Informasi

  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Informasi as PDF for free.

More details

  • Words: 1,300
  • Pages: 3
Usaha Budidaya Sidat (Anguilla spp.)

Posted Sun, 09/28/2008 - 10:40 Tidak seperti halnya ikan mas, ikan patin, udang windu, ikan lele dan lobster air tawar, pengembangan usaha budidaya sidat di Indonesia masih sulit dilaksanakan, apalagi penyediaan benih ikan ini betul-betul tergantung alam. Pemeliharaan benih sidat di kolam-kolam belum popular, karena ikan ini karnivor dan kanibal. Benih yang didapat dari alam ditampung dan diberi makan cacing halus. Umumnya, hasil budidaya sidat ini diekspor. Tujuan ekspor benih sidat ke luar negeri, terutama Jepang, negeri yang perikanan sidatnya sudah sangat maju tetapi sangat membutuhkan benih cukup banyak. Untuk menambah pengetahuan dan alih teknologi, berikut diterangkan budidaya sidat yang dilakukan di Jepang. •

PENYEDIAAN PAKAN Sebelum mengumpulkan benih sidat, persediaan pakan harus disiapkan terlebih dahulu. Sebelum pakan buatan ditemukan, ikan rucah digunakan sebagai pakan sidat. Pakan buatan yang tersedia adalah dalam bentuk tepung. Untuk ransum makanan, pakan buatan dicampur air dengan rasio 1 : 1. kadang-kadang, dapat juga ditambah obat-obatan dan cacahan ikan runcah. Campuran pakan ini diaduk sehingga berbentuk adonan dan segera diberikan kepada sidat sebelum menjadi keras. Kandungan protein yang dibutuhkan dalam pakan elver, sidat muda dan dewasa berturut-turut adalah 55,50 dan 45%. Sedangkan kandungan lemak dalam ransum makanan pada umumnya 3%. Ransum makanan yang diberikan sebanyak 2-6% berat total tubuh sampai ikan tumbuh menjadi 40g, kemudian ransum makan yang diberikan hanya 1-3% berat total tubuh. Peternak harus mengamati aktivitas makan sidat dengan cermat dan mengatur ransum makanan sehingga sidat dapat mengkonsumsi semua pakan dalam satu jam atau lebih baik lagi dalam waktu 30 menit. Pakan buatan haru disimpan di tempat dingin dan kering, dalam cold strorage (ruang pendingin), dan pakan yang baru harus dibeli setiap satu atau dua minggu dari pabriknya.



PENGUMPULAN BENIH SIDAT Elverdikumpulkan dari daerah muara sungai ketika mereka mulai beruaya ke arah sungai, yaitu saat akhir musim gugur sampai musim dingin di Jepang. Nelayan mengumpulkan elver dengan seser atau jarring penangkap serta menggunakan lampu untuk menarik perhatiannya. Ukuran mata jaring alat tangkap tersebut adalah 0,7-1,0 mm. Elver yang terkumpul kadang disimpan dalam kandang elver, yaitu kotak kayu yang mempunyai saringan di dasarnya. Ketika elver mencapai kepadatan tertentu, mereka dipindahkan ke bak-bak pemeliharaan. Elver harus ditangani dengan hati-hati untuk mencegah kematian karena luka-luka. Ukuran elver adalah 0,15-0,2g berat tubuh dengan panjang total 50-60 cm.



