklerit dari segmen khusus tidak dapat dibedakan sehingga sutura tidak berfungsi lagi. Tubuh belalang dibedakan menjadi 3 kelompok segmen yaitu kepala (caput), dada (torak), dan perut (abdomen). 2. Kepala (caput) Kepala pada dasarnya tersusun atas 6 segmen yang berfusi. Keenam segmen tersebut tidak tampak lagi pada hewan dewasa, tetapi pada saat embrio teramati. Bukti adanya keenam segmen pada saat dewasa yaitu terlihat adanya 6 apendik yang meliputi preoral, antena, interkalari, mandibula, maksila, dan labial. Eksosekeleton kepala dikenal sebagai epicranium yang terletak di sebelah belakang, merupakan daerah di antara dan di belakang mata. Ganae merupakan bagian yang terletak di kedua sisi lateral kepala
15
bagian depan. Sedangkan sklerit empat persegi panjang yang terletak di bawah epicranium depan disebut clypeus. Pada kedua sisi kepala terdapat mata majemuk berwarna hitam. Mata majemuk dilindungi oleh bagian transparan dari kutikula yaitu cornea, dimana terbagi menjadi sejumlah besar potongan berbentuk segi enam yang disebut sebagai facet. Setiap facet merupakan ujung terluar dari suatu unit yang disebut ommatidium. Adanya struktur ini akan memberikan gambaran mosaic seperti pada udang. Di antara beberapa serangga, kemungkinan belalang mampu membedakan warna. Selain mata majemuk belalang memiliki mata sederhana ocellus di daerah kepala bagian atas serta di tepi sebelah dalam mata majemuk. Mata sederhana ini terdiri atas sekelompok sel-sel penglihatan yaitu retinula dan di bagian tengahnya terdapat batang optic yaitu rhabdom. Bagian terluar mata sederhana terdapat lensa transparan yang merupakan modifikasi dari kutikula. Selain mata terdapat juga sepasang antena yang panjang. Antena belalang berbentuk benang dan tersusun atas sejumlah besar segmen. Pada antenna terdapat rambut-rambut sensori yang kemungkinan berfungsi sebagai indra pembau. 3. Bagian-bagian Mulut Labrum atau bibir terletak di sisi ventral clypeus. Di sebelah bawah labrum
terdapat
organ
yang
bentuknya
seperti
lidah
yaitu
hypopharynx. Di setiap sisinya terdapat rahang keras mandibula. Permukaan rahang ini bergigi untuk menggiling makanan. Di sebelah bawah mandibula terdapat sepasang maxilla. Setiap maxilla terdiri atas cardo (bagian basal), stipes (bagian tengah), lacinia (berbentuk kurva panjang), ligula (berjumlah dua, merupakan penutup yang dapat bergerak), dan palpus labial yang terdapat di setiap sisinya. Labrum dan labium berperanan memegang makanan di antara mandibula dan maxilla yang bergerak secara lateral untuk menggiling makanan
16
tersebut. Sedangkan Palpus maxillary da palpus labial berfungsi untuk membedakan jenis makanan karena adanya organ-organ indra. 4. Dada (thorax) Dada terdiri atas 3 segmen yaitu prothorax (anterior), mesothorax (tengah), dan metathorax (posterior). Tiap-tiap segmen tertutup oleh eksosekeleton, di bagian dorsal di sebut tergum, di sisi lateral di sebut pleura, dan di bagian ventral di sebut sternum. Pada mesothorax dan metathorax masing-masing terdapat sepasang sayap. Sayap pada segmen mesothorax merupakan sayap anterior dan di sebut tegmina atau elytra. Istilah tegmina digunakan untuk sebutan sayap anterior dari anggota ordo Orthoptera (contohnya belalang), sedangkan istilah elytra digunakan untuk sebutan sayap anterior anggota ordo Coleoptera (contohnya kumbang). Sayap pada segmen metathorax merupakan sayap posterior. Sayap sebenarnya merupakan perluasan dari kutikula yang diperkuat dengan anyaman vena dan saraf yang bercabangcabang. 5. Perut (abdomen) Jumlah segmen abdomen embrio insekta adalah 11 dan masing-masing segmen membawa sepasang appendix rudimenter. Sedangkan pada insekta fase dewasa abdomennya tidak memiliki apendik dan sejumlah segmen biasanya mereduksi. Segmen pertama abdomen belalang berfusi dengan metathorax. Hasil penggabungan ini hanya terdiri atas tergum saja dan di setiap sisi segmen ini terdapat sebuah membrane tympani berbentuk oval yang merupakan penutup sebuah kantung pendengaran. Pada segmen ke 9 dan 10, sternumnya berfusi, sedangkan tergumnya hanya sebagian saja yang berfusi. Segmen ke 11 hanya terdiri atas tergum saja dan membentuk alat genitalia. Pada hewan jantan terdiri atas lempeng subgenital, 2 lempeng podicial, dan 2 cerci. Sedangkan pada hewan betina memiliki 2 lempeng podicial, 2 cerci, dan 3 pasang lempeng yang dapat digerakkan dimana
17
membentuk ovipositor, alat untuk meletakkan telur. ( Yusuf Kastawi, 2005)
E. Habitat dan Ekologi Insekta Keberadaan serangga di dunia ini mencapai angka 800.000 spesies. Spesies tersebut dibedakan menjadi beberapa yaitu serangga spesies lebah, lalat, kupu-kupu, kumbang, capung, belalang, dan semut. Ada serangga yang hidup di dalam tanah, di permukaan tanah, atau yang bias terbang (hidup di udara).
