Inovasi Pendidikan Di Indonesia

  • Uploaded by: Subhan Muh
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Inovasi Pendidikan Di Indonesia as PDF for free.

More details

  • Words: 2,295
  • Pages: 8
A. Konsep Perubahan dan Inovasi Pendidikan Berbicara mengenai inovasi mengingatkan kita kepada istilah invention dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu yang baru dan sebelumnya belum pernah ada. Discovery adalah penemuan sesuatu (benda yang sebelumnya telah ada). Carin (1985) menyatakan bahwa ”discovery” adalah suatu proses mental di mana individu mengasimilasi konsep dan prinsip-prinsip. Dengan kata lain, ”discovery” terjadi apabila individu terlibat dalam menggunakan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip Inovasi dapat berupa hasil dari sebuah invention atau discovery. Proses dan tahapan perubahan itu berkaitan dengan masalah pengembangan (development), penyebaran (diffusion), diseminasi (diseminatinon), perencanaan (planning), adopsi (adoption), penerapan (implementation) dan evaluasi (evaluation) (Subandiyah 1992:77). Ciri dasar pendidikan dan kurikulum antara lain sadar akan tujuan, orientasi ke hari kedepan, dan sadar akan penyesuaian. Perubahan pendidikan terjadi karena diawali oleh rasa ketidakpuasan masyarakat terhadap hasil pendidikan yang sedang berjalan atau telah berjalan. Untuk mengubah suatu pendidikan diperlukan pertimbangan atas faktor-faktor manusia (human factors), yaitu: guru, peserta didik, orang tua peserta didik, staf administrasi sekolah, pemakai lulusan, dan pihak lain yang terlibat dalam proses Pendidikan. Karena guru merupakan pelaku utama dalam berjalannya pendidikan, maka guru harus yakin, terlibat secara aktif, dan sadar akan butuhnya perubahan dalam perubahan pendidikan. Jika guru memiliki kepercayaan bahwa perubahan itu diinginkan, guru tentunya akan membuat dan melaksanakan perubahan secara baik, yang diikuti dengan perasaan dan sikap receptive, responsive dan adaptif. Selain keterlibatan guru sangat dibutuhkan secara aktif dalam proses perubahan itu, staf administrasi juga harus terlibat, saling bahu membahu dengan staf pengajar, sehingga dapat mendorong kelancaran usaha perubahan dan pembaharuan pendidikan. B. Pengertian Inovasi Pendidikan Secara etimologi, inovasi berasal dari kata Latin innovation yang berarti pembaharuan dan perubahan. Inovasi ialah suatu perubahan yang baru menuju ke arah perbaikan, yang lain atau yang berbeda dan dilakukan secara sengaja dan terencana. Istilah pembaharuan dan pembaruan memiliki persamaan dan perbedaan. Perbedaannya, kalau ada pembaharuan ada unsur kesengajaan. Persamaanya, yakni sama-sama memiliki unsur yang baru atau lain dari sebelumnya. Inovasi adalah memperkenalkan ide baru, barang baru, pelayanan baru, dan cara-cara baru yang lebih bermanfaat. Inovasi diartikan penemuan dan dimaknai sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang baik berupa discovery maupun invensi. Inovasi dapat menjadi positif maupun negative. Inovasi positif didefinisikan sebagai proses membuat perubahan terhadap sesuatu yang telah baik dengan memperkenalkan sesuatu yang baru kemudian memberikan nilai tambah bagi pengguna. Inovasi negative menyebabkan pengguna enggan untuk memakai produk tersebut karena tidak memiliki nilai tambah, merusak cita rasa dan kepercayaan pengguna hilang. Jadi, inovasi Pendidikan adalah suatu hal yang bisa dirasakan sebagai hal yang baru, baik berupa hasil inversi atau discovery. Kemudian ada pula inovasi kurikulum, yang memiliki makna suatu gagasan atau praktek kurikulum baru yang mengadopsi bagian-bagian potensial dari kurikulum tersebut untuk memecahkan suatu masalah atau untuk pencapaian tujuan tertentu.