PEMELIHARAAN ELVER DAN SIDAT MUDA Peternak sidat membeli elver dari pemasok. Elver yang akan dibeli diperiksa dahulu untuk meyakinkan bahwa benih sidat tidak luka, berpenyakit, atau lemah. Terkadang, elver direndam dalm larutan obat beberapa saat, guna mencegah pertumbuhan bakteri patogen, sebelum dimasukan ke bak pemeliharaan. Elver dipelihara di dalam bak berkapasitas 30-50m² dengan kedalaman 50-70 cm. Bak-bak diletakkan di dalam ruangan. Tiga atau empat hari pertama, anak sidat ini harus aklimatisasi sesuai kondisi bak-bak tanpa pemberian pakan. Jika

suhu air akan ditingkatkan

sampai

optimum (25-28ºC

di

Jepang), harus

dilakukan

bertahapselama

aklimatisasi. Perubahan mendadak menyebabkan tekanan fisiologik. Cacing tubificid (tubifisid) merupakan makanan terbaik bagi pemeliharaan awal elver. Untuk beberapa hari, cacahan tubificiddiberikan disekeliling dinding bak, sehingga semua elver memperoleh kesempatan untuk memangsa

ransum yang tersedia. Setelah itu, area pemberian pakan dipersempit sampai pakan hanya diberikan sepanjang satu penampangdinding. Dengan cara ini, anak sidat dilatih untuk makan di tempat dan waktu yang telah ditentukan. Dalam waktu dua sampai empat minggu, ransum makanan diberikan dua kali sehari, subuh dan petang hari, pada suatu tempat berpenarangan lampu 20-40 watt. Waktu makan secara perlahan dialihkan ke siang hari. Meski sidat telah terbiasa makan siang hari, pakan tetap diberikan dua atau tiga kali sehari selama dua sampai tiga bulan. Setelah dua atau tiga minggu dari awal pemberian pakan, cacahan daging ikan dan pakan buatan mulai dicampur dengan cacing tubificid. Jumlah pakan buatan dalam pakan campuran tersebut ditingkatkan sedikit demi sedikit sampai akhirnya hanya pakan buatan yang diberikan. Beberapa peternak tetap memberikan campuran cacahan ikan dan pakan buatan sampai sidat berbobot 1g. Ketika sidat masih kecil, pasta makanan disediakan agak lunak. Setelah sidat tumbuh lebih besar, diberikan pasta agak padat. Padat penebaran elver biasanya berkisar antara 150g/m² dan 300g/m². Kelulushidupan elver sampai berat tubuh 1g adalah 80-90%. •

PEMBESARAN Setelah anak sidat dapat menerima ransum makanan yang terdiri dari pakan buatan saja, pemilahan sidat pertama kali dilakukan. Semua sidat dari dalam bak dikumpulkan melalui pipa pengeluaran ke dalam keranjang dan dipindahkan ke jaring kurung kecil di bak lain. Sidat yang besar dipisahkan, yang lebih kecil dipindahkan ke bak-bak budidaya untuk pembesaran lebih lanjut. Kemudian, pemilahan dilakukan setiap 40 hari. Pemilahan yang sering dilakukan memiliki beberapa manfaat, yaitu memungkinkan mengetahui persediaan sidat yang dibudidaya, meningkatkan efisiensi pakan dengan mengurangi kemungkinan pakan yang tersisa, memungkinkan pengamatan kondisi sidat secara cermat, dan dapat benar-benar membersihkan bak-bak budidaya. Adonan pakan buatan, kini, diberikan satu kali sehari sebanyak 1-3% berat total tubuh dalam bak budidaya. Kepadatan ideal untuk sidat berbobot 10g adalah 3 sampai 6 kg/m² dan untuk sidat besar, 9-21kg/m². Sisa bahan organic yang tertimbun di pusat bak karena pergerakan air harus dibersihkan dengan cara disedot setiap pagi dan sore. Pengelolaan air budidaya dilakukan dengan cermat sepanjang musim dingin untuk menjaga air tetap bersih dan hangat (dengan memanaskan air sampai suhu optimal), sementara pergantian air dilakukan sesedikit mungkin untuk efisiensi biaya pemanasan.