Di dalam kehidupannya serangga dapat menjadi mangsa dan
pemangsa. Satu-satunya habitat yang tidak dapat menjadi tempat tinggal bagi serangga adalah air. Selebihnya serangga tersebar dimana-mana. Terutama di tempat rimbun dan lembab. Pepohonan menjadi tempat yang banyak ditempati serangga. (Annehira,2011) Insekta dapat hidup di berbagai habitat, yaitu di air tawar, laut, dan darat. Hewan ini merupakan satu-satunya kelompok Invertebrata yang dapat terbang. Di darat serangga hidup di pohon, semak, permukaan, maupun dalam tanah atau hidup parasit pada binatang lain. Sementara di air contohnya air tergenang, maupun air yang mengalir. Pepohonan menjadi tempat yang banyak ditempati serangga.
18
Lingkungan adalah factor utama yang mempengaruhi ekologi insekta. Faktor lainnya adalah factor dari insekta itu sendiri, dan juga factor makhluk hidup lainnya yang ada di sekitar insekta. Secara umum banyak jenis serangga yang hidupnya berkelompok. Beberapa contoh serangga itu antara lain: semut dan lebah. Berbagai koloni serangga ini membentuk sebuah daerah tertentu sebagai daerah kekuasaannya. Dari segi makanan, serangga ada yang terbagi menjadi hewan herbivora, carnivora, bahkan ada pula insekta yang tergolong omnivora. F. Peranan Insekta Berbagai jenis insekta memberikan keuntungan dan kerugian bagi manusia. Peran insekta yang menguntungkan manusia misalnya di bidang pangan dan sandang yaitu sebagai berikut. -
Penghasil madu, yaitu lebah madu Apis indica.
-
Bahan industri kain sutera, yaitu pupa kupu-kupu sutera Bombyx mori. Sementara itu, peran insekta yang merugikan manusia yaitu
sebagai berikut. -
Vektor perantara penyakit pada manusia. Misalnya nyamuk Anopheles yang merupakan vector penyakit malaria, nyamuk Aedes aegypti sebagai vector penyakit demam berdarah, lalat tsetse Glossina palpalis sebagai vector penyakit tidur, dan lalat rumah Musca domestica sebagai vector penyakit tifus.
-
Menimbulkan gangguan pada manusia. Contohnya caplak penyakit kudis Sarcoptes scabei, kutu kepala Pediculus capitis, dan kutu busuk Cymex rotundus.
-
Hama tanaman pangan dan industri. Contohnya wereng coklat Nilaparvata lugens dan kumbang tanduk Orycies rhinoceros.
-
Perusak makanan, contohnya kutu gabah Rhizoperta dominica.
-
Perusak produk berbahan baku alam. Contohnya rayap dan kutu buku Lepisma saccharina (Diah Aryulina dkk, 2007)
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Insekta merupakan salah satu anggota dari filum Arthopoda. Banyak anggota hewan kelompok ini yang sering kita temui di lingkungan sekitar kita, misalnya nyamuk, lalat, kupu-kupu, capung, semut, jangkrik, belalang, dan lebah. Anggota kelompok insekta sangat beragam, namun memiliki ciri khusus, yaitu kakinya berjumlah enam buah. Oleh karena itu, Insekta dinamakan juga Hexapoda (hexa= enam, podos= kaki). Insekta dapat hidup di berbagai habitat, yaitu di air tawar, laut, dan darat. Insekta ada yang memakan sisa organism, beberapa jenis hidup parasit dalam tubu tumbuhan, hewan, termasuk manusia. Jenis lainnya hidup secara simbiosis dengan organism lainnya. Tubuh insekta dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu kepala, dada, dan perut. B. Saran Semoga dengan adanya penulisan makalah ini, dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan pembaca.
19
20
DAFTAR PUSTAKA Aryulina, Diah dkk. 2007. Biologi. Jakarta : Esis Djarubito Brotowidjoyo, Mukayat. 2000. Zoologi Dasar. Tangerang : Scientific Press I Stronger, Tracy & L Usinger, Robert. 2000. Dasar-dasar Zoologi. Tangerang : Binarupa Aksara Kastawi, Yusuf. 2005. Zoologi Avertebrata. Malang : UM PRESS, cv Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata. Ciamis : ALFABETA, cv