C. Tujuan Inovasi Tujuan inovasi Pendidikan Indonesia dari tahap ke tahap : 1. Mengejar ketertinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan-kemajuan ilmu teknologi 2. Mengusahakan terselenggaranya Pendidikan sekolah maupun luar sekolah bagi warga negara Indonesia. Adapun tujuan jangka Panjang Pendidikan Indonesia adalah terwujudnya manusia yang seutuhnya. Kemudian ada berbagai tujuan utama inovasi : - Meningkatkan kualitas - Meningkatkan proses produksi - Menciptakan pasar baru - Memperluas jangkauan produk - Menyesuaikan diri dengan - Mengurangi biaya tenaga kerja undang-undang D. Siklus inovasi Siklus inovasi berlangsung secara lambat pada awalnya, pertumbuhannya relatif lambat, kemudian ketika pengguna mulai merespon produk tersebut sebagai sebuah kebutuhan maka pertumbuhannya akan meningkat. Pertumbuhan akan terus meningkat apabila disertai inkrenetori inovasi atau pengubahan produk E. Masalah-Masalah yang Menuntut Diadakan Inovasi 1. Perkembangan ilmu pengetahuan 3. Melonjaknya aspirasi masyarakat yang menghasilkan kemajuan untuk memperoleh Pendidikan teknologi dan mempengaruhi terbaik kehidupan sosial, ekonomi, politik, 4. Mutu Pendidikan yang dirasakan Pendidikan dan kebudayaan makin menurun, yang belum bangsa. mampu mengikuti perkembangan 2. Laju eksplosi penduduk yang iptek cukup pesat, dan menyebabkan 5. Kurang ada relevansi antara daya tamping, ruang, dan fasilitias program Pendidikan dan kebutuhan Pendidikan menjadi tidak seimbang masyarakat 6. Keterbatasan dana Menurut kutipan Chin dan Benne ada 3 jenis strategi inovasi yaitu : strategi pemaksaan (strategi ini cenderung memaksakan ide, kehendak, dan pemikiran tanpa memikirkan situasi yang lain), strategi empiric rasional (mengasumsikan bahwa manusia dapat menggunakan akal pikirannya secara logis sehingga mereka akan berperilaku secara rasional), dan normatif re-edukatif (strategi yang didasarkan pada pemikiran ahli Pendidikan seperti Sigmund Freud, John Dewey, dan lain-lain, mereka menekankan bahwa klien dapat memahami permasalahan pembaharuan. F. Berbagai upaya inovasi pendidikan di Indonesia 1. Proyek perintis sekolah pembangunan. Proyek ini dimaksudkan untuk mencoba bentuk sistem pembelajaran yang komprehensif dengan tujuan untuk mengembangkan sistem pendidikan dasar dan menengah. Konsep sekolah pembangunan disebarluaskan pada tahun 1974, dengan modul sebagai dasar dalam proses belajar mengajar. Beberapa prinsip dari sekolah pembangunan adalah : 1. Adanya integrasi antara sekolah dan masyarakat serta pembangunan.