PANEN DAN PEMASARAN Setelah lima bulan dibudidaya, sidat yang tumbuh cepat telah mencapai ukuran jual. Sidat tersebut tetap dapat dipanen untuk dipasarkan. Sidat yang dipanen diletakkan di dalam keranjang plastik. Keranjang ini diletakkan di dalam bak berisi air dengan sirkulasi. Pakan tidak diberikan selama satu hari sebelum pengangkutan ke pasar. Untuk pengangkutan selama lima sampai 10 jam dapat digunakan keranjang plastik, yaitu 10 keranjang yang berisi 4-5kg sidat ditumpuk dan air dingin dipancurkan di atas tumpukan keranjang tersebut. Satu keranjang berisi 1-2kg es batu kemudian diletakkan di atas tumpukkan tersebut. Tumpukkan tadi kemudian dimuat ke atas truk dengan ditutup kain kanvas. Untuk jarak jauh, yang memerlukan waktu 20 sampai 30 jam, sidat dikemas dalam kantong plastik lapis dua berkapasitas 8 liter, diisi 1-2 liter air, 0,5-1kg es batu dan gas oksigen. Satu kantong dapt diisi 5-10kg sidat. Biasanya, dua kantong dikemas dalam satu kotak Styrofoam.

Ikan sidat, dengan nama latin Anguilla Marmorata, merupakan ikan yang hidup di danau dan air bersih. Ikan yang sekilas mirip belut ini, banyak terdapat di wilayah perairan Poso dan Manado, Sulawesi, serta di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. Ikan ini banyak dicari karena merupakan bahan makanan yang sangat diminati masyarakat di Asia Timur, khususnya Jepang, China, Korea dan Taiwan. Ikan sidat memiliki nilai ekonomi yang tinggi, karena harganya mahal. Untuk ikan dengan ukuran 15 centimeter, dijual seharga 300 hingga 400 ratus ribu rupiah per kilogram. Inilah salah satu tempat budidaya ikan sidat di tambak Pandu Karawang, Jawa Barat. Tambak seluas 330 hektar ini dikelola oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Departemen Kelautan dan Perikanan. Ikan sidat yang dibudidayakan disini diekspor ke berbagai negara, seperti Jepang, Korea, Cina, dan Taiwan. Selain ikan sidat jenis Anguilla Marmorata, ditambak ini juga dibudidayakan jenis Anguilla Reinhard yang khusus didatangkan dari Australia. Ikan ini diimpor saat berukuran 20 centimeter. Upaya pembesarannya membutuhkan waktu 4 bulan. Pertumbuhan ikan sidat tergolong lamban. Untuk membesarkan ikan ini hingga mencapai berat 50 gram, membutuhkan waktu 6 sampai 7 bulan. Namun setelah itu, ikan sidat akan tumbuh cepat. Dalam waktu 6 bulan kemudian, beratnya bisa mencapai 1 hingga 2 kilogram. Untuk membudidayakan ikan sidat ini dibutuhkan bak air dengan ukuran 3 kali 10 meter. Setelah bibit ikan ditebar, bak harus dibersihkan setiap 2 hari sekali. Sirkulasi air harus dijaga agar tetap bersih. Menurut Made Suita, kepala tambak Pandu Karawang, ikan sidat merupakan spesies baru yang sedang dikembangkan menjadi komoditi unggulan sektor perikanan. Ikan sidat biasanya diberi makan palet pasta, yang diolah sendiri oleh petani ikan. Biaya pembuatan pakan ini, sekitar 20 ribu rupiah, yang bisa dikonsumsi untuk 25 ribu ekor benih ikan. Di pasaran Internasional, ikan sidat tergolong ikan kualitas satu. Karena itu ikan ini dikembangkan menjadi komoditi perikanan unggulan. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup petani.(Helmi Azahari/Dv/Idh)

Related Documents

Informasi
August 2019 55
Informasi
July 2020 33
Informasi Perkhidmatan
June 2020 20
Teknologi Informasi
November 2019 61
Teknik Informasi
November 2019 43
Teknologi Informasi
June 2020 44