2. Sekolah menghasilkan tenaga terdidik sehingga dapat merupakan tenaga kerja yang produktif. 3. Sekolah menghasilkan manusia terdidik dengan pengertian kesadaran ekologi. 4. Sekolah menyelenggarakan pendidikanyang menyenangkan, merangsang sesuai dengan tuntutan zaman untuk pendidikan watak, pengetahuan, kecerdasan, keterampilan, kemampuan berkomunikasi, dan kesadaran ekologi. 2. Kuriulum 1975. Kurikulum 1975 dilaksanakan bertahap mulai tahun pelajaran 1976 pada beberapa sekolah yang dianggap telah mampu. Kurikulul 1975 berpegang pada 5 hal, yaitu : 1. Fleksibilitas program 4. Kontinuitas 2. Efisiensi dan efektivitas 5. Pendidikan seumur hidup 3. Berorientasi pada tujuan 3. Proyek Pamong PAMONG merupakan singkatan dari pendidikan anak oleh masyarakat, orang tua, dan guru. Proyek ini diterapkan pada tingkat sekolah dasar pada daerah tertentu. Tujuan proyek pamong, adalah : 1. Membanatu anak anak yang 3. Mengurangi penggunaan tenaga tidak sepenuhnya dapat guru. mengikuti pendidikan di 4. Meningkatkan pemerataan sekolah pembelajaran dengan biaya 2. Membantu anak anak yang yang minim. tidak mau terikat oleh tempat dan waktu dalam belajar. G. Pembaharuan Sistem Pendidikan 1. Rasional Pembaruan Pola pengembangan system pendidikan tenaga kependidikan (PP SPTK) dirumuskan dari tiga dokumen yang telah dikukuhkan dengan keputusan Panteri P dan K No. 0140/U/1975 dan kerangka pengembangan pendidikan tinggi tahun 1976, yakni Repelita III di bidang kependidikan(Pendidikan dan Keguruan) dikembangkan system pendidikan tenaga kependidikan(SPTK) yang berdasar kepada kebijaksanaan dasar pengembangan pendidikan tinggi(KDPPT). Pembaruan system pendidikan meliputi pembaruan institusional, restrukturalisasi system pengajaran, sehingga lulusannya memenuhi persyaratan kualifikatif, kuantitatif, dan relevansi. 2. Tujuan dan sasaran pembaruan Pembaharuan system pendidikan tenaga kependidikan diarahkan untuk menunjang pembangunan bangsa pada khususnya dan peningkatan kualitas hidup manusia pada umumnya. Dengan demikian sasaran pendidikan tenaga kependidikan sebagai berikut :  Pengadaan tenaga kerja kependidikan dalam jumlah dan kualifikasi yang tepat  Pengembangan dan pembaharuan ilmu kependidikan  Perencanaan dan perkembangan terpadu  Majemen berbasis sekolah (School base management) a. Perubahan dan pembaharuan struktur program

Secara historis, system persekolahan di Indonesia dapat dikaji melalui tiga periodisasi waktu (zaman), yaitu zaman pemerintahan hindia belanda, pemerintahan jepang, dan pemerintahan Indonesia merdeka. Pada zaman pemerintahan hindia belanda, persekolahan diselenggarakan atas dasar kelas sosial, status, serta golongan warga negara, baik untuk pendidikan rendah, pendidikan menengah umum, maupun pendidikan menengah keguruan. Pada zaman pemerintahan jepang system persekolahan disederhanakan, yaitu dengan menghapuskan system penggolongan status, baik menurut golongan bangsa maupun struktur sosial sehinga kesempatan belajar terbuka luas bagi semua golongan penduduk Indonesia. Setelah Indonesia merdeka sampai saat ini telah terjadi perubahan kurikulum beberapa kali meliputi kurikulum untuk pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi. Sesuai dengan aspirasi bangsa yang sedang membangun maka pemerintah terus berusaha meningkatkan kualitas manusia lewat jalur pendidikan, sehingga pembaharuan pendidikan dan kurikulum selalu dilakukan. Setelah adanya perubahan dan/atau pembaharuan maka diadakan kegiatan penyebaran atau difusi hasil perubahan dan/atau pembaharuan tersebut, dengan tujuan masyarakat luas dapat memahami hasil perubahan dan/atau pembaharuan yang telah dilakukan. Namun banyak usaha perubahan dan/atau pembaharuan yang hasilnya tidak atau kurang mencapai sasaran. berikut adalah faktor – faktor penghambat difusi inovasi :  Hambatan geografis ; jarak,  Hambatan prosedur transportasi, dan iklim  Hambatan personal  Hambatan sejarah  Hambatan sosial-budaya  Hambatan ekonomi b. Tahap – tahap dalam mengadopsi inovasi pendidikan Hasil dari kegiatan inovasi akan diadopsi atau diterapkan dalam rangka pemecahan masalah yang timbul. Didalam melaksanakan inovasi kurikulum kita tidak dapat terlepas dari faktor – faktor terkait dan mempengaruhinya, ada 9 faktor yakni : harus mempersiapkannya secara  Inovasi sebagai jawaban terhadap memadai agar dapat menyelesaikan kebutuhan atau masalah pendidikan tugas dengan berhasil yang diakui secara lokal  Pelayanan pelengkap yang memadai  Hubungan antara inovasi dengan membantu guru dalam kelas selama masalahnya harus dikenali secara tahap permulaan jelas oleh administrator, guru, badan pembuat keputusan dan orang – orang  Criteria evaluasi yang memadai bagi yang terkait(orang tua peserta didik) inovasi yang diterapkan selama program dilaksanakan samapai  Inovasi merupakan suatau jawaban diperoleh kesimpulannya yang tepat terhadap masalah yang dikemukakan  Program inovasi dimulai dari skala yang dapat dijangkau atau dikelola  Sekolah setempat membuat dan  Pemimpin program yang cakap dan melakukaninventarisasi yang berarti tentang sumber dalam proyek itu yang relative tetap tidak dapat diganti selama periode penerapan  Staf sekolah harus memahami tentang rasional program inovatif dan

Salah satu acuan kita dalam mengadakan inovasi termuat dalam the Austin project, yang didalam nya berisi tahapan dalam pelaksanaan usaha inovasi, yakni :  Eksplorasi  Antisipasi  Penanganan (Management)  Penyesuaian (Adaptasi)  Kerja sama (Collaboration)  Perhitungan (Extrapolation) H. Pengambilan Keputusan Dalam Inovasi Pendidikan Inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi hasil seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil inverse (penemuan baru) atau discovery (baru titemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan. Secara garis besar hal ini dilakukan untuk mengejar ketinggalan-ketinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan-kemajuan ilmu dan teknologi dan mengusahakan diselenggarakannya pendidikan sekolah maupun luar sekolah bagi setiap warga negara. Dalam upaya pelaksanaan program organisasi dan kurikulum, inovasi dirasa penting serta memiliki peran besar dalam perkembangan keduanya. Penerimaan dan penolakan pengembangan inovasi menjadi hal yang krusial dalam aspek ini, pengambilan proses keputusan ini dapat terjadi dalam beberapa kemungkinan. Menerima, menolak, memilih salah satu diantara beberapa inovasi atau bahkan menerapkan metode lain dalam implementasi inovasi tersebut. Seluruh keputusan ini dipilih setelah melalui beberapa langkah (Ibrahim,1998), yakni : 1. Tersedianya alternatif kegiatan dan langkah yang harus diambil 2. Tersedianya konsekuensi dari berbagai pilihan 3. Menyusun prioritas setiap kemungkinan berdasar kebermanfaatannya 4. Memilih alternatif yang dirasa paling menguntungkan dan memudahkan Langkah langkah pengambilan keputusan hanya terjadi ketika terjadi kesenjangan antara inovasi dan penampilan inovasi itu sendiri. Secara garis besar pengambilan keputusan inovasi dalam suatu organisasi ada 2. Yakni, pengambilan keputusan inovatif otoriter ( dilakukan oleh kelompok kecil yang dominan) dan pengambilan keputusan inovatif kolektif (dibuat oleh seluruh anggota kelompok). Ruang lingkup keseluruhan inovasi pendidikan meliputi ; 1) Bidang peserta didik dengan segala karakteristiknya, 2) Bidang tujuan pendidikan, 3) Bidang konten kurikulum, 4) Bidang media pembelajaran, 5) Bidang metode penyampaian, 6) Bidang penilaian hasil pendidikan. Contoh contoh upaya inovasi pendidikan yang telah diterapkan di Indonesia dan kendalanya Proyek Perintis Sekolah Pembangunan, Krikulum 1975, Proyek Pamong( kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Innotech; lembaga yang didirikan oleh badan kerjasama Menterimenteri pendidikan se-Asia Tenggara), SMP Terbuka (Kegiatan belajarnya sebagian besar dislenggarakan di luar gedung sekolah dengan cara penyampaian pelajaran melalui berbagai media dan interaksi yang terbatas antara guru dan murid)

I. Kendala-Kendala Dalam Inovasi Pendidikan Dalam penerapan inovasi inovasi ini ada beberapa kendala internal dan eksternal. Seperti kurangnya koordinasi, konflik dan lemahnya motivasi, lemahnya faktor penunjang serta keadaan finansial yang tidak mumpuni. Dalam menghadapi hal ini diperlukan niat dan sikap untuk merubah, memperbaharui serta mengembangkan dan implementasi nyata dari inovasi itu sendiri. J. Penolakan (Resistance) Penolakan dapat sangat mempengaruhi keberhasilan inovasi. Penolakan disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya : 1. Tidak ada keterlibatan secara nyata pihak sekolah dalam perencanaan dan pengembangan inovasi tersebut. 2. Ketidak sesuaian inovasi dengan kebutuhan mendesak sekolah. 3. Kondisi sosial guru yang bersikap konservatif terhadap cara mengajar dan sistem pendidikan mereka. 4. Tenaga pendidik yang tidak memahami makna dari inovasi tersebut sehingga ketika proyek telah selesai inovasi akan terhenti dan tidak ada implementasi jangka panjang. K. Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan Dalam Inovasi Untuk Menghindari Penolakan 1. Guru. Guru merupakan ujung tombak dari sistem pendidikan, oleh karenanya guru harus terlibat dalam membuat inovasi pendidikan supaya mereka bisa menerima dan melaksanakan sistem yang direncanakan. 2. Siswa. Memperkenalkan inovasi pendidikan terhadap siswa sangat penting, karena siswa adalah pemegang peranan yang sangat dominan dalam proses pendidikan, sehingga diharapkan ada rasa tanggung jawab untuk mensukseskan sistem pendidikan. 3. Kurikulum. Kurikulum merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran sehingga dalam pembaharuan pendidikan hendaknya sesuai dengan perubahan kurikulum atau sebaliknya. 4. Fasilitas. Fasilitas tidak dapat diabaikan dalam proses pendidikan, oleh karena itu dalam menerapkan suatu inovasi pendidikan fasilitas perlu diperhatikan, seperti ketersediaan bangku sekolah, gedung, dan sebagainya. 5. Lingkup Sosial Masyarakat. Potret masyarakat merupakan hasil pendidikan di masa lalu. Sesuai dengan tujuan pendidikan yakni untuk mengubah masyarakat menjadi lebih baik. Oleh karenanya masyarakat harus terlibat dalam inovasi pendidikan.

Komentar Inovasi Pendidikan merupakan bagian penting dari keseluruhan pendidikan. Berbagai masalah masalah praktis yang ada harus terus diperbaiki untuk terus meningkatkan mutu, efisiensi, relevansi, kualitas, dan efektivitas pendidikan. Belum lagi dengan semakin majunya teknologi, sistem pendidikan harus bisa menghasilkan generasi yang bisa bersaing dengan tuntutan zaman. Dalam salah satu buku, mengenai inovasi pendidikan dijelaskan dengan luas namun pembahasannya cukup umum, sedangkan pada buku lain pembahasannya lebih luas dan terfokus pada penerapan dalam kurikulum, dan sebagainya, serta proses, karakteristik dan juga strategi serta hambatan dari inovasi itu sendiri. Kemudian terdapat bahasan konsep, hakikat, pengimplementasian dan kebijakan – kebijakan dari inovasi Pendidikan tersebut. Kebijakan serta tenaga pendidik juga dibahas dalam satu buku yang kami jadikan referensi. Maka dari itu keseluruhan buku yang kami jadikan referensi dapat kami simpulkan bahwa inovasi Pendidikan memiliki banyak aspek yang satu sama lain saling berkaitan dan memiliki peran penting, baik internal maupun eksternal. Untuk itu, ketika ada sebuah inovasi maka sebisa mungkin mencakup seluruh aspek dan juga didukung dan dijalankan oleh semua pihak.

Daftar Pustaka Roesminingsih, dkk. 2016. Teori dan Praktek Pendidikan. Surabaya: Bintang Surabaya Kristiawan, Muhammad, dkk. 2018. Inovasi Pendidikan. Ponorogo: Wade Group. Syafaruddin, dkk. 2012. Inovasi Pendidikan. Medan: Perdana Publishing. Musfah, Jajan. 2016. Analisis Kebijakan Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group Ikhsan, Fuad. 2005. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Related Documents


More Documents from "Nuky Dwifirly Pratiwi Arhatha"